Anda di halaman 1dari 4

A.

Pusat Pendidikan Islam


Ditinjau dari akar kata pusat pusat pendidikan tersusun atas dua kata yaitu
pusat yang artinya pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan, sedangkan
pendidikan yang artinya perbuatan memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran.1 Dengan demikian pusat pendidikan islam adalah tempat
berlangsungnya proses pendidikan untuk mengubah tingkah laku individu kearah
yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan perubahan yang
dimaksud tentu dilandasi dengan nilai nilai islami.2
Pendidikan Islam itu dimulai pada bulan Ramadan, di mana Alqur’an,
petunjuk-petunjuk serta teladan pelaksanaannya mulai diturunkan oleh Allah dan
mulai dibudayakan dalam kehidupan manusia. Dan ini adalah pesan yang selalu
dijadikan pedoman dalam melaksanakan pendidikan Islam (proses pewarisan dan
pembangunan budaya Ismail).
Setelah Rasulullah SAW wafat maka tampuk kepemimipinan umat Islam
dipercayakan kepada Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin berarti para pemimpin
yang mendapatkan petunjuk. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa pemerintahan Khulafaur
Rasyidin merupakan masa yang penting dalam perjalanan Islam. Mereka telah mampu
menyelamatkan Islam, mengkonsolidasikannya, dan meletakan dasar-dasar kehidupan
bagi keagungan agama Islam dan umatnya.
Pola Pendidikan Masa Khulafaur Rasyidin
 Pendidikan Islam pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq (11–13 H / 632-
634M)

Masjid dijadikan sebagai lembaga pendidikan Islam serta benteng pertahanan rohani,
tempat pertemuan dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat sholat berjamaah,
membaca Al-Qur’an dan sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar
membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan
yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa
kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat
pembelajaran pada masa itu adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai para
pendidik adalah para sahabat Rasul yang terdekat.

1
https://makalahnih.blogspot.com
2
https://media.neliti.com
Mata pelajaran yang diberikan kepada murid tidak jauh berbeda dengan pada zaman
Nabi, hanya usaha perluasan dan pengembangan ilmu sudah mulai tampak. Tempat
mengajar masih diutamakan di Masjid -Masjid . Selain itu pelajaran membaca dan
menulis pun tidak ketinggalan. Pelajaran bahasa asing pun mulai dirintis untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi dengan penduduk yang tidak berbahasa Arab,
sebagai akibat dari perluasan wilayah Islam ke luar jazirah Arab.

Masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar tidak lama, tapi beliau telah berhasil
memberikan dasar-dasar kekuatan bagi perjuangan perluasan dakwah dan pendidikan
Islam.3

 Pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644
M)

Masa Khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat besar yang lebih dekat kepada
Rasulullah SAW., dan memiliki pengaruh besar dilarang keluar meninggalkan kota
Madinah kecuali atas izin khalifah dan hanya waktu yang terbatas. Dengan demikian
penyebaran ilmu para sahabat besar terpusat di Madinah sehingga kota Madinah
muncul sebagai pusat studi ilmu keislaman. Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong
kegiatan pendidikan Islam bertambah besar karena mereka yang baru menganut
agama Islam ingin menimba ilmu-ilmu keislaman dari para sahabat Nabi yang masih
hidup yang langsung menerima pengajaran dari Rasulullah SAW., khususnya yang
menyangkut Hadist Rasulullah SAW., sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam
yang belum dibukukan hanya berdasarkan ingatan para sahabat dan sebagai alat bantu
dalam menafsirkan al-Qur‟an. Tidak terelakkan lagi pada masa ini terjadi mobilitas
penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh menuju Madinah sebagai pusat studi
ilmu-ilmu agama Islam.4

 Pendidikan Islam pada Masa Khalifah Usman bin Affan (23-35 H / 644-656
M)

Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih
mudah dijangkau oleh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari
segi pusat pendidikan juga yang lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat bisa
3
https://assuhaili.com
4
Jurnal Pendidikan IPS Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2019
memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat. Ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi berpengaruh luar biasa
bagi pendidikan Islam yaitu untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dan
penyalinannya karena terjadi perselisihan dalam bacaan Al-Qur’an. Usman
menginstruksikan agar penyalinan berpedoman kepada bacaan mereka yang
menghafal Alquran, seandainya terjadi perbedaan dalam pembacaan, maka yang
ditulis adalah yang berdialek Quraisy (Arab). Salinan Alquran dengan nama al-
Mushaf, oleh panitia diperbanyak menjadi lima buah. Sebuah tetap berada di
Madinah, dan empat lainnya dikirimkan ke Mekah, Suriah, Basrah, dan Kufah.30
Naskah salinan yang tetap di Madinah disebut Mushaf al-Imâm.5 Tempat belajar
masih seperti biasa yaitu di kuttab, masjid, dan rumah-rumah yang disediakan mereka
sendiri atau rumah para gurunya. Usman lebih sibuk menghadapi masalah
pemerintahan sehingga pendidikan tidak ada perkembangan yang signifikan.

 Pendidikan Islam pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib (35- 40 H / 616-661
M)

Pendidikan masih berjalan seperti apa yang telah berlaku sebelumnya, selain adanya
motivasi dan falsafah pendidikan yang dibina pada masa Rasulullah, juga ada tumbuh
motivasi dan falsafah pendidikan yang dipimpin oleh kaum Syiah dan khawarij yang
mengakibatkan banyaknya pandangan dan paham yang menjadi landasan dasar serta
berpikir yang memberi kesempatan untuk menceraikan umat Islam mendatang.6

Dasar pendidikan Islam yang tadinya bermotif aqidah tauhid, sejak masa itu tumbuh
di atas dasar motivasi, ambisius kekuasaan, dan kekuatan. Tetapi sebagian besar
masih tetap berpegang kepada prinsip-prinsip pokok dan kemurnian yang diajarkan
Rasulullah SAW. Ahmad Syalabi mengatakan: “Sebetulnya tidak seharipun, keadaan
stabil pada pemerintahan Ali. Tak ubahnya beliau sebagai seorang menambal kain
usang, jangankan menjadi baik malah bertambah sobek. Dapat diduga, bahwa
kegiatan pendidikan pada saat itu mengalami hambatan dengan adanya perang
saudara. Ali sendiri saat itu tidak sempat memikirkan masalah pendidikan, karena ada
yang lebih penting dan mendesak untuk memberikan jaminan keamanan, ketertiban

5
JURNAL TARBIYA Volume: 1 No: 1 2015 (31-47)
6
https://assuhaili.com
dan ketentraman dalam segala kegiatan kehidupan, yaitu mempersatukan kembali
kesatuan umat, tetapi Ali tidak berhasil.7

1. Pusat-Pusat Pendidikan pada Masa Khulafaur Rasyidin


 Mekkah.
Guru pertama adalah Muaz bin Jabal yang mengajarkan Al-Qur’an dan fiqih.
 Madinah
Sahabat yang terkenal: Abu Bakar, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan
lainnya.
 Basrah
Sahabat yang termasyhur adalah: Abu Musa al-Asy’ary dia adalah seorang
ahli fiqih dan al-Qur’an
 Kuffah
Sahabat yang terkenal Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Abdullah
bin Mas’ud mengajarkan al-Qur’an, ahli tafsir, hadis, dan fiqih.
 Damaskus (Syria)
Setelah penduduknya banyak beragama Islam, maka Umar bin Khattab
mengirim 3 orang ke negara itu. Yang dikirim adalah Mu’az bin Jabal ke
Palestina, Ubaidah di Hims dan Abu Darda’ di Syiria.
 Mesir
Sahabat mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir adalah
Abdullah bin Amru bin Ash ia adalah seorang ahli hadis.8

7
JURNAL TARBIYA Volume: 1 No: 1 2015 (31-47)
8
Jurnal Pendidikan IPS Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai