Anda di halaman 1dari 9

ORIENTASI PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

(Orentasi Education in Islamic Perpective)

Andi Abd.Muis
andiabdmuis@umpar.ac.id
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract, Education is not merely a transfer of knowledge, but even more so is the transform of value. Not just scored
scientist, but also a scholar. To achieve this purpose, we have to build and develop an educational system based on
morality. Morality is a value system in Islam. That the essence of religion on how one can display the superior morality
expressed explicitly by the Prophet in his saying, "al-din husn al-khuluq " and best Moslem believer(Mu’min) of all is
the most well Character, "al-mu'minin afdlal imanan ahsanuhum khuluqan ". Prophet is the great personal and reliable
educator faithfully guarding the progress of civilization and social progress. Science education to reach civilization and
science, education was to establish the integrity of the people to keep them together, clean and dignified. The continuity of
social life is strongly associated with the character. Advanced civilized nation would collapse through moral collapse.
Keywords: Orentasi, Education, Islamic Perpective
Pendidikan tidak hanya bersifat transfer of knowledge, tetapi lebih dari itu adalah transform of value. Bukan
hanya mencetak ilmuan, tetapi juga cendekiawan. Untuk bisa mencapai maksud itu kita harus
membangun dan mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis akhlaq. Akhlaq adalah sebuah
sistem nilai dalam Islam. Bahwa hakikat beragama adalah bagaimana seseorang bisa menampilkan
akhlaq yang mulia diungkapkan secara tegas oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “al-din husn al-
khuluq” dan Mu’min yang paling utama adalah yang paling baik akhlaqnya, “afdlal al-mu‘minin imanan
ahsanuhum khuluqan”. Rasulullah adalah pribadi agung dan pendidik yang handal setia mengawal
kemajuan peradaban dan kemajuan sosial. Pendidikan keilmuan untuk mencapai peradaban dan ilmu
pengetahuan, sedang pendidikan untuk membentuk keutuhan masyarakat agar senantiasa menyatu,
bersih dan berwibawa. Kelangsungan kehidupan sosial sangat terkait dengan akhlak. Bangsa yang
berperadaban maju akan runtuh melalui keruntuhan moral.
Kata Kunci: Orientasi, Pendidikan, Perspektif Islam

PENDAHULUAN beretika dan estetika melalui proses transfer of


Pendidikan dalam sejarah telah values yang terkandung di dalamnya1.
merupakan kilas balik yang dapat dijadikan Apabila ditelusuri kembali tentang tujuan
rujukan penting yang mana senantiasa pendidikan secara umum, maka tujuan- tujuan
menanamkan kesadaran akan urgensi ilmu dan tersebut berbeda berdasarkan apa yang
selalu mendorong umat untuk senantiasa mencari mendasari pendidikan itu sendiri. Para tokoh
ilmu. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya etika melihat bahwa tujuan pendidikan adalah
banyak konsep Al-Qur’an dan Hadits yang membentuk masyarakat berakhlak mulia dan
menjelaskan tentang urgensi dan keutamaan berbudi luhur. Para tokoh social memandang
(hikmah) ilmu dan orang yang memiliki bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk
pengetahuan. wilayah dan komunitas yang bersih, berbudaya
Dalam kehidupan sosial kemanusiaan, dan memelihara nilai-nilai luhur dan tradisi sosial.
pendidikan bukan hanya suatu upaya yang Demikian seterusnya, orientasi pendidikan
melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud menjadi sangat beragam berdasarkan keragaman
membawa manusia menjadi sosok yang potensial sudut pandang para tokoh yang berbicara tentang
secara intelektual (intellectual oriented) melalui pendidikan.
proses transfer of knowledge yang kental. Tetapi Dalam perspektif Islam, tujuan
proses tersebut juga bermuara pada upaya pendidikan tentunya sejalan dengan tujuan
pembentukan masyarakat yang berwatak,
1Lihat Muslih Usa dan Aden Wijdan
(Penyunting), Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial,
(Cet. 1; Yogyakarta : Aditya Media, 1997), h. 9

