Anda di halaman 1dari 7

Dikelas saya ada beberapa keberagaman kebutuhan siswa

ada siswa yabg mengalami keterlambatan membaca sudah kelas 4, cara mengatasinya saya setiap
plng sekolh memberikan tambahan waktu belajar, terutama menekankan tentang mengeja
alhmdulillah skrng sudah bisa walapun terbata-bata

Ada sisawa yang mengalam slowlern suswa ini setiap ujian/penilaiin tertulis dia selalu nilai
dibawah KKM (75),namun abak tersebut bisa membaca dan menulis, cara mengatasinya saya
berusaha memberikan latian soal tentang  pemahaman-pemahan, dan menberikan penilaian
secara lisan

Ada siswa yang mengalami diseleksia, dia tidak bisa membedakan huruf B dan D, hruf P dan Q.
Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan kartu huruf dan saya menambahkan waktu
ketika plng sekolah untuk belajar menulis

106 kata

Tautan permanen
Diskusikan topik ini  (0 balasan sejauh ini)

Contoh keberagaman peserta didik di SD N 1 Bangak

oleh SEPTI DWI JAYANTI, S.PD - Rabu, 28 September 2022, 05:31


1. Ada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan low vision

Cara saya mengatasinya yaitu dengan memodifikasi soal soal latihan yang diberikan dengan
memperbesar huruf dan angka pada soal.

2. Ada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan tuna rungu namun bisa
berkomunikasi dengan temannya dengan bahasa oral

Cara saya mengatasinya yaitu dengan terus melatih anak berkomunikasi dengan bahasa oral
sehingga iya mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, karena sebetulnya untuk
kemampuan berpikir anak tersebut cukup pandai

3. Ada peserta didik yang mengalami keterlambatan dalam belajar

Cara saya mengatasinya dengan memodifikasi soal soal latihan dengan diturunkan tingkat
kesulitannya dan selalu menyemangatinya untuk mengerjakan tugas-tugas yand diberikan guru.
CONTOH KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS 1 SD NEGERI BULAKSARI 05

1. ADA SEORANG ANAK YANG HIPER AKTIF SEHINGGA SERING SEKALI TIDAK BISA DIAM
DIKELAS

    Saya mengatasinya dengan cara memberikan tugas individu yang sesuai dengan
karakteristiknya, sehingga siswa tersebut tidak merasa         bosan dan asyik dengan
kegiatannya sendiri

2. ADA SEORANG ANAK YANG TEMPRAMENTAL

    Saya mengatasinya dengan cara selalu memberikan dia nasihat terkait dengan sikapnya
yang mudah marah, memberikan dia tempat duduk di dekat saya sehingga saya bisa
memberikan pengawasan penuh terhadapnya. memberikan pujian disaat anak tersebut bisa
menahan amarahnya.

3. ADA SATU ANAK YANG TIDAK BISA DUDUK ANTENG KETIKA SELESAI MENGERJAKAN
TUGAS

    Solusinya, anak tersebut diberi tugas lebih dari siswa lain karena kebetulan siswa tersebut
termasuk siswa yang pandai dan cepat dalam mengerjakan tugas. Saya menyiapkan tugas
sebelum masuk kelas khusus untuk anak tersebut dalam bentuk ketikan di kertas lepas.

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability,
impairment, dan handicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-
masing istilah adalah sebagai berikut:

 Disability yaitu keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan


dari impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih
dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
 Impairment yaitu kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau
struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.

 Handicap yaitu ketidakberuntungan individu yang dihasilkan


dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan
peran yang normal pada individu.
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian anak
luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang
spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini mengalami hambatan
dalam belajar dan perkembangan. Oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Alimin (2007) yang mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan khusus
dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan
belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. Dengan kata lain, lingkungan belajar,
teknik, media, dan lainnya harus menyesuaikan dengan ABK.

Anak Berkebutuhan Khusus Temporer/Sementara

Alimin (2007) menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus temporer/sementara (temporary special
needs) adalah anak-anak yang mengalami hambatan akibat dari faktor-faktor lingkungan seperti:

anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering menerima kekerasan dalam rumah
tangga

mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan kasar oleh orang tuanya

mengalami kesulitan kumulatif dalam membaca dan berhitung akibat kekeliruan guru dalam mengajar

anak-anak yang mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka alami.

ABK Permanen dan Temporer

Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen (permanently special needs) adalah


anak-anak yang mengalami hambatan dan kebutuhan khusus akibat dari ketidak
berfungsian salah satu organ atau bagian tubuh tertentu. Misalnya, kebutuhan khusus
akibat dari kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, perkembangan kecerdasan atau
kognitif yang rendah, gangguan fungsi gerak atau motorik dan sebagainya. ABK yang
temporer adalah sifat kebutuhannya bersifat sementara dan dapat disebutkan dengan
berbagai layanan yang tepat. 

Anak berkebutuhan khusus baik yang bersifat temporer maupun yang bersifat permanen


memerlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan
kebutuhan-kebutuhannya.
Jenis2nya

1.  Low Vision


Kelompok ini adalah kelompok hambatan penglihatan yang masih

mampu melihat dengan ketajaman penglihatan (acuity) 20/70. Kelompok ini mampu melihat
dari jarak 6 meter, jauh lebih dekat dibandingkan dengan pelihatan orang normal (21
meter). Gambaran umum dari kelompok ini, mereka masih mampu mengenal bentuk objek
dari berbagai jarak, menghitung jari dari berbagai jarak.

2.  Hambatan penglihatan total


Peserta didik dikatakan memiliki hambatan penglihatan secara total

mereka yang tidak bisa memfungsikan kemampuan visualnya tidak memiliki penglihatan
atau pun mereka yang bisa merasakan adanya sinar seperti mengetahui siang dan malam
tanpa mengetahui sumber cahayanya.

Akibat dari adanya hambatan ini peserta didik diajarkan untuk memahami kemampuan
membaca dan menulis braille dan orientasi mobilitas (OM) untuk membantu mereka dalam
menjalankan daily activities.

Anak dengan Hambatan Sensorik - Pendengaran (Tunarungu)

Anak dengan Hambatan Intelektual (Tunagrahita)

1. Hambatan Intelektual Ringan


Anak mengalami hambatan intelektual ringan umumnya memiliki kondisi fisik yang tidak
berbeda. Mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70 dan juga termasuk kelompok
mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak
anak mengalami hambatan intelektual  ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan
setingkat kelas IV SD Umum.

2. Hambatan Intelektual Sedang


Anak anak mengalami hambatan intelektual  sedang termasuk kelompok latih. Kondisi
fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada sebagian anak mengalami hambatan intelektual
yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50. Mereka
biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD Umum.
3. Hambatan Intelektual Berat
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima
pendidikan secara akademis. Anak anak mengalami hambatan intelektual  berat termasuk
kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 ke bawah. Dalam kegiatan sehari-hari
mereka membutuhkan bantuan orang lain.

Anak dengan Hambatan Mental Kognitif - Hambatan Intelektual (Tunagrahita)

Hambatan intelektual mengacu pada intelektual umum yang secara signifikan berada di
bawah rata-rata. Anak mengalami hambatan intelektual mengalami hambatan dalam
tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua gangguan tersebut berlangsung atau terjadi pada
masa perkembangannya. Lebih lanjut, Gunawan (2011) mengemukakan bahwa seseorang
dikatakan anak mengalami hambatan intelektual apabila memiliki tiga indikator, yaitu:

1. keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata- rata


2. ketidakmampuan dalam prilaku sosial/adaptif

3. hambatan perilaku sosial/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai


dengan usia 18 tahun.

Anak dengan Hambatan Fisik - Hambatan Anggota Gerak (Tunadaksa)

Anak dengan Gangguan Perilaku dan Emosi

Anak Autis

1. Mengalami hambatan di dalam bahasa.


2. Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial.

3. Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.

4. Kurang memiliki perasaan dan empati.

5. Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.

6. Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.

7. Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri.

8. Keterbatasan dalam mengekspresikan diri

9. Berperilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan


lingkungan.
Anak autis yang memiliki fungsi kognisi dan intelektual tingkat tinggi. (High function children with
autism).

Anak autis yang memiliki fungsi kognisi dan intelektual tingkat menengah (Middle function children with
autism).

Anak autis yang memiliki fungsi kognisi dan intelektual tingkat rendah (Low function children with
autism)

Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa

a. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu
konsep yang utuh.

c. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.

d. Mampu menggeneralisasikan suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang
sederhana dan mudah dipahami.

e. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.

f. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.

g. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu


mengartikulasikannya dengan baik.

h. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.

i. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.

j. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.

k. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.

l. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.

m. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.

n. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.

o. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang
bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.

Kesulitan Belajar Spesifik (Disleksia, Diskalkulia, Disgrafia)

PDBK yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)


a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat
b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah

c. Kalau membaca sering banyak kesalahan

PDBK yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)

a. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai


b. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6
dengan 9, dan sebagainya

c. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca

d. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang

e. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

PDBK yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)

a. Sering salah menulis angka 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya


b. Rancu atau bingung dengan simbol-simbol matematis. Misalnya tanda +, -, x, :, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai