Anda di halaman 1dari 7

AGORA Vol. 2, No.

2, (2014)

ANALISIS SISTEM PENILAIAN KINERJA PADA PT. SURYA PLASTINDO

Elizabeth Lestantyo dan Ratih Indriyani


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: elz.38@hotmail.com, ranytaa @peter.petra.ac.id

Abstrak² Sistem Penilian Kinerja merupakan sebuah karyawan. Selain itu, penilaian kinerja dapat berfungsi untuk
sistem yang penting dilakukan oleh sebuah perusahaan mengidentifikasi, mengobservasi, mengukur, mendata, serta
untuk melihat produktivitas karyawan. Oleh sebab itu melihat kekuatan dan kelemahan dari karyawan dalam
penulis meneliti mengenai sistem penilaian kinerja pada melakukan pekerjaan. Kegunaan dalam penggunaan penilaian
PT. Surya Plastindo. Rumusan masalah dalam penelitian kinerja ini adalah untuk meningkatkan performa kerja dari
ini yaitu untuk menganalisis bagaimana sistem penilaian karyawan. Penialaian kinerja benar-benar didesain sedemikian
kinerja karyawan pada PT Surya Plastindo. Dengan rupa untuk membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi
merumuskan beberapa tujuan penelitian yaitu untuk dan memotivasi performa karyawan. Kegunaan dalam
mendeskripsikan sistem penilaian kinerja yang ada dan penggunaan penilaian kinerja ini adalah untuk meningkatkan
untuk mengadakan evaluasi penilaian kinerja pada PT performa kerja dari karyawan. Penialaian kinerja benar-benar
Surya Plastindo. Penelitian dilakukan dengan menentukan didesain sedemikian rupa untuk membantu perusahaan
beberapa narasumber yaitu pemilik, ISO Sekretariat, mencapai tujuan organisasi dan memotivasi performa
Manajer HRD, Manajer Marketing, Manajer Produksi, karyawan.
beberapa karyawan marketing dan produksi. Penelitian Penggunaan plastik di Indonesia memiliki tingkat
dilakukan dengan melakukan wawancara dan survey. pertumbuhan yang cukup besar. Seperti dikutip pada Investor
Hasil yang didapatkan yaitu penilaian kinerja pada PT Daily, pada semester I 2013, penggunaan plastik meningkat
Surya Plastindo sudah memeduhi kelima tahap proses sebanyak 22,58% menjadi 1,9 juta ton dibandingkan semester
penilaian kinerja. Dengan menggunakan teknik Graphic yang sama di tahun 2012 sebanyak 900ribu ton. Selain itu,
Rating Method. Dan telah memenuhi 5 syarat penilaian pabrik plastik di Indonesia dapat dilihat memiliki peluang
kinerja yang efektif, yaitu relevance, sensitivity, reliability, yang cukup besar. Seperti dikutip di Harian Ekonomi Neraca,
acceptability, dan practicality. potensi konsumsi produk plastik di Indonesia masih cukup
Kata kunci : penilaian kinerja, produktivitas, kinerja besar dan ini merupakan peluang bagi para produsen plastik.
karyawan. Permintaan plastik ini utamanya didorong oleh pertumbuhan
industri makanan dan minuman dan FMCG (fast moving
