(PSI 305)
MODUL 4
PERFORMANCE APPRAISAL
DISUSUN OLEH
AISYAH RATNANINGTYAS, S.Psi., M.Psi
Sebagai bahan diskusi awal kita sebelum memulai membahas mengenai performance
appraisal, bacalah dengan situasi di bawah ini.
“Bayangkan seandainya Anda adalah Manager sebuah perusahaan besar dan Anda diberikan
tugas untuk menentukan seberapa baik anak buah Anda menyelesaikan tugas-tugasnya.
Lalu, bagaimana Anda akan melakukan penilaian job performance, dan menentukan
manakah karyawan yang baik pekerjaannya dan manakah yang buruk dengan menilainya
secara objektif?”
Jawabannya adalah dengan PERFORMANCE APPRAISAL.
Performance Appraisal sering juga disebut dengan Penilaian Prestasi, Penilaian Karya,
Penilaian Kinerja, atau Penimbangan Unjuk Kerja. Beberapa tokoh mengemukakan
definisi dari performance appraisal itu sendiri. Bernardin & Russell (dalam Iswanto,
2004) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai catatan outcomes yang dihasilkan pada
fungsi atau aktivitas pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa Performance appraisal (seterusnya disingkat
PA) adalah proses penilaian dari ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, hasil kerja karyawan
yang dianggap menunjang performance (unjuk kerjanya), yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan di bidang ketenaga kerjaan (Munandar,
2000). Ada pula tokoh yang mengatakan bahwa PA adalah Suatu sistem formal dan
terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk
mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau
lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan
masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler & Jackson, 1996:3 dalam Bagus,
2010).
Menurut Ilyas (dalam Tagala, 2018), penilaian kerja adalah proses yang dilakukan
untuk menilai pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seseorang personel dan dilakukan
dalam rangka memberikan umpan balik bagi kesesuaian dan peningkatan kinerja tim.
Penilaian kinerja juga bisa diartikan sebagai sebuah proses organisasi dalam menilai
kinerja anggota organisasinya.
Lalu, siapa yang melakukan Performance Appraisal?. Ada pihak-pihak yang dapat
melakukan PA, yaitu :
a. Atasan Langsung
Atasan langsung dapat melakukan penilaian dikarenakan dianggap sebagai Orang
yang paling mengenal kinerja bawahan, Pihak yang berwenang memberikan reward
& punishment, dan dapat mengurangi penilaian subjektif
b. Rekan Sekerja
Rekan sekerja juga dapat melakukan penilaian, apabila tidak memungkinkan atasan
untuk mengamati secara langsung, karena rekan melihat kegiatan nyata sehari-hari
temannya, namun diperlukan pedoman yang jelas agar tidak bias.
c. Bawahan
Bawahan melakukan penilaian dapat berguna untuk pengembangan atasannya
langsung misal tentang komunikasi, kepemimpinan, pengelolaan organisasi, namun
sukar dilakukan karena bawahan takut akan akibat buruk penilaian yang dilakukan.
d. Pelanggan
Penilaian yang dilakukan oleh pelanggan dapat berupa umpan balik pelayanan,
dilakukan untuk karyawan yang langsung berhubungan dengan pelanggan seperti:
teller, pramuniaga, petugas hotel, dan Info dari pelanggan dapat dimanfaatkan untuk
membuat keputusan
e. Penilaian Diri sendiri
PERFOMANCE KRITERIA
Dalam melakukan penilaian kinerja (performance appraisal) apa saja yang Anda ingin
ketahui (cari)? Apa kriterianya?.Kriteria adalah standard yang ditetapkan untuk menilai
performance termasuk personnya, sehingga dapat membedakan yang good dan bad
performance.
