PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
NUGROHO PRASTYA WIBISONO
20180421014038
MANAJEMEN EKSTENSI C-D
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................... 24
2
4.2 Saran ............................................................................ 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Penelitian ini mengkaji kinerja Pegawai Badan Narkotika Nasional Provinsi
Papua yang dikaitkan dengan pengembangan karir, pelatihan dan motivasi. Hal
ini penting dalam upaya memperbaiki sistem pengelolaan instansi khususnya
dalam manajamen sumber daya manusianya.
KAJIAN PUSTAKA
6
dibandingkan perencanaan karir serta mengembangkan karir tidak hanya
berhenti pada perencanaan saja akan tetapi harus disusun dengan
manajemen yang rapi.
5. Penelitian Syaiful Bahri dan Yuni Chairatun Nisa (2017) dengan judul
Pengaruh Pengembangan Karir Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai dengan hasil penelitian ada pengaruh signifikan antara
pengembangan karir terhadap kepuasan kerja pegawai BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Belawan, tidak ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Belawan, ada pengaruh yang signifikan
antara pengembangan karir dan motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Belawan.
6. Penelitian Ni Luh Putu Ariesta Angga Dewi dan I Wayan Mudiartha Utama
(2016) dengan judul Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
Pegawai Melalui Mediasi Motivasi Kerja Pada Karya Mas Art Gallery dengan
hasil penelitian pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja pegawai. Hal ini menunjukkan semakin baik
pengembangan karir pegawai maka semakin tinggi pula motivasi kerja
pegawai. Pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan semakin baik pengembangan karir
pegawai maka semakin meningkat pula kinerja pegawai. Motivasi kerja
pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
7
sebelumnya tentang cara-cara yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
karier pegawai selama dia bekerja.
Sedangkan menurut Fahmi (2013, hal.250) pengertian pengembangan
karir dalam definisi yang lain diartikan sebagai perolehan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang meningkatkan kemampuan pegawai untuk
memenuhi perubahan persyarakatan pekerjaan serta tuntutan klien dan
pelanggan.Jadi dengan demikian, pengembangan karir merupakan tindakan
seorang pegawai untuk mencapai rencana karirrya, yang disponsori oleh
department sumber daya manusia, manajer atau pihak lain.
8
Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia,
motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau
kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan
termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri.
Menurut Siswanto (2005, hal.119) motivasi dapat diartikan sebagai
keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi,
mendorong kegiatan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah
mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan. Kebutuhan tersebut timbul akibat adanya berbagai
hubungan. Kebutuhan dapat berwujud fisik bilogis serta sosial ekonomis. Akan
tetapi yang lebih penting adalah adanya kebutuhan (needs) yang bersifat sosial
psikis, misalnya penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan,
keamanan, jaminan sosial, dan sebagainya. Jadi secara singkat motivasi
diartikan sebagai bagian integral dan hubungan perburuan dalam rangka proses
pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia.
9
4. Penghargaan atas prestasi kerja
5. Perlakuan yang adil dari manajemen
Pelatihan
Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan
organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara
terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang
spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam
pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan
dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam
cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru
yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.
Pelatihan menurut Gary Dessler (2009) adalah Proses mengajarkan
pegawai baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka
butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah
satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja.
Pegawai, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu
10
mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah
akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
11
(4) menetapkan metode pelatihan;
(5) mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan
(6) mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Indikator Kinerja Secara Umum
Kinerja seseorang dalam organisasi dapat dinilai dengan beberapa indiaktor.
Menurut Stephen P Robbins, berikut ini adalah beberapa indikator kinerja
seorang pegawai:
1. Kualitas, yaitu kualitas kerja yang diukur dari persepsi seorang pegawai
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan, serta kesempurnaan tugas
terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.
2. Kuantitas, yaitu jumlah yang dihasilkan oleh seorang pegawai yang
dinyatakan dalam istilah tertentu, seperti; jumlah unit, jumlah siklus aktivitas
yang diselesaikan.
3. Ketepatan Waktu, yaitu tingkat aktivitas yang diselesaikan, dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output, serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lainnya.
4. Efektivitas, yaitu tingkat penggunaan sumber daya yang ada (uang, tenaga,
bahan baku, teknologi) secara optimal untuk meningkatkan hasil dari setiap
unit dalam penggunaan sumber daya tersebut.
5. Kemandirian, yaitu tingkat kemampuan dan komitmen seorang pegawai
dalam menjalankan fungsi kerjanya secara bertanggungjawab.
12
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja seseorang dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Secara umum, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja:
1. Faktor Personal/ Invidual, yaitu faktor dari dalam diri seseorang yang
mempengaruhi kinerjanya, meliputi: pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, percaya diri, motivasi, dan komitmen.
2. Faktor Kepemimpinan, yaitu faktor dukungan yang diberikan oleh atasan
kepada seseorang, meliputi: dorongan, motivasi, dan arahan.
3. Faktor Tim, yaitu faktor dukungan yang diberikan oleh rekan kerja kepada
seseorang, meliputi: kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan anggota tim.
4. Faktor Sistem, yaitu faktor yang berasal dari organisasi tempat seseorang
bekerja, meliputi: budaya kerja, sistem kerja, fasilitas kerja, dan lain-lain.
5. Faktor Kontekstual (Situasional), yaitu faktor yang berasal dari lingkungan
internal dan eksternal seseorang, meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan
kerja, tekanan kerja, dan lain-lain.
13
5. Memanfaatkan feedback (umpan balik) yang kongkrit dalam seluruh kegiatan
kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat.
MOTIVASI KERJA
(X1)
PELATIHAN KINERJA
(X2) (Y)
PENGEMBANGAN
KARIR
(X3)
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Pernyataan pada kuesioner dinyatakan
valid jika nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > rtabel atau tingkat
signifikansi <0,05. Selanjuttnya, uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
konsistensi hasil dari pernyataan pada kuesioner jika digunakan
berulang.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2009). Pernyataan pada kuesioner dinyatakan reliabel jika
memiliki Cronbach Alpha ≥ 0,6.
16
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis
a. Uji-F.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh
secara simultan dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen.
b.Uji-t.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh
secara individual variabel independen terhadap variabel dependen.
Karakteristik Responden
Responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 71.43 %, sedangkan
yang berjenis kelamin wanita sebanyak 28.57 %. Berdasarkan data ini dapat
diketahui bahwa pegawai BNN Provinsi Papua lebih dominan pria. Pegawai
yang memiliki umur 25-40 tahun sebanyak 53.5 % dan yang memiliki umur 41-
58 tahun sebanyak 46.5 %. Tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat sebanyak
14.2 % sedangkan yang memiliki tinggkat pendidikan perguruan tinggi
(Diploma/Sarjana/Pascasarjana) sebanyak 85.8 %.
17
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner sebagaimana
datapada Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh pernyataan untuk variabel
pengembangan karir, pelatihan, motivasi dan kinerja pegawai adalah valid,
karena memiliki nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar
0.1966 atau tingkat signifikansi <0,05. Selanjutnya, hasil koefisien reliabilitas
instrument pengembangan karir diperoleh Cronbach. Alpha sebesar 0,733,
instrumen pelatihan sebesar 0,758, instrumen motivasi sebesar 0,652,
instrumen kinerja pegawai sebesar 0.741, ternyata lebih besar dari Cronbach
Alpha 0,60, yang berarti keempat instrumen dinyatakan reliabel.
18
X2.6 0,523 0,000 Valid
19
Y.10 0,341 0,000 Valid
Uji Simultan
Tabel 2. Koefisien Korelasi Berganda, Koefieien Determinasi dan Uji-F.
b a
Model Summary dan ANOVA
Model R R Square Adjusted R Square Std. Errorofthe
Estimate
Total 15.021 99
Berdasarkan output tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 94.661
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000<0.05 signifikansi kurang dari 0,05
(<0,05 atau 5%). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
pengembangan karir (X1), pelatihan (X2) dan motivasi (X3) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Jadi hipotesis 1 yang
mengatakan pengembangan karir, pelatihan dan motivasi secara simultan
berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Narkotika Nasional Provinsi
Papua atau dapat diterima.
Uji Parsial
Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Liner Berganda dan Uji-t
Independent
Variables Unstandardized Standardized Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
20
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
Motivasi (X3) bernilai nol maka Kinerja Pegawai sebesar 0,227 satuan. Koefisien
regresi untuk variabel bebas
Pengembangan karir (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y), artinya untuk setiap
penambahan satu satuan pada Pengembangan Karir akan menyebabkan
meningkatnya Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.696 satuan.
21
Koefisien regresi untuk variabel bebas X3 ( Motivasi ) bernilai negatif,
menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara Motivasi (X3) dengan
Kinerja Pegawai (Y). Koefisien regresi variabel X3 sebesar -0,042 mengandung
arti bahwa untuk setiap penambahan Motivasi (X3) sebesar satu satuan akan
menyebabkan menurunnya Kinerja pegawai (Y) sebesar -0,042 satuan.
22
signifikan motivasi terhadap kinerja pegawai ditolak atau tidak terbukti. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Julianry, Syarif dan Affandi,
2017;Muchtar, 2016.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang
dapat diberikan berkaitan dengan kinerja koperasi adalah sebagai berikut:
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Permatasari, Ita Rifiani. 2006. “Pengaruh Pengembangan Karir terhadap
kinerja Pegawai (Studi Kasus di PT. Telkom Malang)” dalam
modernisasi, Volume 2 Nomor 3. Malang: Politeknik Negeri Malang.
Djestawana, I Gusti Gede. 2012. “Pengaruh pengembangan organisasi,
kepemimpinan, jenjang karir terhadap kepuasan kerja dan kinerja
pegawai puskesmas” dalam jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Volume 6 (hlm. 261-265). Denpasar: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bina Usada Bali.
26