DALAM PERUSAHAAN
diajukan untuk Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang diampu
oleh: Dr. Edi Suryadi, M.Si. dan Dr. Hady Siti Hadijah, M.Si.
Oleh :
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................................9
2.1 Kajian Teori.......................................................................................................................................9
A. Iklim Organisasi.........................................................................................................................9
B.Kinerja Karyawan..........................................................................................................................10
C.Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.................................................................11
2.2 Penelitian Yang Relevan & Terdahulu............................................................................................12
2.3 Kerangka Berpikir...........................................................................................................................12
2.4 Hipotesis Penelitian.........................................................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................................................14
3.1 Subjek dan Objek Penelitian............................................................................................................14
3.2 Metode Penelitian............................................................................................................................14
3.3 Variabel dan Operasional Variabel..................................................................................................15
3.4 Sumber Data....................................................................................................................................17
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................................................................17
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data................................................................................................18
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian (Uji Validitas dan Reliabilitas)......................................................18
3.8 Teknik Analisis Data.......................................................................................................................18
3.9 Pengujian Hipotesis.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
2
DAFTAR TABEL
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
lingkungan menjadi lebih baik atau justru tetap bertahan pada pola lingkungan tersebut yang
tentunya merugikan perusahaan itu sendiri.
Sangat penting untuk menerapkan iklim organisasi yang kondusif dalam perusahaan,
karena jika iklim organisasi tetap berpola yang membuat karyawan merasa tidak nyaman
maka akan terjadi masalah-masalah dalam perusahaan. Dampak negatif yang terjadi seperti
banyaknya karyawan yang keluar, komunikasi tidak lancar, tidak adanya ikatan hubungan
yang baik antar horizontal dengan horizontal dan horizontal dengan vertikal, informasi tidak
lancar, tidak adanya transparansi dalam segala hal, suasana yang kaku, kebanyakan
menggunakan kepemimpinan yang otoriter tidak demokratis, karyawan kekurangan semangat
kerja dan motivasi yang menyebabkan kualitas kinerja menurun bahkan buruk. Tetapi jika
masalah iklim organisasi yang tidak kondusif dapat dipecahkan atau iklim organisasi yang
ada dalam perusahaan memang kondusif, maka akan adanya dampak positif seperti
komunikasi yang lancar, munculnya perasaan senang dan nyaman para karyawan, informasi
yang lancar, suasana yang fleksibel dan tidak kaku, kualitas kepemimpinan yang baik,
adanya transparansi terhadap segala hal, partisipasi karyawan tinggi, kepercayaan terhadap
satu sama lain yang baik juga tingginya semangat kerja dan motivasi sehingga kualitas
kinerja karyawan tentu akan maksimal.
Permasalahan mengenai kondusif dan tidak kondusifnya iklim organisasi ini akan
terus ada dan bahkan selalu menjadi hal utama yang menjadi tantangan dan tanggungjawab
perusahaan dengan komponen-kompenen di dalamnya terutama sumber daya manusianya itu
sendiri. Karena memang dewasa ini dan saat ini juga hal tersebut masih sering terjadi dan
bisa menjadi permasalahan jika pola lingkungannya buruk atau bisa menjadi keuntungan dan
kemajuan apabila pola lingkungannya baik.
Iklim organisasi yang tidak kondusif mudah terjadi, karena hal-hal kecil diawal
seperti apabila interaksi dan komunikasi tidak berjalan baik, tidak ada dukungan dari sesama
rekan kerja atau atasan dan sikap acuh tak acuh yang menyebabkan suasana menjadi kaku
dan tidak nyaman. Maka dari itu, atasan perusahaan sendiri yang harus memulai pola
lingkungan internal yang menyenangkan dan baik, dalam kepemimpinannya yang
demokratis, terbuka terhdapa karyawan, komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar,
memberi dukungan dan motivasi terhadap karyawan, mengapresiasi setiap pekerjaan
karyawan dengan memberikan reward dan sebagainya. Jika itu diterapkan, otomatis
5
karyawan dengan sendirinya akan mengikuti kebiasaan pola lingkungan tersebut. Dan
tentunya karyawan pun akan melakukan hal yang sama terhadap karyawan lain dan
terciptalah keharmonisan dalam lingkungan internal perusahaan tersebut dan iklim organisasi
menjadi nyaman dan tentu kualitas kerja karyawan akan meningkat.
Teori yang digunakan dalam iklim organisasi ini yaitu teori manajemen dan
organisasi, dimana dalam manajemen sendiri mencakup konsep perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Selain itu untuk hakikat organisasi sendiri
adalah kerja sama suatu kelompok untuk tercapainya tujuan. Korelasinya dengan iklim
organisasi, bahwa iklim organisasi juga membutuhkan fase perencanaan yang matang karena
menyangkut kesinambungan pola aktivitas perusahaan, sampai pada fase pengawasan untuk
mengukur sejauh mana kualitas kinerja karyawan yang diakibatkan iklim organisasi tersebut.
Maka dari itu, perlu adanya kekuatan bahu membahu antar karyawan dan atasan untuk
bersama-sama menciptakan tujuan perusahaan, utamanya dalam hal ini adalah iklim
organisasi yang kondusif.
6
seseorang bekerja atau berada, jadi lingkungan eksternal tidak terlalu berpengaruh
terhadap iklim organisasi perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalahnya yaitu :
- Bagaimana pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan dalamsuatu perusahaan?
- Bagaimana dampak negatif dari iklim organisasi yang tidak kondusif?
- Bagaimana dampak positif dari iklim organisasi yang kondusif?
- Bagaimana kualitas kinerja karyawan terhadap kemajuan perusahaan?
- Bagaimanakah pengaruh tingkat komunikasi dan motivasi dari iklim organisasi terhadap
kualitas kinerja karyawan?
- Bagaimanakah komunikasi dan motivasi yang terjadi akibat dari iklim organisasi yang
tidak kondusif?
7
- Meningkatkan kualitas iklim organisasi dalam perusahaan menjadi lebih baik
untuk memperbaiki kualitas kinerja karyawan,
- Menjadi pengetahuan dan ilmu untuk mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran
khususnya selaku pekerja di masa depan nanti agar dapat menciptakan iklim
organisasi yang kondusif dan baik.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Iklim Organisasi
Iklim organisasi berhubungan erat dengan persepsi individu terhadap lingkungan internal
organisasi yang mempengaruhi organisasi dan perilaku anggota organisasi (Susanty, 2013).
Iklim organisasi yang ada utamanya dalam suatu perusahaan memang dapat dirasakan secara
langsung oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Dikarenakan sumber daya manusia selain
menjadi komponen penggerak dan menciptakan bagaimana iklim organisasi tersebut terjadi
juga dapat merasakan keadaannya. Setelah hal itu dirasakan pasti akan berpengaruh terhadap
perilaku masing-masing individu akibat dari iklim organisasi yang diciptakan tersebut.
Ashkanasy, Wilderom & Peterson berpendapat bahwa iklim organisasi adalah konfigurasi
sikap dan persepsi anggota organisasi yang dikombinasikan (Shafarila & Supardi, 2016).
Iklim organisasi menurut Akula 2013 merupakan karkteristik yang membedakan satu
organisasi dengan organisasi lainnya tidak berwujud, dapat berubah ke suasana yang lebih
baik dan dapat mempengaruhi pegawai sehingga bersedia bekerja tanpa paksaan. (Pasaribu &
Indrawati, 2016)
French (1944 : 91) menjabarkan kategori-kategori yang dirasakan dan dipersepsikan individu
untuk mengukur iklim organisasi (Rachman, 2013) :
- Struktur
Dimensi struktur berhubungan dengan perasaan yang dimiliki karyawan tentang aturan dan
prosedur yang ada di perusahaan serta formalitas atomsfer.
- Tanggung jawab
Tanggung jawab menunjukkan perasaan individu menjadi pimpinan atas dirinya sendiri,
tidak perlu mengecek ulang semua keputusan yang telah dibuat sendiri dan mengetahui
tugas-tugas dengan baik.
- Reward (penghargaan)
Reward menunjukkan perasaan bahwa karyawan dihargai atas pekerjaannya yang baik,
menekankan pada penghargaan positif dibandingkan pemberian hukuman dan keadilan yang
diterima karyawan atas kebijakan promosi dan gaji akan membuat karyawan merasakan
iklim organisasi yang kondusif.
9
- Risiko
Keadaan dimana karyawan merasakan keadaman dalam pekerjaannya, yang disebabkan
risiko kerja yang kecil, maka iklim yang ada menjadi kondusif.
- Kehangatan
Kehangatan diantara rekan kerja dan atasan, lingkungan yang informal dan bersahabat,
membuat individu merasakan iklim organisasi yang menyenangkan.
- Dukungan
Bantuan yang menguntungkan dari manajer dan rekan kerja dapat membuat karyawan
merasakan iklim organisasi yang kondusif.
- Standar
Standar yang ada mendukung ke arah kerja yang menantang. Penekanan yang bagus pada
pekerjaan menunjukkan adanya iklim organisasi yang kondusif.
- Konflik
Karyawan yang merasakan manajer dan karyawan lainnya mau mendengarkan pendapat
oranglain dan terbuka dalam suatu pemecahan masalah, menunjukkan konflik minimal
berarti adanya iklim organisasi yang kondusif.
- Identitas
Identitas merupakan perasaan bahwa individu termasuk bagian perusahaan yang menjadi
anggota yang berharga dan kerja tim. Maka individu yang memiliki perasaan ini akan
merasakan iklim organisasi yang kondusif.
Maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah karakteristik internal keadaan
dalam suatu organisasi yang mencakup beberapa dimensi diantaranya seperti kehangatan,
motivasi/ dukungan dan lainnya, dalam bentuk tak berwujud namun dapat dirasakan.
Biasanya kualitas iklim organisasi yang ada tersebut berpengaruh terhadap perilaku maupun
perasaan orang-orang yang ada di dalamnya.
B. Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara dalam (Abdillah & Hartono, 2017) kinerja karyawan yaitu hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya
menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu (Husnawati, 2006)
10
Penilaian kinerja menurut Suwondo dan Sutanto(2015) dalam (Abdillah & Hartono, 2017)
diukur dengan beberapa aspek :
- Ketepatan dalam menyelesaikan pelajaran,yang mencakup ketelitiandan perhatian
menyelesaikan pekerjaan, kemampuan memenuhi target perusahaan dan kemampuan
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
- Tingkat inisiatif dalam bekerj, mencakup kemampuan ,mengantisipasi masalah dan membuat
alternatif solusi dari masalah tersebut,
- Kecekatan mental, dapat diukur melalui kemampuan karyawan dalam memahami arahan
yang diberikan pemimpin dan bekerja sama dengan rekan kerjanya.
- Kedisiplinan waktu, ketepatan waktu dalam melakukan suatu pekerjaan / aktivitas juga
tingkat kehadiran karyawan.
Menurut Davidoff, kinerja individu umumnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :
Kemampuan-kemampuan melakukan pekerjaan ; lingkungan kerja, alat, bahan dan informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu dan motivasi (Shafarila & Supardi, 2016)
Menurut Mathis dan Jackson (2006:378) kinerja pegawai dikatakan baik apabila semua
idikator yang mempengaruhinya sudah baik pula (Pasaribu & Indrawati, 2016).
Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kualitas dan kuantitas dari hasil
kinerja karyawan yang ada dalam perusahaan dalam melakukan pekerjaan sesuai tanggung
jawab dan tugasnya, yang biasanya diantaranya mencakup aspek kecekatan, kedispilinan dan
keefektivitasan.
11
dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga kurang bersemangat dalam melaksanakan
pekerjaannya (Pasaribu & Indrawati, 2016).
12
reward, kepemimpinan yang tidak bersifat demokratis dan lainnya. Hal tersebut tentu
menjadi permasalahan nyata dalam iklim organisasi yang buruk, atau bahkan pada tahap
kelanjutannya turnover karyawan terjadi karena hal tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut maka sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan
perlu saling bahu-membahu menciptakan keadaan yang nyaman, dari segi psikologis maupun
fisik. Dengan membangkitkan kesadaran sosial di lingkungan internal kerja sangatlah baik,
selain itu dengan atasan sering memberikan motivasi, reward, kepemimpinan yang
demokratis, bersikap ramah, komunikasi yang lancar, tidak kaku dan terbuka contohnya
kepada bawahan. Maka hal tersebut dapat menjadi sumber semangat para karyawan untuk
menebar kebaikan dan menciptakan iklim organisasi yang kondusif pula di lingkungan kerja.
Mereka akan dengan natural memberikan kehangatan, dukungan, komunikasi yang lancar
dan aktivitas lainnya yang membuat iklim organisasi menjadi kondusif kepada sesama
karyawannya ataupun semua komponen sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
3.3 Variabel dan Operasional Variabel
Menurut (Dr. Harnavinsah, 2018) variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Yang dimana variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
biasanya mempengaruhi variabel lain dan variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi
variabel lain. Dan dalam penelitian ini ada dua variabel : variabel bebas (X) yaitu Iklim
Organisasi dan variabel terikat (Y) yaitu Kinerja Karyawan.
Table 1
Operasional Variabel Iklim Organisasi
15
bersedia bekerja Pencapaian
tanpa adanya terhadap suatu Ordinal
5
paksaan.” hal.
Table 2
Operasional Variabel Kinerja Karyawan
Kemampuan Ordinal
menyelesaikan 3
pekerjaan
dengan tepat,
memenuhi
kriteria
ketepatan atau
16
efektivitas
dalam bekerja.
Kemampuan
bekerjasama
dengan
oranglain, Ordinal
4
memenuh
kriteria
kecekatan.
17
Kebudayaan di salah satu kota di Jawa Barat jika berdasarkan penelitian yang relevan dan
terdahulu dari hasil pengamatan studi literatur dalam penelitian ini.
18
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Yang dimana pengolahan
datanya merupakan hasil dari literatur-literatur.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & Hartono, J. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan Pt . Borwita Citra Prima
Surabaya. Agora, 5(1), 2–8.
Amirullah. (2015). POPULASI DAN SAMPEL. Wood Science and Technology, 16(4), 293–303.
https://doi.org/10.1007/BF00353157
Caezar, A., Tadampali, T., Hadi, A., Salam, R., Universitas, D., Makassar, M., & Makassar, U.
N. (2016). Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Turnover Intention Melalui Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening pada PT Bank Sulselbar. Jurnal Administrasi Publik Vol.2
No.6.
Djamas, D. (1999). Alat Dan Teknik Pengumpulan Data Serta Analisis Data.
Melfianora. (2017). Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dengan Studi Literatur. Studi Litelatur, 1–3.
Pasaribu, E. K., & Indrawati, A. D. (2016). KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS
SOSIAL PROVINSI BALI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali
, Indonesia. 5(12), 7785–7809.
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model Prakatis
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia, 1–243.
20
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Rachman, B. (2013). Pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pada pegawai dinas
ketenagakerjaan dan sosial kota malang skripsi.
Setiawan, K. (2016). Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Level Pelaksana Di
Divisi Operasi Pt. Pusri Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(1), 23–32.
Shafarila, A. W., & Supardi, E. (2016). Iklim organisasi dan motivasi kerja sebagai diterminan
kinerja pegawai. 1(1), 19–29.
Susanty, E. (2013). Iklim Organisasi: Manfaatnya Bagi Organisasi. Semnas Fekon: Optimisme
Ekonomi Indonesia 2013, Antara Peluang Dan Tantangan, 230–239.
http://repository.ut.ac.id/4918/
Wahyuni, F. (2012). Fitri Wahyuni, 2013 Pengaruh profitabilitas terhadap harga saham.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 60. Tesis Strata-2, Program Studi
Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang., 60–73.
Widi, R. (2011). Uji Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Epidemiologi Kedokteran Gigi.
Stomatognatic, 8(1), 27–34.
21