I. PENDAHULUAN consumer good) sebesar 60%. Hal tersebut mengarahkan para
Dewasa ini, sumber daya manusia masih menjadi masalah pabrik penghasil plastik untuk terus meningkatkan kinerja dan
utama. Masing-masing individu terus berkompetisi untuk kualitas perusahaan agar tidak kalah dengan persaingan yang
menjadi yang lebih baik, menjadi seseorang yang lebih ada. Untuk itu, maka penilaian kinerja menjadi salah satu
berkembang dan diinginkan oleh perusahaan. Sebuah aspek penting yang perlu dilakukan untuk dijadikan patokan
perusahaan selalu menginginkan untuk memiliki karyawan- evaluasi dan motivasi karyawan serta perusahaan untuk
karyawan yang produktif dan berkompeten. Perusahaan dapat menjadi lebih maju lagi.
menggunakan berbagai sumber daya, tetapi, manusia PT. Surya Plastindo, merupakan sebuah perusahaan yang
merupakan sumber daya yang paling dibutuhkan oleh didirikan pada 24 April 1985 di Surabaya. PT. Surya Plastindo
perusahaan. Karena sumber daya manusia memiliki ciri khas saat ini mempekerjakan kurang lebih sekitar 700 karyawan
tersendiri yang dikira sesuai dengan gaya kerja / berpikir dari baik di pabrik dan kantor. Perusahaan ini memproduksi plastik
perusahaan tersebut. Manusia memiliki otak untuk berpikir dan katung goni. PT. Surya Plastindo merupakan perusahaan
secara kritis dan nurani sebagai dasar atas sebuah keputusan yang sudah besar dan dapat digunakan sebagai bahan referensi
suatu tindakan. Menurut Iqbal, Ahmad, Haider, Batool dan ain bagaimana sistem penilaian kinerja karyawan yang dilakukan.
2011: Kinerja organisasi yang baik mengacu pada kinerja Karena, produktivitas sebuah organisasi atau perusahaan
karyawan yang baik pula. Kinerja karyawan yang baik tidak sangat berkaitan erat dengan produktivitas karyawan. Menarik
terjadi secara otomatis begitu saja. Aspek ± aspek seperti untuk diteliti karena PT. Surya Plastindo selain memproduksi
standar manajerial, pengetahuan dan keterampilan, komitmen plastik juga memproduksi karung goni. Peminat pengguna
dan penilaian kinerjadapat mempengaruhi kinerja karyawan. karung goni akhir-akhir ini mulai menurun. Padahal karung
Untuk menilai, dapat menggunakan Penilaian Kinerja atau goni dapat diolah menjadi berbagai ketrampilan yang unik
Performance Appraisal (PA) sebagai salah satu metode dalam serta ramah lingkungan. Karung goni memiliki daya tahan
melakukan tolak ukur. yang kuat dan tidak mudah rusak.
Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal (PA) Setelah melihat fenomena mengenai perputaran penggunaan
adalah sebuah sistem yang formal digunakan dalam beberapa plastik yang cepat, maka produsen plastik memiliki peluang
periode waktu tertentu untuk menilai prestasi kerja seorang yang cukup besar untuk menambah profit perusahaan. Oleh
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

karena itu, PT. Surya Plastino sebagai pabrik produsen plastik Menurut Cascio, 1989, p.312, agar penilaian kinerja
yang sudah berdiri cukup lama harus mempersiapkan diri dapat berjalan secara efektif maka ada beberapa hal yang perlu
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan supaya tidak diperhatikan, yaitu :
kalah saing dengan perusahaan pabrik plastik yang lain. 1. Relevance
Sehingga, supaya PT. Surya Plastindo dapat terus menilai dan Hal ini menunjukkan bahwa harus ada keterkaitan atau
mengukur serta meningkatkan kinerja karyawan, maka sangat hubungan yang jelas anatar strandar kinerja dengan tujuan
penting untuk dilakukan penilaian kinerja. Karena, agar organisasi, selain itu juga harus adanya hubungan yang
perusahaan dapat terus berkembang dan maju, maka kinerja jelas antara unsur-unsur pekerjaan kritis yang
karyawan menjadi salah satu aspek penting yang perlu diolah diidentifikasi melalui analisis pekerjaan dan dimensi yang
dan dinilai. Apabila kinerja karyawan tidak dinilai, maka akan dinilai pada formulir penilaian.
karyawan tidak memiliki tolak ukur serta motivasi untuk 2. Sensitivity
mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal tersebut akan Menunjukkan bahwa sistem penilaian kinerja mampu
berdampak pada kinerja perusahaan. Jadi, apabila sebuah membedakan karyawan yang efektif dan tidak.
perusahaan ingin terus berkembang, maka penilaian kinerja 3. Reliability
dapat dilakukan sebagai salah satu sistem pendukung agar Untuk menghasilkan data yang dapat diandalkan, maka
perusahaan dapat menilai dan memperbaiki sistem kinerja masing-masing penilai harus memiliki kesempatan yang
yang digunakan. cukup untuk mengamati apa saja yang telah dilakukan
Definisi Penilaian Kinerja menurut Latham dan WeSurya oleh seorang pekerja. Apabila tidak, maka seorang
Plastindoley, 1994 yaitu, Penilaian kinerja adalah seperangkat peneliti akan bingung dalam memberikan nilai, karena
interaksi formal yang terstruktur antara bawahan dan atasan, tidak biasa dengan keadaan tersebut.
biasanya dalam bentuk wawancara periodik, di mana kinerja 4. Acceptability
bawahan ditinjau dan dibahas, dengan penekanan pada Dalam prakteknya, acceptability adalah bagian yang
identifikasi kelemahan dan kekuatan serta sebagai peluang paling penting. Program sumber daya manusia harus
untuk perbaikan kinerja dan pengembangan keterampilan mendapatkan persetujuan dari orang-orang yang
(dalam Zheng, Zhang dan Li, 2011, p.1). Dapat disimpulkan, menggunakannya. Apabila tidak, maka dapat terjadi
Penilaian Kinerja adalah sebuah sistem formal dan sistematis kecerdikan manusia akan digunakan untuk menggagalkan
yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengukur performa mereka.
kinerja karyawan. Sampai sejauh mana kinerja yang dilakukan 5. Practicality
karyawan dibandingkan dengan standart yang telah diberikan Ini berarti bahwa instrumen dalam penilaian kinerja harus
oleh perusahaan. mudah untuk dipahami baik bagi manajer ataupun bagi
Proses penyusunan penilaian kinerja menurut Mondy dan karyawan.
Noe, 1981, p.398 terbagi dalam beberapa tahapan kegiatan Rumusan masalah dari penilaian kinerja ini adalah untuk
yaitu : menganalisa bagaimana sistem penilaian kinerja yang
1. Identify Spesific Performance Appraisal Goals dilakukan pada PT.Surya Plastindo. Dengan menentukan
Harus digali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan sistem
oleh organisasi dengan adanya sistem penilaian kinerja penilaian kinerja pada PT.Surya Plastindo saat ini dan untuk
yang akan disusun. mengadakan evaluasi penilaian kinerja bagi PT.Surya
2. Establish Job ESurya Plastindopectations (Job Analysis) Plastindo. Sistem analisis penilaian kinerja ini menggunakan
Menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan, batasan penilaian pada Divisi Marketing dan Produksi dengan
sehingga akan diketahui dimensi-dimensi apa saja yang melihat sistem yang digunakan selama tahun 2011-2013.
akan diukur dalam penilaian kinerja.
3. ESurya Plastindoamine Work Performed
Melihat kinerja karyawan pada aspek-aspek yang II. METODE PENELITIAN
dijadikan sebagai penilaian atau aspek utama dalam Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
bidang yang bersangkutan. kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
4. Appraise Performance penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
Melakukan penilaian kinerja terhdap karyawan yang fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
menduduki suatu jabatan. fenomena buatan manusia.
5. Discuss Appraisal With Employee Peneliti mengambil obyek mengenai sistem penilaian
Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan kinerja yang diterapkan dalam PT. Surya Plastindo. Dalam
dikomunikasikan kembali kepada karyawan yang dinilai melakukan penelitian ini, yang menjadi subyek adalah
agar mereka mengetahui kinerja yang diharapkan oleh beberapa informan yang dipilih oleh peneliti yang sekiranya
organisasi. (1 ± 2 ± 3 ± 4 ± 5 ± 2) dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam
Dessler, 2000, p. 323 mengungkapkan beberapa teknik menentukan informan pada penelitian ini, peneliti
yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian kinerja menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling
karyawan, antara lain : Graphic Rating Scale Method, adalah yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti memiliki
teknik yang paling sederhana dan populer di dalam penilaian pertimbangan dan syarat-syarat atau elemen tertentu dalam
kinerja. Di dalamnya, terdapat skala yang mencakup faktor- memilih informan, yaitu pemilik, beberapa manajer dan
faktor penilaian kinerja, serta rating mereka. beberapa karyawan.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

