PENILAIAN KINERJA
2. Pendekatan Perilaku
Melihat bagaimana orang berperilaku. Kemampuan orang untuk bertahan
meningkat apabila penilaian kinerja didukung oleh tingkat perilaku kerja. Dalam
banyak hal sulit untuk mengidentifikasi hasil spesifik yang dapat dihubungkan dengan
tindakan pekerja. Hal tersebut benar terutama apabila penugasan individu pekerja
merupakan bagian dari usaha kelompok. Kinerja kelompok mungkin siap dievaluasi,
tetapi kontribusi masing-masing anggota sulit atau tidak mungkin diidentifikasi dengan
jelas. Dalam kondisi demikian tidak biasa bagi manajemen mengevaluasi perilaku
pekerja. Perilaku seorang tenaga penjualan ditunjukkan oleh rata-rata jumlah kontak
telepon per hari atau jumlah hari sakit yang dipergunakan dalam setahun.
3. Pendekatan Hasil
Perilaku memfokuskan pada proses, pendekatan hasil memfokus pada produk
atau hasil usaha seseorang atau yang diselesaikan individu. Seorang tenaga penjualan
dapat diukur dari volume penjualan seluruhnya, peningkatan penjualan dan jumlah
rekening yang dapat diciptakan.
4. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini selalu dicocokkan dengan situasi tertentu yang sedang
bekembang. Pendekatan sikap cocok ketika harus membuat keputusan promosi untuk
calon yang mempunyai pekerjaan yang tidak sama, sedangkan pendekatan hasil
dibatasi oleh kegagalannya menjelaskan mengapa tujuan penilai tidak tercapai.
B. Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian terhadap kinerja bukanlah tanpa tujuan, menurut Kreitner dan Kinicki
(2001) hasil penilaian kinerja dapat dipergunakan untuk: œ Administrasi penggajian; œ
Umpan balik kinerja;
œ Identifikasi kekuatan dan kelemahan individu; œ
Mendokumentasi keputusan kepegawaian; œ Penghargaan
terhadap kinerja individu; œ Mengidentifikasi kinerja buruk;
œ Membantu dalam mengidentifikasi tujuan; œ Menetapkan
keputusan promosi; œ Pemberhentian pegawai; œ
Mengevaluasi pencapaian tujuan.
Menurut Sedarmayanti (2009) bahwa penilaian kinerja penting peranannya sebagai
alat manajemen untuk:
΅ Memastikan pemahaman pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk mencapai kinerja;
΅ Memastikan tercapainya rencana kinerja yang disepakati;
΅ Memantau, mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan
rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja;
΅ Memberi penghargaan dan hukuman yang objektif atas kinerja pelaksana yang telah diukur
sesuai sistem pengukuran kinerja yang disepakati;
΅ Menjadi alat komunikasi antar karyawan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi;
΅ Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi;
΅ Membantu memahami proses kegiatan organisasi;
΅ Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif; ΅
Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan; ΅ Mengungkap permasalahan
yang terjadi.
Menurut Wibowo (2010) sebenarnya penilaian kinerja dapat dipergunakan untuk
kepentingan yang lebih luas lagi, seperti:
Ђ Evaluasi tujuan dan saran, evaluasi terhadap tujuan dan sasaran memberikan umpan
balik bagi proses perencanaan dalam menetapkan tujuan sasaran kinerja organisasi
di waktu yang akan datang;
Ђ Evaluasi rencana, bila dalam penilaian hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
rencana dicari apa penyebabnya, apakah terdapat kesalahan dalam perencanaan
sumber daya yang diperlukan atau tidak tersedia seperti direncanakan, ataukah
penyusunan jadwal waktu pelaksanaan tidak tepat, ataukah kondisi lingkungan yang
diperkirakan meleset sehingga mempengaruhi hasil;
Ђ Evaluasi lingkungan, melakukan penilaian apakah kondisi lingkungan yang dihadapi
pada waktu proses pelaksanaan tidak seperti yang diharapkan, tidak kondusif, dan
mengakibatkan kesulitan atau kegagalan dalam mencapai hasil kinerja. Bila terjadi
demikian, antisipasi tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi kinerja di
waktu yang akan datang;
Ђ Evaluasi proses kinerja, melakukan penilaian apakah terdapat kendalam dalam
proses pelaksanaan kinerja. Apakah mekanisme kerja berjalan seperti diharapkan,
apakah terdapat masalah kepemimpinan dan hubungan antar manusia dalam
organisasi, masalah kompetensi sumber daya manusia;
Ђ Evaluasi pengukuran kinerja, menilai apakah penilaian kinerja telah dilakukan
dengan benar, apakah sistem review dan coaching telah berjalan dengan benar serta
apakah metode metodenya sudah tepat. Evaluasi terhadap pengukuran kinerja
dilaukan untuk memperbaiki metode pengukuran kinerja di kemudian hari sehingga
memberikan kesimpulan yang objektif bagi organisasi dan menumbuhkan
kepercayaan dari para pekerja;
Ђ Evaluasi hasil, apabila terdapat deviasi, dicari faktor yang menyebabkan dan
berusaha memperbaikinya di kemudian hari.
6. Bentuk Naratif
Sebuah bentuk penilaian dalam bentuk naratif. Penyelia yang bersangkutan
bertanggung jawab untuk memberikan penilaian pada kinerja masa lalu karyawan dan
bidang-bidang yang membutuhkan peningkatan. Ini membantu karyawan memahami
dimana kinerjanya telah berhasil baik atau buruk dan bagaimana meningkatkan kinerja
tersebut.
7. Skala Peringkat Standar Perilaku
Skala peringkat standar perilaku (behaviourally anchored rating scale-BARS)
menggabungkan keuntungan dari naratif, kejadian kritis dan skala kuantifikasi (tipe penilaian
trafik) dengan mengangkat skala peringkat dengan contoh-contoh perilaku spesifik kinerja
baik dan buruk.
Dalam pandangan Robbins (2003) metode yang dapat digunakan dalam mengevaluasi
kinerja individu adalah:
ώ Written essays
Untuk memberikan evaluasi kinerja dengan cara mendeskripsikan apa yang menjadi
penilaian terhadap kinerja individu, tim maupun organisasi.
ώ Critical incidents
Untuk menilai perilaku yang menjadi kunci dalam membuat perbedaan antara
menjalankan pekerjaan secara efektif dengan tidak efektif. ώ Graphic rating scales
Teknik ini evaluator memeringkat faktor kinerja dalam skala inkremental. ώ
Behaviorally anchored rating scales
Merupakan pendekatan skala yang mengombinasi elemen utama dari critical
incident dan graphic rating scale. Penilai memeringkat pekerja berdasarkan butir-
butir sepanjang kontinum, tetapi titiknya adalah contoh perilaku aktual pada
pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat.
ώ Group ordeer ranking
Merupakan metode evaluasi yang menempatkan karyawan ke dalam klasifikasi
tertentu seperti quartiles.
ώ Indiviual ranking
Merupakan suatu metode evaluasi yang menyusun/rankorder pekerja dari terbalik ke
terburuk.
ώ Paired comparison
Merupakan metode evaluasi yang membandingkan masing-masing karyawan
dengan setiap pekerja lain dan menyusun peringkat berdasar pada jumlah nilai
superior yang dicapai pekerja.
D. Penilai Yang Melakukan Penilaian
Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang paham benar tentang
penilaian karyawan secara individual. Kemungkinannya antara lain adalah:
1. Penilaian Bawahan oleh Atasan
Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan atas asumsi bahwa
atasan langsung adalah orang yang berkualitas untuk mengevaluasi kinerja bahwan
secara realistis, objektif dan adil Para atasan membuat catatan kinerja untuk melakukan
penilaian dan catatan itu juga berguna untuk mengingatkan kembali karena atasan tidak
dapat mengharapkan ingatan secara rinci untuk kinerja di atas periode enam bulan atau
satu tahun.