Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah proses berlanjut dari perubahan menuju pada suatu
keadaan kapasitas fungsional yang terorganisasi dan terspeialisasi, yaitu suatu
keadaan di mana suatu peran yang dikehendaki dapat berfungsi secara
penuh.Perkembangan gerak adalah proses yang berurutan dan berlanjut
sehubungan dengan umur, di mana individu berkembang dari gerak sederhana, tak
terorganisasi dengan baik dan tidak terampil menuju pencapaian keterampilan
gerak yang terorganisasi dengan baik dan kompleks, dan akhirnya kearah
penyesuaian keterampilan yang menyertai penuaan.
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak
yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik (motorik).
Perkembangan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf
dan otot. Salah satu aspek penting pada proses perkembangan adalah
perkembangan motorik kasar yaitu gerak tubuh menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar dari seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak sebagai awal dari kecerdasan dan emosi sosial anak khususnya anak toddler
(Hidayat, 2008). Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah
perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan
hiperaktif. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%,
Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% (Hidayat, 2010). Perkembangan motorik
kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak
dalam beradaptasi (Adriana, 2011).
Anak besar merupakan tahapan lebih lanjut dari periode perkembangan
setelah fase anak kecil. Didalam tahap anak besar terdapat perbedaan batasan
umur antara anak laki-laki dan anak perempuan. Untuk anak laki-laki batasan usia
kronologisnya antara 6 sampai 12 tahun, sedangkan batasan usia kronologis untuk

1
anak besar perempuan antara umur 6 sampai 10 tahun (Heywood :1993). Pada
umur ini biasanya anak sudah bersekolah di SD. Ada juga yang menyebutkan
bahwa batasan umur anak besar berkisar antara 8-12 tahun (Gallahue:1996).
Perkembangan gerak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dibutuhkan
anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-
masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini
dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak
mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut
berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang
menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah
dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan
kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk
anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan
ketertarikan fisik jangka panjang.
Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan gerak kasar dan
halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat dengan berbagai
aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak melakukan berbagai hal
dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian dalam hal akademis dan
fisik.
Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan atau yang
disebut masa dalam hidupnya salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang dapat dikatakan masa yang paling indah karena pada masa
ini remaja mulai merasakan hal baru pada dirinya berkaitan dengan fisik maupun
psikisnya. Tetapi masa remaja juga merupakan masa yang rentan terhadap
perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan karena mereka
suka mencoba hal-hal baru, yang akan membangkitkan rasa penasaran mereka
yang nantinya juga akan berdampak buruk untuk mereka. Pada masa remaja ini
terjadi perubahan-perubahan fisik baik yang bersifat structural maupun fungsinya
yang berada antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Gejala-gejala
perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa awal remaja

2
dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan sikap dan
prilaku.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan gerak anak.
Gerak merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak.Perkembangan gerak
meliputi gerak kasar dan gerak halus. Gerak kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, misalnya kemampuan untuk duduk,
menendang, berlari dll, sedangkan gerak halus adalah gerakan yang menggunakan
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih, misalnya memindahkan benda dari tangan, mencoret,
menyusun, menggunting, dan menulis.
Perkembangan gerak anak merupakan salah satu aspek penting untuk
kehidupannya karena hakekatnya manusia hidup dengan terus bergerak.Oleh
karena itu, perkembangan gerak harus mendapatkan perhatian khusus, disamping
karena gerak merupakan kebutuhan manusia tetapi juga sebagai acuan untuk
pembinaan manusia yang berkualitas di masa depan. Saputra (2010) menyatakan
bahwa “Perkembangan gerak merupakan suatu proses yang terjadi sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan gerakan pada individu
yang meningkat dari keadaan yang sederhana, tidak terorganisasi dan tidak
terampil ke arah performa gerak yang lebih kompleks dan terorganisasi dengan
baik”. Sejalan dengan bertambahnya usia maka perkembangan gerak anak pun
akan berkembang.Tetapi banyak faktor yang bisa mempengaruhi terhambatnya
perkembangan gerak anak, salah satunya adalah lingkungan.Lingkungan keluarga,
sekolah dan tempat bermain anak akan mempengaruhi perkembangan gerak anak,
seperti dikatakan oleh Heywood (1993:304) bahwa “People and situations
continue to influence individuals in their choice of activities throughout life”.
Pernyataan ini memperkuat bahwa peran lingkungan berpengaruh pada pilihan
anak untuk beraktifitas sepanjang hidupnya.
Lingkungan tempat tinggal anak berbeda satu sama lainnya, di daerah
perkotaan yang memiliki lahan yang sedikit untuk melakukan aktivitas gerak dan

3
budaya hidup yang serba praktis akan menghambat perkembangan anak,
sedangkan di lingkungan pedesaan yang cenderung memberikan kesempatan yang
banyak bagi anak untuk bergerak secara aktif karena lahannya yang tersedia
secara luas dan budaya hidup sehat yang selalu berjalan kaki. Heywood
(1993:309) mengatakan bahwa “A child who lacks an adecuate play space has a
diminished opportunity to get involved in activity and practice skills”. Artinya,
seorang anak yang bermain di lingkungan yang sempit akan memiliki kesempatan
yang sedikit dalam aktivitas fisiknya dan berlatih keterampilan, oleh karena itu
perkembangan gerak anak yang berada di kota cenderung lebih rendah apabila
dibandingkan dengan anak yang ada di desa.
Terlepas dari lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
gerak anak, usia anak juga berpengaruh pada perkembangan geraknya. Usia anak
yang berbeda akan menentukan tahap perkembangan berbeda pula pada tahap
perkembangan geraknya. Kemampuan anak dalam perceptual pada masa ini sudah
mulai meningkat dan bekerja secara harmony untuk belajar gerak sehingga pada
akhirnya dapat menunjukan keterampilan geraknya.Mereka sudah mulai bisa
menaunjukan penampilan keterampilan geraknya dalam gerakan lokomotor
maupun manipulative.Heywood (1993:172) memaparkan bahwa “During
childhood, basic skill performance improves. As children advance in age, they ten
to progress to movement patterns that optimize their performance”.Anak usia 8-
12 tahun cenderung dapat memperlihatkan pola gerakan dan kemampuannya
untuk menampilkan gerakan lokomotor berupa running, gallop, sliding, leaping,
jumping, skiping dan hopping juga gerakan manipulative berupa striking, ball
bouncing, catching, kicking dan throwing.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan perkembangan gerak pada anak besar?
2. Bagaimana faktor lingkungan mempengaruhi perkembangan gerak anak besar ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan perkembangan gerak pada anak besar.

4
2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor lingkungan mempengaruhi
perkembangan gerak anak besar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Perkembangan Gerak Pada Anak Besar


Anak-anak usia SD atau usia 6-12 tahun mengalami masa-masa
perkembangan gerak dan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia-usia 6 – 8
tahun, anak mulai berurusan dengan kemampuan pengelolaan tubuhnya dan
keterampilan dasar seperti keterampilan berpindah tempat (locomotor), gerak
statis di tempat (non-locomotor) dan gerak memakai anggota badan
(manipulative).
Remaja adalah masa saat terjadi perubahan-perubahan yang cepat,
termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapaian termasuk perkembangan fisik (Fagas, 2006). Perkembangan fisik pada
umumnya sudah dimulai pada masa praremaja dan terjadi lebih cepat pada masa
remaja awal dan akan semakin sempurna pada masa remaja pertengahan dan
remaja akhir khususnya pada pria (Monks, 2002:16). Yang dimaksud dengan
perkembangan fisik adalah perubahanperubahan pada tubuh, otak, kapasitas
sensoris dan keterampilan motorik (Papalia dan Olds, 2001). Perubahan ditandai
dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Secara umum perubahan yang
akan terjadi pada saat remaja adalah : (1) perubahan eksternal yang terdiri dari
tinggi, berat, proporsi tubuh dan organ seks, (2) perubahan Internal yang terdiri
sistem pencernaan, peredaran darah, pernafasan, endokrin dan jaringan tubuh.
Adapun kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik ialah keluarga, gizi,
gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan dan bentuk
tubuh. Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kerja
seharihari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih
dapat
Pada usia di atasnya, anak-anak mulai matang menguasai keterampilan
khusus, dari mulai keterampilan manipulatif lanjutan, hingga kegiatan-kegiatan
berirama dan permainan, senam, kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan

6
kebugaran jasmani. Dalam beberapa cabang olahraga, pentahapan pencapaian
keterampilan tingkat tinggi pun sudah dapat mulai dilaksanakan di kelas-kelas
akhir SD, misalnya senam, loncat indah, dan renang.

Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk,


berat atau ukuran dimensi tubuh serta bagian-bagiannya. Pertumbuhan pada
umumnya terbatas pengertiannya pada perubahan-perubahan structural dan
psikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal janin) melelui periode-
periode pre-natal (belum lahir) dan post-natal (setelah lahir) sampai pada saat
dewasa”.

Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat.


Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar),
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau
“pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan
mimpi basah pada laki-laki.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang


menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam
perjalanan waktu tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek
individu. Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang bersifat internal maupun
eksternal. Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan,
bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna
sistim kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau
tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Secara umum, terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat dalam masa
remaja awal (12/13-17/18 tahun). Dalam jangka tiga atau empat tahun anak
bertumbuh hingga tingginya hamir menyamai tinggi orang tuanya. Pertumbuhan

7
anggota-anggota badan dan otot sering berjalan tidak seimbang. Bagi wanita
mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakan
dengan tubuh kanak-kanak. Dalam kecepatan pertumbuhan terutama Nampak
jelas pada usia 12-14 tahun dimana remaja putri bertumbuh demikian cepat
meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
Karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan keterampilan anak, ruang lingkup pendidikan jasmani
yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan
kebutuhan anak-anak. Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah
sebaik-baiknya dengan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut
meliputi (1) dasar-dasar pengembangan program, (2) pola pertumbuhan dan
perkembangan anak, (3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) karakteristik serta
minat anak.
Menurut Gallahue (1989) implikasi untuk program perkembangan gerak
bagi anak – anak usia antara 6 - 10 tahun meliputi beberapa aktivitas, antara lain:
a. aktivitas gerak khusus,
b. aktivitas penemuan dan pengalaman dalam obyek lingkungan ,
c. aktivitas penyesuaian diri dengan tempat bermain dan lingkungan,
d. aktivitas imajinasi dan meniru-niru,
e. aktivitas memanjat dan menggantung,
f. aktivitas dalam kelompok kecil,
g. aktivitas berirama untuk memperhalus koordinasi,
h. aktivitas macam-macam cabang olahraga atau keterampilan.
i. Aktivitas untuk memperhalus kemampuan gerak dasar dalam daerah lokomotor,
manipulasi , dan kestabilan.
Terkait dengan program perkembangan gerak di atas, Sugiyanto dan
Sudjarwo (1991) menambahkan bahwa gerak yang diperlukan oleh anak-anak
berdasarkan pada sifat-sifat dari perkembangan geraknya meliputi :
a. Aktivitas yang menggunakan keterampilan, seperti pengenalan keterampilan
olahraga, bermain perlombaan, aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang
menggunakan alat-alat, berlatih dalam situasi drill,

8
b. Aktivitas secara beregu atau berkelompok. Seperti aktivitas bermain secara
berkelompok, menari berkelompokdengan tubuh kanak-kanak. Dalam kecepatan
pertumbuhan terutama Nampak jelas pada usia 12-14 tahun dimana remaja putri
bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
Karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan keterampilan anak, ruang lingkup pendidikan jasmani
yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan
kebutuhan anak-anak. Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah
sebaik-baiknya dengan pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut
meliputi (1) dasar-dasar pengembangan program, (2) pola pertumbuhan dan
perkembangan anak, (3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) karakteristik serta
minat anak.

Menurut Gallahue (1989) implikasi untuk program perkembangan gerak


bagi anak – anak usia antara 6 - 10 tahun meliputi beberapa aktivitas, antara lain:
a. aktivitas gerak khusus,
b. aktivitas penemuan dan pengalaman dalam obyek lingkungan ,
c. aktivitas penyesuaian diri dengan tempat bermain dan lingkungan,
d. aktivitas imajinasi dan meniru-niru,
e. aktivitas memanjat dan menggantung,
f. aktivitas dalam kelompok kecil,
g. aktivitas berirama untuk memperhalus koordinasi,
h. aktivitas macam-macam cabang olahraga atau keterampilan.
i. Aktivitas untuk memperhalus kemampuan gerak dasar dalam daerah lokomotor,
manipulasi , dan kestabilan.

Terkait dengan program perkembangan gerak di atas, Sugiyanto dan


Sudjarwo (1991) menambahkan bahwa gerak yang diperlukan oleh anak-anak
berdasarkan pada sifat-sifat dari perkembangan geraknya meliputi :

9
a. Aktivitas yang menggunakan keterampilan, seperti pengenalan keterampilan
olahraga, bermain perlombaan, aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang
menggunakan alat-alat, berlatih dalam situasi drill,
b. Aktivitas secara beregu atau berkelompok. Seperti aktivitas bermain secara
berkelompok, menari berkelompok
c. Aktivitas mencoba-coba.seperti aktivitas mengatasi masalah menurut cara dan
kemampuan anak masing-masing, aktivitas gerak tari kreatif, aktivitas latihan
gerak untuk pengembangan.
d. Aktivitas untuk meningkat kemampuan fisik dan keberanian .seperti permainan
combatives, program latihan untuk perkembangan kemampuan fisik, dan latihan
relaksasi.
Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan gerak siswa SD
atu anak besar, menurut Wall dan Murray (1994) dapat dilakukan latihan melalui
aktivitas :
a. menari (dance),
b. permainan (game),
c. senam (gymnastic).
Kemudian Ateng (1992) menyatakan bahwa penyajian pembelajaran
olahraga di SD sebaiknya dilaksanakan melalui bentuk permainan karena bermain
merupakan dunianya anak-anak. Dimana menurut Monks dkk. (1989) menyatakan
bahwa usia SD adalah usia masa kanak-kanak.Dalam buku “Homo Ludens” yang
ditulis oleh Huizinga (Soekidjo dan Sitoemorang, 1952) menyatakan bahwa
permainan adalah perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-
batas, tempat dan waktu yang telah ditentukan, diiringi oleh perasaan senang dan
merentangkan kesadaran berbuat lain dari kehidupan yang biasanya.
Kemudian Werner (1979) menyatakan bahwa aktivitas permainan adalah
aktivitas kompetitif yang dilakukan secara individual atau kelompok dengan
menerapkan aturan dan penilaian yang obyektif terhadap penampilan kemampuan
keterampilan gerak yang memiliki strategi dengan maksud untuk mencapai
kemenangan. Begitu juga yang dinyatakan oleh Saunders (1969) dan Stanley
(1977) yang dikutip oleh Wall dan Murray (1994) bahwa permainan adalah

10
aktivitas kompetitif secara individual atau kelompok dengan maksud untuk
menang, dengan menggunakan strategi dan keterampilan untuk menjaga lawan
secara individu atau kelompok dari kemenangan.
Permainan merupakan bagian dari bidang kajian pendidikan jasmani yang
mempunyai banyak sekali kegiatannya. Karena permainan dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang bersifat jasmani, koordinasi gerak, kejiwaan, dan
sosial. Melalui permainan akan terkondisikan dan mempersiapkan anak untuk
mampu melakukan aktivitas-aktivitas olahraga lainnya, seperti atletik, sepakbola,
bola voli, bola basket, senam, dan berenang (Sutoto, Mukholid, dan Aminah,
1991). Menurut Ateng (1992) dunia SD adalah dunia bermain sehingga penyajian
dalam pembelajaran pendidikan jasmaninya haruslah dalam bentuk permainan.
Permainan berperan sebagai kendaraan pertama untuk memperlajari diri sendiri
dan dunia sekitarnya. Melalui permainan, individual atau kelompok, aktif atau
diam, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar dari dunia tempat mereka
hidup. Bahkan orang yang melarang anak bermain sebenarnya berbuat suatu
kejahatan yang besar terhadap anak. Bermain dikalangan manusia, didalam
kehidupan bermasyarakat merupakan latihan untuk dapat hidup sebagai manusia.
Makin banyak kesempatan bermain, makin sempurnalah penyesuaian anak
terhadap kebutuhan hidup dalam masyarakatnya dikemudian kelak (Soekidjo dan
Sitoemorang, 1952).
Menurut Soekidjo dan Sitoemorang (1952) pertanyaan yang hakiki yang
perlu kita renungkan, sehingga menjadi bahan kajian dalam pengembangan
pembelajaran pendidikan jasmani di SD yaitu “mengapa anak-anak suka
bermain?” Anak suka bermain…
a. karena melihat contoh yang melakukan permainan sehingga timbul hasrat untuk
melakukannya,
b. karena melihat bentuk-bentuk permainannya dirasakan sesuai dengan
karakteristik jiwa dan badannya sendiri,
c. karena tertarik oleh teknik-teknik yang ditampilkan dalam permainan itu atau cara
bermain seorang pemain,

11
d. karena tertarik oleh suasana persaudaraan, kegembiraan, keperwiraan, kegagahan
yang nampak pada suatu permainan yang baik.
Disamping sebab-sebab tersebut, ada pula sebab lainnya yang dapat
dijadikan sebagai dasar pemikiran antara lain :
a. ingin bergaul dengan orang lain,
b. ingin tahu akan kemampuan berprestasi dari dirinya dibandingkan dengan prestasi
orang lain atau dengan prestasi dirnya di masa yang lalu,
c. ingin mengalami suatu kejadian yang tidak sungguh-sungguh yaitu dalam
permainan fantasi dan permainan meniru,
d. ingin mengadu keterampilannya, keberaniannya, dan untung nasibnya dengan
orang lain.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran gerak harus dikemas secara lengkap dengan
memperhatikan aspek gerak melalui permainan, karena dunia anak adalah dunia
bermain.

B. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Besar


Gallahue (1996:22) mengklasifikasi anak ke dalam dua kategori, yaitu early
childhood (3-8 tahun) dan later childhood (8-12 tahun) untuk melihat perbedaan
pertumbuhan dan perkembangannya. Tentang karakteristik perkembangan gerak
pada anak di masa later childhood atau berumur 8-12 tahun, Gallahue
(1996:22) menyatakan bahwa “Perceptual abilities become increasingly refined.
The sensorimotor apparaturs work in ever greater harmony, so that by the end of
this period, children can perform numerous sophisticated skills”. Kemampuan
anak dalam perceptual pada masa ini sudah mulai meningkat dan bekerja secara
harmony untuk belajar gerak sehingga pada akhirnya dapat menunjukan
keterampilan geraknya.Mereka sudah mulai bisa menaunjukan penampilan
keterampilan gerak dasar yaitu lokomotor dan manipulative.
(Gallahue:1996) menyatakan bahwa keterampilan gerak dasar lokomotor,
yaitu: “Total body movement in wich the body is propelled in an upright posture
from one point to the onother in a roughly horizontal or vertical direction,

12
movement such walking, running, hopping, galloping, leaping, sliding and
jumping”.Jadi keterampilan dasar lokomotor adalah gerakan tubuh yang terjadi
karena tubuh menggerakan posisi badan yang semula tegak menjadi bergerak ke
suatu tempat ke tempat lain dengan arah horizontal maupun vertical yang terdiri
dari berjalan, berlari, melonjat dan melompat.
Sedangkan keterampilan gerak dasar manipulative menurut
(Gallahue:1996) menyatakan bahwa keterampilan gerak manipulative,
yaitu:“Gross body movement in wich force is imparted to or received from object,
suc as throwing, cathing, kicking, dribbling and striking”. Artinya, gerak dasar
manipulative adalah gerakan kasar dengan menggunakan tenaga untuk memberi
atau menerima suatu objek, seperti melempar, menangkap, menendang,
memantulkan dan memukul.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
adalah sebagai berikut:

1) Perubahan ukuran tubuh


Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun
sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun
sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 samapai 15 cm
dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus
terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat
tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat
tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai
bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak
perempuan pada usia 18 tahun.
2) Perubahan proporsi tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak
sama untuk seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin
proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus
sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga proporsi

13
tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orng dewasa .
Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak.
3) Ciri kelamin yang utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum
berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai
berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun ketika pertama kali anak
laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak perempuan, indung
telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali
mengalami menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan
pada anak perempuan saat ini masih belum mampu untuk mampu untuk
mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.

4) Ciri kelamin kedua


Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya
buah dada dan mencuatnya putting susu, pinggul lebih lebar dariipada
lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh rambut di
ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak laki-
laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar, bahu
melebar lebih besar daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar
alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih kasar dan
pori-pori membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak
laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar
jenis kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan
perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan mencapai taraf
kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.

14
Adapun urutan perubahan fisik menurut Sarlito Wiraman adalah sebagai berikut:

1) Urutan perubahan fisik pada anak perempuan


a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota
badan menjadi panjang)
b. Terjadi pertumbuhan payudara
c. Tumbuh rambut yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya
e. Rambut kemaluan menjadi keriting
f. Terjadi haid
g. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
2) Urutan perubahan fisik pada anak laki-laki
a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang
b. Testis atau buah pelir membesar
c. Tumbuh rambut-rambut berwarna gelap pada kemaluan
d. Terjadi awal perubahan pada nada suara
e. Mengalami ejakulasi atau keluarnya air manikkjkjk
f. Rambut kemaluan menjadi keriting
g. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya
h. Tumbuh rambut-rambut halus disekitar wajah (kumis, jenggot, dan
jambang)
i. Tumbuh rambut ketiak
j. Terjadi perubahan akhir suara
k. Rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap
l. Tumbuh rambut dibagian dada dan kakikjkjkjkjkjkjkjkkj

C. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Gerak Anak


Lingkungan merupakan tempat bersosialisasi anak yang secara langsung
akan memiliki peranan dalam perkembangan gerak anak. Proses sosialisasi anak
dengan orang lain dalam lingkungannya menjadikan acuan bagi anak untuk
melakukan aktivitas jasmani. Pada dasarnya anak-anak adalah

15
manusia homoluden atau sering disebut manusia yang suka bermain. Lingkungan
merupakan tempat anak bermain, baik di halaman rumah, sekolah,taman, dll.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan gerak anak,( Haywood:1993) membagi faktor lingkungan yang
bisa berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan gerak anak, yaitu kondisi
ekonomi, kegiatan bermain anak di lingkungan (halaman rumah) dan sosialisasi
ke dalam olahraga.
Lingkungan di daerah pedesaan memiliki karakteristik lahan yang luas dan
budaya hidup aktif masih nampak.Anak yang berada di daerah pedesaan memiliki
kesempatan yang besar untuk selalu aktif melakukan kegiatan aktifitas jasmani
dengan cara bermain di halaman rumah. Berbeda dengan anak yang berada di
lingkungan perkotaan dengan karakteristik lahan untuk bermain yang sempit
menjadikan anak memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk bermain,
walaupun banyak jenis permainan yang disediakan untuk karakteristik anak di
kotakjjjjjjjjjjjkjj

15
. Heywood (1993:309) mengatakan bahwa “A child who lacks an adecuate
play space has a diminished opportunity to get involved in activity and practice
skills”. Artinya, seorang anak yang bermain di lahan yang sempit akan memiliki
kesempatan yang sedikit dalam aktivitas fisiknya dan berlatih keterampilan gerak
lainnya.
Haywood (1993:310) memaparkan bahwa “The traditional boy‟s games
are typically complex and involved strategy. They encourage work toward specific
goals and promote negotiation to sattle disputes over rules. Traditional girls
games on the other hand, are typically noncompetitive”. Karakteristik permainan
yang sering dilakukan oleh anak laki-laki biasanya membutuhkan tenaga dan daya
tahan untuk melakukannya, karena banyak permainan yang memiliki tipe yang
komplek dari berbagai keterampilan gerakan dasar seperti permainan sondah,
kasti, bebentengan, dll.Namun, tidak sedikit anak perempuan ikut terlibat dalam
adegan permainan tersebut.
Perkembangan gerak anak usia 8-12 tahun seharusnya sudah bisa
menampilkan gerakan-gerakan keterampilan dasar dengan lebih sempurna dan
dapat lebih memiliki pola gerakan yang jelas untuk dapat diukur. Karakteristik
anak usia 8-12 tahun pada laki-laki dan perempuan menurut Gallahue (1996:33)
adalah “Both girls and boys are full of energy but often prossess low endurance
levels. Responsiveness to training is, however, great”. Antara laki-laki dan
perempuan memiliki energi yang banyak untuk melakukan aktifitas jasmani,
namun dalam prosesnya akan tampak perbedaan karena level daya tahan antara
keduanya bisa saja berbeda, bergantung pada respon mereka terhadap latihan
aktifitas fisik yang mereka lakukan. Pebedaan penguasaan gerakan dasar yang
terlihat antara anak laki-laki dan perempuan tidak hanya didominasi oleh laki-laki,
contohnya Saputra (2010:5.17) menyebutkan bahwa “Anak perempuan lebih cepat
yaitu pada usia 6,5 tahun sudah menguasai keterampilan menangkap (cathing)
dengan gerak yang baik. Sedangkan pada laki-laki baru dapat dikuasai secara baik
pada usia 7 tahun ke atas”. Sedangkan contoh anak laki-laki yang lebih dominan
penguasaan geraknya adalah memukul (stricking), anak laki-laki pada usia 7-8

6
tahun sudah dapat menguasai gerakan memukul dengan baik, sedangkan pada
anak perempuan baru bisa melakukannya pada usia 9-10 tahun.
Perkembangan gerak pada anak senantiasa merupakan interaksi dari
tingkah laku anak dengan lingkungannya. Gallahue (1996:22) menyatakan
bahwa “Motor development is the progressive change in ones‟s movement
behavior brought about by interaction of individual with the invironment and the
task‟‟.Perkemabangan gerak anak dapat berbeda karena beberapa faktor, salah
satunya faktor lingkungan.Heywood (1993:309) mengatakan bahwa “A child who
lacks an adecuate play space has a diminished opportunity to get involved in
activity and practice skills”. Artinya, seorang anak yang bermain di lahan yang
sempit akan memiliki kesempatan yang sedikit dalam aktivitas fisiknya dan
berlatih keterampilan gerak lainnya, oleh karena itu perkembangan gerak anak
yang berada di kota dengan lahan yang sempit cenderung lebih rendah apabila
dibandingkan dengan anak yang ada di desa.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik adalah
sebagai berikut:

1) Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor
lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau
panjang daripada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan
panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia,
lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi
tubuh.
2) Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja dibanding
dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat
memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa, sehingga

6
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa
remaja.
3) Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan
mengalami terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di
kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya
akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4) Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki.
Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot
pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
5) Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi
rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga
yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat
memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin
tidak akan dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara
memadai.
6) Kesehatan
Anak-anak sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh
yang lebih berat daripada anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan
kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Cara makan
yang salah dalam arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan
vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.

6
7) Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atau endomorf akan
memengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk
tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau
eksomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat.

D. Proses Perkembangan Gerak Dapat Dilihat Seperti Fase Dan Tingkatan.


Pergerakan yang yang dapat diamati bisa dikelompokkan kedalam tiga
kategori; (1) penstabilan gerak, (2) lokomotor gerakan, dan (3) memanipulasi
gerakan atau kombinasi ketiganya. Dalam artian yang lebih luas, sebuah stabilitas
gerakan adalah adanya gerakan pada beberapa derajat keseimbangan diperlukan
(contoh: seluruh aktivitas gerak sebenarnya). Dalam arti yang lebih sempit,
sebuah stabilitas gerakan adalah non-lokomotor dan non-manipulatif. Kategori
meliputi gerakan seperti berputar , berbalik, menekan dan mendorong yang tidak
bisa dikelompokkan sebagai lokomotor atau manipulatif. Stabilitas sebagai
sebuah kategori gerakan dilihat lebih tepat dalam bentuk catchall, tapi lebih
sedikit dari pada sebuah bentuk global yang dapat diterapkan pada semua gerakan.
Stabilitas mengarah pada adanya gerakan yang menempati sebuah premium pada
peningkatan dan menjaga keseimbangan seseorang dalam hubungannya melawan
gravitasi. Kemudian, gerakan poros (bentuk lain kadang digunakan untuk gerakan
non-lokomotor) sebaik membalikkan tubuh dan rolling tubuh dipertimbangkan
disini sebagai stabilitas gerakan.
Kategori gerakan lokomotor mengarah pada gerakan yang melibatkan
sebuah perubahan pada lokasi tubuh secara relative menuju titik yang tidak tepat
pada permukaan. Untuk jalan, lari, melompat, meloncat atau berjingkrak
menunjukkan sebuah tugas lokomotor. Dalam menggunakan bentuk itu, beberapa
aktivitas seperti roll depan dan roll belakang bisa dipertimbangkan sebagai
lokomotor dan stabilitas gerakan lokomotor karena tubuh bergerak dari titik ke
titik, stabilitas karena letak premium pada penjagaan keseimbangan dalam sebuah
situasi keseimbangan yang tidak biasa.

20
Kategori gerakan menipulatif mengarah pada manipulasi gerak kasar dan
baik. Manipulasi gerak kasar melibatkan pembagian kekuatan atau menerima
kekuatan dari objek. Tugas-tugas melempar, menangkap, mendorong dan
pemberhentian sebuah objek seperti penjeratan dan lemparan adalah gerakan
manipulatif gerak kasar. Manipulasi gerak baik melibatkan pengunaan otot
tangan dan pergelangan tangan. Menjahit, memotong dengan gunting dan
mengetik adalah gerakan manipulatif gerak baik. Sejumlah besar gerakan
melibatkan kombinasi stabilitas, lokomotor dan gerakan manipulatif. Contoh,
lompat tali melibatkan lokomosi (lompatan), manipulasi (memutar tali) dan
stabilitas (menjaga keseimbangan). Seperti, permainan sepakbola yang
melibatkan kemampuan lokomotor (berlari dan melompat), keamampuan
manipulatif (mendribel, mengoper, menendang dan menyundul) dan kemampuan
stabilitas (menghindar, meraih, berbelok dan berputar).
Jika gerakan berlaku sebagai jendela menuju proses perkembangan gerak,
kemudian satu cara pembelajaran proses ini melalui pengujian kemajuan urutan
pada kemampuan gerak melampaui seluruh rentang kehidupan. Fase-fase berikut
ini pada pengembangan gerak dan tahap pengembangan didalam setiap fase
dirancang untuk berlaku sebagai sebuah contoh untuk penelitian ini. (lihat gambar
1 untuk sebuah representasi visual dari keempat fase dan tahap-tahap
penghubungnya).

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertambahan umur seseorang berpengaruh terhadap fungsi organ tubuh
dan itu juga berpengaruh terhadap perkembangan gerak pada anak besar.
Peningkatan kemampuan gerak tersebut dikarenanakan peningkatan jaringan
tubuh secara bertahap, yang meliputi jaringan otot, system saraf, dan organ-organ
vital lainnya. Perkembangan gerak pada fase anak besar meliputi beberapa
tahapan

1) Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat.


Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin
besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ
seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya mensturasi
pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
2) Terkait dengan pertumbuhan fisik, adapun perubahan-perubahan fisik
yang penting dan terjadi pada masa remaja diantaranya yaitu perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin yang utama, dan ciri
kelamin kedua.
3) Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik yaitu pengaruh
keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status social
ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh.

B. Saran
Aktifitas fisik akan menghasilkan peningkatan mineral pada tulang bagi
anak besar. Oleh karena itu bermain dan olahraga dapat digunakan sebagai sarana
untuk mempercepat pencapaian gerak yang lebih kompleks. Selain beolahraga

22
masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memelihara kesehatan yang
berhubungan dengan proses perkembangan gerak anak besar, seperti :
1) Istirahat yang cukup
2) Makan secara teratur serta kebutuhan gizi harus terpenuhi
3) Jauhkan anak minum-minuman keras atau beralkohol
4) Jauhkan anak dari rokok
5) Beri kesempatan yang lebih bagi anak untuk mengekspresikan dirinya
melalui permainan dengan teman sebaya.
6) Pastikan keadaan lingkungan mendukung untuk perkembangan gerak anak.

23
DAFTAR PUSTAKA

Gallahue, David L dan Ozmun, John C. 1998. Understanding Motor


Development. USA : The McGraw Hill Companies.
Pura, Darmawan. 2007. Penenliti Bidang Pengembangan dan pendidikan dan
Kesegaran Jasmani.
Haywood, Kathleen M. 1986. Life Spam Motor Development. Illinois : Human
Kinetics Publishers, Inc
Harsuki H, dkk. 2003. Perkembangan Olahraga „Kajian Pakar Terkini‟. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Mahendra, Agus. 2006. Falsafah Pendidikan Jasmani @Versi Direktorat PLB

Monks, F. J., dkk. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai


Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1984.

Suwarno, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Wali Press, 1991.

Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa Isawidayanti dan


Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

24

Anda mungkin juga menyukai