Makalah
Pendidikan Pemikiran Islam Kontemporer
OLEH :
Dosen Pengampuh:
Daftar Isi...........................................................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
Daftar pustaka................................................................................................................................14
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang
isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari
berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy
mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri.
Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah
dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam
sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin
hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan.1
Jadi dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab
kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya.
Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.Sebagai umat islam,
hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan
generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Dan di dalam makalah ini
kami akan membahas tentang pendidikan Islam Muhammad di Makkah dan Madinah.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di makkah ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah ?
3. Apa Lembaga Pendidikan pada masa periode Mekkah dan Madinah?
4. Bagaimana kurikulum Pendidikan pada masa periode Mekkah dan Madinah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Makkah
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah
3. Untuk mengetahui apa Lembaga pendidikan Islam periode Mekkah dan Madinah
4. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan Islam di Mekkah dan Madinah
1
As Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Jakarta: Pustaka al-Kautsar
2
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Jogjakarta: Tiara wacana
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk
peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya. 3Dalam masa
alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dansumber pokok ajaran islam. Disamping
Nabi Muhammad saw memberikan petunjuk dan pengajaran yang berpedoman pada
menjelaskan pada manusia tentang makna wahyu yang telah diterimanya sekaligus
Pelajaran dan contoh teladan yang diajarkan Nabi Muhammad saw itu diharapkan
menjadi landasan yang kokoh untuk segala perbuatan manusia dalam hidup dan
kehidupannya sehari-hari.4
3
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
4
11Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,” Selami IPS,
Edisi No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103. (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-
2323.pdf. saka hasan), akses tanggal 7 September 2017.
2
Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an surat 96
ayat 5 pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi sembunyi mengingat
kondisi social politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga
dekatnya. Mula- mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk beriman kepada
Allah dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali
ibn Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah
secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Quraisy
saja.5 seperti Usman Ibn Affan, Zubir Ibn Awan, Sa’at Ibn Abi Waqas, Abdurrahman
Ibn auf, Thalhah Ibn Ubaydillah,Abu Ubaydillah Ibn Jahrah, Arqam Ibn Arqam,
Fatimah Binti Khattab, Said Ibn Zaiddan berapa orang lainnya mereka semua tahap
awal ini disebut Assabiquna Al-awwalun, artinya orang- orang yang mula- mula
masuk Islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan Islam yang pertama
2. Secara terang-terangan
turun wahyu berikutnya yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-
terangan. Ketika wahyu tersebut turun beliau mengundang keluarga dekatnya untuk
berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di
kemudian hari bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan YME dan
5
Mahrus, Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press.
6
Muhaimin. 2009. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
3
oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak untuk
banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Di samping itu, keberadaan rumah
Arqam bin Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh
Kuffar Quraisy.7
1. Pendidikan keagamaan
jauhnya.
keihsanan.
7
Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan Madinah”, Samsul Nizar
(ed.), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta:
Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm. 32. Lihat Asrohah, Sejarah Pendidikan, hlm. 33
8
Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran), Ta’allum Jurnal,
Volume 02, Nomor 2, Nopember 2014: 179-194, hal.184
4
4. Pendidikan kesehatan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk Makkah
yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga
mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi
tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang
di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan
Kedatangan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh
penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka Islam
mendapatkan lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy Makkah,
lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad saw untuk meneruskan dakwah,
Oleh karena itu kalau pada fase Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan Islam
adalah pendidikan tauhid maka pada fase Madinah ciri pokok pembinaan pendidikan
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan Islam di Madinah sebagai
berikut :
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju satu kesatuan social dan
politik.
9
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1992 hal.33.
5
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin
adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa menginap
dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus
persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar
belakang kehidupan yang berbeda. Oleh karena itu Nabi memerintahkan untuk
membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran.
masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan
disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut
adalah:
kaum Muhajirin utnuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan puasa
sosial.
lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perkenan dari
6
Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis ke Baitul Haram
di Makkah.10
Bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk
menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan
karena yang lain-lain. Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara
hidup dan utang yang berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan
terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap
orang harus bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat
10
Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
11
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2009), hal 38
7
baru di Madinah dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum
muhajiri, sedangkan kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan
memiliki sebidang tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orang-
orang yahudi.
yang berdasarkan takwa kepada Allah. Selain itu, Nabi Muhammad berusaha
kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang tertuang alam al Qur’an
Muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha
secara bertahap.12 Atau adanya pasukan atau satuan pengamanan dan pertahanan
adalah satu hal mutlak yang harus ada untuk mendukung dilakukannya dakwah
12
Susari. 2004. “Lembaga-lembaga Pendidikan Islam sebelum Madrasah”, dalam Abuddin Nata (ed), Sejarah
Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
8
ditugaskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian yang melibatkan kaum
Anshor. Pelibatan kaum Anshor ini merupakan aplikasi dari isi baiat dan ikrar
akbar yang isinya ikrar antara nabi Muhammad dengan kaum Muslimun Madinah
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh
Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah
1. Pendidikan Tauhid
2. Pendidikan Shalat
5. Pendidikan kepribadian
6. Pendidikan kesehatan
1. Metode ceramah
13
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
9
2. Dialog
4. Metode demonstrasi
5. Metode ekperimen
Selain itu, metode pendidikan akhlak juga dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-
Qur’an yang berisi kisah-kisah umat dahulu kala, supaya diambil pelajarannya.14
Dalam catatan sejarah pendidikan Islam di periode Mekkah, menyebutkan ada dua
tempat yang menjadi lembaga pendidikan Islam pada periode Mekkah, di antaranya :
dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga pendidikan pertama atau
madrasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar dalam lembaga
2. Kuttab
Kuttab merupakan tempat pendidikan yang paling tua, bahkan ada yang
mengatakan Kuttab lahir sebelum datangnya Islam. Pendidikan di Kuttab pada awalnya
lebih terfokus pada materi baca tulis sastra, syair Arab, dan pembelajaran berhitung
namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan materi baca tulis al-Quran dan
14
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya
10
pelajaran di Kuttab sangat berorientasi kepada al-Qur`an sebagai textbook. Kuttab dalam
belajar di Kuttab, waktu pagi hingga dhuha mempelajari al-Qur`an, dhuha hingga siang
mempelajari cara menulis, sedang dhuha hingga siang, mempelajari gramatikal Arab,
matematika, dan sejarah. Dua tempat pendidikan tersebut, menjadi dasar perkembangan
pengajaran.15
Quran yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa
yang dialami pada saat itu.[10] Al-Qur`an pun merupakan sentral kurikulum saat itu,
yang mana kurikulum saat itu masih sering di definisikan dengan materi ajar. Maka,
sebagai langkah awal, muatan materinya berfokus pada nilai-nilai tauhid dalam
15
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
16
Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Asakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin,” Selami IPS, Edisi No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103.
7 September 2017.
Pustaka al-Kautsar
Madinah”, Samsul Nizar (ed.), Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah
Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta: Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm.
Mahrus, Erwin, dan Moh. Haitami Salim. 2008. Pengantar Studi Islam. Pontianak :
Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
Abuddin Nata (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Periode Klasik hingga Modern. Jakarta:
PT Raja Grafindo
Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Rosdakarya
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
Zuhairini, dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: IAIN dan Depag.