A. Pendahuluan
Masalah yang menjadi kegagalan pendidikan salah satunya adalah kecenderungan
manusia yang melihat pendidikan sebagai tujuan dunia seperti jabatan, pekerjaan, pangkat,
dll. Yang umumnya berorientasi dunia. Pendidikan islam adalah pendidikan yang sengaja
didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat (rencana yang sungguh-sungguh)
untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai islam, sebagaimana tertuang atau terkandung
dalam visi, misi, tujuan, progam kegiatan maupun pada praktek pelaksanaan
kependidikannya.
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode untuk
mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap yang diharapkan dapat seseorang
menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan harus memiliki lembaga
pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten.
1
Dalam kehidupan sehari-hari, indikator tercapainya tujuan pendidikan islam adalah
mencetak anak didik yang mampu bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar
serta mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar kepada sesama manusia. Anak didik yang
telah dibina dan digembleng oleh pola pendidikan islam adalah anak didik yang sukses
dalam kehidupan karena ia memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat untuk menjalani
kehidupan berbekal ilmu-ilmu keislaman yang diridhai Allah dan Rasul-Nya.1
1
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 147
2
Fatoni, Ahmad, Tafsir tarbawi, (Lombok: Forum Pemuda aswaja, 2020) h 114
3
Umar Muhammad At-Taumi Ash-Saibani, Falsafah Pendidikan Islam, Diterjemahkan Hasan Langgulung, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), hlm. 399.
4
Dra. Alfiah, M.Ag, Hadits Tarbawi: Pendidikan Islam Tinjauan Hadits Nabi, (Pekanbaru: Al-mujtahadah Press,
2011), h. 149-153.
5
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), Hlm. 11.
6
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987), hlm. 3
2
C. Hadist yang Menerangkan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang yang berilmu, pembelajar,
pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah mencapai tujuan yang sifatnya hanya
sementara, jabatan, pangkat, dan kekayaan. Hal ini diisyaratkan dalam hadis-hadis berikut:
)سا فَت ُ ْه ِل َك (رواه البيهقي ِ عا ِل ًما اَو ُمتَعَ ِل ًما اَو ُم ْست َِمعًا اَو ُم ِحبًّا َو ََل ت َ ُك ْن خ
ً َام َ ُك ْن:ي صلى الله عليه وسلم
ُّ ِقَا َل النَّب
Artinya : Rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau
orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka”. (HR.Baihaqi).7
7
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015) Hlm. 11.
8
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan , Hadist Tarbawi, Ibid Hlm. 15.
3
“Barang siapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu, barang siapa
menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu, barang siapa yang
menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR. Bukhari-Muslim)9
Selain kebahagiaan didunia yang diperoleh melalui ilmu, maka tujuan pendidikan
akan tercapai jika semuanya melalui proses belajar seperti sabda Rasulullah SAW berikut
ini :
ِ ( َم ْن ي ُِر ِد الله ِب ِه َخي ًْرا يُفَ ِق ْههُ فِيbarangsiapa yang dikehendaki Allah
Hadis ….. الديْن
menjadi baik, maka dia akan dipahamkan dalam hal agama) dapat dipahami bahwa orang
tersebut akan diberi kebaikan oleh allah . kebaikan secara social, mental, spiritual, menjadi
kunci Allah bagi kebaikan seseorang. Dengan kata lain, kalau ingin memperoleh kebaikan
apapun didunia dan akhirat jangan jauh-jauh dari agama. Dalam pengertian ini, agama
adalah kunci kebaikan seseorang. 11 Agar tidak jauh-jauh dari agama maka seseorang
diwajibkan untuk menuntut ilmu agar tujuan pendidikan islam dapat terwujud.
Selain hadis diatas juga terdapat hadis sebagai berikut
ُص ْيبَبِ ِه َ َم ْن تَعَلَّ َم ِع ْل ًما ِم َّما يُ ْبتَغَى بِ ِه َوجْ هُ الل ِه: سلَّ َم
ِ ع َّز َو َج َّل َلَ يَتَعَلَّ ُمهُ اَِلَّ ِلي َ ُصلَّى الله
َ علَ ْي ِه َو َ س ْو ُل الل ِه ُ قا َ َل َر
.) ْح ٍ ص ِحي َ ( َر َواهُ أَب ُْو دَ ُاودَ بِإِ ْسنَا ٍد. ِر ْي َح َها: يَ ْعنِي،ف ْال َجنَّ ِة يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َ عرضا ً ِمنَ الدُّ ْنيَا لَ ْم يَ ِج ِد
َ ع ْر
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah saw. bersabda :“ Barang siapa yang
mempelajari ilmu pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk mencari ridho Allah
‘Azza wa Jalla. Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan
kedudukan atau kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga kelak
Pada hari kiamat kelak (H.R. Abu Daud)12
Telah dikatakan didepan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan
yang sarat dengan tujuan. Kedudukan tujuan dalam pendidikan cukup menentukan, karena
9
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, Ibid Hlm. 12.
