Anda di halaman 1dari 132

KORELASI PERADABAN ISLAM

MASA NABI MUHAMMAD SAMPAI ABAD KE 20

MAKALAH

Oleh :

MUHAMMAD HASAN

NIM 201664010075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

2017

Page | 1 @hasan.com
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, ribuan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT. Maha diatas
segalanya, maha pencipta penuh sempurnah, maha kasih tanpah pamrih. Dialah
yang menciptakan bintang ar-rasy, bintang kemulyaan dan hakikat cahaya insan
kamil, dengan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul KORELASI PEDABAN ISLAM MASA RASULLAH
HINGGA ABAD KE 20, sebagai salah satu tugas ujian akhir semester 3

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad


SAW. Keluarga dan para sahabat serta pengikutnya sebagai pembawa penerang
kehidupan yaitu dengan agama islam. Sehingga dapat mengalambil ibrah dibalik
pribadinya yang sempurnah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurnah, banyak
sekali kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun guna perbaikan kedepan.

Semoga karya tulis ini dapat diterima disisi allah SWT. Dan semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Nya. Harapan penulis semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan pengembangan pendidikan islam selanjutnya dan dapat
memperluas dunia keislaman kita serta sebagai pemicu munculnya penenlitian-
penelitian yang lebih mendalam tentang teori peradaban islam.

Malang, 20 januari 2018

Muhammad hasan

Page | 2 @hasan.com
ABSTRAK

Muhammad hasan. 2018. Korelasi peradaban islam masa rasulallah hingga

abad 20. Makalah, jurusan pendidikan agama islam, fakultas ilmu keislaman,

universitas islam raden rahmat malang, dosen pengampu : Hasan Bisri M.Pd.I

Kata kunci : refleksi peradaban islam

Seiring perkembangan zaman, masyarakat saat ini banyak dihadapkan oleh

problematika tentang hadirnya teori-teoi baru penyebaran islam, khususnya di

Indonesia. Berangkat dari itulah penulis bermaksud membahas peradaban islam

sejak zaman rosulalh sampai abad ke 20

Page | 3 @hasan.com
PETA KONSEP

Korelasi peradaban islam

Masa Nabi Muhammad


SAW Dinasti fatimiyah
Daulah umayyah
Dinasti ayyubiyah
Daulah abbasiyah

Masuknya islam di indonesia

Imperium timur Teori masuknya islam di indonesia

Agama & politik masa kolonial

Wali songo

Page | 4 @hasan.com
A. PENDAHULUAN

Islam bukanlah agama iklim, agama ibadah yang konservatif, tetapi

merupakan agama kehidupan dengan segala dimensinya. Umat Islam adalah

umat yang Allah kehendaki untuk menjadi pengemban risalah agama dan

peradaban di dunia (Zaqzuq, 2003: 93).

Sedangkan peradadaban Islam merupakan suatu sistem yang dibangun

berdasarkan sendi-sendi agama Islam. Peletak dasar pembangunan peradaban

Islam adalah Rasulullah Saw. Tata nilai dan akhlak yang dibangun oleh

Rasulullah Saw selanjutnya menuju pada pembangunan mental spiritual yang

matang. Sehingga para sahabat yang langsung mendapat pengajaran dari

Rasulullah Saw mempunyai pondasi keimanan, akhlak dan etika yang kuat.

Selanjutnya muncullah beberapa pendapat para tokoh sejarah tentang

periodesasi pemerintahan Islam. Hal itu sebagai bentuk apresisasi pendidikan

Rasulullah dalam membangun masyarakat yang madani.

A.Hasyim mengatakan ;“Periodesasi sejarah kekuasaan Islam dibagi

menjadi delapan periode, yakni mulai dari periode permulaan Islam (610-

661M) sampai dengan Kebangkitan Islam (1801 – sekarang)”. Sedangkan

Harun Nasution (1975: 13-14) dan Nourouzaman (1986:12) membaginya ke

Page | 5 @hasan.com
dalam tiga periode, yakni Periode Klasik (650-1250M), Periode Pertengahan

(1250-1800M) dan Periode Modern (1800-sekarang).

Selain itu ada beberapa pakar sejarah yang membagi periodesasi sejarah

kekuasaan Islam menurut pandangan mereka masing-masing. Seperti :

Badri Yatim, yang membagi dalam delapan periode.

Jaih Mubarak, yang menamakan setiap periode adalah peradaban dan

membaginya ke dalam enam periode (Supriyadi, 2008: 22-23).

Ahmad Usairy membagi ke dalam 12 periode. Kemajemukan pandangan

para pakar sejarah tersebut merupakan khasanah keilmuan yang patut kita

syukuri. Hal itu akan menambah deretan wacana yang semakin luas dan

semakin beragam (Supriyadi, 2008: 21-24). Maka ketika kita berbicara tentang

periode kekuasaan Islam (melingkupi perkembangan Islam pada masa Nabi

sampai Khulafaurrasyidin), kita akan dapatkan bahwa hal itu berlangsung

antara tahun 570-661 M.

Sebagaimana Al-Usairy berpendapat bahwa periode peradaban Islam pada

masa Nabi berlangsung antara tahun 570-632 M., sedangkan pada masa

Khulafaurrasyidin berlangsung antara 632-661 M.

Page | 6 @hasan.com
Banyak hal yang akan tercatat dalam kedua periode ini, baik periode Islam

pada masa Nabi dan Islam pada masa Khulafaurrasyidin. Masing-masing

memiliki ciri khusus yang tentunya semua itu dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan masing-masing.

Namun yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa kepemimpinan para

khulafaurrasyidin hampir semua mewarisi apa yang diajarkan oleh Rasulullah

Saw. Oleh sebab itu perkembangan Islam saat itu masih lekat dengan

pemerintahan yang bercorak Islam dengan ciri yang sangat lekat. Dan bisa

dikatakan bahwa sendi-sendi Islam dibangun oleh Rasulullah SAW, kemudian

sendi-sendi itu diterapkan oleh para sahabat empat setelahnya dalam mengatur

pemerintahannya.

Page | 7 @hasan.com
B. PEMBAHASAN

KORELASI PERADABAN ISLAM

BAB 1

MASA RASULALLAH

A. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi dan Rosul pada tanggal 17

Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) ketika Usia beliau genap tahun.

Beliau diangkat ketika sedang bertahanus di gua Hira, sebuah di Jabal Nur

yang terletak beberapa kilometer sebelah utara kota Mekah. Pengangaktanya

ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang

pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.

‫} الَّذِي َعلَّ َم‬3{ ‫} ا ْق َرأْ َو َربُّكَ اْأل َ ْك َر ُم‬2{ ‫ق‬


ٍ َ‫عل‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬ ِ َ‫} َخلَق‬1{ َ‫ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَق‬
َ ‫اإلن‬

َ ‫} َعلَّ َم اْ ِإلن‬4{ ‫ابِ ْالقَلَ ِم‬


}5{ ‫سانَ َمالَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

Artinya 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.

Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang

tidak diketahuinya.

Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam

dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu, turun wahyu kedua yaitu Surah Al-

Mudassir: 1-7.

}5{ ‫الرجْ زَ فَا ْه ُج ْر‬ َ َ‫} َوثِيَا َبكَ ف‬3{ ‫} َو َربَّكَ فَكَبِ ْر‬2{ ‫} قُ ْم فَأَنذ ِْر‬1{ ‫يَاأَيُّ َها ْال ُمدَّثِ ُر‬
ُّ ‫} َو‬4{ ‫ط ِه ْر‬

ْ ‫} َو ِل َربِكَ فَا‬6{ ‫َوالَت َْمنُن ت َ ْستَ ْكثِ ُر‬


}7{ ‫صبِ ْر‬

Page | 8 @hasan.com
Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah,

lalu berilah peringatan!, 3. dan Tuhanmu agungkanlah!, 4. dan

pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan

janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang

lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Surah Al Mudatsir berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad

berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau

berdakwah secara sembunyi-sembunyi berdasarkan QS. Asy Syuara’ 214:

}214{ َ‫ِيرتَكَ اْأل َ ْق َربِين‬


َ ‫َوأَنذ ِْر َعش‬

Artinya 214. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang

terdekat,

Sejak itulah, Mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada keluarga dan

sahabat-sahabat terdekatnya. Beliau menjadikan rumah Al Arqam bin Abil

Arqam Al Makhzumi sebagai Pusat kegiatan dakwahnya.

Pada periode awal, Kerabat Nabi yang menerima dakwahnya antara lain

istrinya, Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yang masuk Islam. Lalu

sepupunya, Ali bin Abi Thalib, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari

Anak. Budaknya, Zaid bin Haritsah, sebagai orang pertama masuk Islam dari

hamba sahaya. Dan shahabatnya, Abu Bakar Shiddiq, sebagai orang yang

pertama masuk Islam dari laki-laki dewasa.

Selain itu, Ada dua paman nabi Muhammad yang menolak dakwah nabi

yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Keduanya tidak mau melepaskan agama

nenek moyangnya sampai meninggal dunia. Tapi keduanya memiliki sikap

yang berbeda terhadap dakwah nabi. Abu Thalib membiarkan Nabi

Page | 9 @hasan.com
Muhammad saw menyebarkan dakwahnya, bahkan melindunginya dari

gangguan dan acamanan pembesar-pembesar Quraisy. Sedangkan Abu Lahab

sangat menentang dakwah nabi, bahkan mengancam dan berniat membunuh

nabi Muhammad. ALLah mengabadikan cerita Abu Lahab di surat Al Lahab.

Selama 3 tahun Nabi Muhammad saw berdakwah secara sembunyi-

sembunyi,kemudian turunlah surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah

secara terang-terangan.

}94{ َ‫ض َع ِن ْال ُم ْش ِركِين‬


ْ ‫ع بِ َماتُؤْ َم ُر َوأَع ِْر‬ ْ ‫فَا‬
ْ َ ‫صد‬

Artinya 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan

segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-

orang yang musyrik.

Nabi Muhammad saw berdakwah secara terang-terangan ke seluruh

lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan maupun budak serta negeri-

negeri lain dilakukan pertama kali di Bukit Shafa. Ketika itu, pamannya, Abu

Lahab sangat menentang keras dakwah Nabi. Peristiwa tersebut diabadikan

dengan surat Al Lahab.

Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah yang turun secara

berangsur-angsur. Selama 13 tahun di Mekkah (610-622 M), Nabi Muhammad

menerima 4.726 ayat yang meliputi 89 surat. Surat-surat yang diturunkan

selama Nabi Muhammad di Mekkah dinamakan surat Makkiyah.

Page | 10 @hasan.com
B. Prioritas Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah

Selama Nabi Muhammad di Mekkah, Prioritas dakwah pada masalah-masalah

berikut:

1. Mengajarkan ketauhidan

Pada Masyarakat Arab Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai

tuhan (Polypheisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan

bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, dan ajaran yang

tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang dengan

membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa,

tak beranak dan tak diperanankan. Begiru juga yang berkaitan dengan

kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi

dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau

kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.

Kondisi Masyarakat Mekkah yang menyembah berhala

Nabi Muhammad saw mendapat tugas mengajak masyarakat Mekkah

untuk menyembah Allah saw, Tuhan yang Maha Esa. Ajakan Nabi

Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekkah yang

menyembah berhala.

Kebiasaan masyarakat

2. Menegaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan

Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari kebangkitan,

hari pembalasan, sampai ada diantara mereka bertanya-tanya, mana

mungkin tualng berulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan

dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan meperingatkan kepada

Page | 11 @hasan.com
manusia, bahwa dunia dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi

adalah akhirat.

Nabi Muhammad memprioritaskan dakwahnya kepada ajakan untuk

mempercayai adanya hari pembalas. Mereka perlu menjaga kehidupannya

untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah saw. Setiap kebaikan

akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan

mendapat balasan yang setimpal.Nabi Muhammad berusaha menyakinkan

para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.

3. Merubah prilaku jahiliyah.

Dalam tatanan kehidupan social masyarakat Arab pra Islam terdapat

pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia:

seperti perjudian, minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan

perbuatan yang melangar hokum dan tantanan social masyarakat. Sementara

Islam selalu mengajarkan perbuatan terpuji, seperti menolong sesama

manusia, melarang melakukan fitnah, mengambil hak orang yang bukan

miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan,

melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji lainnya.

Kondisi masyarakat Mekkah yang terkenal dengan masa Jahiliyyah,

bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku

yang cenderung merusak tantanan sosial, dan tatatan pribadi. Mereka

terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan meminum hamar.

Nabi Muhammad secara bertahap merubah prilaku-prilaku mereka

sehingga menjadi makhluk yang baik dan benar. Nabi Muhammad

mencontohkan dalam kehidupannya sehari-hari. Nabi Muhammad sudah

Page | 12 @hasan.com
terkenal dengan Al Amin sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul.

Masyarakat Mekkah mengakui akan kebaikan dan kejujuran Nabi

Muhammad saw. Al Quran mengabadikan akhlak Nabi Muhammad dalam

surat Al Qolam ayat 4.

ٍ ُ‫َو ِإنَّكَ لَ َعلَى ُخل‬


}4{ ‫ق َع ِظ ٍيم‬

Artinya 4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung.

4. Mengangkat dan melindungi hak asasi manusia

Didalam kehiduapan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi

perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang

dagangan lainya. Dan perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyesalan seolah

tanpa dosa. Sedangkan menurut ajaran Islam manusia itu sama derajatnya,

hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk

mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa dan fakir

miskin .Perbedaan inilah pada akhirnya membawa perbenturan dasyat antara

masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah.

Selain itu, Status wanita dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan

membunuh dan mengubur anak wanita menjadi alat untuk menghilangkan

aib keluarga. Islam mengangkat derajat wanita dalam posisi yang tinggi dan

terhormat.

Page | 13 @hasan.com
C. Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad saw

Pada umumnya, orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran

agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka. Para tokoh masyarakatnya

mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi

Muhammad saw. sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu

yang menimbulkan fitnah tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi

gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut

masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam.

Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak

kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar tidak

menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi

keinginan masyarakat Quraisy tersebut.

Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar

bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat

kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi

Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun permohonan

pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai pamanku,

demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di

sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau

berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa

dalam perjuangan.”

Page | 14 @hasan.com
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus

berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan

sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar

waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari

ancaman masyarakat Quraisy.

Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan

Nabi Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah

karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib.

Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para sahabat

Nabi.

Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus

memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib

kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib, kamu sudah

tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau

hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu

juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad

saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat

Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.

Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya

pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk

membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini

bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang

pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan Nabi

Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya

Page | 15 @hasan.com
tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad

kepada kami untuk kami bunuh.”

Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan

suara lantang: “Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak

takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk

meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan

penganiayaan kafir Quraisy.

Setelah gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu

Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk

Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia

menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia berkata:

“Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup

menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya

sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita

cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau

menghentikan kegiatan dakwahmu.” Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad

saw. menolaknya dengan tegas. Lalu Nabi Muhammad membaca ayat-ayat al

Qur’an. Uthbah tertunduk malu dan hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi

Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke kaumnya dan menceritakan apa

yang baru saja dialaminya. Kemudian ia menganjurkan kepada masyarakat

Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan Muhammad saw.

Mereka yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus

berusaha mengganggu dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara,

termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara sahabat Nabi Muhammad

Page | 16 @hasan.com
saw. yang mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabah, Yasr,

Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin Aris, Ummu Ubais,

Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah.

Mereka menerima siksaan di luar batas perikemanusiaan, misalnya dipukul,

dicambuk, tidak diberi makan dan minum. Bilal dijemur di terik matahari dan

ditindih batu besar. Isteri Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk dengan

lembing sampai terpanggang.

Siksaan itu ternyata tidak hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-

orang miskin, tetapi juga dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin

Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu Bakar ash-Shiddiq tidak

berlangsung lama karena ia mendapat pertolongan dari sukunya yaitu Bani

Taymi.

Hambatan, gangguan, dan ancaman terus berlangsung dilakukan

masyarakat kafir Quraisy terhadap umat Islam hingga akhirnya umat Islam

diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Habsyi (Etheopia).

Hal penting yang dapat ditarik dari pelajaran di atas adalah bahwa

apapun resiko yang akan dihadapi masyarakat muslim dalam berjuang

menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai keislaman, harus dihadapi

dengan keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain itu juga harus

diupayakan cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga tujuan

dan sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik. Rasulullah saw.

telah memberikan contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar, tekun, dan

berjiwa besar dalam menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya. Beliau tidak

Page | 17 @hasan.com
terkecoh dalam kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau kehormatan

duniawi lainnya.

Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran

Muhammad adalah;

1. Ketakuan kehilangan Kekuasaan

Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan

kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Dengan

mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka

mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan

mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad

dan Bani Hasyim

2. Hilangnya Status Sosial

Masyarakat Quraisy saat itu hidup dalam penggolongan-penggolongan

status sosial atau kasta. Ada kaum majikan dan ada kaum budak. Budak

yang dimiliki seseorang adalah golongan yang berkasta rendah. Mereka

bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai

sama sekali.

Para pembesar Quraisy pada umumnya memiliki status sosial tinggi.

Mereka keberatan jika status sosial mereka disamakan dengan yang lain.

Sementara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling menghargai

satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang membedakannya

di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu kaum

kafir Quraisy menentang ajaran Islam.

Page | 18 @hasan.com
3. Hilangnya perdagangan patung

Orang kafir quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Membuat

berhala merupakan mata pencaharian masyarakat ketika itu. Mereka

membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal kemudian dijual kepada

orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya dijadikan

sesembahan.

Sementara itu Islam mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah

Allah semata dan tidak boleh menyembah selain Allah. Jika mereka

mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir kalau mata pencahariannya

sebagai pembuat patung tersebut akan hilang.

D. Tantangan dan Rintangan

Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-

terangan di tengah-tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak

mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka'bah.

Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci

ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy

menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara

diantaranya:

1. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW

Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan

lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari

kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk

mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan

rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.

Page | 19 @hasan.com
2. Penhinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW

Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal

oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil dilempari batu.

Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu yang

besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan

cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh

lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang

ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan

bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang

mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil

hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya

karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah.

3. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita

Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin

Rabi'ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji

berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka

membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi

wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah

menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya

ditolak oleh Rasulullah.

4. Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan

Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan.


Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa
hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi
melalui firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3.

Page | 20 @hasan.com
5. Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib

Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka

kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman

Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah. Mereka

memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang

pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak

menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak

mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu

Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang

bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab.

Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: "Senadainya matahari di

letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan

berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati

karenanya".

6. Memghasut Masyarakat Mekkah

Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah

Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak

mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur'an, karena disebutkan

oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain

itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka

sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi

7. Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib

Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum

Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani

Page | 21 @hasan.com
Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau

dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini

dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu

gerbang masuk Ka'bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat

bagi mereka yang melanggarnya.

8. Mempengaruhi Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak

Kehadiran Islam/Orang Islam.

Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy.

Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan

menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika

dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja'far, akhirnya mereka

kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam

untuk hidup tentram di negaranya.

E. Modal kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah di Mekkah

Nabi Muhammad mengembangkan dakwahnya di Mekkah dengan segala

tantangan dan ancaman dari Masyarakat Quraisy. Tantangan tersebut tidak

mengahalangi beliau untuk menghentikan dakwanya. Perjuangannya terus

dilakukan sehingga pengikutinya terus bertambah. Keberhasilan tersebut tidak

lepas dari karakter yang dimiliki oleh Nabi muhammad saw. . karakter tersebut

antara lain:

1. Sabar.

Nabi Muhammad memiliki kesabaran dalam menghadapi ancaman,

tantangan, hambatan dan gangguan baik dari keluarga maupun masyarakat

Page | 22 @hasan.com
Mekkah. Sikap sabar menjadi modal utama Nabi Muhammad untuk terus

berdakwah dan tidak pernah putus asa.

2. Kegigihan dan keuletan

Nabi Muhammad saw memiliki kegigihan dan keuletan dalam

menyebarkan Islam, baik kepada keluarga maupun masyarakat Mekkah.

Kegigihan dan keuletan menghadapi segala rintangan yang dihadapi.

3. Berakidah yang benar dan kuat.

Karakter ini menjadi modal utama dalam dakwah nabi Muhammad. Beliau

menyakini akan janji Allah swt. Beliau tidak pernah ragu akan janji Allah

yang akan melindungi dakwanya.

4. Akhlak terpuji dan menjauhi kemunkaran

Nabi Muhammad saw sudah terkenal dengan :Al Amin” sebelum diangkat

jadi Nabi dan Rosul. Masyarakat Quraisy sudah mengakui kebaikan dan

kejujuran Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Nabi Muhammad saw

diangkat jadi Nabi dan Rosul, semua orang tidak bisa menolak akan

kebenaran dakwanya. Tapi karena kesombongan dan keangkuhan menjadi

masyarakak Quraisy menolak dakwahnya.

5. Kesetaraan Derajat

Nabi Muhammad menjunjung tinggi persamaan derajat sesama manusia.

Tidak ada perbedaan antara bangsawan dan budak, antara yang kaya dan

miskin. Perbedaanya pada keimanannya. Karakter ini membuat semua orang

merasa nyaman dan diakui secara sama.

Page | 23 @hasan.com
A. Dakwah rahasia (sirriyah)

Pada awal dakwahnya, nabi Muhammad menggunakan dakwah sirriyah

dalam menyebarkan Islam. Nabi Muhammad melakukan dakwah sirri bukan

karena takut melainkan strategi dakwah. Dimana Nabi mengantisipasi pengikut

Nabi yang masih sedikit dan belum kuat. Sedangkan ancaman dan siksaan

masyarakat kafir Quraisy masih kua dan status kota Mekkah sebagai pusat

agama bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran

bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab

Nabi Muhammad saw melakukan dakwah sirri dengan pendekatan

personal. Hal ini disebabakan pendekatan personal memiliki keterkaitan batin

serta interaksi emosional antara pengajak dan yang diajak. pendekatan personal

ini Nabi SAW telah menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi

dalam berdakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.

Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama 3 tahun.

Pertama-tama, Nabi menawarkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga

besar serta shahabat-shahabat karib beliau. Mereka diajak untuk memeluk

Islam.

Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-

orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam).

Mereka adalah :

1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Nabi Shallalâhu ‘alaihi

wasallam,

Page | 24 @hasan.com
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil, Maula (budak) beliau, al-Kalbi,

3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau;

4. Abu Bakr ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau,.

Setelah memeluk Islam, Abu Bakr bersemangat dalam berdakwah

mengajak orang-orang masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai

sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya

selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena

kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui

Dakwah beliau, beberapa shahabat masuk Islam yaitu :

1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi,

2. az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,

3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf,

4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan

5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir

bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin

‘Abdul Asad, al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku

Makhzum), ‘Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan

‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id

bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti al-Khaththab al-’Adawiyyah –

saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-

Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka.

Page | 25 @hasan.com
Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun. Mereka

semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan

keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain

diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu

ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan

diluar kemampuan otak manusia.

Seperti peristiwa isra miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram

ke baitul maqdis, dan diteruskan ke sudraotul muntahan dalam satu hari.

Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi

fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kudan, belum tersedia alat

transportasi modern seperti pesawat terbang.Abu bakar merupakan shahabat

pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga Abu bukar mendapat

gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan

oleh Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad

saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.

Page | 26 @hasan.com
BAB 2

DAULAH UMAYYAH

Daulah Umayah

Dengan meninggalnya khalifah Ali bin Abi Thalib, maka bentuk

pemerintahan kekhalifahan telah berakhirlah dan islam mengalami perubahaan

dengan dilanjutkan bentuk pemerintahan dinasti kerajaan yaitu dinasti bani

umayyah dan bani abbasiyah.

Dinasti umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin

Umayyah. Muawiyah dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar demokrasi

yang berdasarkan atas hasil pilihan umat islam .Berdirinya dinasti umayyah bukan

juga hasil dari musyawarah , jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara

turun menurun yaitu sistem monarkhi.

Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan

Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.pada dinasti ini banyak kemajuan

,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa

pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M).Pada masa

awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah

kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin

Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan

Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.

Page | 27 @hasan.com
Dalam upaya perluasan daerah kekuasaan islam pada masa Muawiyah

beliau selalu mengerahkan segala kekuatan yang dimilkinya untuk merebut pusat-

pusat kekuasaan diluar jazirah Arabia di antaranya upaya untuk menguasai kota

Konstantinovel. Paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan Muawiyah bin Abi

Sufyan terus berusaha merebut Bizantium

Bizantium merupakan basis kekuatan agama Kristen ortodoks yang

pengaruhnya dapat membahayakan islam, Orang-orang Bizantium sering

mengadakan pemberontakan ke daerah islam Bizantium termasuk wilayah yang

mempunyai kekayaan melimpah

Meskipun keadaan dalam negeri dapat diatasi pada beberapa periode akan

tetapi pada masa–masa tertentu sering kali dapat membahayakan keadaan

pemerintahan itu sendiri.ketika pemerintahan berada di tangan Khalifah Abdul

Malik bin Marwan (6586H/685-705M) keadaan dalam negeri boleh di bilang

teratasi dengan keadaan seperti itu, kemajuan peradaban dapat dicapai terutama

dalam politik kekuasaan.

Khalifah Walid bin abdul malik berusaha memperluas daerahnya menuju

Afrika utara yaitu Magrib Al-aqsha dan Andalusia .Dengan keinginan yang kuat

dan keberanian, Musa bin Nusair dapat menguasai wilayah tersebut sehingga ia

diangkat sebagai gubernur untuk wilayah Afrika utara.

Ketika ia menjabat sebagai gubernur afrika utara ia dapat menaklukan

beberapa suku yang terus mengadakan pemberontakan di daerahnya itu. Sehingga

dengan demikian ia leluasa memperluas wilayah kekuasaan islam ke daerah

Page | 28 @hasan.com
lainnya di seberang lautan. Untuk tugas itu Musa bin nusair mengutus Tharif bin

Malik mengintai keadaan Andalusia di bantu oleh Julian. Keberhasilan ekspedisi

awal ini, membuka peluang bagi musa bin nusair melakukan langkah berikutnya

dengan mengirim Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan guna merebut daerah

Andalusia .Tepat pada tahun 711 M ,Thariq mendarat di sebuat selat yang kini

selat tersebut diberi nama yakni Selat Jabal Thariq atau Selat Gibraltar.

Keberhasilan Thariq memasuki wilayah Andalusia membuat perjalan baru bagi

kekuasan islam.

Dimasa itu ilmu dan kebudayaan islam berkembang dengan baik di

antaranya kebudayaan (seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan,seni ukir

dan sebagainya), dan bidang ilmu ( ilmu kedokteran, ilmu filsafat, astronomi, ilmu

bumi dan lainnya).

Dalam sejarahnya, perjalan dinasti Umayyah mengalami kemunduran pada

masa pemerintahan Walid bin Yazid (125-126 H / 743-744 M) bahkan akhirnya

kekuasaan Bani umayyah mengalami kehancuran ketika diserang oleh gerakan

Bani abbasiyah pada tahun 132H/ 750 M

Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan Organisasi

Negara pada masa Daulah Umayah masih seperti pada masa permulaan Islam,

yaitu terdiri dari lima badan:

1. An Nidhamus Siyasi (organisasi politik)

Dalam bidang organisasi politik ini, telah mengalami beberapa perubahan


dibandingkan dengan masa permulaan islam, terutama telah terjadi perubahan
yang sangat prinsip di antaranya :

Page | 29 @hasan.com
a). Khilafah

Perebutan kekuasaan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan telah

mengakibatkan terjadinya perubahan dalam peraturan Syura yang menjadi

dasarnya pemilihan Khulafaur Rasyidin

Dengan demikian jabatan khilafah beralih ke tangan raja satu

keluarga, yang memerintah dengan kekuatan pedang, politik dan

diplomasi. Penyelewengan semakin jauh setelah Muawiyah mengangkat

anaknya Yazid menjadi putra mahkota (waliyul ahdi).

b). Al-Kitabah

seperti halnya pada masa permulaan islam, maka dalam masa

daulah Umayah dibentuk semacam dewan sekretariat negara (Diwaanul

kitabah) untuk mengurus berbagai urusan pemerintahan. karena dalam

masa ini urusan pemerintahan telah menjadi lebih banyak, maka

ditetapkan 5 rang sekretaris yaitu :

Katib Ar-Rasail (sekretaris urusan persuratan)

Katib al-Kharraj (sekretaris urusan kuangan / pajak)

Katib al-Jund (sekretaris urusan ketentaraan)

Katib asy-Syurthah (sekretasis urusan kepolisian)

Katib al-Qadhi (sekretasis urusan kehakiman)

Page | 30 @hasan.com
c). Al-Hijabah

Dalam masa daulah Umayah diadakan satu jabatan baru yang

bernama a-lhijabah, yaitu urusan pengawalan keselamatan khilafah.

mungkin karena khawatir akan terulang peristiwa pembunuhan terhadap

Ali dan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyah danAmr bin Ash,

maka diadakanlah penjagaan yang ketat sekali, sehingga siapapun tidak

dapat menghadap sebelum mendapat ijin dari pengawal (hujjab)

2. An Nidhamul Idari (organisasi tata usaha Negara)

seperti telah diterangkan, bahwa organisasi tata usaha negara pada

permulaan islam sangat sederhana, tidak diadakan pembidangan usaha yang

khusus, demikian juga pada masa dinasti Umayah. organisasi tata usaha negara

pada masa ini terdiri dari :

a. Ad Dawaawin

Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, maka Daulah

Umayah mengadakan empat buah dewan yaitu : Diwanul Kharraj,

Diwanur Rasail, Diwanul Musytaghilat al-Mutanauwi’ah dan Diwanul

Khatim

b. Al-Imarah Alal Buldan

Daulah Umayah membagi daerah Mamlakah Islamiyah kepada

lima wilayah besar, yaitu :

• Hijaz, yaman, Nejed (pedalaman Jzairah Arab)

• Irak, Persia, Aman, Khurasan

Page | 31 @hasan.com
• Mesir, Sudan

• Armenia, Azerbaijan, dan Asia kecil

• Afrika Utara, Libya, Andalusia, Sicilia

untuk tiap wilayah besar ini, diangkat seorang Amirul Umara

(Gubernur Jenderal), yang dibawahnya ada beberapa orang Amir

(gubernur) yang mengepalai satu wilayah.

c. Barid

Organisasi pos diadakan dalam tata usaha negara islam

semenjak Muawiyah memegang jabatan khalifah. Setelah khalifah

Abdul Malik bin Marwan berkuasa maka diadakan perbaikan dalam

organisasi pos.

d. Syurthah

Organisasi syurthah (kepolisian) dilanjutkan terus pada masa

dinasti Umayah bahkan disempurnakan. Pada mulanya organisasi

kepolisian menjadi bagian dari organisasi kehakiman yang bertugas

melaksanakan perintah hakim dan keputusan-keputusan pengadilan,

dan kepalanya sebagai pelaksana al-hudud. tak lama kemudian

organisasi kepolisian terpisah dari kehakiman dan berdiri sendiri

dengan tugas mengawasi kejahatan.

3. An Nidhamul Mali (organisasi keuangan atau ekonomi)

Page | 32 @hasan.com
Sumber uang masuk pada masa daulah Umayah umumnya sama seperti di

zaman permulaan islam, di antaranya : Al-Dharaaib merupakan kewajiban yang

harus dibayar oleh warga negara. Masharif Baitil Mal

4. An Nidhamul Harbi (organisasi pertahanan)

Oganisasi pertahanan pada masa daulah umayah sama seperti pada masa

khalifah Umar, hanya lebih disempurnakan. bedanya kalau pada masa khulafaur

Rasyidin tentara Islam adalah tentara sukarela, maka pada masa daulah umayah

orang masuk tentara kebanyakan dengan paksa atau setengah paksa, yang

dinamakan nidhamut tajnidil ijbary (seperti undang-undang wajib militer)

5. Angkatan laut

pada masa khalifah Usman telah dimulai dibangun angkatan laut islam tetapi

sangat sederhana. setelah muawiyah memegang kendali negara islam, maka

dibangunlah armada islam yang kuat dengan tujuan :

1. untuk mempertahankan daerah-daerah islam dari serangan armada

Romawi dan

2. untuk memperluas dakwah islamiyah. muawiyah membentuk

armada musim panas dan armada musim dingin

Page | 33 @hasan.com
BAB 3

DAULAH ABBASIYA

Daulah Abbasiyah

Daulah bani Abbas adalah sebuah negara yang melanjutkan kekuasaan

daulat bani Umayyah. Dinamakan daulat Bani Abbas karena para pendiri dan

penguasa dinasti ini adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW.

Pendiri dinasti ini adalah Abdullah al Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah

bin al Abbas. Kekuasaan berlangsung dalam waktu rantang yang panjang, dari

tahun 132 – 656 H/ 750-1258 M.

Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan

biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :

• Periode pertama ( 132 H/750 M – 232 H/847 M ), disebut periode


pengaruh Persia pertama.
• Periode kedua ( 232 H/847 M – 334 H/945 M ), disebut masa pengaruh
Turki pertama.
• Periode ketiga ( 334 H/945 M- 447 H- 1055 M ), masa kekuasaa dinasti
Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga
masa pengaruh Persia kedua.
• Periode keempat ( 447 H/1055 M- 590 H/1194 M ), masa kekuasaan
dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah abbasiyah, biasanya
disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
• Periode kelima ( 590 H/1194 M- 656 H/1258 M ), masa khalifah bebas
dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar
kota Baghdad.

Page | 34 @hasan.com
Pada periode pertama, pemerintahan bani abbas mencapai masa

keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan

merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain,

kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil

menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan imu pengetahuan dalam

Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas mulai

menurun dalan bidang politik, meskipn filsafat dan ilmu pengetahuan terus

berkembang.

Masa pemerintahan Abu Al Abbas, pendiri dinasti ini, sangat singkat,

yaitu dari tahun 750-754 M. Karena itu pembina sebenarnya dari daulat

Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al Mansur ( 754-775 M). Puncak keemasan dari

dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu Al Mahdi ( 775-785 M),

Al Hadi ( 775- 786 M), Harun Al rasyid ( 786-809 M ), Al Ma’mun ( 813- 833

M), Al Mu’tashim ( 833-842 M ), Al Wasiq ( 842-847 M ), dan Al Mutawakkil (

847-861 M ).

Perbedaan antara daulat Umayyah dan daulah Abbasiyah :

o Umayyah masih mempertahankan dan mengagungkan keAraban murni,

baik khalifah atau pegawai dan rakyatnya. Abbasiyah tidak seketat itu lagi,

hanya khalifah yang dari arab sehingga istilah mawali lenyap, bahkan para

menteri, gubernur, panglima dan pegawai diangkat dari mawali, terutama

keturunan Persia.

Page | 35 @hasan.com
o Ibu kota Umayyah, Damaskus bercorak adat jahiliyah yang ditaburi oleh

kemegahan Byzantium dan Persia. Sedangkan ibu kota Abbasiyah, Bagdad

sudah bercelup Persia secara keseluruhan dan dijadikan kota internasional.

o Umayyah bukan keluarga nabi, sedangkan Abbasiyah mendasarkan

kekhalifahan pada keluarga nabi ( Abbas adalah paman Nabi).

o Kebudayaan Umayyah masih bercorak Arab jahiliyah dengan kemegahan

bersyair dan berkisah. Sedangkan kebudayaan Abbasiyah membuka pintu

terhadap semua kebudayaan Abbasiyah membuka pintu terhadap semua

kebudayaan yang maju sehingga berasimilasilah kebudayaan Arab, persia,

Yunani dan Hindu.

o Khalifah Umayyah gemar kepada syair dan kasidah sedangkan khalifah

Abbasiyah gemar ilmu pengetahuan.

Abad X masehi disebut abad pembangunan daulah Islamiyah di mana

dunia Islam, mulai dan Cordove di Spanyol sampai ke Multan di pakistan,

mengalami pembangunan di segala bidang, terutama dalam bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

1. Ilmu Naqli

Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al Qur’an dan hadits),
yaitu ilmu yang berhubungan dengan agama islam. Ilmu-ilmu itu antara lain:

2. Ilmu Tafsir

Cara penafsiran ilmu tafsir ada dua macam :

Page | 36 @hasan.com
A. Tafsir bil ma’tsur, yaitu menafsirkan Al Qur’an dengan hadits nabi.
Mufasir golongan ini adalah :
• Ibn Jarir at thabary dengan tafsirnya sebanyak 30 juz
• Ibn Athiyah al andalusi (Abu muhamad bin Athiyah) 481-546 H.
• As-Suda yang mendasarkan penafsirannya pada Ibn Abbas, ibn
mas’ud, dan para sahabat lainnya (wafat 127 H ).
B. Tafsir bir Ra’yi, yaitu menafsirkan Al qur’an dengan mempergunakan akal
dengan memperluas pemahaman yang terkandung didalamnya mufasir
golongan ini yang termasyhur :
• Abu Bakar Asma(Mu’tazilah0 wafat 240 H.
• Abu Muslim Muhamad bin nashr al Isfahany (Mu’tazilah) wafat
322 H.
• Ibnu Jaru al asady (mu’tazilah),wafat 387 H. Beliau menafsirkan
Bismillah 120 macam.
• Abu Yunus Abus Salam al Qazwany (w.483 H), beliau
menafsirkan al Fatihah 7 jilid.

3. lmu hadits

Hadits adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al qur’an. Usaha

pelestarian dan pengembangannya terjadi pada dua periode besar; masa

mutaqaddimin dan masa Mutaakhirin.

Usaha masa Mutaqaddimin dapat dibagi melalui :

a. Masa turunnya wahyu

Pada masa Rasulullah, para sahabat menerima hadits dari rasul secara

lisan, kemudian disebarluaskan tidak dengan tulisan. Selain masih jarang

orang yang dapat menulis, pada masa permulaan rasul masih

mengkhawatirkan tercampur antara al qur’an dan Hadits. Namun sesudah

Page | 37 @hasan.com
kekhawatiran Rasul itu hilang dan para sahabat telah memahami dan

mendalami serta menghafal ayat Al qur’a maka rasul membolehkan menulis

hadits seperti dibolehkannya Abdullah bin Amr.

b. Masa khulafaur rasyidin (12-40H)

Pada masa sesudah rasul wafat, sahabat tidak lagi berpusat di Madinah

tetapi pergi ke kota lain menyampaikan ajaran Islam, termasuk hadits,

sehingga periwayatan hadits mulai berkembang di kalangan tabi’in. Di antara

sahabat pembawa hadits ialah Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar,

Abdullah bin abbas, anas bin malik, abdullah bin Amr bin Ash.

c. Masa sahabat kecil dan tabi’in (40 H-akhir abad 1 H)

Makin meluasnya kekuasaan Islam pada masa Khulafaur rasyidin

menyebabkan perlawatan para sahabat ke kota lain. Di kota yang baru itu

berkerumunlah orang arab dan Ajam untuk mengambil ilmu dari para sahabat

dan menghasilkan ilmuwan di kalangan tabi’in. Pertemuan menghasilkan

perbedaan pendapat yang membawa pertentang golongan. Masing-masing

golongan berusaha untuk menguatkan hujjah atau polotiknya dengan hadits

dan kalau tidak ada dari rasu, mereka tidak segan-segan untuk membuatnya-

buatnya. Karena keadaan seperti ini telah mendorong para sarjana musli

untuk mempelajari hadits dengan teliti agar bisa dibedakan mana yang shahih

da mana yang palsu. Penelitian terhadap rangkaian perawi (sanad-isnad),

melahirkan ilmu Rijalul Hadits. Dalam ilmu itu dipelajari masing-masing

perawi hadits sehingga dapat diketahui mana yang jujur dan mana yang

pembohong.

Page | 38 @hasan.com
d. Masa pembukuan hadits (awal-akhir abad II H)

Kalau masa Rasul, sahabat dan tabi’in periwayatan hadits masih

mendasarkan pada kekuatan hafalan, maka makin langkanya sahabta karena

banyak yang wafat dan makin banyaknya musuh-musuh islam yang ingin

merusak Islam dari dalam menggerakkan khalifah Umar bin Abdul Aziz

(w.110 H) unutk membukukan hadits. Para ulama abad II ini membukukan

hadits dengan cara keseluruhan tanpa penyaringan baik yang datang dari nabi,

dan sahabat, atau tabi’in sehingga dalam kitab-kitab susunan ulama pada abad

ini terdpat hadits-hadits yang marfu’, mauquf dan maqtu’. Diantara kitab yang

masyhur dalam abad II ini adalah kitab Al Muwatta susunan imam Malik

(w.179). kitab Musnad susunan Al Syafi’i (w.204H0, Musnad Abu Hanifah

(w. 150 H), dan al Jami susunan Imam Abdu al Razaq bin Hammam (w. 211

H).

e. Masa Pentashihan dan penyaringan hadits (awal-akhir abad III)

Masa penulisan hadits ini mempergunakan cara menyusun dan menulis

hadits yang datang dari Rasul saja namun terasa masih ada kekurangannya

karena hadits yang disusun dengan cara ini masih tercampur antara hadits

yang shahih, hasan dan dloif. Maka bangkitlah para ulama untuk memisahkan

hadits yang shahih dari hadits yang tidak shahih, serta memisahkan hadits

yang kuat dari yang lemah. Yang mula-mula menulis hadits dengan menyaring

hadits yang shahih adalah imam al Bukhary (w.256 H) yang hasilnya terkenal

dengan kitab Al Jami’as Shahih, diikuti oleh muridnya yaitu Imam Muslim

9w.261) dengan kitabnya Shahih Muslim. Sesudah itu tampil beberapa iam

Page | 39 @hasan.com
menyaring haidts-hadits yang belum disaring oleh kedua imam tadi, Abu

Daud (w.275 H), At Turmudzy (w.279 H), An-Nasai (w.303H), Ibnu Majah

(w.273 h)., yang masing-masing kitabnya disebut Sunan. Sesudah itu datang

Imam Ahmad bin Hambal (w.241 H) kitabnya disebut Musnad.

Usaha mutaakhirin dibagi beberapa tahap yang masing-masing

mempunyai ciri sendiri baik mengenai sistemnya maupun penyusunanya.

1). Abad keempat hijriyah

Masa ini ulama mempergunakan sistem istidrak dan istikhraj

Sistem Istidrak adalah mengunpulkan hadits yang diriwayatkan

oleh Al bukhari dan Muslim atau tidak oleh salah satu dari keduanya tetapi

memnuhi syarat-syarat yang diperguanakan oleh Al Bukhari dan Muslim

atau salah seorang dari keduanya. Kitab- kitab Istidrak disebut Mustadrak,

misalnya tiga mu’jam susunan Imam Sulaiman bin Ahmad at tabani (w.

360H), Mustadrak susunan al hakim Naisaburi (w. 405 H), Shahih bin

huzaimah (w.311H), Mustadark at taqsimwa al Anwa susunan Abi hakim

Muhammad bin Hiban (w.354 H) dan lain-lain.

Sedangkan istikhraj adalah mengambil hadits dari Al Bukhari atau

Muslim umpamanya, lalu meriwayatkan dengan cara ssendiri, bukan dari

sand al Bukhari atau Muslim. Di antara kitab-kitab mustakhraj adalah

Mustakhraj Sahih Al Bukhari karangan al hafidz Abu bakar al Barqini (w.

425), Mustakhraj Al Bukhari oleh Al hafidz Ibnu margawaih (w.416H)

dan lain-lain.