102
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

pembentukan manusia yang sempurna, seperti terdapat ‘kurikulum pendidikan’ yang


yang dituturkan oleh Muhammad Quthub bahwa diberlakukan di dalamnya.
tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tiga Institusi pendidikan Islam yang mulai
hal, yaitu: pembentukan manusia yang bertakwa menggunakan sistem pendidikan ‘modern’ baru
sesuai dalam QS al-Hujurāt (49): 13, manusia muncul dengan berdirinya Perguruan al-Azhar
yang ikhlas beribadah, sesuai dalam QS al- oleh Daulat Bani Fatimiyyah di Kairo pada tahun
Zāriyāt (51): 56, dan manusia yang mengikuti 972 M. Pada al-Azhar, selain dilengkapi dengan
petunjuk Allah sebagaimana dalam QS al- perpustakaan dan laboratorium, mulai
Baqarah (2): 382 . diberlakukan sebuah kurikulum pengajaran. Pada
Berdasarkan latar belakang diatas maka kurikulum al-Azhar diajarkan disiplin-disiplin
penulis dapat menuliskan rumusan masalah ilmu agama dan juga disiplin-disiplin ilmu
sebagai berikut 1) Bagaimanakah Pendidikan ‘umum’ (aqliyyah). Ilmu agama yang ada dalam
dalam Sejarah Islam ? 2) Sejauh mana Urgensi kurikulum al-Azhar antara lain tafsir, hadits, fiqh,
Pendidikan dalam islam ? 3) Bagaimanakah qira’ah, teologi (kalam), sedang ilmu akal yang
Konsep Pendidikan Islam Menurut Al-Qur’an ? ada dalam kurikulum al-Azhar antara lain filsafat,
4) Bagaimanakah Orentasi Pendidikan dalam logika, kedokteran, matematika, sejarah dan
Prespetif Islam ? geografi.
PEMBAHASAN 2. Urgensi Pendidikan dalam Islam
1. Pendidikan dalam Sejarah Islam Tugas manusia yang pertama adalah
Penyelenggaraan pendidikan dalam menjadi hamba Allah yang taat, sebagaimana
lintasan sejarah Islam telah dimulai oleh firman Allah dalam QS. Adz Dzariat 51-56:
Rasulullah saw dan para Khulafa ar-Rasyidin.
Rasulullah saw telah menjadikan mengajar baca-       
tulis bagi 10 orang penduduk Madinah sebagai Terjemahnya:
syarat pembebasan bagi setiap tawanan perang ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
Badar. Pada masa itu nabi Muhammad senantiasa melainkan supaya mengabdi (ibadah) kepada-Ku.“
menanamkan kesadaran pada sahabat dan Manusia diperintah untuk beribadah
pengikutnya akan urgensi ilmu dan selalu hanya kepada Allah, karena tidak ada tuhan selain
mendorong umat untuk senantiasa mencari ilmu. Dia. “Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan
Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya bagimu selain-Nya” (Q.S. Al-A’raaf: 59).
banyak hadits yang menjelaskan tentang urgensi Dalam rangka menjalani tugasnya
dan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang tersebut, Allah telah membekali adalah dengan
memiliki pengetahuan. Khalifah Umar bin ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam firman-
Khattab, secara khusus, mengirimkan ‘petugas Nya “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-
khusus’ ke berbagai wilayah baru Islam untuk nama (benda-benda) seluruhnya…” (Al-Baqarah: 31).
menjadi guru pengajar bagi masyarakat Islam di Inilah cikal bakal ilmu pengetahuan yang
wilayah-wilayah tersebut. diajarkan kepada manusia pertama dari Sang
A-Ma’mun, salah satu khalifah Daulat Pemilik Ilmu. Selain kepada nabi Adam AS.,
Bani Abbasiyah, mendirikan Bait al-Hikmah di Allah SWT juga memberikan hikmah (kenabian,
Baghdad pada tahun 815 M, di dalamnya kesempurnaan ilmu dan ketelitian amal
terdapat ruang-ruang kajian, perpustakaan dan perbuatan) kepada para nabi dan rasulnya.
observatorium (laboratorium). Meskipun Kepada sebagian rasul pula, Allah menurunkan
demikian, Bait al-Hikmah belum dapat dikatakan kitab suci sebagai sumber ilmu pengetahuan.
sebagai sebuah institusi pendidikan yang ‘cukup Firman Allah: “Sebagaimana (Kami telah
sempurna’, karena sistem pendidikan masih menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
sekedarnya dalam majlis-majlis kajian dan belum mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
2Lihat
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
Abbas Mahjub, Ushul alFikr al-Tarbawy fi al-
Islām, (Cet. I; Ajman : Muassasah Ulum Al-Qur’an, 1987), kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. 2:151).
h. 156 Dalam beberapa ayat-Nya pula, Allah memberi
Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017 103
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

