Disusun Oleh:
Kelompok 3
Hisban 22329064
Dosen Pembimbing
Bahwasanya Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "Pada suatu hari
Rasulullah keluar dari salah satu kamar beliau untuk menuju masjid. Di
1
dalam masjid, beliau mendapati dua kelompok sahabat. Kelompok
pertama adalah golongan orang yang sedang membaca Al-Quran dan
berdoa kepada Allah. Sementara itu, kelompok kedua adalah golongan
orang yang sedang sibuk mempelajari dan mengajarkan ilmu
pengetahuan. Nabi kemudian bersabda, 'Masing-masing kelompok sama-
sama berada dalam kebaikan. Terhadap yang sedang membaca Al-Quran
dan berdoa kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan doa mereka jika
Dia menghendaki, begitupun sebaliknya, doa mereka tidak akan diterima
oleh Allah jika Dia tidak berkenan mengabulkan doa tersebut. Adapun
terhadap golongan yang belajar-mengajar, mereka sedang mempelajari
ilmu dan mengajar orang yang belum tahu. Mereka lebih utama. Maka
(ketahuilah) sesungguhnya aku ini diutus untuk menjadi seorang pengajar
(guru).' Kemudian beliau ikut bergabung bersama mereka." (HR. Ad-
Darimi).
2. Kedudukan Pendidik
Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu, dan
bertugas sebagai pendidik. Dalam Islam orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan (guru) sangat luhur kedudukannya di sisi Allah, sebagaimana firman
Allah QS. Al-Mujadilah (58) ayat 11:
2
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
a. Sebagai Orangtua
Menurut Rasulullah SAW pendidik berkedudukan sebagai orangtua,
sehubung dengan ini terdapat hadits sebagai berikut:
Dalam hadis di atas dikemukakan beberapa hal penting. Hal yang berkaitan
erat dengan tema ini adalah ulama adalah pewaris para nabi. Pendidik, dalam hal
ini terutama guru, adalah orang yang berilmu pengetahuan. Dengan demikian, ia
termasuk kategori ulama. Jadi, ia adalah pewaris para nabi. Sebagai pewaris para
nabi, tentu guru tidak dapat mengharapkan banyak harta karena mereka tidak
mewariskan harta. Akan tetapi, Rasulullah tidak pernah melarang orang berilmu,
termasuk pendidik, untuk mencari harta kekayaan selama proses itu tidak
mengurangi upaya pengambilan warisan beliau yang sebenarnya, yaitu
ilmu pengetahuan.
3. Keutamaan Pendidik
a. Terbebas dari Kutukan Allah SWT
Adapun hadits yang menguatkan pernyataan ini adalah sebagai berikut:
Dalam hadis ini ditegaskan bahwa orang yang tahu (guru atau
pendidik) adalah orang yang selamat dari kutukan Allah. Ini merupakan
keutamaan yang sangat berharga. Dari hadis ini dapat dipahami bahwa
tidak semua orang yang berpredikat guru, dijamin Rasulullah selamat dari
kotukan. Guru yang beliau maksudkan adalah guru yang berilmu,
mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya dengan ikhlas untuk
mendapatkan keridhaan Allah.
5
b. Didoakan oleh Penduduk Bumi
Berkaitan dengan hal ini berikut hadits Rasulullah SAW:
6
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila
manusia telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal,
yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang
mendoakan (orangtua) nya." (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa'i, At-
Tirmidzi, dan Al-Baihaqi).
Dalam hadis di atas terdapat informasi bahwa ada tiga hal yang
selalu diberi pahala oleh Allah pada seseorang, kendatipun ia sudah
meninggal dunia. Tiga hal tersebut, yaitu (a) sedekah jariah (waf yang lama
kegunaannya), (b) ilmu yang bermanfaat, dan (c) doa yang dimohonkan
oleh anak yang shaleh untuk orangtuanya. Sehubungan dengan
pembahasan ini adalah ilmu yang bermanfaat. Artinya, ilmu yang diajarkan
oleh seseorang (alim atau guru) kepada orang lain dan tulisan (karangan)
yang dimaksudkan oleh penulis untuk dimanfaatkan orang lain. Pahala
yang berkelanjutan merupakan salah satu keutamaan yang akan diperoleh
oleh pendidik (guru).
Keutamaan ini diberikan kepada guru karena ia sudah memberikan
sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Al-Ghazali
mengemukakan bahwa Hasan Al-Bashri berkata, "Kalau sekiranya orang-
orang berilmu tidak ada, niscaya manusia akan bodoh seperti hewan.
Karena hanya dengan mengajar, para ulama dapat menaikkan orang banyak
dari tingkat kehewanan ke tingkat kemanusiaan." Selain dengan mengajar,
seorang alim atau guru juga dapat menyebarluaskan ilmu kepada orang lain
melalui aktivitas mengarang.
7
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang pendidik atau guru memiliki keutamaan yang disebabkan oleh tugas mulia
yang diembannya. Tugas yang diembannya tersebut hampir sama dengan tugas seorang
Rasul. yaitu sebagai “warasat al-anbiya” dan sebagai pengajar, sebagai pendidik (edukator),
dan sebagai pemimpin (managerial).
Oleh karena itu maka Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan
mau mengamalkannya beberapa derajat. Dan juga para malaikat, penghuni langit dan bumi
semuanya sama mendoakan kepada orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya
agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan. Akan tetapi bagi mereka yang berilmu
tetapi menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekangan api
neraka, naudhubillahi min dzaliq.
8
DAFTAR PUSTAKA