Anak usia sekolah membutuhkan sekitar 2.400 kalori per hari untuk mendukung pertumbuhan dan memenuhi kebutuhan
energi. Kebutuhan tersebut akan lebih besar untuk anak yang lebih tua dan lebih rendah untuk anak yang lebih muda. Ahli
gizi merekomendasikan diet yang bervariasi meliputi padi-padian,buah-buahan,dan sayuran,dan level tinggi karbohidrat
kompleks yang berasal dari kentang,pasta,roti dan sereal. Kebutuhan waktu tidur menurun seiring bertambahnya usia.
Kebutuhan waktu tidur untuk anak usia 5 tahun adalah 11 jam per hari, kemudian pada usia 9 tahun kebutuhan tidur
menurun menjadi kurang dari 10 jam perhari dan pada usia 13 tahun menurun Kembali menjadi 9 jam per hari. Ketidak
mampuan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dapat menyebabkan efek negative bagi anak-anak usia muda.
Sayangnya, kurangnya waktu tidur berhubungan dengan timbulnya berbagai macam masalah
PERKEMBANGAN OTAK
Proses pematangan dan pembelajaran pada pertengahan masa anak dan setelahnya, bergantung pada koneksi otak
yang bagus, bersamaan dengan seleksi yang efisien pada bagian otak yang sesuai dengan tugas-tugas tertentu.
Bersama-sama perubahan tersebut dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses dari otak itu sendiri serta
meningkatkan kemampuan otak untuk menyaring informasi yang tidak diperlukan (Amso & Casey, 2006). Pada
suatu waktu tertentu,merupakan suatu produk dari interaksi antara factor Genetis,Epigenetis, dan Lingkungan. Satu
perubahan penting dalam proses pematangan dapat dilihat secara jelas pada studi mengenai pencitraan otak, yaitu
hilangnya kepadatan daerah abu-abu (suatu kumpulan yang dekat dengan badan saraf) pada daerah tertentu dari
korteks serebral ( lapisan luar otak yang terdiri dari jaringan saraf yang sangat berlipat-lipat dan memiliki ketebalan
yang relative tipis dan berfungsi penting di otak kompleks seperti pemrosesan sensorik,pengambilan keputusan,
pemahaman bahasa). Kehilangan kepadatan bidang abus-abu merefleksikan kematangan dari beragam bagian dari
korteks (istilah yang merujuk pada lapisan luar otak atau struktur yang serupa dalam system saraf pusat).
PERKEMBANGAN MOTORIK DAN KEAHLIAN
FISIK
Usia Perilaku yang di pilih
6 - Anak perempuan superior dalam hal Gerakan akurasi,sedangkan laki-laki dalam aktifitas yang banyak menggunakan tenaga,dan
tidak terlalu kompleks
- meloncat jika memungkinkan
- anak mampu memindahkan tubuh dan melompat dengan lincah
10 - Anak-anak dapat menangkap dan mencegat bola kecil yang di lempar pada jarak tertentu
- Anak perempuan dapat berlari dengan kecepatan 17 kaki perdetik
11 Lompatan terlebar untuk anak laki-laki adalah 5 kaki dan untuk anak perempuan adalah 4,5 kaki
Perkembangan vaksin untuk mengatasi penyakit utama pada anak membuat pertengahan masa
anak relative lebih aman di hampir seluruh belahan dunia. Rasio kematian untuk tahun-tahun
terakhir ini adalah yang paling rendah dalam rentang kehidupan. Akan tetapi masih banyak anak
yang mengalami obesitas,sedangkan beberapa yang lain menderita kondisi medis yang kronik atau
luka kecelakaan atau karena ketidak mampuan dalam mengakses tempat pelayanan Kesehatan.
Obesitas pada anak-anak telah menjadi isu Kesehatan utama yang banyak diperbincangkan
seluruh dunia. Sekitar 17 persen anak di Amerika Serikat yang berusia 2-19 tahun menderita
obesitas dan 16,5 persen menderita kelebihan berat badan (Gundersen,Lohman,Garasky,Stewart, &
Eisenmann, 2008). Anak laki-laki banyak mengalami kelebihan berat badan dibandingkan anak
perempuan (Ogden dkk, 2006). Meskipun angka terjadinya kelebihan berat badan telah meningkat
pada semua kelompok etnis (Center for Weight and Health, 2001),tetapi paling banyak anak laki-
laki dari ras meksiko amerika (lebih dari 25%) dan anak perempuan berkulit hitam dari ras non-
Hispanik (26,5%) (Ogden dkk, 2006)
Penyebab Obesitas merupakan hasil dari tendensi keturunan yang diperburuk dengan Latihan fisik yang kurang
serta terlalu banyak makan atau pemilihan makanan yang kurang tepat (AAP Committee on Nutrition, 2003; Chen
dkk, 2004). Anak akan cenderung memiliki berat badan berlebih apabila mereka memiliki prang tua atau kerabat yang
juga memiliki kelebihan berat badan serta didukung oleh gizi yang tidak sesuai juga berkontribusi (Council on Sports
Medicine and Fitnes & Council on School Health, 2006).