Page | 40 @hasan.com
2). Abad kelima sampai abad ketujuh

Para ulama hanya berusaha memperbaiki susunan kitab,

mengumpulkan hadits Al Bukhari dan Muslim dalam satu kitab,

mempermudah jalan pengambilannya, mengumpulkan haidts hukum

dalam satu kitab, mengumpulkan hadits targhib dan tarhib dalam satu

kitab, memberikan syarah terhadap susunan hadits yang ada, yang

menyusun kitab Atraf dan lain-lain.

1. Ilmu Kalam

Di antara pelopor dan ahli ilmu kalam yang terbesar yaitu

washil bin Atho, Abu Huzail al Allaf, Abu Hasan al Asyari, dan

Imam Ghazali.

2. Ilmu Tasawuf

Inti ajarannya tekun beriabdah dengan menyerahkan diri

sepenuhnya kepada Allah, meninggalkan kesenangan dan

perhiasan dunia, serta bersunyi diri beribadah. Dalam sejarah

sebelum timbul aliran tasawuf terlebih dahulu muncul aliran

zuhud.aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan permulaan abad

II. Zahid-zahid yang terkenal di sini ialah Sufyan Al Tsauri (w.135

H), Hasan Al Bashri (w.110H) dan rabiah Al adawiyah (w.185 H),

Ibrahim bin Adham (w.162H), Syafiq Al balkhi (w. 194 H), Ja’far

al Sadiq (w. 148 H).

Page | 41 @hasan.com
Bersamaan dengan lahirnya ilmu Tasawuf muncul pula ahli-ahli
dan ulama-ulamanya, antara lain adalah :

i. Al Qusyairy (w.465H), kitab beliau yang terkenal adalah al


Risalahul Qusyairiyah.
ii. Syahabuddin (w. 632H), kitab karangannya adalah
Awariffu ma’arif.
iii. Imam al Ghazali (w. 502H), kitab karanganyya Ihya
ulumuddin, al Basith, maqasidul Falsafah, jawahirul Qur’an
dan lain-lain.
3. Ilmu Bahasa

Yang dimaksud dengan ilmu bahasa adalah nahwu, sharaf ma’ani,

bayan, bad’i, arudh, qamus dan insya. Di antara ulama-ulama yang

termasyhur dalam masa ini :

➢ Sibawaihi, wafat 153 H.


➢ Muaz al Harro (w. 187 H),yang mula-mula membuat tashrif.
➢ Al kasai (w.190 H)mengarang kitab tata bahasa.
➢ Abu Usman al Maziny (w. 249H), karangannya banyak tentang
nahwu. Ilmu Fiqih

Para fuqaha yang lahir zaman ini terbagi dalam dua aliran:

1. Ahli hadits adalah aliran yang mengarang fiqih berdasarkan hadits.

Pemuka aliran ini adalah Imam Malik dengan pengikut-

pengikutnya, pengikut Imam Syafi’i, pengikut Sufyan, dan

pengikut Imam Hambali.

2. Ahli ra’yi adalah aliran yang mempergunakan akal dan pikiran

dalam menggali hukum. Pemuka aliran ini ialah abu hanifah dan

teman-temannya fuqaha dari irak.

Page | 42 @hasan.com
Para Imam fuqaha ialah :

a. Imam Abu Hanifah yaitu nu’man bin Tsabit bin zauthi, dilahirkan

di Kufah tahun 80 H.

b. Imam Malik, yaitu malik bin anas bin malik bin Abi Amir,

dilahirkan di Madinah tahun 93 H

c. Imam Syafi’i, yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas

bin Usman bin syafi’i dilahirkan di Khaza provinsi askalan.

d. Imam Ahmad, yaitu Ahmad bin hambal bin hilal Az Zahliy asy-

Syaibany, lahir 164 H.

3. Perkembangan Ilmu Aqli

Ilmu Aqli adalah ilmu yang didasarkan kepada pemikiran (rasio).

Ilmu yang tergolong ilmu ini kebanyakan dikenal ummat Islam berasal

dari terjemahan asing: dari yunani, Persia, atau India. Memang dalam Al

Qur’an ada dasar-dasar ilmu ini tetapi ummat islam mengenal ilmu ini

setelah mempelajarinya dari luar.

3). Abad Penerjemahan (750-900 H)

Usaha penerjemahan dari bahasa yunani ke bahasa arab sebenarnya sudah

dimulai sejak zamam umawiyah, tetapi usaha besar-besaran dimulai sejak khalifah

al manshur dari abbasiyah. Pusat pentng tempat terjemahan adalah Yunde sahpur.

Meskipun nanti Bagdad menjadi kota besar dan menjadi ibu kota daulah

Abbasiyah, namun Yunde Sahpur tetap sebagai kota ilmu pengetahuan pertana

dalam islam.

Page | 43 @hasan.com
4). Abad Pembentukan Ilmu Aqli

Bertolak dari buku yang diterjemahkan itu para ahli dikalangan kaum

muslimin mengembangkan penelitian dan pemikiran mereka, menguasai semua

ilmu dan pemikiran filsafat yang pernah berkembang masa iu serta melakuakan

penelitian secara empiris dengan megadakan eksperimen dan pengamatan serta

mengembangkan pemikiran spekulatif daalm batas-batas yang tidak bertentangan

dengan kebenaran wahyu. Semenjak itu mulailah masa pembentukan ilmu-ilmu

Islam dalam bidang aqli, yang sering dinamakan abad keemasan yang berlangsung

antara 900-1100 Masehi.

Ilmu yang masuk ke dalam ilmu aqli adalah :

1) Ilmu Kedokteran

Ilmu kedokteran masa ini masih merupakan bagian dari ilmu

filsafat dan berkembang bersama-sama ilmu filsafat. Dokter pada masa ini

adalah Al Razi dan Bin Sina.

a. Al Razi (865-925 M) yang terkenal di dunia barat dengan

sebutan Rozes. Ia adalah murid Hunain Bin Ishaq. Sewaktu

masih muda Al Razi hidup sebagai dokter kimia selanjutnya

sebagai guru dokter medicine. Kitab-kitab karangan tidak

kurang dari 200 jilid yang kebanyakan berisi ilmu kedokteran.

Sebuah bukunya yang masyhur ialah “al-Hawi”. Buku ini

merupakan sari ilmu Yunani, syria dan arab.

Page | 44 @hasan.com
b. Ibn Sina, Abu Ali Husein bin Abdullah bin Sina, lahir di
Afsyana, suatu tempat yang terletak di dekat Bukhara di tahun
980 M. Ibn Sina menulis ensiklopedi tentang ilmu kedokteran
yang terkenal dengan nama al Qanun fi al Thib. Ilmu ketabiban
modern mendapat pelajaran dari Ibnu Sina. Penulis barat yang
mnejuluki ‘Bapak Dokter”.

2) Ilmu Filsafat

Tokoh-tokoh filsafat :

a) Al Kindi (796-873 M).

Al Kindi, Abu Yusuf bin Ishaq, berasal dari Kindah di

yaman, lahir di Kufah (Irak) tahun 796 M. Di kalangan kaum

muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan

lapangannya. Al Kindi terkenal dengan sebutan ‘Filosuf Arab”. Al

Kindi banyak mengarang buku tetapi jumlahnya tidak ada

kesepakatan para penulis biografi. Isi karangannya meliputi filsaft,

logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik,

optik, musik, matematika dan sebagainya.

b) Al Farabi

Al Farabi adalah Abu Nashr Muhammad bin Muhammad

bin Thankhan, lahir di Farab tahun 257 H/870 M. Al Farabi luas

pengetahuannya, mendalami ilmu-ilmu yang ada pada zamannya,

serta mengarang buku-buku dalam ilmu tersebut. Buku-bukunya

menunjukkan bahwa ia mendalami ilmu-ilmu bahasa, matematika,

kimia, astronomi, kemiliteran, musik, ilmu alam, ketuhanan, fisika,

Page | 45 @hasan.com
dan mantik. Al farabi mendapat gelar “Guru Kedua” (al-mu’allimu

al-Tsani).

c) Al Ghazali

Al Ghazali adalah Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali,

(w. 505 H/1111M). Dalam sejarah filsafat Islam ia dikenal sebagai

orang yang pada mulanya syak terhadap segalanya. Ia syak

terhadap ilmu kalam karena terdapat bebrapa aliran yang saling

bertentanagn. Sesudah ia mempelajari filsafat, ternyata Al Ghazali

juga menemukan argumen-argumen yang bertentanagn dengan

ajaran islam. Maka, ia mengarang buku maqasid al Falasifah yang

menjelaskan pemikiran-pemikiran filsafat. Karya Al ghazali Ihya

Ulumuddin, Tahafut al falasifah dan lain-lain.

d) Ibn Rusyd

Ibn Rusyd adalah Abu al walid muhammad bin Muhammad

bin Rusyd, lahir di Cordova tahun 1126 M. Ibn Rusyd dikatakan

orang besar ilmu filsafat. Ia telah membangun eropa dengan

pikiran-pikiran Islam dan mengantarkan dunia barat ke pintu

gerbang renaisance. Dalam bidang kedokteran terdapat 16 jilid

karangannya. Buku itu bernama ‘Kulliyat fi al Thib” (aturan umum

kedokteran). Ibn Rusyd juga meninggalkan karangan-karangannya

dalam ilmu hukum misalnya Bidayat al Mujtahid.

Page | 46 @hasan.com
3) Ilmu Optik

Dalam ilmu ini yang terkenal namanya adalah Abu Ali al hasan bin
al Haytam (965 M). Orang eropa menyebutnya Alhazen. Ia ahli dalam
ilmu mata (optik), cahaya, dan warna. Bukunya “kitab al
Manazhir”mengenai ilmu cahaaya diterjemahkan ke bahasa latin di masa
gerard of Cremona dan disiarkan pada tahun 1572.`

4) Ilmu Astronomi

Tokoh-tokohnya ;

• Al Fazari adalah orang pertama yang mengerjakan astrolobe.

Model astrolobe mungkin diambil dari Yunani, jika dilihat dari

Arab-nya, Asthurlab. Di sana buku-buku terbitan pertama yang

ditulis mengenai astrolobe ini ialah yang ditulis oleh Ali bin Isa al

Asthurlabi, hidup di Bagdad dan Damaskus sebelum tahun 830

M.

• Al Farghani Ahli astronomi yang terkemuka lainnya dalam

periode adalah Abu al Abbas Ahmad al Farghani (Al Fraganus).

Karyanya yang utama adalah “Al Mudkhi Ila ilmi Hayai al Aflal”

yang pada tahun 1135 diterjemahkan ke daalm bahasa latin oleh

John dari Sevilla dan Gerard dari cremona.

• Al Battani (Albateganius).Ia adalah seorang ahli perbandingan

yang terbesar dan penyelidikannya yang tekun. Ia membuktikan

tentang kemungkinan gerhana matahari yang berbentuk cincicn,

serta berhasil menentukan dengan tepat sekali garis edar matahari.

Page | 47 @hasan.com
• Al Biruni (973-1050 M). Ia adalah seorang paling terkemuka di

bidang ilmu pasti. Ia menguasai selain bahasa Arab, Sangkrit,

Persia juga bahasa-bahasa Hibrew, syria, dan Turki. Pada tahun

1030 M beliau menulis sebuah buku yang berjudul Al qamun al

Mas’udi fi al Nujum.

5). Ilmu Hitung

Tokoh-tokohnya ;

1) Al Khawarizmi

Al Khawrizmi penemu Alqarisme (logaritme), dalam ilmu

matematika. Ia mampu menjembatani antara matematika klasik

menjadi modren. Ia mengarang buku Hisab Al jar wa al

Muqabalah. Ia memperkenalakan ilmu aljabar ke dunia barat dan

memperkenalakan angka arab ke dunia barat yang diberi nama Al

qarism.

2) Umar Al Khayyam

Kalau al-Khawarizmi lebih banyak menumpahkan

perhatiannya pada quadratic (lipat empat) maka Umar al Khayyam

mengutamakan persamman kubik dan persamaan derajat. Dalam

dunia islam sarjana yang sejalan dengan Umar al Khayyam

diantaranya Sijmi dan Ibn Laith dan al Kuhi.

Page | 48 @hasan.com
6). Ilmu Kimia

Tokoh-tokohnya :

1) Jabir bin Hayyan

Bapak ilmu kimia ialah jabir bin hayyan yang berkembang


di Kufah sekitar 776 M.

2) Ar Razi

Sarjna lain yang masyhur namanya dalam ilmu kimia


adalah Ar- razi, hanya saja dia lebih banyak dikenal dalam
lapangan ilmu kedokteran.

3) Ibnu Baithar (dalam abad 7 H)

Karangannya yang terkenal al Mughni, Mizanut thabib.

7). Ilmu Tarikh

Masa Abbasiyah banyak melahirkan pengarang dan ahli sejarah di

antaranya Al waqidy, Al Ma’udy dan Ibnu Jarir At Thobari, Ibnu sa’ad,

Hisyam al-Kalbi, Ibnu Hisyam, Ibnu Abdil Hikam, Jabir al-balaziry,

Muhammad bin Habib, Ibnu Thaifur, Al-Ya’kuby, Al-Mas’udy, Ibnu

Nadim, Maskawaih, said al-Andalusy dll

8). ilmu geografi (Ilmu Bumi)

Dalam ilmu geografi (ilmu bumi) Ibnu Khardazbah yang telah

meninggalkan buku geografinya ‘ Al Masalik wa al Mamalik”, dipandang

sebagai ahli geografi Islam terdahulu yang menjadi pedoman bagi pelaut

yang menjelajahi lautan. Selain itu, Ibnu Haik dengan karyanya Kitabu

sifati jaziratil arab, Ibnu Fadlan dengan karyanya Rihlah Ibnu Fadlan, al-

Page | 49 @hasan.com
Muqaddasi karyanya Ahsanaut Taqasin Fi Ma’rifatil Aqalim, abu Ubaid

Al-Bakry dengan karyanga Al-Mu’jam, Syarif Idrisy karyanya Nuzatul

Mustaqifi Ikhtiraqil Afaqi

Page | 50 @hasan.com
BAB 4

DINASTI FATIMIYAH

1. DINASTI FATIMIYAH

Dinasti Fatimiyah berdiri pada tahun 909 hingga 1171 Masehi. Saat itu

kondisi Dinasti Abbasiyah di Baghdad melemah dan tidak mampu lagi mengatur

daerah kekuasaannya yang luas. Kelahiran dinasti ini dimulai dengan adanya

gerakan dari cabang kaum Syi’ah Imamiyah – yaitu Syi’ah Ismailiyah– yang

bereaksi terhadap khalifah-khalifah Abbasiyah yang mengadakan penyelidikan

kepada kaum Syi’ah Ismailiyah. Penyelidikan itu mengharuskan golongan yang

setia kepada Ismail bin Ja’far harus meninggalkan kota kecil di wilayah Hamah

daerah Syria menuju Afrika Utara.

Advertisement Kaum Syi’ah Ismailiyah itu sendiri muncul karena

berselisih paham dengan Syi’ah Imamiyah tentang imam yang ketujuh. Menurut

kaum Imamiyah, imam yang ketujuh adalah Putra Ja’far yang bernama Musa al-

Kazhim, sedangkan menurut Ismailiyah imam yang ketujuh adalah Putra Ja’far

yang bernama Isma’il. Sehingga meskipun Ismail sudah meninggal, kaum

Isma’iliyah tidak mau mengakui penobatan Musa al-Kazhim sebagai imam.

Menurut mereka hak atas Ismail sebagai imam tidak dapat dipindahkan kepada

yang lain walaupun sudah meninggal.

Sejak pemimpin ketujuh mereka, Ismail meninggal, aktivitas aliran

Ismailiyah dimulai. Di sini `mereka mulai melancarkan propaganda politik untuk

memperoleh dukungan rakyat. Gerakan ini dipimpin oleh seorang orator handal

Page | 51 @hasan.com
Ismailiyah bernama Abu Abdullah, yang dikenal dengan sebutan al-Syi’i.

Propaganda mereka meliputi: akan memperbaiki kehidupan ekonomi dan sosial

kemasyarakatan, munculnya al-Mahdi yang akan membebaskan rakyat dari

penindasan dan teror, menyatakan bahwa mereka akan lebih dekat kepada Nabi

dari pada Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.

Setelah memperoleh banyak dukungan dan berhasil menegakkan

pengaruhnya di Afrika Utara, Abu Abdullah al-Husain menobatkan Sa’id ibn

Husain al-Salamiyah sebagai penggantinya. Selanjutnya Sa’id berhasil merebut

kekuatan dan berhasil mengusir penguasa dinasti Aghlabiyah yang terakhir yaitu

Ziyadatullah III dari Tunisia disusul dengan pendudukannya pada tahun 909 M.

Inilah awal berdirinya Dinasti Fatimiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Sa’id

Husain al-Salamiyah yang bergelar “Ubaidillah al-Mahdi”.

Dengan demikian resmilah berdiri sebuah dinasti baru yang bernama

Dinasti Fatimiyah dengan Ubaidillah al-Mahdi sebagai khalifah pertama,

pendukung Ubaidillah adalah suku-suku Barbar yang berpindah-pindah, yang juga

telah menjadi pengikut Syi’ah Ismailiyah. Mereka bersikap melawan kaum

Aghlabiyah yang terdiri dari suku bangsa Arab aliran sunni dan terikat dengan

penguasa Abbasiyah. Suku Barbar ini berpotensi untuk memberontak terhadap

penguasa di Baghdad, karena masih satu keturunan dengan penguasa Bani

Umayyah yang digulingkan Bani Abbasiyah di Baghdad.

Itulah alasan mengapa Tunisia dijadikan basis untuk membangun

kekuasaan dunia Islam baru, guna menggeser kekuasaan Abbasiyah. Di Afrika

Utara, kekuasaan mereka segera menjadi besar. Tahun 909 mereka dapat

Page | 52 @hasan.com
menguasai Dinasti Rustamiyah dan menyerang Bani Idrisyiyah yang sedang

menguasai Maroko. Perang antar daerah kekuasaan Islam antar dinasti menjadi

fenomena yang tidak dapat diselesaikan oleh Abbasiyah sebagai rezim yang

berkuasa.

Fokus Dinasti Fatimiyah yang pertama adalah mengambil kepercayaan

umat Islam bahwa mereka adalah keturunan Fatimiyah, puteri Rasulullah dan

Isteri dari Ali bin Abi Thalib. Para khalifah Fatimiyah merujuk asal-usul mereka

kepada pasangan suami isteri ini. Sebagaimana diketahui, dinasti ini berakar pada

Syi’ah Ismailiyah, para pengikutnya mengharapkan kemunculan Imam al-Mahdi.

Mereka mengakui diri mereka adalah keturunan Nabi melalui Ali dan

Fathimah lewat garis Ismail putera Ja’far al-Shadiq. Namun kalangan Sunni

menolak asal-usul tersebut dan biasanya mereka menyebut Dinasti Ubaidi yang

keturunan Ubaidillah, khalifah pertama Dinasti Fatimiyah, bahkan ada yang

menuduh mereka keturunan Yahudi, sebagaimana tuduhan kepada Ubaidillah

secara pribadi.

Walaupun berambisi untuk mengalahkan kekuasaan Daulah Abbasiyah,

namun Fatimiyah tidak menyerang Baghdad, mereka malah terus meningkatkan

propaganda dan berusaha untuk menduduki Mesir. Ketika Dinasti Fatimiyah

dipimpin oleh Khalifah al-Mu’iz, Mesir sedang berada dalam kondisi kacau dan

lemah.

Page | 53 @hasan.com
Melihat hal tersebut, maka pada tahun 969, Jauhar atas perintah khalifah

menyerbu Fusfat, yang merupakan titik pertahanan paling lemah. Segera setelah

itu, dia menyatakan Mesir sebagai benteng kekuatan Ismailiyah.

Setelah Mesir dapat dikuasai, maka fokus politik Dinasti Fatimiyah

selanjut adalah mendirikan ibu kota baru yang terletak di Fusfat bagian Utara,

yang mereka sebut dengan al-Qahirah, yang berarti sang penakluk. Sejak itu

penampilan Fusfat semakin cemerlang dan mampu menjadi pesaing Kota

Baghdad sebagai pusat peradaban maupun pemerintahan di Timur Tengah.

Disamping itu, dinasti ini juga berupaya untuk menyebar luas ideologi Fatimiyah

ke Palestina, Syiria dan Hijaz.

Keberadaan Dinasti Fatimiyah berbeda dengan dinasti-dinasti kecil

lainnya. Dinasti Fatimiyah mengklaim diri sebagai kekhalifahan yang memegang

pimpinan politik dan spiritual tertinggi. Mereka tidak mengaku bagian dari

Abbasiyah, mereka melepaskan diri dari Baghdad, tidak hanya dari segi politik,

tetapi juga spiritual. Sementara dinasti-dinasti kecil lainnya walaupun secara

politik melepas dari dinasti Abbasiyah, namun secara spiritual mereka tetap

terikat. Inilah yang membedakan Dinasti Fatimiyah dengan dinasti-dinasti lokal

lainnya.

Dinasti Fatimiyah berkuasa selama 262 tahun, dari tahun 297 H/ 909 M

sampai tahun 567 H/ 1171 M. Selama itu berkuasa 14 orang khalifah, yaitu:

➢ ‘Ubaidillah al Mahdi (909-934 M) 8. Al-Musthansir (1035-1094 M)

➢ Al-Qa’im (934-946 M) 9. Al-Musta’li (1094-1101 M)

Page | 54 @hasan.com
➢ Al-Manshur (946-952 M) 10. Al-Amir (1101-1130 M)

➢ Al-Mu’izz (952-975 M) 11. Al-Hafizh (1130-1149 M)

➢ Al-‘Aziz (975-996 M) 12. Al-Zhafir (1149-1154 M)

➢ Al-Hakim (996-1021 M) 13. Al-Faiz (1154-1160 M)

➢ Al-Zhahir (1021-1035 M) 14. Al-‘Adhid (1160–1171 M)

I. Masa Kejayaan Dinasti Fatimiyah

1. Keadaan Politik

Pada masa Dinasti Fatimiyah, terutama pada waktu kekuasaan Abu

Manshur Nizar al-Aziz, kehidupan masyarakat selalu diliputi oleh

kedamaian. Hal ini merupakan imbas dari keadaan pemerintahan yang

damai. Al-Aziz adalah khalifah Fatimiyah yang kelima sejak berdirinya

dinasti ini di Tunisia, dan khalifah pertama yang memulai pemerintahan di

Mesir.

Simbolisme istana yang penting diekspresikan dalam upacara,

kesenian arsitektur, dan agama Islam. Di dalam istana terdapat sebuah

ruangan besar untuk mengajarkan keyakinan Ismailiyah. Para hakim,

misionari, qari al-Quran, dan imam shalat secara reguler hadir dalam

berbagai upacara di dalam istana.

Periode ini menandai munculnya era baru dalam sejarah bangsa

Mesir, yang untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, menjadi penguasa

absolut dengan kekuatan besar dan penuh yang didasarkan atas prinsip

keagamaan. Usaha untuk menegakkan penyatuan kepemimpinan agama

Page | 55 @hasan.com
dan politik jelas terlihat. Prinsip kepemimpinan yang mengharuskan

seorang imam harus menjadi sosok yang adil, yang bisa menjauhkan umat

dari siksaan, suara kebenaran, yang bersinar seperti matahari dan

bercahaya seperti bintang, dan menjadi pilar agama, rizki, dan kehidupan

manusia, telah berhasil menjulangkan popularitas sang khalifah. Nama

sang khalifah senantiasa disebut-sebut dalam khutbah-khutbah Jumat di

sepanjang wilayah kekuasaannya yang membentang dari Atlantik hingga

Laut Merah, di Yaman, Mekah, Damaskus, dan bahkan di Mosul.

Di bawah kekuasaan al-Aziz, Fatimiyah berhasil mendapatkan

tempat tertinggi sebagai negara Islam terbesar di kawasan Mediterania

Timur. Ia telah berhasil menjadikan negaranya sebagai lawan tangguh bagi

kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad.

Strategi promosi Fatimiyah yang gencar dilakukan untuk

mengagungkan agama diwujudkan dengan memasyarakatkan pemuliaan

terhadap keluarga Ali. Pemuliaan terhadap imam yang masih hidup

disejajarkan dengan pemuliaan terhadap kalangan syuhada dari keluarga

nabi. Pemerintah membangun sejumlah bangunan makam keluarga Ali

untuk meningkatkan kegiatan perziarahan.

Selain berhasil mewujudkan kemakmuran, strategi lain yang

dijalankannya adalah memberikan toleransi yang tak terbatas kepada umat

Kristen. Keadaan ini sama sekali tidak pernah dirasakan oleh masyarakat

pada periode-periode sebelumnya.

Page | 56 @hasan.com
2. Bidang Sosial

Mayoritas khalifah Fatimiyah bersikap moderat dan penuh

perhatian kepada urusan agama nonmuslim. Selama masa ini, pemeluk

Kristen Mesir diperlakukan secara bijaksana, hanya khalifah al-Hakim

yang bersikap agak keras terhadap mereka. Orang-orang Kristen Kopti dan

Armenia tidak pernah merasakan kemurahan dan keramahan melebihi

sikap pemerintah Muslim.

Pada masa al-Aziz bahkan mereka lebih diuntungkan daripada

umat Islam dimana mereka ditunjuk menduduki jabatan-jabatan tinggi di

istana. Demikian pula pada masa al-Muntashir dan seterusnya, mereka

hidup penuh kedamaian dan kemakmuran. Sebagian besar jabatan

keuangan dipegang oleh orang-orang Kopti.

Pada khalifah generasi akhir, gereja-gereja Kristen banyak yang

dipugar, pemeluk Kristen pula banyak yang diangkat sebagai pegawai

pemerintahan. Demikian semua ini menunjukkan kebijaksanaan penguasa

Fatimiyah terhadap kaum kristiani

3. Sistem Administrasi Pemerintahan Dinasti Fatimiyah

Sistem administrasi pemerintahan Dinasti Fatimiyah tidak begitu

berbeda dengan sistem administrasi Abbasiyah, sekalipun pada masa ini

muncul beberapa jabatan yang berbeda. Khalifah menjabat sebagai kepala

negara baik dalam urusan keduniaan maupun spiritual. Khalifah

Page | 57 @hasan.com
berwenang mengangkat dan sekaligus menghentikan jabatan-jabatan di

bawahnya.

Administrasi internal kerajaan dibentuk oleh Ya’kub ibn Killis

yang wafat tahun 991 M, seorang wazir atau menteri pada kekhalifahan al-

Mu’iz dan al-Aziz. Ya’kub adalah seorang Yahudi yang masuk Islam.

Berkat kecakapannya dalam bidang administrasi, ia berhasil meletakkan

dasar-dasar ekonomi sehingga Dinasti Fatimiyah mencapai kemakmuran

pada awal pemerintahannya.

Pengelolaan negara dilakukan dengan mengangkat para menteri.

Fatimiyah membagi kementrian menjadi dua kelompok yaitu: pertama,

kelompok militer yang terdiri atas tiga jabatan pokok: (1) Para amir, yang

terdiri atas para perwira tertinggi dan para pengawal khalifah; (2) Para

perwira istana yang terdiri atas para ahli (ustadz) dan para kasim; (3)

Komando-komando resimen yang masing-masing menyandang nama

berbeda seperti Hafizhiyah, Jususyiyah, Sudaniyah, atau yang disebut

dengan nama khalifah, wazir, atau suku.

Para wazir atau menteri juga terdiri atas beberapa kelas, yang

tertinggi adalah menteri keamanan yang mengatur tentara dan urusan

perang, kemudian menteri dalam negeri, menteri urusan rumah tangga

yang menyambut tamu-tamu kehormatan utusan luar negeri, dan yang

terakhir adalah menteri sekertaris negara yang terdiri atas para qadhi yang

juga menjadi kepala percetakan uang; menteri pengawas pasar yang

mengawasi ukuran dan timbangan dalam Tingkatan pegawai yang paling

Page | 58 @hasan.com
rendah adalah para pegawai di departemen sekretariat negara yang terdiri

atas para pegawai sipil, termasuk para pedagang dan sekretaris dari

berbagai departemen. Selain pejabat pusat, di setiap daerah terdapat

pejabat setingkat gubernur yang diangkat oleh khalifah untuk mengelola

daerahnya masing-masing. Administrasi pemerintahan dikelola oleh

pejabat setempat.

4. Perkembangan Ekonomi Pemerintahan Dinasti Fatimiyah

Dalam membahas masalah perkembangan ekonomi akan

dibicarakan mengenai kehidupan masyarakat dan keadaan negara dilihat

dari kemajuan ekonomi dan kemakmurannya. Seperti yang telah

disinggung di awal, masyarakat pada masa pemerintahan Dinasti

Fatimiyah hidup dengan damai. Kekuasaan rezim Syi’ah tetap memberi

toleransi kepada masyarakat, baik kepada golongan Koptik maupun

kepada masyarakat umum yang bermazhhab Sunni.

Sebenarnya masa keemasan dalam sejarah dinasti ini di Mesir

dimulai pada periode al-Mu’iz dan mencapai puncaknya pada periode al-

Aziz, tetapi pada periode sesudahnya yaitu masa al-Munthashir masih

menunjukkan bahwa Mesir merupakan negara Islam paling maju.

Khalifah al-Aziz hidup di kota Kairo yang mewah dan gemerlap,

dikelililngi beberapa masjid, istana, jembatan, dan kanal-kanal yang baru

dibangun. Pada prosesi ibadah, misalnya idul fitri, dia biasa berkeliling

dengan pasukannya dengan memakai pakaian berornamen brokat dan

Page | 59 @hasan.com
dilengkapi dengan pedang dan sabuk emas. Tenda yang dipakai oleh

khalifah dihiasi mutiara.

Kegemilangan Mesir pada masa al-Muntashir ini dapat tergambar

sebagaimana dideskripsikan oleh Nasir al-Khusrawi, salah seorang

pengembara Ismailiyah berkebangsaan Persia yang mengunjungi Mesir

antara tahun 1046-1049 M. Ia menyaksikan khalifah pada sebuah festival

tampak sangat mempesona dengan pakaian kebesarannya.

Istana khalifah dihuni 30.000 orang, di antara mereka terdapat

12.000 orang pelayan dan 1.000 orang pengawal berkuda dan pengawal

jalan kaki. Khalifah muda yang dilihatnya pada sebuah perayaan

menunggangi kuda, dinaungi oleh pelayan dengan payung yang dihiasi

batu-batu mulia. Di tepi Sungai Nil terdapat tujuh buah perahu berukuran

150 kubik dengan 60 tiang pancang sedang berlabuh.

Khalifah memiliki 20.000 rumah di ibu kota, hampir semuanya

dibangun dengan batu bata, dengan ketinggian hingga lima atau enam

lantai. Ia juga memiliki ribuan toko yang masing-masing bisa

menghasilkan dua hingga sepuluh dinar perbulan. Jalan-jalan utama diberi

atap dan diterangi lampu. Para penjual toko menjual dengan harga yang

telah ditetapkan.

Jika ada seorang pedagang yang curang, ia akan dipertontonkan di

sepanjang jalan kota sambil membunyikan lonceng dan mengakui

kesalahannya. Bahkan begitu amannya kota, toko perhiasan atau tempat

Page | 60 @hasan.com
penukaran uang tidak pernah dikunci saat ditinggal oleh pemiliknya. Kota

Fusthat memiliki tujuh masjid besar; Kairo memiliki delapan buah.

Seluruh kota merasakan ketenangan dan kemakmuran dengan

ungkapannya yang antusias, “Bahkan aku tidak bisa memperkirakan

kekayaan kota ini, dan tidak pernah sekali pun aku melihat satu tempat

yang lebih makmur dari kota ini.”

Khalifah al-Muntashir hidup dalam kemewahan dan kesenangan.

Dia mewarisi harta yang berlimpah dari para pendahulunya. Kekayaan

khalifah terbukti dengan ditemukannya warisan harta sangat berharga yang

tersebar di antara tentara-tentara Turki berupa vas-vas kristal, piring-piring

berlapis emas, tempat tinta yang terbuat dari gading dan kayu eboni, gelas-

gelas berbahan gading, cermin-cermin dari baja, payung dengan gagang

terbuat dari emas dan perak, papan catur dengan bidak terbuat dari emas

dan perak, belati berhiaskan mutiara, dan pedang-pedang berukir indah.

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pemerintahan Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fatimiyah memiliki perhatian besar terhadap ilmu

pengetahuan. Khalifah al-Aziz sendiri adalah seorang penyair dan sangat

menyenangi pendidikan. Pada masanya dikembangkanlah Masjid Agung

al-Azhar menjadi universitas sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam

tertua.

Khalifah al-Hakim melakukan pembangunan pusat pembelajaran

Dār al-Hikmah (rumah kebijaksanaan) dan Dār al-‘Ilm (rumah ilmu) pada

Page | 61 @hasan.com
tahun 1005 yang melakukan pengkajian ilmu-ilmu keislaman, astronomi,

dan kedokteran. Dia menyediakan dana yang besar untuk mengembangkan

institusi ini, di antaranya digunakan untuk menyalin berbagai naskah,

memperbaiki buku, dan pemeliharaan umum lainnya. Bangunan tersebut

ditempatkan berdekatan dengan istana kerajaan. Di dalam bangunan itu

terdapat sebuah perpustakaan dan ruang-ruang pertemuan.

Al-Hakim juga membangun sebuah observatorium karena

ketertarikannya pada perhitungan-perhitungan astrologi. Alat untuk

mengukur tanda-tanda zodiak yang terbuat dari tembaga didirikan oleh al-

Hakim di atas dua menara.

Beberapa tokoh ilmuwan yang terkenal pada masa ini di antaranya

‘Ali ibn Yunus. Dia adalah seorang astronom paling hebat yang

menciptakan tabel astronomi. Juga ada Abu ‘Ali al-Hasan ibn al-Haitsam

(bahasa Latin, Alhazen) yang merupakan peletak dasar ilmu fisika dan

optik. Ia menulis tidak kurang dari seratus karya yang meliputi bidang

matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran.

Karya terbesarnya adalah Kitāb al-Manāzhir mengenai ilmu optik.

Kitab ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu optik dan

menjadi rujukan utama hampir semua penulis tentang optik pada Abad

Pertengahan. Tokoh lainnya adalah ‘Ammar ibn ‘Ali al-Maushili yang

menghasilkan karya al-Muntakhab fi ‘Ilaj al-‘Ain (Karya Pilihan tentang

Penyembuhan Mata) dan Ibn ‘Isa yang menghasilkan karya Tadzkirah.[19]

Page | 62 @hasan.com
Dalam karya ‘Ammar ini dijelaskan dasar-dasar operasi katarak yang

merupakan penemuannya yang berharga dalam bidang kesehatan.

Dalam perkembangan berikutnya, pada masa al-Muntashir,

terjadilah kemunduran dalam bidang ilmu pengetahuan dengan banyaknya

buku-buku yang hilang dari perpustakaan kerajaan yang telah didirikan

sejak masa al-‘Aziz yang ketika itu memiliki kurang lebih 200.000 buku

dan 2.400 Al-Qur’an.[20] Berkurangnya koleksi perpustakaan ini sebagai

akibat peristiwa perebutan rampasan perang pada tahun 1068. Naskah-

naskah berharga itu digunakan sebagai bahan bakar untuk membakar

rumah-rumah dan kantor-kantor orang Turki.

6. Perkembangan Seni dan Arsitektur Pemerintahan Dinasti Fatimiyah

Seni dan arsitektur pada masa Fatimiyah menghasilkan karya yang

bernilai sangat tinggi berupa berbagai kerajinan, baik di bidang tekstil,

keramik, benda seni dari kayu, benda logam, dan batu kristal. Pada produk

tekstil kita bisa menemukan motif-motif hewan dengan pose konvensional.

Beberapa contohnya ditemukan di Barat yang dibawa ke sana pada masa

Perang Salib.

Seni keramik masa ini mengikuti pola-pola Iran. Beberapa contoh

produk keramiknya merupakan bukti kemunculan pertama keramik ala

Cina di wilayah Arab Timur. Produk keramik yang dibuat oleh orang-

orang Mesir sangat bagus dan menakjubkan.

Page | 63 @hasan.com
Benda seni dari kayu adalah berupa papan-papan kayu berukir

yang digambari lukisan beberapa makhluk hidup seperti rusa yang

diserang oleh monster, kelinci yang diterkam oleh elang, dan beberapa

pasang burung yang saling berhadapan.

Seperti juga pada produk kayu, koleksi perunggu memperlihatkan

hal yang sama. Kebanyakan produknya berupa cermin atau pedupaan.

Koleksi perunggu yang paling terkenal adalah patung griffin dengan tinggi

40 inci, yang sekarang berada di Pisa.

Benda kristal dinasti Fatimiyah menurut pakar sejarah seni di situs

simerg.org merupakan salah satu mahakarya peradaban Islam paling

indah. Ornamen yang ditampakkan pada batu kristal tersebut menunjukkan

karya seni dengan citarasa yang tinggi. Salah satu ciri khasnya adalah

bentuk-bentuk batu kristal yang umumnya mengambil model ikan sebagai

simbol kehidupan.

Banyak juga yang berisi tulisan dari Imam-imam Syi’ah

Isma’iliyah. Salah satu peninggalan yang terkenal terdapat di Basilica

Venesa yang berisi tulisan al-Aziz yang hidup sekitar tahun 975-996

Masehi. Batu kristal lainnya berisi tulisan Imam al-Hakim yang berada di

Chatedral of Fermo, Italia.

Berbagai benda kuno berupa keramik dan kristal peninggalan

Dinasti Fatimiyah pada tahun 2004 ditemukan di dalam kapal karam

berusia 1000 tahun di Pantai Utara Cirebon. Sekitar 271.381 benda kuno

Page | 64 @hasan.com
yang menghebohkan publik Indonesia tersebut dilelang oleh Kementrian

Kelautan RI pada 5 Mei 2010 yang kemungkinan nilai jualnya mencapai

750 milyar sampai trilyunan rupiah.

Seni arsitektur publik Fatimiyah merupakan bentuk pengembangan

dari aspek-aspek seremonial istana kerajaan. Ibu kota Fatimiyah, al-

Qahirah atau Cairo yang dibangun pada tahun 969, merupakan sebuah kota

kerajaan yang dirancang sebagai wujud bagi kebesaran kerajaan.[22]

Masjid Agung al-Azhar dan al-Hakim dibangun dengan sejumlah menara

dan kubah yang melambangkan sifat ketinggian para imam dan

mengingatkan pada Kota Suci Makkah dan Madinah. Bagian tengah al-

Azhar dibangun dengan batu bata yang memiliki sudut mihrab.

Masjid al-Hakim memiliki kopula dari tembok yang menyokong

sebuah tambur besar berbentuk segi delapan di atas ruangan shalati. Di

Masjid al-Aqmar ditemukan ciri khas arsitektur Islam yaitu ceruk stalaktit.

Tiang masjid ini menampilkan disain kaligrafi bergaya Kufi yang kubus

dan tegas. Ciri khas lain yang menjadi tradisi pada masa ini adalah

bangunan makam para pendiri masjid yang dihubungkan dengan masjid.

Selain bentuk bangunan, kemegahan gedung-gedung periode Fatimiyah

dilengkapi juga dengan pintu-pintu gerbang berukuran sangat besar yang

dibangun oleh arsitek-arsitek dengan rancangan ala Bizantium.

• Masa Kemunduran Dinasti Fatimiyah

Page | 65 @hasan.com
Faktor-faktor penyebab kemunduran dinasti Fatimiyah adalah akumulasi

dari masalah-masalah yang bermunculan khususnya di masa paruh kedua, di mana

suatu faktor dapat menyebabkan faktor--faktor yang lain. Di antara faktor-faktor

yang paling menonjol adalah sebagai berikut:

Pertama, melemahnya para khalifah, khususnya sejak al--Mustansir, ia

adalah urutan khalifah yang ketujuh. Jika seluruh khalifah Fatimiyah berjumlah 14

orang, maka, dapatlah dikatakan bahwa tujuh khalifah yang pertama kuat-kuat,

sedang tujuh berikutnya rata-rata lemah. Kelemahan ini disebabkan karena

sewaktu dinobatkan menjadi khalifah usia mereka masih sangat muda, seperti

khalifah-khalifah: Al-Hakim berusia sebelas tahun, al--zahir berusia enam belas

tahun, al-Amir disebut masih “berusia hijau”, al-Zafir berusia tujuh belas tahun,

al-Faiz dikatakan “berusia balita”, dan al-Azid, khalifah terakhir, dinobatkan

dalam usia sembilan tahun.

Lemahnya para khalifah ini menyebabkan tampilnya “orang-­orang kuat”

dan berpengaruh sebagai pemegang kekuasaan yang sebenarnya, dan khalifah

hanya sebagai boneka. “Orang-orang kuat” itu misalnya, Barjawan, seorang

gubernur Al-Hakim, Sitt al-Mulk, bibi Al-Zahir, dan Al-Afzal perdana menteri

Al-Amir. Tampilnya “orang-orang kuat” ini mengakibatkan kecemburuan di pihak

saudara--saudara para khalifah, dan membuat keadaan pemerintahan diktator dan

tidak stabil.

Di samping itu, lemahnxa para khalifah disebabkan oleh intrik di sekitar

istana sendiri yang bersumber pada perasaan tidak adil jika terjadi pengangkatan

khalifah berdasarkan “kelompok kepentingan” yang kuat, dan bukan berdasarkan

Page | 66 @hasan.com
suatu sistem atau melalui wasiat. Sebagai contoh, Nizar, kakak Al-Musta’li,

merasa kecewa berat karena Al-Musta’li, adiknya itu, diangkat menjadi khalifah

pengganti bapaknya Al-Mustanshir yang wafat.

Ia merasa bahwa dia adalah yang lebih berhak untuk jabatan itu daripada

adiknya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi gerakan oposisi terhadap

adiknya yang dikenal dengan gerakan Assasin yang dipimpin oleh Al-Hasan bin

al-Sabah. Gerakan ini belakangan berhasil membunuh dua orang khalifah, Al-

Musta’li dan Al-Amir.

Kedua, perpecahan dalam tubuh militer. Dalam tubuh militer terdapat tiga

unsur kekuatan. Pertama, unsur bangsa Barbar yang sejak sangat awal ikut

berjuang mendirikan Dinasti Fatimiyah. Kedua, unsur bangsa Turki yang berhasil

masuk karena didatangkan oleh khalifah Al-Aziz. Ketiga, unsur kekuatan bangsa

Sudan yang didatangkan oleh khalifah Al-Mustanshir. Tiga faksi ini selalu

bersaing dan sesekali terlibat dalam peperangan antar mereka.

Peperangan terbuka yang paling dahsyat adalah peperangan antara unsur

Turki dan unsur Barbar. Sedang khalifah yang lemah tidak mampu berbuat apa-

apa. Hal ini menyebabkan kontrol milter terhadap wilyah-wilayah menjadi lemah.

Akhirnya, wilayah-wilayah dinasti yangdemikian luas menjadi berkurang secara

berangsur-angsur karena melepaskan diri atau dikuasai oleh dinasti yang lain.

Ketiga, bencana alam. Kekeringan yang melanda Mesir di samping

menimbulkan penderitaan rakyat karena kelaparan, wabah penyakit, perampokan

dan lainnya, juga, bagi negara, menyebabkan lumpuhnya perekonomian agraris

Page | 67 @hasan.com
yang hasilnya justru merupakan sumber devisa utama Mesir. Kekurangan pangan

yang melanda Mesir, memaksa khalifah meminta bantuan kepada Konstantin

Monomachus untuk mengirim bahan-bahan makanan ke Mesir.

