Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Fisik

Aspek-Aspek Perkembangan Fisik

Pertumbuhan selama pertengahan masa anak-anak berlangsung lambat. Meskipun


perkembangan dari hari ke hari tidak begitu terlihat jekas,perbedaan akan terlihat pada anak
usia antara 6 tahun,yang masih merupakan anak kecil dan usia 11 tahun,dalam usia ini mereka
mulai menyerupai orang dewasa
Tinggi dan Berat Badan
Pada usia antara 6-11,anak-anak tumbuh sekitar 2-3 inch setiap tahun depan dan beratnya bertambah
sekitar dua kali lipat(McDowell,Frayer,Odgen,&Flegal,2008;Tabel 9-1). Anak perempuan memiliki
jaringan lemak lebih banyak daripada anak laki-laki,sifat ini akan terus bertahan hingga dewasa. Berat
badan rata-rata anak usia 10 tahun lebih besar 11 pon dibandingkan berat rata-rata anak pada 40 tahun
yang lalu – sekitar lebih dari 82 pon untuk anak laki-laki dan 89 pon untuk anak perempuan (McDowell
dkk,2008).
Gizi dan waktu Tidur

Anak usia sekolah membutuhkan sekitar 2.400 kalori per hari untuk mendukung pertumbuhan dan memenuhi kebutuhan
energi. Kebutuhan tersebut akan lebih besar untuk anak yang lebih tua dan lebih rendah untuk anak yang lebih muda. Ahli
gizi merekomendasikan diet yang bervariasi meliputi padi-padian,buah-buahan,dan sayuran,dan level tinggi karbohidrat
kompleks yang berasal dari kentang,pasta,roti dan sereal. Kebutuhan waktu tidur menurun seiring bertambahnya usia.
Kebutuhan waktu tidur untuk anak usia 5 tahun adalah 11 jam per hari, kemudian pada usia 9 tahun kebutuhan tidur
menurun menjadi kurang dari 10 jam perhari dan pada usia 13 tahun menurun Kembali menjadi 9 jam per hari. Ketidak
mampuan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dapat menyebabkan efek negative bagi anak-anak usia muda.
Sayangnya, kurangnya waktu tidur berhubungan dengan timbulnya berbagai macam masalah
PERKEMBANGAN OTAK

Proses pematangan dan pembelajaran pada pertengahan masa anak dan setelahnya, bergantung pada koneksi otak
yang bagus, bersamaan dengan seleksi yang efisien pada bagian otak yang sesuai dengan tugas-tugas tertentu.
Bersama-sama perubahan tersebut dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses dari otak itu sendiri serta
meningkatkan kemampuan otak untuk menyaring informasi yang tidak diperlukan (Amso & Casey, 2006). Pada
suatu waktu tertentu,merupakan suatu produk dari interaksi antara factor Genetis,Epigenetis, dan Lingkungan. Satu
perubahan penting dalam proses pematangan dapat dilihat secara jelas pada studi mengenai pencitraan otak, yaitu
hilangnya kepadatan daerah abu-abu (suatu kumpulan yang dekat dengan badan saraf) pada daerah tertentu dari
korteks serebral ( lapisan luar otak yang terdiri dari jaringan saraf yang sangat berlipat-lipat dan memiliki ketebalan
yang relative tipis dan berfungsi penting di otak kompleks seperti pemrosesan sensorik,pengambilan keputusan,
pemahaman bahasa). Kehilangan kepadatan bidang abus-abu merefleksikan kematangan dari beragam bagian dari
korteks (istilah yang merujuk pada lapisan luar otak atau struktur yang serupa dalam system saraf pusat).
PERKEMBANGAN MOTORIK DAN KEAHLIAN
FISIK
Usia Perilaku yang di pilih
6 - Anak perempuan superior dalam hal Gerakan akurasi,sedangkan laki-laki dalam aktifitas yang banyak menggunakan tenaga,dan
tidak terlalu kompleks
- meloncat jika memungkinkan
- anak mampu memindahkan tubuh dan melompat dengan lincah