Data primer yang digunakan oleh peneliti adalah hasil Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan
hari wawancara dengan pemimpin, manajer produksi, kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan
manajer pemasaran dan beberapa karyawan serta observasi makna data yang telah disajikan.
lapangan. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti Metode yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan
adalah hasil buku, dan jurnal. uji keabsahan data adalah menggunakan triangulasi sumber.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan Uji keabsahan data ini menggunakan triangulasi sumber data
beberapa cara dalam pengumpulan data, yaitu: yaitu menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai
1. Wawancara metode dan sumber perolehan data.
Teknik wawancara adalah teknik mengumpulkan data
atau informasi dengan cara bertatap muka langsung III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan Gambaran sistem penilaian kinerja pada perusahaan yaitu
mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi Sistem penilaian kinerja sudah dilakukan sejak perusahaan
tinggi (berulang-ulang) secara intensif berdiri. Sistem tersebut tidak langsung sempurna, melainkan
(Ardianto,2011:178) melalui tahapan pembaharuan dan perbaikan dari tahun ke
Peneliti akan melakukan wawancara semi terstruktur, tahun. Form penilaian kinerja sendiri dibuat oleh bagian HRD
guna untuk mendapatkan ide-ide yang lebih terbuka dengan menyesuaian standart ISO. Sistem penilaian kinerja
dan mendalam. Oleh karena itu peneliti menyiapkan yang dilakukan di perusahaan adalah sama. Penilaian kinerja
pedoman wawancara. dilakukan oleh atasan ke bawahan. Ketua Departemen /
2. Observasi Manajer masing-masing divisi menilai karyawan-karyawan
Definisi Observasi lapangan atau pengamatan yang ada dibawah pengawasan Ketua Departemen / Manajer
lapangan (field observation) adalah kegiatan yang tersebut. Sedangkan Ketua Departemen / Manajer tersut
setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra dinilai secara langsung oleh top management yang ada dalam
yang dimiliki. Selain dengan membaca Koran, perusahaan. Perberdaan penilaian kinerja antar masing-
mendengarkan radio, menonton televisi atau berbicara masing divisi yaitu perbedaan aspek/indikator yang dinilai.
dengan orang lain, kegiatan obsevasi merupakan salah Menyesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan.
satu kegiatan untuk memahami lingkungan. (Ardianto
,2011, p.179). Analisis Proses Penilaian Kinerja Pada PT. Surya
Peneliti akan melakukan observasi langsung di Plastindo:
lapangan tempat lokasi penelitian. Guna dari 1. Identify Spesific PA Goals
melakukan observasi ini adalah agar peneliti dapat x Divisi Marketing
melihat langsung keadaan yang terjadi dalam internal Proses pertama dalam menentukan tujuan penilaian
dan eksternal perusahaan. kinerja ini sangat penting. Karena agar masing-masing
Teknik analisis data yang digunakan dalam pihak yang bersangkutan dapat mengerti tujuan yang pasti
penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah dari dilaksanakannya sistem penilaian kinerja ini.
seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003, Sehinnga nantinya tidak ada kesalahpahaman apabila
p.70), yaitu sebagai berikut: terjadi suatu hal yang tidak menyenangkan. Contohnya
1. Pengumpulan Data (Data Collection) yaitu apabila seorang karyawan dinyatakan tidak
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kompeten, maka karyawan tersebut tidak perlu berkecil
kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data hati karena itu semua bertujuan untuk meningkatkan
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kemampuan karyawan. Sama seperti dikatakan 2 orang
wawancaradan studi dokumentasi. karyawan, yaitu penilaian kinerja berguna untuk melihat
2. Reduksi Data (Data Reduction) tingkat kempampuan seorang karyawan apakah sudah
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, sesuai dengan bidang kerja yang dilakukan atau belum.
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan Apabila kinerja karyawan sudah sesuai, maka tentu akan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan- memberikan produktivitas bagi perusahaan.
catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan x Divisi Produksi
sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat Menurut karyawan 1, penilaian kinerja perlu dilakukan
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat agar kinerja karyawan tetap terjaga kualitasnya. Begitu
gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya pula menurut karyawan 2 pada bagian produksi yang
dengan maksud menyisihkan data/informasi yang menjabat mennjadi operator teknik listrik. Karyawan 2
tidak relevan. mengatakan bahwa penilaian kinerja penting
3. Display Data dilaksanakan untuk melihat apakah karyawan tersebut
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan sudah kompeten atau belum.
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan pada
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan Divisi Produksi telah sadar dan mengerti tujuan
tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam dilaksanakannya sistem penilaian kinerja. Sehingga
bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat masing-masing anggota memiliki kesadaran penuh
berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. mengenai pentingnya sistem ini.
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution
Drawing and Verification)
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

