Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program
Studi S1 Jurusan Manajemen Intake D3 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Oleh :
MAEFRIZA
2010526001
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis yang serba canggih seperti saat ini, khususnya dalam
perkembangan sektor ekonomi, tidak lepas dari sektor perbankan yang memberikan
peranan yang cukup besar. Seperti keberhasilan yang telah dicapai yaitu peningkatan
Indonesia, maka dari itu perbankan sangat dibutuhkan sampai saat sekarang. Namun
pertumbuhan bukan sekedar dari dana tetapi juga berasal dari sumber daya
manusianya sendiri. Dalam artian tanpa adanya sumber daya manusia, maka suatu
bank atau perusahaan tidak dapat berdiri dengan baik. Hal ini disebabkan karena
sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting bagi perbankan atau
orang dalam organisasi yang berkontribusi terhadap jalannya organisasi. Bohlander &
Snell (2010 : 4) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu
1
kemampuan, mengidentifikasikan suatu pendekatan untuk dapat mengembangkan
kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas usahanya dalam
bekerja. Sumber daya manusia juga diartikan yaitu sebagai salah satu faktor yang
sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
bekerja dengan baik. Kinerja adalah hasil kerja seseorang secara kualitas atau
kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat berbentuk kinerja individu atau
kelompok kerja seorang karyawan. Pada dasarnya prestasi adalah apa yang dilakukan
atau tidak dapat dilakukan oleh seorang pegawai, merupakan bentuk atau penerapan
dari tujuan atau hasil kerja yang dicapai. Kinerja karyawan akan mempengaruhi
organisasi.
Penempatan menurut Siagian (2018: 168), yaitu jika seluruh proses seleksi
status sebagai pegawai dan ditempatkan pada posisi tertentu untuk melaksanakan
tugas atau pekerjaan tertentu pula. Penempatan tidak hanya berlaku bagi para
pegawai baru, akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih
2
tugas dan mutasi. Penempatan karyawan yang tidak tepat dapat mengakibatkan
Penempatan karyawan yang baik dilakukan oleh perusahaan dilihat dari pengalaman
kerja karyawan. Pengalaman kerja adalah kunci untuk menciptakan efisiensi kerja
yang baik bagi perusahaan, dengan pengalaman kerja yang dapat terorganisir.
secara psikologis dengan pekerjaan mereka dan menganggap tingkat kinerja yang
mereka rasakan penting untuk harga diri. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja
yang tinggi sangat mengidentifikasi dan sangat peduli dengan jenis pekerjaan yang
mereka lakukan (Robbins dan Judge, edition 15th : hal 77). Keterlibatan kerja
memiliki konsekuensi berupa hasil kerja, termasuk kinerja karyawan. Oleh karena
itu, dengan lebih terlibat dalam pekerjaannya, karyawan diharapkan dapat berkinerja
lebih baik, karena mereka yang sangat terlibat dalam pekerjaannya akan
yang diperoleh dari pelatihan dan keterampilan yang dimiliki karyawan untuk
melakukan tugas yang mereka emban. Masa kerja karyawan yang belum terlalu lama
berkisaran antara 1 sampai dengan 2 tahun, maka tingkat pengetahuan yang dimiliki
3
karyawan masih kurang optimal. Kurangnya penguasaan pengetahuan terhadap
pekerjaan yang digunakan dalam suatu bidang pekerjaan akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
simultan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BPR Swadaya Anak Nagari
Pasaman Barat ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
pengalaman kerja secara simultan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BPR
Kinerja Karyawan pada PT. BPR Swadaya Anak Nagari Pasaman Barat
Kinerja Karyawan pada PT. BPR Swadaya Anak Nagari Pasaman Barat
Kinerja Karyawan pada PT. BPR Swadaya Anak Nagari Pasaman Barat
1. Secara teoritis
mengenai faktor apa saja yang menjadi pengaruh Kinerja karyawan pada PT.
5
2. Secara Praktis
lakukan, penelitian ini terfokus pada karyawan PT. BPR Swadaya Anak Nagari
Pasaman Barat. Ruang lingkup yang diteliti adalah pemahaman tentang pengaruh
kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
6
Bab ini berisi teori-teori yang menejadi acuan penelitian mengenai pengaruh
Karyawan
data.
Bab ini menjelaskan bagaimana hasil dari pengolahan data dan menjelaskan
BAB V KESIMPULAN
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
atau perusahaan. Kinerja karyawan tidak hanya berupa kuantitas tetapi juga
kinerja merupakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan di
Wibowo (2013), menyatakan bahwa kinerja mempunyai arti yang luas, yang
mana bukan hanya sebagai hasil kerja tetapi juga bagaimana proses kerja itu
berlangsung didalam organisasi atau perusahaan. Kinerja adalah tentang apa dan
bagaimana melakukan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan yang telah diberikan.
yang baik tidak selalu merupakan kinerja yang sesuai dengan rencana yang telah
8
ditetapkan sebelumnya. Kinerja yang baik adalah kinerja yang konsisten terhadap
tujuan organisasi atau perusahaan yang sudah dibuat oleh perusahaan atau organisasi
tersebut.
atau apa yang dihasilkan karyawan, bukan tentang apa yang dihasilkan karyawan atau
hasil dari pekerjaan mereka”. menurut McCloy, Campbell, dan Cudeck (2011),
mereka dengan lebih baik dari pada sesama pekerja yang ada didalam perusahaan
hubungan dan memastikan komunikasi berjalan dengan efisien dan efektif, dan
manajemen kinerja ini memfokuskan kepada apa saja yang diperlukan oleh
untuk melakukan kegiatan yang secara resmi diakui sebagai bagian dari pekerjaan
9
mereka; Kegiatan yang berkontribusi pada inti teknis suatu organisasi, baik secara
secara tidak langsung melalui penyediaan bahan atau layanan yang diperlukan.
sebagai kemampuan seorang karyawan untuk menyelesaikan semua tugas dan tugas
yang ditentukan dalam deskripsi pekerjaan. Dengan cara ini, pemenuhan tugas
dikaitkan dengan kesepakatan sebelumnya dan identifikasi tujuan dan sasaran kerja.
2. Kinerja kontekstual
kinerja kontekstual adalah kinerja yang berfokus pada perilaku karyawan yang
lingkungan organisasi, sosial dan psikologis di mana inti teknis harus berjalan sesuai
dengan funsingnya .
bagi pemberi kerja dan mendorong munculnya “lulusan yang ideal” (Blackwell dkk.,
2000; Boud dan Middleton, 2003; Tukang batu dkk., 2009; Kabel dan Willet, 2012).
Pelatihan pra-penempatan yang kuat sangat penting namun, dalam hal menawarkan
10
ketahanan mental, persiapan khusus profesi yang ketat juga dapat meminimalkan
dari dua sumber yaitu sumber internal perusahaan dan sumber dari eksternal
perusahaan. Sumber tenaga kerja diambil dari karyawan internal perusahaan sendiri
melalui program promosi, transfer (rotasi jabatan) dan demosi. Sumber tenaga kerja
(2009:156), adalah “proses penugasan atau pengisian jabatan atau penugasan kembali
pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda”. Sedangkan
menurut Ardhana dkk (2012:82), “Penempatan adalah suatu proses pemberian tugas
dan pekerjaan kepada karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan secara
continue dan wewenang serta tanggung jawab yang melekat sebesar porsi dan
yang mungkin terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab
tersebut”. Menurut Hasibuan (2011:41), “Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penempatan kerja adalah suatu
tugas pendistribusian pegawai, menempatkan pegawai pada posisi atau jabatan yang
tepat untuk mencapai kinerja yang baik dan optimal berdasarkan pengetahuan,
11
2.1.2.2 Jenis-jenis Penempatan Kerja
sebagai berikut:
1. Promosi
pekerjaan lain yang memiliki gaji yang lebih tinggi, tanggung jawab yang lebih tinggi
atau tingkat yang lebih tinggi. Hal ini umumnya diberikan sebagai penghargaan dari
2. Transfer
Transfer terjadi ketika seorang karyawan dengan gaji yang hampir sama,
tanggung jawab yang sama, dan tingkat struktural yang sama dipindahkan dari satu
bidang tanggung jawab ke bidang tanggung jawab lainnya. Transfer dapat lebih
bermanfaat bagi karyawan karena pengalaman kerja mereka akan meningkat dan
mereka akan memperoleh keterampilan baru dan juga menjadi karyawan yang lebih
baik dari perspektif yang berbeda, menjadikan mereka kandidat yang kuat untuk
yang lama. Meski hanya sedikit kendala, pindah kerja juga menawarkan beragam
12
3. Demosi
Demosi terjadi ketika seorang pegawai berpindah dari satu jabatan ke jabatan
lain pada level yang lebih rendah, baik dari segi gaji, tanggung jawab, maupun level
struktural. Degradasi jarang mengarah pada hasil positif bagi seorang karyawan.
Biasanya hal ini terjadi karena masalah kedisiplinan karyawan terdegradasi karena
kinerja yang buruk atau karena ketidaktaatan terhadap disiplin pekerjaan, seperti
terlalu sering absen. Masalah akan muncul karena degradasi, artinya karyawan dapat
kehilangan motivasi untuk bekerja atau lebih buruk lagi, yang dapat menimbulkan
keraguan lebih lanjut yang disebabkan oleh keputusan degradasi. Selain berdampak
negatif pada moral karyawan lain, karyawan yang diturunkan pangkatnya juga akan
4. Job-Posting
syarat untuk melamar. Biasanya diiklankan melalui buletin atau surat kabar
sumber daya manusia. Tujuan dari program penawaran kerja ini adalah untuk
mempromosikan mereka yang mencari promosi dan transfer, serta untuk mendukung
departemen sumber daya manusia untuk mengisi posisi internal. Dengan demikian,
13
tawaran pekerjaan dapat mempertemukan kepentingan perusahaan dan kepentingan
karyawan.
