Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori, Perilaku &
Budaya Organisasi
MPI 5B
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori, Prilaku dan
Budaya dengan judul “Kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi”. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua, kami sebagai penyusun tentu menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................4
A. Definisi Kepuasan Kerja.........................................................................................4
1. Kepuasan Kerja...................................................................................................4
2. Teori Kepuasan Kerja.......................................................................................5
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja..................................9
4. Dimensi Kepuasan Kerja...............................................................................10
5. Survey dan Pengukuran Kepuasan Kerja...................................................11
6. Dampak Kepuasan Kerja...............................................................................13
7. Meningkatkan kepuasan kerja.....................................................................13
B. Iklim Organisasi.....................................................................................................14
1. Definisi Iklim Organisasi...............................................................................14
2. Faktor-Faktor Iklim Organisasi....................................................................15
3. Dimensi dan Indikator Iklim Organisasi....................................................16
4. Menciptakan Iklim Organisasi yang Kondusip dan Efektif.....................18
C. Keterkaitan antara Budaya, Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja dan
Kinerja Organisasi......................................................................................................22
BAB III...............................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................................23
Kesimpulan...................................................................................................................23
ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim organisasi mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Iklim
organisasi mengakibatkan munculnya pola lingkungan yang memunculkan motivasi serta
fokus pada persepsi yang masuk akal dan berimbas pada pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hal ini diperkuat oleh Stinger (Maulidani, 2013) mendefinisikan bahwa iklim
organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi
serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Iklim organisasi dan
kepuasan kerja memiliki peran penting. Salah satu upaya meningkatkan kepuasan kerja
dengan menciptakan iklim organisasi yang menguntungkan. Hal ini diperkuat oleh Gilley
dan Maycunick (Sullaida 2010) yang menyatakan bahwa iklim organisasi memiliki
hubungan dengan kepuasan kerja yang positif mengakibatkan tingginya kepuasan kerja.
Karyawan akan [06.19, 12/2/2022] Muhamad Abduh Daulanil ha: mengharapkan imbalan,
kepuasan atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi. Menuru Davis
(Kusumaningtyas 2013) bahwa iklim organisasi dapat berada di salah satu tempat pada
kontinum yang bergerak dari yang menyenangkan ke yang netral sampai dengan yang
tidak menyenangkan. Atasan dan karyawan menginginkan iklim yang lebih menyenangkan
karena maslahatnya, seperti kinerja yang lebih baik dan kepuasan kerja.
Stres kerja dapat menurunkan kinerja karyawan. Stress kerja dapat mengganggu
kinerja karyawan dalam konsentrasi dalam kinerja. Hal ini diperkuat oleh Hurrel (Mauli
2012) menyebutkan bahwa stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau
gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari diri seseorang. Hal ini diperkuat
oleh hasil penelitian Mauli (2012) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi stres maka
akan semakin menurun kinerja, hanya saja besar pengaruhnya tidak signifikan terhadap
kinerja dosen Politeknik Negeri Bengkalis.
Kepuasan kerja dapat mempengaruhi dalam kinerja karyawan. Kepuasan kerja yang
terjamin menimbulkan rasa yang menyenangkan dalam bekerja. Hal ini diperkuat oleh
Soegihartono (2012) menyebutkan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai sikap secara
umum dan tingkat positif yang dirasakan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini
diperkuat oleh Kristianto (2013) hasil Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja juga
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Jadi,
kinerja perawat RSUD Tugurejo semakin baik apabila kepuasan kerja yang dirasakan oleh
perawat semakin baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Kepuasan Kerja
2. Apa yang dimaksud dengan Teori Kepuasan Kerja
3. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
4. Apa saja Dimensi Kepuasan Kerja
5. Survey dan Pengukuran Kepuasan Kerja
6. Apa saja Dampak Kepuasan Kerja
7. Bagaimana Meningkatkan kepuasan kerja
8. Apa Definisi Iklim Organisasi
9. Apa saja Faktor-Faktor Iklim Organisasi
10. Apa saja Dimensi dan Indikator Iklim Organisasi
11. Bagaimana cara Menciptakan Iklim Organisasi yang Kondusif dan Efektif
12. Keterkaitan antara Budaya, Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja dan
Kinerja Organisasi
C. Tujuan Masalah
1. Untu mengetahui apa itu Definisi Kepuasan Kerja
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Teori Kepuasan Kerja
3. Untu mengetahui apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
4. Untuk mengetahui Dimensi Kepuasan Kerja
5. Untuk mengetahui Survey dan Pengukuran Kepuasan Kerja
6. Untuk mengetahui Dampak Kepuasan Kerja
2
7. Untuk mengetahui Bagaimana Meningkatkan kepuasan kerja
8. Untuk mengetahui Definisi Iklim Organisasi
9. Untuk mengetahui Apa saja Faktor-Faktor Iklim Organisasi
10. Untuk mengetahui Dimensi dan Indikator Iklim Organisasi
11. Untuk mengetahui Bagaimana cara Menciptakan Iklim Organisasi yang
Kondusif dan Efektif
12. Untuk mengetahui Keterkaitan antara Budaya, Iklim Organisasi dengan
Kepuasan Kerja dan Kinerja Organisasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepuasan Kerja
1. Kepuasan Kerja
Robbins (2003) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya
mereka terima. Pegawai yang menikmati pekerjaan akan merasa puas jika
hasil kerja keras dan balas jasa dirasa adil dan layak (Fathoni, 2001).
