Anda di halaman 1dari 14

eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1059-1072

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


Copyright 2016

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.


Borneo Laboratorium Inspeksi Dan Surveyor Service Di
Samarinda
Riandy 1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mengetahuistres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawanPT. Borneo Laboratorium
Inspeksi dan Surveyor Service di Samarinda. Penelitian ini berjenis derkiptif
kuantitatif. Sampel mengunakan teknik probabilititas dengan cara sampling, yaitu
dengan mengunakan metode pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi
menjadiresponden Sampel sebanyak 52 orang keryawan. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, dan keusioner. Data dianalisis dengan
regresi linear sederhana dengan bantuan softwareSPSS versi 20for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempengaruhi kinerjakaryawan
PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Service di Samarinda, sebesar
51,3 %. signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Borneo Laboratorium Inspeksi
dan Surveyor Service di Samarinda.

Kata Kunci : Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

Pendahuluan
Tenaga Kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting.
Manusiayangmerupakan tenaga kerja bagi perusahaan kadang kala sering
diabaikan sebagai aset. yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya
mengganggap bahwa tenaga kerja(karyawan) sebagai beban yang harus selalu
ditekan untuk mengurangi biayadalamproduksi. Namun, itu merupakan
pandangan yang kurang tepat.Karyawanmerupakan satu-satunya aset yang tidak
dapat digandakan dan diciplak oleh manusialain karena pada hakekatnya tiap-tiap
orang adalah mahluk unik yang diciptakan olehMaha Pencipta dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerjaharus selalu dijaga
dan dikembangkan sehingga memberikan output yang optimalbagi perusahaan.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan
salah satu faktor penentu yang memegang peranan penting dalam pencapaian
tujuan organisasi perusahaan. Suasana lingkungan dan budaya kerja perusahaan
yang mendukung secara keseluruhan baik dalam tata kelola manajemen yang
sistematis maupun hal-hal non-teknis seperti solidaritas sesama karyawan,
menjadi alasan tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan
tersebut supaya dapat mengetahui dan mendapatkan hasil dari objek yang diteliti.

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: yandy4816@gmail.com
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

Setiap perusahaan selalumengharapkan karyawannya mempunyai prestasi,


karenadengan memilikikaryawan yang berprestasi akan memberikansumbangasi
yang optimal bagiperusahaan.
Stress kerja merupakan istilah umum yang menunjuk pada tekanan dan
masalah yang dialami oleh setiap orang dalam kehidupan kerjanya. Konsep stres
mengandung dua makna yaitu positif dan negatif. Jika orang dapat mengatur atau
mengelola stress dengan baik maka secara psikologis akan menumbuhkan
semangat dan motivasi untuk bekerja. Sebaliknya jika stress terlalu berlebihan
akan menyebabkan terganggunya kesehatan baik secara fisik maupun nonfisik.
Stres kerja yang berlebihan akan menimbulkan karyawan akan meninggalkan
pekerjaannya (burn out). Stres dan tekanan kerja dapat mengalami pasang surut
dan berubah ubah. Dengan kata lain , hari ini individu mengalami stress, esok
harinya bisa kembali normal. Sedangkan burn out terjadi secara perlahan melalui
proses waktu cukup lama. Atau stres merupakan proses adaptasi sementara
terhadap tekanan lingkungan sehingga bersifat fluktuatif dan tidak menetap, serta
tidak disertai perubahan sikap dan perilaku.
Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan
mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan
situasi yang menuntut secara emosional. Proses berlangsung secara bertahap,
akumulatif, dan lama kelamaan menjadi semakin memburuk.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang dihasilkan setiap orang
sebagaiprestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuaidengan perannya
dalamperusahaan. Untuk mendapatkan kinerja yang baik dariseseorang karyawan
sebuah organisasi harus dapat memberikan sarana danprasarana sebagai
penunjang dalam penyelesaian pekerjaan. Salah satu carayang digunakan untuk
melihat perkembangan perusahaan adalah dengan caramelihat hasil peniaian
kinerja. Sarana yang menjadiobjek penilaian kinerja adalah kecakapan,
kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dievaluasi dengan menggunakan tolok ukur tertentu secara obyektif dan dilakukan
secara berkala. Dari hasil penilaian dapat dilihatkinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh kinerja karyawan. Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang
dicapai seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang/tanggung jawab
masing-masing karyawan selama periode tertentu. Sebuah perusahaanperlu
melakukan penilaian kinerja pada karyawannya. Penilaian kinerja memainkan
peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja.
Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenaiprestasi kerja
karyawannya. Untuk tujuan ini sistem-sistem penilaian harus
mempunyaihubungan dengan pekerjaannya, mempunyai standar, dan
menggunakanberbagai ukuran yang dapat diandalkan.
keterkaitannya antara stres kerja dengan kinerja karyawan merupakan aspek
penting bagi perusahaan. Perusahaan harus memiliki kinerja, kinerja yang
baik/tinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya,
bila kinerja menurun dapat merugikan perusahaan. Oleh karenanya kinerja

