Anda di halaman 1dari 9

ISLAM DI MASA RASULALLAH SHALLALLAHU ALAIHI

WASALLAM
Ferdy Hasan Haswin, Nurhaniza Wahyuni
(Center, Times New Roman 11, bold)
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Universitas IAIN Pontianak
e-mail: ferdyh871@gmail.com nurhanizaw@gmail.com

Abstrak
Sejarah adalah referensi yang sangat penting karena kita akan membangun masa depan.
sehubungan dengan itu kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Islam di masa lalu. Jadi
kita cenderung berjalan tanpa tujuan andai mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu.
Berikut adalah sejarah yang berfungsi sebagai refleksi dari masa lalu. Ada cerita bahwa kita
harus belajar untuk merancang masa depan yang lebih cerah. Perkembangan ajaran Islam pada
zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah perkembangan puncak masa
kejayaan, dapat dilihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri, dengan aktor dan faktor utama,
yaitu Nabi Muhammad. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan pendidikan Islam di
masa Rasullulah SAW, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menerapkan metode
analisis isi, yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pendidikan Islam di masa Rasullah SAW.
Kadang-kadang kita bertanya mengapa di hari dan usia kita tidak banyak belajar dari sejarah,
mari sejenak kita flashback, kita melihat ke belakang dan menilai kembali bagaimana sejarah
yang sebenarnya dari Islam, demi hari ini dan hari esok yang menjanjikan.Sejarah adalah
referensi yang sangat penting karena kita akan membangun masa depan. sehubungan dengan itu
kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan Islam di masa lalu. Jadi kita cenderung
berjalan tanpa tujuan andai mengulangi kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Berikut adalah
sejarah yang berfungsi sebagai refleksi dari masa lalu. Ada cerita bahwa kita harus belajar untuk
merancang masa depan yang lebih cerah. Perkembangan ajaran Islam pada zaman Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah perkembangan puncak masa kejayaan, dapat
dilihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri, dengan aktor dan faktor utama, yaitu Nabi
Muhammad. Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan pendidikan Islam di masa
Rasullulah SAW, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menerapkan metode analisis
isi, yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pendidikan Islam di masa Rasullah SAW. Kadang-
kadang kita bertanya mengapa di hari dan usia kita tidak banyak belajar dari sejarah, mari
sejenak kita flashback, kita melihat ke belakang dan menilai kembali bagaimana sejarah yang
sebenarnya dari Islam, demi hari ini dan hari esok yang menjanjikan.

Kata kunci: Sejarah, Pendidikan Islam, Di Masa Rasulallah

PENDAHULUAN
Mempelajari sejarah amatlah sangat penting bagi ummat islam. Dengan
mempelajari sejarah itu kita selaku ummat islambisa mengambil ibrah yang terdapat
didalam sejarah dan juga dapat mengetahui sebab dan akibat dari majunya islam serta
mundurnya islam. Sejarah islam di masa Rasulallah dapat di bagi menjadi dua prode,
Preode Mekkah dan Madinah. Rasulallah adalah guru, pelopor pendidikan Islam. Dari
sana titik awal perkembangan pendidikan Islam dimulai. Kajian ini akan membahas
pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Makkah dan Madinah, kurikulum, kebijakan
dan cara penyampaian ilmu yang disampaikan oleh Rasul. Pendidikan Islam masa Rasul
menekankan pemahaman dan penghafalan Alquran, keilmuan berkembang belum meluas
seperti pada masa setelahnya, cara pengajaran masa ini sangat sederhana, yaitu dengan
berhadap-tatap langsung antara pendidik dan peserta didik, sehingga pelajaran lebih cepat
dipahami, langsung ke sanubari sahabat. Pada periode Makkah, Nabi Muhammad lebih
menitikberatkan pembinaan moral dan akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab yang
bermukim di Makkah dan pada peroide di Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan
pembinaan di bidang sosial. Di sinilah pendidikan Islam mulai berkembang pesat.
Ketika agama Islam diturunkan Allah, sudah ada di antara para sahabat yang
pandai tulis baca. Kemudian tulis baca tersebut ternyata mendapat tempat dan dorongan
yang kuat dalam Islam, sehingga berkembang luas di kalangan umat Islam. Ayat Alquran
yang pertama diturunkan, telah memerintahkan untuk membaca dan memberikan
gambaran bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan sarana utama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Kepandaian tulis baca dalam
kehidupan sosial dan politik umat Islam ternyata memegang peranan penting, sejak nama
Nabi Muhammad saw digunakan sebagai media komunikasi dakwah kepada bangsa-
bangsa di luar bangsa Arab, dan dalam menuliskan berbagai macam perjanjian.

HASIL PEMBAHASAN
A. Sejarah turunya wahyu kepada Rasulallah dan sejarah Islam
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama kali di Gua Hira di
Makkah pada tahun 610 M. dalam wahyu itu termaktub ayat Alquran yang artinya:
“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam).
Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah.
Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum
diketahuinya. (Humaedi, 2020)
Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua termaktub ayat Alquran yang artinya:
Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan
janganlah kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.(Sansan Ziaul Haq, 2020)
Dengan turunnya wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah,
supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk
member peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci,
tugas mendidik dan mengajarkan Islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-
wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada
karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk Islam, lalu Nabi menyediakan rumah AlArqam
bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikutpengikutnya. di
tempat itulah pendiikan Islam pertama dalam sejarah pendidian Islam. Disanalah Nabi
mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama Islam kepada sahabat-sahabatnya dan
membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Alquran kepada para pengikutnya serta Nabi
menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi beribadah
(sholat) bersama sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama
Islam kepada seluruh penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan
tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi
dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran Islam dan mendidik sahabat-
sahabatnya dengan pendidikan Islam.
A. Fase mekah
Fanatisme bangsa quraisy terhadap agama nenek moyang telah membuat Islam
sulit berkembang di Mekkah walaupun Nabi Muhammad sendiri berasal dari suku yang
sama. Secara umum pada periode Mekkah ini selama 13 tahun, kebijakan dakwa yang
dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya bukan
kenabiannya. Implikasinya, dakwa dengan stategi politik yang memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan social (egalitarisme) lebih tepat
di bandingkan oleh aspek kenabiannya dengan melaksanakan tabligh. Ada dua cara
dakwa Rasulullah Saw ialah:

a) Dakwa Secara Diam-Diam


Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau
melakukannya secara diam- diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya
selama 3 tahun. Karena itulah, orang pertama kali yang menerima dakwanya adalah
keluarga dan sahabat. Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama
berhala dan hanya mau menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu
berhasil. Orang-orang yang mula-mula beriman adalah:
1) Istri beliau sendiri, Khadijah
2) Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
3) Dari kalangan budak, Bilal.
4) Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq. (Yatim, 2007)
Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk
masuk agama islam. Orang-orang ini tekenal dengan julukan Al-Sabiqun al-Awwalun,
orang yang terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam,
Talhah Ibn Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain.
Mereka itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri.
b) Dakwa Secara Terbuka
Setelah beberapa lama berdakwa secara individual turunlah perintah agar Nabi
menjalankan dakwa secara terbuka dan langkah berikutnya ialah berdakwa secara umum.
Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada islam secara terang-terangan
selama 10 tahun. Setelah dakwa terang-teranggan itu, pemimpin quraisy mulai berusaha
menghalangi dakwa Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengingkut Nabi semakin
keras tantangan yang di lancarkan kaum quraisy. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima
faktor yang mendorong orangorang quraisy menentang seruan Islam ialah:
a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.
b. Nabi muhammmadmenyeruh kepada hak bangsawan dengan hambahsahaya.
c. Para quraisy tidak dapat menerima ajara tentang kebangkita kembali dan
pembalasan di akhirat
d. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang beruratberakar pada bangsa
arab
e. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki
Banyak cara yang ditempuh para pemimpin quraisy untuk mencegah dakwa Nabi
Muhammad dari cara diplomatik di sertai bujukrayu hingga tindakan kekerasan di
lancarkan untuk menghentikan dakwa Nabi. Namun Nabi Muhammad tetap pada
pendirian untuk menyiarkan agama islam.

B. Fase Madinah
Di fese Madinah ini adalah fase yang mana Rasulallah itu hijrah dari Makkah ke
Madinah. Istilah, “Hijrah”, terderivasi dari kata dalam Bahasa Arab yaitu:
”HaajaraYuhaajiru-Hijrah”, berarti pindah, berpindah, bergerak dari satu tempat yang
yang lain. Hijrah berarti tidak sekedar pindah, pindah tanpa sebab tertentu asal pindah
atau pindah karena pertimbangan pragmatis sekali. Istilah lain yang sering digunakan
untuk hijrah adalah kata, “eksodus”. Pindah dimaksud adalah pindah karena tujuan
tertentu yang diprediksi akan menjadi lebih baik. Sudah pasti ada idealisme tertentu yang
mendorong seseorang untuk pindah atau pindah karena ada tugas yang lebih berat. Bila
hal tersebut dilakukan, maka seseorang yang hijrah akan menjadi lebih berpengalaman
dalam hidupnya. Berarti hijrah sangat berbeda dengan kegiatan sekedar pindah. Hijrah
selanjutnya tidak sebatas bergerak (to move atau to remove) bisa juga (to change) berarti
berubah atau mengalami perubahan pasca pindah. Hijrah dimaksud adalah kegiatan hijrah
sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. dari kota Mekkah dan kemudian
menetap di Yatsrib atau Madinah.(Shell, 2016)
Hijrahnya Nabi ke Yasrib dilatarbelakangi oleh orang-orang Yastrib yang hendak
melakukan ibadah haji dan ketika mendengar seruan dakwah Nabi Muhammad Saw
mereka menyatakan KeIslaman pada Baiat Aqabah I dan Baiat Aqabah II. Tidak hanya
itu, sebagian aspek yang mendesak Nabi agar memilah Yastrib sebagai tempat hijrah
umat Islam. Diantara faktor hijrahnya Nabi ke Yastrib adalah sebagai berikut:
a. Yatsrib merupakan tempat yang sangat dekat.
b. Saat sebelum diutus menjadi Nabi, dia sudah memiliki ikatan baik dengan
penduduk kota tersebut. Ikatan itu berbentuk jalinan persaudaraan sebab kakek
Nabi, Abdul Muthalib beristrikan orang Yatsrib. Disamping itu, bapaknya
dimakamkan disitu.
c. Penduduk Yatsrib telah tahu Nabi sebab kelembutan budi pekerti serta
sifatsifatnya yang baik.
d. Untuk diri Nabi sendiri, hijrah ialah keharusan tidak hanya sebab perintah Allah
Swt.(Lestari, 2022)

