َفأَبََو اُه يَُهِّ ِو َدانِِه أَْو يَُم ِّ ِج َس انِِه أَْو يَُن ِّ ِص َر ان ِِه،ُك ُّل َم ْو لُْو ٍد يُْو لَُد َعلَى اْلِفْطَر ِة
-Ayat Al-Qur’an tentang kewajiban menuntut ilmu (QS.Shaad:29)
كَٰت ٌَب أَنَز ألََٰن ُه إل أَيَك ُم َٰب ََرٌك ل َيدَّبَُّر ٓو ۟ا َء اََٰي ت ۦه َو لَيتَذ ََّك َر أُ۟و لُو ۟ا ٱ أْل أَلَٰب َب
Artinya : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.”
َو ا أست َع أين أُو ا بالَّص أ ب ر َو الَّص َٰل وة ۗ َو ا َّنَها لََك ب أيَر ٌة ا ََّّل َعلَى ا ألَٰخ
ش ع أي َن
Artinya: “Dan mohon lah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat)
َش َهاد َة أ أَن ََّل إَلَه إ ََّّل ُهللا َو أََّن ُمَحَّم دًا َر ُس أوُل هللا َو إقَا م: ب ُنَي اإل أسالَُم َعلَى َخ أمٍس
الَّص َال ة َو إ أيتَا ء
َو َم أن،َم أن َك اَن ي أُؤ مُن ب هللا َو ا ألي أَو م اآل خ ر َفأ ليَق أُل َخ أيرًا أ أًو لَي أصُم أت
َك اَن ي أُؤ مُن باهلل َو األي أَو م اآل خ ر
َو َم أن َك اَن ي أُؤ مُن ب هللا َو ا ألي أَو م اآل خ ر َف ألي أُك ر أم َض،َف ألي أُك ر أم َج اَرُه
[رواه البخاري ومسلم. [أيَفُه
Artinya : "Barang Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata
baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati
tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia
memuliakan tamunya" (Riwayat Bukhari dan Muslim)
• Aliran Agamis Konserpatif (al-Diniy al-Muhafid) Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Imam
al Ghazali, Ibnu Hajar al Haitami, Ibnu Sahnun dan Nasirudin at Thusi.
Aliran ini cenderung murni keagamaan dan aliran ini memaknai ilmu dengan makna yang
sempit. Menurut at Thusi ilmu adalah yang berguna di hari ini dan akan membawa
manfaat di akhirat kelak. Bila kita mau mengamalkan apa yang kita dapatkan dan
terapkan maka inilah makna ilmu yang sebenarnya. Dimana ilmu dapat menjadi sarana
agar menjadi orang yang lebih baik dan mau menjadikan orang lain untuk lebih baik,
inilah ilmu yang sebenarnya. Al-Gazali termasuk filosof pendidikan Islam berpaham
empiris, yang menekankan pentingnya pendidikan terhadap pertumbuhan perkembangan
anak didik.
• Aliran Religius Rasional (al-Diny al-‘Aqlaniy( Tokoh-tokoh aliran ini adalah Ikhwan al-
Shafa, al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Miskawaih.
Aliran ini dijuluki “pemburu” hikmah Yunani di belahan dunia Timur, dikarenakan
pergumulan intensifnya dengan rasionalitas Yunani. Menurut Ikhwan al-Shafa,12 yang
dimaksud dengan ilmu adalah gambaran tentang sesuatu yang diketahui pada benak
(jiwa) orang yang mengetahui. Proses pengajaran adalah usaha transformatif terhadap
kesiapan ajar agar benar-benar menjadi riil, atau dengan kata lain, upaya transformatif
terhadap jiwa pelajar yang semula berilmu (mengetahui) secara potensial, agar menjadi
berilmu (mengetahui) secara riil-aktual. Dengan demikian, inti proses pendidikan adalah
pada kiat transformasi potensi-potensi manusia agar menjadi kemampuan
“psikomotorik”.
• Aliran Pragmatis Instrumental (al-Dzarai’iy( Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan dan
ilmu pembelajaran adalah pembawaan manusia karena adanya kesanggupan berfikir.
Dalam proses belajar manusia harus sungguh-sungguh dan memiliki bakat. Dalam mencapai
pengetahuan yang beraneka ragam, seseorang tidak hanya membutuhkan ketekunan, tapi juga
bakat. Seseorang perlu mengembangkan keahliannya dibidang tertentu. Ibnu Khaldun
mengatakan bahwa: al-Ilm wa al-Ta‟lim Thabi‟iyyun fi al‟Umran al-Basyari. (Khaldun,
1979). Pengetahuan dan pendidikan merupakan tuntutan alami dari peradaban (al-
„Umran( manusia. Hal itu dimungkinkan karena manusia dibekali dengan akal, yang dengan
akal itu manusia berpikir dan memiliki motivasi untuk mengetahui sesuatu. Dengan berpikir
berarti bersosialisasi dengan realitas di sekitarnya.
POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) adalah sebuah model manajemen
yang meliputi empat tahap penting dalam pengelolaan suatu proyek atau kegiatan. Berikut
adalah penjelasan dan contoh mengenai konsep dan tahapan POAC dalam manajemen
pendidikan Islam:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Pelaksanaan)
d. Controlling (Pengendalian)
Tahap pengendalian dalam POAC melibatkan pengukuran dan evaluasi kinerja untuk
memastikan bahwa kegiatan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan melakukan
perbaikan jika diperlukan.
1. Jalur Pendidikan
1) Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh
institusi resmi seperti sekolah, universitas, dan institusi pendidikan lain yang terakreditasi.
Pendidikan formal biasanya dilaksanakan melalui program belajarmengajar dan dalam bentuk
kurikulum yang terstruktur dan standarisasi. Contoh pendidikan formal adalah sekolah dasar,
sekolah menengah atas, dan universitas.
3) Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang tidak terstruktur dan
tidak terorganisir, dan terjadi secara alami dalam kehidupan seharihari. Pendidikan informal
bisa terjadi melalui interaksi sosial, pengalaman, dan pengamatan. Contoh pendidikan
informal adalah pengalaman bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan belajar melalui
media massa.
Dengan memahami dasar-dasar pendidikan dan jalur pendidikan, kita dapat memahami
bagaimana sistem pendidikan nasional bekerja dan bagaimana pendidikan diterapkan dalam
masyarakat. Ini akan membantu kita mengambil keputusan yang tepat mengenai pendidikan
yang kita pilih dan memastikan bahwa kita memperoleh pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan kita.
2. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tingkatan atau tahap dalam sistem pendidikan nasional yang
membantu seseorang untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan mempersiapkan
mereka untuk hidup dan bekerja. Dalam sistem pendidikan nasional, ada empat jenjang
pendidikan utama, yaitu:
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan
yang ditujukan untuk anak-anak usia dini, biasanya dari usia 0 hingga 6 tahun. Tujuan
pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu perkembangan dan pembelajaran anak
sejak dini, sehingga dapat mempersiapkan mereka untuk belajar dan mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Contoh pendidikan anak usia dini adalah Taman Kanak-Kanak
(TK) atau Playgroup.
2) Pendidikan Dasar (SD) Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang ditujukan untuk
anak-anak usia 6 hingga 12 tahun. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk membantu siswa
memperoleh pendidikan yang dasar dan menyiapkan mereka untuk mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Contoh pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) atau
Elementary School.
4) Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan yang ditujukan untuk siswa
usia 18 tahun ke atas yang ingin memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan
mempersiapkan diri untuk bekerja. Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk memperluas
Dengan memahami jenjang pendidikan, seseorang dapat membuat keputusan yang tepat
tentang jenjang pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Ini akan membantu
mereka memahami bagaimana sistem pendidikan nasional bekerja dan memastikan bahwa
mereka memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Memahami
jenjang pendidikan juga membantu memahami bagaimana sistem pendidikan nasional bekerja
secara keseluruhan dan bagaimana setiap jenjang pendidikan saling terkait dan
mempersiapkan seseorang untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Jenis Pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu sistem yang mengatur dan mengelola proses
belajarmengajar di Indonesia. Jenis pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia meliputi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan
khusus.
1) Pendidikan Umum Pendidikan umum adalah jenis pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP), dan
pendidikan menengah atas (SMA). Pendidikan umum bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Contoh pendidikan umum di Indonesia
adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA).
2) Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah jenis pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik pada jenjang pendidikan menengah kejuruan (SMK) atau perguruan tinggi
vokasi (PTV). Pendidikan kejuruan bertujuan untuk memberikan keterampilan dan
pengetahuan yang spesifik di bidang tertentu agar peserta didik siap memasuki dunia kerja
atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contoh pendidikan kejuruan di
Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).
3) Pendidikan Akademik Pendidikan akademik adalah jenis pendidikan yang diberikan pada
jenjang pendidikan tinggi (Sarjana dan Pasca Sarjana). Pendidikan akademik bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang akademik tertentu. Contoh
pendidikan akademik di Indonesia adalah Universitas dan Institut Teknologi.
4) Pendidikan Profesi Pendidikan profesi adalah jenis pendidikan yang diberikan pada jenjang
pendidikan tinggi (Sarjana dan Pasca Sarjana) yang bertujuan untuk memberikan
keterampilan dan pengetahuan khusus dalam bidang profesi tertentu, seperti dokter,
pengacara, akuntan, atau insinyur. Contoh pendidikan profesi di Indonesia adalah Fakultas
Kedokteran, Fakultas Hukum, dan Fakultas Teknik.
5) Pendidikan Vokasi Pendidikan vokasi adalah jenis pendidikan yang diberikan pada jenjang
pendidikan tinggi (Sarjana dan Pasca Sarjana) yang bertujuan untuk memberikan
keterampilan praktis dalam bidang tertentu, seperti perhotelan, kuliner, pariwisata, dan
desain. Contoh pendidikan vokasi di Indonesia adalah Sekolah Tinggi Pariwisata, Sekolah
Tinggi Desain, dan Sekolah Tinggi Kuliner.
6) Pendidikan Keagamaan Pendidikan keagamaan adalah jenis pendidikan yang diberikan pada
jenjang pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP), dan pendidikan
menengah atas (SMA) serta jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan agama dan moral kepada peserta didik. Pendidikan keagamaan di Indonesia dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan formal
meliputi sekolah-sekolah keagamaan yang terakreditasi dan memiliki kurikulum yang
disahkan oleh pemerintah, sedangkan pendidikan non-formal meliputi kursus-kursus agama,
pengajian, dan lain sebagainya. Contoh pendidikan keagamaan di Indonesia adalah Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Tinggi Agama Islam.
7) Pendidikan Khusus Pendidikan khusus adalah jenis pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik dengan kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh pendidikan umum atau
kejuruan. Pendidikan khusus bertujuan untuk membantu peserta didik dengan kebutuhan
khusus agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan memperoleh keterampilan
yang dibutuhkan untuk hidup mandiri. Contoh pendidikan khusus di Indonesia adalah sekolah
luar biasa (SLB) untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus, seperti tuna netra, tuna daksa,
tuna rungu, atau autis.
Setiap jenis pendidikan memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda-beda, namun
semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di
Indonesia.
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia memiliki tujuan untuk membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global. Dalam mencapai tujuan
tersebut, Indonesia mengadopsi prinsip-prinsip dari UNESCO yaitu pilar-pilar pendidikan
yang terdiri dari Learning to know, Learning to do, Learning to be, dan Learning to live
together.
1) Learning to know
Contoh dari Learning to know adalah pengajaran dalam mata pelajaran seperti
matematika, fisika, biologi, sejarah, geografi, dan lain sebagainya. Melalui
pembelajaran ini, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dasar dan
memahami prinsip-prinsip yang mendasari disiplin ilmu tersebut.
2) Learning to do
Contoh dari Learning to do adalah pembelajaran dalam mata pelajaran seperti tata
boga, tata busana, otomotif, kecantikan, dan lain sebagainya. Selain itu,
pendidikan kejuruan seperti SMK atau perguruan tinggi vokasi juga memberikan
pelatihan dan sertifikasi dalam berbagai bidang keahlian, sehingga peserta didik
siap memasuki dunia kerja.
3) Learning to be
Learning to live together berarti belajar untuk hidup bersama dalam masyarakat yang
berag am dan multikultural. Pilar ini menekankan pentingnya pendidikan dalam
membentuk sikap saling menghargai, menghormati perbedaan, dan bekerja sama
dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan sosial. Tujuan
dari Learning to live together adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
emosional peserta didik, sehingga mereka dapat hidup harmonis dan damai dalam
masyarakat yang beragam.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan suatu kerangka acuan yang
digunakan untuk menilai dan mengakui kualifikasi seseorang, baik melalui jalur pendidikan
formal maupun non-formal. KKNI terdiri dari sembilan level yang menggambarkan tingkat
kompleksitas dan kualitas kualifikasi yang dimiliki seseorang.
1) Level 1
Level 1 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD). Kualifikasi di level ini
meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta memiliki pengetahuan
dasar tentang lingkungan sekitar.
2) Level 2
Level 2 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan menengah pertama, yaitu Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Kualifikasi di level ini meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung
dengan baik serta memiliki pengetahuan dasar tentang sains, teknologi, sosial, dan
kemanusiaan.
3) Level 3
Level 3 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan menengah atas, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
sederajat. Kualifikasi di level ini meliputi kemampuan akademik yang lebih kompleks
dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, serta memiliki keterampilan sosial dan
kemampuan berpikir kritis yang lebih baik.
4) Level 4
Level 4 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi program Diploma 1 (D1). Kualifikasi di level ini
meliputi kemampuan praktis dan teoritis dalam bidang tertentu serta mampu bekerja
dalam lingkup pekerjaan yang relatif sederhana.
5) Level 5
Level 5 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi program Diploma 2 (D2) atau Diploma 3 (D3).
Kualifikasi di level ini meliputi kemampuan praktis dan teoritis yang lebih kompleks
serta mampu berperan sebagai pelaksana dalam lingkup pekerjaan yang lebih
kompleks.
6) Level 6
Level 6 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi program Sarjana (S1). Kualifikasi di level ini
meliputi kemampuan teoritis dan praktis dalam bidang tertentu serta mampu bekerja
sebagai pelaksana atau pengambil keputusan dalam lingkup pekerjaan yang kompleks.
7) Level 7
Level 7 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi program Magister (S2). Kualifikasi di level ini
meliputi kemampuan untuk memahami dan menerapkan teori yang lebih kompleks
serta mampu berperan sebagai pengambil keputusan strategis dalam bidang tertentu.
8) Level 8
Level 8 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi program Doktor (S3). Kualifikasi di level ini
meliputi kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan baru
dalam bidang tertentu serta mampu berperan sebagai ahli atau pemimpin di bidang
yang spesifik.
9) Level 9
Level 9 di KKNI merujuk pada kualifikasi yang dimiliki oleh seseorang yang
merupakan ahli di bidang tertentu dan memiliki pengaruh signifikan di tingkat
nasional maupun internasional.
Dalam konteks sistem pendidikan nasional Indonesia, KKNI digunakan sebagai alat ukur
untuk menilai kualitas dan tingkat kompetensi seseorang. Dengan adanya KKNI, maka
seseorang dapat mengukur kemampuan dan kualifikasinya serta dapat memperoleh
pengakuan yang setara dengan kualifikasi yang dimilikinya, baik melalui pendidikan formal
maupun nonformal.
6. Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan adalah rangkaian tindakan dan keputusan yang diambil oleh
pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di
suatu negara. Di Indonesia, kebijakan pendidikan diatur melalui berbagai peraturan dan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa
kebijakan pendidikan yang penting dalam konteks pendidikan di Indonesia:
Aspek kognitif
Aspek afektif
Aspek psikomotorik
4) Standar Isi Permendikbudriset Nomor 7 Tahun 2022 Standar Isi adalah komponen utama
dalam pengembangan kurikulum yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Permendikbudriset Nomor 7 Tahun 2022 menetapkan
Standar Isi untuk pendidikan dasar dan menengah yang meliputi mata pelajaran, capaian
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
5) Standar Proses Permendikbudriset Nomor 16 Tahun 2022 Standar Proses adalah kriteria
yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Permendikbudriset Nomor 16 Tahun 2022 menetapkan Standar Proses
untuk pendidikan dasar dan menengah yang meliputi aspek pengembangan kurikulum,
metode pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
8) Satandar Sarana dan Prasarana Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana
dan Prasarana adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah dalam menyediakan fasilitas
pendidikan yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor
24 Tahun 2007 menetapkan Standar Sarana dan Prasarana yang meliputi ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas olahraga.
10) Standar Pengelolaan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2009 Standar Pengelolaan adalah
kriteria yang harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan dalam mengelola kegiatan
pendidikan. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2009 menetapkan Standar Pengelolaan yang
meliputi pengelolaan administrasi, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan sumber daya
manusia.
Kebijakan pendidikan yang diatur melalui berbagai peraturan dan standar tersebut memiliki
tujuan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di Indonesia. Selain itu,
kebijakan pendidikan juga dapat memberikan arah dan fokus dalam pengembangan
kurikulum, pengelolaan pendidikan, dan penilaian hasil belajar. Dalam memahami kebijakan
pendidikan, penting untuk memahami dan mengikuti perkembangan peraturan dan standar
yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang
dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
7. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin dan mengarahkan orang lain
menuju tujuan yang diinginkan. Dalam konteks pendidikan Islam, kepemimpinan sangat
penting dalam mengarahkan dan mengembangkan lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seseorang
harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, termasuk technical skills, human
skills, dan conceptual skills.
Keterampilan Kepemimpinan
a) Technical skills
c) Conceptual skills
Dalam rangka menjadi pemimpin yang efektif dalam konteks pendidikan Islam, seseorang
harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, termasuk technical skills, human
skills, dan conceptual skills. Dengan demikian, seorang pemimpin pendidikan Islam dapat
memimpin dan mengarahkan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan dengan baik. Selain itu, seorang pemimpin pendidikan Islam juga harus mampu
memahami nilai-nilai Islam dan mengintegrasikannya dalam kegiatan pendidikan, serta
memperhatikan kebutuhan siswa dan staf dalam menjalankan aktivitas pendidikan. Dengan
memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin pendidikan Islam dapat
menjadi contoh yang baik bagi siswa, staf, dan masyarakat dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai bagian dari lembaga pendidikan.
8. Gaya Dasar Kepemimpinan
Gaya dasar kepemimpinan adalah pola perilaku yang menunjukkan cara seorang pemimpin
dalam memimpin bawahan dan mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam konteks pendidikan Islam, pemimpin pendidikan perlu memilih gaya kepemimpinan
yang tepat untuk memotivasi staf dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa gaya dasar kepemimpinan: a.
Demokratis
b. Pseudo Demokratis
Gaya kepemimpinan pseudo demokratis terlihat seperti gaya demokratis, namun pada
kenyataannya pemimpin lebih memilih untuk mengambil keputusan sendiri tanpa
mempertimbangkan masukan dari bawahan. Pemimpin yang menerapkan gaya ini
cenderung lebih memilih untuk mengambil keputusan sendiri dan kemudian
mempresentasikan keputusan tersebut sebagai hasil dari diskusi kelompok. Contoh
dari gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin yang sering mengambil keputusan tanpa
mempertimbangkan pendapat bawahan.
c. Laissez Faire
Gaya kepemimpinan laissez faire atau tidak campur tangan memberikan kebebasan
yang sangat besar kepada bawahan untuk mengambil keputusan dan memimpin diri
mereka sendiri. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung memberikan kebebasan
penuh kepada siswa dan staf untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa intervensi dari
pemimpin. Contoh dari gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin yang hanya memantau
tetapi tidak memberikan arahan dalam pengambilan keputusan. d. Otoriter Gaya
kepemimpinan otoriter adalah gaya yang memfokuskan pada keputusan dan arahan dari
pemimpin. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung memimpin dengan
memberikan perintah yang jelas dan menegaskan kekuasaan mereka. Contoh dari gaya
kepemimpinan ini adalah pemimpin yang memberikan arahan secara langsung tanpa
mempertimbangkan masukan dari bawahan.
e. Kharismatik
g. Transformasional
h. Visioner
Gaya kepemimpinan visioner memfokuskan pada menciptakan visi dan strategi jangka
panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin yang menerapkan gaya ini
memiliki kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi yang jelas dan memotivasi
staf dan siswa untuk mencapainya. Contoh dari gaya kepemimpinan ini adalah
pemimpin yang memiliki visi jangka panjang untuk mengembangkan lembaga
pendidikan dan mampu menginspirasi staf dan siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
9. Peran Kepala Sekolah
Teori Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang mempelajari cara-cara manusia
berinteraksi dalam konteks organisasi, termasuk di dalamnya dalam konteks pendidikan.
Dalam konteks kepemimpinan pendidikan Islam, Kepala Sekolah memegang peran yang
sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan Islam yang diinginkan. Oleh karena itu,
kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam berbagai peran kepemimpinan, seperti
yang akan dijelaskan berikut ini:
a. Educator
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat memberikan pelatihan dan pengembangan profesional
kepada guru-guru di sekolahnya dalam hal pengajaran dan kurikulum Islam.
b. Manajer
Sebagai Manajer, Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah secara
keseluruhan, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, dan
fasilitas sekolah. Kepala Sekolah juga harus memastikan bahwa semua operasi
sekolah berjalan dengan efektif dan efisien.
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat membuat rencana pengelolaan keuangan untuk
sekolahnya yang mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan pendidikan Islam, seperti buku-
buku dan peralatan pendidikan Islam.
c. Leader
Sebagai Leader, Kepala Sekolah bertanggung jawab atas visi dan misi pendidikan
sekolah, dan membawa seluruh staf dan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Kepala
Sekolah juga harus memotivasi staf dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam yang diinginkan.
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat membuat program pengembangan karakter
Islam bagi siswa dan stafnya, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai dan
kualitas pendidikan Islam.
d. Administrator
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat membuat jadwal pelajaran yang menyeimbangkan
antara pelajaran akademis dan pelajaran Islam, sehingga siswa dapat belajar dan menghargai
kedua aspek tersebut.
e. Innovator
Sebagai Innovator, Kepala Sekolah bertanggung jawab atas inovasi dalam pendidikan
Islam. Kepala Sekolah harus memastikan bahwa sekolahnya selalu mengikuti
perkembangan terbaru dalam pendidikan Islam, dan menggunakan teknologi dan
metode pembelajaran terbaru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat mengadopsi teknologi pembelajaran online untuk
mengajar pelajaran-pelajaran Islam yang tidak dapat diakses secara langsung, atau membuat
program pengembangan profesional untuk guru-guru yang menggunakan metode
pembelajaran terbaru dalam pendidikan Islam. f. Motivator
Sebagai Motivator, Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk memotivasi siswa dan
staf untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Kepala Sekolah harus mendorong
semangat belajar siswa dan membantu staf dalam mencapai tujuan mereka dalam
pengajaran Islam.
Contoh: Seorang kepala sekolah dapat membuat program penghargaan atau insentif untuk
siswa yang menunjukkan prestasi dalam pelajaran Islam, atau memberikan dukungan dan
bimbingan kepada staf yang memiliki keinginan untuk mengembangkan kualitas pengajaran
Islam mereka.
g. Supervisor
Sebagai Supervisor, Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk mengawasi dan
memantau kinerja staf, serta memberikan umpan balik konstruktif agar kinerja mereka
dapat ditingkatkan. Kepala Sekolah juga harus memastikan bahwa staf menjalankan
tugas-tugas mereka dengan baik.
Manajemen Pendidikan Islam adalah bidang studi yang mempelajari cara-cara mengelola dan
memimpin proses pendidikan Islam di sebuah lembaga pendidikan. Manajemen peserta didik
merupakan salah satu aspek penting dari manajemen pendidikan Islam. Berikut adalah
penjelasan dan contoh mengenai tahapan manajemen peserta didik dalam pendidikan Islam:
Tahap ini adalah tahap awal dalam manajemen peserta didik. Pada tahap ini, lembaga
pendidikan Islam perlu melakukan proses seleksi dan penerimaan siswa baru. Proses
seleksi dapat meliputi tes akademik, wawancara, dan penilaian kualifikasi
nonakademik. Setelah seleksi dilakukan, lembaga pendidikan Islam perlu melakukan
penerimaan siswa baru.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam melakukan seleksi siswa baru dengan
cara tes akademik dan wawancara. Setelah proses seleksi selesai, lembaga tersebut
memberikan pemberitahuan kepada siswa yang diterima dan mengatur proses
pendaftaran dan pembayaran uang sekolah.
b. Tahap pembelajaran
Tahap ini merupakan tahap utama dalam manajemen peserta didik, di mana lembaga
pendidikan Islam perlu menyiapkan program pembelajaran yang efektif dan efisien.
Program pembelajaran harus mencakup kurikulum yang lengkap dan disesuaikan
dengan standar pendidikan Islam. Selain itu, lembaga pendidikan Islam juga perlu
menyiapkan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran.
• Bimbingan Pribadi: Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam mengatasi
masalah pribadi seperti masalah emosional, hubungan sosial, dan masalah kepercayaan diri.
Contoh: Seorang konselor memberikan bimbingan pribadi kepada siswa yang mengalami
masalah kepercayaan diri. Konselor membantu siswa untuk mengidentifikasi sumber
masalah, mengevaluasi kemampuan dan potensi mereka, serta memberikan strategi untuk
meningkatkan kepercayaan diri.
• Bimbingan Sosial: Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu siswa dalam mengatasi
masalah sosial seperti bullying, konflik dengan teman, dan masalah perilaku.
Contoh: Seorang konselor memberikan bimbingan sosial kepada siswa yang mengalami
masalah bullying. Konselor membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi, manajemen konflik, dan pengambilan keputusan yang tepat. Konselor juga
bekerja dengan siswa untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi situasi bullying.
• Bimbingan Karir: Bimbingan karir bertujuan untuk membantu siswa dalam mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia kerja setelah lulus.
Tahap ini adalah tahap di mana siswa lulus dari lembaga pendidikan Islam dan
memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lembaga
pendidikan Islam perlu memberikan bimbingan dan saran tentang cara melanjutkan
studi atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keterampilan siswa.
Manajemen Pendidikan Islam adalah bidang studi yang mempelajari cara-cara mengelola dan
memimpin proses pendidikan Islam di sebuah lembaga pendidikan. Salah satu aspek penting
dalam manajemen pendidikan adalah manajemen pengelolaan kelas. Berikut adalah
penjelasan dan contoh mengenai manajemen pengelolaan kelas pada berbagai jenjang
pendidikan Islam:
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas dilakukan dengan mengelola siswa
dalam satu rombongan belajar. Kepala sekolah dan guru harus memastikan bahwa
siswa memiliki lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif. Kepala sekolah dan
guru juga harus memastikan bahwa siswa mendapatkan pengajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan mereka.
Contoh: Seorang guru SD/MI membuat jadwal pelajaran yang menyeimbangkan antara
pelajaran akademis dan pelajaran agama Islam. Guru juga memberikan materi
pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas harus lebih terstruktur dan fokus pada
pengembangan keterampilan siswa. Kepala sekolah dan guru harus memastikan
bahwa siswa memiliki lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik.
Contoh: Seorang guru SMP/MTs mengatur tata tertib kelas dan memberikan reward
dan punishment sesuai dengan perilaku siswa. Guru juga memberikan materi
pelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa.
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas harus lebih fokus pada pembinaan
karakter siswa dan pengembangan keterampilan akademik. Kepala sekolah dan guru
harus memastikan bahwa siswa memiliki lingkungan belajar yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.
Contoh: Seorang guru SMA/MA mengatur tata tertib kelas dan memberikan motivasi
dan dukungan kepada siswa dalam pengembangan karakter dan kemampuan
akademik mereka. Guru juga memberikan pengajaran yang disesuaikan dengan minat
dan kebutuhan siswa.
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas harus fokus pada pengembangan
keterampilan teknis dan keterampilan kerja. Kepala sekolah dan guru harus
memastikan bahwa siswa mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan standar
industri dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja.
Contoh: Seorang guru SMK memberikan materi pelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan standar industri. Guru juga memberikan pengajaran praktik dan
mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja.
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas harus lebih fokus pada pembinaan
karakter dan pengembangan keterampilan siswa yang berkebutuhan khusus. Kepala
sekolah dan guru harus memastikan bahwa siswa mendapatkan pengajaran yang
sesuai dengan kebutuhan mereka dan memiliki lingkungan belajar yang kondusif.
Pada tingkat ini, manajemen pengelolaan kelas harus lebih fokus pada pembinaan
karakter dan pengembangan keterampilan siswa yang berkebutuhan khusus. Kepala
sekolah dan guru harus memastikan bahwa siswa mendapatkan pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan memiliki lingkungan belajar yang
kondusif.
Contoh: Seorang guru SMPLB dan SMALB memberikan pengajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa yang berkebutuhan khusus. Guru juga memberikan
bimbingan dan dukungan untuk membantu siswa dalam pengembangan keterampilan
dan karakter mereka.
Dalam keseluruhan manajemen pengelolaan kelas, kepala sekolah dan guru harus
memastikan bahwa siswa memiliki lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik. Mereka juga harus memastikan bahwa pengajaran yang
disampaikan sesuai dengan tingkat perkembangan, kebutuhan, dan minat siswa. Dengan
manajemen pengelolaan kelas yang baik, diharapkan siswa akan lebih mudah untuk mencapai
potensi terbaik mereka dan mencapai tujuan pendidikan Islam yang berkualitas dan
bermanfaat bagi masyarakat.
12. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah aspek penting dari manajemen pendidikan Islam yang
melibatkan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum dalam sebuah
lembaga pendidikan Islam. Berikut adalah penjelasan dan contoh mengenai berbagai
kurikulum yang diterapkan di Indonesia dalam konteks pendidikan Islam:
Pada tahun 1947, pemerintah Indonesia menerapkan Leer Plan sebagai rencana
pelajaran untuk pendidikan dasar. Rencana ini fokus pada pengajaran dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung.
Contoh: Sebuah sekolah Islam menerapkan Leer Plan dalam pengajarannya
dengan fokus pada membentuk keterampilan dasar siswa dalam membaca
AlQuran, menulis huruf Arab, dan berhitung.
Pada tahun 1952, Rencana Pelajaran Terurai diterapkan untuk memisahkan mata
pelajaran menjadi kelas-kelas yang berbeda. Kurikulum ini menempatkan lebih
banyak perhatian pada pelajaran agama.
Pada tahun 1968, Indonesia mengeluarkan Kurikulum 1968. Kurikulum ini mencakup
semua jenjang pendidikan dan menekankan pada pengembangan keterampilan sosial
dan akademik siswa.
g. Tahun 1994 dan 1999 – Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Pada tahun 1994, Indonesia mengeluarkan Kurikulum 1994. Kemudian pada tahun
1999, Suplemen Kurikulum 1999 diterapkan untuk menambahkan aspek kurikulum
yang kurang tercakup di Kurikulum 1994. Kurikulum ini menekankan pada
pengembangan keterampilan sosial dan akademik siswa serta menekankan pada
pendidikan karakter.
Manajemen pendidikan Islam melibatkan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan yang
bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran dan dukungan dalam lembaga pendidikan
Islam. Berikut adalah penjelasan dan contoh mengenai kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan dalam konteks pendidikan Islam:
a. Kompetensi pendidik
Dalam keseluruhan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, kepala sekolah dan
manajer harus memastikan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kompetensi
yang diperlukan dan memastikan bahwa mereka selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kualitas pengajaran dan dukungan yang diberikan. Dengan manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan yang baik, diharapkan lembaga pendidikan Islam dapat
memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
b. Pembukuan (accounting)
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan transaksi keuangan dalam suatu lembaga
pendidikan. Hal ini meliputi pencatatan pendapatan, pengeluaran, dan penggunaan
sumber daya keuangan secara akurat dan terorganisir.
c. Pemeriksaan (auditing)
d. Pertanggungjawaban
Manajemen pemasaran pendidikan adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan strategi
untuk mempromosikan lembaga pendidikan, menarik minat calon siswa, serta
mempertahankan siswa yang ada. Berikut adalah penjelasan dan contoh mengenai setiap
definisi dalam manajemen pemasaran pendidikan:
a. Identifikasi pasar
Identifikasi pasar adalah suatu proses identifikasi dan pemahaman terhadap pasar atau
calon siswa yang ditargetkan oleh suatu lembaga pendidikan. Hal ini meliputi
pengidentifikasian karakteristik demografis dan psikografis dari pasar atau calon
siswa.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam mengidentifikasi pasar atau calon siswa
yang ditargetkan, seperti siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, atau peserta
pelatihan. Mereka juga mengidentifikasi karakteristik demografis dan psikografis
dari pasar tersebut, seperti usia, latar belakang agama, minat, dan kebutuhan
pendidikan.
b. Segmenting, targeting, dan positioning (STP)
Kepuasan pelanggan adalah suatu kondisi di mana kebutuhan dan harapan pelanggan
terpenuhi oleh layanan atau produk yang diberikan. Hal ini penting untuk
mempertahankan siswa yang sudah ada dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
d. Produk jasa
Produk jasa adalah layanan yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan Islam kepada
pelanggan, seperti program pendidikan, pelatihan, atau bimbingan.
Price atau harga adalah nilai moneter yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan Islam
untuk produk atau layanan yang diberikan.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam menetapkan harga yang terjangkau
untuk program pendidikan agama yang ditawarkan. Harga yang ditetapkan dapat
bersaing dengan harga dari lembaga pendidikan lain, namun tetap memberikan
nilai yang baik bagi pelanggan.
f. Place (tempat)
Place atau tempat adalah lokasi fisik di mana produk atau layanan diberikan kepada
pelanggan.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki kampus yang strategis dan
mudah dijangkau oleh siswa. Kampus ini memiliki fasilitas yang memadai untuk
mendukung kegiatan pendidikan dan kebutuhan siswa.
g. Promotion
Promotion adalah suatu proses promosi dan pengiklanan produk atau layanan yang
ditawarkan oleh lembaga pendidikan Islam untuk menarik minat calon siswa.
h. People SDM
People SDM atau Sumber Daya Manusia adalah karyawan atau pendidik yang bekerja
di lembaga pendidikan Islam. Kualitas dan keterampilan SDM sangat berpengaruh
terhadap kualitas layanan dan produk yang diberikan.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki pendidik yang berkualitas dan
berkompeten dalam mengajar program pendidikan agama. Pendidik tersebut
memiliki sertifikasi dan pengalaman yang memadai untuk memberikan layanan
yang berkualitas bagi siswa.
Physical evidence atau fasilitas/sarana fisik adalah lingkungan dan fasilitas yang
mendukung penyelenggaraan layanan atau produk di lembaga pendidikan Islam.
Contoh: Sebuah lembaga pendidikan Islam memiliki gedung kampus yang bersih,
terawat, dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti laboratorium,
perpustakaan, dan ruang kelas yang nyaman.
j. Process
Process adalah suatu proses atau metode yang digunakan dalam penyelenggaraan
layanan atau produk di lembaga pendidikan Islam.
Contoh: Pondok pesantren Darul Ulum di Jombang, Jawa Timur yang memiliki
program pendidikan formal dan non-formal, serta pengembangan fasilitas
pendidikan seperti laboratorium komputer dan perpustakaan.
b. Lembaga Madrasah
Madrasah adalah lembaga pendidikan Islam yang menyediakan pendidikan formal dan
non-formal, dan diatur oleh Kementerian Agama. Manajemen madrasah meliputi
perencanaan program pendidikan, perekrutan staf pengajar, pengelolaan keuangan,
dan pengembangan fasilitas pendidikan.
Contoh: Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Jakarta yang menyediakan pendidikan
formal dan memiliki program ekstrakurikuler yang beragam.
Contoh: Majelis Ta'lim Nurul Fikri di Jakarta yang memberikan pengajaran agama Islam di
Prinsip aksesibilitas menjamin akses pendidikan yang setara bagi semua orang, tanpa
diskriminasi dan batasan tertentu. Prinsip ini penting dalam manajemen lembaga
pendidikan Islam untuk memastikan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan
yang sama dalam mendapatkan pendidikan.
Contoh: Lembaga pendidikan Islam yang memastikan bahwa semua peserta didik, tanpa
memandang latar belakang atau kondisi ekonomi, memiliki akses yang sama terhadap
fasilitas dan layanan pendidikan.
Prinsip efektivitas dan efisiensi menjamin bahwa lembaga pendidikan Islam mencapai
tujuan mereka secara optimal, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
efektif dan efisien.
f. Prinsip Akuntabilitas
g. Prinsip Transparansi
Contoh: Lembaga pendidikan Islam yang memberikan informasi yang jelas dan
transparan mengenai biaya pendidikan, program pendidikan, dan kebijakan
lembaga secara umum.
h. Prinsip Otonomi
Contoh: Lembaga pendidikan Islam yang dipimpin oleh pemimpin yang memiliki
visi yang jelas dan memprioritaskan pengembangan staf pengajar dan peserta
didik.
j. Prinsip Kerjasama
Prinsip kerjasama menjamin bahwa lembaga pendidikan Islam bekerja sama dengan
stakeholder terkait, seperti orang tua, masyarakat, dan pemerintah, dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Contoh: Lembaga pendidikan Islam yang melakukan kerjasama dengan orang tua,
masyarakat, dan pemerintah dalam memperkuat program pendidikan dan
memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Manajemen stratejik adalah salah satu aspek penting dari manajemen pendidikan Islam yang
melibatkan perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan strategis untuk mencapai
tujuan pendidikan. Berikut adalah penjelasan dan contoh mengenai konsep dan metode dalam
manajemen stratejik:
Visi, misi, tujuan, dan sasaran merupakan bagian penting dalam manajemen stratejik,
karena memberikan arah dan panduan dalam mencapai tujuan pendidikan. Visi adalah
gambaran ideal tentang masa depan lembaga pendidikan, misi adalah tujuan umum
yang ingin dicapai, tujuan adalah target spesifik yang ingin dicapai, dan sasaran
adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan.
Contoh: Lembaga pendidikan Islam dengan visi "Menjadi pusat pendidikan Islam
yang terbaik di wilayah ini", misi "Meningkatkan kualitas pendidikan dengan
mengintegrasikan pendidikan Islam dan pengetahuan umum", tujuan
"Meningkatkan rasio siswa yang lulus ujian nasional", dan sasaran "Meningkatkan
kualitas pengajaran dengan memperbaiki fasilitas pendidikan dan merekrut staf
pengajar yang berkualitas".
b. Analisis SWOT
Manajemen mutu terpadu pendidikan adalah salah satu aspek penting dari manajemen
pendidikan Islam yang melibatkan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan peningkatan
mutu secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pendidikan. Berikut adalah penjelasan dan
contoh mengenai konsep dan prinsip manajemen mutu terpadu pendidikan:
a. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah prinsip atau pernyataan yang menyatakan komitmen lembaga
pendidikan Islam terhadap mutu pendidikan dan strategi yang akan diambil untuk
mencapai tujuan mutu.
b. Filosofi Mutu
Filosofi mutu adalah pandangan atau nilai-nilai yang mendasari pengelolaan mutu
pendidikan Islam.
c. Tujuan Mutu
Tujuan mutu adalah target yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan Islam dalam
pengelolaan mutu pendidikan.
Contoh: Lembaga pendidikan Islam yang memiliki tujuan mutu "Meningkatkan
kualitas pengajaran, memperbaiki fasilitas pendidikan, dan memperluas jaringan
kerja sama dengan masyarakat dan dunia industri".
d. Standar Mutu
Standar mutu adalah parameter atau kriteria yang harus dipenuhi oleh lembaga
pendidikan Islam untuk mencapai mutu pendidikan yang optimal.
Contoh: Standar mutu yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan Islam seperti
kompetensi pengajar, kualitas fasilitas pendidikan, kurikulum yang relevan, serta
evaluasi dan penilaian yang berkualitas.
e. Struktur Mutu
Struktur mutu adalah kerangka atau sistem pengelolaan mutu yang terdiri dari
berbagai elemen, seperti pengukuran mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan
mutu.
f. Penilaian Mutu
Penilaian mutu adalah pengukuran kualitas pendidikan yang dilakukan secara periodik
untuk memastikan bahwa tujuan mutu tercapai.