1060
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan


kajian berkaitan dengan variabel stres kerja. Usaha untuk meningkatkan kinerja
karyawan, diantaranya adalah denganmemperhatikan stres kerja. Stress
merupakan suatu kondisi keadaan seseorangmengalami ketegangan karena adanya
kondisi yang mempengaruhinya, kondisitersebut dapat diperoleh dari dalam diri
seseorang maupun lingkungan diluardiri seseorang. Stress dapat menimbulkan
dampak yang negatif terhadapkeadaan psikologis dan biologis bagi karyawan.
Stress merupakan kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkandengan
kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasilyang
ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu.Disisi lain stres kerja
dapat dipengaruhi oleh masalah dalam perusahaan. Pada tahap yang semakin
parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan
mengundurkan diri (turnover).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian diPT. Borneo
Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Servis. Perusahaan ini beralamat di jalan
Abdul Wahab Syahrani, Air hitam, Samarinda.Perusahaan ini bergerak dibidang
jasa konsultan dan surveyor tambang batu bara, selain itu perusahaan ini juga
meberikan kepastian atas kualitas dan kuantitas produk batu bara atau peroses
produksinya sesuai persyaratan spesifikasi, standar atau regulasi yang berlaku
menjadi kompetensi dibidang jasa ini, Dalam pelaksanaanya membutuhkan sistem
manajemen keamanan dan kenyamanan kerja yang baik sehingga mampu
mendukung pencapaian perusahaan secara optimal dan perusahaan ini selalu
berusaha memberikan jasa terbaik kepada pelanggan yang membutuhkan jasanya.
Aset terpenting perusahaan dalam memberikan jasa atau pelayanana berkualitas
adalah karyawan. Tanpa adanya kinerja karyawan yang baik maka kepuasan
pelanggan tidak akan tercapai. PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor
Servis menggunakan berbagai peralatan dan mesin dalam membantu proses
pelayanan, seperti alatvripikasi ekspor produk Batubara, laborataorium Batubara
pengawasan peroduk, sertaperalatan lainnya.
PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Servis terus berusaha
untuk menjaga kesehatan kerja karyawannya agar kinerja karyawan yang mereka
berikan pada pemakai jasa meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa salah satu
strategi yang dapat menunjang keberhasilan bisnis dalam sektor jasa
adalahberusaha menawarkan kualitas jasa dengan kualitas pelayanan tinggi yang
nampak dalam kinerja atau performa dari layanan yang ada.
Sebagai manusia biasa, karyawan pada PT. Borneo Laboratorium Inspeksi
dan Surveyor Servis tentunya dihadapkan dengan kondisi dilematis. Di satu sisi
mereka harus bekerja untuk fokus pada visi perusahaan yaitu memberi pelayanan
jasa terbaik bagi pengguna jasa atau konsumen, sementaradisisi lain mereka
memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari
perusahaan. Karyawan yang diposisikan pada bagian lapangan seperti surveyor
yang jauh dari hiruk pikuk keramaian mereka lebih beresiko terkena stres kerja
dari pada karyawan yang diposisikan di dalam kantor.Kondisi ini tentunya akan

1061
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.Oleh sebab itu penting bagi perusahaan


PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Service untuk memenuhi
kebutuhan karyawan dan menciptakan kenyamanan kerja sehingga sangat tidak
mungkin untuk terkena stres. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan
yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka
penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang
menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan.
Setelah melakukan observasi awal dan melakukan wawancara pada bagian
HRD (Human ResourceDepartement) tentang masalah stres kerja,Berikut temuan
temuan masalah yang ditemukan oleh peneliti pada karyawan PT. Borneo
Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Servis yang menyesuaikan dan merujuk
pada variabel indikator Stres Kerja antara lain, tingginya tuntutan untuk
memberikan layanan jasa terbaik kepada konsumen, kurangnya motivasi dari
atasan jadi membuat kerja karyawan begitu-begitu saja, karyawan bekerja seperti
hanya asal laksanakan, tanpa hasil yang optimal, kebanyakan dari karyawan
sering merasa penat dan jenuh dengan pekerjaan dan adanya peraturan yang ketat
untuk karyawan dan menyebabkan karyawan merasa tertekan baik secara mental
maupun fisik.
Berdasarkan temuan temuan masalah pada uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Servis di
Samarinda
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan pemikiran diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut : Apakah Stres Kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor
Servis di Samarimda
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.Borneo Laboratorium
Inspeksi dan Surveyor Servis di Samarinda

Kerangka Dasar Teori


Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Stres kerja mungkin paling sering dialami oleh kebanyakan karyawantapi
secarasadar atau tidak itu sangat bisa mempengaruhi performa karyawandalam
bekerja.Dalam perusahaan, bagian HRD (Human ResourceDepartement) atau
personalia memiliki andil yang paling besar dalammemberikan perhatian yang
khusus bagi karyawannya. Namun sebelummembahas lebih lanjut, penulis akan
membahas lebih dahulu mengenaipengertian manajemen, kemudian membahas
pengertian manajemen sumberdaya manusia itu sendiri.
Malayu S. P. Hasibuan (2006:6) mendefinisikan manajemensebagai Ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusiadan sumber daya

1062
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatutujuan tertentu.


Manajemen ini terdiri dari 6 unsur (6M) yaitu: men, money,methode, materials,
machines, dan market. Unsurmen (manusia) iniberkembang menjadi suatu ilmu
manajemen yang disebut Manajemen SumberDaya Manusia atau disingkat
MSDM yang merupakan terjemahan dari menpower management. Manajemen
yang mengatur unsur manusia ini ada yangmenyebutnya manajemen kepegawaian
atau manajemen personalia.
Pengertian Stres
Menurut Sunyoto (2014:216) Stres adalah konsekuensi setiap tindakan dan
situasi lingkungan yang menimbulkan tuntutan pisikologis dan fisik yang
berlebihan pada seseorang.
Menurut Spielberg (dalam Andini, 2005:25) menyebutkan bahwa stres
adalah tuntutan-tuntutan eksternal mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
Stres juga diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Pengertian Stres Kerja
Soewondo (Devi S, 2003:19) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu
kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor di tempat kerja yang
berinreaksi dengan pekerja sehingga mengganggu kondisi fisiologis, dan perilaku.
Stres kerja akan muncul bila terdapat kesenjangan antara kemampuan individu
dengan tuntutan-tuntutan dari pekerjaannya. Stres merupakan kesenjangan antara
kebutuhan individu dengan pemenuhannya dari lingkungan.
Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut Rivai (2004:309) kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Kemudian menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja karyawan adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawandalammelaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya
Pendapat dari ahli yang lain, Bernandin dan Russell yang dikutip oleh
Gomes (2003:135), kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Maka kesimpulan
dari pengertian diatas adalah kinerja merupakan prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seorang karyawan.
Mathis dan Jackson (2000:78) Kinerja mengacu pada prestasi karyawan
yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan.
Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan
seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja mempengaruhi
seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi,
antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran,
kehadiran di tempat kerja.