form penilaian. Yaitu dengan memberikan angka- antara


1-4.
Dapat disimpulkan bahwa masing-masing pihak
2. Establish Job ESurya Plastindopectations baik penilai maupun karyawan telah mengetahui
x Divisi Marketing dengan baik cara memberikan penilaian pada form
Langkah kedua yang harus ada dalam proses penilaian penilaian kinerja. Sehingga, kedua belah pihak sudah
kinerja yaitu menentukan harapan / kriteria kinerja yang mengerti dan paham dengan cara pemberian penilaian.
harus dimiliki oleh masing-masing karyawan., yaitu : Hal tersebut akan memudahkan kedua belah pihak
a. Dapat menggunakan komputer apabila nanti melakukan diskusi, dan karyawan juga
b. Memiliki kemampuan administrasi menegerti arti dari angka-angka dalam penilaian
c. Cermat dan teliti tersebut.
d. Mengetahui nama konsumen dan spec karung x Divisi Produksi
e. Mempunyai kemampuan komunikasi Cara menilai pada penilaian kinerja pada Divisi
f. dapat membuat laporan marketing Produksi sama dengan Divisi Marketing, yaitu
Baik Manajer Marketing maupun kedua karyawan dengan memberikan angka pada masing-masing
sudah mengetahui kehalian yang harus dimiliki aspek antara 1-4 point.
khususnya oleh bagian administrasi. Apabila pihak Dapat disimpulkan bahwa pihak penilai dan pihak
karyawan tidak mengetahui harapan kerja dengan baik, yang dinilai telah paham struktur penilaian dan
maka hal tersebut dapat merugikan bagi karyawan aspek-aspek yang dinilai. Hal tersebut tentu sangat
tersebut. Karena karyawan menjadi tidak sadar akan hal- penting.
hal penting yang akan dinilai dan dianggap penting dalam 4. Appraise Performance
menjalankan tugas. x Divisi Marketing
x Divisi Produksi Penilaian menggunakan angka dari 1(kurang),
Harapan keahlian yang harus dimiliki, yaitu: 2(cukup), 3(lebih), dan 4(sangat lebih). Terdapat 4
aspek yang akan dinilai, yaitu
a. Mengerti tentang teknik listrik
1.Pendidikan,
b. Memahami tentang jenis sparepart
2.Pengalaman Kerja,
c. Dapat memperbaiki kerusakan kelistrikan dan
3. Keahlian(akan dijabarkan lagi sesuai bagian/divisi),
melakukan over houl
dan
d. Dapat membuat laporan kerja
4. Pelatihan.
Langkah kedua yang harus ada dalam proses penilaian
Masing-masing aspek memiliki bobot nilai 4.
kinerja yaitu menentukan harapan / kriteria kinerja yang
Kemudian nilai tersebut akan dijumlah dan dilihat
harus dimiliki oleh masing-masing karyawan. Baik
hasilnya. Apabila mendapat 1-9 point maka dinyatakan
Manajer Marketing maupun kedua karyawan sudah
tidak kompeten, dan apabila mendapat 10-16 point
mengetahui kehalian yang harus dimiliki khususnya oleh
maka dinyatakan kompeten.
bagian administrasi. Apabila pihak karyawan tidak
x Divisi Produksi
mengetahui harapan kerja dengan baik, maka hal tersebut
Form penilaian kinerja menggunakan lembaran yang
dapat merugikan bagi karyawan tersebut. Karena
bernama matrik kompetensi. Di dalamnya terdapat
karyawan menjadi tidak sadar akan hal-hal penting yang
tabel yang berisikan tentang aspek-aspek yang dinilai
akan dinilai dan dianggap penting dalam menjalankan
serta kolom untuk menuliskan nilainya.Nialainya
tugas.
sudah diberi acuan yaitu antara 1(paling rendah)
3. Examine Work Performed
sampai dengan 4(paling tinggi). Kemudian nilai-nilai
x Divisi Marketing
tersebut akan dijumlah dan dapat dilihat tingkat
Manajer dari Divisi Marketing mengakatakan bahwa
kompetensi seorang karyawan pada bagiannya masing-
untuk memberikan penialain yaitu dengan
masing. Seorang karyawan dikatakan kompeten
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu ada aspek
apabila nilainya diatas 9, dan dikatakan tidak
dalam segi pendidikan, pengalaman kerja, keahlian dan
kompeten atau memerlukan pelatihan tambahan
pelatihan kerja yang ada di dalam formulir, kemudian
apabila nilai kurang dari 10. Mengenai pelatihan
selain itu dipertimbangkan juga beberapa hal, antara lain
tambahan akan diurus oleh bagain HRD.
absensi, penguasaan dan pemecahan masalah. Waktu
5. Discuss Appraisal
yang diperlukan untuk memberikan penilaian ini sekitar
x Divisi Marketing
1-2 hari. Masing-msing aspek akan diberikan penilaian
Manajer Marketing mendiskusikan hasil tersebut
antara 1(kurang), 2(cukup), 3(lebih), 4(sangat lebih).
secara individu, mengenai hasil pengamatan apakah
Menurut karyawan 1, dengan diberikan nilai pada
karyawan tersebut sudah kompeten atau tidak. Tetapi
beberapa indikator yang ada pada formulir matriks
karyawan disini sudah mengerti apa yang menjadi
kompetensi. Juga hal seperti absensi, bagaimana cara
tugas masing-masing sehingga para karyawan sudah
menyelesaikan tugas dan masalah juga menjadi dasar
kompeten dibidangnya masing-masing.
perhitungan. Menurut karyawan 2, dengan memberikan
nilai pada masing-masing hal yang dinilai dan ada pada x Divisi Produksi
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

