Anda di halaman 1dari 6

Nama : Inggit Puspito Wulan

NIM : 837494416

Kelas/Semester : B/10

DISKUSI 6

Perkembangan motorik seorang anak tidak selalu berjalan dengan sempurna, baik disebabkan
karena faktor internal maupun faktor eksternal. 

Jawab :

Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu
kemampuan motorik. Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu
memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada
susunan syarafnya sehingga menghambatnya keterampilan motorik tertentu. Ada
beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu faktor
genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang budaya. Perkembangan motorik
terbagi atas dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar memerlukan
koordinasi kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka melompat,
memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik halus memerlukan koordinasi tangan
dan mata seperti menggambar, menulis, menggunting.

Menurut Susanto (2011 : 164) motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan
bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan
tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Semakin
baiknya gerakan motorik halus membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas
dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai,
menggunakan kilp untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta
menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan
untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama. Suyanto (2005: 51) mengatakan
bahwa karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada gerakan
gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, menggambar, menggunting dan melipat.
(Lolita Indraswari. “Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui
Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam”. Jurnal Pesona PAUD.
Vol.1.No.1. 2012. Hal 2).
Berkaitan dengan kemampuan motorik menurut Waharsono dalam Edy Waspada
(2014: 33) mengemukakan bahwa sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan
meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan geraknya. Adapun
perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil menurut mursid (2015: 126-
127) bisa diidentifikasikan dalam beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat
diamati adalah sebagai berikut:

1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada usia 2 tahun terakhir masa
anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih
leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak
dasar. Beberapa macam gerak dasar meliputi : meloncat, berlari, melempar,
menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan irama
perkembangan yang berlainan.
2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan yang
cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan
bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit yang lebih besar di
dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki.
4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup
cepat.
5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas
gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsep-konsep dasar objek,
ruang, gaya, waktu dan sebab-akibat. Secara keseluruhan, perkembangan
keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan
pribadi pada anak. (Uswatun Hasanah.” Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik
Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Anak,
Volume 5, Edisi 1, Juni 2016. Hal 721).

Untuk melihat perbedaan perkembangan fisik anak usia SD secara faktual dapat diteliti
pada waktu anak berbaris masuk kelas. Pada barisan tersebut secara individual terlihat ada
anak yang tinggi, rendah, kurus, dan gemuk pada usia yang relatif sama. Pada usia 10 tahun
anak-anak perempuan rata-rata lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Namun
setelah usia 12 atau 13 tahun anak laki-laki menyusul bahkan lebih berat dan lebih tinggi
daripada anak perempuan. Menurut Tanner (1973:35) pertumbuhan rata-rata anak usia 7
tahun tidak jauh berbeda dengan anak usia 9 tahun.

Rata-rata pertumbuhan tersebut juga sangat berbeda antara ras atau bangsa di berbagai
negara. Anak-anak yang paling tinggi terdapat di daerah Eropa Tengah, Australia Timur, dan
Amerika Serikat. Sedangkan dari berbagai daerah Asia Tenggara, Oceania, dan Amerika
Selatan anak-anak lebih rendah jika dibandingkan dengan yang disebut terdahulu. Pada
umumnya anak-anak yang lebih tinggi tersebut tidak kekurangan nutrisi dan jauh dari
penyakit. Dan anak-anak tersebut lebih cepat matang daripada anak yang kekurangan gizi
maupun sering menderita sakit.

Selain perbedaan yang ada karena memang anak tersebut sudah memasuki tahapan
perkembangan fisik tertentu, faktor lingkungan juga akan mempunyai peranan dalam
mempertajam perbedaan individu. Kondisi kesehatana ank dapat berbeda karena selain faktor
penyakit bawaan, juga karena kondisi lingkungan sekolah dan kelas. Kondisi lingkungan
sekolah yang nyaman, asri, kelas yang terang dan bersih akan mempengaruhi kondisi
kesehatan siswa. Ada berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi-kondisi tertentu
membuat adanya perbedaan pada masing-masing anak. Setiap tahun di Amerika Serikat
hampir terdapat 22 juta anak mengalami kecelakaan. Pada umumnya anak laki-laki lebih
banyak mengalami kecelakaan daripada anak perempuan, karena anak laki-laki suka
melakukan olahraga fisik yang mengandung risiko. Selain penemuan tersebut Espenshade
(1960) mendeteksi bahwa pada anak usia 7-12 tahun yang aktif secara fisik akan mudah
meningkatkan kemampuan motorik. Menurut hasil studi tersebut, anak laki-laki pada
umumnya mempunyai kemampuan motorik yang lebih dibanding perempuan. Di bawah ini
akan dipaparkan hasil penelitian yang berkaitan dengan terdeteksinya perbedaan pada
perkembangan motorik anak laki-laki dan perempuan.

Tabel Perkembangan Motorik Pada Anak Laki-laki dan Perempuan Usia SD

Usia Perilaku yang terpilih


1. Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan pada anak laki-
laki lebih superior dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya kurang kompleks. Ada
kemungkinan saling menyiap. Anak-anak dapat melempar dengan pergeseran berat
yang tepat dan langkah yang tetap.
2. Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan kemungkinannya.
Anak-anak dapat berjalan melangkah lebar dengan seimbang. Anak-anak dapat
melompat secara teliti dalam segi tempat yang sempit. Anak-anak mampu
melakukan lompatan dengan tepat.
3. Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg. Pada usia
tersebut anak laki-laki dan perempuan suka bergabung dalam permainan kelompok.
Anak-anak juga melakukan gerakan berirama dengan pola 2-2,2-3, atau 3-3. Anak-
anak perempuan dapat melempar bola sejauh 12 meter, sedangkan anak laki-laki
dapat lebih jauh, yaitu 21 meter.
4. Anak perempuan dapat melompat setinggi 21 cm, sedangkan anak laki-laki dapat
sampai 10 inci. Anak laki-laki dapat lari sejauh 49,5 meter perdetik, anak perempuan
kurang dari 37,5 meter per detik.
5. Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan
melompat setinggi 135 cm.

Kesimpulan yang diambil dari hasil studi di atas, bahwa apabila siswa laki-laki dan
perempuan di kelas 3, 4 dan 5 SD diberi pendidikan jasmani yang sama, maka pada beberapa
hal anak perempuan anak berhasil lebih baik daripada anak laki-laki. Beberapa hal tersebut
adalah bisa berjalan cepat dan meloncat jauh. Dari berbagai penjelasan di atas, seorang guru
harus menyadari perbedaan-perbedaan pada aspek fisik pada setiap siswanya. Selain itu, guru
juga harus tahu bahwa perbedaan tersebut bisa saja sewaktu-waktu mengalami perubahan
karena pengaruh berbagai faktor. (Mulyani Sumantri. Perkembangan Peserta Didik.
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2014. Hal 2.38).

Adapun berbagai penelitian terdahulu yang memanfaatkan media berbasis digital,


seperti game pembelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam melihat perkembangan
motorik pada peserta didik, sebagai berikut :

Motorik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap potensi gerak
dalam keterampilan olah tubuh dan mobilitas hidup seseorang. Kemampuan motorik halus
merupakan keterampilan yang sangat penting untuk menunjang semua pembelajaran yang
ada. Game edukasi dapat memudahkan pengajar atau pembimbing anak-anak dalam
mengajarkan sebuah pelajaran yang dapat diingat dan mudah dipahami oleh anak. Salah
satunya dengan menggunakan game maze yang dapat meningkatkan perkembangan motorik
anak dan melatih kontrol otot kecil, koordinasi mata, jari dan merangsang anak untuk lebih
minat dalam belajar. Berikut beberapa review penelitian terdahulu:

Penelitian tentang game dengan menerapkan algoritma A Star (A*) pada game
edukasi The Maze Island berbasis Android menyatakan Game edukasi ini termasuk dalam
game labirin dimana pemain diharuskan untuk mencari jalan keluar dengan rute terpendek.
Algoritma A* memberikan solusi terbaik untuk memecahkan masalah ini. Tujuan utama dari
permainan ini adalah untuk menerapkan algoritma A* dalam memberikan hasil pencarian
untuk menemukan pintu keluar dengan rute terpendek.

Asni Ariny Haque dan Rohani menyatakan dalam penelitiannya tentang APE maze
adalah alat yang memiliki bentuk-bentuk dengan tujuan agar orang-orang yang memainkan
bisa menemukan tempat yang dituju dengan mencari jejak dan dengan menorehkan coretan.
Dengan menggunakan APE maze anak bisa melatih otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari-jemari tangan dan pergelangan tangan yang tepat.

Rina Br Sirait mengadakan penelitian tentang game labirin 2D sebuah permainan


logika yang mempunyai banyak tekateki yang meminta user untuk memecahkan/
menyelesaikan masalah didalam game menyatakan bahwa tampilannya dua dimensi (panjang
dan lebar), hanya dapat dilihat dari satu sudut perspektif. Algoritma Backtracking mencari
solusi persoalan diantara kemungkinan solusi yang ada tidak perlu melalui path yang
berulang-ulang sehingga menghemat waktu.

Penelitian tentang mengenalkan Natural Language Generation (NLG) bertujuan pada


evaluasi tantangan yang terlibat secara otomatis menghasilkan petunjuk bagi pengguna untuk
melaksanakan tugas dalam lingkup game 3D meyatakan sistem ini berfokus untuk
menghasilkan secara optimal membantu petunjuk sementara fokus lainnya pada hiburan,
memberikan petunjuk lebih menyenangkan.

Susi Yulianti menganalisis tentang rangcangan game secara umum dirancang untuk
memberikan pengajaran /menambah pengetahuan penggunanya melalui suatu media unik dan
menarik. Game ini pengguna dapat menggunakannya untuk mengembangkan kreatifitas
anak-anak. Terdapat beberapa animasi yang ditampilkan sebagai penanda jika menjawab
dengan benar.

Dewi G. berpendapat “Edugame adalah permainan edukatif yang dirancang dan


dibuat untuk merangsang daya pikir termasuk meningkatkan konsentrasi dan memecahkan
masalah, jenis game edukasi dipilih bukan hanya karena tujuan penggunaannya untuk
pembelajaran tapi juga karena fungsi game itu sendiri”.

Penelitian ini menggunakan software Unity yang merupakan sebuah game engine
yang berbasis cross-platform. Dengan program Unity kita bisa membuat game yang dapat
dimainkan pada perangkat computer, ponsel pintar android, web games (merupakan plugin
unity web player), iPhone, PS3, dan bahkan X-BOX. Yang dibantu dengan program Blender
yang merupakan sebuah software 3D yang bisa dikatakan salah satu software terlengkap di
open source. Tools yang disediakan sederhana, namun mencakup seluruh kebutuhan untuk
pembuatan film animasi. Untuk perkembangan motorik halus berkaitan dengan kecerdasan
dan perkembangan visual motor yang merupakan indikator yang baik perkembangan
pada anak. (Graficha Aryudhetika Kusuma dan Endah Sudarmilah. “Pengembangan
Permainan Labirin untuk Membantu Perkembangan Motorik Anak”. Jurnal PROtek Vol. 03
No. 2, September 2016. Hal 63).

Anda mungkin juga menyukai