Anda di halaman 1dari 18

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM

KEBANGKITAN MADRASAH (KUTTAB, HALAQOH, MASJID,

MAJELIS DLL)

DI SUSUN OLEH KELOMPOK KELOMPOK 4 :


Syarifa Halija Assagaf
NIM. 200301035
Sitti Hardiyanti Sangaji
NIM. 200301034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN AMBON

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim, Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji

syukur atas kehadirat Allah SWT. Sholawat beriringan salam selalu tercurahkan

kepada junjungan manusia yang paling mulia, manusia yang dirindukan oleh

surga, dialah Nabi Muhammad SAW rasul akhir zaman yang telah mengeluarkan

kita dari zaman yang biadab menuju alam yang beradab ini, terima kasih juga

kami sampaikan kepada orang tua kami yang telah membesarkan kami dengan

penuh kasih dan saying, keluarga kami yang selalu mensupport karib kerabat yang

turut handil, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, aamiin. Makalah ini

berisi tentang materi Pendidikan Islam sebelum adanya madrasah/sekolah, semoga

dari makalah ini bisa membawa sedikit manfaat dan penambahan ilmu bagi yang

membaca.

Ambon, 20 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Madrasah

B. Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Periode Madrasah

C. Analisis Kritis Terhadap Materi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Pendidikan telah ada pada era klasik, dan telah memiliki komponen,

metode, dan system pendidikan yang bersifat klasik. Seiring berjalannya waktu

system pendidikan Islam kiranya mengalami kesulitan dalam mengetahui secara

pasti tentang perkembangan pendidikan pra madarasah dikala itu.1

Lemabaga pendidkan Islam pun sebenarnya sudah ada dari bumi ini

diciptakan, mulai dalam proses penciptaan manusia yang pertama yaitu Nabi

Adam ‘Alaihissalam, Malaikat pun telah berdialog dan pernah berdebat dengan

Allah SWT dalam bidang keilmuan dan pendidikan. Ilmu Pendidikan yang

pertama kali diajarkan ialah macam-macam nama benda (kepada nabi Adam),

disaat itu pun Allah memberikan pertanyaan yang sama kepada malikat dan Nabi

Adam namun yang lulus dalam pertanyaan-Nya adalah Nabi Adam yang berhasil

menjawab semua pertanyaan yang Allah berikan. Peristiwa ini pun terus

beralanjut sampai dengan penyampaian wahyu sampai pada para nabi yang

selanjutnya .2

Dewasa ini, sumber manusia yang ada di dunia ini pun sangat memerlukan

lembaga Pendidikan, dalam hal ini lembaga Pendidikan sangat membantu dalam

pembangunan social dan ekonomi bangsa dan negara. Disadari bahwa pendidikan

dewasa ini diselenggarakan semakin demokratis, semakin merata dan terbuka bagi

1
Munsur Heri (2009). Sejarah Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah Press.
Hlm 65
2
Sukhoiri 2018. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam Sebelum Madrasah.
Hlm 2
setiap orang. Pendidikan juga bervariasi dalam tujuan, fungsi isi dan metodenya;

semakin bervariasi dalam program, bidang studi, dan stratanya; semakin spesifik

dalam komponen pendidikan yang bersifat umum dan semakin kaya dalam

komponen vokasionalnya; serta semakin bervariasi dalam aspek professional dan

spesialisasinya. Oleh sebab itu, Pendidikan semakin banyak memerlukan berbagai

keahlian professional dalam system manajemennya serta memerlukan berbagai

keahlian yang bersifat interdispliner dalam memecahkan masalahnya.3

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja lembaga Pendidikan Islam sebelum adanya periode madrasah?

2. Bagaimana proses Pendidikan Islam sebelum adanya periode madrasah?

3
Matin, Dr., M.Pd., (2014) Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta :
Rajawali Pers
BAB II PEMBAHASAN

A. Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Madrasah

System pendidikan Islam sebelum madrasah sudah pernah

dilakukan oleh nabi, di masa awal nabi diangkat menjadi rasul di saat itu A

masih 93 ayat al-Qur’an yang turun di makkah. Pendidikan yang diberikan

oleh nabi dikala itu ialah Pendidikan berbasis ayat-ayat suci al-qur’an dan

pembahasan mengenai al-qur’an. Hingga pada waktunya Rasulullah SAW

dan sahabatnya hijrah/berpindah ke Madinah, hal pertama yang dilakukan

nabi adalah membangun sebuah masjid dan di masjid itulah nabi

mengajrakan pendidikan Islam yang bersumber dari ayat-ayat suci al-

qur’an.4

B. Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Periode Madrasah

1. Rumah

Rasulullah SAW menyampaikan wahyu yang diturunkan Allah.

Beberapa saat sebelum masjid didirikan Rasulullah selalu menggunakan

rumah Al-Arqam bin Abi Arqam sebagai tempat utama, Rasulullah juga

menggunakan rumahnya sebagai tempat pembelajaran. Kondisi seperti ini

berlangsung hingga turun ayat Q.S. Al-Ahzab ayat 35.5

4
Ibid
5
Samsul Nizar (2005). Reformasi Pendidikan Islam Menghadapi Pasar
Bebas. Jakarta : The Minang Kabau Foundation. Hlm 6-7
Menurut Hasan Langgulung dalam Syamsul Nizar yang membahas

tentang asas pendidikan (1988) merumuskan bahwa awal mulanya

pendidikan Islam ini yaitu ditandai dengan adanya lembaga pendidikan

yang dimana tempat yang nabi gunakan ialah tempat al-Arqam Bin Ibn

Arqam sebagai salah satu tempat yang dijadikan sebagai pusat

pembelajaran pendidikan Islam kala itu. Kala itu wahyu Allah turun

kepada Rasulullah SAW. Oleh sebab itu untuk mengajarkan dan

menjelaskan kepada kerabat terdekat, nabi menggunakan tempat tinggal

Al-Arqam sebagai tempat belajarnya para penuntu pendidikan Islam kala

itu.6

2. Masjid

Masjid at-Taqwa di Quba adalah masjid yang pertama kali

dibangun oleh Rasulullah. Pembangunan masjid ini adalah salah satu

program yang pertama rasul lakukan ketika beliau dan para sahabt hijrah

ke Madinah. Menurut al-Baladzuri dan Ibn Hasyim, sebenarnya masjid

qubah didirikan oleh sahabat nabi yang dahulu hijrah ke Madinah. 7

Disamping itu masjid juga memiliki multi fungsi, diantaranya : sebagai

tempat ibadah, tempat beriktikaf, menempa batin sehingga selalu

terpelihara. Sebagai pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah

kehidupan kaum muslimin, sebagai tempat kegiatan social politik, sebagai

tempat bermusyawarah, tempat mengadili perkara, tempat pembinaan dan

6
Asma Hasan Fahmi, (1979). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, edisi
Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang. 40
7
Samsul Nizar, “Napak Tilas Perubahan Konsep, Filsafat, dan Metodologi
Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW sampai ulama Nusantara”, hlm. 116
pengembangan kader-kader pimpinan umat, tempat menghimpun dana,

menyimpan dan membagikannya, tempat menyampaikan penerangan

agama dan informasi-informasi lainnya dan masjid juga dijadikan sebagai

pusat dan Lembaga Pendidikan Islam.8

3. Kuttab

Lembaga Pendidikan ini sudah ada sebelum kedatangan islam. 9

Kuttab/maktab adalah lembaga Pendidikan dasar tempat belajar tulis

menulis,kemudian pada masa Islam lembaga ini berkembang menjadi

lembaga pengajaran al-qur’an dan ilmu agama tingkat dasar. 10

Kuttab/maktab sama dengan lembaga pendidikan tingkat dasar, maka

Kuttab/maktab menerima usia antara lima sampai tujuh tahun dan

menyelesaikan pendidikannya setelah berusia empat belas tahun.11

Mengapa Pendidikan perlu di mulai sejak usia dini? Karena dalam

kaitannya dengan pentingnya Pendidikan dimulai dari usia dini,

Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat menentukan pada

usia dini berbagai pertumbuhan dan perkembangan mulai dan sedang

berlangsung, seperti perkembangan fisiologik, bahasa, motoric, kognitif.

Perkembangan ini akan menjadi dasar bagi perkembangan anak

selanjutnya. Oleh karena menjadi dasar, maka perkembangan pada masa

8
Zuhairini at.al.op.cit, hlm. 99
9
Samsul Nizar, (2009). Sejarah Pendidikan islam, Menelusuri jejak sejarah
Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia, Jakarta : kencana, hlm. 16.
10
Audin Nata, (2010), Sejarah Pendidikan Islam pada periode klasik dan
pertengahan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, hlm. 33.
11
Abdul Mukti, (2008). Pembaharuan lembaga Pendidikan di Mesir,
bandung : Citapustaka media perintis, hlm. 53.
awal ini akan menjadi penentu bagi perkembangan selanjutnya. 12

Sebagaimana dikemukakan Havighurst (1959), yang menyatakan bahwa

perkembangan pada satu tahap perkembangan akan menentukan bagi

perkembangan selanjutnya keberhasilan dalam menjalankan tugas

perkembangan pada suatu masa akan menentukan keberhasilan pada masa

perkembangan selanjutnya.13

4. Suffah

Lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh Rasulullah SAW

selanjutnya ialah suffah yang didirikan di sebelah masjid untuk orang yang

tidak mampu. Lembaga ini pada awalnya untuk belajar al-Qur’an, tapi

kemudian berkembang menjadi lembaga pembelejaran ilmu umum seperti

dasar matematika, kedokteran/pengobatan klasik, astronomi dan ilmu

fonetik. Ada sembilan suffah yang tersebar di kota Madinah, salah satunya

berlokasi di masjid Nabawi.14 Orang yang tinggal di Suffah disebut

ahlussuffah dan mereka mendapat perhatian yang lebih dari Rasulullah

SAW. Hadiah-hadiah yang diperoleh Rasulullah SAW diserahkan kepada

ahlussuffah. Kegiatan ahlussuffah selain belajar dan beribadah adalah

membantu Rasulullah SAW di medan perang.15

5. Khan
12
Muktar Latif dkk, (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, hlm.
21-22
13
Ibid., hlm. 38.
14
Abu Dinata, (2010). Op.Cit., hlm. 33.
15
Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). op.cit., hlm. 23.
Khan adalah gudang penyimpanan barang dalam jumlah yang besar,

