Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cyndi Yoanita

Nim : 856990686
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik.
Kode Matkul : MKDK4002
UPBJJ : 20/Bandar lampung
Pokjar : Kedaton.
Instansi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka.
Tutor : Aditya Chandra Setiawan, S.Pd., M.pd.

Tugas 2.
Soal Nomer 1.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
Jawaban :
Anak berkebutuhan khusus (ABK) diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai
karakteristik yang berbeda dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat
pada umumnya. Secara lebih khusus anak berkebutuhan khusus menunjukkan karakteristik
fisik, intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal
sebayanya atau berada di luar standar normal yang berlaku di masyarakat. Sehingga
mengalami kesulitan dalam meraih sukses baik dari segi sosial, personal, maupun aktivitas
pendidikan.Kekhususan yang mereka miliki menjadikan ABK memerlukan pendidikan dan
layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi dalam diri mereka secara sempurna.Heward
(2003) mendefinisikan ABK sebagai anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidak mampuan mental, emosi , atau
fisik. Definisi tentang anak berkebutuhan khusus juga diberikan oleh Suran dan Rizzo (dalam
Semiawan dan Mangunson,2010) ABK adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam
beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik,
psikologis, kognitif, atau sosial terlambat dalam mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan dan
potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang tuli, buta, gangguan bicara, cacat tubuh,
retardasi mental, gangguan emosional, juga anak-anak berbakat dengan inteligensi tinggi
termasuk kedalam kategori anak berkebutuhan khusus karena memerlukan penanganan dari
tenaga profesional terlatih. Mangunsong (2009), menyebutkan penyimpangan yang
menyebabkan ABK berbeda terletak pada perbedaan ciri mental, kemampuan sensori,fisik
dan neuromoskuler, perilaku sosial dan emoional, kemampuan berkomunikasi, maupun
kombinasi dua atau tiga dari hal-hal tersebut. Berdasarkan beberapa definisi yang telah
diberikan oleh para tokoh di atas, ABK dapat didefinisikan sebagai individu yang memiliki
karakteristik fisik, intelektual, maupun emosional, di atas atau di bawah rata-rata inividu pada
umumnya.
Soal Nomer 2.
2. Berikan 3 contoh yang disebut dengan anak berkebutuhan khusus?
Jawaban :
Jenis anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan penanganan khusus dari orangtuanya :
A. Tunagrahita.
Tunagrahita adalah seseorang yang mengalami masalah di dalam perkembangan mentalnya.
Hal ini bahkan bisa saja berupa kondisi keterbelakangan yang membuatnya mengalami
masalah dalam berbagai bidang, misalnya: kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi,
kesulitan dalam belajar dan memahami suatu masalah. Pada umumnya anak tunagrahita
memang membutuhkan penanganan khusus, meskipun tidak tertutup kemungkinan mereka
untuk belajar mandiri.
B.Tunanetra.
Tunanetra adalah seseorang yang mengalami gangguan pada penglihatannya, baik itu berupa
gangguan total atau bahkan hanya sebagian penglihatan saja. Dalam kondisi seperti ini,
seorang anak haruslah mendapatkan pendidikan kebutuhan khusus sejak dini, terutama jika
kondisi ini memang dibawa anak sejak lahir.
C. Tunarungu.
Seseorang yang mengalami gangguan pada fungsi pendengaran disebut tunarungu. Gangguan
ini bisa saja berupa kehilangan seluruh fungsi pendengaran atau bahkan sebagian saja. Pada
umumnya, anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk
bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya.
D. Tunalaras.
Tunalaras adalah seseorang yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan baik
terhadap lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya. Anak tunalaras pada umumnya sulit
untuk berkomunikasi dan memiliki emosi yang tidak stabil, sehingga kerap tidak bisa
bersosialisasi dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
E. Tunadaksa.
Tunadaksa adalah seseorang yang mengalami masalah / kelainan pada alat gerak tubuhnya.
Kondisi ini bisa saja berupa cacat permanen, terutama pada anak yang memang mengalami
masalah tersebut sejak lahir. Seorang anak tunadaksa biasanya akan membutuhkan seorang
pendamping dan juga pendidikan khusus untuk melatih gerak tubuhnya.
Soal Nomer 3.
3. Berikan bentuk layanan pendidikan yang harus diberikan kepada jenis anak berkebutuhan
khusus yang sudah Anda sebutkan pada butir 2?
Jawaban :
Bentuk Layanan Pendidikan Segregasi.
Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem
pendidikan anak normal. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi
maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus dan
terpisah dari penyelenggaraan  pendidikan untuk anak normal. Dengan kata lain anak
berkebutuhan kusus diberikan layanan pendidikan pada pada lembaga pendidikan khusus
untuk anak berkebutuhan khusus, seperti Sekolah Luar Biasa atau Sekolah Dasar Luar Bias,
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa.
Sekolah Luar Biasa (SLB).
Bentuk Sekolah Luar Biasa merupakan bentuk sekolah yang paling tua. Bentuk SLB
merupakan bentuk unit pendidikan. Artinya, penyelenggaraan sekolah mulai dari tingkat
persiapan sampai dengan tingkat lanjutan diselenggarakan dalam satu unit sekolah dengan
satu kepala sekolah. Pada awalnya penyelenggaraan sekolah dalam bentuk unit ini
berkembang sesuai dengan kelainan yang ada (satu kelainan saja) sehingga ada SLB untuk
tuna netra (SLB-A), SLB untuk tuna rungu (SLB-B), SLB untuk tuna grahita (SLB-C), SLB
untuk tuna daksa (SLB-D), dan SLB untuk tuna laras (SLB-E)
yaitu :
A. SLB-A.
SLB-A merupakan SLB yang khusus untuk penyandang tuna netra. Tuna netramerupakan
kondisi seseorang mengalami hambatan dan keterbatasan dalam indera penglihatannya.
Para guru di SLB-A mengajar murid-murid dengan metode yang dipahami oleh tuna netra.
Guru mengajar dengan huruf dan tulisan braille, model benda, huruf timbul, dan rekaman
suara.
B. SLB-B.
Berbeda dengan SLB-A, SLB-B khusus ditujukan untuk penyandang tuna rungu. Tuna netra
merupakan kondisi seseorang mengalami hambatan dan keterbatasan dalam indera
pendengarannya.
Para murid penyandang tuna rungu akan diajarkan tentang cara berkomunikasi dengan bahasa
isyarat sekaligus membaca gerakan bibir lawan bicaranya. Murid-murid penyandang tuna
rungu juga diajarkan menggunakan alat bantu pendengaran.
C. SLB-C.
SLB-C khusus ditujukan untuk penyandangtuna grahita. Tuna grahita merupakan kondisi
seseorang anak mengalami keterbelakangan mental atau juga disebut retardasi mental.
Penyandang tuna grahita memiliki IQ di bawah rata-rata sehingga tingkat intelegensianya
lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Para pengajar di SLB-C membutuhkan
ekstra kesabaran untuk mengajari murid-murid SLB-C.
D. SLB-D
SLB-D khusus ditujukan untuk penyandangtuna daksa. Tuna daksa merupakan kondisi
seseorang mengalami gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan struktur tubuh yang
bersifat bawaan, kecelakaan, atau kondisi lainnya.
Biasanya guru SLB-D akan memberikan edukasi dan terapi mengenai cara mengembangkan
potensi diri, merawat diri, dan tentunya percaya diri dengan kondisi yang dialaminya.
E. SLB-E.
SLB-E khusus ditujukan untuk penyandangtuna laras. Tuna laras merupakan kondisi
seseorang anak mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dirinya dan bertingkah
laku kurang sesuai dengan aturan.
Contoh sikap yang kurang aturan seperti bersikap tak sopan, suka mengganggu orang lain,
mudah marah, membuat onar, dan lainnya. Para pendidik di SLB-E akan membimbing
penyandang tuna laras agar mereka mampu mengendalikan emosi, mematuhi norma sosial
hingga berperilaku sesuai aturan.

Sumber Referensi :
https://www.cermati.com/artikel/jenis-anak-berkebutuhan-khusus-dan-cara-menjamin-masa-
depannya
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/20/22101771/sekolah-berkebutuhan-khusus-ini-6-
jenis-slb-yang-harus-kamu-ketahui?page=all

Anda mungkin juga menyukai