Menurut Malthis (2006) kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif
dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul
saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Kepuasan kerja mempunyai banyak
dimensi, secara umum adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji,
pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan
kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara
keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri. Tolak ukur tingkat kepuasan yang
mutlak tidak ada, karena setiap individu pegawai berbeda standar
kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini dapat diukur dengan kedisiplinan,
moral kerja, dan labour turnover yang kecil, maka secara relatif kepuasan
kerja pegawai baik tetapi sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan labour
turnover besar, maka kepuasan kerja pegawai pada perusahaan dinilai kurang.
Kepuasan Kerja adalah perasaan puas atau rasa pencapaian yang diperoleh
seorang karyawan dari pekerjaannya. Kepuasan kerja ini merupakan hasil dari
penilaian yang menyebabkan seseorang mencapai nilai pekerjaannya atau
memenuhi kebutuhan dasarnya serta membantu dalam menentukan, sejauh
mana seseorang menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya.
Dengan kata lain, Kepuasan Kerja juga dapat diartikan sebagai keadaan emosi
yang menyenangkan pada pekerjaannya. Sedangkan kebalikannya, yaitu
Ketidakpuasan dapat diartikan sebagai keadaan emosional yang tidak
4
menyenangkan pada pekerjaannya sehingga menghambat atau menghalangi
pencapaian nilai pekerjaan seseorang. Telah banyak yang melakukan
penelitian terhadap kepuasan kerja dengan hasil yang sering menunjukan
hubungan erat antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan yang
bersangkutan. Ketika karyawan merasakan puas dalam pekerjaannya, mereka
cenderung lebih peduli dengan kualitas pekerjaan mereka dan lebih
berkomitmen pada organisasi serta memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi
dan secara umum akan lebih produktif.
1) Two Factor Theory (Teori Dua Faktor) Herzberg yang dikenal sebagai
pengembang teori kepuasan kerja yang disebut teori dua faktor, membagi
situasi yang mempengaruhi seseorang terhadap pekerjaan menjadi dua
faktor yaitu faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang
membuat orang merasa puas terhadap pekerjaannya (dissotisfiers –
satisfiers).
Menurut Herzberg dalam (Gibson dkk, 1997) ada dua kondisi yang
mempengaruhi kepuasan seseorang. Pertama, ada serangkaian kondisi
ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context), yang menghasilkan
ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika
kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan Kedua,
berupa serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job context) yang akan
menggerakkan tingkat motivasi yang kuat sehingga dapat menghasilkan
prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka akan timbul
rasa ketidakpuasan yang berlebihan.
Terkait dengan teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg, Robbins
menyatakan, bahwa kepuasan kerja lebih sering berkaitan dengan prestasi,
pengakuan, karakteristik pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan.
Herzberg memberikan label faktor ini sebagai motivator karena masing-
masing berhubungan dengan usaha yang kuat dan prestasi yang baik. Ia
menghipotesiskan bahwa motivator menyebabkan seseorang berpindah
dari suatu keadaan tanpa kepuasan menjadi puas.
6
selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan
Karyawan.
7
Ada empat ukuran dalam teori ini. Pertama, orang yaitu individu yang
merasakan diperlakukan adil atau tidak adil. Kedua, perbandingan dengan
orang lain, yaitu sekelompok atau orang yang digunakan oleh seseorang
sebagai pembanding rasio masukan atau perolehan. Ketiga, masukan
(input), yaitu karakteristik individual yang dibawa kepekerjaan seperti
keahlian, pengalaman atau karakteristik bawaan seperti keahlian, umur,
jenis kelamin dan ras. Keempat, perolehan (outcome), yaitu apa yang
diterima seseorang dari pekerjaannya, seperti penghargaan, tunjangan dan
upah.
1) Faktor Intrinsik
2) Faktor Ekstrinsik
Faktor yang berasal dari luar dirinya. Faktor ini berhubungan dengan job
context. Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan hal-hal
yang verada di lingkungan kerja yang ada disekitarnya (job content).
3) Faktor Organisasi
Factor yang meliputi tututan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi,
dan struktur organisasi.
9
a) Pekerjaan itu sendiri (The Work it self) Kepuasan terhadap kepuasan itu
sendiri merupakan sumber utama kepuasan, dimana pekerjaan
memberikan tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan
kesempatan untuk menerima tanggung jawab. Setiap pekerjaan
memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Sukar atau tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan
tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. Seperti
keragaman keterampilan dalam pekerjaan.
b) Gaji atau imbalan yang dirasakan adil.Kepuasan kerja merupakan fungsi
dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji
memenuhi harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Di samping
memenuhi kebutuhan tingkat rendah (sandang, pangan, dan papan), uang
dapat merupakan simbol dari pencapaian (achievement), keberhasilan,
dan pengakuan atau penghargaan. Jumlah uang yang diperoleh dapat
secara nyata mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan.
Seperti gaji yang diterima sesuai dengan tuntutan kerja saat ini.
c) Kesempatan Promosi Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama
bekerja. Menyangkut kemungkinan seseorang untuk maju dalam organisasi
dan dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat
merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak,
serta proses kenaikan jabatan terbuka atau kurang terbuka. Ini juga dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang. Seperti adanya
kemungkinan besar untuk naik jabatan bagi karyawan.
d) Pengawasan (supervisi)
Cara atasan memperlakukan bawahan dapat menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi bawahannya dapat mempengaruhi kepuasan dan
ketidakpuasan kerja bawahan. Menurut Luthans (2006:244), pengawasan
atau penyelia merupakan sumber penting lain dari kepuasan kerja. Yang
10
pertama adalah berpusat pada karyawan, diukur menurut tingkat di mana
penyelia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan.
Hal itu dimanifestasikan secara umum dalam cara – cara meneliti seberapa
baik kerja karyawan, memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan
berkomunikasi dengan rekan kerja secara personal maupun dalam konteks
pekerjaan. Seperti adanya pengawasan dari pemimpin yang konsisten di
dalam perusahaan.
e) Rekan Kerja
Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul karena mereka dalam
jumlah tertentu, berada dalam satu ruang kerja, sehingga mereka dapat
saling berbicara (kebutuhan sosial terpenuhi). Pada umumnya, rekan kerja
atau tim yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling
sederhana pada karyawan secara individu. Seperti terpenuhinya
kebutuhan sosial karyawan dan rekan kerja yang saling membantu,
mendukung dan memberikan nasehat.
f) Kondisi kerja (working conditions)Bekerja dalam ruangan yang sempit,
panas, yang cahaya lampunya menyilaukan mata, kondisi kerja yang tidak
nyaman akan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Orang akan
mencari alasan untuk sering-sering keluar ruangan kerjanya. Dalam hal ini
perusahaan perlu menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk, dengan
peralatan kerja yang nyaman untuk digunakan, dalam kondisi yang baik
maka kebutuhan-kebutuhan fisik yang terpenuhi akan memuaskan tenaga
kerja. Seperti kondisi ruang kerja dan ketersediaan fasilitas yang
menunjang pekerjaan.
12
penyebab yang dapat mempengaruhi kepuasan tersebut. Selanjutnya,
organisasi atau pihak perusahaan membuat langkah yang sekiranya dapat
membentuk atmosfir yang menjadikan karyawan atau pekerja menemukan
kepuasan dalam bekerja.
3) Fasilitas pendukung
13
Jangan sampai membuat karyawan merasa segan untuk mengeluarkan
pendapat. Meskipun terkadang ide tersebut tidak selalu sesuai dengan apa
yang diharapkan, tetapi biarkan karyawan mengeluarkan ide tersebut. latih
mereka untuk terus kreatf dan percaya diri mengungkapkan pendapatnya.
Setiap karyawan pasti memiliki tujuan dan target yang besar. Namun, hal
tersebut tidak bisa dicapai oleh satu orang karyawan saja. Perusahaan
membutuhkan sebuah tim, dan perusahaan harus bisa membagikan tugas
sesuai dengan kemampuannya. Jangan sampai, perusahaanmu
memberikan tanggung jawab pada orang yang kurang kompeten dalam
bidang tersebut.
B. Iklim Organisasi
1. Definisi Iklim Organisasi
Menurut Wirawan (2009, p.122), menyatakan bahwa iklim organisasi adalah
persepsi anggota organisasi (secara individual atau kelompok) dan mereka
yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada
atau terjadi dalam lingkungan internal organisasi secara rutin, yang
mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi
yang kemudian menentukan kinerja organisasi. Menurut Pasaribu dan
Indrawati (2016), mengemukakan pendapat bahwa iklim organisasi
merupakan kualitas lingkungan yang relatif dari organisasi yang dialami oleh
anggotanya, dimana hal itu memiliki efek pada perilaku mereka dan
bagaimana organisasi tersebut berfungsi baik. Iklim organisasi dibedakan
menjadi dua yaitu kondisi lingkungan organisasi yang menyangkut fisik don
14
kondisi lingkungan organisasi yang menyangkut psikis atau non-fisik.Menurut
Subawa dan Surya (2017), menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai
persepsi seseorang terkait aspek pekerjaan dan nilai-nilai organisasinya,
dengan demikian dinyatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu
persepsi masing-masing individu mengenai karakteristik dan kondisi
organisasi yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjalani
pekerjaan.