sebagai sarana komersial yang dimiliki oleh toko selain itu khan juga

berfungsi sebagai asrama bagi murid-murid luar daerah yang ingin belajar

agama di masjid. Khan juga sering dijadikan sebagai tempat belajar

privat.16 Dikala itu Rasulullah menjadikan masjid/masjid khan sebagai

pusat pembelajaran keislaman dan juga ilmu umum seperti kegiatan

politik, kebudayaan, ekonomi, dan yudikatif. dengan masjid kubah dan

Nabawi. Sebelum itu Rasulullah juga menjadikan masjid bagdad pada

masa dinasti abbasiyah sebagai tempat belajar atau lembaga pendidikan,

dengan demikian masjid selalu menjadi jalan pintas dalam proses

pendidikan Islam di masa Rasulullah 17

Masjid khan merupakan bangunan yang dibangun khusus sebagai

lembaga pendidikan Islam dan juga masjid khan ini dijadikan sebagai

tempat tinggal para mahasiswa yang tinggal di daerah yang jauh, karena

mengalami kesulitan tempat tinggal.18

6. Lembaga Islam dengan Nuansa Kesufian

“Asma Hasan Fahmi menambahkan lembaga-lembaga kesufian sebagai


lembaga Pendidikan Islam pra Madrasah yaitu : (1) Ribath. Al-ribath
secara harfiah berarti ikatan yang muda dibuka. Sedangkan dalam arti yang
umum, al-Ribath adalah tempat untuk melakukan latihan, bimbingan dan
pengajaran bagi calon sufi. Ribath adalah tempat kegiatan kaum sufi yang
ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan
diri untuk semata-mata beribadah.19 (2) Az-Zawiyah. Az-Zawiyah secara
harfiah berarti sayap atau samping. Sedangkan dalam arti yang umum, Az-
16
Abudin Nata, (2010). op.cit., hlm. 39.
17
Stanton, Chalaarles Michael. (1994). Pendidikan Tinggi dalam Islam.
Ter.Afandi dan Hasan Asyari. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. Hlm. 23.
18
Mansur. Op.cit., hlm. 76.
Zawiyah adalah tempat yang berada di bagian pinggir masjid yang
digunakan untuk melakukan bimbingan wirid dan dzikir untuk mendapat
kepuasan spiritual dengan demikian, Az-Zawiyah dan Al-Ribath fungsinya
sama, namun dari segi organisasinya Al-Ribath lebih khusus dari pada Az-
Zawiyah.20 (3) Khananqah. Khananqah merupakan suatu lembaga
pengajaran berasrama bagi kaum sufi yang muncul pertama kali di Iran
(Persia) pada akhir abad ke-10 bersama dengan adanya formalisasi aktifitas
sufistik”.21
7. Toko-toko Buku dan Perpustakaan

Toko buku yang bermunculan di pusat ibu kota masa pemerintahan


dinasti abbasiyah menjadi pusat perhatian bagi para penuntut ilmu, sebab
semua orang yang ingin mendalami ilmu di tiap bidangnya, mereka bi saja
mencari pengetahuan dengan cara membeli dan membaca buku-buku yang
tersedia di took buku dan perpustakaan. “Mengutip pendapat al-Yaqubi
Hitty menjelaskan bahwa di masa itu, sekitar tahun 891 M terdapat pusat
pertokoan yang berjejer lebih dari seratus toko buku dalam satu jalan”.
Toko buku dan perpustakaan yang ada di saat itu pun memiliki beragam
stand, mulai dari stand yang kecil hingga yang besar sesuai dengan
kebutuhan dari para pembaca buku, baik yang bersifat Islami, sastra dan
seni, maupun ilmu-ilmu pendidikan yang lainnya.22
Di Bashrah pada abad ke-10 M, dibangun perpustakaan yang di

jaga oleh para sarjana yang digaji oleh pendiri perpustakaan. Di Syiraz

oleh penguasa Buwaihi, Adud ad-Dawlah (977-982 M) dibangun

perpustakaan yang semua buku-bukunya disusun di atas lemari-lemari

19
Sejarah Pendidikan islam, Napaktilas Perubahan Konsep, Filsafat dan
Metodologi Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW sampai Ulama Nusantara, hlm
82
20
Ahudin Nata, (2011) Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : kencana : hlm.
161-162
21
Asma Hasan Fahmi,(1979) Mabaadiut Tarbiyatul Islamiyah. Jakarta :
Bulan Bintang, hlm 46.
22
Hitty, Philif K. Op.cit., hlm 414
didaftarkan dalam katalog dan di atur dengan baik oleh staf administrator

yang menjaga secara bergiliran.23

8. Majelis

Pada perkembangan berikutnya disaat dunia Pendidikan Islam

mengalami zaman keemasan, majelis berarti sesi di masa aktifitas

pengajaran atau diskusi berlangsung dan belakangan majelis diartikan

sebagai sejumlah aktifitas pengajaran, sebagai contoh, majelis al-Nabawi,

artinya majelis yang dilaksanakan oleh nabi atau majelis al-Syafi’i artinya

majelis yang mengajarkan fiqih imam syafi’i. Sebutan majelis telah

dipakai dalam Pendidikan sejak abad pertama Islam. Mislanya, ia merujuk

pada arti tempat pelaksanaan belajar mengajar.

Seiring berjalannya masa perkembangan ilmu pengetahuan,

pendidikan Islam mengalami zaman keemasan majelis berarti sesi dimana

aktifitas atau diskusi berlangsung seiring dengan perkembangan

pengetahuan dalam Islam. Sehingga majelis banyak ragamnya. Ada enam

majelis yang diketahui yaitu : Majelis al-Hadits (diadakan oleh para

ulama/guru yang ahli dalam bidang hadits), Majelis At-Tadris (majelis

fiqih. Majelis nahwu, atau majelis kalam), Majelis al-Munazharoh

(dipergunakan sebagai sarana untuk membahas perbedaan mengenai suatu

masalah oleh para ulama), Majelis al Muzakaroh (inovasi dari murid yang

belajar hadis), Majelis al-Adab (pusat kajian yang membahas masalah

adab), Majelis al-Fatwa dan Majlis al-Nazar (sarana pertemuan untuk

23
Dedi Supriyadi, (2008), Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka
Setia, hlm 136-137
mencari keputusan suatu masalah di bidang hukum kemudian

24
difatwakan).