Substansi dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Madinah yaitu terlihat pada
khutbah pertamanya, sebagai proklamasi berdirinya negara Islam. Nabi Muhammad Saw.
Menetapkan politik negara atas dasar: Al-Adatul Insaniyyah (Perikemanusiaan)
a. Asy-Syura (Demokrasi)
b. Al-Wahdatul Islamiyyah (Persatuan Islam)
c. Al-Ukhuwwah Islamiyyah (Persaudaraan Islam)
Adapun peradaban dan pemikiran yang dibangun Rasulullah pada periode Madinah
adalah sebagai berikut:
1) Bidang Intelektual/Pendidikan
Dalam bidang pendidikan Rasulullah membuat strategi membangun masjid
Nabawi di Madinah. Masjid selain dijadikan sebagai tempat ibadah akan tetapi
dijadikan pula sebagai tempat untuk menerima pengajaran Islam dan bimbingan-
bimbingannya. Masjid Nabawi dijadikan sebagai pusat pendidikan periode Madinah.
Selain memperoleh Pendidikan di masjid Nabawi, umat Islam juga memperoleh
pendidikan dari para tawanan ketika umat Islam mengalami kemenangan pada perang
Badar. Para tawanan diberi kesempatan menebus dirinya sesuai kemampuannya. Ada
yang menebus dirinya dengan mengajarkan membaca dan menulis kepada kaum
muslimin.
2) Bidang Sosial
Dalam bidang Sosial sesampai di Madinah Rasulullah Saw. Tradisi masyarakat
yang seiring berperang antar suku hingga berkepanjangan, berubah menjadi persatuan
dalam akidah dengan diangkatnya Nabi Muhammad Saw. sebagai Pemimpin.
Membentuk hubungan baik antara sesama manusia, yaitu mempersaudarakan
kaum muhajirin dan kaum ansar. Rasulullah mempersaudarakan kaum muhajirin dan
anshar yang terhimpun didalamnya persatuan umat dan aqidah Islamiyah yang datang
kepada mereka dari Allah Swt. Yang telah ditetapkan atas seluruh manusia
menjadikan amal peribadatannya ikhlas karena Allah Swt tidak peruntukkan kepada
sesuatu yang bertentangan kecuali pada ketakwaan dan amal saleh.
3) Bidang Ekonomi
Keadaan ekonomi kota Madinah( Yatsrib) ialah wilayah persawahan serta
perkebunan yang jadi sandaran hidup penduduk setempat. Pemasukan terbesarnya
merupakan kurma dan anggur. Kurma merupakan hasil alam yang memberikan
manfaat banyak bagi kehidupan mereka, diantaranya sebagai makanan, alat
bangunan, pabrik, makanan hewan, bahkan seperti mata uang yang digunakan untuk
tukar menukar ketika terdesak. Kurma madinah juga banyak macamnya. Hal ini tidak
menafikan laju bisnis dikota madinah, meski tidak semarak dikota Mekah yang tidak
memiliki persawahan karena air yang sangat terbatas.
4) Kondisi Hukum
Fase Madinah berlangsung selama 10 tahun, yaitu sejak hijrahnya Nabi Saw
sampai beliau wafat pada tahun 11H. Dalam fase ini, umat Islam berkembang pesat.
Nabi Saw mulai membenuk suatu masyarakat Islam yang memiliki kekuasaan yang
gemilang. Kemudian dibuat peraturan-peraturan karena masyarakat membutuhkan
untuk mengatur hubungan antar mereka dan hubungan mereka dengan umat lainnya,
baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.
Untuk kebutuhan ini, disyariatkan hukum-hukum yang mengatur segala
keperluan mereka, baik yang berhubungan dengan pribadi mauun yang berhubungan
dengan masyarakat, seperti masalah ibadah, muamalah, jihad, jinayat, kewarisan,
perkawinan dan berbagai masalah lainnya. Oleh karena itu, surahsurah Madaniyah
seperti al-Baqarah, AliImran, al-Nisa’, dan Al-Maidah banyak memuat ayat hukum,
disamping memuat ayat akidah, akhlak dan sejarah(Lesnida et al., 2021)

SIMPULAN
Berdasarkan paparan yang kami tulis di sini dapat di simpulkan bahwa wahyu yang
di turunkan pertama kali kepada Rasulallah yaitu pada surah Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 di
Gua Hira pada tahun 610 M, dan di lanjutkan turunya wahyu yang ke-2 yaitu surah Q.S.
Al-Mudatsir: 1-7.
Dan dakwah islam di mekkah selama 13 tahun yang dapat di bagi menjadi dua
priode, yaitu priode secara terang-terangan selama 10 tahun dan diam-diam (Sembunyi)
selama 3 tahun.
Yang berhasil masuk islam pertama kali pada dakwah secara diam-diam
1) Istri beliau sendiri, Khadijah
2) Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
3) Dari kalangan budak, Bilal.
4) Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq.
ada lima faktor yang mendorong orangorang quraisy menentang seruan Islam
ialah:
1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.
2. Nabi muhammmadmenyeruh kepada hak bangsawan dengan hambahsahaya.
3. Para quraisy tidak dapat menerima ajara tentang kebangkita kembali dan pembalasan
di akhirat
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang beruratberakar pada bangsa arab
5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki

Di fase madinah
1. Bidang Intelektual atau pendidikan
Bidang pendidikan yang berkembang pada periode Mekah ialah Rasulullah
membangun akhlak orangorang Mekah yang pada masa itu hidup dalam
kejahiliyahan yaitu memiliki moral yang buruk. Sedangkan pendidikan pada masa di
Madinah Masjid Nabawi dijadikan sebagai pusat pendidikan periode Madinah.
2. Bidang sosial dan ekonomi
Adapun keadaan masyarakat Mekah terdapat beberapa segi yang baik dan ada
pula yang buruk. Segi-segi yang baik, contohnya setia kawan dan setia janji, hormat
tamu, tolong-menolong antara anggota-anggota kabilah. Segi-segi yang buruk,
misalnya merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan lantaran masalah sepele.
Sedangkan keadaan ekonomi saat itu sudah membaik atau bisa dikatakan ekonomi
menengah dikalangan para sahabat, sedangkan ekonomi dikalangan budak tergolong
kepada ekonomi lemah. Adapun keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Madinah
yaitu Tradisi masyarakat yang seiring berperang antar suku hingga berkepanjangan,
berubah menjadi persatuan dalam akidah dengan diangkatnya Nabi Muhammad Saw.
sebagai Pemimpin. Sedangkan Kondisi ekonomi kota Madinah (Yatsrib) merupakan
daerah persawahan serta perkebunan yang jadi sandaran hidup penduduk setempat.
Pemasukan terbesarnya merupakan kurma juga anggur.
3. Bidang politik
Kondisi sosial politik pada masa Mekah, berubah seiring datangya tatanan baru
dalam Islam misalnya mengemukakan persamaan atau keadilan sosial dan tatanan
politik baru yang diikat dengan dasar akidah. Sedangkan politik kota Madinah ialah
umat Islam telah memulai kehidupan bernegara setelah Rasulullah hijrah ke Yatsrib
kemudian Rasullulah mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah. Kepala Negara
yaitu dipimpin oleh seorang Nabi yaitu Rasulullah Muhammad Saw. Kemudian
dilihat dari penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan

4. Bidang Hukum
Kondisi hukum terbagi dua fase yaitu fase Mekah dan fase Madinah. Fase Mekah
bercirikan akidah sebagai pondasi hukum, sedangkan fase Madinah bercirikan hukum
yang lengkap dan diturunkan secara bertahap. Struktur hukum di Mekah dan Madinah
dipegangoleh Nabi Muhammad Saw. Substansi hukumnya berupa AlQuran dan
Hadits, yang keduanya bersumber dari wahyu Allah swt. Budaya hukum
menunjukkan bahwa masyarakat Mekah dan Madinah patuh terhadap hukum.
Kepatuhan ini dipengaruhi oleh akidah yang kuat.

SARAN
Saran kami sebagai penulis kepada seluruh ummat Islam terutama kepada diri kami
pribadi sebagai penulis untu mempelajari sejarah Islam di masa Rasulallah agar kita
mengetahui dari kemajua islam pada saat itu. Dan supaya mengetahui bagaimana
perjuangan Rasulallah dalam mempertahankan ajaran Islam di masanya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh kawan-kawan
terutama kepada dosen penggampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yaitu Dr.
Muhammad Tisna Nugraha, M.Si. yang telah mendukung kami dalam pembuaatan
sehingga kami selaku penulis bisa menyelesaikan jurnal yang berjudul ISLAM DI MASA
RASULALLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM.

DAFTAR PUSTAKA
Humaedi, I. (2020). Konsep Pesan Pra-Nubuwwah yang Terkandung dalam Wahyu
Pertama Kali Turun Surah Al-Alaq 1-5. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban
Islam,
Lesnida, Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Pada Masa Nabi
Muhammad. Tsaqofah & Tarikh Vol. 6 No. 2 Bulan Juli-Desember, 6, 96–108.
Lestari, S. (2022). Perkembangan Peradaban Islam Fase Madinah. 4, 1349–1358.
Sansan Ziaul Haq. (2020). Fenomena Wahyu Al-Quran. Jurnal Al-Fanar, 2(2), 113–132.
Shell, A. (2016). PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW. 1–23.
Yatim, B. (2007). No Title sejarah peradaban islam. In buku.

Anda mungkin juga menyukai