Aspek dari kinerja seseorang yang dapat ditentukan, antara lain:
1. Sifat, misalnya Sikap, Penampilan, Inisiatif (bisa Subjektif)
2. Perilaku, misalnya gaya kepemimpinan, kerja tim, mengembangkan orla
3. Kompetensi, misalnya Customer focus, Relationship building, Planning & Organizing
4. Pencapaian Tujuan, yaitu hasil akhir yang difokuskan (mis:profit)
5. Potensi Perbaikan
Dalam menilai performance (yang lain) harus ada kriteria dan harus mengetahui standard
performance
Characteristics of Criteria
1. Actual Vs Theoretical Criteria
2. Criterion Complexity
Multiple task = multiple Criterion
Job performance dinilai secara Kualitatif (how well the person does the job) dan
Kuantitatif ( how much & how quickly the person does the job) atau salah satu
Rating Categories
C. Performance Measures
Pengukuran Performance Appraisal dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi, yaitu:
a.Direct Observation : penilai melihat langsung performa dari setiap karyawan
b. Indirect Observation : penilai melakukan penilaian melalui cara lain, mis: tes tertulis
2. Objective atau Subjective
Objective yaitu indikator dari performa kerja dapat diverifikasi & biasanya dalam
bentuk kuantitatif / yang dapat dihitung nilainya. Sedangkan Subjective yaitu
berdasarkan standar personal atau opini, biasanya tidak dapat terverifikasi.
Types and Accuracy of Performance Measures
b. Checklist
Didasarkan pada suatu standar yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian
memeriksa yang sudah dipenuhi karyawan
c. Critical Incident Technique
Didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja (baik/buruk). Dengan
cara pencatatan
d. Behaviorally anchored rating scale (BARS)
Dengan menspesifikasi unjuk kerja dengan dimensi-dimensi tertentu, kemudian
masing-masing dimensi diidentifikasi berdasarkan perilaku tertentu (baik yang
diharapkan maupun yang tidak)
e. Observasi dan Tes Unjuk Kerja
Dilakukan melalui tes di lapangan.
Mis: Pilot : 6 bulan sekali, tes pengujian pengetahuan mengenai prosedur pelaksanaan
pekerjaan dalam menerbangkan pesawat, tes kesehatan
f. Metode Perbandingan Kelompok (Ranking)
Dilakukan dengan membandingkan seorang pegawai dengan rekan kerjanya dengan
beberapa teknik (peringkat, klasifikasi, pemberian poin, perbandingan dengan pegawai
lain). Tiga metode dalam meranking karyawan adalah:
2. Metode yang berorientasi pada masa yang akan datang (akan potensi pegawai untuk
pekerjaan yang akan datang):
a. Penilaian diri sendiri
Pegawai mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa
yang akan datang dari harapan yang dikemukakan oleh atasan/organisasi
b. Management By Objective (MBO)
Selain menggunakan acuan kata sifat dan perilaku, maka keluaran juga digunakan
sebagai standard. Bentuk yang paling umum adalah management by objective (MBO).
MBO adalah alat perencanaaan dan penilaian yang memiliki berbagai variasi pada
setiap perusahaan. Caranya yaitu dengan melibatkan pegawai dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan sasaran yang dicapainya dengan dirundingkan bersama,
kemudian dievaluasi pada periode yang sudah ditentukan. Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan MBO melaporkan bahwa tampak adanya kemajuan yang positif
baik pada level individu maupun organisasi. Namun kelemahanya, MBO
membutuhkan banyak pekerjaan tertulis dan meningkatkan tekanan kerja stress.
Contoh : Future Oriented Appraisals/ Management By Objective
Ukuran productivity berbeda untuk job yang berbeda, sehingga sulit membandingkan
performance seseorang yang berbeda jobnya
“Why do we appraise employee?”. Hal tersebut karena data dari penilaian Job
performance memberikan keuntungan bagi karyawan maupun perusahaan. Data itu dapat
digunakan antara lain untuk :
1. Administrative Decisions
Job performance sebagai acuan pemberian Punishment (demosi, terminasi, PHK)
ataupun Reward (promosi, kenaikan gaji, dll). Acuan penggunaan data job
performance untuk administrative decision dapat dilihat pada Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) dan Peraturan Perusahaan, misal peraturan PHK.
