Pustaka
1
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistim Pendidikan Versi Al-Gazali, Terj.
Fathurrahman May, Syamsuddin Asyrafi, PT Alma’arif, Bandung,
1986.
2
Al-Syarqawi, Hasan Muhammad, Nahwa ‘Ilmu al-Nafs al-Islamy, al-
Haiah al-mishriyah al-Aamah li al-kitab, Iskandariyah, 1979.
3
KULIAH 2
ISLAM DAN PENDIDIKAN
4
“sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al
kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
5
”Berkumpullah kalian pada hari tertentu dan tempat tertentu, maka
merekapun berhimpun dan Rasulpun datang mengajarkan mengenai apa
yang telah diajarkan oleh Allah kepada Rasul, kemudian bersabda:
”Tidaklah ada bagi seorang perempuan yang didahului oleh meninggal
anaknya 3 orang kecuali baginya pembatas dari api neraka, Berkata salah
seorang dari perempuan wahai Rasul “dua orang”, Rasul bersabda maka
perempuan itu mengulangi dua kali, Nabipun bersabda “dua orang, dua
orang, dua orang”.
Kewajiban menuntut ilmu bagi kaum muslimin dikuatkan pula
dengan hadis mengenai tanggung jawab orang tua untuk mendidik
anaknya supaya beradab pandai membaca dan menulis, melatih agar
pandai berenang dan memanah (ketrampilan), menunjukkan bahwa Islam
sangat kuat perhatiannya terhadap pendidikan. Juga dikuatkan oleh hadis
mengenai kewajiban menuntut ilmu bagi laki-laki maupun perempuan.
Nabi menyatakan
1
Bandingkan : Jalal ad-Din –Abd ar-Rahman ibn Abi Bakr as-Sayuti, Jami’as-Sagir Ahadis al-Basyir an-Nazir, Juz I
(Bandung: Syirkah al-Ma’arif), hlm. 149.
6
“dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"
(Q.S. Al-Isra (17): 24.
“Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara
(keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal
bersama Kami beberapa tahun dari umurmu” 2(Q.S. as-Syu’ara (26): 18.
Adapun yang dimaksud dengan tarbiyah yaitu praktik
mempersiapkan dan memelihara pada pase pertama perkembangan
seorang manusia, atau seperti istilah saat ini yaitu pada pase awal anak
(Abdul Fatah Jalal, 1977:17). Sedangkan pengajaran tidak berhenti pada
tingkat zhanni, atau pengetahuan yang muncul dari semata-mata taklid,
atau pengetahuan yang muncul dari angan-angan dan nafsu atau dusta,
bahkan Alquran memasukkannya bermacam-macam pengetahuan seperti
itu ke dalam istilah ummi sebagaimana digambarkan pada surah Al-
Baqarah (2) ayat 78 (lihat ibid: 17-18).
7
1. Pendidikan Islam adalah kewajiban Islam
Islam adalah syariat Allah bagi manusia, untuk membenarkan
ibadahnya di muka bumi, dan fungsi syariah untuk mengembangkan
manusia dan membersihkannya sehingga patut menerima amanah
dan memperkuat kekhalifahan. Untuk mengembangkan dan
membersihkan itu tidak lain adalah pendidikan Islam. Allah
menegaskan dalam surah Al-Ahzab (33), 72, manusia saat
menerima amanat dari Allah dalam keadaan bodoh dan zalim.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233]
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh” (Q.S. Al-
Ahzab (33), 72).
8
merealisasikan keadilan ilahiah di seluruh masyarakat manusia, tidak
mempengaruhi dan tidak dipengaruhi, tidak menghinakan dan tidak
direndahkan.
Pendidikan Islam merupakan salah satu alternatif bagi
pengembangan kemanusian yang hakiki. Az-Zarnuji (1986:81)
menyatakan bahwa banyak penuntut ilmu pada zaman kita ini
mereka bersungguh-sungguh menuntut lmu tetapi mereka tidak
sampai kepada hakikat ilmu, manfaat dan buah ilmu terhalang. Itu
karena mereka salah jalan dan meninggalkan syarat-syaratnya.
9
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Understanding Islam does not mean only the ability to explain a
hadith, or outline the mechanics of certain rituals or recite verses the
Qur’an. Understanding Islam also means the capacity to explain and put
into practice its dynamic and vibrant concepts in contemporary society.
10
g. Pengulangan untuk menghapal, yakni mengulang dibagi
kepada beberapa hari lebih baik dari mengulangi berkali-kali,
dikuatkan oleh Al-Zarnuji (Lebih jauh lihat al-Zarnuji, 1986: 45-47)
KULIAH KE 3
11
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian
Secara bahasa kata tarbiyah ada tiga asal kata:
1. Raba – yarbu dengan arti bertambah/ zaada dan tumbuh/
namaa (lihat surah al-Rum:39).