C. Analisis Kritis Terhadap Materi

Menurut Syarifa Halija Assagaf Lembaga-lembaga pendidikan yang ada

sebelum lahirnya periode madrasah sangatlah baik, mulai dari proses

penciptaan nabi Adam, Allah telah mengajarkan ilmu pengetahuan

kepadanya, kemudian sampai pada turunya ayat-ayat al-Qur’an yang

diturunkan kepada nabi kemudian nabi menyampaikannya kepada para

sahabatnya, kemudian pendidikan Islam mulai berkembang dengan pesat

pada masa itu hingga sekarang ini, namun ada sedikit kekurangan dari

lembaga Pendidikan di masa sebelum madrasah karena belum ada teknologi

yang canggih dalam mengupdate materi pembelajaran apa-apa saja yang

didapatkan pada masa itu walaupun memang telah dijelaskan tentang ilmu

keagamaan, ilmu politik, ilmu dasar berhitung, ilmu kedokteran, seni dan

sastra namun ilmu zaman sekarang ini berbeda dengan ilmu di zaman

dahulu, dan yang membedakannya ialah keberkahan yang didapat dan juga

keridhoan dari seorang guru kepada muridnya, berbeda dengan zaman

sekarang yang taunya hanya ke sekolah belajar lalu pulang, tanpa

mengulangi pembelajaran yang di dapatkan dari sekolah itu di rumah.

Menurut Siti Hardianti Sangaji pada makalah ini terdapat pembahasan

tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam sebelum adanya madrasah, pada

saat rasulullah menyebarkan agama islam dari makkah ke madinah tempat

24
Abuddi Nata Op.Cit., hlm.36
tempat yang di gunakan untu belajar atau menyampaikan wahyu yang

diberikan kepada Rasulullah kemudian di ajarkan kepada para sahabat, yakni

di rumah, masjid, halaqoh, perpustakaan, toko buku, maqtab dan lain

sebagainya, walaupun pada zaman itu belum ada madrsah ataupun sekolah

untuk menyampaikan sebuah wahyu (al-qur’an) sehingga hanya di lakukan

di tempat-tempat yang tersembunyi dari keramaian seperti di rumah salah

satu sahabat Rasulullah yang bernama al arqam bin abi arqam sebgai tempat

pembelajaran dan berkembangnya lembaga pendiidkn ini selama 13 tahun

lamanya, kemudian ini berlangsung sampai Rasulullah berhijrah ke

Madinah, kemudian rasul dan para sahabat mendirikan masjid untuk

melaksanakan perintah allah yakni sholat, bukan hanya sholat saja yang di

lakukan di masjid, namun masjid juga sebagai tempat untuk Rasulullah

menyampaikan ilmu dan ajaran ajran islam kepada para sahbat, masjid juga

dianggap sebagai inti dari segala aktivitas ,karena bukan hanya di gunakan

untuk tempat beribadah dan tempat berdakwah saja namun masjd juga

digunakan sabagai tempat musyawarah, tempat mengadili perkara, tempat

pengumpulan dana dan lain lain, sehingga masjid disebut sebagai pusat

lembaga pendidikan, dengan berkembangnya pedikikan maka tumbulah

suatu Lembaga yang bernama kuttab atau maktab , lembaga ini dikhususkan

untuk anak usia dini yakni dari lima tahun sampai umu 14 tahun.