Obesitas pada Masa Anak Merupakan Permasalahan Yang serius Efek samping obesitas terhadap Kesehatan
untuk anak-anak sama dengan orang dewasa. Anak-anak tersebut beresiko untuk memiliki permasalahan tingkah
laku,depresi, dan kepercayaan diri yang rendah (AAP Commite on Nutrition, 2003; Datar & Sturm 2004; Mustilo dkk,
2003). The National Association of State boards of Education (2000) merekomendasikan Pendidikan jasmani selama
150 menit setiap minggu untuk anak sekolah dasar,tetapti rata-rata sekolah hanya menyediakan waktu sebesar 85-95
menit untuk Pendidikan jasmani setiap minggunya (National Center For Education Statistics [NCES], 2006). Anak-
anak yang kelebihan berat badan cenderung mengalami obesitas saat dewasa,dan memiliki resiko seperti Hipertensi
(tekanan darah tinggi/Tekanan darah tinggi kronis),penyakit jantung,permasalahan tulang dan sendi
(Ortopedik),diabetes dan permasalahan lainnya
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Hubungan Spasial (Terkait Jarak) dan Sebab Akibat Mengapa anak usia 6-7 tahun mengetahui jalan untuk
pergi ke sekolah dan pulang ke rumah, sedangkan anak dengan usia lebih muda tidak bisa? Alasannya
adalah karena anak usia 6-7 tahun berada di tahap operasional konkret dapat memahami hubungan spasial
dengan lebih baik. Mereka lebih bisa memahami berapa jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain,
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tempat tersebut, dan mereka dapat lebih mudah
mengingat rute dan penanda jalan. Pengalaman memiliki peran yang penting dalam proses perkembangan
ini; anak yang pergi ke sekolah dengan berjalan kaki akan lebih memahami lingkungan mereka.Dua
kemampuan dalam menggunakan peta dan model serta kemampuan untuk mengomunikasikan informasi
spasial akan berkembang seiring dengan pertambahan usia (Gauvain, 1993). Penilaian tentang hubungan
sebab akibat juga akan berkembang. Ketika anak usia 5 - 12 tahun diminta untuk memperkirakan hasil
penimbangan benda pada kondisi yang berbeda, maka anak dengan usia yang lebih tua rampu memberikan
jawaban yang tepat.Anak mengerti tentang pengaruh atribut fisik (jarak objek pada setiap sisi timbangan)
lebih dulu daripada mengenali pengaruh dari faktor spasial (jarak antara objek dengan pusat skala-(Amsel,
Goodman, Savoie, & Clark, 1996).
PENGARUH PERKEMBANGAN NEUROLOGIS,BUDAYA DAN SEKOLAH
Piaget menyebutkan bahwa perubahan dan pemikiran anak kecil kurang logis dan kaku menjadi pemikiran anak
yang lebih dewasa,lebih logis, dan fleksibel bergantung pada perkembangan neurologis dan pengalaman dalam
adaptasi dengan lingkungannya. Dukungan terhadap pengaruh perkembangan neurologis diukur melalui pengukuran
kulit kepala dari aktivitas otak pada saat tugas-tugas konservasi. Anak usia sekolah saat ini mungkin tidak mengalami
paham Piaget secepat orang tua mereka dulu. Ketika 10.000 anak usia 11-12 tahun dari inggris diuji dengan
pertanyaan seputar volume dan berat,performa yang mereka berikan tertinggal 2-3 tahun dibandingkan anak seusia
mereka 30 tahun yang lalu (Syaher, Ginsburg, & coe, 2007). Hasil tersebut menunjukan bahwa anak usia sekolah saat
ini terlalu banyak berkutat dengan 3R (elemen dasar kurikulum sekolah dasar, reading,ritting[Writing], dan rithmetic
[arthimetic] ) dan tidak cukup waktu untuk mengalami bagaimana material terbentuk.