1063
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

Definisi Konsepsional
Definisi Konsepsional diartikan dengan definisi untuk menjelaskan
konsepdengan kata-kata.Adapun yang menjadi pokok penjelasan pada
penelitianini adalah :
a. Stres Kerja : Suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman
atautegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang.
b. Kinerja karyawan : Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini tergolong kuantitatif karena
analisis datanya bersifat kuantitatif atau statistik.
Dalam penelitain ini jenis data yang dipergunakan adalah deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian kuantitattif adalah penelitian yang mementingkan
adanya variabel variabel sebagai objek penelitian dan variabel variabel tersebut
harus didefinisikan dalam bentuk oprasionalnya. Penelitian kuantitatif
memerlukan adanya hipotesis dan pengujian serta menentukan tahapan tahapan
berikutnya, seperti penetuan teknik analisis dan formula statistik yang akan
digunakan serta lebih menjelaskan makna dalam hubungannya dengan penapsiran
angka statistik atau membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsurkan
maksud dari data atau angka yang ditampilkan (Suswarno 2006:138) penelitian
ini akan dicari hubungan dari kedua variabel antara lain yaitu variabel (X)
independen (Stres Kerja) dan variabel (Y) dependen (Kinerja Karyawan).
Definisi Operasional
Untuk memudahkan arah penelitian ini, definisi operasional penelitian ini
adalah Mengacu pada teori di atas, untuk memperjelas konsep variabel, indikator,
maka dibuatkan tabel beserta item pertanyaan seperti di bawah ini :
Tabel Tabel Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator
Independen
Stres Kerja (X) Stres Individu 1. Konflik Peran
2.Beban kerja
3.Pengembangan karir

1064
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

Stres Organisasi 1. Struktur organisasi


2.Kepemimpinan
Dependen
Kinerja Karyawan (Y) 1. Kualitas kerja
2. Ketepatan waktu
3. Inisiatif
4. Kemampuan
5. Komunikasi
Sumber: Diturunkan dari teori Gibson (dalam Istijanto, 2010:186-190 dan
Robbins, 2006:767).

Analisis dan Pembahasan


Analisis Regresi Linier Sederhana
Uji Regresi Linier Sederhana
Untuk menganalisis seberapa jauh variabel yang mempengaruhi kinerja
pegawai dapat menggunakan model regresi linier sederhana, yang mana menjadi
variabel terikat dalam penelitian ini adalah kineja pegawai (Y) sedangkan variabel
bebas adalah stres kerja (X).
Bentuk dari regresi yang dimaksud dalam penjelasan diatas adalah :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Kinerja Karyawan
X = Stres Kerja
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Tabel Hasil AnalisisRegresi Linir Sederhana
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,707 ,359 7,537 ,000
1
X ,323 ,100 ,593 3,236 ,002
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data Diolah Dengan SPSS Versi 20
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa kolom kedua (Unstandardized
Coefficients) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut :
Y = 2,707 + 0,323 X
Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta (a)
adalah 2,707 dan nilai koefisien arah regresi (b) adalah 0,323. Nilai konstanta (a)
ini menunjukan bahwa pada saat Stres Kerja (X) bernilai nol, maka kinerja
Karyawan (Y) akan bernilai 2,707 Sedangkan nilai dari koefisien arah rgresi (b)
menunjukan bahwa ketika terjadi kenaikan Stres Kerja sebesar satu satuan, maka

1065
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,323 satuan. Selain itu trlihat tanda
postif (+) yang berarti adanya pengaruh yang positif antara Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan.
Untuk koefisien regresi signifikan atau tidak, maka dapat melakukan
perbandingan Sig dengan . Sig (0,000) < . (0,05), Sehingga H0 ditolak. Jadi,
stres kerja (X) berpengaruhsignifikan terhadap kinerja karyawan.
Uji Koefisien Kolerasi
Koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara stres
kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai 1,
semakin mendekati 1 berarti hubungannya semakin kuat, sebliknya semakin
mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2005:149) pedoman untuk memberikan interprestasi
koefisien kolerasi adalah sebagai berikut :
1. 0,000 - 0,199 = Sangat Rendah
2. 0,200 - 0,399 = Rendah
3. 0,400 - 0,599 = Sedang
4. 0,600 - 0,799 = Kuat
5. 0,800 1,000 = Sangat Kuat
Tabel Hasil Pengujian Koefisien Kolerasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

a
1 ,593 ,513 ,157 ,37109

a. Predictors: (Constant),Stres Kerja


b. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
Sumber : Data Diolah Dengan SPSS Versi 20
Berdasarkan Tabel diatas hasil pengujian koefisien kolerasi data diolah
dengan menggunakan SPSSVersi 20 menunjukan bahwa nilai R = 0,593 yang
berarti bahwa variabel stres kerja (X) memiliki pengaruh dengan kategori sedang
terhadap kineja karyawan (Y).
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output SPSS,
koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square.
Nilai R square dikatakan baik jika diatas nilai 0,05 karena nilai R square
berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnyasampel dengan data deret waktu (time
series) memiliki R Square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,05.