Dari definisi atau pengertian Iklim Organisasi menurut para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa Iklim Organisasi merupakan bagian dari berbagai
kejadian-kejadian dan fenomena yang terjadi dalam lingkungan kerja para
karyawan yang merupakan bagian dalam aktivitas manajemen keorganisasian
yang menekankan pada unsur sumber daya manusia yang berada pada
lingkungan tersebut agar dapat menyesuaikan diri dan mengendalikan Iklim
Organisasi yang aman dan nyaman bagi seluruh karyawan. Sudah menjadi
tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia yang
berada dalam lingkungan kerja agar dapat bekerja dengan baik dan benar
serta sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam menjalankan aktivitas
organisasi sehingga terwujud kinerja yang optimal dalam proses pencapaian
tujuan organisasi.
15
b) Tingkah Laku KaryawanTingkah laku karyawan mempengaruhi iklim
melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-
tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Komunikasi karyawan memainkan bagian penting dalam membentuk
iklim. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau
gagalnya hubungan antar manusia.
c) Tingkah Laku Kelompok KerjaTerdapat kebutuhan tertentu pada
kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan
yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-
kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara
formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok
persahabatan atau kesamaan minat.
d) Faktor Eksternal OrganisasiSejumlah faktor eksternal organisasi
mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah
faktor utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian
dengan inflasi yang tinggi, organisasi berada dalam tekanan untuk
memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan
tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang
pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan
keuntungan, karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar
untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan
ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang
mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga
hasilnya iklim menjadi lebih positif.
Warmth (Kehangatan)
Kehangatan adalah perasaan terhadap suasana kerja yang bersahabat
dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau persahabatan
dalam kelompok yang informal, serta hubungan yang baik antar rekan
17
kerja, penekanan pada pengaruh persahabatan dan kelompok sosial
yang informal.
Support (Dukungan)
Support atau dukungan adalah hal-hal yang terkait dengan dukungan
dan hubungan antar sesama rekan kerja yaitu perasaan saling
menolong antara manajer dan karyawan, lebih ditekankan pada
dukungan yang saling membutuhkan antara atasan dan bawahan.
Salah satu ciri organisasi yang efektif adalah terciptanya budaya dan iklim
organisasi yang menyenangkan sehingga pegawai/karyawan merasa aman,
nyaman, dan tertib di dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini ditandai dengan
fasilitas-fasilitas fisik organsiasi yang terawat dengan baik. Penampilan fisik
organisasi yang selalu bersih, rapi, indah dan nyaman. Hal ini dapat dilihat
dari hal-hal sebagai berikut antara lain:
18
Kondisi kerja yang menyenangkan perlu diciptakan sehingga tercipta
suasana yang mendorong pegawai untuk melakukan tugasnya sebaik
mungkin.. Penggunaan musik instrumentalia yang lembut dapat lebih
menciptakan suasana menyenangkan dan memberi efek penenteraman
emosi.
Pesan-pesan spiritual untuk poster afirmasi dapat berupa petikan ayat Al-
Quran, hadist, pesan pujangga, atau puisi-puisi spiritual. Yang perlu
diperhatikan, adalah pengadaan dan penempatan poster afirmasi ini
jangan sampai terkesan berlebihan atau menjadi pesan sloganis belaka.
20
untuk mempertahankan motivasi pegawai yang diberi ganjaran serta
menstimulasi pegawai lainnya untuk menghasilkan prestasi yang sama.
21
2. Penataan Lingkungan Kerja Organisasi
Di antara bentuk penataan lingkungan kerja organisasi ialah pengaturan jadwal acara
dan aktivitas organisasi. Semua aktivitas di organisasi harus dijadwalkan secara baik,
agar kegiatan tersebut tidak terganggu. Sehubungan dengan itu, maka seluruh
kegiatan yang bersifat regular dan yang bersifat insidental perlu diidentifikasi.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka.Kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan prestasi karyawan, perputaran
karyawan, absensi karyawan, umur karyawan, jenjang pekerjaan, serta besarnya
23
suatu organisasi.Respon terhadap ketidakpuasan kerja ditunjukkan dengan berbagai
cara seperti exit, voice, loyalty, dan neglect.
DAFTAR PUSTAKA
25