Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
1. Amri Kurniawan
2. M. Rifki Habibi
3. Nazulatus Saadah
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi warga suatu
negara, karena maju dan keterbelakangan suatu negara akan ditentukan oleh tinggi
dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya.
Salah satu bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan tersebut
yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak yang
tidak
ternilai
harganya
bagi
pengisian
aspirasi
bangsa,
karena
dengan
PEMBAHASAN
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiya : 107)
Bangsa Arab adalah keturunan Nabi Ibrahim dari anaknya Ismail, pada
hakikatnya kebudayaan bangsa Arab yang dihadapi Muhammad warisan budaya
Nabi Ibrahim, maka tentunya masih juga terdapat unsur-unsur ajaran Islam yang
telah dibudayakan oleh Ibrahim dan Ismail.
Intisari warisan Ibrahim dengan kabah sebagai pusatnya adalah ajaran
Tauhid. Dan Nabi Muhammad memulai tugasnya dengan membersihkan tauhid
ini dari syirik dan penyembahan terhadap berhala, sehingga mutiara tauhid yang
telah pudar cahayanya.
Intisari ajaran tauhid yang dibawa oleh Muhammad dan yang digunakan
olehnya untuk mengadakan operasi pembedahan terhadap warisan Ibrahim yang
telah menyimpang dari aslinya. Seperti apa yang terlukiskan dalam surat AlFatikhah (pembukaan) yang merupakan intisari dari seluruh wahyu Allah.
Dengan
demikian
pelaksanaan
pendidikan
Islam
pada
masa
Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hal. 14-18
turunnya
ayat
tersebut,
maka
mulailah
Rasulullah
Hanun Asrohah, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hal. 12
Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW pun
semakin terbuka pula. Tetapi semuanya dihadapi dengan sabar.
a. Pendidikan tauhid dalam teori dan praktek
Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan tugas kerasulannya,
berhadapan dengan nilai-nilai warisan Ibrahim yang telah banyak
menyimpang dari yang sebenarnya. Inti warisan tersebut adalah ajaran
tauhid. Tetapi ajaran tersebut telah pudar dalam budaya masyarakat
bangsa Arab Jahiliyyah. Inilah tugas Muhammad, yaitu untuk
memancarkan kembali sinar tauhid dalam kehidupan bangsa Arab. Dan
ini pula intisari pendidikan Islam pada masa/periode Makkah.
Muhammad memperoleh kesadaran dan penghayatan yang
mantap tentang ajaran tauhid, yang inti sarinya adalah sebagaimana
tercermin dalam surat al-Fatikhah.
Pelaksanaan tauhid tersebut ternyata jelas-jelas bertentangan
dengan praktek kehidupan sehari-hari umat yang dihadapinya. Inilah
sebabnya, kebijaksanaan dalam usahanya menyampaikan pengertian
ajaran tauhid dilakukannya secara bertahap, dimulai dari keluarga
terdekat dan dengan sembunyi-sembunyi, kemudian secara terbuka dan
kepada kalangan luas dalam masyarakat Arab.
Pelaksanaan/praktek pendidikan tauhid tersebut diberikan oleh
Nabi Muhammad SAW kepada umatnya dengan cara yang sangat
bijaksana, dengan menuntun akal pikiran untuk mendapatkan dan
menerima pengertian tauhid yang diajarkan, dan sekaligus beliau
memberikan teladan dan contoh sebagaimana pelaksanaan ajaran tersebut
dalam
kehidupan
sehari-hari
secara
konkrit.
Kemudian
beliau
tauhid
ini,
mengajak
umatnya
untuk
membaca,
membina
dan
mengembangkan
persatuan
dan
kesatuan
10
yang
dalam
prakteknya
diperinci
lebih
lanjut
dan
dan
harta
perdagangan.
Di
samping
itu
beliau
11
anak-anaknya,
yang
merupakan
inti
dari
terbentuknya
12
SIMPULAN
pelaksanaan
pembinaan
pendidikan
di
Madinah,
Nabi
Muhammad SAW tidak hanya mengajarkan tauhid dan Al-Quran akan tetapi beliau
mengajarkan tentang kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan, pendidikan
sosial politik dan kewarganegaraan, pendidikan kesejahteraan sosial dan pendidikan
anak dalam Islam.
13
DAFTAR PUSTAKA
14