PERIODE RASUL
(PERIODE PENSYARI’ATAN HUKUM DI MAKKAH DAN MADINAH)
Oleh
A. LATAR BELAKANG
Periode kenabian merupakan tonggak awal perjalan sejarah tasyri’ Islam. Karena sifatnya
sebagai dasar atau pondasi bagi konstruksi tasyri’ pada era setelahnya, periode ini dikenal
sebagai penanaman, pembinaan, dan penataan. Menurut beberapa pakar sejarah, tasyri’
periode awal ini berlangsung sekitar 23 tahun, yaitu 12 tahun, 5 bulan lebih 13 hari di
Mekkah, dan 10 tahun lebih beberapa bulan di Madinah. Pada periode ini pengendali
kekuasaan tasyri’ adalah Rasulullah, SAW. sendiri. Dengan adanya Rasulullah, SAW.
maka umat Islam pada saat itu, apabila menghadapi suatu peristiwa, atau terjadi sengketa,
atau terlintas pertanyaan maka akan bertanya langsung kepada Rasulullah, SAW.
Hukum-hukum yang keluar dari beliau menjadi tasyri’ bagi kaum muslimin yang wajib
diikuti, baik itu dalam bentuk wahyu dariAllah maupun dari ijtihad beliau sendiri.
1
PEMBAHASAN
2
Terdapat tiga berhala yang paling diagungkan pada masa itu, yaitu Al-‘Uzza, Al-
Lat, dan Manat yang semuanya ditaruh di tempat yang dianggapmemiliki kesakralan di
dalamnya. Al-Uzza (yang paling agung, venus, atau bintang pagi) dipuja di Nakhlah,
sebelah Timur Makkah. Tempat pemujaannya terdiri atastiga batang pohon. Al-Lat (dari
kata ilahat yang berarti Tuhan perempuan) memilikitempat pemujaan suci di dekat
Tha’if, tempat berkumpul orang-orang Makkah danlainnya untuk beribadah Haji dan
menyembelih binatang qurban. Untuk menjagakesucian tempat tersebut, maka di
sana dilarang untuk menebang pohon, memburu binatang, dan menumpahkan darah.
Sedangkan Manat (berasal dari kata maniyah,yang berarti pembagian nasib) adalah dewa
yang (dipercaya) menguasai nasib.Tempat suci utamanya adalah sebuah batu hitam di
Qudayd, di sebuah jalan antaraMakkah dan Madinah. Dewa ini populer di kalangan suku
Aus dan Khazraj.1
Periode ini terhitung sejak diangkatnya Baginda Rasulullah SAW sebagai Rasul sampai
beliau hijrah ke Madinah. Periode ini berlangsung selama 13 tahun.Perundang-undangan
hukum Islam pada periode ini lebih fokus pada upaya mempersiapkan masyarakat agar
dapat menerima hukum-hukum agama, membersihkan aqidah dari menyembah berhala
kepada penyembah Allah, selain menanamkan akhlak-akhlak mulia agar memudahkan
jiwa untuk dapat menerima segala bentuk pelaksanaan syariat.
1
Sahara adjie samudera,mahmul fadhilah,muhammad mierza;makalah dakwah nabi periode makkah dan madinah
;program studi pendidikan agama islam fakultas tarbiyah dan keguruan;(2017); hlm 3.
2
Heri firmansyah; muhammad SAW pada periode makkah; jurnal pendidikan; vol 12 no 1;(2019)
3
Oleh sebab itu Wahyu pada periode ini turun untuk memberikan petunjuk dan arahan
kepada manusia kepada dua perkara utama:
1. Mengokohkan aqidah yang benar dalam jiwa atas dasar iman kepada Allah SWT dan
bukan untuk yang lain, beriman kepada malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, dan hari
akhir. Semua ini bersumber dari Al-quran yang kemudian dijelaskan dalam beberapa
hadis.
2. Membentuk akhlak agar manusia memiliki sifat yang mulia dan menjauhkan sifat-
sifat tercela. Al-Quran memerintahkan mereka agar berkata jujur, amanah, menepati,
janji, adil, saling tolong-menolong atas dasar kebaikan, memuliakan tetangga,
mengasihi fakir miskin, menolong yang lemah dan terzalimi. Selain itu, Alquran juga
melarang mereka dari akhlak tercela seperti berdusta, menipu, curang, mengingkari
janji, berbuat zalim dan aniaya, serta perilaku lain yang dianggap melampaui batas
dan menyimpang dari adat kebiasaan.
4
yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib
kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.3
Nabi saw mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan menyuruh
meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah tersebut dilakukan secara rahasia guna
menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik dengan keyakinannya.