pada awalnya lembaga ini di ajarkan untuk tulis menulin namun dengan

berkembangnya pendidkn maka lembaga ini di pakai untuk mengajarkan al-

qur’an dan ilmu agama tingkat dasar, agar karakter atau akhlak pada ank
usia dini dapat terbentuk dengan baik, maka pentingnya mengajarkan akhlak

pada ank di usia 5 sampai 14 tahun ,karena pada usia itu adalah masa

dimana tumbuh dan kembangnya ank sedang berlangsung ke tahap

berikutnya.kemudian dengan berkembagnya islam di Madinah dan ada

banyak orng dari kalanganyang tidak mampu masuk islam sehingga rasul

mendirikan sebuah lembaga yakni lembaga suffah , lembaga in di dirikan

sebagai tempat untuk org yang tidak mampu agar merek dapat menuntut

ilmu pendidikan, lembaga pendidikan selanjutnya yakni khan dimana ini

adalah sebuah tempat penyimpanan barang bekas namun dipakai sebagai

asramah untik ank anak daerah yang mau belajar di masjid, nah selain itu

juga terdapat lembaga pendidikan yang dipakai untuk pembelajaran yakni

toko buku dn perpustakaan, pada masa bani abasiyah terdapat berbagai

macam toko buku di seluruh pusat kota sehingga umat islam menjadikan

toko buku dan perpustakaan ini sebagai pusat dalam lembaga pendidikan,

karena di dalam toko buku tersebut terdapat berbagai macam ilmu yang ada.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari dua latar belakang yang telah dicantumkan di atas, maka dari

makalah ini, penulis juga bias menarik dua kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Pada masa itu (sebelum madrasah) pemerintah kurang

memperhatikan lembaga pendidikan Islam namun yang lebih

memerhatikan lembaga pendidikan ini hanyalah dari kalangan

swasta dan juga dari para ulama, sehingga lebih sulit untuk

menentukan standar kurikulum. Pada umumnya materi

pembelajaran pada tingkat bawah adalah baca tulis al-Qur’an,

dan pengetahuan agama tingkat dasar seperti aqidah-akhlak,

ibadah, dan muamalat. Sedangkan materi pembelajaran pada

tingkat menengah dan tinggi adalah al-Qur’an beserta tafsirnya,

al-Hadits beserta syarahnya dan juga ilmu Fiqih.

2. Proses pendidikan Islam pra madrasah tergolong sangat baik

karena ilmu yang diajarkan yaitu dari rasul kemudian para

sahabat, kemudian para ulama.


B. Saran

Terima kasih kami sampaikan kepada dosen kami yang telah memberikan

tugas yang sedemikian ini, kiranya makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari para dosen yang kami hormati dan juga dari teman-teman

yang telah membaca makalah kami dari awal hingga akhir.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Mansur Heri. “Sejarah Pendidikan Islam”. IAIN Raden Fatah Press : (2009):
65

[2] Sukhoiri. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam Sebelum Madrasah” (2018): 2

[3] Matin, Dr., M.Pd., 2014. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Rajawali


Pers. Jakarta

[3] Muhammad Yunus. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Hidakarya Agung.


Jakarta

[4] Samsul Nizar. 2005. Reformasi Pendidikan Islam Menghadapi Pasar Bebas.
The Minang Kabau Foundation. Jakarta 6-7

[5] Asma Hasan Fahmi.“Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam”, edisi Indonesia.
Jakarta : Bulan Bintang. (1979): 40

[6] Samsul Nizar, “Napak Tilas Perubahan Konsep, Filsafat, dan Metodologi
Pendidikan Islam dari Era Nabi SAW sampai ulama Nusantara”. 116

[7] Samsul Nizar. “Sejarah Pendidikan islam, Menelusuri jejak sejarah Pendidikan
Era Rasulullah sampai Indonesia” Jakarta : kencana. (2009): 16.

[8] Audin Nata. “Sejarah Pendidikan Islam pada periode klasik dan pertengahan”
Jakarta : RajaGrafindo Persada. (2010): 33.

[9] Abdul Mukti. Pembaharuan Lembaga Pendidikan di Mesir. Bandung :


Citapustaka Media Perintis.

[10] Muktar Latif dkk. 2013 Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.
Prenamedia Group. Jakarta

[11] Stanton, Chalaarles Michael. “Pendidikan Tinggi dalam Islam”. Afandi dan
Hasan Asyari. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. (1994): 23

[12] Ahudin Nata, 2011 Sejarah Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta

[13] Fahmi Asma Hasan. 1979 Mabaadiut Tarbiyatul Islamiyah. Bulan Bintang.
Jakarta

[14] Dedi Supriyadi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka seni. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai