Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mengetahuistres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawanPT. Borneo Laboratorium
Inspeksi dan Surveyor Service di Samarinda. Penelitian ini berjenis derkiptif
kuantitatif. Sampel mengunakan teknik probabilititas dengan cara sampling, yaitu
dengan mengunakan metode pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi
menjadiresponden Sampel sebanyak 52 orang keryawan. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, dan keusioner. Data dianalisis dengan
regresi linear sederhana dengan bantuan softwareSPSS versi 20for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempengaruhi kinerjakaryawan
PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Service di Samarinda, sebesar
51,3 %. signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Borneo Laboratorium Inspeksi
dan Surveyor Service di Samarinda.
Pendahuluan
Tenaga Kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting.
Manusiayangmerupakan tenaga kerja bagi perusahaan kadang kala sering
diabaikan sebagai aset. yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya
mengganggap bahwa tenaga kerja(karyawan) sebagai beban yang harus selalu
ditekan untuk mengurangi biayadalamproduksi. Namun, itu merupakan
pandangan yang kurang tepat.Karyawanmerupakan satu-satunya aset yang tidak
dapat digandakan dan diciplak oleh manusialain karena pada hakekatnya tiap-tiap
orang adalah mahluk unik yang diciptakan olehMaha Pencipta dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerjaharus selalu dijaga
dan dikembangkan sehingga memberikan output yang optimalbagi perusahaan.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan
salah satu faktor penentu yang memegang peranan penting dalam pencapaian
tujuan organisasi perusahaan. Suasana lingkungan dan budaya kerja perusahaan
yang mendukung secara keseluruhan baik dalam tata kelola manajemen yang
sistematis maupun hal-hal non-teknis seperti solidaritas sesama karyawan,
menjadi alasan tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan
tersebut supaya dapat mengetahui dan mendapatkan hasil dari objek yang diteliti.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: yandy4816@gmail.com
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
1060
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
1061
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
1062
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
1063
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
Definisi Konsepsional
Definisi Konsepsional diartikan dengan definisi untuk menjelaskan
konsepdengan kata-kata.Adapun yang menjadi pokok penjelasan pada
penelitianini adalah :
a. Stres Kerja : Suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman
atautegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang.
b. Kinerja karyawan : Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini tergolong kuantitatif karena
analisis datanya bersifat kuantitatif atau statistik.
Dalam penelitain ini jenis data yang dipergunakan adalah deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian kuantitattif adalah penelitian yang mementingkan
adanya variabel variabel sebagai objek penelitian dan variabel variabel tersebut
harus didefinisikan dalam bentuk oprasionalnya. Penelitian kuantitatif
memerlukan adanya hipotesis dan pengujian serta menentukan tahapan tahapan
berikutnya, seperti penetuan teknik analisis dan formula statistik yang akan
digunakan serta lebih menjelaskan makna dalam hubungannya dengan penapsiran
angka statistik atau membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsurkan
maksud dari data atau angka yang ditampilkan (Suswarno 2006:138) penelitian
ini akan dicari hubungan dari kedua variabel antara lain yaitu variabel (X)
independen (Stres Kerja) dan variabel (Y) dependen (Kinerja Karyawan).
Definisi Operasional
Untuk memudahkan arah penelitian ini, definisi operasional penelitian ini
adalah Mengacu pada teori di atas, untuk memperjelas konsep variabel, indikator,
maka dibuatkan tabel beserta item pertanyaan seperti di bawah ini :
Tabel Tabel Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator
Independen
Stres Kerja (X) Stres Individu 1. Konflik Peran
2.Beban kerja
3.Pengembangan karir
1064
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
1065
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,323 satuan. Selain itu trlihat tanda
postif (+) yang berarti adanya pengaruh yang positif antara Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan.
Untuk koefisien regresi signifikan atau tidak, maka dapat melakukan
perbandingan Sig dengan . Sig (0,000) < . (0,05), Sehingga H0 ditolak. Jadi,
stres kerja (X) berpengaruhsignifikan terhadap kinerja karyawan.
Uji Koefisien Kolerasi
Koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara stres
kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1,
semakin mendekati 1 berarti hubungannya semakin kuat, sebliknya semakin
mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2005:149) pedoman untuk memberikan interprestasi
koefisien kolerasi adalah sebagai berikut :
1. 0,000 - 0,199 = Sangat Rendah
2. 0,200 - 0,399 = Rendah
3. 0,400 - 0,599 = Sedang
4. 0,600 - 0,799 = Kuat
5. 0,800 1,000 = Sangat Kuat
Tabel Hasil Pengujian Koefisien Kolerasi
Model Summary
a
1 ,593 ,513 ,157 ,37109
1066
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
1067
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
1068
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kulitas
kerja adalah setuju yaitu sebanyak 27 responden (51,92%), kemudian pada tabel
Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat
Mengganggu Pengembagan Karir pernyataan kedua responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kulitas kerja adalah
sangat setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%). Pada tabel Pernyataan
Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu
Struktur Organisasi pernyataan pertama responden yang paling dominan
mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh ketepatan waktu adalah setuju
yaitu sebanyak 25 responden (48,10%), kemudian pada tabel Pernyataan Pertama
Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu Struktur
Organisasi pernyataan kedua responden yang paling dominan mengenai kinerja
karyawan dapat disebabkan oleh ketepatan waktu adalah setuju yaitu sebanyak
21 responden (40,38%). Pada tabel Pernyataan Kedua Responden Mengenai
Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu Struktur Organisasi pernyataan
pertama responden yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat
disebabkan oleh inisiatif adalah setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%),
kemudian pada tabel Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja
Organisasi Dapat Mengganggu Struktur Organisasi pernyataan kedua responden
yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh inisiatif
adalah sangat setuju yaitu sebanyak 19 responden (36,54%). Pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat
Disebabkan Oleh Gaya Kepemimpinan pernyataan pertama responden yang
paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kepemimpinan
adalah setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%), kemudian pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat
Disebabkan Oleh Gaya Kepemimpinan pernyataan kedua responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kepemimpinan
adalah sangat setuju yaitu sebanyak 16 responden (30,76%). Pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Kinerja Karyawan Dapat
Disebabkan Oleh Komunikasi pernyataan pertama responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh komunikasi kerja
adalah setuju yaitu sebanyak 25 responden (48,08%), kemudian pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Kinerja Karyawan Dapat
Disebabkan Oleh Komunikasi pernyataan kedua responden yang paling dominan
mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh komunikasi kerja adalah
sangat setuju dan setuju yaitu sebanyak 20 responden (38,46%). Dari semua item
peryataan yang diberikan kepada responden mengenai kinerja karyawan ternyata
pernytaan responden bisa dikatagorikan setuju dengan semua item indikator yang
mempengaruhi kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Beehr dan
Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),mendefinisikanstress kerja sebagai
suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang
1069
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu, kemudian menurut
Veithzal & Ella Jauvani Sagala (2009:1008) adalah suatu kondisi ketegangan
yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan.