PENALARAN MORAL
Piaget(1932; Piaget & Inhelder, 1969) menyatakan bahwa penalaran moral berkembang dalam tiga tahap. Dia
berpendapat bahwa anak berpindah dari satu tingkat ketikat lain pada usia bervariasi.
- Tahap pertama (anak berusia 2-7 tahun, bersamaan dengan usia praoperasional) berdasarkan pada kepatuhan yang
kaku pada perintah. Karena anak dengan usia yang lebih muda memiliki sifat egosentris. mereka tidak mampu
memandang masalah lebih dari satu aspek. Mereka percaya bahwa aturan,tidak dapat di bengkokan atau diubah,bahwa
perilaku itu benar atau salah,dan yang tidak sesuai akan mendapatkan hukuman tanpa mempertimbangkan niat.
- Tahap kedua (usia 7 atau 8 tahun – 10 atau 11, bersamaan dengan tahap operasional konkret)ditandai dengan
peningkatan fleksibilitas. Saat anak berinteraksi dengan banyak orang dan dengan sudut pandang yang beragam,
mereka akan memulai menyadari bahwa tidak ada suatu aturan yang absolut tentang perinsip benar dan salah,
mereka akan mengembangkan pemikiran mereka sendiri berdasarkan prinsip kebaikan dan keadilan.
- Tahap ketiga (sekitar usia 11-12 tahun) munculnya kepercayaan bahwa setiap orang harus diperlakukan
sama,sesuai dengan prinsip keadilan, dalam segala situasi. Menurut Piaget, anak pada tahap ini akan mengatakan
bahwa anak umur 2 tahun yang menumpahkan tinta pada taplak meja tidak dinilai melalui standar moral yang sama
dengan anak usia 10 tahun yang telah melakukan hal yang sama.
Pada usia 5-7 tahun, lobus frontalis mengalami perubahan penting yang meningkatkan pemahaman anak terhadap
proses memori (Janowsky & Carper, 1996). Dari TK hingga kelas 5, anak-anak memperoleh pemahaman yang
stabil tentang memori, termasuk bahwa belajar lama membantu mengingat, informasi bisa terlupakan seiring
waktu, dan pengulangan membantu. Di kelas 3, mereka mulai menyadari perbedaan dalam kemampuan mengingat
dan tingkat kesulitan berbeda dalam mengingat hal-hal tertentu.
Strategi mnemonik adalah alat bantu yang umum digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Ini meliputi
penggunaan bantuan eksternal seperti menulis catatan atau mengatur timer. Selain itu, strategi mnemonik
mencakup latihan, organisasi, dan elaborasi. Contohnya, mengulang nomor telepon berulang kali sebelum
menelepon adalah bentuk latihan yang membantu meningkatkan daya ingat.
PENGOLAHAN INFORMASI DAN TUGAS PIAGETIAN
Perkembangan pengolahan informasi menjelaskan kemajuan dalam teori Piaget. Anak berusia 9 tahun lebih baik dalam
menavigasi lingkungan karena mereka dapat memerhatikan, mengambil penanda, dan mengingat objek di sekitar mereka
(Allen & Ondracek, 1995). Peningkatan memori membantu pemahaman tugas konservasi. Anak-anak kecil memiliki
memori kerja terbatas, sehingga mereka bisa lupa, misalnya, perbedaan antara dua bentukan tanah liat yang semula
sama. Memori yang lebih baik pada anak yang lebih besar membantu mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Konsep atau rencana menjadi otomatis pada anak-anak, memungkinkan mereka mengolah informasi baru. Hal ini
menjelaskan mengapa mereka bisa menguasai tugas konservasi yang berbeda pada usia yang berbeda, karena mereka
perlu satu konsep konservasi terlebih dahulu sebelum memperluasnya ke tipe konservasi lainnya.
Intelegensi anak sekolah diukur melalui tes psikometrik, baik secara individu maupun kelompok. Wechsler
Intelligence Scale for Children (WISC-IV) adalah tes individual yang umum digunakan, untuk anak usia 6-16
tahun. Tes ini mengukur kemampuan verbal dan performa, memberikan skor terpisah untuk masing-masing area.
Skor subtes memperlihatkan kekuatan dan kelemahan anak, seperti masalah dalam persepsi atau berbahasa.