Manajer Produksi mengatakan bahwa hasil dari Menurut hasil dari penilaian kinerja pada Divisi
penilaian kinerja akan dibicarakan 1 per 1 dengan Marketing, menunjukkan bahwa hasil dari penilaian
masing-masing karyawan. Dengan begitu maka akan kinerja dapat membedakan karyawan yang kompeten dan
terjadi komunikasi yang lebih mendalam dengan tidak, dengan melihat hasil dari penilaian kinerja
karyawan. Sehingga apabila seorang karyawan tersebut. Hal tersebut juga sesuai yang dikatakan oleh
mengalami kesusahan atau keberatan dalam karyawan bagian Marketing bahwa hasil dari penilaian
menjalankan tugasnya yang berakibat nilai penilaian kinerja akan terlihat apakah seorang karyawan tersebut
menjadi rendah, maka dapat dicarikan jalan keluarnya kompeten atau tidak. Dilihat dengan nilai pada masing-
secara bersama-sama. masing aspek pada form penilaian kinerja tersebut.
Dengan begitu, penilaian kinerja pada Divisi Marketing
Analisis Teknik Penilaian Kinerja Pada PT. Surya telah memenuihi syarat penilaian kinerja yang efektif,
Plastindo pada bagian sensitivity.
1. Graphic Rating Scale Method x Divisi Produksi
Penilaian kinerja pada PT. Surya Plastindo Hasil dari penilaian kinerja pada Divisi Produksi juga
menggunakan Graphic Rating Scale Method. dapat membedakan karyawan yang efektif dan tidak
Kelebihan dari graphic rating yaitu penggunaannya seperti dikatakan oleh Manajer produksi serta salah
sangat simpel, tidak berbelit-belit. Dan apabila seorang seorang karyawan. Karyawan dapat dikatakan efektif
karyawan ditunjukkan hasil dari penilain kinerja apabila karyawan tersbut telah dikatakan kompeten
tersebut maka pasti langsung dapat mengerti tulisan dalam hasil penilaian kinerja. Dengan begitu penilaian
angka-angka yang ada pada form penilain tersebut. kinerja pada Divisi Produksi juga telah memenuhi syarat
Kekurangan dari teknik ini mungkin kebalikannya yaitu penilaian kinerja yang kedua, yaitu sensitivity.
kurang mendetail, dan memang dalam perusahaan tidak 3. Reliability
dibentuk ranking yang menunjukkan peringkat antar x Divisi Marketing
karyawan. Agar penilaian kinerja dapat berjalan secara efektif,
maka pihak penilai harus mengenal dekat dengan
Analisis Evaluasi Sistem Penilaian Kinerja Dengan karyawa yang dinilai. Hal tersebut bertujuan agar
Menggunakan Syarat-Syarat Penilaian Kinerja yang penilaian kinerja benar-benar berdasarkan kinerja aktual
Efektif dari karyawan yang dinilai tersebut.Pada Divisi
Marketing, pihak penilai yaitu sang Manajer sendiri telah
1. Relevance melihat kinerja para karyawan yang dinilai. Pihak yang
x Divisi Marketing dinilai, yaitu karyawan bagian Marketing juga merasa
Sistem penilaian kinerja yang dilakukan pada Divisi bahwa hasil penilaian kinerja benar-benar merupakan
Marketing memang memiliki hubungan antara tujuan hasil aktual dari kinerja ynag telah mereka lakukan
organisasi serta tujuan penilaian kinerja. Hal tersebut selama ini. Karena pihak penilai teah menganal dengan
diungkapkan oleh ketiga informan baik Manajer dengan karyawan tersebut dan telah bekerja bersama
Marketing serta dua orang karyawan marketing. selama ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian
Semua orang di dalam perusahaan harus mengetahui kinerja pada Divisi Marketing telah memenuhi syarat
tujuan organisasi agar dapat mengetahui visi dan misi Reability.
perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat yaitu dengan x Divisi Produksi
melihat tujuan perusahaan yaitu untuk menjadi industri Pada Divisi Produksi juga, Manajer dari Divisi
yang sangat maju pada bidang karung dalam berbagai Produksi telah mengenal dekat dekat karyawan yang
aspek yang telah dijelaskan. Maka, agar tujuan tersebut dinilai,. Begitu pula yag disampaikan oleh karyawan
dapat tercapai, maka semua karyawan harus memiliki operator teknik listrik yang dinilai. Dengan begitu,
tingkat kompetensi yang baik yaitu dapat diukur peilaian kinerja pada Divisi Produksi juga telah
dengan melakukan penilaian kinerja. Sehingga sistem memenuhi syarat penilaian kinerja yang efektif pada poin
penilaian kinerja pada Divisi Marketing telah reability.
memenuhi standart relevansi. 4. Acceptability
x Divisi Produksi x Divisi Marketing
Demikian pula dengan sistem penilaian kinerja yang Agar sistem penilaian kinerja dapat berjalan dengan
ada pada Divisi Produksi. Baik Manajer Produksi dan baik, maka sistem penilain kinerja ini harus mendapat
karyawan mengatakan bahwa penilaian kinerja yang persetujuan dari para anggota perusahaan yang terlibah
dilakukan memang memiliki hubungan antara tujuan dalam proses penilaian kinerja. Menurut manajer
organisasi dan tujuan dilaksanakannya penilaian marketing, penilaian kinerja dapat diterima dengan baik
kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem oleh seluruh karyawan Divisi Marketing. Begitu pula
penilaian kinerja pada Divisi Produksi telah menganut yang dikatakan oleh salah satu karyawan Marketing,
syarat penilain kinerja yang efektif, yaitu relevansi. bahwa karyawan tersebut mendukung diadakannya
2. Sensitivity sistem penilaian kinerja agar dapat terlihat karyawan
x Divisi Marketing yang kompeten dan tidak. Sehingga karyawan yang tidak
kompeten dapat diberi pelatihan ulang agar menjadi lebih
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