2. Raba – yarby atas timbangan khafaa - yakhfy dengan arti
terbit/ nasyaa-a dan berkembang/ tara’ra’a.
3. Rabba – yarubbu dengan timbangan madda – yamuddu
dengan arti memperbaikinya/ ashlahahu, dan memimpin
urusannya /wa tawalla amrahu, dan melatihnya/ wa saasahu, dan
menjaganya/ wa qaama alaihi, dan memeliharanya/ wa raa’ahu.
An Nahlawi mengemukakan pendapat beberapa ahli:
Berkata Imam Al-Baidhawi di dalam tafsirnya Anwar at Tanzil wa
asraru at Ta.wil, Ar Rabbu pada asalnya berarti tarbiyah yaitu
menghantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya setahap demi
setahap. Menurut Al-Ashfahani, Ar-Rabbu dalam asalnya tarbiyah
yaitu menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap kepada batas
kesempurnaan. Ustaz Abdurrahman al-Bany mengistimbath, bahwa
tarbiyah itu terdiri dari beberapa unsur:
a. memelihara fithrah pertumbuhan dan merawatnya
b. menumbuhkan pemberian-Nya dan mempersiapkan keseluruhan
pemberian-Nya yang beragam.
c. Mengarahkan fithrah dan kemuliaan ke arah kebaikan dan
kesempurnaan yang sesuai dengannya
d. Bertahap dalam pekerjaan yakni setahap demi setahap
Dapat disimpulkan mengenai pemahaman pengertian tarbiyah sbb:
1. Pendidikan adalah perbuatan yang terarah, baginya ada maksud,
arah dan tujuan
2. Sesungguhnya pendidik yang sebenar-benarnya ialah Allah. Dia
pencipta, pencipta fithrah, pemberi segala pemberian. Dia juga
yang mensunnahkan sunnah bagi pertumbuhan, tahapan dan
12
fungsi fithrah sebagaimana Allah mensyariatkan syariat untuk
merealisasikan kesempurnaan, kebaikan dan kebahagiaan.
3. Bahwa pendidikan itu menetapkan garis-garis tahapan yang
berjalan padanya pekerjaan pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan tertib aturan yang terus menaik, berpindah beserta
pertumbuhan dari masa kemasa dan dari jenjang ke jenjang.
4. Pekerjaan pendidik menuruti dan mengikuti terhadap ciptaan Allah
dan kebaikannya sebagaimana pengikut bagi syariat Allah dan
agamanya.
Secara umum, pendidikan Islam yaitu pengaturan diri individu dan
masyarakat yang disiapkan kepada menetapi Islam dan
memperaktikkannya secara keseluruhan dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat (lihat Al-Nahlawy:20).
Menurut rumusan hasil Konperensi Pendidikan Islam Dunia ke 1 di
King Abdul ‘Aziz University Jeddah, tahun 1977, dinyatakan:
The meaning of education in it totality in the context of Islam is
inherent in the connotations of the term Tarbiyyah, Ta’lim and Ta’dib taken
together. What of this terms conveys concerning man and his society and
environment in relation to God is related to the others, and together they
represent the scope of education in Islam, both ‘formal’ and ‘nonformal’.
13
KULIAH KE 4
14
Pendidikan secara umum objeknya adalah manusia, karena
pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia menjadi manusia,
terutama manusia yang sedang dalam proses perkembangannya. Objek
materia pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan Islam,
adalah manusia. Akan tetapi objek forma pendidikan Islam berbeda
dengan pendidikan umum, karena adanya perbedaan pendekatan dan
pandangan menyangkut manusia itu sendiri.
Dja’far Siddik, mengetengahkan bahwa objek materia pendidikan
Islam adalah manusia, khususnya manusia yang sedang berkembang.
Sedangkan objek formalnya berhubungan dengan pandangan,
bagaimana mengusahakan secara sengaja dan berencana agar
perkembangan tersebut terarah kepada pencapaian tujuan hidup muslim
yang sebenarnya, yaitu beriman dan mengabdi kepada Allah dengan baik
dan benar; serta berkemampuan membangun struktur kehidupan
duniawinya sesuai dengan tuntunan syari’at Islam (1990 :31).
Dalam pengertian lain manusia yang mau dibangun oleh Islam
adalah manusia sebagai abdullah dan khalifatullah.