1066
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

Tabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1 .593 .513 .157 .37019
A. Predictors: (Constant), Stres Kerja
B. Dependent Variabel : Kinerja Pegawai
Sumber : Data Diolah Dengan SPSS Versi 20
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi
sebesar 0,173 maka koefisien determinasinya sebagai berikut :
2
KD = r x 100%
= 0,513 x 100%
= 51,3%
Dengan demikian maka pengaruh dari variabel stres kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Service di
Samarinda sebesar51,3% sedangkan sisanya 100% - 51,3% = 48,7% ditentukan
atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti di dalam penelitian
ini
Uji T (Uji Parsial)
Pengujian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengolahan dengan program
SPSS versi 20 maka didapatkan hasil uji T (Parsial) adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji T (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,707 .359 7,537 .050
1 Stres
,323 .100 .593 3,236 .002
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Sumber : Data Diolah Dengan SPSS Versi 20.
Nilai sig. t-hitung X 0,000 < Alpha 0,02, berarti variabel stres kerja (X)
secara parsial berpengaruh seignifikan terhadap variabel kinerja Karyawan pada
PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor Service di Samarinda.
Pembahasan
Dapat dilihat pada tabel Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor
Stres Kerja Individu Dapat Menimbulkan Konflik Peran pernyataan pertama
responden yang paling dominan mengenai strs kerja individu dapat menimbulkan
konflik peran adalah setuju yaitu sebanyak 17 responden (32,69%), kemudian
pada tabel Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Individu

1067
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

Dapat Menimbulkan Konflik Peran pernyataan kedua responden paling dominan


mengenani stres kerja individu dapat menimbulkan konflik peran adalah setuju
yaitu sebanyak 18 responden (34,62%). Pada tabel Pernyataan Kedua Responden
Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat Menimbulkan Konflik Peran
pernyataan pertama responden yang paling dominan mengenai strss kerja individu
dapat meningkatkan beban kerja adalah sangat setuju yaitu sebanyak 16
responden (30,77%), kemudian pada tabel Pernyataan Kedua Responden
Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat Menimbulkan Konflik Peran
pernyataan kedua responden yang paling dominan mengenai stres kerja individu
dapat meningkatkan beban kerja adalah sangat setuju yaitu sebanyak 15
responden (28,85%). Pada tabel Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor
Stres Kerja Individu Dapat Meningkatkan Beban Kerja pernyataan pertama
responden yang paling dominan mengenai strss kerja individu dapat
mempengaruhi pengembangan karir adalah tidak setuju yaitu sebanyak 13
responden (25,00%), kemudian pada tabel Pernyataan Pertama Responden
Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat Meningkatkan Beban Kerja
pernyataan kedua responden yang paling dominan mengenai stres kerja individu
dapat mempengaruhi pengembangan karir adalah setuju dan ragu ragu yaitu
sebanyak 16 responden (30,77%). Pada tabel Pernyataan Kedua Responden
Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat Meningkatkan Beban Kerja
pernyataan pertama responden yang paling dominan mengenai strss kerja
organisasi dapat mengganggu struktur organisasi perusahaan adalah sangat setuju
dan setuju yaitu sebanyak 18 responden (34,62%), kemudian pada tabel
Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat
Meningkatkan Beban Kerja pernyataan kedua responden yang paling dominan
mengenai stres kerja organisasi dapat menggangu struktur organisasi perusahaan
adalah sangat setuju yaitu sebanyak 20 responden (28,85%). Pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat
Mengganggu Pengembagan Karir pernyataan pertama responden yang paling
dominan mengenai strss kerja organisasi dapat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan adalah sangat setuju yaitu sebanyak 21 responden (40,39%),
kemudian pada tabel Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres
Kerja Individu Dapat Mengganggu Pengembagan Karir pernyataan kedua
responden yang paling dominan mengenai stres kerja organisasi dapat
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan adalah sangat setuju yaitu sebanyak 21
responden (40,39%). Dari semua item pernyataan responden mengenai indikator
veairabel stres kerja tanggapan responden dapat dikatakan rata-rata menyatakan
stres kerja mempengaruhi kerja karyawan baik secara umum maupun khusus, dan
hanya ada beberapa tanggapa responden menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu
terhadap pernyataan bahwa stres kerja dapat mempengaruhi kerja karyawan.
Adapun pernyataan responden mengenai indikator kinerja karyawan dapat
dilihat pada tabel Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja
Individu Dapat Mengganggu Pengembagan Karir pernyataan pertama responden

1068
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kulitas
kerja adalah setuju yaitu sebanyak 27 responden (51,92%), kemudian pada tabel
Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Individu Dapat
Mengganggu Pengembagan Karir pernyataan kedua responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kulitas kerja adalah
sangat setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%). Pada tabel Pernyataan
Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu
Struktur Organisasi pernyataan pertama responden yang paling dominan
mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh ketepatan waktu adalah setuju
yaitu sebanyak 25 responden (48,10%), kemudian pada tabel Pernyataan Pertama
Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu Struktur
Organisasi pernyataan kedua responden yang paling dominan mengenai kinerja
karyawan dapat disebabkan oleh ketepatan waktu adalah setuju yaitu sebanyak
21 responden (40,38%). Pada tabel Pernyataan Kedua Responden Mengenai
Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat Mengganggu Struktur Organisasi pernyataan
pertama responden yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat
disebabkan oleh inisiatif adalah setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%),
kemudian pada tabel Pernyataan Kedua Responden Mengenai Faktor Stres Kerja
Organisasi Dapat Mengganggu Struktur Organisasi pernyataan kedua responden
yang paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh inisiatif
adalah sangat setuju yaitu sebanyak 19 responden (36,54%). Pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat
Disebabkan Oleh Gaya Kepemimpinan pernyataan pertama responden yang
paling dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kepemimpinan
adalah setuju yaitu sebanyak 23 responden (44,24%), kemudian pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Stres Kerja Organisasi Dapat
Disebabkan Oleh Gaya Kepemimpinan pernyataan kedua responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh kepemimpinan
adalah sangat setuju yaitu sebanyak 16 responden (30,76%). Pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Kinerja Karyawan Dapat
Disebabkan Oleh Komunikasi pernyataan pertama responden yang paling
dominan mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh komunikasi kerja
adalah setuju yaitu sebanyak 25 responden (48,08%), kemudian pada tabel
Pernyataan Pertama Responden Mengenai Faktor Kinerja Karyawan Dapat
Disebabkan Oleh Komunikasi pernyataan kedua responden yang paling dominan
mengenai kinerja karyawan dapat disebabkan oleh komunikasi kerja adalah
sangat setuju dan setuju yaitu sebanyak 20 responden (38,46%). Dari semua item
peryataan yang diberikan kepada responden mengenai kinerja karyawan ternyata
pernytaan responden bisa dikatagorikan setuju dengan semua item indikator yang
mempengaruhi kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Beehr dan
Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),mendefinisikanstress kerja sebagai
suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang

1069
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu, kemudian menurut
Veithzal & Ella Jauvani Sagala (2009:1008) adalah suatu kondisi ketegangan
yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan.
Untuk mengetahui pencapaian sasaran-sasaran organisasi, perlu diadakan
penilaian terhadap Kinerja Individu-individu yang terlibat penyelesaian
pekerjaan.Pengembangan sumber daya manusia adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam membantu tercapainya
tujuan organisasi.Pengertian kinerja (prestasi kerja) sebagaimana yang dijelaskan
oleh Mangkunegara (2005: 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Penilaian juga berarti melihat
keberhasilan setiap tahapan dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada berbagai
faktor yang dapat digunakan untuk menilai kinerja karyawan menurut para ahli
sumberdaya manusia. Sehubungan dengan ukuran penilaian prestasi kerja maka
kinerja pegawai, menurut Dharma (dalam Iswahyu Hartati: 2005), diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut: Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah
produksi kegiatan yang dihasilkan. Kualitas, kuantitasdan ketepatan waktu.
Adapun permasalahan yang ditemukan setelah melakukan penelitan seperti
banyaknya tanggapan karyawan mengenai tugas tugas yang diberikan kepada
mereka terlalu berat itu menyebabkan karyawan sering merasa tertekan terhadap
pekerjaanya tertekan baik secara mental maupun fisik, kemudian kebanyakan dari
karyawan sering merasa penat dan jenuh dengan pekerjaannya dikarenakan jam
kerja yang terlalu berlebihan dan waktu istirahat yang kurang itu menyebabkan
karyawan tidak optimal dalam bekerja, dan kurangnya motivasi dari atasan yang
membuat para karyawan kurang bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya.

Penutup
Stres kerja pada karyawan PT. Borneo Laboratorium Inspeksi dan Surveyor
Service di Samarinda bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan yaitu
sebesar 51,3% sedangkan sisanya ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini, kemudian hasil hepotesis
menunjukan Ho ditolak sehingga terdapat hubungan penyebab stres kerja
terhadap kinerja karyawan, hubungan kedua variabel tersebut bersifat sedang dan
signifikan serta arah korelasi menunjukkan hasil negatif sehingga korelasi kedua
variabel bersifat timbal balik, sehingga hipotesis dapat diterima.
Perusahaan perlu memperhatikan, serta menjaga stabilitas stress kerja
yangdisebabkan oleh faktor beban pekerjaan karyawan seperti tidak terlalu
menuntut karyawan dalam hal menyelesaikan tugasnya, kemudian pembagian
beban pekerjaan yang adil pada setiap karyawan, ini gunanya untuk mengurangi
tekanan-tekanan yang dirasakan karyawan pada saat bekerja.
Perusahaan harus memberikan kegiatan yang memotivasi karyawan seperti
ESQ, rekreasi, out bond, dan familly gathering, mininal satu bulan sekali ini

1070
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Riandy)

gunanya untuk menghilangkan rasa penat dan jenuh, dan membuat karyawan
sedikit merasa lega tehadap ketegangan pekerjaan pada saat bekerja.
Pimpinan harus memberi motivasi lebih kepada karyawan agar karyawan
merasa diperhatkian oleh atasannya seperti melakukan komunikasi dua arah
antara pimpinan dan bawahan, serta tidak membatasi jarak antara pimpinan dan
bawahan, sehingga karyawan merasa termotivasi dalam bekerja, bersemangat dan
tidak monoton dalam bekerja.

Daftar Pustaka
Gibson, 1996. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima, Jakarta:
Erlangga.
Danang sunyoto, 2015 manajemen dan pengembangan sumber daya manusia,
Yogyakarta: CAPS
Sedarmayanti. 2001 berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja
A Anwar Prabu Mangkunegara, 2000, Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Rivai. 2004 Manajemen SDM buku Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2,
Jakarta : Salemba Empat
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS
17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial edisi 10. Jakarta
Handoko, Hani, 1998, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. BPFE. Yogyakarta.
Hendry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soesmalijah Soewondo. 2008. Stres, Manajemen Stres, & Relaksasi
Progresif penerbit LPSP3.
Lazarus Y.T, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Mardiana T. 2001. Studi Empiris Stressor terhadap Kinerja. Jurnal Siasat
Bisnis (JSB). Vol.II, No.6.
Mangkunegara. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moh. Asad, 2001. Psikologi Industri:Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Munandar Ashar Sunyoto, 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Sasono, Eko. 2004. Mengelola Stres Kerja. Jurnal Fokus Ekonomi. Vol III.
No.2
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

1071
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 1059-1072

Yeremias T. Keban, 2004 Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik :


Konsep, Teori dan Isu Yogyakarta: Gava Media
_______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
_______. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Soesmalijah Soewondo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Alfabeta.
Arikunto,1998. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi) Penerbit: Bumi
Aksara
Raharjo, Dwi Sihono, 2005. Kinerja Karyawan Survei di Bank Negara
Indonesia dan Bank Central Asia. Jurnal Manajemen, Th
IX/O1/Feb/2005, Hal 19-26. 60
Rafika Chandra, 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
pada Pada Baagian Costumers Service PT. Koko Jaya Motor
Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Makassar. Tidak Dipublikasikan.
Riyyani Tahir, 2007. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Guru Sekolah
Luar Biasa Pembina Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Makassar. Tidak Dipublikasiakn.
Tommy Melitza, 2009. Pengaruh Stres Kerja terhadap kinerja Karyawan
ATC Makassar Air Traffic Service Center PT. Angkasa Putra 1
(Persero). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Makassar, Tidak Dipublikasikan.
Rotua Siahaan 2004. The influence of Stress in Work Towarrds Employees
Performance. (Case Study at Departement of Plant, PT.
Nippon Indosari Corpindo, Cikarang Bekasi). Jurnal
Manajemen dan Bisnis.

1072

Anda mungkin juga menyukai