baik lagi. Dengan demikian, sistem penilaian kinerja e. Bertanggung jawab atas segala input yang dilakukan.
telah dapat diterima dengan baik oleh Divisi Marketing, Dengan mempertimbangkan harapan kinerja karyawan
dan telah memenuhi syarat penilaian kinerja yang efektif marketing yaitu:
pada poin Acceptability. a. Dapat menggunakan komputer, dimana yang
diutamakan adalah Microsoft Office.
b. Memiliki kemampuan administrasi
x Divisi Produksi c. Cermat dan teliti dalam memasukkan / menginput
Sama seperti pada poin sebelumnya, yaitu sistem data-data yang jumlahnya sangat banyak
penilaian kinerja harus dapat diterima dengan baik d. Mengetahui nama konsumen dan spec. karung
oleh seluruh anggota perusahaan. Menurut manajer e. Mempunyai kemapuan komunikasi
produksi, karena dari sistem penilaian kinerja tersebut f. Dapat membuat laporan marketing
dapat terlihat kemampuan kinerja dari seorang Hasil penilaian akan dijumlahkan antara 1-9 (tidak
karyawan. Begitu pulas eperti dikatakan seorang kompeten) maupun 10-16 (kompeten).
karyawan produksi, bahwa dari penilain kinerja Hasil dari penilaian kinerja akan didiskusikan kepada
tersebut dapat meningkatkan kulaitas dari kinerja para masing-masing karyawan.
karyawan. Dengan begitu penilaian kinerja pada Divisi x Divisi Produksi.
Produksi juga telah memenuhi persyaratan penilaian Tujuan penilaian pada bagian produksi juga bertujuan
kinerja yang efektif pada poin Acceptability. untuk melihat tingkat produktivitas karyawan. Bagi
5. Practicality karyawan operator teknik listrik yang memiliki tugas
x Divisi Marketing antara lain :
Agar penilaain kinerja berjalan dengan baik, a. Mengerti apabila ada jenis sparepart yang baru.
instrumen harus tertera dengan jelas. Menurut b. Tidak boleh melakukan kesalahan fatal yang dapat
Marketing serta salah seorang karyawan marketing mengakibatkan kerusakan pada mesin dalam
menvatakan bahwa instrumen penilaian kinerja yang melakukan pembetulan.
berupa form matriks kompetensi mudah dipahami. c. Harus siap sedia berada di lokasi apabila
Dengan begitu Divisi Marketing telah memenuhi dibutuhkan.
syarat penilaian kinerja yang efektif pada poin d. Tanggap dan cepat dalam melakukan pembetulan
Practicality. pada mesin / jaringan listrik.
x Divisi Produksi Dengan mempertimbangkan beberapa keahlian yang
Demikian pula pada Divisi Produksi. Baik harus dimiliki yaitu :
Manajer produksi serta seorang karyawan pada bagian a. Mengerti tentang teknik listrik
produksi mengatakan bahwa instrumen dalam b. Memahami tentang jenis sparepart
penilaian kinerja mudah dipahami. Dengan begitu pula c. Dapat memperbaiki kerusakan kelistrikan dan
maka sistem penilaian kinerja pada Divisi Produksi melakukan over houl
telah memenuhi syarat penilaian kinerja yang efektif d. Dapat membuat laporan
pada poin Practicality telah terpenuhi. Penilaian menggunakan pemberian angka antara 1-4
dengan menjumlahkan nilai tersebut dan dapat
diketahui apakah karyawan tersebut kompeten atau
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN tidak. Setelah itu hasil penilaian kinerja tuga
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sistem penilaian didiskusikan dengan para karyawan.
kinerja pada PT. Surya Plastindo, maka dapat disusun 2. Teknik Penilaian Kinerja Pada PT. Surya Plastindo
kesimpulan dan saran mengenai sistem penilaian kinerja Teknik penilaian kinerja yang digunakan oleh
tersebut. perusahaan yaitu dengan menggunakan teknik
Kesimpulan penilaian Graphic Rating Scale Method.
1. Proses Penilaian Kinerja Pada PT. Surya Plastindo 3. Syarat Penilaian kinerja yang Efektif
Proses penilaian kinerja terdiri dari 5 tahap. Yang pertama Syarat penilaian kinerja yang efektif ada 5, yaitu
yaitu menentukan tujuan yang spesifik dari diadakannya relevance, sensitivity, reliability, acceptability,
penilaian kinerja. practicality.
x Divisi Marketing. Baik pada Divisi Marketing dan Produksi telah
Tujuan penilaian kinerja pada penilaian kinerja yaitu memenuhi 5 syarat penilaian kinerja yang efektif,
untuk melihat tingkat kompetensi pada masing-masing dimana :
karyawan. Agar para karyawan dapat menjalankan tugas 1. Relevance, dimana tujuan perusahaan sudah sesuai
dan tanggung jawab dengan baik. Tugas bagian dengan tujuan dilaksanakan penilaian kinerja.
administrasi yaitu : 2. Sensitivity, dimana hasil dari penilaian kinerja
a. Dapat menyelesaikan input dengan waktu yang singkat tersebut dapat membedakan karyawan yang efektif
tanpa ada kesalahan. dan tidak.
b. Hafal nama semua konsumen perusahaan. 3. Reliability, dimana penilaian yang dilakukan dalam
c. Mengetahui harga-harga dan jenis karung. perusahaan telah berdasar pada kinerja aktual dari
d. Dapat menjelaskan perbedaan karung. karyawan.
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)