Kelemahan yang menyebabkan terjadinya kemunduran dalam dinasti

Fatimiyah, pada gilirannya memancing datangnya serangan dari pihak luar, yakni

panglima Shalahuddin dari dinasti Ayyubiyah. Karena prestasinya dalam Perang

Salib, maka ia mudah mendapatkan simpati masyarakat luas yang akhirnya dapat

rnenaklukkan dinasti Fatimiyah dengan mudah pula..

Page | 68 @hasan.com
BAB 5

DINASTI AYYUBIYAH

1. Latar Belakang Berdirinya dinasti Ayyubiyah

Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah,

sebagian yaman, irak, mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh

salahuddin alayyubi pada tahun 1174M. nama lengkapnya adalah salahuddin

yusuf ibn ayyub ia berasal dari suku kerdi hadzbani, ia adalah putra najmudin

ayyub dan keponakan asaddudin syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin syirkuh

hijrah dari kampung halamanya didekat danau fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir

dibenteng takrit pada tahun 532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa

seljuk di takrit, pada saat itu ayah dan pamannya mengabdi kepada imaddudin

zanky, seorang gubernur seljuk untuk kota mousul, irak. Ketika imaduddin

berhasil merebut wilayah balbek, libanon pada tahun 534H (1139M). najmudin

ayub diangkat menjadi gubernur balbek dan menjadi abdi raja suryah, yakni

nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah salahudin menekuni teknik dan strategi

perang serta politik. Selanjutnya dia mempelajari teologi sunni selama sepuluh

tahun didamaskus, dalam lingkungan istana nuruddin.

2. Biografi Tokoh Salahuddin Al-Ayyubi

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi Ayahnya

Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuhhi (migrasi) meninggalkan

kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak).

Page | 69 @hasan.com
Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika

ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya

mengabdi kepada 1Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak.

Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah 1Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139

M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan

menjadi pembantu dekat Raja Suriah 1Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek

inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang,

strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di

Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam

lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi

seorang wazir (konselor).

Bersama dengan pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada

tahun 559-564H (1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak

saat itu asaduddin syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah.

Setelah pamannya meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada

salahuddin al ayyubi pada tahun 1169M. disana, ia mewarisi peranan sulit yaitu

mempertahankan mesir dan melawan penyerbuan dari kerajaan latin jerrussalem.

Pada saat itu tidak ada seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama

dimesir namun keberhasilan salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan

pasukan romawi bzantium yang melancarkan perang salib kedua terhadap mesir

membuat para tentara mengakuinya sebagai penggganti pamannya.

3. Masa pemerintahan dinasti ayyubiyah

Page | 70 @hasan.com
Pada awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati

simbol-simbol syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid

meninggal pada tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada

khalifah abbasiyah (al mustadi) dibagdad dan secara formal menandai berakhirnya

rezim fathimiyah di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah

yang didirikan oleh dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya

dari syiah menjadi sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia

memerintahkan salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah

fathimiyah dan mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.

Penaklukan mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka

jalan bagi pembentukan mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin

memberlakukan mazhab hanafi, sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku

didinasti fatiniyah. Keberhasilan tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa

otonom dimesir. Dalam mengsolidasikan kekuatannya, ia memanfaatkan

keluarganya untuk melakukan ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim untuk

menguasai yaman pada tahun 1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan

untuk melawan tentara salib di dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi

kekuasaan untuk menduduki mesir hulu. Dari mesir, salahuddin juga dapat

menyatukan syiria dan mesofotamiya menjadi sebuah kesatuan negara muslim.

Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus kemudian alippo tahun 1185 dan merebut

mousul pada 1186.

Pada masa pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat

tangguh pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga

Page | 71 @hasan.com
membangun tembok kota diakiro dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan.

Dalam hal perekonomian, ia bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah

lain. Disamping itu, ia juga menggalakan perdaganggan dengan kota-kota dilaut

tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah ia

melancarkan gerakan offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut

al quds (jerussalem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan

di hittin. Akhirnya pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M.

ini berarti jerussalem dapat dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya

setelah delapan puluh tahun dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu

orang-orang frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-

besaran telah dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun

1189-1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah

perang berakhir salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.

Perjuangan salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu

mengeluarkan kaum salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada persatuan

umat islam, telah menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia

meninggal dan dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh

lima tahun memerintah sebelum meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah

kepada para anggota keluarga. Oleh karena itu, pengendalian dari pusat tetap

berada dibawah kekuasaan almalik al adil (saudaranya) dan keponakannya al

kamil mereka membagi imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir,

damaskus, alleppo dan kerajaan mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa

negara merupakan warisan keluarga raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak

Page | 72 @hasan.com
mengalami perpecahan, karena dengan loyalitas kekeluargaan mesir di

integrasikan dalam berbagai imperium. Mereka menata pemerintahan dengan

sistem birokrasi masa lampau yang telah berkembang dinegara-negara mesir dan

siriya melalui distribusi iqta kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.

Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-

sisa kekuatan pasukan salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk

mempertahankan mesir, karena kesatuan mulai melemah akhirnya pada masa

pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang bertempat di Diyar bakr dan al

jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum dan dinasti khiwarazim syah.

Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem kepada kaisar fredrick II yang

membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi mesir dan syiria. Oleh karena

itu, pada masa tersebut perdagangan kembali dikuasai oleh kekuatan kristen

mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni pada tahun 1238M, dinasti

ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan intern pemerintah.

4. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah

Runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash

shalih. Pada masa pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak

(mamluk) dari turki yang berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun

sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang salib ke enam yang dipimpin

ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih meninggal pada tahun 1249M, kaum

mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai sultan. Dengan

demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Meskipun

demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara

Page | 73 @hasan.com
mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam dipegang oleh qutuz,

panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut, qutuz berhasil

mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil

alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti

ayyubiyah.

5. perkembangan dinasti ayyubiyah.

Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah Sebagaimana dinasti-dinasti

sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang gemilang dibidang

ilmu pengetahuan diantaranya.

A.Bidang pendidikan

Pemerintahan dinasti ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus

sebagai kota pendidikan hal ini ditandai dengan dibangunnya dar al hadis al

kamilah pada tahun 1222M dan madrasha ash shauhiyyaha pada tahun 1239M.

Dar al hadis al kamilah dibangun untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang

secara umum terdapat didalam mazhab hukum sunni. Adapun madrasha ash

shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran empat mazhab.

B.Bidang arsitektur

Kemajuan dalam bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa

arab, bangunan masjid dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang

menyerupai gereja.

C. Bidang filsafat dan keilmuan

Page | 74 @hasan.com
Bukti kongkrit dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah

adalah adelasd of bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri,

penerjemahan bidang kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan

sebuah rumah sakit bagi orang yang menderita cacat pikiran.

D. Bidang industri

Kemajuan dinasti ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir

oleh seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat

pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.

E. Bidang ekonomi dan perdagangan

Dalam hal perekonomian dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim

diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-

kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada

bidang perdagangan, dinasti ini membawa pengaruh bagi eropa dan negara-negara

yang dikuasainya. Dieropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini

menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia

ekonomi dan perdangan sudah mengguakan sistem kredit, bank termasuk Letter of

Credit (lc), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas.

Selain itu juga dimulai percetakan mata uang dirham campuran (fulus).

Percetakan fulus yang merupakan mata uang dari tembaga dimulai pada masa

pemerintahan sultan muhammad al kamil ibn al adil al ayyubi, percetakan unag

fulus tersebut dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak

signifikan denga rasio 48 fulus untuk setiap dirhamnya.

Page | 75 @hasan.com
F. Bidang militer

Pada masa pemerintahan salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat

tangguh. Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga

membangun tembok kota di kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan.

Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga

memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan.

Disamping itu adanya perang salib membawa dampak positif, keuntungan

dibidang industri, perdagangan dan intelektual misalnya dengan adanya irigasi.

G. Bidang kebudayaan

Salahuddin al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan

budaya, yaitu perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan

sebutan maulud atau maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang

berarti tahun dan bermakna seperti pada istilah ulang tahun.

6. Sebab-Sebab Terjadinya Perang Salib

Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292 M) ialah suatu peperangan yang

dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan untuk

membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan umaat

Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ± 200 tahun, terdiri atas tujuh

gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari pihak Islam

maupun pihak Kristen.

Peperangan tersebut dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen

memakai lambang Salib dalam rangka mempersatukan umat Kristen untuk

Page | 76 @hasan.com
menghadapi umat Islam. Sebenarnya Perang Salib ini bukanlah semata-mata

perang agama tetapi ada latar belakang lain yang mempengaruhinya, antara lain

Pertama, Perebutan kekuasaan antara Timur dan Barat yang berlangsung

sejak zaman Rumawi di Barat, dan Persia (Sekarang Iran) di Timur, padahal

Persia dahulu dikenal beragama Majusi.

Kedua, Agama Kristen berkembang pesat di Eropa setelah Paus Paulus

mengalihkan kiblatnya ke Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat

kelahirannya di Timur. Kemudian datang agama Islam menghancurkan penjajahan

Eropa yang bertopeng agama Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika Utara. Islam

masuk ke daratan Eropa yaitu dengan menguasai Andalusia (Spanyol) di Barat

dan Konstantinopel di Timur. Dengan masuknya Islam ke Eropa maka orang

Kristen di Eropa menggalang persatuan untuk menghadapi kekuasaan Islam.

Ketiga, Di bidang perdagangan Eropa ingin sekali menguasai kembali

pelabuhan-pelabuhandi laut Tengah, sehingga mereka dapat menguasai

perdagangan antara Timur dan Barat.

Keempat, Sebagian pembesar Eropa ingin menguasai tanah-tanah yang

subur di negara Timur, untuk itu mereka memberikan peluang kepada budak-

budak untuk memerdekakan diri dengan jalan ikut Perang Salib.

Kelima, Para peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama

berada di Palestina. Mereka membawa obor dan pedang serta pasukan pengawal

yang bersenjata lengkap, sering menimbulkan kerusuhan di antara mereka. Untuk

Page | 77 @hasan.com
lebih menganmankan suasana, penguasa Islam melarang peziarah membawa

senjata serta obor, tetapi larangan itu mereka anggap sebagai suatu penghinaan

terhadap ajaran Kristen, apa lagi sebagian dari peziarah itu terdiri dari penjahat-

penjahat yang ingin menghapus dosanya. Para pemimpin agama Kristen

mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa para penjahat tidak akan

diampuni dosanya kecuali bila mereka melakukan ziarah ke Baitul Maqdis.

7. Meneladani Sipat-Sipat Shalahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam Dari Seratus

Medan Pertempuran (1137 – 1193 M) SULTAN SALAHUDDIN AL-AYYUBI,

Namanya telah terpateri di hati sanubari pejuang Muslim yang memiliki

jiwa patriotik dan heroik, telah terlanjur terpahat dalam sejarah perjuangan umat

Islam karena telah mampu menyapu bersih, menghancurleburkan tentara salib

yang merupakan gabungan pilihan dari seluruh benua Eropa.

Konon guna membangkitkan kembali ruh jihad atau semangat di kalangan

Islam yang saat itu telah tidur nyenyak dan telah lupa akan tongkat estafet yang

telah diwariskan oleh Nabi Muhammad saw., maka Salahuddinlah yang

mencetuskan ide dirayakannya kelahiran Nabi Muhammad saw. Melalui media

peringatan itu dibeberkanlah sikap ksatria dan kepahlawanan pantang menyerah

yang ditunjukkan melalui “Siratun Nabawiyah”. Hingga kini peringatan itu

menjadi tradisi dan membudaya di kalangan umat Islam.

Jarang sekali dunia menyaksikan sikap patriotik dan heroik bergabung

menyatu dengan sifat perikemanusian seperti yang terdapat dalam diri pejuang

besar itu. Rasa tanggung jawab terhadap agama (Islam) telah ia baktikan dan

Page | 78 @hasan.com
buktikan dalam menghadapi serbuan tentara ke tanah suci Palestina selama dua

puluh tahun, dan akhirnya dengan kegigihan, keampuhan dan kemampuannya

dapat memukul mundur tentara Eropa di bawah pimpinan Richard Lionheart dari

Inggris.

Hendaklah diingat, bahwa Perang Salib adalah peperangan yang paling

panjang dan dahsyat penuh kekejaman dan kebuasan dalam sejarah umat manusia,

memakan korban ratusan ribu jiwa, di mana topan kefanatikan membabi buta dari

Kristen Eropa menyerbu secara menggebu-gebu ke daerah Asia Barat yang Islam.

Seorang penulis Barat berkata, “Perang Salib merupakan salah satu bagian

sejarah yang paling gila dalam riwayat kemanusiaan. Umat Nasrani menyerbu

kaum Muslimin dalam ekspedisi bergelombang selama hampir tiga ratus tahun

sehingga akhirnya berkat kegigihan umat Islam mereka mengalami kegagalan,

berakibat kelelahan dan keputusasaan. Seluruh Eropa sering kehabisan manusia,

daya dan dana serta mengalami kebangkrutan sosial, bila bukan kehancuran total.

Berjuta-juta manusia yang tewas dalam medan perang, sedangkan bahaya

kelaparan, penyakit dan segala bentuk malapetaka yang dapat dibayangkan

berkecamuk sebagai noda yang melekat pada muka tentara Salib. Dunia Nasrani

Barat saat itu memang dirangsang ke arah rasa fanatik agama yang membabi buta

oleh Peter The Hermit dan para pengikutnya guna membebaskan tanah suci

Palestina dari tangan kaum Muslimin.

Periode transformasi modern peradaban Islam secara garis besar dpt dibagi

menjadi 3 fase, & sekaligus memperlihatkan beberapa gambaran umum yg

berlaku di seluruh kawasan muslim, di antaranya :

Page | 79 @hasan.com
Fase pertama, merupakan periode antara akhir abad 18 sampai awal abad

20, yg ditandai dgn hancurnya sistem kenegaraan muslim & dominasi teritorial &

komersial Eropa. Dalam fase ini elit politik, agama, & kesukuan masyarakat

muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan & ideologi baru bagi

perkembangan internal masyarakat mereka.

Fase kedua, yaitu fase pembentukan nasional yg berlangsung setelah

Perang Dunia I sampai pertengahan abad 20. Dalam fase ini kalangan elit negeri-

negeri muslim berusaha membawakan identitas politik modern terhadap

masyarakat mereka & berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta

perubahan nasional.

Fase ketiga, ialah fase konsolidasi negara-negara nasional di seluruh

kawasan muslim.

Fase yg berlangsung pasca Perang Dunia II ini ditandai dgn pertentangan

antara kecenderungan terhadap perkembangan yg tengah berlangsung & peran

utama Islam.

Sangat penting mempelajari sejarah dakwah Islam di Indonesia. Sesuai

dgn firman Allah dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 111 bahwa mempelajari

sejarah tedapat ibrah (pelajaran). Dengan mempelajari sejarah di masa lampau,

kita dpt mengambil pelajaran utk masa yg akan datang, membuat perencanaan

atau konsep yg lbh baik khususnya utk dakwah di tanah air kita, Indonesia. Sesuai

Page | 80 @hasan.com
dgn hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Hari ini harus lbh baik dari

hari kemarin & hari esok harus lbh baik dari hari ini”.

Bahasa merupakan nilai tertinggi dari dari sesuatu peradaban. Suatu

bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut.

Bahasa Indonesia byk dipengaruhi oleh bahasa Arab ( bahasa Al Qur’an)

contohnya kata ibarat yg kata dasarnya dari ibrah ini yg bermakna pelajaran &

masih byk lagi bahasa Indonesia yg berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan

bahwa budaya Indonesia sudah dipengaruhi oleh budaya Islami.

Page | 81 @hasan.com
BAB 6

MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

DAN PENYEBARANNYA

A. SEJARAH PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

Peradaban islam ada sejak zaman Rasullah SAW. Sampai kepada abad ke

12 M. Telah berhasil membangun beradaban-peradaban baru di dunia islam.

Peradaban islam di masa lampau belumlah banyak mengarugi lautan, hal ini

dikarenakan taraf kemampuan manusia pada saat itu belum mampu berpikir

bagaimana membuat alat yang dapat dipakai mengarungi lautan. Namun setelah

manusia mampu menciptakan alat untuk mengarung lautan peradaban manusia

pun berkembang dan semakin maju.

Begitupula dengan peradaban yang ada di indonesia sejak lama sampai

sekarang mengalami perubahan yang besar. Perubahan manusia semakain maju

dengan demikian terjadilah hubungan antar wilayah bahkan antar negara,

merekapun mengadakan hubungan persahabatan dan kerja sama dan perdagangan

untuk saling membantu dalam berbagai keperluan hidup ini. Indonesia yang

dikenal sebagai sebagai penghasil rempah-rempah dan bumi indonesia sangat

subur sehinggga mengundang para pedagang dari berbagai negara untuk datang

ke indonesia melakukan kerjasama, dalam hal ini terjadilah proses penyebaran

agama islam di indonesia.

Masuknya islam di indonesia dibah oleh para saudagar baik yang dari

mekkah india maupun persia. Dengan demikian kehidupan indonesia atau agama

Page | 82 @hasan.com
islam yang ada di indonesia mempunyai kemiripan dengan agama islam yang ada

di mekkah maupun india baik dari corak kebudayaan maupun mazhab yang

berkembang di indonesia. Disamping itu bangsa indonesia juga dilatar belakangi

oleh politik dan ekonomi sriwijaya yang mengalami kemunduran. Dengan

kemunduran sriwijaya dimanfaatkan pula oleh para pedagang muslim untuk

mendapatkan keuntungan politik dan perdagangannya.

A. TEORI KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

Ada tiga teori yang membicarakan tentang datangnya islam di indonesia.

Ketiga teori ini memberikan jawaban atas permasalahan tentang masuknya Islam

ke Nusantara.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan teori di atas disini akan dibahas

secara sederhana sebagi berikut.

a. Teori Gujarat

Teori ini dinamakan teori Gujarat bertolak dari pandangan teori yang

mengatakan asal Negara yang membawa Agama Islam ke Nusantara adalah dari

Gujarat. Adapun pelatak teori ini adalah Snouk Hurgronje lebih menitik beratkan

pandangannya ke Gujarat berdasarkan: pertama, kurangnya fakta yang

menjelaskan peranan bangsa arab dalam penyebaran agama islam ke nusantara.

Kedua, hubungan dagang Indonesia-India telah lama terjalin. Ketiga, inskripsi

tertua tentang Islam yang terdapat di sumatra memberikan gambaran hubungan

antara sumatra dan Gujarat.

Page | 83 @hasan.com
Sejalan dengan pendapat di atas ini, W.F. Stutterheim, mengatakan

masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13. Pendapatnya juga didasarkan

pada bukti batu nisan sultan pertama dari kerajaan samudra, yakni Malik Al-

Shaleh yang wafat pada 1297. Selanjutnya ditambahkan tentang asal Negara yang

mempengaruhi masuknya Agama Islam ke Nusantara adalah Gujarat. Dengan

alasan Islam disebarkan melalui jalan dagang antar Indonesia-cambay (Gujarat)

Timur Tenggah-Eropa.

Perkembangan perkampungan Arab mulai berkembang hal ini

mempengaruhi pula perkembangan Arab yang terdapat di sepanjang jalan

perdangangan di Asia Tenggara. Dari keteranga J.C. Van ini masuknya islam ke

Nusantara tidak terjadi pada abad ke-13 melainkan telah terjadi pada abad ke-7.

Sedangkan abad ke-13 merupakan saat perkembangan Islam.

Peranan Gujarat sebagai pusat perdagangan Internasional, terutama sejak

1294 sebagai penyebaran Islam, telah mendapat perhatian dari Schrieke dalam

Indonesia Sosiological studies. Ia menjelaskan berdasarkan keterangan laporan

Marco Polo, karena Marco Polo tidak berkunjung ke Gujarat. Tetapi

mempertimbangkan hasil laporan sanudo. Selanjutnya Schrieke memberikan

gambaran tentang saling ketergantungan antara malaka dengan cambay dan

sebaliknya. Schrieke mengambarkan tentang peranan Gujarat sebagai pusat

perdagangan yang mempunyai kaitan yang erat antara Indonesia dan India.

b.Teori Makkah

Page | 84 @hasan.com
Dalam teori ini Hamka lebih mendasarkan pandangannya pada peranan

bangsa Arab sebagai pembawa Agama Islam ke Indonesia. Gujarat dinyatakan

sebagai tempat singgah semata, dan makkah sebagi pusat, atau Mesir sebagai

pengambilan ajaran Islam. Ia menambahkan pengamatan pada masalah manzhab

Syafi’i, sebagai mazhab yang istimewa di Makkah dan mempunyai pengaruh yang

besar di Indonesia. Tetapi titik analsisnya pada permasalahan perdagangan yang

dibaca adalah barang yang didagang dan jalan perdagangannya. Sebaliknya

penglihatan penelitian hamka lebih tajam sampai permasalahan mazhab yang

menjadi bagian laporan kunjungan Ibnu Battutah ke Nusantara.

Guna dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pendapat waktu masuknya

Islam di Nusantara pada abad ke-7, perlu penjelasan tentang peranan bangsa Arab

dalam perdagangan di Asia yang dimulai sejak abad ke-2 SM. Peranan ini tidak

dibicarakan oleh penganut teori Gujarat. Tinjauan tentang teori Gujarat

mengharuskan peranan bangsa Arab dalam perdagangan dan kekuasaan di lautan,

yang telah lama mengenal samudera Indonesia daripada bangsa-bangsa lainnya.

