Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PERIODE MEKKAH DAN MADINAH

Makalah
Pendidikan Pemikiran Islam Kontemporer

OLEH :

Fera Selfia (22531055)


Hafizh Aulia Rahman (22531063)

Dosen Pengampuh:

M. Imam Putra M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) CURUP
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2024/2025
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................................i

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah...........................................................................2

B. Pendidikan Islam di Madinah...............................................................................................5

C. Lembaga Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah............................................................10

D. Kurikulum Pendidikan Islam periode Mekkah..................................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................................................12

Daftar pustaka................................................................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang
isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari
berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy
mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri.
Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah
dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam
sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin
hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan.1
Jadi dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab
kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya.
Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.Sebagai umat islam,
hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan
generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Dan di dalam makalah ini
kami akan membahas tentang pendidikan Islam Muhammad di Makkah dan Madinah.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di makkah ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah ?
3. Apa Lembaga Pendidikan pada masa periode Mekkah dan Madinah?
4. Bagaimana kurikulum Pendidikan pada masa periode Mekkah dan Madinah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Makkah
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah
3. Untuk mengetahui apa Lembaga pendidikan Islam periode Mekkah dan Madinah
4. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan Islam di Mekkah dan Madinah
1
As Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar
2
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah

Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan

pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk

melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta

peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya. 3Dalam masa

pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan

alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dansumber pokok ajaran islam. Disamping

itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.

Nabi Muhammad saw memberikan petunjuk dan pengajaran yang berpedoman pada

al Qur’an atau wahyu-wahyu yang diterimanya. Sistem pengajarannya adalah

menjelaskan pada manusia tentang makna wahyu yang telah diterimanya sekaligus

memberikan petunjuk serta tauladan bagaimana melaksanakan ajaran wahyu tersebut.

Pelajaran dan contoh teladan yang diajarkan Nabi Muhammad saw itu diharapkan

menjadi landasan yang kokoh untuk segala perbuatan manusia dalam hidup dan

kehidupannya sehari-hari.4

1. Tahapan pendidikan Islam secara sembunyi-sembunyi

3
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
4
11Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,” Selami IPS,
Edisi No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103. (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-
2323.pdf. saka hasan), akses tanggal 7 September 2017.

2
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an surat 96

ayat 5 pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi sembunyi mengingat

kondisi social politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga

dekatnya. Mula- mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk beriman kepada

Allah dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali

ibn Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah

tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat

karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara beransur-ansur ajakan tersebut disampaikan

secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Quraisy

saja.5 seperti Usman Ibn Affan, Zubir Ibn Awan, Sa’at Ibn Abi Waqas, Abdurrahman

Ibn auf, Thalhah Ibn Ubaydillah,Abu Ubaydillah Ibn Jahrah, Arqam Ibn Arqam,

Fatimah Binti Khattab, Said Ibn Zaiddan berapa orang lainnya mereka semua tahap

awal ini disebut Assabiquna Al-awwalun, artinya orang- orang yang mula- mula

masuk Islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan Islam yang pertama

pada era awal ini adalah rumah Arqam Ibn Arqam.6

2. Secara terang-terangan

Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun sampai

turun wahyu berikutnya yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-

terangan. Ketika wahyu tersebut turun beliau mengundang keluarga dekatnya untuk

berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di

kemudian hari bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan YME dan

Muhammad sebagai utusan-Nya. Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan

5
Mahrus, Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press.
6
Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.

3
oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak untuk

meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut

banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Di samping itu, keberadaan rumah

Arqam bin Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh

Kuffar Quraisy.7

Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa

pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:

1. Pendidikan keagamaan

Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan

mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar

dan Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-

jauhnya.

2. Pendidikan akhliyah dan dan ilmiyah

Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian

alam semesta. Menurut Afiful Ikhwan 8 tugas pendidikan Islam adalah

membantu pembinaan anak didik pada ketakwaan dan berakhlak karimah

yang dijabarkan dalam pembinaan kompetensi keimanan, keislaman, dan

keihsanan.

3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti

Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai

dengan ajaran tauhid.

7
Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan Madinah”, Samsul Nizar
(ed.), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta:
Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm. 32. Lihat Asrohah, Sejarah Pendidikan, hlm. 33
8
Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran), Ta’allum Jurnal,
Volume 02, Nomor 2, Nopember 2014: 179-194, hal.184

4
4. Pendidikan kesehatan

Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.

B. Pendidikan Islam di Madinah

Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan

menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk Makkah

yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga

mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi

tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang

di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan

oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah.

Kedatangan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh

penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka Islam

mendapatkan lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy Makkah,

lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad saw untuk meneruskan dakwah,

menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu kalau pada fase Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan Islam

adalah pendidikan tauhid maka pada fase Madinah ciri pokok pembinaan pendidikan

Islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial politik.9

Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan Islam di Madinah sebagai

berikut :

a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju satu kesatuan social dan

politik.

9
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1992 hal.33.

5
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin

adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa menginap

dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus

ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambang

persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar

belakang kehidupan yang berbeda. Oleh karena itu Nabi memerintahkan untuk

membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran.

Dibawah ini adalah masjid yang berada di Madinah.

Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya

masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan

disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut

adalah:

1. Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan

antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.

2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada

kaum Muhajirin utnuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan

pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.

3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan puasa

yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab

sosial.

4. Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at

yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial tersebut

lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perkenan dari

6
Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis ke Baitul Haram

di Makkah.10

b. Pendidikan social dan kewarganegaraan

Pada fase madinah materi pendidikan yang di berikan cakupnya lebih

kompleks di bandingkan dengan materi pendidikan fase makkah. Diantara

pelaksanaan pendidikan Islam di madinah ialah sebagai berikut:11

1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin

Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad Saw.

Bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk

mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad berusaha untuk mengikatnya

menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan

karena yang lain-lain. Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara

orang yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban

hidup dan utang yang berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan

yang lainnya haruslah saling membantu dalam menghadapi segala persoalan

hidup. Mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus

kepentingan bersama, dan menolak kejahatan atau kemudaratan atau kejahatan

yang akan menimpa.

2. Pendidikan kesejahteraan social

Terjaminnya kesejahteraan social, tergantung pertama-tama pada

terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap

orang harus bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat

10
Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
11
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2009), hal 38

7
baru di Madinah dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum

muhajiri, sedangkan kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan

memiliki sebidang tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orang-

orang yahudi.

3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.

Nabi Muhammad saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan

memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan ke kerabat baru

yang berdasarkan takwa kepada Allah. Selain itu, Nabi Muhammad berusaha

untuk memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan dan

kekerabatan yang berdasarkan taqwa kepada Allah. Nabi memperkenalkan sistem

kekeluargaan yang mengakui hak-hak induvidu, hak-hak keluarga (pasangan

suami istri) dan kemurnian keturunannya dalam kehiupan kekerabatan dan

kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang tertuang alam al Qur’an

surat al Hujurat ayat 13.

4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah Islam.

Masyarakat muslimin merupakan suatu negara di bawah bimbingan Nabi

Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha

dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia

secara bertahap.12 Atau adanya pasukan atau satuan pengamanan dan pertahanan

adalah satu hal mutlak yang harus ada untuk mendukung dilakukannya dakwah

Islam. Satuan pengamanan tersebut mula-mula untuk melakukan pengamatan dan

pengamanan wilayah sekitar Madinah, tapi kemudian menjadi pasukan yang

12
Susari. 2004. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah
Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo

8
ditugaskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian yang melibatkan kaum

Anshor. Pelibatan kaum Anshor ini merupakan aplikasi dari isi baiat dan ikrar

akbar yang isinya ikrar antara nabi Muhammad dengan kaum Muslimun Madinah

akan saling membela dan sehidup semati.

c. Pendidikan Anak dalam Islam

Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh

Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi

menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-

peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.

Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah

SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Tauhid

2. Pendidikan Shalat

3. Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah

4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga

5. Pendidikan kepribadian

6. Pendidikan kesehatan

Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar Nabi

Muhammad SAW menggunakan berbagai metode.13 Hal itu dilakukan untuk

menghindarkan kebosanan dan kejenuhan. Diantara metode yang digunakan Nabi

Muhammad SAW adalah :

1. Metode ceramah
13
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

9
2. Dialog

3. Diskusi dan Tanya jawab

4. Metode demonstrasi

5. Metode ekperimen

Selain itu, metode pendidikan akhlak juga dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-

Qur’an yang berisi kisah-kisah umat dahulu kala, supaya diambil pelajarannya.14

C. Lembaga Pendidikan Islam Pada Periode Mekkah

Dalam catatan sejarah pendidikan Islam di periode Mekkah, menyebutkan ada dua

tempat yang menjadi lembaga pendidikan Islam pada periode Mekkah, di antaranya :

1. Rumah Arqam ibn Arqam

Rumah Arqam ibn Arqam merupakan tempat pertama berkumpulnya kaum

muslimin beserta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk belajar hukum-hukum

dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau

madrasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar dalam lembaga

tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.

2. Kuttab

Kuttab merupakan tempat pendidikan yang paling tua, bahkan ada yang

mengatakan Kuttab lahir sebelum datangnya Islam. Pendidikan di Kuttab pada awalnya

lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair Arab, dan pembelajaran berhitung

namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan materi baca tulis al-Quran dan

memahami hukum-hukum Islam. Philip K. Hitti menambahkan, bahwasanya materi

14
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya

10
pelajaran di Kuttab sangat berorientasi kepada al-Qur`an sebagai textbook. Kuttab dalam

modernisasi sekarang bisa disamakan dengan madrasah ibtidaiyyah. Adapun waktu

belajar di Kuttab, waktu pagi hingga dhuha mempelajari al-Qur`an, dhuha hingga siang

mempelajari cara menulis, sedang dhuha hingga siang, mempelajari gramatikal Arab,

matematika, dan sejarah. Dua tempat pendidikan tersebut, menjadi dasar perkembangan

tempat-tempat pendidikan yang semakin berkembangnya zaman, adanya inovasi,

khususnya pada bangunan tempat pendidikan, guna mengkondusifkan sebuah

pengajaran.15

D. Kurikulum Pendidikan Islam periode Mekkah

Kurikulum merupakan pedoman ataupun dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Pada

masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kurikulum yang digunakan adalah Al

Quran yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa

yang dialami pada saat itu.[10] Al-Qur`an pun merupakan sentral kurikulum saat itu,

yang mana kurikulum saat itu masih sering di definisikan dengan materi ajar. Maka,

sebagai langkah awal, muatan materinya berfokus pada nilai-nilai tauhid dalam

menguatkan militansi untuk beragama Islam.16

15
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
16
Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan Islam di Makkah, yaitu dengan cara sembunyi dan terang-terangan.


Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa
pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi : Pendidikan keagamaan, Pendidikan
akhliyah dan ilmiyah, Pendidikan akhlak dan budi pekerti, Pendidikan jasmani
(kesehatan)
Pendidikan Islam di Madinah.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam di
Madinah adalah sebagai beriku: Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju
satu kesatuan sosial dan politik, Pendidikan anak dalam islam, Pendidikan sosial politik
dan kewarganegaraan.
Metode pengajaran pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW yaitu
Metode ceramah, Dialog, Diskusi atau Tanya jawab, Metode demonstrasi, Metode
eksperimen.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur

Rasyidin,” Selami IPS, Edisi No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103.

(isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-2323.pdf. saka hasan), akses tanggal

7 September 2017.

Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran),

Ta’allum Jurnal, Volume 02, Nomor 2, Nopember 2014: 179-194, hal.184

As Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta:

Pustaka al-Kautsar

Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan

Madinah”, Samsul Nizar (ed.), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah

Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta: Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm.

32. Lihat Asrohah, Sejarah Pendidikan, hlm. 33

Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana

Mahrus, Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak :

STAIN Pontianak Press.

Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2009), hal 38

Susari. 2004. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam

Abuddin Nata (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta:

PT Raja Grafindo
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:

Rosdakarya

Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.

Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18

Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.

Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1992 hal.33.

Anda mungkin juga menyukai