1. Pengetahuan
berdasarkan peran mereka. Oleh karena itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis
dan merupakan salah satu syarat penting bagi kemajuan perilaku karyawan.
2. Keterampilan
14
hubungan pelanggan secara efektif. Jadi ada hubungan antara proses dan
3. Pendidikan
yang diterima baik di lembaga pendidikan formal maupun informal. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin banyak pula pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya.
4. Kepercayaan
yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, suatu keyakinan
relatif sulit untuk diubah. Jadi jika Anda ingin melatih karyawan, pertama-tama Anda
5. Kemampuan
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Semua kemampuan yang dimiliki seorang
individu pada dasarnya terdiri dari dua kelompok faktor, yaitu kemampuan intelektual
15
6. Lingkungan
depan yang cerah bagi organisasi, akan mempengaruhi derajat dan kualitas perubahan
perilaku karyawan. Apa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya dan itulah
yang didapat oleh perusahaan. Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh apa
7. Pengalaman
apabila ada beberapa pertimbangan bagi calon pejabat struktural, maka yang dipilih
untuk diangkat pada jabatan struktural tersebut adalah pegawai yang lebih
berpengalaman dan memiliki hubungan antara jabatan dengan jabatan yang akan
8. Tujuan perusahaan
diturunkan dari visi masa depan dan sistem nilai perusahaan. Pemimpin bisnis dengan
visi dan tujuan yang jelas menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku
produktif.
16
2.1.3 Keterlibatan Kerja
mencakup penerapan kecerdasan dan upaya tambahan karyawan, serta motivasi dan
komitmen mereka, yang mengarah pada realisasi tujuan organisasi. Karyawan yang
pemberi pekerjaan, berkinerja baik dalam peran kerja mereka dan setia kepada
organisasi (Griffin et al., 2007). Upaya komitmen mereka lebih lanjut mendorong
(Bernthal, 2004).
dan keterampilan tenaga kerja, motivasi dan kepuasan karyawan, dan manajemen
perusahaan dan publik (Ivancevich, 2012). Karya penelitian Boselie et al. (2005)
17
Peningkatan tingkat keterlibatan kerja terkait dengan niat berpindah yang lebih
pelaku kriminal, kepuasan kerja yang lebih besar, peningkatan komitmen organisasi,
dan persepsi keadilan organisasi (Hogan et al., 2013). Lambert, 2008; Lambert,
Hogan, Barton, & Elechi, 2009; Lambert, Hogan, & Cheeseman, 2013; Lambert,
Hogan, & Keena, 2015; Lambert & Paoline, 2010). Penelitian lebih lanjut diperlukan
pekerjaan.
dengan niat berpindah yang lebih rendah, penurunan ketidakhadiran, dukungan yang
lebih tinggi untuk rehabilitasi pelaku kriminal, kepuasan kerja yang lebih besar,
2013). Lambert, 2008; Lambert, Hogan, Barton, & Elechi, 2009; Lambert, Hogan, &
Cheeseman, 2013; Lambert, Hogan, & Keena, 2015; Lambert & Paoline, 2010).
kerja terkait dengan niat berpindah yang lebih rendah, penurunan ketidakhadiran,
dukungan yang lebih tinggi untuk rehabilitasi pelaku kriminal, kepuasan kerja yang
(Hogan et al., 2013). Lambert, 2008; Lambert, Hogan, Barton, & Elechi, 2009;
18
Lambert, Hogan, & Cheeseman, 2013; Lambert, Hogan, & Keena, 2015; Lambert &
2013; Lambert, 2008; Lambert, Hogan, Barton, & Elechi, 2009; Lambert, Hogan, &
Cheeseman, 2013; Lambert, Hogan, & Keena, 2015; Lambert & Paoline, 2010).
secara psikologis dengan pekerjaan mereka dan menganggap tingkat kinerja yang
mereka rasakan penting untuk harga diri. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja
yang tinggi sangat mengidentifikasi dan sangat peduli dengan jenis pekerjaan yang
mereka lakukan (Robbins dan Judge, edition 15th : 77). Keterlibatan kerja memiliki
konsekuensi berupa hasil kerja, termasuk kinerja karyawan. Oleh karena itu, dengan
lebih terlibat dalam pekerjaannya, karyawan diharapkan dapat berkinerja lebih baik,
karena mereka yang sangat terlibat dalam pekerjaannya akan mempersepsikan bahwa
tersebut terbagi atas tiga yaitu konsentrasi kerja,evaluasi kerja dan identifikasi kerja.
19
1. Konsentrasi Kerja
Konsentrasi kerja menunjukkan seberapa besar karyawan lebih sibuk atau fokus
terhadap situasi kerja yang dianggap penting karena dipandang sebagai peluang untuk
memuaskan kebutuhannya.
2. Evaluasi Kerja
pekerjaan oleh karyawan. Ini termasuk seberapa besar karyawan merasa terhubung
seberapa penting pekerjaan itu bagi organisasi, dan kesediaan karyawan untuk
3. Identifikasi Kerja
untuk citra mereka sendiri. Ini termasuk seberapa besar karyawan dapat menghargai
nilai kualitas pekerjaannya, seberapa penting hasil pekerjaan bagi harga diri
karyawan tersebut.
20
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor situasional dan
faktor personal. Dibawah ini merupakan penjelasan dari 2 faktor keterlibatan kerja
2.1.3.3.1 Situasional
variasi, otonomi, identitas tugas, umpan balik, tingkat pekerjaan (status formal dalam
organisasi), tingkat gaji, kondisi kerja, keamanan kerja, pengawasan dan iklim
interpersonal.
1. Demografis
jabatan, dan senioritas. Moynihan dan Pandey (2007) juga menemukan bahwa usia
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan keterlibatan kerja, dimana
pegawai yang usianya lebih tua cenderung lebih puas dan terlibat dengan pekerjaan
21
mereka, sedangkan pegawai yang usianya lebih muda kurang tertarik dan puas
2. Psikologis
nilai kerja, tempat kendali, kepuasan terhadap karakteristik atau hasil pekerjaan,
beban kerja, prestasi kerja, ketidakhadiran, niat untuk berfluktuasi, dan kebosanan.
Keterkaitan antara kebosanan kerja dan keterlibatatan kerja pada pegawai dapat
dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah kebosanan kerja (Omolayo & Ajila,
2012). Selanjutnya Barchfeld dan Perry (2011) menemukan bahwa kebosanan kerja
berhubungan negatif dengan motivasi. Artinya, semakin tinggi kebosanan kerja maka
motivasi akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Maka dapat disimpulkan
bahwa kebosanan kerja merupakan hal yang berlawanan dengan motivasi, sedangkan
kerja (Omolayo & Ajila, 2012), menjelaskan bahwa setiap individu memiliki
pandangan dan karakteristik yang berbeda, sehingga secara tidak langsung akan
berbeda pula tingkat keterlibatan kerja pada pegawai. Seperti yang dijelaskan dalam
22
2.1.4 Pengalaman Kerja
Karyawan yang berpengalaman dapat menjadi aset yang sangat berharga bagi
terbukti berhasil dalam konteks lain dan untuk memperkuat peran mereka,
memberikan ide-ide segar berdasarkan apa yang telah mereka lihat dan gunakan di
tempat lain (Bagai, 2015). Karyawan dipekerjakan karena dianggap sesuai dari segi
dapat dipekerjakan berdasarkan rekam jejaknya yang telah terbukti dengan harapan
yang diperoleh dari pelatihan dan keterampilan yang dimiliki karyawan untuk
melakukan tugas yang mereka emban. Masa kerja karyawan yang belum terlalu lama
berkisaran antara 1 sampai dengan 2 tahun, maka tingkat pengetahuan yang dimiliki
pekerjaan yang digunakan dalam suatu bidang pekerjaan akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Pengalaman kerja merupakan salah satu konsep terpenting dalam
penelitian dan praktik sumber daya manusia, namun masih terdapat inkonsistensi
23
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja
2. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan
3. Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs) untuk meramalkan tanggung jawab
1. Lama waktu atau masa kerja. Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja
pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan
24
oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami
2001).
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu ini, penulis tidak dapat
menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
pada penelitian penulis. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang diambil dari
beberapa jurnal.
Table 2.2
25
(2020) Terhadap karyawan (Y) pada Yayasan (sebagai variable yaitu
Kinerja Hanifa Islamic School X) dan Kinerja (Penempatan
Karyawan Karyawan sebagai Kerja)
Pada variable dependen
Yayasan (Y)
Hanifa
Islamic
School
2 Faris Pengaruh Penempatan Kerja (X1) Sama sama Menggunakan
Afif , Penempatan Mempunyai Pengaruh Yang mengunakan variable X2
Connie Kerja Dan Positif Dan Signifikan variable (lingkungan
Chairunnis Lingkungan Terhadap Kinerja Penempatan kerja kerja) sedangan
a, Kerja Karyawan (Y). sebagai variable penelitian
Pahman Terhadap Lingkungan Kerja (X2) X1 dan kinerja penulis yaitu
Habibi Kinerja karyawan sebagai keterliaban kerja
Mempunyai Pengaruh Yang
(2020) Karyawan variable Y (X2)
Positif Dan Signifikan
Pada Cv. Terhadap Kinerja
Gema Insani Karyawan (Y)
Press Di Penempatan Kerja Dan
Depok Lingkungan Kerja Jika
Diuji Secara Simultan Atau
Bersama-Sama
Berpengaruh Signifikan
Terhadap Kinerja
Karyawan
3 Aria Pengaruh Terbuktinya pengujian Peneliti ini Penelitian ini
Elshifa, Keterlibatan hipotesis 1 dapat memberi menggunakan menggunakan
Anjarini, Kerja dan makna bahwa adanya variabel variable X2 nya
Aghus Orientasi pengaruh antara variabel Independen (X1) yaitu orientasi
Jamaludin Belajar keterlibatan kerja dengan Keterlibatan belajar
Kharis,Mu terhadap variabel kompetensi Kerja sama
lyapradana Kinerja karyawan PT. Adira seperti variabel
(2020) Karyawan Dinamika Multi Finance yang digunakan
dengan Tbk. Cabang Pekalongan oleh penelitian
Mediasi Terbuktinya pengujian penulis dan
Kompetensi hipotesis 2 dapat memberi kinerja karyawan
makna bahwa adanya sebagai variable
pengaruh antara variabel Y
orientasi belajar dengan
26
variabel kompetensi
karyawan PT. Adira
Dinamika Multi Finance
Tbk. Cabang Pekalongan
Terbuktinya pengujian
hipotesis 3 dapat memberi
makna bahwa adanya
pengaruh variabel
keterlibatan kerja dengan
variabel kinerja karyawan
PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk. Cabang
Pekalongan
4 Sajid Effectiveness Objek penelitian efektivitas
Hussain of Hasil penelitian ini sistem
Awan, Performance memberikan bukti bahwa pada Karyawan manajemen
Nazia Management PMSE (sistem manajemen
kinerja (variable
Habib, System for kinerja), memiliki kontribusi Perbankan (Bank
dependen).
Chaudhry Employee positif dan signifikan terhadap
Shoaib Performance peningkatan kinerja tugas, Swasta di keterlibatan
kinerja kontekstual karyawan kerja, kinerja
Akhtar , Through
di sektor perbankan swasta Pakistan) tugas, kinerja
dan Engagement
Shaheryar Pakistan dan membuktikan dua kontekstual
Naveed hipotesis pertama, H1 dan H1a, (variable
(2020) sebagai benar. Karyawan independen)
memandang PMS memiliki Sedangkan
peran positif dalam penulis Kinerja
pertumbuhan profesional karyawan
mereka. Studi ini juga sebagai variable
mendukung bahwa PMS
dependen (Y),
berhubungan positif dengan
Penempatan
keterlibatan kerja.
Kerja (X1),
Keterlibatan
Kerja (X2),dan
Pengalaman
Kerja (X3)
27
Manoj M. Desire and keinginan karyawan (ED), dan penulis
(2020) Employee keterlibatan karyawan terdahulu
Engagement berpengaruh positif terhadap keinginan
on konstruk endogen kinerja karyawan(X1),
Organization organisasi (OP). Model Keterlibatan
al menetapkan efek tidak Kerja (X2)
Performance: langsung positif dari ED pada
Sedangkan
Evidence OP melalui EE. Efeknya
penulis
from ICT signifikan secara statistic
Penempatan
Sector in
Kerja (X1),
Kerala, India
Keterlibatan
Kerja (X2),dan
Pengalaman
Kerja (X3)
Dan penulis
terdahulu
variable
dependenya
terhadap Kinerja
Organisasi
sedangkan
penulis terhadap
Kinerja
Karyawan
6 Karina Pengaruh H1: Penempatan kerja dan Penempatan Penelitian
Octavia Penempatan Pengalaman Kerja diduga kerja dan penulis
Muaja, Kerja Dan secara simultan berpengaruh Pengalaman menambahkan
Adolfina, Pengalaman Kerja diduga keterlibatan
terhadap kinerja karyawan PT
Lucky.O. Kerja secara kerja sebagai
Bank SulutGo Kantor Cabang variable X2
H.Dotulon Terhadap simultan
Utama Manado berpengaruh
g (2017) Kinerja
H2: Penempatan kerja diduga terhadap
Karyawan
Pada Pt.Bank berpengaruh terhadap kinerja kinerja
karyawan PT. Bank SulutGo karyawan
Sulutgo
Kantor Cabang Utama Manado Variable
Kantor
H3: Pengalaman Kerja diduga penempatan
Cabang
kerja dan
Utama berpengaruh terhadap kinerja
pengalaman
Manado karyawan PT. Bank SulutGo kerja serta
28
Kantor Cabang Utama Manado kinerja karyan.
menempatkan karyawan tersebut pada posisi atau jabatan yang sesuai untuk
produktivitas karyawan yang memiliki produktivitas kerja dan kepuasan kerja tinggi
baik dilakukan oleh perusahaan dilihat dari pengalaman kerja karyawan. Pengalaman
kerja adalah kunci untuk menciptakan efisiensi kerja yang baik bagi perusahaan,
pekerjaan sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dan mencapai hasil maksimal.
kinerja karyawan.
29
Keterlibatan kerja memiliki konsekuensi berupa hasil kerja, termasuk kinerja
karyawan. Oleh karena itu, dengan lebih terlibat dalam pekerjaannya, karyawan
diharapkan dapat berkinerja lebih baik, karena mereka yang sangat terlibat dalam
yang mencakup penerapan kecerdasan dan upaya tambahan karyawan, serta motivasi
kinerja karyawan
yang diperoleh dari pelatihan dan keterampilan yang dimiliki karyawan untuk
melakukan tugas yang mereka emban. Masa kerja karyawan yang belum terlalu lama
berkisaran antara 1 sampai dengan 2 tahun, maka tingkat pengetahuan yang dimiliki
pekerjaan yang digunakan dalam suatu bidang pekerjaan akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
kinerja karyawan
30
2.4 Kerangka Konspetual Penelitian
berkaitan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat di jelaskan
Penempatan
Kerja (X1)
H2
Kinerja
Keterlibatan H3
Karyawan (Y)
Kerja (X2)
H1
Pengalaman H4
Kerja (X3)
31
Penjelasan gambar 2.7 tentang kerangka konseptual diatas yaitu :
1. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penempatan kerja (variable X1) dan
2. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penempatan kerja (Varibale X1)
3. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Keterlibatan Kerja (variable X2)
terhubung secara parsial, yang mana artinya Keterlibatan Kerja (variable X2)
4. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pengalaman kerja (variable X3)
terhubung secara parsial, yang mana artinya pengalaman Kerja (variable X3)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
dari penelitian ini adalah mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan fakta yang
sesungguhnya yang ada di suatu perusahaan atau organisasi yang diteliti sehingga
tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini betujuan
menjelaskan sifat hubungan tertentu antar variabel dalam suatu situasi (Sekaran,
2006).
Hal ini menyangkut pada uji kebenaran suatu hipotesis dan membahas tentang
pengaruh atau hubungan antar variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini
Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Bpr
Swadaya Anak Nagari Pasaman Barat). Dalam penelitian ini horizon waktu yang
33
3.2 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat populasi yang
Menurut Uma Sekaran (2006), populasi tertuju pada seluruh kelompok orang,
kejadian, atau apa yang minat diteliti oleh peneliti. Dan kelompok populasi adalah
kumpulan semua elemen dalam populasi dimana sampel diambil. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
maupun karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan
Jadi populasi adalah semua obyek atau subyek dari sampel yang diambil
dalam penelitian ini. Jadi secara keseluruhan populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan-karyawan yang bekerja di PT. BPR Swadaya
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebuah bagian atau perwakilan dari populasi yang telah
dari populasi. Sampel terdiri dari sejumlah anggota yang dipilih didalam populasi dan
34
elemen populasi akan membentuk sampel. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti oleh penelitian ini.
Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik
penelitian ini adalah pada karyawan-karyawan yang bekerja di PT. BPR Swadaya
Teknik sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah teknik Simple
metode penarikan dari sebuah populasi dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
populasi tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut
sampel yang langsung dilakukan dalam unit sampling, maka setiap unit sampling
sebagai unsur populasi terkecil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi
Jadi, teknik Simple Random Sampling ini akan digunakan dan bertujuan
untuk mengambil acak obyek atau subyek yang diteliti oleh peneliti untuk dipelajari
jasa. Maka, didalam penelitian ini akan diambil beberapa informasi mengenai
karyawan-karyawan yang bekerja di PT. BPR Swadaya Anak Nagari Pasaman Barat.
35
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dimana data dapat diperoleh.
Apabila penelitian ini menggunakan kuesioner atau wawancara maka sumber datanya
disebut sebagai responden. Responden adalah orang yang menjawab pertanyaan yang
diajukan atau pertanyaan yang telah dibuat peneliti. Jadi, sumber data yang digunakan
oleh peneliti adalah sumber data primer. Dimana sumber data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari sumbernya, dicatat dan diamati untuk pertama kalinya.
individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan
Data ini didapat peneliti dengan peneliti terjun langsung ke lapangan atau obyek
penelitian yaitu karyawan-karyawan yang bekerja di PT. BPR Swadaya Anak Nagari
Pasaman Barat.
metode pembagian kuesioner. Kuesioner adalah salah satu metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan dalam bentuk
tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden tersebut. Berdasarkan bentuk
36
1. Kuesioner terbuka, merupakan kuesioner yang memberikan kebebasan
menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek atau responden yang
Jadi, disini peneliti akan memilih jenis kuesioner tertutup sebagai metode
pilihan jawaban yang akan dipilih oleh responden. Dan responden yang akan diminta
seseorang terhadap sesuatu. Skala interval digunakan jika respons indikator suatu
variabel dapat dihasilkan dengan skala lima poin, tujuh poin, atau lainnya.
Penelitian ini menggunakan skala interval dengan metode skala likert untuk
mengukur variabel yang ada. Skala likert adalah skala yang didesain untuk mengukur
seberapa kuat responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik
37
Tabel 3. 1
Tabel Skala Likert
diamati dan diukur sesuai dengan alat ukur yang dijabarkan kedalam indicator -
indikator pernyataan dari angket serta disusun urutan item pernyataan dari setiap
38
adalah penempatan kerja (X1) dan keterlibatan kerja (X2) dan pengalaman kerja (X3)
sebagai variabel independen (variabel bebas) dan kinerja karyawan (Y) sebagai
yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat operasionalisasi variabel
Tabel 3.6
Operasionalisasi Variabel
No Nama Penulis Variable Definisi Dimensi Skala
dan tahun
8. Tujuan
perusahaan
39
keterlibatan kerja lainnya saat ini pekerjaan
berfokus pada identifikasi kognitif
2. Menunjukkan
yang dimiliki seseorang dengan
pekerjaan
pekerjaannya. Keterlibatan kerja
adalah tingkat identifikasi psikologis sebagai yang
yang dimiliki seseorang dengan jenis
utama
pekerjaan yang dia lakukan
3. Melihat
pekerjaannya
sebagai sesuatu
yang penting
3 Knoers & Pengalaman Pengalaman merupakan suatu proses 1. Lama masa Likert
40
2009 dalam perkembangan potensi bertingkah laku 2. Tingkat
4 Menurut Afa Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat 1. Kinerja Tugas Likert
jawab masing-masing dalam upaya
etika.
41
3.7 Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
menguji hipotesis yang telah diajukan.Dengan analisis data dapat diberi arti dan
melakukan analisis statistika tingkat lanjut, analisis string, analisis data dengan
menggunakan algoritma machine learning dan analisis big data yang bisa
42
sebagai software analisis data tingkat lanjut, yang populer di berbagai instansi,
SPSS adalah program atau software yang digunakan untuk olah data statistik.
Untuk dapat menggunakan SPSS ini sebaiknya peneliti sudah menguasai dasar-dasar
statistik sehingga akan lebih mudah dalam memahami cara analisis data dan
membaca hasilnya.
and Service Solution adalah program aplikasi yang digunakan untuk melakukan
yaitu kita bisa melakukan perhitungan statistik secara cepat dari yang sederhana
hingga yang rumit, yang jika dilakukan secara manual akan memerlukan waktu yang
lebih lama.
Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang telah didapat akan diperoleh
signifikansi perbedaan dari kelompok dan variabel penelitian. Data dianalisis dengan
cara penyebaran kuisioner dan dianalisis melalui program aplikasi SPSS Versi 26 dan
mengukur apa yang akan diukur (Arifin, 2012). Uji Validitas bertujuan untuk
43
mengukur kualitas instrumen yang digunakan untuk menunjukkan kevalidan
beberapa instrumen yang didefinisikan dalam suatu ukuran. Suatu instrumen sudah
dikatakan valid, jika instrumen itu sendiri mampu mengukur apa yang diinginkan dan
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS. Dalam uji ini
setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variable yang dimaksud. Agar
penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor
total masing-masing variable > r table. Item yang memiliki hitung < r akan di
(2011) apabila terdapat variable yang datanya tidak valid, maka data variable tersebut
harus dibuang dan harus dilakukan pengujian kembali hingga data variable tersebut
valid.
Uji realibitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur itu
dapat diandalkan atau dipercaya. Uji realibitas dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengukuran koefisien dari Alpha Cronbach (Dwi, 2009). Koefisien Cronbach
Alpha yang > 0,60 menunjukkan kehandalan (realibilitas) instrumen (bila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang sama) dan jika koefisien Cronbach Alpha yang < 0,60 menunjukkan
44
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
pengganggu atau residual dalam model regrasi yang bertujuan untuk menguji apakah
distribusi normal atau tidak. Model regrasi yang baik memiliki distribusi data normal
Kolmogorof-Smimov test karena uji ini dapat secara langsung menyimpulkan apakah
data yang ada terdistribusi normal secara statistik atau tidak. Apabila nilainya
mendekati 1 dengan signifikansi asimetris 2 ekor lebih besar dan signifikansi 0.05
signifikansi asimetris 2 ekor lebih kecil dari 0.05 berarti distribusi data tidak normal
(Ghozali, 2011).
yang lain. Model regrasi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau
disebut juga dengan homokedastitas yaitu apabila varian residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain konstan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
45
heteroskedastisitas, dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada Glejser
Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
3. Asumsi yang baik dalam model regrasi adalah tidak terjadinya masalah
Heterokedastisitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Karena hal ini dapat
variabel independen yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol.
Uji ini dapat dilakukan dengan meregresikan model analisis dan melakukan
uji korelasi antar variabel independent dengan menggunakan variance inflator factor
(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau nilai VIF
46
3.7.4 Uji Analisis Regresi Berganda
terikat dengan kombinasi dari dua atau lebih variabel bebas. Dalam regresi berganda
kesalahan prediksi dapat diperkecil, karena dalam prediksi itu dimasukkan variabel-
masing variabel bebas secara partial atau secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Bentuk umum dari analisis regresi berganda menurut Idris (2013) adalah:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a =Nilai Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Store Atmosphere
X2 = Variabel Kualitas Produk
X3 = Variabel Kualitas Pelayanan
e = Kesalahan pengganggu (Eror term)
3.7.5 Uji Hipotesis
3.7.5.1 Pengujian Secara Parsial (Uji-T)
Pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dilihat dari pengujian Parsial (Uji-
T) untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan pengaruh dari satu variable
47
independen secara parsial terhadap variable dependen. Langkah- langkah
terhadap kerasionalannya.
α=0.5%
3. Mengambil Keputusan
a. Jika nilai signifikan > 0.05, maka H0 didukung sedangkan Ha tidak didukung
(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel
variabel dependen.
48
R 2/ K
Fhitung =
(1−R 2)/( N −K−1)
Dimana:
R2 = Koefisien Determinasi
k = Jumlah Variabel
N = Banyaknya Sampel
1. Bila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha tidak didukung pada α =
2. Bila Fhitung > Ftabel, maka H0 tidak didukung dan Ha didukung pada α
49
3. Bila Fhitung > Ftabel, maka H0 tidak didukung dan Ha didukung pada α =
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan syarat hasil uji F
dalam analisis registrasi bernilai signifikan maka nilai koefisien determinasi ini
variabel Y.
menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai R² yang mendekati satu
50
DAFTAR PUSTAKA
Atatsi, E, A., Stoffers, J., & Kil, A. (2019). Factors affecting employee performance:
a systematic literature review. . Emeral Insight, 1-24.
www.emeraldinsight.com/0972-7981.htm
Awan, S, H., Habib, N., Akhtar, C, S., & Naveed, S. (2020). Effectiveness of
Performance Management System for Employee Performance Through
Engagement. Sage journals, 1-15.
Chandra, Sekhar,. Patwardhan, C,M., & Vyas,V. (2017). Linking Work Engagement
to Job Performance Through Flexible Human Resource Management. Sage
journals, hal 1-16
Choi, Y, C., & Won, J. (2020). A study of job involvement prediction using machine
learning technique. Emeral Insight, 1934-8835.
Damayanti, F,. & Nurjanah, R. (2019). The Work Placement Effect Towards The
Work Environment Of Grand Indonesia Industry Company. Management And
Entrepreneurship:Trends Of Development, 2(08), 8-17.
https://doi.org/10.26661/2522-1566/2019-2/08-01
51
Ela, G, M, B, E, A. (2017). Reflections on Workplace Compassion and Job
Performance. Journal of Human Values ,23(3), 1–10.
Lambert, E, G., Morrow, W., Vickovic, S, G., Leone1, M, C., Keena, L, D., Haynes,
S, H., & May, D. (2021). Work–Family Conflict’s Association With the Work
Attitudes of Job Involvement, Job Satisfaction, and Organizational
Commitment Among Southern Prison Staff. Sage journals,1-25.
Lambert, E, G., & Frank, R, J. (2021). The good life: Exploring the effects job stress,
job involvement, job satisfaction, and organizational commitment on the life
satisfaction of police officers. Sage journals, 1-14.
Mishra, S., Singh, S., & Tripathy, P. (2020). Linkage Between Employee Satisfaction
and Employee Performance: A Case in Banking Industry. Sage journals, 1-12.
52
Kelurahan Jati Karya Kota Binjai. Jurnal Ekonomi LLDikti Wilayah 1
(Juket),1(1), 1- 4.
Sabu V. G,. & Manoj, M. (2020). The Effect of Employee Desire and Employee
Engagement on Organizational Performance: Evidence from ICT Sector in
Kerala, India. Sage journals, 1-19.
53