Seorang abdullah adalah yang selalu beriman dan mengabdi atau
beribadah kepada Allah. Alqur’an menegaskan dalam surah Az-Ztariat
(51):56,
“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk berbakti kepada-Ku”,
Sementara sebagai khalifatullah atau wakil Allah di bumi, bertugas untuk
memakmurkan bumi. Allah menegaskan dalam surah Huud(11):61,
15
16
para ahli pendidikan Islam, membandingkan berbagai praktik pendidikan
di berbagai belahan dunia, baik itu menyangkut sistem, jenjang, jalur
maupun lainnya.
Metode deskriptif mencoba menggambarkan atau memetakan
realitas pendidikan Islam yang berlangsung pada lembaga pendidikan
tertentu, misalnya pendidikan Islam yang berlangsung di rumah tangga
keluarga sakinah tingkat kabupaten, provinsi maupun tingkat nasional.
Dari hasil penelitian deskriptif itu bisa saja ditemukan model atau teori
pendidikan keluarga sehingga menjadi keluarga yang ideal yakni menjadi
juara keluarga sakinah. Atas dasar hasil temuan tersebut setiap keluarga
muslim bisa mengambil contoh untuk diterapkan pada keluarganya.
Begitupula metode deskriptif tentang pendidikan Islam yang berlangsung
pada madrasah, pesantren dan lainnya. Penggambaran atau pemetaan
tentang madrasah favorit, madrasah sukses atau madrasah gagal dapat
memberikan sumbangan bagi teori pendidikan Islam. Bagaimana pula
penggambaran atau pemetaan terhadap pesantren dengan berbagai
tipenya, ada pesantren salafi, khalafi, atau madrasah tradisional, modern
atau campuran.
Metode historis digunakan untuk membangun ilmu pendidikan Islam
didasarkan kepada kajian sejarah, misalnya mengumpulkan data tentang
proses pendidikan Islam dari zaman ke zaman. Misalnya bagaimana
pendidikan Islam berlangsung di zaman Rasul, di zaman para sahabat, di
zaman dinasti Islam Umayyah, Abbasiah, Usmaniah, dll. Untuk di
Indonesia misalnya bagaimana pendidikan sebelum Indonesia merdeka
yang berlangsung di berbagai daerah di Nusantara.
Adapun metode filosofis lebih kepada bangunan teori umum
pendidikan Islam menyangkut pandangan tentang pendidik, anak didik,
materi, sarana dan lingkungan pendidikan. Contoh siapa yang disebut
pendidik dan anak didik menurut Al-Gazali, Al-Mawardi, Az-Zarnuji dan
bagaimana hubungan antara keduanya.
Adapun metode komparasi yakni melakukan perbandingan, bisa
membandingkan berbagai temuan penelitian metode deskriptif seperti
17
membandingkan pelaksanaan pendidikan berbagai madrasah, berbagai
pesantren. Membandingkan berbagai pendapat para ahli pendidikan Islam
terhadap sesuatu isu, misalnya pendidik menurut Al-Gazali dan Al-
Mawardi, dll.
Dalam hal metode komparasi tersebut yang perlu diingat adalah
adanya kesamaan yang dibandingkan, misalnya kesamaan jenjang
pendidikan (Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, Perguruan Tinggi), sama-sama
coraknya (Negeri, Swasta, Salafi, Khalafi, STAI, IAI, UI)). Membandingkan
pendapat tokoh, tetapi yang sezaman, misalnya tokoh zaman klasik,
pembaharu, modern dan zaman kontemporer.
Dari hasil metode komparasi ini akan ditemukan berbagai hal penting
menyangkut konsep, model, bahkan teori terkait pendidikan Islam yang
lebih sempurna, karena adanya telaah perbandingan tersebut.
18
B
PI
A C
Keterangan :
PI : Pendidikan Islam
A : Akidah
B : Ibadah
C : Muamalah
Sumber Kebenaran
Allah
Wilayah Kebenaran
Ilahi (mutlak)
Saling menjelaskan
Ayat kauniah Ayat qauliah
(induktif/positif) deduktif, reflektif, normatif, motivatif, informatif,
baayan, huudan, furqaan.
Interpretasi:
19
Wilayah Kebenaran Pengetahuan
Insani (nisbi)
Khalifah
Abdullah
Rahmatan lil’alamin
Ruh
Lubb
Akal
Qalbu Nafsu
Fuad Shadr
20
Diri pribadi/Nafsi (beologis)
dhamir
Janin
Mumaiyiz
120
Suyukh
hari
21
Bayi Kanak-2 Akil Balig
Tua Mati ---------
Al-Hayah
Pisik
Pencium lemah
Pendengar sda kuat
kuat – melemah NOL
Perasa terbatas
22