7 - keseimbangan satu kaki tanpa melihat menjadi memungkinkan


- anak mampu berjalan atas palang selebar 2 inci
- anak mampu melompat dan meloncat secara akurat ke dalam kotak-kotak kecil
- anak mampu melakukan Latihan Jumping-Jack secara akurat

8 - anak memiliki kekuatan genggaman sebesar 12 pon


- jumlah anak yang bersedia berpartisipasi dalam permainan,laki-laki atau perempuan paling besar dalam usia ini
- anak-anak mampu melakukan lompatan dalam ritme yang bervariasi dengan pola 2-2, 2-3 atau 3-3

9 - Anak laki-laki mampu berlari dengan kecepatan 16,5 kaki perdetik


- Anak laki-laki mampu melempar bola kecil sejauh 70 kaki

10 - Anak-anak dapat menangkap dan mencegat bola kecil yang di lempar pada jarak tertentu
- Anak perempuan dapat berlari dengan kecepatan 17 kaki perdetik

11 Lompatan terlebar untuk anak laki-laki adalah 5 kaki dan untuk anak perempuan adalah 4,5 kaki

Perkembangan Motorik pada pertengahan masa Anak-anak


Sumber: Diadaptasi dari Bryant J. Cratty,perceptual and Motor Development in infants and Children, edisi ketiga. Englewood Cliffs, NJ: Prenticce Hall
1986
Kesehatan,Kebugaran, dan Keamanan

Perkembangan vaksin untuk mengatasi penyakit utama pada anak membuat pertengahan masa
anak relative lebih aman di hampir seluruh belahan dunia. Rasio kematian untuk tahun-tahun
terakhir ini adalah yang paling rendah dalam rentang kehidupan. Akan tetapi masih banyak anak
yang mengalami obesitas,sedangkan beberapa yang lain menderita kondisi medis yang kronik atau
luka kecelakaan atau karena ketidak mampuan dalam mengakses tempat pelayanan Kesehatan.

OBESITAS DAN CITRA TUBUH

Obesitas pada anak-anak telah menjadi isu Kesehatan utama yang banyak diperbincangkan
seluruh dunia. Sekitar 17 persen anak di Amerika Serikat yang berusia 2-19 tahun menderita
obesitas dan 16,5 persen menderita kelebihan berat badan (Gundersen,Lohman,Garasky,Stewart, &
Eisenmann, 2008). Anak laki-laki banyak mengalami kelebihan berat badan dibandingkan anak
perempuan (Ogden dkk, 2006). Meskipun angka terjadinya kelebihan berat badan telah meningkat
pada semua kelompok etnis (Center for Weight and Health, 2001),tetapi paling banyak anak laki-
laki dari ras meksiko amerika (lebih dari 25%) dan anak perempuan berkulit hitam dari ras non-
Hispanik (26,5%) (Ogden dkk, 2006)
Penyebab Obesitas merupakan hasil dari tendensi keturunan yang diperburuk dengan Latihan fisik yang kurang
serta terlalu banyak makan atau pemilihan makanan yang kurang tepat (AAP Committee on Nutrition, 2003; Chen
dkk, 2004). Anak akan cenderung memiliki berat badan berlebih apabila mereka memiliki prang tua atau kerabat yang
juga memiliki kelebihan berat badan serta didukung oleh gizi yang tidak sesuai juga berkontribusi (Council on Sports
Medicine and Fitnes & Council on School Health, 2006).