tempat yang istimewa kepada muslim yang Bagi manusia pendidikan penting sebagai
memiliki ilmu. Sebagai Sang Pemilik, ilmu Allah upaya menanamkan dan mengaktualisasikan
sangat luas, mencakup bumi dan langit. Sebagian nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui
ilmu-Nya diwahyukan melalui para rasulnya pribadi-pribadi muslim yang beriman dan
dalam bentuk ayat-ayat qauliyyah (mis.: Al Qur’an, bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajat
Hadits). Sebagian lainnya, Allah kemanusiaan sebagai khalifah di atas bumi.
menggambarkannya dalam bentuk ayat-ayat Penghargaan Allah terhadap orang-orang yang
kauniyyah (mis.: kejadian alam, penyebab berilmu dan berpendidikan dilukiskan pada ayat
bencana, asal kehidupan manusia, dll). Ibn berikut. “Allah akan meninggikan orang-orang yang
Taimiyyah menyatakan bahwa ilmu itu adalah yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
bersandar pada dalil, dan yang bermanfaat darinya pengetahuan derajat (yang banyak)” (QS. Al
adalah apa yang dibawa oleh Rasul. Maka sesuatu Mujadalah 11). “Maka bertanyalah kepada orang
yang bisa kita katakan ilmu itu adalah penukilan yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu
yang benar dan penelitian yang akurat. Dengan tidak mengetahui” (QS, An-Nahl: 43).
definisi ini, Ibn Taimiyyah mengakui dua jenis “Katakanlah :”Adakah sama orang-orang yang
keilmuan; ilmu keagamaan dan keduniaan. Ilmu mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui”
yang pertama mutlak harus bersandar pada apa (QS. Az-Zumar: 9).
yang dibawa oleh Rasul, sedangkan yang kedua Pentingnya pendidikan telah dicontohkan
tidak harus selalu dirujukkan pada Rasul. oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-
Sistem pendidikan Islam didasarkan pada Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-
sebuah kesadaran bahwa setiap Muslim wajib isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna
menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. luas dan mendalam. Perilaku Nabi Muhammad
Banyak nash al-Qur’an maupun hadits Nabi yang saw sendiri, selama hayatnya sarat dengan nilai-
menyebutkan juga keutamaan mencari ilmu dan nilai pendidikan yang tinggi, seperti firman Allah
orang-orang yang berilmu. Sesungguhnya QS. Al-Ahzab 33: 21.
motivasi seorang Muslim untuk mencari ilmu
adalah dorongan ruhiyah, bukan untuk mengejar          
faktor duniawi semata. Seorang Muslim yang giat
belajar karena terdorong oleh keimanannya,        
bahwa Allah Swt sangat cinta dan memuliakan
Terjemahnya:
orang-orang yang mencari ilmu dan berilmu di
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
dunia dan di akhirat. Betapa pentingnya
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
pendidikan, karena hanya dengan proses
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
pendidikanlah manusia dapat mempertahankan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
eksistensinya sebagai manusia yang mulia, melalui
3. Konsep Pendidikan Islam Menurut Al-
pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang
Qur’an
telah diberikan Allah. Apabila semua itu
Merujuk kepada informasi al-Qur’an
dilupakan dengan mengabaikan pendidikan,
pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini,
manusia akan kehilangan jatidirinya.
bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni
Konsep pendidikan Islam tidak hanya
dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik
menekankan kepada pengajaran yang berorientasi
Yang Maha Agung. Secara garis besar, konsepsi
kepada intelektualitas penalaran, melainkan lebih
pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan
menekankan pada pembentukan keribadian yang
pengaruh dasar dengan pengaruh ajar. Pengaruh
utuh dan bulat. Pendidikan Islam menghendaki
pembawaan dan pengaruh pendidikan
kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai
diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang
dengan firman Allah pada surat Al- Baqarah ayat
terpadu yang berproses ke arah pembentukan
208, yang artinya :”Wahai orang-orang yang beriman,
kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
kepada pengajaran yang berorientasi kepada
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
intelektualitas penalaran, melainkan lebih

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017


104
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

menekankan kepada pendidikan yang mengarah Amar ma’ruf nahi munkar merupakan
kepada pembentukan keribadian yang utuh dan istilah untuk kritik konstruktif, rasa cinta dan
bulat. perasaan bersaudara yang besar kepada sesama,
Konsep pendidikan islam yang mengacu bukan ditujukan untuk mencari-cari kesalahan
kepada ajaran Al-Qur’an, sangat jelas terurai dan ghibah. Ummat islam telah diistimewakan
dalam kisah Luqman. Dr. M. Sayyid Ahmad Al- dengan tugas amar ma’ruf nahi munkar ini
Musayyar menukil beberapa ayat Al-Qur’an melalui firman-Nya, “Kamu adalah umat yang
dalam Surat Luqman. Beliau mengatakan, ada terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
tiga kaedah asasi pendidikan dalam Islam kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,
menurut Al-Qur’an yang dijalankan oleh Luqman dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
kepada anaknya. Seperti diketahui, Luqman beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
diberikan keutamaan Allah berupa Hikmah, yaitu mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
ketepatan bicara, ketajaman nalar dan kemurnian adalah orang-orang yang fasik. “ (QS: 3.110).
fitrah. Dengan keistimewaannya tersebut, Sabar itu bermacam-macam. Ada sabar
Luqman ingin mengajari anaknya hikmah dan atas ketaatan hingga ketaatan itu ditunaikan, ada
membesarkannya dengan metode hikmah itu sabar atas kemaksiatan hingga kemaksiatan itu
pula. dihindari, dan ada pula sabar atas kesulitan hidup
Kaidah pendidikan yang pertama adalah hingga diterima dengan perasaan ridha dan
peletakan pondasi dasar, yaitu penanaman tenang. Seorang beriman berada di posisi antara
keesaan Allah, kelurusan aqidah, beserta syukur dan sabar. Dalam kemudahan yang
keagungan dan kesempurnaan-Nya. Kalimat diterimanya, ia pandai bersyukur. Sedang dalam
tauhid adalah fokus utama pendidikannya. Tidak setiap kesulitan yag dihadapinya, ia mesti
ada pendidikan tanpa iman. Tak ada pula akhlak, bersabar dan introspeksi diri.
interaksi sosial, dan etika tanpa iman. Apabila Kaidah ketiga adalah etika soasial.
iman lurus, maka lurus pulalah aspek Metode pendidikan Luqman menumbuhkan
kehidupannya. Mengapa? Sebab iman selalu buah adab yang luhur serta keutamaan-
diikuti oleh perasaan introspeksi diri dan takut keutamaan adiluhung. Luqman menggambarkan
terhadap Allah. Dari sinilah Luqman menegaskan hal itu untuk putranya dengan larangan
hal itu kepada puteranya dengan berkata, “Hai melakukan kemungkaran dan tak tahu terima
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) kasih, serta perintah untuk tidak terlalu cepat
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit dan tidak pula terlalu lambat dalam berjalan, dan
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan merendahkan suara. Seorang muslim perlu
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah diingatkan untuk tidak boleh menghina dan
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. 31:16). angkuh. Sebab, semua manusia berasal dari nutfah
Seorang mukmin mesti berkeyakinan bahwa tak yang hina dan akan berakhir menjadi bangkai
ada satu pun yang bias disembunyikan dari Allah. busuk. Dan ketika hidup pun, ia kesakitan jika
Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam tertusuk duri dan berkeringat jika kepanasan.
lipatan hati manusia. Dari sinilah ia akan Sebenarnya, pendidikan dapat diartikan
melakukan seluruh amal dan aktivitasnya semata secara sederhana sebagai upaya menjaga anak
untuk mencari ridha Allah tanpa sikap riya atau keturunan agar memiliki kualitas iman prima,
munafik, dan tanpa menyebut-nyebutnya amal sempurna dan akhlak paripurna. Karena
ataupun menyakiti orang lain. itu, tanpa banyak diketahui, di dalam islam,
Kaidah kedua dalam pendidikan menurut langkah awal pendidikan untuk mendapatkan
Luqman adalah pilar-pilar pendidikan. Ia kualitas keturunan yang demikian sudah
memerintahkan anaknya untuk shalat, memikul ditanamkan sejak anak bahkan belum terlahir.
tanggung jawab amar ma’ruf nahi munkar, serta Apa buktinya? Manhaj islam menggariskan
menanamkan sifat sabar. Shalat adalah cahaya bahwa sebaik-baik kriteria dalam memilih
yang menerangi kehidupan seorang muslim. Ini pasangan hidup adalah faktor agama, bukan
adalah kewajiban harian seorang muslim yang karena paras muka dan kekayaannya. Sebab,
tidak boleh ditinggalkan selama masih berakal diyakini, calon orang tua yang memiliki
baik.

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017 105


ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

keyakinan beragama yang baik tentu akan


melahirkan anak-anak yang juga baik.       
Orang tua bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak-anaknya. Keduanya
      