Nabi saw belum melakukan dakwah di majelis-majelis umum orang Quraisy, dan tidak
melakukan dakwah kecuali kepada orang terdekatnya. Orang-orang pertama yang masuk
Islam adalah Khadijah binti Khuwailid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan
budak Rasulullah saw dan Abu Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.12 Mereka-mereka ini
bertemu dengan Nabi saw secara rahasia apabila salah seorang diantara mereka ingin
melaksanakan salah satu ibadah, mereka pergi ke lorong-lorong Mekkah seraya
bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Dan ketika penganut Islam sudah
mencapai lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Nabi saw memilih tempat salah seorang
dari mereka, yaitu rumah al-Arqam bin abi al-Arqam sebagai tempat pertemuan 4. Di
tempat itulah pendiikan Islam pertama dalam sejarah pendidian Islam. Disanalah Nabi
mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama Islam kepada sahabat-sahabatnya dan
membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Alquran kepada para pengikutnya serta Nabi
menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Bahkan di sanalah Nabi beribadah
(sholat) bersama sahabat-sahabatnya
3
Hamim hafidin; pendidikan islam pada masa rasulullah; jurnal tarbiya; vol 1 no 1;(2015).
4
Muhammad julkarnain; perjuangan nabi muhammad SAW periode mekkah dan madinah; jurnal diskursus islam; vol 7 no 1;
(2019).
5
Nabi Muhammad saw diperintah oleh Tuhan untuk menyampaikan dakwahnya secara
terang-terangan sebagaimana Allah berfirman dalam
1. Q.S. AlHijr /15: 94.
3. Q.S. al-Hijr/15:89.
Dakwah Nabi saw, secara terang-terangan ini mendapat tantangan dan ditolak oleh
bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama yang
telah diwariskan oleh nenek moyangnya dan tradisi tersebut sudah berakar dalam diri
mereka. Rasulullah pun sedikit memberi reaksi untuk mengingatkan mereka akan
perlunya membebaskan pikiran dari belenggu taklik. Selanjutnya Nabi saw menjelaskan
5
Muhammad julkarnain; perjuangan nabi muhammad SAW periode mekkah dan madinah; jurnal diskursus islam; vol 7 no 1;
(2019).
6
bahwa Tuhan-Tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberikan faidah atau bahaya
sama sekali.
6
Muhazzir budiman;sejarah, metode dan ijtihad hukum islam pada masa nabi muhammad saw.
7
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata
kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang
merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik
secara materil maupun moral.
4. Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan
masyarakat baru di Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan
wahyu, yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan
sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyarakat berkumpul untuk secara
langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at.
7
Hamim hafidin; pendidikan islam pada masa rasulullah; jurnal tarbiya; vol 1 no 1;(2015).
8
D. CONTOH HUKUM SYARA’ YANG BERLAKU DI MEKKAH DAN MADINAH
9
1. HUKUM WAJIB
Hukum Wajib adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan bila
ditinggalkan mendapat dosa. Kata lain dari hukum wajib adalah fardhu, fardhu dibagi
menjadi dua yaitu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah.
1. fardhu ‘ain yaitu harus dikerjakan oleh semua umat Islam, contohnya salat lima
waktu, puasa, melakukan haji bagi yang mampu.
2. fardhu kifayah yaitu suatu kewajiban atau keharusan yang telah dianggap cukup
apabila telah dikerjakan. Lalu, berdosalah seluruhnya jika tidak seorang pun
muslim yang mengerjakannya, contohnya melayat dan menguburkan mayat2
2. HUKUM SUNAH
Hukum Sunah adalah mendapat pahala apabila dikerjakan, dan apabila ditinggalkan tidak
berdosa. Sama seperti Hukum Wajib, Hukum sunah juga dibagi menjadi dua yaitu sunah
mu'akkad dan sunah ghairu'muakkad. Sunah muakad adalah sunah yang sangat
dianjurkan untuk mengerjakannya seperti salat tarawih, salat dua hari raya, dan
sejenisnya. Jika Sunah ghairu’muakad adalah hukum sunah yang biasa, contohnya seperti
salat sunah dan puasa sunah.
Berikut sunnah - sunnah ketika haji menurut Syekh Abu Syuja dari mazhab Syafi’i
diantaranya adalah:
10
3. HUKUM HARAM
Haram adalah suatu perbuatan yang ditinggalkan mendapat pahala dan jika dilaksanakan
mendapat dosa, contohnya minum minuman keras, memakan babi, zina, berjudi, fitnah,
ghibah.
Hal- yang di haramkan saat melakukan ibadah haji: "Jamaah haji yang sedang ihram
haram melakukan sepuluh hal: mengenakan pakaian berjahit, menutup kepala bagi laki-
laki, menutup wajah bagi perempuan, mengurai rambut, mencukur rambut, memotong
kuku, mengenakan wewangian, membunuh binatang buruan, melangsungkan akad nikah,
dan berhubungan badan. Demikian juga dengan bermesraan dengan syahwat.”
4. HUKUM MAKRUH
Hukum Makruh yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan tidak berdosa dan apabila
ditinggalkan mendapat pahala, contohnya makan dan minum dalam keadaan berdiri,
melakukan wudhu di dalam kamar mandi, sikat gigi saat berpuasa.
Hukum makruh atau lebih baik tidak dilakukan juga bisa berlaku untuk ibadah haji.
Kalangan yang bisa saja dikenakan hukum makruh ini di antaranya wanita yang telah
menikah dan pergi berhaji tanpa izin suami.
11
Perhatikan huruf besar-kecil, ndak usah pakek cover, format standar makalah (margin kiri-
kanan), jarang baris/ spasi (1,5), nomor halaman, fond 12 dll
12