10
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, , Hadist Tarbawi, Ibid Hlm. 13
11
Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, , Hadist Tarbawi, Ibid Hlm. 15
12
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin jilid 4, (Jakarta Timur: PT.Darus Sunnah,
2010), hal.68-69
4
selain memberikan panduan tentang karakteristik manusia yang ingin dihasilkan
pendidikan, sekaligus pula memberikan arah dan langkah-langkah dalam melakukan
seluruh kegiatan pendidikan. Tujuan ialah apa yang dicanangkan manusia. Letaknya
sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tidak dapat melepaskan dari tujuan hidup, yaitu
tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia
untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk
sosial13
D. Tujuan Pendidikan
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-undang No.
20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”14
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4, menyebutkan:
“pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap, mandiri dan bertanggung jawab terhadap masyarakat
dan bangsa.”
Tujuan pendidikan di Indonesia bisa di baca pada GBHN, berbagai peraturan
pemerintah dan Undang-Undang pendidikan. Dalam GBHN itu dijelaskan bahwa
kebijaksanaan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, dan sehat jasmani-
rohani15
13
Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, Ibid hlm. 26
14
Presiden Republik Indonesia, UU RI No 20 tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional
15
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 1997), hal 11
5
Sedangkan Tujuan Pendidikan Islam, Menurut Kholid Al Hazimi secara global
terbagi kepada dua; Pertama,Fardiyyah (Individu) yang meliputi al’aqdiyyah (Aqidah) , al
Ta’abbudiyyah (Ibadah), al-Khluluqiyyah (Akhlak), al-Jismiyyah (Raga), al
‘Ilmi(Pengetahuan), al-Mihniyyah (Skill). Kedua,Ijtima’iyyah (sosial) maksudnya
membangun masyarakat islami dengan konsep amar ma’ruf nahi munkar yang diharapkan
hasilnya sebagai berikut:
1. Menjadikan masyarakat yang beribadah kepada Allah ta’ala
2. Menjadikan masyarakat yang menyebarkan Islam dan mendakwahkannya
3. Menjadikan masyarakat yang menerapkan hukum Allah
4. Menjadikan masyarakat yang yang saling berta’awun dalam kebaikan dan ketakwaan. 16
16
Kholid Ibn Hamid Al Hazimi, Ushul al Tarbiyyah al Islamiyyah, (Madinah: Dar ‘Alim al Kutub, 2000,) hal 252-254.
17
Muhammad Athiyah Al- Abrasy, Ruh al-Tarbiyah wa-al Ta’lim, (Saudi Arabiyah : Daar al-ahya’, tt) h 30
18
Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010), hlm. 28.
6
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”
Berdasarkan firman itu, Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi
atas dua macam, yaitu:
1. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu membentuk seorang hamba agar melakukan
kewajiban kepada Allah ta’ala.
2. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi
segala bentuk kebutuhan dan tantangan kehidupan agar hidupnya lebih layak dan
bermanfaat bagi orang lain.19
Selain itu tujuan Pendidikan dalam islam diantaranya
1. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah) Mempersiapkan diri manusia sebagai
pengemban tugas khalifah bumi, melalui keterampilan-keterampilan fisik.20 Ia berpijak
pada pendapat dari Imam Nawawi yang menafsirkan “ al-qawy” sebagai kekuatan Iman
yang ditopang oleh kekuatan fisik (Q.S. al-Baqarah : 247, Q.S. al-Anfal : 60).
2. Tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah) Meningkatkan jiwa dari kesetiaan
yang hanya kepada Allah Ta’ala Semata dan melaksanakan moralitas islami yang
diteladani oleh Nabi sollallahualaihi wassalam. Dengan berdasarkan cita-cita ideal dalam
al-Qur’an (Q.S. Ali-Imran: 19). Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua
(Q.S. al Baqarah : 10), berupaya memurnikan dan mensucikan diri manusia secara
individual dari sikap negatif (Q.S. Al-Baqarah : 126) inilah yang disebut dengan
tazkiyah (purification) dan hikmah (wisdom). Maka dari itu, tujuan pendidikan ruhaniah
tersebut diarahkan kepada pembentukan akhlak yang mulia (akhlak al-karimah).21
3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-‘aqliyah) Pengarahan inteligensi untuk menemukan
kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan
menemukan pesan-pesan ayat ayat-Nya yang berimplikasi kepada peningkatan Iman
kepada Sang pencipta. Tahapan pendidikan akal ini adalah :
a. Pencapaian kebenaran ilmiah (‘ilm al-yaqin) (Q.S. At-Takasur : 5).
b. Pencapaian kebenaran empiris (‘ain al-yaqin) (Q.S. At-Takasur : 7).
c. Pencapaian kebenaran meta empiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenaran
filosofis (haq al-yaqin) (Q.S. Al-waqiah : 95).
