Anda di halaman 1dari 14

MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“Sejarah Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu :

Rosita Mubadillah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ria Novita Sari (201210371)

Rifqi Fadhilah Aulia (201210373)

Rofi’ul Fajaroh (201210394)

Roni Sahrul Mustofa (201210396)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap
manusia, karena pendidikan merupakan kunci dari kemajuan suatu bangsa.1
Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar
mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kea rah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya.2 Pendidikan Islam pada dasarnya adalah
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun
rohani.3
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama
Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan secara terencana dan sistematis oleh
orang dewasa dalam rangka membentuk dan menumbuh kembangkan potensi
serta kepribadian peserta didik sesuai ajaran Islam menuju terbentuknya manusia
yang paripurna atau insanul kamil.4
Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam pernah mengalami masa kejayaan.
Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan
Islam berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga
pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-
universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga
pendidikan sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan
pola budaya umat Islam. Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui
lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai
macam aspek budaya umat Islam.
Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban terhadap
tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam
telah berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi
puncak budaya umat manusia pada masa itu.

1
Hasan Baharun, “Total Moral Quality: A New Approach for Character Education in Pesantren,”
Ulumuna 21, no. 1 (2017): 57–80
2
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, (1996), 32
3
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, (2004), 153
4
Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik (Konsep, Prinsip, Model, Pendekatan
Dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum PAI, (Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2017

i
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan lembaga pendidikan Islam ?
b. Apa saja faktor-faktor penyebab kemajuan pendidikan Islam ?
c. Siapa saja tokoh pemikir Islam pada masa kejayaan ?

ii
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana
pendidikan Islam berkembang pesat yang ditandai menggunakan
berkembangnya lembaga pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-
sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat
kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan sangat dominan
pengaruhnya dalam membuat pola kehidupan serta pola budaya umat
Islam. Aneka macam ilmu pengetahuan yang berkembang melalui
lembaga pendidikan itu membuat pembentukan serta pengembangan
berbagai macam aspek budaya umat Islam.
Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban
terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam.
Kebudayaan Islam telah berkembang cepat sehingga mengungguli dan
bahkan menjadi puncak budaya umat manusia di masa itu.
Lembaga Pendidikan Islam yang ada sebelum lahirnya Madrasah
pada umumnya terbagi berdasarkan muatan kurikulum yang diajarkan di
dalamnya. Kurikulum yang diajarkan meliputi pengetahuan umum dan
pengetahuan agama.5 Adapun beberapa forum pendidikan formal yg
terdapat sebelum kebangkitan Madrasah ialah menjadi berikut:
a. Rumah

Rasulullah Saw mendapatkan wahyu yang pertama dengan


sebuah kata perintah“Iqra’” yang artinya ialah bacalah, dan secara
tersirat itu artinya sebuah perintah buat belajar, mengkaji dan
memahami. Atas dasar wahyu tadi Rasulullah menyampaikannya
melalui pendekatan personal individual yang kemudian
berkembang keranah keluarga. Wahyu tersebut disampaikan
Rasulullah pada para sahabat di rumah Arqam bin Abi Arqam di
bentuk halaqah dan rumah Arqam ini dapat dikatakan menjadi

5
Niswatin, K. (2020). Lembaga Pendidikan Islam di era awal. Jurnal Pendidikan Islam, 2

1
lembaga pendidikan pertama pada Islam. Kedua, selain menjadikan
tempat tinggal Arqam menjadi wilayah menyampaikan syiar Islam,
Rasulullah juga memberikan pedagogik pada tempat tinggal
beliau pada Mekkah. Sampai banyak pengikut-pengikut beliau
yang berbondong-bondong kerumah Rasul tanpa henti.6
b. Kuttab

Kuttab terdiri dari dua bentuk. yang pertama adalah Kuttab


yang berfungsi menjadi tempat pendidikan yg memfokuskan pada
membaca serta menulis. Kedua, Kuttab yang berfungsi menjadi
tempat pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar keagamaan.
Seseorang penduduk Mekkah yang pertama kali belajar menulis
huruf Arab ialah Sofyan bin Umayyah bin Abdul Syams serta Abu
Qais bin Abdul Manaf bin Zuhroh bin Kilab. Keduanya belajar dari
Basyr bin Malik.

c. Masjid

Pada masa Bani Umaiyah, masjid juga berkembang


fungsinya menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan
terutama yang bersifat keagamaan. Namun yg lebih penting, masjid
berfungsi sebagai forum pendidikan menengah sehabis kuttab.
Perkembangan Masjid mengalami peningkatan yg sangat
signifikan, masyarakat pun semakin mengakui keberadaan masjid
menjadi satu lembaga pendidikan Islam yg diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan keilmuan warga . Terdapat perbedaan
karakteristik yang tumbuh ditengah-tengah makin berkembangnya
masjid, yaitu mengkategorikan masjid sebagai tempat sholat jumat
(Jami’) serta mengkategorikan masjid seperti biasa dipergunakan
menjadi tempat berlangsungnya pendidikan Islam.7

6
Philip K Hiitti, History of Arabs, (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2002), 512
7
Niswatin, K. (2020). Lembaga Pendidikan Islam di era awal. Jurnal pendidikan islam, 2

2
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemajuan Peradaban Pendidikan
Islam
Perspektif historis atau sejarah sebagai studi mengisyaratkan
sebuah pendekatan yang hubungannya antar waktu. Waktu di masa
lampau, waktu sekarang dan waktu yang akan datang terkait informasi
tentang berbagai teori, masalah, metode, model, filsafat dan lain
sebagainya yang dimiliki sebuah peradaban, dan umat manusia dalam
sejarahnya telah memperlihatkan pandangan tentang pentingnya
pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan sejak dari masa rasul hingga masa
sekarang ini. Bukti terselenggaranya ta’lim kepada para sahabatnya. rasul
membuat komplek belajar Dar al-Arqam adalah wujud perhatian rasul
terhadap pendidikan.
Upaya tersebut dilanjutkan oleh generasi berikutnya, pendidikan
terus bertumbuh dan berkembang. Pada dinasti Pada Masa Dinasti
Abbasiyah pendidikan meluas dengan pesat ke seluruh negara Islam
hingga berdiri madrasah yang tak terhitung banyaknya, masyarakat
berlomba-lomba menuntut ilmu, melawat ke pusat pendidikan walau
meninggalkan kampung halaman demi mendapatkan pengetahuan.
Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup manusia, yaitu
menjadi Insan pengabdi Allah sekaligus delegasi Tuhan pengatur alam
semesta ‘khalifatullah’. Apa yang menjadi benang merah dalam
menemukan titik temu masyiatullah (kehendak Allah) dan(keinginan
yang dikehendaki manusia) hanyalah dapat tercapai melalui pendidikan.
Adanya kekayaan yang melimpah dari hasil kharaj, baik pertanian
maupun perdagangan. Dengan dana dari kekayaan tersebut para khalifah
dapat dengan mudah merealisir perencanaannya didalam dan diluar
negeri, serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Perhatian beberapa khalifah yang besar kepada ilmu pengetahuan
seperti ; al Mansyur (754 – 775M), al Mahdi (775 – 785M), Harun al
Rasyid (785 – 809), al Ma’mun (813 – 833), al Wathiq (824 – 847) dan al
Mutawakkil (847 – 861M). Tak kalah pentingnya ialah pengaruh