Untuk mengetahui pencapaian sasaran-sasaran organisasi, perlu diadakan
penilaian terhadap Kinerja Individu-individu yang terlibat penyelesaian
pekerjaan.Pengembangan sumber daya manusia adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam membantu tercapainya
tujuan organisasi.Pengertian kinerja (prestasi kerja) sebagaimana yang dijelaskan
oleh Mangkunegara (2005: 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Penilaian juga berarti melihat
keberhasilan setiap tahapan dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada berbagai
faktor yang dapat digunakan untuk menilai kinerja karyawan menurut para ahli
sumberdaya manusia. Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka
kinerja pegawai, menurut Dharma (dalam Iswahyu Hartati: 2005), diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut: Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah
produksi kegiatan yang dihasilkan. Kualitas, kuantitasdan ketepatan waktu.
Adapun permasalahan yang ditemukan setelah melakukan penelitan seperti
banyaknya tanggapan karyawan mengenai tugas tugas yang diberikan kepada
mereka terlalu berat itu menyebabkan karyawan sering merasa tertekan terhadap
pekerjaanya tertekan baik secara mental maupun fisik, kemudian kebanyakan dari
karyawan sering merasa penat dan jenuh dengan pekerjaannya dikarenakan jam
kerja yang terlalu berlebihan dan waktu istirahat yang kurang itu menyebabkan
karyawan tidak optimal dalam bekerja, dan kurangnya motivasi dari atasan yang
membuat para karyawan kurang bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya.
Penutup
Stres kerja pada karyawan PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor
Service di Samarinda bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan yaitu
sebesar 51,3% sedangkan sisanya ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini, kemudian hasil hepotesis
menunjukan Ho ditolak sehingga terdapat hubungan penyebab stres kerja
terhadap kinerja karyawan, hubungan kedua variabel tersebut bersifat sedang dan
signifikan serta arah korelasi menunjukkan hasil negatif sehingga korelasi kedua
variabel bersifat timbal balik, sehingga hipotesis dapat diterima.
Perusahaan perlu memperhatikan, serta menjaga stabilitas stress kerja
yangdisebabkan oleh faktor beban pekerjaan karyawan seperti tidak terlalu
menuntut karyawan dalam hal menyelesaikan tugasnya, kemudian pembagian
beban pekerjaan yang adil pada setiap karyawan, ini gunanya untuk mengurangi
tekanan-tekanan yang dirasakan karyawan pada saat bekerja.
Perusahaan harus memberikan kegiatan yang memotivasi karyawan seperti
ESQ, rekreasi, out bond, dan familly gathering, mininal satu bulan sekali ini
1070
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)
gunanya untuk menghilangkan rasa penat dan jenuh, dan membuat karyawan
sedikit merasa lega tehadap ketegangan pekerjaan pada saat bekerja.
Pimpinan harus memberi motivasi lebih kepada karyawan agar karyawan
merasa diperhatkian oleh atasannya seperti melakukan komunikasi dua arah
antara pimpinan dan bawahan, serta tidak membatasi jarak antara pimpinan dan
bawahan, sehingga karyawan merasa termotivasi dalam bekerja, bersemangat dan
tidak monoton dalam bekerja.
Daftar Pustaka
Gibson, 1996. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima, Jakarta:
Erlangga.
Danang sunyoto, 2015 manajemen dan pengembangan sumber daya manusia,
Yogyakarta: CAPS
Sedarmayanti. 2001 berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja
A Anwar Prabu Mangkunegara, 2000, Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Rivai. 2004 Manajemen SDM buku Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2,
Jakarta : Salemba Empat
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS
17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial edisi 10. Jakarta
Handoko, Hani, 1998, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. BPFE. Yogyakarta.
Hendry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soesmalijah Soewondo. 2008. Stres, Manajemen Stres, & Relaksasi
Progresif penerbit LPSP3.
Lazarus Y.T, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Mardiana T. 2001. Studi Empiris Stressor terhadap Kinerja. Jurnal Siasat
Bisnis (JSB). Vol.II, No.6.
Mangkunegara. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moh. Asad, 2001. Psikologi Industri:Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Munandar Ashar Sunyoto, 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Sasono, Eko. 2004. Mengelola Stres Kerja. Jurnal Fokus Ekonomi. Vol III.
No.2
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
1071
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072
1072