berkewajiban mendidik anak-anaknya untuk
mempertemukan potensi dasar dengan
pendidikan, sebagaimana sabda Nabi  
Muhammad saw yang menyatakan bahwa :
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya, maka kedua Terjemahnya:
orangtuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi, ”Hendaklah ada di antara kamu suatu ummat yang
Nasrani, atau Majusi” (HR. Bukhari). Kewajiban mengajak kepada kebajikan dan memerintahkan
ini juga ditegaskan dalam firman-Nya: Dan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar. Mereka
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan itulah orang-orang yang beruntung” (QS. 3: 104).
shalat dan bersabarlah kamu dalam Konsep pendidikan dalam Islam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki menawarkan suatu sistem pendidikan yang
kepadamu, Kamilah yang memberi rezki holistik dan memposisikan agama dan sains
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi sebagai suatu hal yang seharusnya saling
orang yang bertakwa”. (QS. 20: 132). Dalam ayat menguatkan satu sama lain, yang secara umum
lain, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah ditunjukkan dalam doa Rasulullah : “Ya Allah,
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan ajarilah aku apa yang membawa manfaat bagiku, serta
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya karuniakanlah padaku ilmu yang bermanfaat”. Dari
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak doa tersebut terungkap bahwa kualitas ilmu yang
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan- didambakan dalam Islam adalah kemanfaatan
Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang dari ilmu itu. Hal ini terlihat dari hadits
diperintahkan. (QS. 66: 6) Rasulullah : “Iman itu bagaikan badan yang masih
Pentingnya pendidikan tidak semata-mata polos, pakaiannya adalah taqwa, hiasannya adalah rasa
mementingkan individu, melainkan erat malu dan buahnya adalah ilmu.”
kaitannya dengan kehidupan sosial Pemisahan dan pengotakan antara agama
kemasyarakatan. Konsep belajar/pendidikan dan sains jelas akan menimbulkan kepincangan
dalam Islam berkaitan erat dengan lingkungan dalam proses pendidikan, agama jika tanpa
dan kepentingan umat. Oleh karena itu, dalam dukungan sains akan menjadi tidak mengakar
proses pendidikan senantiasa dikorelasikan pada realitas dan penalaran, sedangkan sains yang
dengan kebutuhan lingkungan, dan lingkungan tidak dilandasi oleh asas-asas agama dan akhlaq
dijadikan sebagai sumber belajar. Seorang peserta atau etika yang baik akan berkembang menjadi
didik yang diberi kesempatan untuk belajar yang liar dan menimbulkan dampak yang merusak.
berwawasan lingkungan akan Murtadha Mutahhari seorang ulama, filosof dan
menumbuhkembangkan potensi manusia sebagai ilmuwan Islam menjelaskan bahwa iman dan
pemimpin. Firman Allah (QS Al Baqarah: 30) sains merupakan karakteristik khas insani, di
menyatakan : mana manusia mempunyai kecenderungan untuk
menuju ke arah kebenaran dan wujud-wujud suci
        dan tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan
memuja sesuatu. Ini adalah kecenderungan iman
yang merupakan fitrah manusia. Tetapi di lain
   pihak manusia pun memiliki kecenderungan
untuk selalu ingin mengetahui dan memahami
Terjemahnya
semesta alam, serta memiliki kemampuan untuk
”Sesungguhnya Aku jadikan manusia sebagai
memandang masa lalu, sekarang dan masa
pemimpin (khalifah) di atas bumi”.
mendatang (yang merupakan ciri khas sains).
Al-Qur’an berkali-kali meminta manusia
Kaitan dengan pentingnya pendidikan
membaca tanda-tanda alam, menantang akal
bagi umat, Allah berfirman:
manusia untuk melihat ke-MahaKuasa-an Allah

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017


106
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

pada makhluk lain, rahasia penciptaan tumbuhan, yang dititipberatkan pa aspek peningkatan
hewan, serangga, pertumbuhan manusia, kejadian intelektualitas peserta didik5.
alam dan penciptaan langit bumi. Banyak ayat- Berangkat dari pemahaman makna
ayat Al-Qur’an yang berisikan tentang kejadian- istilah yang digunakan dalam pendidikan Islam,
kejadian di sekitar kita yang menuntut bila dikembalikan kepada asalnya, maka
pemahaman dengan sains/akal manusia. Karena semuanya menyatu kepada sumber dan prinsip
itu, seorang muslim juga diwajibkan untuk yang sama, yaitu pendidikan Islam bersumber
mempelajari sains, karena sains hanyalah salah dari Allah dan didasarkan pada prinsip ajaran-
satu pembuktian kekuasaan Allah, di samping Nya. Baik al-Tarbiyah, al-Ta’lim maupun al-
ayat-ayat qauliyah. Karenanya, konsep Ta’dib merujuk kepada Allah. Tarbiyah yang
pendidikan dalam islam menurut Al-Qur’an pun merupakan bentukan dari kata rabb ( ّ ◌‫ ) رب‬atau
tidak hanya berisi materi-materi pendidikan rabbā ( ‫) رﺑﺎ‬, mengacu kepada Allah sebagai rabb
keagamaan saja. al-ālamīn. Sedangkan ta’lim yang berasal dari
4. Orientasi Pendidikan dalam Perspektif kata ‘allama, juga merujuk kepada Allah sebagai
Islam Zat Yang Maha Alim. Selanjutnya ta’dib, Allah
Ada tiga istilah yang umum digunakan ditempatkan sebagai Pendidik Yang Maha
dalam pendidikan Islam, yaitu al-Tarbiyah, al- Agung, yang kemudian mendidik Rasul dengan
Ta’līm dan al-Ta’dīb. Tarbiyah mengandung arti system pendidikan yang terbaik, hingga
memelihara, membesarkan dan mendidik yang ke menempatkan beliau pada kedudukan sebagai
dalamnya sudah termasuk makna mengajar atau contoh pendidik utama. Tugas dan wewenang
‘allama3. Berangkat dari pengertian ini maka itu dilimpahkan kepada kedua orang tua dengan
Tarbiyah didefinisikan sebagai proses bimbingan memberinya muatan nilai-nilai keagamaan.
terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) Tugas dan wewenang itu kemudian dilimpahkan
secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam lagi kepada tenaga professional, yaitu para
menghadapi kehidupan dan masa depan. pendidik6 .
Syed Naguib al-Attas merujuk makna Penjelasan di atas memberikan gambaran
pendidikan dari konsep ta’dib, yang mengacu tentang rangkaian pengertian dan ruang lingkup
kepada kata adab dan variatifnya. Berangkat dari yang mendasari konsep pendidikan Islam. Secara
pemikiran tersebut ia merumuskan definisi garis besarnya pendidikan dalam perspektif Islam
mendidik adalah membentuki manusia dalam berorientasi pada lima faktor utama, yaitu:
menempatkan posisinya yang sesuai dengan 1. Pembentukan akhlakul karimah.
susunan masayakat, bertingkah laku secara Tujuan dari pendidikan adalah akhlaqul
proporsional dan cocok dengan ilmu serta karimah. Rasulullah diutus ke dunia ini sebagai
teknologi yang dikuasainya. Selanjutnya masih penyempurna akhlak. Hal ini juga menunjukkan
menurut Naguib Al-Attas, bahwa pendidikan bahwa keberadaan para rasul sebelum beliau
Islam lebih tepat berorientasi pada ta’dib. adalah untuk mengajarkaqn akhlak7.
Sedangkan tarbiyah dalam pandangannya Rasulullah adalah pribadi agung dalam
mencakup obyek yang lebih luas, bukan saja kesempurnaan akhlak. Dalam salah satu
terbatas pada pendidikan manusia tetapi juga sabdanya disebutkan bahwa beliau dididik oleh
meliputi dunia hewan. Sedangkan ta’dib hanya Tuhan. Kemajuan manusia senantiasa dalam dua
mencakup pengertian pendidikan untuk manusia4 hal, yaitu kemajuan peradaban dan kemajuan
. Sedangkan ta’lim berkonotasi pada social. Pendidikan keilmuan untuk mencapai
pembelajaran, yaitu semacam proses transfer peradaban dan ilmu pengetahuan, sedang
ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini ta’lim pendidikan untuk membentuk keutuhan
cenderung dipahami sebagai proses bimbingan masyarakat agar senantiasa menyatu, bersih dan
berwibawa. Kelangsungan kehidupan social
3Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Islam,

(Cet. I; Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), h. 109


4Muhammad Naguib Al-Attas, The concept of 5Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Cet. I; Jakarta : Raja

Education in Islam, diterjemahkan oleh Haidar Baqir dengan Grafindo Persada, 2001), h. 121.
judul Konsep Pendidikan Islam, (Bandung : Mizan, 1986), h. 6Ibid.

110 7Lihat Abbas Mahjub, op. cit, h. 159.

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017 107


ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

sangat terkait dengan akhlak. Bangsa yang menjadikan mereka sebagai panutan dalam
berperadaban maju akan runtuh melalui melangkah dan beraktivitas.
keruntuhan moral8. Tepat sekali pernyataan f. Menyatukan Visi dan Misi Pendidikan.
Ahmad Syauqi dalam syairnya yang artinya: Hendaknya semua alat dan sarana
Keutuhan dan kelanggengan suatu bangsa pendidikan, komponen dan sarana lainnya,
tergantung kepada akhlak bangsa itu, jika diarahkan untuk pembentukan akhlak. Rumah,
akhlaknya jelek, maka bangsa itu sirna. sekolah dan masyarakat harus menyatukan visi
Sejarahpun mencatat, bahwa kehancuran dan misi dalam bekerjasama secara maksimal
peradaban Islam berawal dari kehancuran moral untuk mencapai tujuan tersebut.
masyarakat Islam. 2. Ikhlas beribadah kepada Allah.
Di antara sarana pendidikan akhlak Allah swt menciptakan manusia sebagai
9
adalah : khalifah di muka bumi. Salah satu tugas
a. Lingkungan sosial. kekhalifahan adalah mengenal Allah. Lanjutan
Lingkungan sosial sangat berperan dalam daripada mengenal Allah adalah beribadah
membentuk pribadi dan masyarakat. Lingkungan kepada-Nya dengan ikhlas sebagaimana dalam
yang bersih, jujur, penuh kasih, bersahabat, dan QS al-Baqarah (2): 30, dan QS al-Zāriyāt (51): 56
10
seterusnya, menjadi masyarakat yang berwibawa .
dan bersih. Lingkungan social ini juga dapat Secara fenomenologi, ibadah terjemahan
mempengaruhi pendidikan rumah tangga, praktis dari perasaan manusia kepada Tuhannya,
sekolah dan masyarakat. ketundukan dan kepasrahan. Ibadah mencakaup
b. Orientasi keilmuan. seluruh aspek kehidupan manusia. Menurut
Dalam hal ini, pendidikan akhlak dapat Ibnu Taimiyah, ibadah adalah semua apa yang
pula dikaji secara ilmiah, atau dibandingkan dicintai dan diridhai oleh Allah, yang meliputi
dengan akhlak jelek, untuk diketahui peran perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun
akhlak dalam pembinaan mayarakat dan bangsa. yang batin11.
c. Pengaruh pribadi. Menurut Yusuf Qardawi, ada beberapa
Dalam hal ini, seseorang juga sangat hal yang perlu diperhatikan sebagai sarana atau
dipengaruhi oleh pribadi yang ada di sekiarnya media dalam upaya membenuk masyarakat agar
sebagaimana halnya dengan lingkungan social, dapat mencapai tujuan ini yaitu12 1) Memahami
pribadi yang shaleh, jujur dan berakhlak mulia ibadah, bukan sekedar mengeahui. Ibadah adalah
sangat dibutuhkan kehadirannya di tengah- sesuatu yang terkait
tengah masyarakat. dengan hati dan terkait dengan pemikiran. Oleh
d. Metodologi Pengajaran sebab itu, penekanan ibadah adalah memahami
Metode merupakan sarana yang langsung dengan hati dan pemikiran. 2) Kembali kepada
maupun tak langsung dalam pembelajaran kesederhanaan masa Nabi. Dalam hal ini,
akhlak. Adanya spesialisasi materi akhlak atau Rasulullah saw mengajari para sahabat tentang
ilmu akhlak akan membantu mewujudkan ibadah secara praktis. Dalam salah satu sabdanya,
pembenukan akhlak mulia dalam masyarakat. shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat.
Dengan adanya spesialisasi semacam ini, Oleh karena itu, pengajaran syariah kepada
pelajaran akhlak semakin terarah dan mudah masyarakat tidak perlu filosofis tetapi praktis. 3)
dikembangkan. Prinsip kemudahan. Banyak hadis Nabi yang
e. Mempelajari sejarah Nabi dan para menghendaki agar sesuatu diupayakan agar
Tokoh mudah, namun bukan untuk memudah-
Hal ini dimaksudkan agar dengan mudahkan (memandang remeh).
membaca sejarah Nabi dan tokoh-tokoh Islam,
dapat menumbuhkan rasa kagum dan 10Lihat, Ibid, h. 166, lihat juga Muslih Usa ….., op.
penghormatan serta keinginan dan semangat cit, h. 11
dalam jiwa untuk mengikuti akhlak mereka, atau 11Lihat, op. cit. h. 167 – 168, lihat juga Abdul Fattah

Jalal, Min al-Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam, diterjemahkan


oleh Herry Noer Ali dengan judul : Azas-Azas Pendidikan
8Lihat Ibid, h. 161 Islam, (Cet. I; Bandung: Diponegoro, 1988), h. 138.
9Lihat Ibid, h. 164 12Lihat, Abbas Mahjub, op. cit. h. 170 – 171.

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017


108
ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

Mempermudahlah dan jangan mempersulit Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah


(yassiruu wa laa tu’assiruu ), demikian kata Nabi. menyukai orang-orang yang mengerjakan sesuatu
4) Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa secara professional. Dengan adanya pekerja yang
fanatisme mazhab. Mengikuti dalil dan hukum professional, Islam sangat menghargai hasil
yang lebih kuat dan menenteramkan hati sesuai pekerjaan. Rasulullah SAW menekankan agar
dengan ajaran- ajaran pokok dalam Islam. seseorang diberi upahnya sebelum kering
3. Menyebarkan Ilmu Pengetahuan dan keringatnya. Demikian juga, seseorang harus
Kebudayaan. menetapkan jenis pekerjaan dan upahnya
Sejak awal, Islam telah menjadikan salah sebelum dikerjakan15 .
satu tujuan dasar pendidikannya adalah 5. Mendidik mental yang bertanggung
menyebarkan ilmu pengetahuan. Para sahabat jawab dan bermusyawarah.
Nabi telah banyak keluar dari wilayah Mekkah Salah satu kewajiban pendidikan Islam
dan Madinah sebagai duta ilmu. Mereka adalah mempersiapkan pribadi yang akan
berprofesi sebagai guru. Karena itu, perintah menjadi pemimpin dalam mengurusi persoalan
kewajiban menuntut ilmu, juga ada kewajiban umat, atau menjadi wakil masyarakat dalam
mengajarkan ilmu itu. pemerintahan/parlemen. Rasulullah saw telah
Salah satu bentuk perhatian Islam dalam memberi contoh ketika beliau bermusyawarah
aspek ini adalah adanya bagian zakat yang dapat dalam mengambil keputusan ketika terjadi perang
diberikan kepada penuntut ilmu (pengajar dan Uhud. Bahkan dalam banyak kesempatan, beliau
pelajar). Pada satu sisi, zakat itu tidak boleh mendidik para sahabat agar senantiasa
diberikan kepada orang yang hanya mau bermusyawarah dan penuh tanggung jawab
beribadah saja, tanpa mau berusaha13. melalui contoh praktis pada pribadi beliau
4. Bekerja dan kreatif sendiri16.
Salah satu tujuan pokok pendidikan Islam Demikianlah beberapa orientasi
adalah mendorong terciptanya budaya kerja dan pendidikan dalam pandangan Islam, yang
kreatifitas. Bekerja adalah salah satu ibadah yang tentunya ada beberapa pandangan dan
bernilai tinggi. Nabi Daud as senantiasa makan pemikiran mengenai hal ini, namun menurut
dari hasil kebunnya sendiri, Nabi Zakaria adalah hemat penulis, pandangan dan pemikiran
pedagang, dan Rasulullah SAW mengerjakan tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang
sendiri segala kebutuhannya, seperti memeras telah dipaparkan di atas.
susu kambing, menjahit sandal dan sebagainya. PENUTUP
Islam mendorong budaya kerja dan Penyelenggaraan pendidikan dalam lintasan
memerangi pengangguran. Seorang yang bekerja sejarah Islam telah dimulai oleh Rasulullah saw
jauh lebih baik daripada ahli ibadah yang menanti dan para Khulafa ar-Rasyidin
uluran tangan orang lain. Umar bin Khattab Urgensi pendidikan dalam perspektif Islam
pernah mengatakan, janganlah kalian hanya tidak boleh terlepas dari konsep Al-Qur’an dan
duduk berdo’a, karena langit tak pernah As-Sunnah.
menurunkan emas dan perak. Suatu ketika Orientasi pendidikan dalam perspektif Islam
Rasulullah saw melihat seorang abid (orang yang tidak boleh dipisahkan dari tujuan
hanya beribadah terus-menerus), kemudian puncak Agama Islam itu sendiri dalam
beliau menanyakan tentang siapa yang hubungannya dengan penciptaan manusia di
menanggung biaya hidupnya, lalu dikatakan dunia ini, yaitu tugas kekhalifahan.
bahwa yang menanggung adalah saudaranya. Orientasi pendidikan dalam perspektif Islam
Beliau lalu mengatakan , saudaranya itu lebih abid bersifat universal dan langgeng. Sebagaimana
dari pada dia14. ajaran Islam yang tidak mengenal batas dan
Aspek praktis dari tujuan pendidikan wilayah, ia meliputi segala aspek kehidupan
Islam dalam hubungannya dengan budaya kerja manusia yang senantiasa eksis pada setiap tempat
adalah profesionalisme dan kejujuran. dan waktu.

13Lihat, Ibid, h. 173. 15Ibid.


14Lihat, Ibid, h. 174 - 175. 16Lihat, Ibid, h. 176 - 177

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017 109


ISSN 2089-9343 Andi Abd. Muis

Tujuan akhir dari pendidikan dalam


perspektif Islam adalah membangun
kemaslahatan hidup bagi manusia, di dunia dan
akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Kar³m
Al-Attas, Muhammad Naquib, The Concept of
Education in Islam, diterjemahkan oleh
Haidar Baqir dengan judul Konsep
Pendidikan Islam, Bandung: Mizan, 1986
Jalal, Abdul Fattah, Min al-Us ūl al-Tarbawiyah fi
al-Islām, diterjemahkan dengan judul:
Azas-Azas Pendidikan Islam, Cet. I;
Bandung: Diponegoro, 1988
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001
Mahjub, Abbas, Us ūl al-Fikri al Tarbawiy fī al-
Islām, Cet. I; Ajman: Muassasah Ulūm
al-Qur’ān, 1987
Tafsir, Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Islam,
Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995
Usa, Muslih dan Aden Wijdan (Penyunting),
Pendidikan Islam dalam Peradaban Indust-
rial, Cet. I; Yogyakarta: Aditya Media,
1997

Jurnal Al-Ibrah, Volume VI Nomor 01 Maret 2017


110

Anda mungkin juga menyukai