Obesitas pada Masa Anak Merupakan Permasalahan Yang serius Efek samping obesitas terhadap Kesehatan
untuk anak-anak sama dengan orang dewasa. Anak-anak tersebut beresiko untuk memiliki permasalahan tingkah
laku,depresi, dan kepercayaan diri yang rendah (AAP Commite on Nutrition, 2003; Datar & Sturm 2004; Mustilo dkk,
2003). The National Association of State boards of Education (2000) merekomendasikan Pendidikan jasmani selama
150 menit setiap minggu untuk anak sekolah dasar,tetapti rata-rata sekolah hanya menyediakan waktu sebesar 85-95
menit untuk Pendidikan jasmani setiap minggunya (National Center For Education Statistics [NCES], 2006). Anak-
anak yang kelebihan berat badan cenderung mengalami obesitas saat dewasa,dan memiliki resiko seperti Hipertensi
(tekanan darah tinggi/Tekanan darah tinggi kronis),penyakit jantung,permasalahan tulang dan sendi
(Ortopedik),diabetes dan permasalahan lainnya
PERKEMBANGAN KOGNITIF

Pendekatan Piagetian: Tahap KonkretOperasional


Menurut Piaget, pada usia 7 tahun, anak-anak akan memasuki tahap operasional konkret ketika
mereka bisa menggunakan operasional mental, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang konkret (aktual). Anak dapat berpikir secara logis karena mereka• dapat
menggunakan banyak aspek situasi ke dalam suatu pertimbangan. Namun, bagaimanapun juga
kemampuan berpikir mereka masih terbatas pada situasi nyata, di sini, dan sekarang.
KEMAJUAN KOGNITIF

Hubungan Spasial (Terkait Jarak) dan Sebab Akibat Mengapa anak usia 6-7 tahun mengetahui jalan untuk
pergi ke sekolah dan pulang ke rumah, sedangkan anak dengan usia lebih muda tidak bisa? Alasannya
adalah karena anak usia 6-7 tahun berada di tahap operasional konkret dapat memahami hubungan spasial
dengan lebih baik. Mereka lebih bisa memahami berapa jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain,
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tempat tersebut, dan mereka dapat lebih mudah
mengingat rute dan penanda jalan. Pengalaman memiliki peran yang penting dalam proses perkembangan
ini; anak yang pergi ke sekolah dengan berjalan kaki akan lebih memahami lingkungan mereka.Dua
kemampuan dalam menggunakan peta dan model serta kemampuan untuk mengomunikasikan informasi
spasial akan berkembang seiring dengan pertambahan usia (Gauvain, 1993). Penilaian tentang hubungan
sebab akibat juga akan berkembang. Ketika anak usia 5 - 12 tahun diminta untuk memperkirakan hasil
penimbangan benda pada kondisi yang berbeda, maka anak dengan usia yang lebih tua rampu memberikan
jawaban yang tepat.Anak mengerti tentang pengaruh atribut fisik (jarak objek pada setiap sisi timbangan)
lebih dulu daripada mengenali pengaruh dari faktor spasial (jarak antara objek dengan pusat skala-(Amsel,
Goodman, Savoie, & Clark, 1996).
PENGARUH PERKEMBANGAN NEUROLOGIS,BUDAYA DAN SEKOLAH
Piaget menyebutkan bahwa perubahan dan pemikiran anak kecil kurang logis dan kaku menjadi pemikiran anak
yang lebih dewasa,lebih logis, dan fleksibel bergantung pada perkembangan neurologis dan pengalaman dalam
adaptasi dengan lingkungannya. Dukungan terhadap pengaruh perkembangan neurologis diukur melalui pengukuran
kulit kepala dari aktivitas otak pada saat tugas-tugas konservasi. Anak usia sekolah saat ini mungkin tidak mengalami
paham Piaget secepat orang tua mereka dulu. Ketika 10.000 anak usia 11-12 tahun dari inggris diuji dengan
pertanyaan seputar volume dan berat,performa yang mereka berikan tertinggal 2-3 tahun dibandingkan anak seusia
mereka 30 tahun yang lalu (Syaher, Ginsburg, & coe, 2007). Hasil tersebut menunjukan bahwa anak usia sekolah saat
ini terlalu banyak berkutat dengan 3R (elemen dasar kurikulum sekolah dasar, reading,ritting[Writing], dan rithmetic
[arthimetic] ) dan tidak cukup waktu untuk mengalami bagaimana material terbentuk.

PENALARAN MORAL
Piaget(1932; Piaget & Inhelder, 1969) menyatakan bahwa penalaran moral berkembang dalam tiga tahap. Dia
berpendapat bahwa anak berpindah dari satu tingkat ketikat lain pada usia bervariasi.
- Tahap pertama (anak berusia 2-7 tahun, bersamaan dengan usia praoperasional) berdasarkan pada kepatuhan yang
kaku pada perintah. Karena anak dengan usia yang lebih muda memiliki sifat egosentris. mereka tidak mampu
memandang masalah lebih dari satu aspek. Mereka percaya bahwa aturan,tidak dapat di bengkokan atau diubah,bahwa
perilaku itu benar atau salah,dan yang tidak sesuai akan mendapatkan hukuman tanpa mempertimbangkan niat.
- Tahap kedua (usia 7 atau 8 tahun – 10 atau 11, bersamaan dengan tahap operasional konkret)ditandai dengan
peningkatan fleksibilitas. Saat anak berinteraksi dengan banyak orang dan dengan sudut pandang yang beragam,
mereka akan memulai menyadari bahwa tidak ada suatu aturan yang absolut tentang perinsip benar dan salah,
mereka akan mengembangkan pemikiran mereka sendiri berdasarkan prinsip kebaikan dan keadilan.
- Tahap ketiga (sekitar usia 11-12 tahun) munculnya kepercayaan bahwa setiap orang harus diperlakukan
sama,sesuai dengan prinsip keadilan, dalam segala situasi. Menurut Piaget, anak pada tahap ini akan mengatakan
bahwa anak umur 2 tahun yang menumpahkan tinta pada taplak meja tidak dinilai melalui standar moral yang sama
dengan anak usia 10 tahun yang telah melakukan hal yang sama.

PENDEKATAN PENGOLAHAN INFORMASI : PERENCANAAN, ATENSI DAN MEMORI


Saat anak masuk pada usia sekolah,mereka membuat perubahan yang stabil terkait kemampan mereka dalam
mengatur dan memusatkan atensi,mengolah dan menyimpan informasi,serta merencanakan dan memonitor perilaku
mereka. Semua perkembangan ini saling terhubung dan memunculkan sifat eksekutif (control kesadaran dalam
berpikir emosi dan Tindakan untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah)
BAGAIMANA CARA KETERAMPILAN EKSEKUTIF BERKEMBANG?
Fungsi eksekutif berkembang secara bertaham mulai dari Infant sampai masa remaja, seiring dengan perkembangan
otak,terutama korteks prefrontal,tempat untuk perencanaan,penilaian, dan pengambilan keputusan (Lamm, Zelazo, &
Lewis, 2006). Pada tahap tersebut,sinapsis yang tidak diperlukan oleh otak akan dipangkas dan jalurnya akan
terjalin,sehingga kecepatan prosesor yang biasanya diukur melalui waktu reaksi akan meningkat secara dramatis
( Camarata & Woodcock, 2006; Luna, Garver, Urban, Lazar, & Sweeney, 2004). Proses yang lebih efisien akan lebih
cepat dan kapasitas memori juga akan meningkat, sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir secara kompleks
dan merencanakan cara mencapai tujuan mereka (Flavell dkk, 2002; Luna dkk,2004
ATENSI YANG SELEKTIF
Anak usia sekolah mampu berkonsentrasi lebih lama dari pada anak yang lebih muda dan dapat focus pada informasi
yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan sambal memilah informasi yang tidak relevan . Misalnya, mereka
dapat mengarahkan memori mengenai maksud yang sesuai dari suatu Kata dan menekan makna lain yang tidak sesuai
dengan konteks. Anak kelas lima memiliki kemampuan yang lebih baik daripada anak kelas satu dalam mencegah
masuknya informasi yang tidak dibutuhkan ke dalam memori dan persaingan antar materi untuk memperebutkan
perhatian (Harnishfeger & Pope, 1996). Perkembangan ini terjadi dalam atensi yang selektif, suatu kemampuan untuk
memusatkan suatu atensi dan membuang pengalih perhatian, mungkin tergantung pada keterampilan eksekutif dari
kontrol penghambatan, supresi secara sukarela (tanpa diperintahkan) terhadap respons yang tidak dinginkan (Luna
dkk., 2004).
MEMORI KERJA
Efisiensi dari memori kerja meningkat tinggi pada pertengahan masa anak-anak, menyebabkan peningkatan jangkauan
keterampilan kognitif. Perubahan apakah yang dapat membuat perubahan yang sangat cepat? Pada sebuah studi, 120 anak
dari Inggris berusia 6-10 tahun diminta untuk mengikuti ujian jangkauan memori yang kompleks, meliputi komputerisasi
visual dan gambaran verbal. Perkembangan pada kecepatan dalam memproses dan kapasitas penyimpanan ditemukan
sebagai hal mendasari perkembangan dari memori kerja dalam kelompok usia ini
METAMEMORI: MEMAHAMI MEMORI
Pada usia 5-7 tahun, lobus frontalis mengalami perubahan penting yang meningkatkan pemahaman anak terhadap proses
memori (Janowsky & Carper, 1996). Dari TK hingga kelas 5, anak-anak memperoleh pemahaman yang stabil tentang
memori, termasuk bahwa belajar lama membantu mengingat, informasi bisa terlupakan seiring waktu, dan pengulangan
membantu. Di kelas 3, mereka mulai menyadari perbedaan dalam kemampuan mengingat dan tingkat kesulitan berbeda
dalam mengingat hal-hal tertentu.

MNEMONIK: Strategi Meningkatkan Ingatan


Strategi mnemonik adalah alat bantu yang umum digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Ini meliputi penggunaan
bantuan eksternal seperti menulis catatan atau mengatur timer. Selain itu, strategi mnemonik mencakup latihan, organisasi,
dan elaborasi. Contohnya, mengulang nomor telepon berulang kali sebelum menelepon adalah bentuk latihan yang
membantu meningkatkan daya ingat.
METAMEMORI: MEMAHAMI MEMORI

Pada usia 5-7 tahun, lobus frontalis mengalami perubahan penting yang meningkatkan pemahaman anak terhadap
proses memori (Janowsky & Carper, 1996). Dari TK hingga kelas 5, anak-anak memperoleh pemahaman yang
stabil tentang memori, termasuk bahwa belajar lama membantu mengingat, informasi bisa terlupakan seiring
waktu, dan pengulangan membantu. Di kelas 3, mereka mulai menyadari perbedaan dalam kemampuan mengingat
dan tingkat kesulitan berbeda dalam mengingat hal-hal tertentu.

MNEMONIK: Strategi Meningkatkan Ingatan

Strategi mnemonik adalah alat bantu yang umum digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Ini meliputi
penggunaan bantuan eksternal seperti menulis catatan atau mengatur timer. Selain itu, strategi mnemonik
mencakup latihan, organisasi, dan elaborasi. Contohnya, mengulang nomor telepon berulang kali sebelum
menelepon adalah bentuk latihan yang membantu meningkatkan daya ingat.
PENGOLAHAN INFORMASI DAN TUGAS PIAGETIAN
Perkembangan pengolahan informasi menjelaskan kemajuan dalam teori Piaget. Anak berusia 9 tahun lebih baik dalam
menavigasi lingkungan karena mereka dapat memerhatikan, mengambil penanda, dan mengingat objek di sekitar mereka
(Allen & Ondracek, 1995). Peningkatan memori membantu pemahaman tugas konservasi. Anak-anak kecil memiliki
memori kerja terbatas, sehingga mereka bisa lupa, misalnya, perbedaan antara dua bentukan tanah liat yang semula
sama. Memori yang lebih baik pada anak yang lebih besar membantu mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Konsep atau rencana menjadi otomatis pada anak-anak, memungkinkan mereka mengolah informasi baru. Hal ini
menjelaskan mengapa mereka bisa menguasai tugas konservasi yang berbeda pada usia yang berbeda, karena mereka
perlu satu konsep konservasi terlebih dahulu sebelum memperluasnya ke tipe konservasi lainnya.

PENDEKATAN PSIKOMETRIK :PEGUKURAN INTELEGENSI


Intelegensi anak sekolah diukur melalui tes psikometrik, baik secara individu maupun kelompok. Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC-IV) adalah tes individual yang umum digunakan, untuk anak usia 6-16 tahun. Tes ini
mengukur kemampuan verbal dan performa, memberikan skor terpisah untuk masing-masing area. Skor subtes
memperlihatkan kekuatan dan kelemahan anak, seperti masalah dalam persepsi atau berbahasa.
Otis-Lennon School Ability Test (OLSAT8) adalah tes individual lain yang populer, cocok untuk berbagai usia, dari TK
hingga kelas 12. Ini mengukur komponen seperti pemahaman konsep, kemampuan verbal dan numerik, serta
pengetahuan umum. Skor di berbagai area dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan anak.
PENDEKATAN PSIKOMETRIK :PEGUKURAN INTELEGENSI

Intelegensi anak sekolah diukur melalui tes psikometrik, baik secara individu maupun kelompok. Wechsler
Intelligence Scale for Children (WISC-IV) adalah tes individual yang umum digunakan, untuk anak usia 6-16
tahun. Tes ini mengukur kemampuan verbal dan performa, memberikan skor terpisah untuk masing-masing area.
Skor subtes memperlihatkan kekuatan dan kelemahan anak, seperti masalah dalam persepsi atau berbahasa.
Otis-Lennon School Ability Test (OLSAT8) adalah tes individual lain yang populer, cocok untuk berbagai usia,
dari TK hingga kelas 12. Ini mengukur komponen seperti pemahaman konsep, kemampuan verbal dan numerik,
serta pengetahuan umum. Skor di berbagai area dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan anak.

KONTROVERSI IQ
Penggunaan tes IQ masih kontroversial. Meskipun tes ini terstandarisasi dan memiliki informasi tentang norma,
validitas, dan reliabilitas, ada argumen positif dan negatif. Tes IQ dapat memprediksi prestasi sekolah pada usia
tengah anak dan bahkan panjangnya hidup pada usia 11 tahun. Namun, kritik menyebut bahwa tes ini meremehkan
anak dengan gangguan kesehatan dan mungkin tidak adil pada anak yang bekerja lambat. Selain itu, ada keraguan
apakah tes IQ benar-benar mengukur intelegensi asli dan apakah intelegensi bisa direduksi menjadi tes ini.
Beberapa juga mempertanyakan apakah tes ini mencakup semua aspek kecerdasan. Kontroversi tetap ada
mengenai akurasi tes IQ dalam mengukur intelegensi anak.
PENGARUH PADA INTELEGENSI
Keturunan dan lingkungan memengaruhi intelegensi. Penelitian menunjukkan hubungan antara ukuran otak, luas wilayah
abu-abu, dan intelegensi, terutama dalam penalaran. Bagian korteks prafrontal, yang terkait dengan fungsi eksekutif dan
berpikir tingkat tinggi, memiliki peran penting. Korteks ini mengalami penebalan pada usia 7 tahun pada anak-anak
dengan IQ rata-rata, sementara pada anak-anak ber-IQ tinggi, penebalan terjadi pada usia 11-12 tahun. Faktor lingkungan
seperti keluarga, sekolah, dan budaya berperan penting pada perkembangan awal, tetapi genetika semakin memengaruhi
intelegensi seiring bertambahnya usia dan pemilihan lingkungan yang sesuai dengan kecenderungan genetis (Davis et al.,
2009). Selain korteks prafrontal, faktor genetik dan kecepatan transmisi pesan di otak juga berpengaruh signifikan pada
intelegensi

Pengaruh Sekolah terhadap IQ


Sekolah dapat meningkatkan skor IQ anak. Anak yang memulai sekolah lebih lambat mengalami penurunan IQ sebesar 5
poin setiap tahun, dan skor IQ cenderung turun selama liburan musim panas. Selama periode sekolah antara Oktober dan
April, terjadi peningkatan skor bahasa, spasial, dan konseptual pada anak.
Pengaruh Ras/Etnis dan Status Sosial Ekonomi pada IQ
Terdapat perbedaan skor IQ antara ras/etnis dan status sosial ekonomi. Sejarah menunjukkan anak kulit hitam memiliki
skor IQ lebih rendah daripada anak kulit putih, namun selama tahun-tahun terakhir, perbedaan ini telah berkurang. Skor
IQ juga memengaruhi prestasi sekolah, terutama pada anak ras Hispanik. Meskipun ada pandangan tentang faktor genetis,
tidak ada bukti langsung yang mendukung perbedaan IQ diwariskan antara ras/etnis. Penelitian menunjukkan perbedaan
IQ lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pendapatan, gizi, kondisi tempat tinggal, dan lainnya, yang dapat
memengaruhi motivasi, performa akademis.
APAKAH ADA LEBIH DARI SATU INTELEGENSI?
Kritik tegas terhadap tes IQ menyatakan bahwa mereka hanya fokus pada kemampuan yang hanya digunakan di
sekolah. Mereka tidak menilai aspek penting lain dari perilaku intelegensi, misalnya kemampuan merasakan,
kemampuan sosial, daya kreatif, dan pemahaman terhadap diri sendiri. Kemampuan in, dengan beberapa anak
berkemampuan akademis moderat, kemampuan tersebut akan sangat penting bagi kehidupan mereka ke depan dan
keahlian tersebut dapat pula dikatakan sebagai bentuk lain dari kecerdasan. Du orang yang mengadvokasi kondisi
tersebut adalah Howard Gardner dan Robert Sternberg.

Teori Gardner tentang Intelegensi Jamak


Gardner mengidentifikasi 8 jenis intelegensi, termasuk musikal, kinestetika tubuh, interpersonal, intrapersonal,
dan naturalis, selain yang diukur oleh tes IQ. Menurutnya, intelegensi tinggi dalam satu area tidak selalu berarti
tinggi di area lain. Gardner berpendapat bahwa intelegensi bisa ditemukan dalam berbagai keahlian dan bakat.
Kritik mengatakan bahwa teori ini lebih mencerminkan bakat atau keterampilan daripada intelegensi, dan bahwa
intelegensi masih berkaitan erat dengan prestasi sekolah.
Teori Intelegensi Triarchic Sternberg
Sternberg (1985,2004) mengidentifikasi tiga aspek intelegensi:
komponen makna (analisis), pengalaman (kreativitas), dan kontekstual (praktik). Komponen makna berkaitan dengan
pemrosesan informasi dan pemecahan masalah. Pengalaman melibatkan wawasan dan kemampuan untuk berpikir
orisinal(ide/solusi). Kontekstual berhubungan dengan cara beradaptasi dengan lingkungan. Sternberg mengukur ketiga
aspek ini dengan Sternberg Triarchic Ability Test (STAT), yang mencakup pertanyaan verbal, kuantitatif, dan figural.
Misalnya, ada soal analisis figural, soal kreatif verbal, dan soal praktik kuantitatif untuk mengukur kemampuan dalam
tiga domain ini.

PRAGMATIK: PENGETAHUAN TENTANG KOMUNIKASI


Pragmatik dalam perkembangan bahasa anak sekolah melibatkan kemampuan berbicara dan menceritakan. Anak-anak
belajar bagaimana memulai pembicaraan dan memahami masalah dalam komunikasi. Ada variasi individu dalam
kemampuan ini, dengan beberapa anak mampu berkomunikasi lebih baik daripada orang dewasa. Jenis kelamin juga
mempengaruhi gaya komunikasi anak-anak, dengan komunikasi yang lebih kolaboratif terjadi ketika anak-anak
berinteraksi dengan jenis kelamin yang sama.
Anak Di Sekolah
Masuk Kelas Satu
Dalam sebuah studi longitudinal nasional, anak di kelas 1 berisiko gagal dalam sekolah, baik karena rendahnya
status sosial ekonomi atau secara akademis, masalah perhatian atau tingkah laku dan terus berkembang, tetapi
apabila gurunya mau memberikan pengarahan dan dukungan emosional, maka risiko tersebut dapat diturunkan.

Pengaruh Pada Prestasi Sekolah


Keyakinan akan Kemampuan Diri (Self Efficacy)
Siswa yang memiliki keyakinan akan kemampuan diri yang tinggi-percaya bahwa mereka dapat menguasai
pelajaran sekolah dan meregulasi pembelajaran mereka memilki kemungkinan sukses yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan siswa yang tidak percaya pada kemampuan mereka (Bandura, Barbaranelli, Caprara, &
Pastorelli, 1996; Zimmerman, Bandura, & Martinez-Pons, 1992).

Gender
Anak perempuan cenderung lebih berprestasi di sekolah dibandingkan anak laki-laki, mereka mendapat nilai yang
lebih tinggi, secara rata-rata pada setiap pelajaran (Halpern dkk.. 2007).
Anak Dengan Permasalahan Belajar
Saat pendidik telah menjadi lebih sensitif untuk mendidik anak-anak dari latar belakang budaya yang berbeda,
mereka juga harus memikirkan cara untuk anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.

Gangguan dalam Belajar


Dua kondisi yang paling banyak ditemui berkaitan dengan permasalahan tingkah laku dan kemampuan belajar
adalah gangguan dalam belajar dan hiperaktivitas. Sebuah studi terhadap lebih dari 23.000 anak di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa sekitar 5 anak mengalami gangguan persen dalam belajar, 5 persen anak mengalami
hiperaktivitas dan 4 persen anak mengalami keduanya (Pastor & Reuben, 2008)

Ketidakmampuan dalam Belajar


Disleksia adalah contoh ketidakmampuan dalam belajar (learning disabilities/LDs) yang paling banyak ditemui.
Gangguan ini dapat memengaruhi aspek spesifik dalam capaian sekolah, misalnya dalam mendengar, membaca,
menulis atau matematika, sehingga performa menjadi lebih rendah dibandingkan apa yang diharapkan dari anak
usia tersebut.
Perkembangan Psikososial

Perkembangan Konsep Diri: Sistem Rerpresentasi

Sekitar usia 7 atau 8 tahun, anak mencapai tingkat perkembangan konsep diri. Pada saat ini,
penilaian terhadap diri sendiri menjadi lebih penting realistis, seimbang dan komprehensif
sebagaimana anak membentuk sistem representasi secara luas, konsep diri yang inklusif yang
mengintegrasikan berbagai aspek dari diri ( Harter, 1993, 1996, 1998).
Harga Diri
Menurut Erikson (1982), faktor utama yang menentukan harga diri adalah pandangan anak-anak terhadap kapasitasnya
untuk kerja produktif. Tahap keempat dari perkembangan psikososial ini difokuskan pada industry vs inferiority (kerja
keras lawan rendah diri). Pertengahan masa anak adalah waktu anak harus belajar nilai-nilai keterampilan didalam
kelompok sosialnya.
Perkembangan Emosional Dan Perilaku Prososial
Begitu anak tumbuh makin besar, mereka lebih sadar terhadap apa yang dimilikinya dan perasaan individu lain.
Mereka dapat mengatur atau mengontrol dengan baik emosi dan dapat merespon emosi distress pada orang lain. Di
usia 7 atau 8 tahun, anak secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga, dan mereka memiliki pandangan
yang jelas tentang perbedaan antara rasa bersalah dan malu.
Anak Dalam Keluarga
Anak di usia sekolah menghabiskan banyak waktu di luar rumah untuk berkunjung dan bersosialisasi dengan teman
sebayanya. Mereka juga menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar serta memperkecil waktu untuk makan
Bersama keluarga (Juster dkk. 2004). Untuk memahami anak dalam keluarga, kita perlu melihat lingkungan keluarga
yang merupakan atmosfer dan struktur.

Anda mungkin juga menyukai