19
Sumber: https://makalah /2014/09/tujuan-pendidikan-islam.html
20
Ramayulis. Ilmu pendidikan Islam, cetakan kesembilan. (Jakarta : Kalam Mulia. 2012) Hal 112.
21
H.M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. (Jakarta :
Bumi Aksara. 2011). Hal. 60.
7
4. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtima’iyah) Tujuan pendidikan sosial adalah
pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari komunitas sosial.
Identitas individu disini tercermin sebagai “al-naas” yang hidup pada masyarakat yang
plural (majemuk).22
Tujuan Akhir Pendidikan Islam yaitu bahwa Pendidikan Islam berlangsung selama
hidup, maka tujuan hidup terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Mati
dalam keadaan berserah diri kepada Allah SWT sebagai muslim yang merupakan ujung dari
takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan Pendidikan. Inilah akhir dari
proses Pendidikan itu yang dapat dianggap tujuan akhirnya. Insan yang mati dan akan
menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses Pendidikan. 23 Bahwa tujuan
pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut:
1. Mendekatkan diri kepada Allah yang wujudnya adalah kemampuan dan dengan
kesadaran diri melaksakan ibadah wajid dan sunnah.
2. Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
3. Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas keduniaan dengan
sebaik-baiknya.
4. Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari kerendahan budi dan
sifat-sifat tercela.
5. Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama, sehingga menjadi manusia yang
manusiawi24
Selain itu, Menurut al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, tujuan umum
pendidikan islam tercermin dalam dua segi, yaitu:
1. Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Pandangan dunia akhirat dalam pandangan al-Ghazali adalah menempatkan
kebahagiaan dalam proporsi yang sebenarnya. Kebahagiaan yang lebih memiliki nilai
universal, abadi, dan lebih hakiki itulah yang diprioritaskan.25
Rumusan tujuan pendidikan Islam yang dihasilkan dari seminar pendidikan Islam sedunia
tahun 1980 di Islamabad adalah: “Education aims at the ballanced growth of total
personality of man through the training of man’s spirit, intelect, the rasional self, feeling
22
Sumber: https://makalah /2014/09/tujuan-pendidikan-islam.html
23
Zakiyah Drajat, ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996) h 31
24
Dra. Alfiah, M.Ag, Hadits Tarbawi: Pendidikan Islam Tinjauan Hadits Nabi, (Pekanbaru: Al-mujtahadah Press,
2011), h.132
25
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan versi Al-Ghazali, terj.Fathur Rahman, (Bandung: Al-Ma’arif, 1986) h
24
8
and bodile sense. Education should , therefore, cater, for the growth of man in all its
aspects, spiritual, intelectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually
and collectivelly, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of
pefection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to
Allah on the level of individual, the community and humanity at large”26
Maksudnya, pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang
seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan,
rasio, perasaan, dan pancaindra. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya pelayanan bagi
pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, fisik, ilmiyah, linguistik, baik secara individu, maupun secara kolektif dan
memotifasi semua aspek tersebut kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan
utama pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT baik dalam
level individu, komunitas, dan manusia secara luas.
E. Kesimpulan
1. Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah
mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan
pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu
hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga
berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
2. Tujuan pendidikan, tidak dapat melepaskan dari tujuan hidup, yaitu tujuan hidup
manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk
memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk
social
3. Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun
2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Sedangkan Tujuan Pendidikan
Islam yaitu bahwa Pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka tujuan hidup
26
Arifin H.M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) h 4
9
terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Mati dalam keadaan
berserah diri kepada Allah SWT sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan Pendidikan. Inilah akhir dari
proses Pendidikan itu yang dapat dianggap tujuan akhirnya. Insan yang mati dan
akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses Pendidikan
F. Bibliografi
Ahmad Falah. 2010. Hadits Tarbawi. Kudus: Nora Media Enterprise.
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Dra. Alfiah, M.Ag. 2011. Hadits Tarbawi: Pendidikan Islam Tinjauan Hadits Nabi,
Fathiyah Hasan Sulaiman. 1986. Sistem Pendidikan versi Al-Ghazali, terj.Fathur Rahman,
Bandung: Al-Ma’arif.
Hasan Langgulung. 2004. Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psiligi filsafat dan
H.M. Arifin. 2011. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Kholid Ibn Hamid Al Hazimi. 2000. Ushul al Tarbiyyah al Islamiyyah. Madinah: Dar ‘Alim
al Kutub.
Ramayulis. 2012. Ilmu pendidikan Islam, cetakan kesembilan. Jakarta : Kalam Mulia.
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin. 2010. Syarah Riyadhus Shalihin jilid 4. Jakarta
10
Umar Muhammad At-Taumi Ash-Saibani. 1979. Falsafah Pendidikan Islam, Diterjemahkan
Nasional.
11