Informasi sejarah menjelaskan bahwa bangsa Arab telah sampai ke Ceylon

pada abad ke-2 SM. Memang tidak dijelaskan lebih lanjut tentang sampainya ke

Indonesia. Tetapi bila kita hubungkan dengan penjelasan kepustakaan Arab Kuno

yang menyebutkan Al-Hind yang berarti India dan pulau-pulau yang sebelah

timurnya sampai ke Cina, dan Indonesia pun disebut sebagai pulau-pulau Cina,

besar kemungkinan pada abad ke-2 SM bangsa Arab telah sampai ke Indonesia

hanya penyebutnya sebagia pulau-pulau Cina atau Al-Hind.

Page | 85 @hasan.com
Bila memang telah ada antara hubungan bangsa Arab dengan Indonesia

sejak abad ke-2 SM, Maka bangsa Arab merupakan bangsa Asing yang pertama

datang ke nusantara. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan oleh D.H.

Burger dan Prajudi Atmosudirdjo, bangsa dan Cina baru mengadakan hubungan

dengan Indonesia pada abad ke-1 M. Sedangkan hubungan Arab dan Cina terjadi

jauh lebih lama, melalui jalan darat menggunakan kapal sahara jalan darat ini

sering disebut sebagai jalan sutera, berlangsung sejak 500 SM.

Timbulnya perkampungan Arab baik dipantai barat Sumatra ataupun di

Asia Tenggara dan kanton, di tunjang oleh kekuatan laut Arab. Fakta ini

memberikan bukti telah terjadi hubungan Indonesia Arab jauh sebelum abad ke-

13.[3] Apakah target pengaruh informasi yang bersifat Hindu sentris terhadap

kalangan intelektual Indonesia yang berpendidikan belanda, menampakkan

kecintaan terhadap sejarah pra-Islam Indonesia.

Masuknya Agama Islam ke Nusantara terjadi pada abad pertama hijriah

atau abad ke-7 M. Pelaku bembawa Agama Islam adalah Saudagar Arab, diikuti

oleh Persia dan Gujarat, mereka bukanlah anggota misi, meski pada hakekatnya

setiap orang islam mempunyai kewjiban misi.

c.Teori Persia

Fokus teori ini menjelaskan tentang masuknya Islam ke nusantara berbeda

dengan teori gujarat dan teori makkah, sekalipun mempunyai persamaan tentang

gujaratnya, serta mazhab Syafi’i-nya. Teori persia lebih menjelaskan tentang

kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan

Page | 86 @hasan.com
mempunyai kesamaan dengan persia. Dan adapun kesamaan tentang budaya kita

dapat melihat antara lain.

o Peringatan hari muharram atau Asyura sebagai hari peringatan

Syiah atas kematian syahidnya husain.

o Adanya kesamaan ajaran antara ajaran Syaikh siti Jenar dengan

ajaran sufi iran Al-Hallaj.

o Nisan pada makam malikus saleh dan makam malik ibrahim di

gersik di pesan dari gujarat. Dalam hal ini teori persia mempunyai

kesamaan mutlak dengan teori gujarat. Tetapi berbeda dengan

pandangan G.E Morrison.

o Pengakuan umat islam di indonesia terhadap mazhab Syafi’i

sebagai mazhab yang paling utama.

Menjawab teori Persia diatas, K.H. saifuddin Zuhri sebagai salah seorang

peserta seminar(1963), menyatakan sukar untuk mendapat tentang kedatangan

Islam ke Nusantara berasal dari Persia. Alasan yang dikemukakan oleh K.H.

Saifuddin Zuhri, bila kita berpedoman kepada masuknya Agama Islam ke

Nusantara pada abad ke-7, hal ini terjadi pada masa kekuasaan Khalifah

Ummayah. Saat itu kepemimpinan Islam di bidang Politik, Ekonomi dan

Kebudayaan berada di tangan Bangsa Arab, sedangkan pusat pergerakan Islam

berkisar di Makkah, Madinah, Damaskus, dan Bagdad, jadi belum mungkin Persia

menduduki kepemimpinan Dunia Islam.

Dari uraian di atas dapat kita lihat perbedaan dan persamaan ketiga teori

Gujarat, Makkah, dan persia sebagai berikut:

Page | 87 @hasan.com
Antara teori Gujarat dan Persia terdapat kesamaan pandangan mengenai

masuknya Agama Islam ke Nusantara yang berasal Gujarat. Perbedaannya

terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam mempunyai kesamaan

dengan ajaran Mistik India, sedangakan teori Persia memandang adanya

kesamaan antara sufi di Indonesia dengan Persia, dan menjadi tempat singgah

ajaran Syi’ah ke Indonesia.

Dalam hal memandang Gujarat sebagai tempat singgah bukan pusat,

sependapat dengan teori Makkah. Tetapi teori MAKKAH memandang Gujarat

sebagai tempat singgah perjalanan laut antara Indonesia dengan timur Tenggah,

sedangkan ajaran Islam di ambilnya dari Makkah atau Mesir.

Teori Gujarat tidak melihat adanya peran Arab dalam perdagangan,

ataupun dalam penyebaran Agama Islam di Indonesia. Teori ini lebih melihat

peranan pedagang India yang beragama Islam daripada bangsa Arab yang

membawa ajaran asli. Oleh karena itu, bertolak dari inskripsi tertua dan laporan

perjalanan Marko Polo ditetapkan daerah Islam yang pertama di Nusantara adalah

Samudra Pasai, dan waktunya pada abad ke- 13. Sebaliknya teori Mekkah, tidak

dapat menerima pada abad ke -13 sebagai saat masuknya karena dianggap saat-

saat perkembangan Islam di Nusantara, dan saat itulah berdiri kekuasaan Islam.

Sedangkan masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke- 7, 200 tahun

sebelum dibangunnya candi Budha Borobudur dan 500 tahun sebelum berdirinya

kerajaan Majapahit. Dasar penentuan waktunya bertolak dari berita Dinasti Tang.

Sekalipun teori Persia juga membicarakan masalah pengaruh Mazhab

Imam Syafi’i di Indonesia tetapi juga dijadikan sebagai argumen besarnya

Page | 88 @hasan.com
pengaruh India atas Indonesia. Pandangan teori Persia dalam melihat mazhab

Syafi’i merupakan pengaruh mazhab Syafi’i yang berkembang kuat di Malabar.

Dari Malabar inilah mazhab Syafi’i dibawa oleh pedagang India Islam ke

Indonesia. Jadi teori Persia tidak melanjutkan hubungan mazhab Syafi’i Indonesia

dengan pusatnya, yakni Mekkah dan Mesir.

Walaupun dalam ketiga teori ini tidak terdapat titik temu, namun

mempunyai persamaan pandangan yakni Islam sebagai Agama yang berkembang

di Nusantara melalui jalan damai dan Islam tidak mengenal adanya misi

sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.

B. IMPERIUM TIMUR

Mengenai perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan indonesia,

dimana pengaruh dan penyebaran islam efektif sekali. Hal ini disebabkan karena

banyak orang yang begitu saja tertarik untuk mmemeluk agama islam sebelum

mempelajari syariat agama secara terperinci.

Sejak awal abad masehi, sudah ada rute- rute pelayaran dan perjalanan

antara kepulauan Indonesia dengan berbagai wilayah di daratan Asia Tenggara. Di

wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa konu merupakan wilayah

yang menjadi titik perhatian. Pedagang- pedagang muslim asal Arab, Persia dan

India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad

ke -7 M, ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.

Pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang

sampai kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke 7 M (abad 1 hijriah),

Page | 89 @hasan.com
ketika Islam pertama kali perkembang di timur tenggah. Hubungan perdagangan

ini menjadi hubungan penyebaran Islam di Indonesia.

Sejak abad pertama nusantara yang menghasilkan komuditi penghasil

rempah-rempah dan banyak disukai di eropa(romawi) masa itu menyebabkan

pedagang-pedagang arab singgah dipantai barat sumatra dan selat malaka yang

menghubungkan imperium timur. Pedagang Arab sudah menjadi pengatur jalur

perdagangan barat-timur.

a. Islam Masuk ke Indonesia

Paling tidak ada dua pendapat mengenai masuknya islam di indonesia.

Pertama pendapat lama, yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada

abat ke-13 M. Pendapat ini dikemukakan oleh para sarjana, antara lain N.H.Krom

dan Van Den Berg. Kemudian pendat pertama mendapat sanggahan dan bantahan.

Kedua pendapat baru yang menyatakan bahwa islam masuk ke indonesia pada

abad ke-7 atau abad 1 hijriah pendapat baru ini dikemukakan oleh H. Agus Salim,

M. Zainil Arifin Abbas, hamka, dll.

Menurut seminar masuknya Islam di Indonesia di medan tahun 1963,

Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M.

Seminar masuknya Islam di Indonesia tersebut menghasilkan keputusan

sebagai berikut

a. Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk

pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama

hijriah(abad ke-7) langsung dari Arab.

Page | 90 @hasan.com
b. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir

Sumatra, dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam,

maka Raja Islam yang pertama berada di Aceh.

c. Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang Indonesia

aktif mengambil bagian.

d. Mubaligh-mubaligh Islam yang pertama-tama itu sebagai

penyiar Islam juga sebagai saudagar.

e. Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan denga cara damai.

f. Kedatangan Islam di Indonesia, membawa kecerdasan dan

peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa

Indonesia.

Pendapat senada tentang masuknya Islam di Indonesia dikemukakan oleh

Thomas W. Arnold dalam the preaching Islam, ia mengatakat, “mungkin Agama

ini telah dibawa kemari oleh pedagang-pedagang Arab sejak abad-abad pertama

hijriah, lama sebelum kita memiliki catatan ssejarah dimana sebenarnya pengaruh

mereka telah mulai terasa.

Menurut literatur kuno tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah

perkampungan arab Islam di pesisr pantai sumatra. Jadi hanya 9 tahun sejak

rasulullah saw memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir pantai

sumatra sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. Akat tetapi, pada priode ini

islam belum berkembang secara menyeluruh dan hanya beberapa wilayah yang

sudah memeluk Islam, misalnya sebagian sumatra dan sebagian pantai utara jawa.

Page | 91 @hasan.com
Adapun perkembangan selanjutnya, Islam berkembang secara lebih besar pada

abad ke 12 M. Menurut para sejarawan Islam masuk ke Indonesia melalui

beberapa jalur, sehingga dengan cepat dapat diterima oleh masyrakat Indonesia.

Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Melalui Jalur Perdagangan

2. Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdangan. Islamisasi

melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan

bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Mereka yang

melalukan dakwah islam, sekaligus menjadi pedagang.

3. Melalui jalur perkawinan

4. Dengan melalui jalur perkawinan, para menyebar Islam melakukan

perkawinan dengan penduduk pribumi. Melalaui jalur perkawianan

mereka telah menanamkan cikal bakal kader-kader Islam.

5. Melaui jalur tasawuf

6. Para penyebar Islam juga terkenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf.

Oleh karena itu, penyebaran Islam kepada masyarakat Indonesia melalui

jalur tasawuf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam

pikiran masyarakat indonesia. Misalnya, menggunakan Ilmu-ilmu riyadhat

dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam kepada penduduk setempat.

7. Melalui jalur pendidikan

Page | 92 @hasan.com
8. Dalam Islamisasi di Indonesia ini, juga dilakukan melalui jalur pendidikan

seperti pesantren, surau, masjid dan lain-lain yang dilakukan oleh guru-

guru Agama, Kyai dan Ulama.

9. Melalui jalur kesenian

10. Para penyebar Islam juga menggunakan kesenian dalam rangka

penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra, dan berbagai

kesenian lainnya.

11. Melalui jalur politik

Para penyebar Islam juga menggunakan pendekatan politik dalam penyebaran

Islam. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di indonesia.

Demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan

non-Islam. Kemenangan-kemenangan secara politik banyak menarik penduduk

kerajaan yang bukan Islam memeluk Islam.

C. Agama & politik masa kolonial

5. Sebelum Islam datang, di Indonesia telah berkuasa kerajaan Hindu dan

Budha. Pada abad ke-7, Islam telah menyebar luas di Indonesia, karena

peranan budha masih memegang peranan dikerajaan Sriwiajaya, terutama

dalam Politik dan sosial budaya.

6.

7. Masuknya islam didaerah di Indonesia tidak bersamaan, disamping itu,

keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga

berlainan. Datangnya oarang-orang Islam ke daerah-daerah yang baru

disinggahi sama sekali belum memperhatikan dampak-dampak politik,

Page | 93 @hasan.com
karena awalnya mereka datang hanya untuk pelayan dan perdagangan.[6]

Pada abad ke-13, kerajaan memasuki masa kemunduran, dalam hal ini

pedagang-pedagang muslim memanfaatkan politiknya dengan mendukung

daerah-daerah yang muncul dan menyatakan diri sebagai kerajaan Islam.

8. Islam sebagai Agama yang memberikan corak kultur bangsa Indonesia dan

sebagai kekuatan politik yang menguasai stuktur pemerintahan sebelum

datangnya belanda dapat dilihat dari munculnya kkerajaan-kerajaan islam

di nusantara ini, antara lain di sumatra, jawa, kalimatan dan sulawesi.

9. a. Islam di Sumatra

10. Ada tiga kerajaan yang terkenal disumatra yang telah memosisikan Islam

sebagai Agama dan sebagai kekuatan politik yang mewarnai corak

budayanya, yaitu Perlak, Pasai, dan Aceh. Pada abad ke-8, sumatra terbagi

dalam delapan kerajaan besar yang semuannya menyembah berhala,

kecuali satu kerajaan yang berpegang pada Islam yaitu kerajaan perlak.

Sistem pemerintahan yang diterapkan oleh kerajaan perlak pada dasarnya

mengikuti sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh Daulah

Abbasiyah, yaitu kepala pemerintahan dipegang oleh sultan dengan

dibantu oleh beberapa wazir. Kerajaan samudra Pasai, kerajaan ini

ditaklukkan oleh penjajah portigis krisdani dengan memperakarsi negara

Islam bersatu, yaitu menyatukan tenaga politik Islam di dalam sebuah

negara yang kuat dan berdaulat yang diberi nama Aceh besar.

11. b.Islam di Jawa

12. penyebar Islam pertama di Jawa adalah para Wali Songo, meraka tidak

hanya berkuasa dalam bidang agama tetapi juga dalam bidang sosial dan

Page | 94 @hasan.com
politik. Dalam percaturan politik Islam mulai memosisikan diri ketika

melemahnya kerajaan majapahit yang memberi peluang kepada penguasa

Islam di pesisir untuk membagun pusat-pusat kekuasaan yang independen.

13. Di samping kekuatan politik Islam yang memberi konstribusi besar

terhadap perkembangannya, Islam juga hidup dimasyarakat dapat memberi

dorongan kepada penguasa non muslim untuk memelukknya. Dengan kata

lain, para bupati telah menjadikan Agama Islam sebagai instrumen politik

untuk memperkuat kedudukannya.

14.

15. c.Islam di Kalimatan, Maluku, dan Sulawesi

16. ada awal abad ke 16, Islam masuk ke kalimantan selatan, yaitu di kerajaan

daha yang beragama hindu. Berkat bantuan sultan demak raja daha dan

rakyatnya masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam banjar, dengan

raja pertamanya adalah pangeran samudera yang diberi gelar pangeran

Suryanullah atau Suriansah, daerah-daerah sekitarnya mengakui

kekuasaannya. Pada abad ke-10/11 di maluku sudah ramai oleh perniagaan

rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang dilakukan oleh pedagang

Arab dan Persia. Pada saat ini telah terhadi sentuhan pedagang Muslim

dengan rakyat Maluku yang membentuk komunitas Islam. Dengan

besarnya gelombang perdagangan muslim atas ajakan datu maulana

Husain, para raja di ternate menerima Islam sebagai Agama. Di Sulawesi,

Raja Gowa-tallo memeluk Islam atas ajakan Datuk Rianang ai diberi gelar

sultan Aluddin di talo raja l Malingkoan daeng nyonri kareng katangka

Page | 95 @hasan.com
pada tahun yag sama masuk Islam dengan gelar sultan Abdullah awal

Islam.

C. WALI SONGO

Wali Songo berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik

Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan

Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak

hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai

keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik

Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga

sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan

Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan

Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan

Gunungjati adalah sahabat para Sunan lain kecuali Maulana Malik Ibrahim yang

lebih dulu meninggal. Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15

hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gesik-

Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di

Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat

pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru, mulai dari

kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan

hingga pemerintahan.

Pesantren Ampeldenta dan Pesantren Giri adalah dua institusi pendidikan

paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh

Page | 96 @hasan.com
wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunungjati bukan hanya ulama,

namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus

adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.

Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.

Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam

budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah

simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khusunya di Jawa. Tentu banyak tokoh

lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam

mendirikan berbagai kesultanan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap

kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat

“sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Masing-masing tokoh memiliki peran yang unik dalam penyebaran Islam.

Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi

Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut sebagai “paus dari timur”

hingga Sunan Kalijaga uang mencipta karya kesenian dengan nuansa yang dapat

dipahami masyarakat Jawa.

I. Wali Songo dan Dakwah Islam

Dakwah Islam menyebar sampai kekaisaran di Cina yaitu Katon,

Sumatra,dan Kalingga sejak abad I hijriyah (644-656 M). Islam sampai ke

Indonesia dibawa oleh para pedagang Arab, Gujarat, dan Persia.

Page | 97 @hasan.com
India dan Andalusia di Spanyol telah ikut kekhilafahan. Hal ini

memudahkan penduduk nusantara memahami Islam disetiap aspek kehidupan,

mulai dari aqidah, ilmu pengetahuan, ekonomi, sampai ilmu pemerintahan.

Karena cara yang paling mudah untuk belajar adalah melihat langsung syari’at

Islam diterapkan.

Perlak adalah tempat persinggahan para pedagang Arab dan Persia. Pada

839 M, berdiri Kesultanan Perlak dengan ibu kota Bandar Perlak yang berganti

nama menjadi Bandar Khalifah. Sultan pertama Perlak adalah Sayyid ‘Alaihi

Maulana Abdul Aziz Syah. Saat itu di Kesultanan Perlak sudah dipergunakan

syari’at Islam. Marcopolo menyebut Perlak The Law of Muhammad. Pada 986 M

Perlak diserang oleh Sriwijaya Buddha.

Pada 1261 M, Muhammad Al Mustansir Billah dibai’at sebagai khalifah.

Syarif Mekkah mengutus Syekh Ismail untuk mengukuhkan Marah Silu menjadi

Sultan dari Kesultanan Pasai dengan gelar Sultan Malikul Saleh. Dan pada 1261

M, Pasai menjadi bagian dari Khilafah Abbasiyah dengan kontrol dari Mekkah.

Dari Pasai, Islam menyebar luas lewat 2 jalur, yaitu jalur Malaka dan jalur Giri,

Gresik Persiapan Penyatuan Nusantara dengan Kekhiafahan Abbasiyah

Menyiapkan penyatuan dengan Kekhilafahan Abbasiyah dengan 2 jalur, yaitu:

1.Menyiapkan rakyat kerajaan dengan memunculkan kesadaran Islam pada diri

mereka.

2. Menyiapkan ahlul quwwa, yakni pemilik kekuatan riil di kerajaan tersebut

dengan mendakwahkan Islam kepada mereka dan membantu mereka dalam

Page | 98 @hasan.com
metode dan strategi agar mampu menerapkan syari’at Islam dengan baik. Dalam

sistem kerajaan Hindu dan Buddha, pemiik kekuatan riil adalah raja dan para

pangeran karena kekuatan militer berada langsung di bawah mereka.

Pengiriman Ulama ke Nusantara

Pada 8o8 H/1404 M berangkat 9 dai ulama dari berbagai tempat wilayah

daulah khilafah atas sponsor Sultan Muhammad Jalaby dari Kesultanan Turki

Utsmani ke tanah Jawa melalui Kesultanan Samudra Pasai. Para 9 dai ulama

tersebut yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, ahli tata pemerintahan dari Turki.

2. Maulana Ishaq, dari Samarkhan yang dikenal dengan Syekh Awalul Islam.

3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.

4. Maulana Muhammad Ahmad Al Maghriby, dari Maroko.

5. Maulana Malik Ismail, dari Turki.

6. Maulana Hasanudin dan Maulana Al Audin, dari Palestina.

7. Syekh Subakir dan Muhammad Ali Akbar, dari Persia.

Page | 99 @hasan.com
Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu ke Pasai. Sultan

Zaenal Abidin Badrian Syah, penguasa Samudra Pasai (1349/1406M) yang

mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke tanah Jawa.

Model Penyebaran Islam Wali Songo

Islamisasi di nusantara melalui jalur perdagangan, pernikahan, pendidikan,

dakwah (mubaligh), akulturasi dan asimilasi kebudayaan, dan dengan penaklukan

daerah.

Perdagangan

Dalam hal ini penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang

Islam kepada pedagang-pedagang lain. Pada waktu berdagang, saudagar-saudagar

dari Gujarat, Persia, dan Arab berhubungan atau bergaul dengan penduduk

setempat (Indonesia). Mereka berhasil mempengaruhi penduduk setempat hingga

tertarik untuk menganut agama Islam

Pernikahan

Seorang beragama Islam menikah dengan seorang beragama lain sehingga

pasangannya masuk Islam. Contoh: pedagang Islam dari Gujarat, Persia, dan Arab

menetap di ndonesia dan menikahi wanita Indonesia. Di antara wanita yang

mereka nikahi adalah para putri raja dan bangsawan. Berkat pernikahan itu, agama

Islam menjadi berkembang. Keturunan-keturunan mereka memeluk agama Islam.

Sesudah rajanya memeluk Islam, maka rakyatnya dengan mudah terpengaruh,

sehingga mereka memeluk Islam.