4. Acceptability, dimana sistem penilaian kinerja telah Werther, William B. & Keith, Davis. (1996). Human
diterima dengan baik oleh seluruh anggota Resources And Personal Management. New York:
perusahaan. McGraw-Hiil, Inc.
5. Practicality, dimana intrumen yang digunakan Zheng, Zhang & Li (October, 2011). Performance appraisal
perusahaan yaitu matriks kompetensi dapat mudah process and organizational citizenship behavior, 27,
dipahami baik oleh karyawan maupun manajer. 732-752, Retrieved April 7, 2014), from ProQUEST.

Saran
Saran untuk sistem penilaian kinerja pada PT. Surya
Plastindo kedepannya yaitu agar perusahaan dapat
mengembangkan teknik dalam penilaian kinerja agar menjadi
lebih spesifik lagi. Dan sistem penilaian kinerja mungkin
dapat dilakukan menjadi dua arah. Tidak hanya pihak manajer
yang menilai karyawan. Tetapi juga pihak karyawan diberi
kesempatan untuk menilai kinerja dari para manajer tersebut.
Agar seluruh anggota yang ada di dalam perusahaan dapat
turut serta menjad bagian dalam proses penilaian kinerja.
Training atau pelatihan juga sebaiknya diberikan juga kepada
pihak Manajer/ Kepala Divisi agar penilaian kinerja apat
bersifat terbuka untuk kedua belah pihak. Selain itu para
Manajer dapat melakukan pencatatan pada setiap kejadian
yang terjai. Baik ataupun buruk dari para karyawan. Sehingga
hasil pencatatan tersebut dapat digunakan sebagai refensi juga
dalam memberikan penilaian pada saat penilaian kinerja.

DAFTAR REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian.
Jakarta:Renika Cipta
Cascio, W, F. (1998). Managing Human Resources. New
York: McGraw-Hill Inc.
Cherrington, David J. (1999). The Management of Human
Resources (5th Edition).
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management (8th
Edition). New Jersey: Prentice Hall, Upper
Saddle River.
Iqbal, Ahmea, Haider, Batool & ain (August, 2013). Impact of
SHUIRUPDQFH DSSUDLVDO RQ HPSOR\HH¶V SHUIRUPDQFH
involvingthe Moderating Role of Motivation, 3, 37-56,
Retrieved March 21, 2014, from ProQuest.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (2013), Industri
Plastik Terbatas Kapasitas Produksi. Retrieved March
28, 2014, from
http://kemenperin.go.id/artikel/7336/Industri-Plastik-
Terbatas-Kapasitas-Produksi
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (2013),
Semester I, Konsumsi Plastik 1,9 Juta Ton. Retrieved
March 28, 2014, from
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6262/Semester-I,-
Konsumsi-Plastik-1,9-Juta-Ton
Mondy, W. dan Noe, R.M. (2005). Human Resource
Management (9th Edition). New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Noe, Raymond A., Hollenbeck, John R., Gerhart, B., &
Wright, Pattrick M. (2000). Human Resource
Management (3rd Edition). New York: McGraw-
Hill Inc.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan
R & D.Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai