ada siswa yabg mengalami keterlambatan membaca sudah kelas 4, cara mengatasinya saya setiap
plng sekolh memberikan tambahan waktu belajar, terutama menekankan tentang mengeja
alhmdulillah skrng sudah bisa walapun terbata-bata
Ada sisawa yang mengalam slowlern suswa ini setiap ujian/penilaiin tertulis dia selalu nilai
dibawah KKM (75),namun abak tersebut bisa membaca dan menulis, cara mengatasinya saya
berusaha memberikan latian soal tentang pemahaman-pemahan, dan menberikan penilaian
secara lisan
Ada siswa yang mengalami diseleksia, dia tidak bisa membedakan huruf B dan D, hruf P dan Q.
Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan kartu huruf dan saya menambahkan waktu
ketika plng sekolah untuk belajar menulis
106 kata
Tautan permanen
Diskusikan topik ini (0 balasan sejauh ini)
Cara saya mengatasinya yaitu dengan memodifikasi soal soal latihan yang diberikan dengan
memperbesar huruf dan angka pada soal.
2. Ada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan tuna rungu namun bisa
berkomunikasi dengan temannya dengan bahasa oral
Cara saya mengatasinya yaitu dengan terus melatih anak berkomunikasi dengan bahasa oral
sehingga iya mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, karena sebetulnya untuk
kemampuan berpikir anak tersebut cukup pandai
Cara saya mengatasinya dengan memodifikasi soal soal latihan dengan diturunkan tingkat
kesulitannya dan selalu menyemangatinya untuk mengerjakan tugas-tugas yand diberikan guru.
CONTOH KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS 1 SD NEGERI BULAKSARI 05
1. ADA SEORANG ANAK YANG HIPER AKTIF SEHINGGA SERING SEKALI TIDAK BISA DIAM
DIKELAS
Saya mengatasinya dengan cara memberikan tugas individu yang sesuai dengan
karakteristiknya, sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan dan asyik dengan
kegiatannya sendiri
Saya mengatasinya dengan cara selalu memberikan dia nasihat terkait dengan sikapnya
yang mudah marah, memberikan dia tempat duduk di dekat saya sehingga saya bisa
memberikan pengawasan penuh terhadapnya. memberikan pujian disaat anak tersebut bisa
menahan amarahnya.
3. ADA SATU ANAK YANG TIDAK BISA DUDUK ANTENG KETIKA SELESAI MENGERJAKAN
TUGAS
Solusinya, anak tersebut diberi tugas lebih dari siswa lain karena kebetulan siswa tersebut
termasuk siswa yang pandai dan cepat dalam mengerjakan tugas. Saya menyiapkan tugas
sebelum masuk kelas khusus untuk anak tersebut dalam bentuk ketikan di kertas lepas.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability,
impairment, dan handicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-
masing istilah adalah sebagai berikut:
Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian anak
luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang
spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini mengalami hambatan
dalam belajar dan perkembangan. Oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Alimin (2007) yang mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan khusus
dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan
belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. Dengan kata lain, lingkungan belajar,
teknik, media, dan lainnya harus menyesuaikan dengan ABK.
Alimin (2007) menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus temporer/sementara (temporary special
needs) adalah anak-anak yang mengalami hambatan akibat dari faktor-faktor lingkungan seperti:
anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat sering menerima kekerasan dalam rumah
tangga
mengalami kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan kasar oleh orang tuanya
mengalami kesulitan kumulatif dalam membaca dan berhitung akibat kekeliruan guru dalam mengajar
anak-anak yang mengalami trauma akibat dari bencana alam yang mereka alami.
mampu melihat dengan ketajaman penglihatan (acuity) 20/70. Kelompok ini mampu melihat
dari jarak 6 meter, jauh lebih dekat dibandingkan dengan pelihatan orang normal (21
meter). Gambaran umum dari kelompok ini, mereka masih mampu mengenal bentuk objek
dari berbagai jarak, menghitung jari dari berbagai jarak.
mereka yang tidak bisa memfungsikan kemampuan visualnya tidak memiliki penglihatan
atau pun mereka yang bisa merasakan adanya sinar seperti mengetahui siang dan malam
tanpa mengetahui sumber cahayanya.
Akibat dari adanya hambatan ini peserta didik diajarkan untuk memahami kemampuan
membaca dan menulis braille dan orientasi mobilitas (OM) untuk membantu mereka dalam
menjalankan daily activities.
Hambatan intelektual mengacu pada intelektual umum yang secara signifikan berada di
bawah rata-rata. Anak mengalami hambatan intelektual mengalami hambatan dalam
tingkah laku dan penyesuaian diri. Semua gangguan tersebut berlangsung atau terjadi pada
masa perkembangannya. Lebih lanjut, Gunawan (2011) mengemukakan bahwa seseorang
dikatakan anak mengalami hambatan intelektual apabila memiliki tiga indikator, yaitu:
Anak Autis
Anak autis yang memiliki fungsi kognisi dan intelektual tingkat menengah (Middle function children with
autism).
Anak autis yang memiliki fungsi kognisi dan intelektual tingkat rendah (Low function children with
autism)
a. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim,
pikiran-pikiran kreatif.
b. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu
konsep yang utuh.
d. Mampu menggeneralisasikan suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang
sederhana dan mudah dipahami.
h. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
j. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
o. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang
bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.