Page | 100 @hasan.com


Pendidikan

Pendidikan agama Islam dilakukan dengan lembaga pesantren (pondok

pesantren), perguruan khusus agama Islam. Penyebaran agama Islam melalui

pondok pesantren berarti penyebaran melalui perguruan Islam. Perguruan ini

mendidik para santri dari berbagai daerah. Setelah tamat, mereka mendirikan

lembaga atau pondok pesantren di daerah asal mereka. Dengan demikian, agama

Islam berkembang dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Dakwah (mubaligh)

Penyebaran agama Islam juga banyak disebarkan oleh para juru dakwah

(mubaligh). Contoh: penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh para

wali, yang kemudian terkenal dengan sebutan Wali Songo.

Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan

Untuk mempermudah dan mempercepat berkembangnya agama Islam,

penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui penggabungan dengan unsur-

unsur yang ada pada suatu daerah. Misalnya, penggunaan doa-doa Islam dalam

upacara adat, seperti kelahiran, selapanan, perkawinan, seni wayang kulit,

beberapa bangunan, ragam hias, dan kesusastraan.

Tahun 1421-1436 M, datang 3 da’i ulama ke Jawa menggantikan dari

yang wafat, yaitu Sayyid Ali Rahmatullah, putera Syekh Ibrahim dari Samarkhan,

yang dikenal dengan nama Ibrahim Asmarakandy dari ibu puteri raja Campa atau

yang dikenal dengan Sunan Ampel.

Page | 101 @hasan.com


Gelar sunan berasal dari Susuhunan, yang berarti yang dijunjung tinggi

atau panutan masyarakat setempat. Ada juga yang mengatakan sunan berasal dari

kata Suhu Nan artinya guru besar atau orang yang berilmu tinggi.

Misi dakwah ke tanah Jawa terorganisir dengan rapih dan pembagian

tugas dan wilayah yang jelas. Pada sidang tahun 1346 yang diadakan di Ampel,

Surabaya kelompok dakwah ini membagi tugas dakwah menjadi 9 pengurus atau

wali.

o Sunan Ampel, Maulana Ishaq, dan Maulana Jumadil Kubro

mengurus Jawa Timur.

o Sunan Kudus, Syekh Subakir, dan Maulana Al Maghriby mengurus

Jawa Tengah.

o Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanudin, dan Maulana Al Audin

mengurus Jawa Barat.

Misi dakwah ini dikenal dengan misi dakwah wali songo dengan puncak

pimpinan dipegang oleh Sunan Ampel yang memiliki akses paling dekat dan

paling kuat dengan pemegang kekuasaan kerajaan Majapahit saat itu, yaitu

sebagai keponakan Prabu Brawijaya Kertabumi. Tahun 1463 mulai banyak da’i

ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas.

• *Raden Paku (Sunan Giri), putra dari Maulana Ishaq dengan Dewi

Sekardanu, putri dari Prabu Menaksimbuyu, Raja Blambangan.

• *Raden Sa’id (Sunan Kalijaga), putra Adipati Minatikta, Bupati Tuban.

Page | 102 @hasan.com


• *Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Qosim (Sunan

Drajad), keduanya putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri

Prabu Kertabumi, Raja Majapahit.

Gelar raden berasal dari kata rahadian (=tuanku), di kalangan para wali

menunjukkan dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa

Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu

waktu.

Akhirnya, setelah berjuang selama 75 tahun, target politik dakwah wali

songo tercapai, berdirilah kesultanan Islam pertama di Jawa, yakni Kesultanan

Demak pada tahun 1478 dengan Raden Hasan Al Fattah sebagai sultan pertama.

Kemajuan Islam Periode Wali Songo

4. Syekh Maulana Malik Ibrahim

Maulana Malik Ibrahim atau Makdum Ibrahim As-

Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada

paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma

menyebutnya Asmarakandy, mengikuti pengucapan lidah Jawa

terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi.

Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh

Maghribi. Sebagian rakyat juga menyebutnya Kakek Bantal. Ia

bersaudara dengan Maulana Ishaq, ulama terkenal di Samudra

Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan

Ishaq adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana

Page | 103 @hasan.com


Jumadil Kubro, seorang ulama besar Ahlussunnah bermadzab

Syafi’i yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro

diyakini sebagai kuturunan ke-10 dari Sayyidina Husein, cucu

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam.

Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa,

Muangthai, lalu Kamboja selama 13 tahun sejak tahun 1379. Ia

menikahi putri raja Campa yang bernama Dewi Candrawulan,

yang memberinya dua putra, yaitu Raden Ali Rahmatullah (Sunan

Ampel) dan Sayyid Ali Murtadha alias Raden Santri. Tahun 1392

Maulana Malik Ibrahim hijrah ke pulau Jawa.

Jauh sebelum Maulana Malik brahim datang ke pulau Jawa,

sebenarnya sudah ada masyarakat Islam di daerah-daerah pantai

utara. Termasuk di daerah Leran. Hal itu dibuktikan dengan adanya

makam seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun yang

meninggal pada tahun 475 Hijriyah atau pada tahun 1082 M.

Jadi, sebelum zaman Wali Songo, Islam sudah ada di pulau

Jawa yaitu daerah Jepara dan Leran. Tetapi Islam pada saat itu

belum berkembang secara besar-besaran.

Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah

Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu

atau Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragama

Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu. Atau bahkan

tidak beragama sama sekali.

Page | 104 @hasan.com


Dalam berdakwah, Maulana Malik Ibrahim menggunakan

cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al

Qur’an:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl:125)

Di Jawa, Syekh Maulana Malik Ibrahim bukan hanya berhadapan dengan

masyarakat Hindu, melainkan juga harus bersabar terhadap mereka yang tak

beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran sesat, juga meluruskan

iman dari orang-orang Islam yang bercampur dengan kegiatan musyrik.

Dari huruf-huruf Arab yang ada di batu nisannya dapat diketahui bahwa

Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah si Kakek Bantal, penolong fakir miskin,

yang dihormati para pangeran dan para sultan ahli tata negara yang ulung, hal itu

menunjukkan betapa hebat perjuangan beliau terhadap masyarakat, bukan hanya

pada kalangan atas melainkan juga pada golongan rakyat bawah yaitu kaum fakir

miskin.

Keterangan yang tertulis di makamnya adalah “Inilah makam almarhum

Almaghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, sendi para

sultan dan para menteri, penolong para fakir dan miskin, yang berbahagia lagi

syahid, cemerlangnya simbol agama dan negara, Malik Ibrahim yang terkenal

dengan Kakek Bantal, Allah meliputinya dengan rahmat-Nya dan keridhaan-Nya,

dan dimasukkan ke dalam surga. Telah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal

tahun 822 H.”

Page | 105 @hasan.com


Menurut literatur yang ada, beliau juga ahli pertanian dan ahli

pengobatan. Sejak beliau berada di Gresik, hasil pertanian rakyat Gresik

meningkat tajam. Dan orang-orang sakit banyak yang disembuhkannya dengan

daun-daunan tertentu. Beliau juga yang mempunyai gagasan mengalirkan air dari

gunung untuk mengairi lahan pertanian penduduk.

Sifat lemah lembut, welas asih, dan ramah tamah kepada semua orang,

baik sesama muslim atau dengan non muslim membuatnya terkenal sebagai tokoh

masyarakat yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang

menarik hati penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk

agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut beliau yang setia.

Sebagai misal, bila beliau menghadapi rakyat jelata yang pengetahuannya

masih awam sekali, beliau tidak menerangkan Islam secara njelimet. Kaum

bawah tersebut dibimbing untuk bisa mengolah tanah, agar sawah dan ladang

mereka dapat dipanen lebih banyak lagi, sesudah itu mereka dianjurkan bersyukur

kepada yang memberikan rezeki, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala.

Di kalangan rakyat jelata, Syekh Maulana Malik Ibrahim sangat terkenal,

terutama dari kalangan kasta rendah. Sebagaimana diketahui agama Hindu

membagi masyarakat menjadi empat kasta: kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan

Sudra. Dari keempat kasta tersebut, kasta Sudra adalah yang paling rendah dan

sering ditindas oleh kasta-kasta yang jauh lebih tinggi. Maka ketika Syekh

Maulana Malik Ibrahim menerangkan kedudukan seseorang di dalam Islam,

orang-orang Sudra dan Waisya banyak yang tertarik. Syekh Maulana Malik

Ibrahim menjelaskan bahwa dalam agama Islam semua manusia sama sederajat.

Page | 106 @hasan.com


Orang Sudra boleh saja bergaul dengan kalangan yang lebih atas, tidak dibeda-

bedakan. Di hadapan Allah, semua manusia adalah sama, yang paling mulia di

antara mereka adalah yang paling takwa kepada-Nya.

Mendengar keterangan ini, mereka yang berasal dari kasta Sudra dan

Waisya merasa lega, mereka sudah dibela dan dikembalikan haknya sebagai

manusia utuh sehingga wajarlah bila mereka berbondong-bondong masuk Islam

dengan suka cita.

Setelah pengikutnya semakin banyak, beliau kemudian mendirikan masjid

untuk beribadah bersama-sama dan mengaji. Dan untuk mempersiapkan kader

umat yang nantinya dapat meneruskan perjuangan menyebarkan Islam ke seluruh

tanah Jawa dan seluruh Nusantara maka beliau kemudian mendirikan pesantren

yang merupakan perguruan Islam, tempat mendidik, dan menggembleng para

santri sebagai calon mubaligh.

Syekh Maulana Malik Ibrahim juga mengajak Prabu Brawijaya, raja

Majapahit, untuk masuk Islam. Namun Prabu Brawijaya bersikeras

mempertahankan agama lama.

Syekh Maulana Malik Ibrahim seorang wali yang dianggap sebagai ayah

dari Wali Songo. Selesai membangun pesantren, beliau wafat di Gresik pada

tahun 822 H atau 1419 M. Makamnya kini terdapat di Kampung Gapura, Gresik,

Jawa Timur.

2. Sunan Ampel

Page | 107 @hasan.com


Sunan Ampel bernama Raden Ali Rahmatullah ialah putera tertua dari

Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di

masa kecilnya Sunan Ampel dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di

Campa pada 1401 M. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat di

mana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampeldenta, wilayah yang kini

menjadi bagian dari Surabaya (Kota Wonokromo sekarang).

Pada suatu hari diberangkatkanlah utusan dari Majapahit ke negeri

Campa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke Majapahit untuk

mengatasi kemerosotan budi pekerti para adipati yang tak loyal lagi kepada

keturunan Prabu Hayam Wuruk yaitu Prabu Brawijaya Kertabumi, dan kebiasaan

buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suka berpesta pora dan main judi

serta mabuk-mabukan.

Sunan Ampel datang ke tanah Jawa bersama ayah dan adiknya, yaitu

Sayyid Ali Murtadha. Mereka singgah dulu ke daerah Gresik. Ketika Syekh

Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Ibrahim Asmarakandi jatuh sakit dan

meninggal dunia, Sayyid Ali Murtadha kemudian meneruskan perjalanan, beliau

berdakwah keliling daerah Nusa Tenggara, Madura, dan sampai ke Bima. Di sana,

beliau mendapat sebutan Raja Pandita Bima, dan akhirnya berdakwah di Gresik

mendapat sebutan Raden Santri, beliau wafat dan dimakamkan di Gresik. Sayyid

Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) meneruskan perjalanan ke Majapahit menghadap

Prabu Brawijaya sesuai permintaan Ratu Dwarawati (bibinya sekaligus adik Dewi

Candrawulan yang dipersunting oleh Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit).

Page | 108 @hasan.com


Sunan Ampel dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yang

bernama Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila. Dari pernikahannya itu,

beliau dikaruniai beberapa putra dan putri. Di antaranya yang menjadi

penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

Selanjutnya, pada hari yang ditentukan berangkatlah rombngan Raden

Rahmat ke sebuah daerah di Surabaya yang kemudian disebut sebagai

Ampeldenta.

Rombongan itu melalui desa Krian, Wonokromo terus memasuki

Kembangkuning. Selama dalam perjalanan, beliau juga berdakwah kepada

penduduk setempat yang dilaluinya. Dakwah yang pertama kali beliau lakukan

cukup unik. Beliau membuat kerajinan berbentuk kipas yang terbuat dari akar

tumbuh-tumbuhan tertentu dan anyaman rotan. Kipas-kipas itu dibagikan kepada

penduduk setempat secara gratis. Para penduduk hanya cukup menukarnya

dengan kalimat syahadat.

Penduduk yang menerima kipas itu sangat senang. Terlebih setelah

mereka mengetahui kipas itu bukan sembarang kipas, akar yang dianyam bersama

rotan itu ternyata berdaya penyembuh bagi mereka yang terkena penyakit batuk

dan demam. Dengan cara itu, semakin banyak orang yang berdatangan kepada

Raden Rahmat (Sunan Ampel). Pada saat demikianlah ia memperkenalkan

keindahan agama Islam sesuai tingkat pemahaman mereka.

Page | 109 @hasan.com


Desa Kembangkuning masih banyak hutan dan digenangi air atau rawa-

rawa. Dengan karomahnya, Raden Rahmat bersama rombongan membuka hutan

dan mendirikan tempat shalat sederhana atau langgar. Tempat shalat tersebut

sekarang telah dirubah menjadi masjid yang cukup besar dan bagus, dinamakan

dengan nama Raden Rahmat yaitu Masjid Rahmat Kembangkuning.

Di tempat itu pula Raden Rahmat bertemu dan berkenalan dengan dua

tokoh masyarakat yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Kedua tokoh

masyarakat itu bersama keluarganya masuk Islam dan menjadi pengikut Raden

Rahmat.

Dengan adanya kedua tokoh masyarakat itu maka semakin mudah bagi

Raden Rahmat untuk mengadakan pendekatan kepada masyarakat sekitarnya.

Terutama kepada masyarakat yang masih memegang teguh adat kepercayaan

lama. Beliau tidak langsung melarang mereka, melainkan memberikan pengertian

sedikit demi sedikit tentang pentingnya ajaran ketauhidan. Jika mereka sudah

mengenal tauhid, maka secara otomatis mereka akan meninggalkan sendiri

kepercayaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Selanjutnya beliau mendirikan pesantren tempat mendidik putra

bangsawan dan pangeran Majapahit serta siapa saja yang mau datang berguru

kepada beliau.

Ajaran beliau yang terkenal adalah falsafah Moh Limo atau tidak mau

melakukan lima hal tercela yaitu:

o Moh Main atau tidak mau berjudi.

Page | 110 @hasan.com


o Moh Ngombe atau tidak mau minum arak atau bermabuk-

mabukan.

o Moh Maling atau tidak mau mencuri.

o Moh Madat atau tidak mau menghisap candu, ganja, dan lain-lain.

o Moh Madon atau tidak mau berzina/main perempuan yang bukan

istrinya.

Prabu Brawijaya sangat senang atas hasil didikan Raden Rahmat. Raja

menganggap agama Islam itu adalah ajaran budi pekerti yang mulia, maka ketika

Raden Rahmat kemudian mngumumkan ajarannya adalah agama Islam maka

Prabu Brawijaya tidak menjadi marah, hanya saja ketika dia diajak memeluk

agama Islam, ia tidak mau. Ia ingin menjadi Raja Hindu yang terakhir di

Majapahit.

Raden Rahmat diperbolehkan menyiarkan agama Islam di wilayah

Surabaya bahkan di seluruh wilayah Majapahit, dengan catatan bahwa rakyat

Page | 111 @hasan.com


tidak boleh dipaksa. Raden Rahmat pun menjelaskan bahwa tidak ada paksaan

dalam beragama.

Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat

sebagai sesepuh Wali Songo, sebagai mufti atau pemimpin agama Islam se-Tanah

Jawa. Beberapa murid dan putra Sunan Ampel sendiri yang juga anggota Wali

Songo, mereka adalah Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga,

Sunan Muria, Sunan Kota atau Raden Patah, Sunan Kudus, dan Sunan

Gunungjati.

Raden Patah atau Sunan Kota memang pernah menjadi anggota Wali

Songo menggantikan kedudukan salah seorang wali yang meninggal dunia.

Dengan diangkatnya Sunan Ampel sebagai sesepuh maka para wali lain tunduk

patuh kepada kata-katanya. Termasuk fatwa beliau dalam memutuskan

peperangan dengan pihak Majapahit.

Sikap Sunan Ampel terhadap adat istiadat lama sangat berhati-hati , hal ini

didukung oleh Sunan Giri dan Sunan Drajad. Seperti yang pernah tersebut dalam

permusayawaratan para Wali di Masjid Agung Demak. Pada waktu itu Sunan

Kaljaga mengusulkan agar adat istiadat Jawa seperti selamatan, bersaji, kesenian

wayang dan gamelan dimasuki rasa keislaman. Mendengar pendapat Sunan

Kalijaga tersebut bertanyalah Sunan Ampel,”Apakah tidak mengkhawatirkan di

kemudian hari bahwa adat istadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai

ajaran yang berasal dari agama Islam? Jika hal ini dibiarkan, nantinya akan

menjadi bid’ah.”

Page | 112 @hasan.com


Dalam musyawarah itu, Sunan Kudus menjawab pertanyaan Sunan

Ampel,”Saya setuju dengan pendapat Sunan Kalijaga, bahwa adat istiadat

lamayang masih bisa diarahkan kepada agama Tauhid maka kita akan

memberinya warna Islam. Sedang adat dan kepercayaan lama yang jelas-jelas

menjurus ke arah kemusyrikan kita tinggal sama sekali. Sebagai misal, gamelan

dan wayang kulit, kita bisa memberinya warna Islam sesuai dengan selera

masyarakat. Adapun tentang kekhawatiran Kanjeng Sunan Ampel, saya

mempunyai keyakinan bahwa di belakang hari akan ada orang yang

menyempurnakannya.”

Adanya dua pendapat yang seakan bertentangan tersebut sebenarnya

mengandung hikmah. Pendapat Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus ada benarnya

yaitu agama Islam cepat diterima oleh orang Jawa, dan ini terbukti, dikarenakan

dua Wali tersebut pandai mengawinkan adat istiadat lama yang dapat ditolerir

Islam maka penduduk Jawa banyak yang berbondong-bondong masuk agama

Islam. Pada prinsipnya mereka mau menerima Islam lebih dulu dan sedikit demi

sedikit mereka akan diberi pengertian akan kebersihan tauhid dalam iman mereka.

Sebaliknya, adanya pendapat Sunan Ampel yang menginginkan Islam

harus disyiarkan dengan murni dan konsekuen juga mengandung hikmah

kebenaran yang hakiki, sehingga membuat umat semakin berhati-hati

menjalankan syari’at agama dengan benar dan bersih dari segala macam bid’ah.

Inilah jasa Sunan Ampel yang sangat besar, dengan peringatan inilah beliau telah

menyelamatkan aqidah umat agar tidak tergelincir ke lembah musyrik.

Page | 113 @hasan.com


Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M, beliau dimakamkan di sebelah

barat Masjid Ampel.

3. Sunan Giri

Syekh Maulana Ishak

Di awal abad 14 M, Kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Menak

Sembuyu, salah seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit.

Raja dan rakyatnya beragama Hindu dan ada sebagian yang beragama Budha.

Pada suatu hari, Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula

permaisurinya, pasalnya putri mereka satu-satunya telah jatuh sakit selama

beberapa bulan. Sudah diusahakan mendatangkan tabib dan dukun untuk

mengobati tapi sang putri belum sembuh juga.

Memang pada waktu itu Kerajaan Blambangan sedang dilanda pegebluk

atau wabah penyakit. Banyak sudah korban berjatuhan. Menurut gambaran babad

Tanah Jawa esok sakit sorenya meninggal. Seluruh penduduk sangat prihatin,

berduka-cita, dan hampir semua kegiatan sehari-hari menjadi macet total.

Atas saran permaisuri, Prabu Menak Sembuyu kemudian mengadakan

sayembara, siapa yang dapat menyembuhkan putrinya akan diambil menantu dan

siapa yang dapat mengusir wabah penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai

Bupati atau Raja Muda. Sayembara disebar di hampir pelosok negeri. Sehari, dua

Page | 114 @hasan.com


hari, seminggu, bahkan berbulan-bulan kemudian tak ada seorang pun yang

menyatakan kesanggupannya untuk mengikuti sayembara tersebut.

Permaisuri makin sedih hatinya. Prabu Menak Sembuyu berusaha

menghibur istrinya dengan menugaskan Patih Bajul Sengara untuk mencari petapa

sakti guna mengobati penyakit putrinya.

Patih Bajul Sengara akhirnya bertemu dengan Resi Kandabaya yang

mengetahui adanya seorang tokoh sakti dari negeri seberang. Orang yang

dimaksud adalah Syekh Maulana Ishak yang sedang berdakwah secara sembunyi-

sembunyi di negeri Blambangan.

Patih Bajul Sengara dapat bertemu dengan Syekh Maulana Ishak yang

sedang bertafakur di sebuah goa. Setelah terjadi negosiasi bahwa raja dan rakyat

Blambangan mau diajak memeluk agama Islam maka Syekh Maulana Ishak

bersedia datang ke istana Blambangan. Ia memang piawai di bidang ilmu

ketabiban, Putri Dewi Sekardadu sembuh setelah diobati. Pegebluk juga lenyap

dari wilayah Blambangan. Sesuai janji raja maka Syekh Maulana Ishak

dinikahkan dengan Dewi Sekardadu dan diberi kedudukan sebagai Adipati untuk

menguasai sebagian wilayah Blambangan.

Hasutan Sang Patih

Tujuh bulan sudah Syekh Maulana menjadi Adipati baru di Blambangan.

Makin hari semakin banyak saja penduduk Blambangan yang masuk Islam.

Sementara Patih Bajul Sengara tak henti-hentinya mempengaruhi sang Prabu

Page | 115 @hasan.com


dengan hasutan-hasutan jahatnya. Hati Prabu Menak Sembuyu menjadi panas

mengetahui hal ini.

Tanpa sepengetahuan Prabu Menak Sembuyu, Patih Bajul Sengara sudah

mengadakan teror pada pengikut Syekh Maulana Ishak. Tidak sedikit penduduk

Kadipaten yang dipimpin oleh Syekh Maulana Ishak diculik, disiksa, dan dipaksa

untuk kembali pada agama lama. Walau kegiatan itu dilakukan secara rahasia dan

sembunyi-sembunyi, akhirnya Syekh Maulana Ishak mengetahui juga.

Pada saat itu, Dewi Sekardadu sedang hamil 7 bulan. Syekh Maulana Ishak

sadar, bila hal itu diteruskan akan terjadi pertumpahan darah yang seharusnya

tidak perlu. Maka beliau segera pamit kepada istrinya untuk pergi meninggalkan

Blambangan.

Demikianlah pada tengah malam, dengan berat hati Syekh Maulana Ishak

pergi meninggalkan istri yang dicinta. Esok harinya sepasukan besar prajurit

Blambangan yang dipimpin Patih Bajul Sengara menerobos masuk mengobrak-

abrik Kadipaten yang sudah ditinggalkan Syekh Maulana Ishak.

Dua bulan kemudian, Dewi Sekardadu melahirkan bayi laki-laki yang elok

rupanya. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu dan permaisuri merasa senang

dan bahagia melihat kehadiran cucunya. Bayi itu lain daripada yang lain, karena

wajahnya bercahaya.

Namun Patih Bajul Sengara tetap menghasut Prabu Menak Sembuyu.

Akhirnya, Prabu Menak Sembuyu memerintahkan pembunuhan atas cucunya itu

Page | 116 @hasan.com


secara langsung. Bayi yang masih berusia empat puluh hari dimasukkan ke dalam

peti dan diperintahkan untuk dibuang ke samudra.

Joko Samudra

Pada suatu malam ada sebuah perahu dagang dari Gresik melintasi selat Bali.

Ketika perahu itu berada di tengah-tengah selat Bali tiba-tiba terjadi keanehan,

perahu itu tidak dapat bergerak, maju tak bisa mundur pun tak bisa.

Nahkoda memerintahkan awak kapal untuk memeriksa sebab-sebab

kemacetan itu, mungkin perahunya membentur batu karang. Setelah diperiksa,

ternyata perahu itu hanya membentur sebuah peti berukir indah, seperti peti milik

kaum bangsawan yang digunakan menyimpan barang berharga. Nahkoda

memerintahkan mengambil peti itu dan membukanya. Ketika dibuka, semua orang

terkejut karena di dalamnya terdapat bayi mungil rupawan.

Kemudian mereka menyerahkan bayi itu kepada Nyai Ageng Pinatih,

seorang janda kaya pemilik kapal nahkoda, untuk dijadikan anak angkat. Karena

bayi itu ditemukan di tengah samudra, maka Nyai Ageng Pinatih memberinya

nama Joko Samudra.

Ketika berumur 11 tahun, Nyai Ageng Pinatih mengantarkan Joko Samudra

untuk berguru kepada Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya. Akhirnya

Sunan Ampel mengetahui bahwa Joko Samudra adalah putra dari Syekh Maulana

Ishak atau saudara sepupu Sunan ampel. Lalu sesuai pesan Syekh Maulana Ishak,

nama Joko Samudra diganti Raden Paku.

Page | 117 @hasan.com


Raden Paku menikahi dua orang perempuan, yaitu Dewi Murtasiah, putri

Sunan Ampel dan Dewi Wardah, putri Ki Ageng Bungkul, seorang bangsawan

Majapahit.

Cara dakwah Raden Paku

Beliau berdakwah dengan cara sambil berlayar beliau menyiarkan agama

Islam pada penduduk setempat sehingga namanya cukup terkenal di kepualuan

Nusantara. Lama-kelamaan kegiatan dagang tersebut tidak memuaskan hatinya.

Raden Paku bertafakur di goa yang sunyi, hanya bermunajat kepada Allah di desa

Kembangan dan Kebonmas.

Beliau mendirikan pesantren di desa Sidomukti, pesantren itu dinamakan

Pesantren Giri. Giri dalam bahasa sansekerta artinya gunung.

Peresmian Masjid Demak

Dalam peresmian Masjid Demak, Sunan kalijaga mengusulkan agar

dibuka dengan pertunjukan wayang kulit yang pada waktu itu bentunya masih

wayang beber yaitu gambar manusia yang dibeber pada sebuah kulit binatang.

Usul Sunan Kalijaga itu ditolak oleh Sunan Giri, karena wayang yang bergambar

manusia itu haram hukumnya dalam ajaran Islam, demikian menurut Sunan Giri.

Sunan Kalijaga mengusulkan peresmian Masjid Demak itu dengan

membuka pagelaran wayang kulit, kemudian diadakan dakwah dan rakyat

Page | 118 @hasan.com


berkumpul boleh masuk setelah mengucapkan syahadat, sedangkan Sunan Giri

atau Raden Paku mengusulkan Masjid Demak diresmikan pada hari Jumat

sembari melaksanakan shalat Jumat berjamaah.

Akhirnya, Sunan Kalijaga mengubah bentuk wayang kulit menjadi lebih

mirip karikatur seperti yang ada sekarang ini. Karena tak bisa disebut sebagai

gambar manusia maka Sunan Giri menyetujui wayang kult itu digunakan sebagai

media dakwah.

Jasa-jasa Sunan Giri

Jasanya yang terbesar tentu saja perjuangannya dalam menyebarkan

agama Islam di Tanah Jawa bahkan ke Nusantara, baik dilakukannya sendiri

sewaktu masih muda sambil berdagang ataupun melalui murid-muridnya yang

ditugaskan ke luar pulau.

Beliau pernah menjadi hakim dalam perkara pengadilan Syekh Siti Jenar,

seorang Wali yang dianggap murtad karena menyebarkan faham Pantheisme dan

merehkan syariat Islam yang disebarkan para Wali lainnya. Tembang dolanan

anak-anak yang bernafas Islam, antara lain Jamuran, Cublak-cublak Suweng,

Jithungan dan Delikan.

Di antara permainan anak-anak yang dicintainya adalah sebagai berikut.

Di antara anak-anak yang bermain ada yang menjadi pemburu, dan yang

lainnya menjadi obyek buruan. Mereka akan selamat dari kejaran pemburu bila

telah berpegang pada tonggal atau batang pohon yang telah ditentukan lebih dulu.

Inilah permainan yang disebut Jelungan. Arti permainan tersebut adalah seseorang

Page | 119 @hasan.com


yang sudah berpegang teguh pada agama Islam Tauhid maka ia akan selamat dari

ajakan setan atau iblis yang dilambangkan sebagai pemburu.

Sembari melakukan permainan tersebut, biasanya anak-anak akan menyanyikan

lagu Padhang Bulan:

“padhang-padhang bulan, ayo gage dha dolanan,

Dolanane na ing latar,

Ngalap padhang gilar-gilar,

Nudhung begog hangetikar.”

(Malam terang bulan, marilah lekas bermain, bermain di halaman, mengambil di

halaman, mengambil manfaat benderangnya rembulan, mengusir gelap yang lari

terbirit-birit.)

Maksud lagu dolanan tersebut ialah agama Islam telah datang, maka

marilah kita segera menuntut penghidupan, di muka bumi ini, untuk mengambil

manfaat dari agama Islam, agar hilang lenyaplah kebodohan dan kesesatan.

4. Sunan Bonang

Sunan Bonang bernama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim, putra Sunan

Ampel dan Dewi Condrowati yang sering disebut Nyai Ageng Manila. Dengan

demikian Raden Makdum adalah salah seorang Pangeran Majapahit.

Page | 120 @hasan.com


Sewaktu masih remaja, Radem Makdum Ibrahin dan Raden Paku

meneruskan pelajaran agama Islam di Pasai. Mereka belajar kepada Syekh Awalul

Islam atau ayah kandung dari Sunan Giri atau Raden Paku, yaitu Syekh Maulana

Ishak.

Metode dakwah Sunan Bonang

Dalam berdakwah, Raden Makdum Ibrahim ini sering menggunakan kesenian

rakyat untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa seperangkat gamelan yang

disebut Bonang. Bonang adalah sejenis kuningan yang ditonjolkan di bagian

tengahnya. Bila benjolan itu dipukul dengan kayu lunak maka timbullah suaranya

yang merdu di telinga penduduk setempat.

Tembang-tembang yang diajarkan Raden Makdum Ibrahim adalah tembang

yang berisikan ajaran Islam. Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari

agama Islam dengan senang hati, bukan dengan paksaan.

Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat banyak, baik yang berada di

Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun Madura. Karena beliau sering

mempergunakan bonang dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar

Sunan Bonang.

Karya sastra Sunan Bonang

Beliau juga menciptakan karya sastra yang disebut suluk. Hingga sekarang

karya sastra Sunan Bonang dianggap sebagai karya sastra yang sangat hebat,

Page | 121 @hasan.com


penuh keindahan dan makna kehidupan beragama. Suluk Sunan Bonang disimpan

rapi di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.

Suluk berasal dari bahasa Arab, yaitu salakattariiqa artinya menempuh jalan

(tasawuf) atau tarikat. Ilmunya sering disebut ilmu suluk. Ajaran yang biasa

disampaikan dengan sekar atau tembang disebut suluk. Sedangkan bila

diungkapkan secara biasa dalam bentuk prosa disebut wirid.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525. Makamnya yang dianggap asli adalah

yang berada di Kota Tuban sehingga sampai sekarang makam itu banyak diziarahi

orang dari segala penjuru tanah air.

5. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Said. Beliau putra Adipati Tuban

yaitu Tumenggung Wilatikta. Beliau lahir sekitar tahun 1450 M. Raden Said

pernah berguru kepada Sunan Bonang. Raden Said terkenal dengan nama Sunan

Kalijaga. Kalijaga artinya orang yang menjaga sungai. Karena dia pernah bertapa

di tepi sungai.

Metode dakwah Sunan Kalijaga

Dalam berdakwah, beliau mempunyai pola yang sama dengan guru sekaligus

sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung mengikuti

para sufi. Ia juga menggunakan kesenian dan kenbudayaan sebagai sarana untuk

memudahkan dakwah.

Page | 122 @hasan.com


Beliau sangat memperhatikan budaya lokal masyarakat. Ia berpendapat

bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus

didekati secara bertahap, mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga

berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama akan

hilang.

Ada pihak yang berpendapat seolah Sunan Kalijaga menggabungkan ajaran

Islam dengan ajaran agama lain (sinkretisme), Sunan Kalijaga menggunakan seni

ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai suara dakwah. Beliaulah

uang menciptakan perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon

wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua

beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.

6.Sunan Kudus

Sunan Kudus bernama asli Ja’far Shadiq, putra Raden Usman Haji yang

bergelar Sunan Ngudung dari Jipang Panolan dan Syarifah (adik Sunan Bonang).

Di sampingbelajar agama kepada ayahnya sendir, Raden Ja’far Shadiq juga

belajar kepada beberapa ulama terkenal, di antaranya Kiai Ageng Telingsing, Ki

Ageng Ngerang, dan Sunan Ampel. Nama asli Kiai Ageng Telingsing adalah The

Ling Sing, beliau adalah seorang ulama dari negeri Cina yang datang ke Pulau

Jawa bersama Laksamana Jenderal Cheng Hoo.

Metode dakwah Sunan Kudus

Page | 123 @hasan.com


o Strategi pendekatan kepada massa

• Membiarkan dulu adat istiadat dan kepercayaan lama yang

sukar diubah.

• Bagian adat yang tidak sesuai dengan dengan ajaran Islam

tetapi mudah dirubah maka segera dihilangkan.

• Tut Wuri Handayani, artinya mengikuti dari belakang

terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk

dapat mempengaruhi sedikit demi sedikit dan menerapkan

prinsip Tut Wuri Hangiseni, artinya mengikuti dari

belakang sambil mengisi ajaran agama Islam.

• Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam

menyiarkan agama Islam

• Pada akhirnya boleh saja merubah adat dan kepercayaan

masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi

dengan prinsip tidak menghalau masyarakat dari umat

Islam.

Strategi dakwah ini diterapkan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan

Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunungjati. Karena siasat mereka dalam

berdakwah tidak sama dengan garis yang ditetapkan oleh Sunan Ampel maka

mereka disebut Kaum Abangan atau Aliran Tuban. Sedangkan pendapat Sunan

Ampel yang didukung Sunan Giri dan Sunan Drajad disebut Kaum Putihan atau

Aliran Giri.

Page | 124 @hasan.com


b. Merangkul masyarakat Hindu

Di Kudus waktu itu penduduknya banyak yang beragama Hindu dan Budha.

Untuk mengajak mereka masuk Islam tentu bukan pekerjaan mudah. Terlebih

mereka yang masih memeluk kepercayaan lama dan memegang teguh adat istiadat

lama, jumlahnya tidak sedikit. Di dalam masyarakat seperti itulah Ja’far Shadiq

harus berjuang menegakkan agama.

Pada suatu hari Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq membeli seekor sapi

(dalam riwayat lain disebut Kebo Gumarang). Sapi tersebut berasal dari India.

Sapi itu ditambatkan di halaman rumah Sunan Kudus.

Rakyat Kudus yang kebanyakan beragama Hindu itu tergerak hatinya, ingin

tahu apa yang akan dilakukan Sunan Kudus terhadap sapi itu. Sapi dalam

pandangan agama Hindu adalah hewan suci yang menjadi kendaraan para dewa.

Menyembelih sapi adalah perbuatan dosa yang dikutuk para dewa. Lalu apa yang

akan dilakukan Sunan Kudus?

Setelah jumlah penduduk yang datang bertambah banyak, Sunan Kudus

keluar dari rumahnya dan berkata,”Sedulur-sedulur yang saya hormati, segenap

sanak kadang yang saya cintai, saya melarang saudara-saudara menyakiti apalagi

menyembelih sapi. Sebab di waktu saya masih kecil, saya pernah mengalami saat

yang berbahaya, hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya.”

Mendengar ceria tersebut, para pemeluk agama Hindu terkagum-kagum.

Mereka menyangka Raden Ja’far Shadiq itu adalah titisan Dewa Wisnu, maka

mereka bersedia mendengarkan ceramahnya. Masyarakat makin tertarik, ketika

Page | 125 @hasan.com


mendengar ceramah dari Sunan Kudus bahwa di dalam Al Qur’an terdapat surah

Al Baqarah yang artinya sapi. Mereka jadi ingin tahu lebih banyak dan untuk

itulah mereka harus sering-sering datang mendengarkan keterangan Sunan Kudus.

Bentuk masjid yang dibuat Sunan Kudus pun tak jauh beda dengan candi-

candi milik orang Hindu. Demikianlah, setelah simpati itu berhasil didapatkan

akan lapanglah jalan untuk mengajak masyarakat berduyun-duyun masuk agama

Islam.

c. Merangkul masyarakat Budha

Setelah masjid berdiri, Sunan Kudus membuat padasan atau tempat wudlu

dengan pancuran yang berjumlah delapan. Masing-masing pancuran diberi arca

kepala Kebo Gumarang di atasnya. Hal ini disesuaikan dengan ajaran agama

Budha “Jalan berlipat delapan” atau “Asta Sanghika Marga” yaitu:

• 1.Harus memiliki pengetahuan yang benar.

• 2.Mengambil keputusan yang benar.

• 3.Berkata benar.

• 4.Hidup dengan cara yang benar.

Page | 126 @hasan.com


• 5.Bekerja dengan benar.

• 6.Beribadah dengan benar.

• 7.Menghayati agama dengan benar.

Dengan usaha ini, banyak umat Budha yang penasaran, untuk apa Sunan

Kudus memasang lambang wasiat Budha itu di padasan. Sehingga mereka

berdatangan ke masjid untuk mendengarkan keterangan Sunan Kudus.

d. Selamatan mitoni

Seperti diketahui, rakyat Jawa banyak yang melakukan adat-adat yang aneh,

yang bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya berkirim sesaji di kuburan untuk

menunjukkan bela sungkawa atau berduka cita atas meninggalnya salah seorang

anggota keluarga, selamatan neloni, mitoni, dan lain-lain. Sunan Kudus sangat

memperhatikan upacara-upacara ritual itu, dan berusaha sebaik-baiknya untuk

merubah atau mengarahkannya dalam bentuk Islami. Hal ini dilakukan juga oleh

Sunan Kalijaga dan Sunan Muria.

7.Sunan Drajad

Sunan Drajad memilik nama asli Raden Qasim, beliau putra Sunan Ampel

dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau

Page | 127 @hasan.com


Sunan Bonang. Raden Qasim diperintah ayahnya untuk berdakwah di sebelah

barat Gresik yaitu daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik.

Kemudian Raden Qasim membangun tempat dakwah yang strategis yaitu di

bukit Dalem Duwur, yang sekarang dibangun museum Sunan Drajad, adapun

makam Sunan Drajad terletak di sebelah barat museum tersebut.

Metode dakwah Sunan Drajad

Raden Qasim adalah pendukung aliran putih yang dipimpin oleh Sunan Giri.

Artinya, dalam berdakwah menyebarkan agama Islam, beliau menganut jalan

lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan lurus dan

benar sesuai ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur baur dengan adat dan

keperceyaan lama. Meski demikan, beliau juga menggunakan kesenian rakyat

sebagai alat dakwah.

Ajaran Sunan Drajad yang terkenal, yaitu bersumber dari:

• Al qur’an

• Sunnah

• Ijma’

• Qiyas

• Ajaran guru dan pendidik seperti Sunan Ampel atau orang tuanya.

• Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat.

Page | 128 @hasan.com


• Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai ajaran Islam.

• Fatwa Sunan Drajad sendiri.

8.Sunan Muria

Sunan Muria memilki nama asli Raden Umar Said. Beliau adalah putra

Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Dalam berdakwah, beliau menggunakan cara

halus. Tempat tinggal beliau di Gunung Muria yang salah satu puncaknya

bernama Colo. Letaknya di sebelah utara Kota Kudus. Sasaran dakwah beliau

adalah para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya

wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat

dakwah untuk menyampaikan Islam.

9.Sunan Gunungjati

Sunan Gunungjati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Beliau adalah

putra pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina, Sultan Syarif

Abdullah Maulana Huda dengan Syarifah HidayatMudaim, seorang putri raja

Pajajaran.

Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Kahfi membuka

Pesantren Gunungjati. Sehingga Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan

Sunan Gunungjati. Dalam menyebarkan agama Islam di Jawa, beliau tidak bekerja

sendirian, beliau sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di

Masjid Demak. Bahkan beliau juga membantu berdirinya Masjid Demak.

Page | 129 @hasan.com


Dalam berdakwah, Sunan Gunungjati menganut kecenderungan Timur

Tengah yang lugas. Namun beliau juga mendekati rakyat dengan membangun

infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah.

Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para

ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya

Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan

Kesultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kesultanan Pakungwati. Dengan

demikian Sunan Gunungjati merupakan pemimpin pemerintahan.

Dakwah besar-besaran dari Samudra Pasai berhasil memunculkan

kesultanan-kesultanan di seluruh Nusantara mulai abad 15 hingga awal abad 19

M, di antaranya sebagai berikut.

a. Tahun 1402, berdiri Kesultanan Bandar Darussalam di Kalimantan

Utara dengan Awang Alang Bekatar, seorang Raja Brunei yang masuk

Islam sebagai sultan pertamanya dengan gelar Sultan Muhammad Syah.

b. Tahun 1414, di Semenanjung Malaya berdiri Kesultanan Malaka.

Kesultanan Islam ini dikonversi dari Kerajaan Hindu oleh

Parameswara, sang raja yang menjadi yang menjadi sultan pertamanya

dengan gelar Sultan Mecca Iskandar Syah.

c. Tahun 1457, berdiri Kesultanan Sulu dipimpin oleh Paduka Maulana

Mahesyari Syarif Sultan Hasyim Abu Bakar sebagai sultan pertamanya.

d. Tahun 1478, di Jawa berdiri Kesultanan Demak dengan Pangeran Jin

Bun sebagai sultan pertamanya dengan gelar Sultan Alam Akbar Al

Fattah.

Page | 130 @hasan.com


e. Tahun 1487, di Gresik berdiri Kesultanan Giri dengan Raden Paku

sebagai sultan pertama dengan gelar Prabu Satmata.

f. Tahun 1486, di Semenanjung Malaya berdiri Kesultanan Pattani dengan

Payatul Na’pa, seorang raja Budha yang masuk Islam sebagai sultan

pertama dengan gelar Sultan Islamil Syah.

g. Tahun1486, di Kepulauan Maluku berdiri Kesultanan Ternate dengan

Sultan Zaenal Abidin sebagai sultan pertama, dan Kesultanan Tidore

dipimin oleh Zaelolo dan Bacca.

h. Tahun 1511, di Aceh, kesultanan-kesultanan menggabungkan diri

menjadi Kesultanan Aceh Raya Darussalam dengan ibu kota di Banda

Aceh dengan sultan pertamanya Sultan Ali Mughayat Syah.

i. Tahun 1524, berdiri Kesultanan Banten dengan sultan pertamanya

Pengeran Sebakingking, dengan gelar Sultan Maulana Hasanudin.

j. Tahun 1528, Kesultanan Malaka dikuasai Portugis, di Semenanjung

Malaya berdiri Kesultanan Perlak dengan Sultan Ja’far Syah sebagai

sultan pertama.

k. Tahun 1530, di ujung Semenanjung Malaya berdiri Kesultanan Johor

dipimpin oleh Sultan Abidin Righayat Syah.

Page | 131 @hasan.com


l. tahun 1531, di Madura barat berdiri Kesultanan Arosbaya dengan

Pratano sebagai sultan pertama dengan gelar Panembahan Lemah Tuo.

m. Tahun 1538, di Sulawesi Tenggara berdiri Kesultanan Buton, setelah

Raja Buton yang ke-6, yakni Timbang-timbangan atau Haluoleo

memeluk agama Islam.

n. Tahun 1539, di Sumatra Selatan berdiri kesultanan Palembang dengan

Ki Gede Suro sebagai sultan pertamanya.

Page | 132 @hasan.com

Anda mungkin juga menyukai