Andi Abd.Muis
andiabdmuis@umpar.ac.id
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Abstract, Education is not merely a transfer of knowledge, but even more so is the transform of value. Not just scored
scientist, but also a scholar. To achieve this purpose, we have to build and develop an educational system based on
morality. Morality is a value system in Islam. That the essence of religion on how one can display the superior morality
expressed explicitly by the Prophet in his saying, "al-din husn al-khuluq " and best Moslem believer(Mu’min) of all is
the most well Character, "al-mu'minin afdlal imanan ahsanuhum khuluqan ". Prophet is the great personal and reliable
educator faithfully guarding the progress of civilization and social progress. Science education to reach civilization and
science, education was to establish the integrity of the people to keep them together, clean and dignified. The continuity of
social life is strongly associated with the character. Advanced civilized nation would collapse through moral collapse.
Keywords: Orentasi, Education, Islamic Perpective
Pendidikan tidak hanya bersifat transfer of knowledge, tetapi lebih dari itu adalah transform of value. Bukan
hanya mencetak ilmuan, tetapi juga cendekiawan. Untuk bisa mencapai maksud itu kita harus
membangun dan mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis akhlaq. Akhlaq adalah sebuah
sistem nilai dalam Islam. Bahwa hakikat beragama adalah bagaimana seseorang bisa menampilkan
akhlaq yang mulia diungkapkan secara tegas oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “al-din husn al-
khuluq” dan Mu’min yang paling utama adalah yang paling baik akhlaqnya, “afdlal al-mu‘minin imanan
ahsanuhum khuluqan”. Rasulullah adalah pribadi agung dan pendidik yang handal setia mengawal
kemajuan peradaban dan kemajuan sosial. Pendidikan keilmuan untuk mencapai peradaban dan ilmu
pengetahuan, sedang pendidikan untuk membentuk keutuhan masyarakat agar senantiasa menyatu,
bersih dan berwibawa. Kelangsungan kehidupan sosial sangat terkait dengan akhlak. Bangsa yang
berperadaban maju akan runtuh melalui keruntuhan moral.
Kata Kunci: Orientasi, Pendidikan, Perspektif Islam
102
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis
tempat yang istimewa kepada muslim yang Bagi manusia pendidikan penting sebagai
memiliki ilmu. Sebagai Sang Pemilik, ilmu Allah upaya menanamkan dan mengaktualisasikan
sangat luas, mencakup bumi dan langit. Sebagian nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui
ilmu-Nya diwahyukan melalui para rasulnya pribadi-pribadi muslim yang beriman dan
dalam bentuk ayat-ayat qauliyyah (mis.: Al Qur’an, bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajat
Hadits). Sebagian lainnya, Allah kemanusiaan sebagai khalifah di atas bumi.
menggambarkannya dalam bentuk ayat-ayat Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang
kauniyyah (mis.: kejadian alam, penyebab berilmu dan berpendidikan dilukiskan pada ayat
bencana, asal kehidupan manusia, dll). Ibn berikut. “Allah akan meninggikan orang-orang yang
Taimiyyah menyatakan bahwa ilmu itu adalah yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
bersandar pada dalil, dan yang bermanfaat darinya pengetahuan derajat (yang banyak)” (QS. Al
adalah apa yang dibawa oleh Rasul. Maka sesuatu Mujadalah 11). “Maka bertanyalah kepada orang
yang bisa kita katakan ilmu itu adalah penukilan yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu
yang benar dan penelitian yang akurat. Dengan tidak mengetahui” (QS, An-Nahl: 43).
definisi ini, Ibn Taimiyyah mengakui dua jenis “Katakanlah :”Adakah sama orang-orang yang
keilmuan; ilmu keagamaan dan keduniaan. Ilmu mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”
yang pertama mutlak harus bersandar pada apa (QS. Az-Zumar: 9).
yang dibawa oleh Rasul, sedangkan yang kedua Pentingnya pendidikan telah dicontohkan
tidak harus selalu dirujukkan pada Rasul. oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-
Sistem pendidikan Islam didasarkan pada Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-
sebuah kesadaran bahwa setiap Muslim wajib isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna
menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. luas dan mendalam. Perilaku Nabi Muhammad
Banyak nash al-Qur’an maupun hadits Nabi yang saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-
menyebutkan juga keutamaan mencari ilmu dan nilai pendidikan yang tinggi, seperti firman Allah
orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya QS. Al-Ahzab 33: 21.
motivasi seorang Muslim untuk mencari ilmu
adalah dorongan ruhiyah, bukan untuk mengejar
faktor duniawi semata. Seorang Muslim yang giat
belajar karena terdorong oleh keimanannya,
bahwa Allah Swt sangat cinta dan memuliakan
Terjemahnya:
orang-orang yang mencari ilmu dan berilmu di
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
dunia dan di akhirat. Betapa pentingnya
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
pendidikan, karena hanya dengan proses
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
pendidikanlah manusia dapat mempertahankan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
eksistensinya sebagai manusia yang mulia, melalui
3. Konsep Pendidikan Islam Menurut Al-
pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang
Qur’an
telah diberikan Allah. Apabila semua itu
Merujuk kepada informasi al-Qur’an
dilupakan dengan mengabaikan pendidikan,
pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini,
manusia akan kehilangan jatidirinya.
bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni
Konsep pendidikan Islam tidak hanya
dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik
menekankan kepada pengajaran yang berorientasi
Yang Maha Agung. Secara garis besar, konsepsi
kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebih
pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan
menekankan pada pembentukan keribadian yang
pengaruh dasar dengan pengaruh ajar. Pengaruh
utuh dan bulat. Pendidikan Islam menghendaki
pembawaan dan pengaruh pendidikan
kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai
diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang
dengan firman Allah pada surat Al- Baqarah ayat
terpadu yang berproses ke arah pembentukan
208, yang artinya :”Wahai orang-orang yang beriman,
kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
kepada pengajaran yang berorientasi kepada
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
intelektualitas penalaran, melainkan lebih
menekankan kepada pendidikan yang mengarah Amar ma’ruf nahi munkar merupakan
kepada pembentukan keribadian yang utuh dan istilah untuk kritik konstruktif, rasa cinta dan
bulat. perasaan bersaudara yang besar kepada sesama,
Konsep pendidikan islam yang mengacu bukan ditujukan untuk mencari-cari kesalahan
kepada ajaran Al-Qur’an, sangat jelas terurai dan ghibah. Ummat islam telah diistimewakan
dalam kisah Luqman. Dr. M. Sayyid Ahmad Al- dengan tugas amar ma’ruf nahi munkar ini
Musayyar menukil beberapa ayat Al-Qur’an melalui firman-Nya, “Kamu adalah umat yang
dalam Surat Luqman. Beliau mengatakan, ada terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
tiga kaedah asasi pendidikan dalam Islam kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,
menurut Al-Qur’an yang dijalankan oleh Luqman dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
kepada anaknya. Seperti diketahui, Luqman beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
diberikan keutamaan Allah berupa Hikmah, yaitu mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
ketepatan bicara, ketajaman nalar dan kemurnian adalah orang-orang yang fasik. “ (QS: 3.110).
fitrah. Dengan keistimewaannya tersebut, Sabar itu bermacam-macam. Ada sabar
Luqman ingin mengajari anaknya hikmah dan atas ketaatan hingga ketaatan itu ditunaikan, ada
membesarkannya dengan metode hikmah itu sabar atas kemaksiatan hingga kemaksiatan itu
pula. dihindari, dan ada pula sabar atas kesulitan hidup
Kaidah pendidikan yang pertama adalah hingga diterima dengan perasaan ridha dan
peletakan pondasi dasar, yaitu penanaman tenang. Seorang beriman berada di posisi antara
keesaan Allah, kelurusan aqidah, beserta syukur dan sabar. Dalam kemudahan yang
keagungan dan kesempurnaan-Nya. Kalimat diterimanya, ia pandai bersyukur. Sedang dalam
tauhid adalah fokus utama pendidikannya. Tidak setiap kesulitan yag dihadapinya, ia mesti
ada pendidikan tanpa iman. Tak ada pula akhlak, bersabar dan introspeksi diri.
interaksi sosial, dan etika tanpa iman. Apabila Kaidah ketiga adalah etika soasial.
iman lurus, maka lurus pulalah aspek Metode pendidikan Luqman menumbuhkan
kehidupannya. Mengapa? Sebab iman selalu buah adab yang luhur serta keutamaan-
diikuti oleh perasaan introspeksi diri dan takut keutamaan adiluhung. Luqman menggambarkan
terhadap Allah. Dari sinilah Luqman menegaskan hal itu untuk putranya dengan larangan
hal itu kepada puteranya dengan berkata, “Hai melakukan kemungkaran dan tak tahu terima
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) kasih, serta perintah untuk tidak terlalu cepat
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit dan tidak pula terlalu lambat dalam berjalan, dan
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan merendahkan suara. Seorang muslim perlu
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah diingatkan untuk tidak boleh menghina dan
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. 31:16). angkuh. Sebab, semua manusia berasal dari nutfah
Seorang mukmin mesti berkeyakinan bahwa tak yang hina dan akan berakhir menjadi bangkai
ada satu pun yang bias disembunyikan dari Allah. busuk. Dan ketika hidup pun, ia kesakitan jika
Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam tertusuk duri dan berkeringat jika kepanasan.
lipatan hati manusia. Dari sinilah ia akan Sebenarnya, pendidikan dapat diartikan
melakukan seluruh amal dan aktivitasnya semata secara sederhana sebagai upaya menjaga anak
untuk mencari ridha Allah tanpa sikap riya atau keturunan agar memiliki kualitas iman prima,
munafik, dan tanpa menyebut-nyebutnya amal sempurna dan akhlak paripurna. Karena
ataupun menyakiti orang lain. itu, tanpa banyak diketahui, di dalam islam,
Kaidah kedua dalam pendidikan menurut langkah awal pendidikan untuk mendapatkan
Luqman adalah pilar-pilar pendidikan. Ia kualitas keturunan yang demikian sudah
memerintahkan anaknya untuk shalat, memikul ditanamkan sejak anak bahkan belum terlahir.
tanggung jawab amar ma’ruf nahi munkar, serta Apa buktinya? Manhaj islam menggariskan
menanamkan sifat sabar. Shalat adalah cahaya bahwa sebaik-baik kriteria dalam memilih
yang menerangi kehidupan seorang muslim. Ini pasangan hidup adalah faktor agama, bukan
adalah kewajiban harian seorang muslim yang karena paras muka dan kekayaannya. Sebab,
tidak boleh ditinggalkan selama masih berakal diyakini, calon orang tua yang memiliki
baik.
pada makhluk lain, rahasia penciptaan tumbuhan, yang dititipberatkan pa aspek peningkatan
hewan, serangga, pertumbuhan manusia, kejadian intelektualitas peserta didik5.
alam dan penciptaan langit bumi. Banyak ayat- Berangkat dari pemahaman makna
ayat Al-Qur’an yang berisikan tentang kejadian- istilah yang digunakan dalam pendidikan Islam,
kejadian di sekitar kita yang menuntut bila dikembalikan kepada asalnya, maka
pemahaman dengan sains/akal manusia. Karena semuanya menyatu kepada sumber dan prinsip
itu, seorang muslim juga diwajibkan untuk yang sama, yaitu pendidikan Islam bersumber
mempelajari sains, karena sains hanyalah salah dari Allah dan didasarkan pada prinsip ajaran-
satu pembuktian kekuasaan Allah, di samping Nya. Baik al-Tarbiyah, al-Ta’lim maupun al-
ayat-ayat qauliyah. Karenanya, konsep Ta’dib merujuk kepada Allah. Tarbiyah yang
pendidikan dalam islam menurut Al-Qur’an pun merupakan bentukan dari kata rabb ( ّ ◌ ) ربatau
tidak hanya berisi materi-materi pendidikan rabbā ( ) رﺑﺎ, mengacu kepada Allah sebagai rabb
keagamaan saja. al-ālamīn. Sedangkan ta’lim yang berasal dari
4. Orientasi Pendidikan dalam Perspektif kata ‘allama, juga merujuk kepada Allah sebagai
Islam Zat Yang Maha Alim. Selanjutnya ta’dib, Allah
Ada tiga istilah yang umum digunakan ditempatkan sebagai Pendidik Yang Maha
dalam pendidikan Islam, yaitu al-Tarbiyah, al- Agung, yang kemudian mendidik Rasul dengan
Ta’līm dan al-Ta’dīb. Tarbiyah mengandung arti system pendidikan yang terbaik, hingga
memelihara, membesarkan dan mendidik yang ke menempatkan beliau pada kedudukan sebagai
dalamnya sudah termasuk makna mengajar atau contoh pendidik utama. Tugas dan wewenang
‘allama3. Berangkat dari pengertian ini maka itu dilimpahkan kepada kedua orang tua dengan
Tarbiyah didefinisikan sebagai proses bimbingan memberinya muatan nilai-nilai keagamaan.
terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) Tugas dan wewenang itu kemudian dilimpahkan
secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam lagi kepada tenaga professional, yaitu para
menghadapi kehidupan dan masa depan. pendidik6 .
Syed Naguib al-Attas merujuk makna Penjelasan di atas memberikan gambaran
pendidikan dari konsep ta’dib, yang mengacu tentang rangkaian pengertian dan ruang lingkup
kepada kata adab dan variatifnya. Berangkat dari yang mendasari konsep pendidikan Islam. Secara
pemikiran tersebut ia merumuskan definisi garis besarnya pendidikan dalam perspektif Islam
mendidik adalah membentuki manusia dalam berorientasi pada lima faktor utama, yaitu:
menempatkan posisinya yang sesuai dengan 1. Pembentukan akhlakul karimah.
susunan masayakat, bertingkah laku secara Tujuan dari pendidikan adalah akhlaqul
proporsional dan cocok dengan ilmu serta karimah. Rasulullah diutus ke dunia ini sebagai
teknologi yang dikuasainya. Selanjutnya masih penyempurna akhlak. Hal ini juga menunjukkan
menurut Naguib Al-Attas, bahwa pendidikan bahwa keberadaan para rasul sebelum beliau
Islam lebih tepat berorientasi pada ta’dib. adalah untuk mengajarkaqn akhlak7.
Sedangkan tarbiyah dalam pandangannya Rasulullah adalah pribadi agung dalam
mencakup obyek yang lebih luas, bukan saja kesempurnaan akhlak. Dalam salah satu
terbatas pada pendidikan manusia tetapi juga sabdanya disebutkan bahwa beliau dididik oleh
meliputi dunia hewan. Sedangkan ta’dib hanya Tuhan. Kemajuan manusia senantiasa dalam dua
mencakup pengertian pendidikan untuk manusia4 hal, yaitu kemajuan peradaban dan kemajuan
. Sedangkan ta’lim berkonotasi pada social. Pendidikan keilmuan untuk mencapai
pembelajaran, yaitu semacam proses transfer peradaban dan ilmu pengetahuan, sedang
ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini ta’lim pendidikan untuk membentuk keutuhan
cenderung dipahami sebagai proses bimbingan masyarakat agar senantiasa menyatu, bersih dan
berwibawa. Kelangsungan kehidupan social
3Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Islam,
Education in Islam, diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan Grafindo Persada, 2001), h. 121.
judul Konsep Pendidikan Islam, (Bandung : Mizan, 1986), h. 6Ibid.
sangat terkait dengan akhlak. Bangsa yang menjadikan mereka sebagai panutan dalam
berperadaban maju akan runtuh melalui melangkah dan beraktivitas.
keruntuhan moral8. Tepat sekali pernyataan f. Menyatukan Visi dan Misi Pendidikan.
Ahmad Syauqi dalam syairnya yang artinya: Hendaknya semua alat dan sarana
Keutuhan dan kelanggengan suatu bangsa pendidikan, komponen dan sarana lainnya,
tergantung kepada akhlak bangsa itu, jika diarahkan untuk pembentukan akhlak. Rumah,
akhlaknya jelek, maka bangsa itu sirna. sekolah dan masyarakat harus menyatukan visi
Sejarahpun mencatat, bahwa kehancuran dan misi dalam bekerjasama secara maksimal
peradaban Islam berawal dari kehancuran moral untuk mencapai tujuan tersebut.
masyarakat Islam. 2. Ikhlas beribadah kepada Allah.
Di antara sarana pendidikan akhlak Allah swt menciptakan manusia sebagai
9
adalah : khalifah di muka bumi. Salah satu tugas
a. Lingkungan sosial. kekhalifahan adalah mengenal Allah. Lanjutan
Lingkungan sosial sangat berperan dalam daripada mengenal Allah adalah beribadah
membentuk pribadi dan masyarakat. Lingkungan kepada-Nya dengan ikhlas sebagaimana dalam
yang bersih, jujur, penuh kasih, bersahabat, dan QS al-Baqarah (2): 30, dan QS al-Zāriyāt (51): 56
10
seterusnya, menjadi masyarakat yang berwibawa .
dan bersih. Lingkungan social ini juga dapat Secara fenomenologi, ibadah terjemahan
mempengaruhi pendidikan rumah tangga, praktis dari perasaan manusia kepada Tuhannya,
sekolah dan masyarakat. ketundukan dan kepasrahan. Ibadah mencakaup
b. Orientasi keilmuan. seluruh aspek kehidupan manusia. Menurut
Dalam hal ini, pendidikan akhlak dapat Ibnu Taimiyah, ibadah adalah semua apa yang
pula dikaji secara ilmiah, atau dibandingkan dicintai dan diridhai oleh Allah, yang meliputi
dengan akhlak jelek, untuk diketahui peran perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun
akhlak dalam pembinaan mayarakat dan bangsa. yang batin11.
c. Pengaruh pribadi. Menurut Yusuf Qardawi, ada beberapa
Dalam hal ini, seseorang juga sangat hal yang perlu diperhatikan sebagai sarana atau
dipengaruhi oleh pribadi yang ada di sekiarnya media dalam upaya membenuk masyarakat agar
sebagaimana halnya dengan lingkungan social, dapat mencapai tujuan ini yaitu12 1) Memahami
pribadi yang shaleh, jujur dan berakhlak mulia ibadah, bukan sekedar mengeahui. Ibadah adalah
sangat dibutuhkan kehadirannya di tengah- sesuatu yang terkait
tengah masyarakat. dengan hati dan terkait dengan pemikiran. Oleh
d. Metodologi Pengajaran sebab itu, penekanan ibadah adalah memahami
Metode merupakan sarana yang langsung dengan hati dan pemikiran. 2) Kembali kepada
maupun tak langsung dalam pembelajaran kesederhanaan masa Nabi. Dalam hal ini,
akhlak. Adanya spesialisasi materi akhlak atau Rasulullah saw mengajari para sahabat tentang
ilmu akhlak akan membantu mewujudkan ibadah secara praktis. Dalam salah satu sabdanya,
pembenukan akhlak mulia dalam masyarakat. shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat.
Dengan adanya spesialisasi semacam ini, Oleh karena itu, pengajaran syariah kepada
pelajaran akhlak semakin terarah dan mudah masyarakat tidak perlu filosofis tetapi praktis. 3)
dikembangkan. Prinsip kemudahan. Banyak hadis Nabi yang
e. Mempelajari sejarah Nabi dan para menghendaki agar sesuatu diupayakan agar
Tokoh mudah, namun bukan untuk memudah-
Hal ini dimaksudkan agar dengan mudahkan (memandang remeh).
membaca sejarah Nabi dan tokoh-tokoh Islam,
dapat menumbuhkan rasa kagum dan 10Lihat, Ibid, h. 166, lihat juga Muslih Usa ….., op.
penghormatan serta keinginan dan semangat cit, h. 11
dalam jiwa untuk mengikuti akhlak mereka, atau 11Lihat, op. cit. h. 167 – 168, lihat juga Abdul Fattah