Otis-Lennon School Ability Test (OLSAT8) adalah tes individual lain yang populer, cocok untuk berbagai usia,
dari TK hingga kelas 12. Ini mengukur komponen seperti pemahaman konsep, kemampuan verbal dan numerik,
serta pengetahuan umum. Skor di berbagai area dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan anak.
KONTROVERSI IQ
Penggunaan tes IQ masih kontroversial. Meskipun tes ini terstandarisasi dan memiliki informasi tentang norma,
validitas, dan reliabilitas, ada argumen positif dan negatif. Tes IQ dapat memprediksi prestasi sekolah pada usia
tengah anak dan bahkan panjangnya hidup pada usia 11 tahun. Namun, kritik menyebut bahwa tes ini meremehkan
anak dengan gangguan kesehatan dan mungkin tidak adil pada anak yang bekerja lambat. Selain itu, ada keraguan
apakah tes IQ benar-benar mengukur intelegensi asli dan apakah intelegensi bisa direduksi menjadi tes ini.
Beberapa juga mempertanyakan apakah tes ini mencakup semua aspek kecerdasan. Kontroversi tetap ada
mengenai akurasi tes IQ dalam mengukur intelegensi anak.
PENGARUH PADA INTELEGENSI
Keturunan dan lingkungan memengaruhi intelegensi. Penelitian menunjukkan hubungan antara ukuran otak, luas wilayah
abu-abu, dan intelegensi, terutama dalam penalaran. Bagian korteks prafrontal, yang terkait dengan fungsi eksekutif dan
berpikir tingkat tinggi, memiliki peran penting. Korteks ini mengalami penebalan pada usia 7 tahun pada anak-anak
dengan IQ rata-rata, sementara pada anak-anak ber-IQ tinggi, penebalan terjadi pada usia 11-12 tahun. Faktor lingkungan
seperti keluarga, sekolah, dan budaya berperan penting pada perkembangan awal, tetapi genetika semakin memengaruhi
intelegensi seiring bertambahnya usia dan pemilihan lingkungan yang sesuai dengan kecenderungan genetis (Davis et al.,
2009). Selain korteks prafrontal, faktor genetik dan kecepatan transmisi pesan di otak juga berpengaruh signifikan pada
intelegensi
Gender
Anak perempuan cenderung lebih berprestasi di sekolah dibandingkan anak laki-laki, mereka mendapat nilai yang
lebih tinggi, secara rata-rata pada setiap pelajaran (Halpern dkk.. 2007).
Anak Dengan Permasalahan Belajar
Saat pendidik telah menjadi lebih sensitif untuk mendidik anak-anak dari latar belakang budaya yang berbeda,
mereka juga harus memikirkan cara untuk anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Sekitar usia 7 atau 8 tahun, anak mencapai tingkat perkembangan konsep diri. Pada saat ini,
penilaian terhadap diri sendiri menjadi lebih penting realistis, seimbang dan komprehensif
sebagaimana anak membentuk sistem representasi secara luas, konsep diri yang inklusif yang
mengintegrasikan berbagai aspek dari diri ( Harter, 1993, 1996, 1998).
Harga Diri
Menurut Erikson (1982), faktor utama yang menentukan harga diri adalah pandangan anak-anak terhadap kapasitasnya
untuk kerja produktif. Tahap keempat dari perkembangan psikososial ini difokuskan pada industry vs inferiority (kerja
keras lawan rendah diri). Pertengahan masa anak adalah waktu anak harus belajar nilai-nilai keterampilan didalam
kelompok sosialnya.
Perkembangan Emosional Dan Perilaku Prososial
Begitu anak tumbuh makin besar, mereka lebih sadar terhadap apa yang dimilikinya dan perasaan individu lain.
Mereka dapat mengatur atau mengontrol dengan baik emosi dan dapat merespon emosi distress pada orang lain. Di
usia 7 atau 8 tahun, anak secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga, dan mereka memiliki pandangan
yang jelas tentang perbedaan antara rasa bersalah dan malu.
Anak Dalam Keluarga
Anak di usia sekolah menghabiskan banyak waktu di luar rumah untuk berkunjung dan bersosialisasi dengan teman
sebayanya. Mereka juga menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar serta memperkecil waktu untuk makan
Bersama keluarga (Juster dkk. 2004). Untuk memahami anak dalam keluarga, kita perlu melihat lingkungan keluarga
yang merupakan atmosfer dan struktur.