3
keluarga Barmak, yang berasal dari Balkh (Bactra), pusat ilmu
pengetahuan dan filsafat Yunani di Persia. Keluarga Barmak ini
mempunyai pengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
filsafat Yunani di Bagdag. Mereka di samping menjadi Wazir juga
menjadi pendidik dari anak-anak Khalifah.
Kecenderungan umat Islam di dalam menggali mengembangkan
ilmu pengetahuan besar sekali, maka banyaklah ulama di setiap kota
Islam pada masa itu. Kondisi masyarakat Irak, yang mendesak perlunya
suatu ilmu baru karena sungai Dajlah dan Furat menuntut penataan
sistem pengairan yang lebih baik serta pengelolaan perpajakan yang lebih
sempurna.
Umat Islam pada masa itu telah bercampur baur dengan orang-
orang Persia, terutama Mawali, mereka inilah yang memindahkan ilmu
pengetahuan dan filsafat dari bahasa mereka ke dalam bahasa Arab.
Baghdad sebagai pusat pemerintahan, lebih dahulu maju dalam ilmu
pengetahuan, dari pada Damaskus pada masa itu. Lancarnya hubungan
kerjasama, dengan negara-negara maju lainnya seperti ; India, Bizantium,
dan sebagainya.
Dari ketujuh faktor di atas, nampaknya yang pertama, kedua dan
ketiga merupakan faktor yang paling menentukan, sedangkan faktor-
faktor yang lainnya hanya merupakan penunjang saja. Sekalipun
demikian, keterkaitan satu dengan yang lainnya juga turut berpengaruh.8
Selain itu, juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan
pendidikan Islam, diantaranya sebagai berikut.
1. Terjadinya Asimilasi
Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa lain
telah mendorong kemajuan peradaban Islam. Keberhasilan
penyebaran Islam di berbagai wilayah baru telah mengenalkan dan
mengembangkan Islam pada kebudayaan baru, yang mendorong

8
Serli Mahroes, 2015, Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah
Pendidikan Islam, JURNAL TARBIYAH, Volume: 1 No: 1 hal (77-108)

4
terbentuknya ilmu pengetahuan. Di masa Bani Abbasiyah, banyak
masyarakat non-Arab yang ikut memeluk Islam, membuat Islam
lebih berwarna dan lebih berkembang.9 Sebagai contoh, asimilasi
dengan bangsa Persia berpengaruh besar di bidang pemerintahan.
Asimilasi dengan India yang terlihat pada bidang kedokteran,
matematika, dan astronomi. Selain itu, pengaruh bangsa Yunani
pada ilmu filsafat. Terjemahan manuskrip di berbagai bidang inilah
yang mendorong kemajuan peradaban Islam.10

2. Kemajuan dalam Pemerintahan dan Politik


Demi mengokohkan pemerintahannya, Kekhalifahan
Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan Kekhalifahan
Umayyah. Abbasiyah meninggalkan corak Umayyah yang ke-arab-
araban dengan menerapkan sistem administrasi pemerintahan
Persia, sekaligus memasukkan orang-orang Persia dalam struktur
pemerintahan.
Abbasiyah juga melakukan nikah silang antara pria Islam
dengan wanita-wanita Persia, yang bahkan melahirkan
kekhalifahan baru, yaitu al-Makmum. Bukan hanya itu, pada
periode ini, tatanan pemerintahan Islam juga tak lagi dimonopoli
orang Arab. Kekhalifahan Abbasiyah terbuka dengan bangsa asing
untuk ikut duduk di kursi pemerintahan.11
3. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Salah satu khalifah Abbasiyah yang termashyur dan
berhasil mencapai kejayaan, Harun Al Rasyid memiliki strategi
dalam memajukan peradaban Islam. Selain politik yang teratur,

9
Qonitah N. 2020. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Ilkhan Pasca Invasi Mongol,
Nalar : Jurnal Peradaban Dan Pemikian Islam, Volume 4, No 1
10
Hamid Fahmy Zarkasyi dan Fadhillah Rachmawati, Kontribusi Cendekiawan Muslim
dalam Membangun Peradaban Islam. Tasfiyah, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 4, No. 2, Agustus
2020, hlm. 47-90
11
Eko Harry Susanto. ( 2016). KOMUNIKASI & GERAKAN PERUBAHAN
Kemajemukan dalam Konstelasi Sosial, Ekonomi, Politik. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media).

5
kestabilan di bidang ekonomi dimanfaatkan oleh Harun al-Rasyid
untuk membangun sektor sosial dan pendidikan. Misalnya dengan
pengadaan infrastruktur dan fasilitas umum yang menunjang proses
belajar masyarakat. Stabilitas politik dan ekonomi telah mendorong
kemajuan sains dan teknologi umat Islam di masa itu.12
4. Maraknya Gerakan Penerjemah
Penerjemahan buku-buku kuno ikut andil sangat besar
dalammembantu berkembangnya ilmu pengetahuan bukan hanya di
kalangan penguasa dan intelektual, tapi juga awam. Gerakan
penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno ke dalam bahasa Arab
pada Kekhalifahan Abbasiyah dibagi menjadi tiga fase.
Pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid
yang banyak menerjemahkan karya di bidang astronomi dan
logika. Fase kedua, berlangsung sejak periode al-Ma’mun hingga
tahun 30 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah bidang
filsafat dan kedokteran. Sementara fase ketiga, setelah tahun 30 H,
karya yang diterjemahkan meluas, yakni di seluruh bidang
keilmuan. Hal ini semakin dimudahkan setelah adanya pembuatan
kertas di masa itu.
5. Tingginya Semangat Belajar dan Menggali Ilmu Pengetahuan
Faktor lain yang mendorong kemajuan peradaban Islam,
yakni dengan didirikannya banyak perpustakaan sebagai pusat
kajian ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Perpustakaan yang
sangat tenar di masa Bani Abbasiyah bernama Bayt Al-Hikmah.
Selain itu, para khalifah juga mendirikan sekolah-sekolah, lembaga
pendidikan tinggi, serta observatorium. Para ilmuwan juga terus
melakukan penelitian di berbagai bidang13

12
Muhammad Alfaridzi Matondang. (2021). Peradaban Dan Pemikiran Islam di
Andalusia. Tasyri’: Jurnal Tarbiyah –Syari’ah Islamiyah, Vol. 28 No. 02
13
Mohamad Samsudin dan Mahbub Zuhri. (2018). PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
ISLAM PADA MASA HARUN AR-RASYID DAN AL-MAKMUM. Jurnal Al-Ashriyyah,
Volume 4, Nomor 1

6
3. Tokoh-Tokoh Yang Memajukan Pendidikan Islam Pada Masa
Kejayaan
a. Bidang Fiqh
Pada Masa kejayaan, ilmu fiqh telah sampai kepada ilmu yang
berdiri-sendiri dan mampu memecahkan masalah pelik dalam
kehidupan manusia. Imam-imam Mazhab empat hidup pada masa
pemerintahan Abbasiyah. Pertama, Imam Abu Hanifah (700-767M),
dalam pendapat-pendapat hukumnya dipengaruhi oleh
perkembangan yang terjadi di Kufah, kota yang berada di tengah-
tengah kebudayaan Persia yang hidup kemasyarakatannya telah
mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi.14 Mazhab ini lebih
banyak menggunakan pemikiran rasional daripada hadits. Muridnya
dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf menjadi Qadhi al-Qudhat di
zaman Harun al-Rasyid.
Berbeda dengan Abu Hanifah , Imam Malik (713-795M), banyak
menggunakaan hadits dan tradisi masyarakat Madinah. Pendapat dua
tokoh ini ditengahi oleh Imam Syafii (767-820M) dan Imam Ahmad
bin Hambal (780-855).
b. Bidang Theologi
Aliran-aliran theologi atau bidang filsafat ketuhanan berkembang
pada masa ini, seperti khawarij, Murjiah, dan Mu’tazilah. Theologi
rasional Mu’tazilah muncul diujung pemerintahan Bani Umayyah.
Namun pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks dan sempurna baru
dirumuskan pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, setelah terjadi
kontak dengan pemikiran Yunani yang membawa pemikiran rasional
dalam Islam.
Tokoh perumus pemikiran Mu’tazilah yang terbesar adalah Abu al-
Huzail al-Allaf(135-235M), Asy’ariyah, aliran tradisional di bidang
theology yang dicetuskan oleh Abu Hasan al-‘Asyari (873-935).

14
Harun Nasution . Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), 14.

7
c. Bidang Ilmu Bumi dan Ilmu Falak
Dalam awal abad IX Masehi yaitu pada masa pemerintahan Al-
makmun, Al-Khawarizmi bersama dengan para asistennya telah
berhasil membuat sebuah peta dunia. Mereka telah menemukan
bahawa bumi bukan datar seperti anggapan orang Eropa, tetapi
sebenarnya seperti pengkajian yang dilakukan oleh al-Khawarizmi
bahwa bumi itu bundar, bahkan mereka telah membuat perhitungan
keliling bumi sebesar 20.000 mil dengan jari-jarinya 6.500 mil.
Al-Astakhi pada pertengahan abad X Masehi membukukan
karangannya mengenai ilmu bumi negeri-negeri Islam yang sudah
dikuasai ditandai dengan warna, dimana daerah Islam tersebut berada.
Abu Abdillah al-Idrisi yang popular dengan nama Asy Syarif
(1099-1153) telah membuat sebuah globe bumi dan langit dari bahan
perak. sebagai hadiahnya kepada raja Sicilia Roger II sewaktu
diundang oleh raja tersebut kesana.15
d. Bidang Kedokteran
Dalam bidang kedokteran dikenal nama al-Razi dan Ibnu Sina. Al
Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar
dengan Measles. Dia juga yang pertama menyusun buku mengenai
kedokteran anak.16 Sesudahnya ilmu kedokteran berada di tangan
Ibnuu Sina. Beliau juga seorang ahli filsafat , berhasil menemukan
system peredaran darah pada manusia. Diantara karyanya ialah al-
Qonun Fi al-Thibb yang merupakan ensiklopedi kedokteran paling
besar dalam sejarah.
e. Bidang Optika
Dalam bidang optika Abu Ali al-Hasan ibnu al-Haythami, yang di
Eropa dikenal dengan nama al-Hazen, terkenal sebagai seorang yang
menentang pendapat bahwa mata mengirimkan cahaya ke benda yang

15
Fakhrur Rozy Dalimunthe, Sejarah Pendidikan Islam, (Medan: Rinbow, 1986). 67-68
16
Al-Razi Naufal, Umat Islam dan Sains Modern, ( Bandung: Husaini, 1987), hal:47.

8
dilihat. Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebnarannya,
bendalah yang mengirimkan cahaya ke mata.
f. Bidang Kimia
Dalam bidang kimia, terkenal nama Jabir ibn Hayyan. Dia
berpendapat bahwa
logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi emas
atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu.
g. Bidang Matematika
Dalam bidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa al
Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang
menciptakan ilmu al-jabar, kata al-jabar berasal dari judul bukunya
“al-jabar wa al-Muabalah”
h. Bidang Filsafat
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi,
Ibnu Sina dan Ibnu Ruysd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang
filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika dan interpretasi terhadap
filsafat Aristoteles. Ibnu Sina juga banyak mengarang buku tentang
filsafat. Yang terkenal diantaranya al-Syifa. Ibnu Rusyd yang di barat
terkenal dengan Averoes banyak berpengaruh di barat dalam bidang
filsafat, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut dengan
averoisme.
i. Bidang Sejarah
Dalam bidang sejarah dikenal nama al-Mas’ud. Beliau ahli dalam
bidang ilmu geografi. Diantara karyanya adalah Muruj al-Zahab wa
Ma’adin al-Jawahir.17

17
Zulhimma, Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kegemilangan Islam , Jurnal Nur El-
Islam, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal:69-70 diakses pada tanggal 15-05-2022 pada pukul
20.20.

9
C. ANALISIS

Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam yang dimulai dari masa


Nabi Muhammad SAW. Khulafurrasyidin, serta masa dinasti Umayyah,
Abbasiyah, serta kekhalifahan selanjutnya, yang pada puncak kemajuan
ilmu dan kebudayaan Islam adalah terjadi pada masa Daulah bani
Abbasiyah.
Akan tetapi, tidak berarti seluruhnya berawal dari kreatifitas
penguasa Bani Abbas sendiri. Sebagian di antaranya sudah dimulai sejak
awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya, diawal Islam
lembaga pendidikan sedah mulai berkembang. Lembaga-lembaga ini
kemudian berkembang pesat pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah.
Pendidikan Islam mengalami masa kejayaan itu menjadikan
pendidikan Islam berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya
lembaga pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta
universitas-universitas, juga banyaknya tokoh-tokoh yang berperan dan
menyumbangkan karyanya dalam memajukan pendidikan Islam pada masa
itu, sehingga pada masa itu umat Islam mengungguli, bahkan menjadi
puncak budaya umat manusia.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pendidikan
Islam memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya yang juga
turut berpengaruh di antaranya: terjadinya asimilasi kemajuan dalam
pemerintahan dan politik, stabilitas politik dan ekonomi, maraknya
gerakan penerjemah, serta tingginya semangat belajar dan menggali ilmu
pengetahuan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (1996). Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis
berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara).
Baharun, Hasan. (2017). Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik (Konsep,
Prinsip, Model, Pendekatan Dan Langkah-Langkah Pengembangan
Kurikulum PAI. (Yogyakarta: Cantrik Pustaka).
Baharun,Hasan. (2017). “Total Moral Quality: A New Approach for Character
Education in Pesantren,” Ulumuna 21, no. 1
Dalimunthe, Fakhrur Rozy. (1986). Sejarah Pendidikan Islam. (Medan: Rinbow).
Naufal, Al-Razi. (1987). Umat Islam dan Sains Modern. (Bandung:
Husaini).
Daulay, Haidar. (2004). Pendidikan Islam. (Jakarta : Kencana).
Hiitti, Philip K. (2002). History of Arabs. (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi)
K, Niswatin. (2020). Lembaga Pendidikan Islam di era awal. Jurnal pendidikan
islam.
Mahroes,Serli. (2015). Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif
Sejarah Pendidikan Islam, JURNAL TARBIYAH, Volume: 1 No: 1
Matondang, M. Alfaridzi, (2021). Peradaban Dan Pemikiran Islam di Andalusia.
Tasyri’: Jurnal Tarbiyah -Syari’ah Islamiyah, Vol. 28 No. 02
N.Qonitah. (2020). Peradaban Islam pada Masa Dinasti Ilkhan Pasca Invasi
Mongol, Nalar : Jurnal Peradaban dan Pemikian Islam, Volume 4, No 1
Nasution, H. (1985). Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Press).
Samsudin, M. Zuhri,M. (2018). Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa
Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmum. Jurnal Al-Ashriyyah, Volume 4, Nomor 1
Susanto, Eko Harry. ( 2016). Komunikasi dan Gerakan Perubahan Kemajemukan
dalam Konstelasi Sosial, Ekonomi, Politik. (Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media).
Zarkasyi,H. dkk. (2020). Kontribusi Cendekiawan Muslim dalam Membangun
Peradaban Islam. Tasfiyah, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 4, No.
Zulhimma, (2014), Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kegemilangan Islam ,
Jurnal Nur El-Islam, Volume 1, Nomor 2.

11

Anda mungkin juga menyukai