2. Employee Development & Feedback
Job performance feedback dari Atasan bermanfaat untuk memelihara, meningkatkan
performance & job skill karyawan. Feedback dari Atasan yaitu berupa info tentang
apa yang diharapkan (target) & bagaimana memenuhi target tersebut atau bagaimana
meningkatkan dengan lebih baik. Sedangkan feedback untuk Karyawan yaitu dapat
mengetahui apa yang harus diperbaiki/diubah atau apa yang harus dilanjutkan atau
bagaimana meningkatkan skillnya untuk mencapai posisi yang lebih tinggi. Hasil
feedback dapat digunakan untuk evaluasi training & development
Untuk dapat meningkatkan efektivitas dari Penilai, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yang terbagi atas 3 bagian yaitu sebelum, selama dan setelah penilaian.
1. Sebelum PA berlangsung
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sering berkomunikasi dengan bawahan
tentang kinerjanya, memperoleh pelatihan wawancara PA, dan merencanakan
untuk memberi penjelasan kepada bawahan.
2. Selama Wawancara PA
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain mendorong peran serta bawahan,
menilai kinerja, bukan kepribadiannya, memberi feedback berdasarkan data,
menjadi pendengar yang aktif, dan menetapkan tujuan bersama untuk perbaikan
yang akan dating.
3. Setelah Penilaian
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sering berkomunikasi dengan bawahan
tentang kinerjanya, menilai secara periodik kemajuan bawahan, dan memberikan
reward sesuai kinerjanya.
LATIHAN SOAL
Buatlah PA untuk posisi Rekrutmen & Selection Staff dengan mengacu pada tugas utama
yang harus dikerjakan, di bawah ini:
1. Melaksanakan proses dan prosedur Perekrutan yang tepat sehingga karyawan yang
diterima adalah karyawan yang sesuai kualifikasi dan direkrut dalam waktu cepat.
2. Melakukan tindak lanjut rekrutmen terhadap setiap karyawan yang diterima untuk
memastikan halangan dan hambatan untuk beradaptasi diminimalkan melalui
bimbingan dan konseling.
3. Mengembangkan cara perekrutan yang lebih efektif.
4. Melakukan berbagai fungsi dukungan HR terhadap cabang/departemen yang menjadi
tanggung jawabnya.
5. Memastikan tersedianya laporan bulanan tentang akvitas rekrutmen.
B. Aspek Tugas
Dikarenakan aspek tugas adalah hal-hal yang memang ia kerjakan, maka mengacu pada
jobdesc posisi tersebut, yaitu Recruitment staff.
1. Melaksanakan proses dan prosedur Perekrutan yang tepat sehingga karyawan yang diterima
adalah karyawan yang sesuai kualifikasi dan direkrut dalam waktu cepat.
2. Melakukan tindak lanjut rekrutmen terhadap setiap karyawan yang diterima untuk memastikan
halangan dan hambatan untuk beradaptasi diminimalkan melalui bimbingan dan konseling.
3. Mengembangkan cara perekrutan yang lebih efektif.
4. Melakukan berbagai fungsi dukungan HR terhadap cabang/departemen yang menjadi tanggung
jawabnya.
5. Memastikan tersedianya laporan bulanan tentang akvitas rekrutmen.
Jika dilihat dari kelima tugas yang dilakukan oleh seorang recruitment staff, maka criteria
yang dapat ditentukan yaitu:
1. Kecepatan dalam memenuhi kebutuhan SDM tanggung jawab sejak permohonan
permintaan dari User diterima.
2. Persentase jumlah posisi yang Vacant (belum terpenuhi) dalam satu semester
3. Rata-rata penyelesaian Laporan Hasil Psikotest untuk Seleksi
4. Laporan Bulanan
a. Kepatuhan 30%
Total 100%