NIM : F1081171023
No. Absen/No. DPNA : 21/23
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Desember 2018
Kelas : 3A Reguler
Mata Kuliah : Bimbingan di SD dan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Marzuki, M.Ed, M.A, S.H
1. Sebagai mahasiswa PGSD calon guru yang berkualitas tentu dituntut mengenali atau
mempelajari tentang hakikat Bimbingan di SD dan harus mengenali tentang Anak
Berkelainan. Jelaskan tentang apa itu anak berkebutuhan khusus/berkelainan (anak
mental retardation), apa karakteristiknya anak tersebut, apa penyebabnya kelainan
tersebut, bagaimana ciri-cirinya. Bagaimana cara memberikan bimbingan anak
berkelainan tersebut di sekolah?
Jawab :
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus / Berkelainan
Anak berkelainan khusus/berkelainan (anak mental retardation) ialah anak-anak
yang memiliki keterbatasan baik itu intelektual maupun keterbatasan secara fisik
atau istilah umum kita kenal dengan sebutan ABK. Banyak ahli memberikan
definisi tentang ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus, diantaranya:
Dari tiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ABK merupakan individu
yang mengalami kelainan atau penyimpangan dari rata-rata individu normal baik
dalam hal fisik, mental intelektual, sosial, atau emosional dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya.
2) Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki gangguan
pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis. Tak hanya itu biasanya
gelombang otaknya juga terganggu sehingga menyebabkan anak tersebut
mengalami IQ yang hanya rata-rata ataupun diatas rata-rata sedikit. Biasanya
ABK dikategorikan sedang, berat atau ringan dari IQ yang dimilikinya.
3) Kelainan Fisik
Secara fisik dan medis, umunya beberapa ada kondisi fisik dan medis yang
sangat berbeda dengan anak kebanyakan. Misalnya jika ia mengalami
kebutuhan khusus maka ia akan mengalami komplikasi dengan bagian organ
tubuh lainnya. Hal ini seringkali terjadi, mengingat anak-anak tersebut sering
terjadi karena kurang sempurnya pembelahan ketika kehamilan. Kelainan fisik
bisa cacat fisik bisa juga sakit dalam bentuk komplikasi.
4) Bersikap membangkang
Jangan heran jika anak-anak berkebutuhan khusus sering membangkang. Cara
menghilangkan sifat egois pada anak saja sulit apalagi pada anak-anak
berkebutuhan khusus yang sulit membedakan bahaya atau tidak, salah atau
tidak dan lain sebagainya. Penyebab kenakalan anak sangat banyak terjadi,
namun untuk anak ABK itu sudah menjadi ciri khasnya.
5) Emosional
Emosional anak-anak ABK bukan hanya tempramen dan mudah marah
melainkan terjadi hal lainnya. Jika dilihat secara emosional, mereka seringkali
terperosok dalam kondisi kesepian, depresi dan juga hal-hal layaknya putus
asa, merasa sendiri dan kesal pada orang lain tanpa sebab jika moodnya
sedang buruk. Disinilah peran keluarga dan orang tua untuk bisa
mengendalikannya. Peran keluarga dalam pendidikan anak yang berkebutuhan
khusus harus lebih ekstra lagi.
9) Senang Meniru
Senang meniru atau membeo (echolalia) merupakan salah satu karakteristik
ABK. Psikologi abnormal menjelaskan bahwa banyak sekali ciri yang bisa
dimengerti atau dipahami oleh orang tua untuk bisa menilai apakah anaknya
mengalami ABK atau tidak. Salah satunya adalah meniru. Semua anak
memang senang meniru, namun ada beberapa anak ABK yang bila senang
meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti
artinya. Ia tidak tahu apa yang dinyanyikan atau dibicarakan selama ia suka
dan ingat maka ia akan terus melakukannya.
Tak jarang menjadi gerakan yang agak anarkis seperti gerakan sekitar jari
seperti mencukil kuku, melilit-lilit tangan atau mengepalkan jari layaknya
orang marah. Gerakan sekitar rambut seperti, mengusap-usap rambut,
mencabuti atau mencakar rambut tanpa mereka sadari.
ABK membutuhkan segala sesuatu yang benar-benar spesifik dan juga jelas.
Cobalah untuk membahas topik yang spesifik dengan mereka dan jangan
mengambang karena mereka tidak bisa mengerti dan anda tidak bisa menggali
cara komunikasi mereka dengan baik. Seperti contoh, jika kamu ingin
berbincang mengenai film maka fokus saja pada film judul apa ceritanya
seperti apa jangan menyatukan keduanya.
15) Introvert
Ketika lingkungan yang menyenangkan dan memanjakan didapatkan oleh
anak ABK, yang ada mereka akan merasa nyaman dan tidak berkembang
dengan baik. Mereka dapat terpengaruh sehingga terjadi ketidakmampuan
dalam penyesuaian mental dan emosi. Selain itu ada beberapa anak
berkebutuhan khusus yang memang menunjukan kondisi yang lebih neurotik,
misalnya saja ia mengalami masalah ketika berada di lingkungan ramai atau
banyak orang asing dan bisa jadi ia menjadi orang dengan sifat introvert.
16) Berprasangka
Anak berkebutuhan khusus memang tidak bisa berpikir rumit namun mereka
bisa berprasangka. Beberapa dari mereka suka menafsirkan secara negatif,
adanya rasa cemburu dan prasangka karena tidak diperlakukan dengan adil
sehingga memicu kemarahan random mereka yang tidak diprediksi dan kurang
mampu dalam mengendalikan emosinya. Padahal bisa jadi itu hanya prediksi
mereka saja atau prasangka mereka saja.
Jika hal ini terjadi maka anda harus mengawasi anak secara serius dan 24 jam.
Jangan sering mengabaikan perilaku tersebut, meskipun mereka anak
berkebutuhan khusus namun tidak dibenarkan untuk melakukan hal tersebut.
1) Sebelum Kelahiran
Ketunaan yang terjadi pada anak ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran
dapat disebabkan antara lain oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Karena Penyakit
Berbagai penyakit khusus ditengarai dapat menyebabkan kelainan pada
janin yang masih berada dalam kandungan ibu diantaranya adalah Virus
Liptospirosis, virus ini bersumber dari air kencing tikus, yang masuk ke
tubuh ibu yang sedang hamil. Jika virus ini merembet pada janin yang
sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak
mengalami kelainan.
Virus maternal rubella atau dalam dunia awam disebut dengan morbili
atau campak Jerman. Virus retrolanta Fibroplasia (RLF) yang menyerang
ibu yang sedang hamil dan janin yang dikandungnya. Penyakit ini merusak
jaringan kulit sampai mengenai persyarafan disertai demam tinggi dalam
waktu lama, sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin,
sehingga kemungkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin /sipilis yang diderita ayah
atau ibu sehingga mempengaruhi terhadap janin sewaktu ibu
mengandung), toxoplasmosis( dari virus binatang seperti bulu kucing ),
trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan
dengan indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata , dan
pendengaran akibatnya kerusakan pada selaput gendang telinga.
b) Penyebab Lain
Faktor rhesus (Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di
kandungan yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta,
Pengalaman traumatic yang menimpa pada ibu yang sedang hamil
sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat
berimbas pada bayi dalam perut, percobaan abortus yang gagal, sehingga
janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang secara wajar.
Terjadi kelahiran muda (premature) atau bayi lahir kurang waktu, bayi
yang lahir sebelum waktunya, sering meninbulkan ketunaan karena ada
perkembangan janin yang mungkin belum sempurna.
Karena faktor keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari hasil
perkawinan bersaudara sesama tunanetra,tuna rungu ataupun yang lainnya,
atau mempunyai orangtua yang cacat. Contohnya: akibat tunanetra faktor
dari penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan ( Retinitis
Pigmentosa ), Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau
memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar melihat di malam
hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit saja
penglihatan pusat yang tertinggal.
Ciri-ciri:
a) Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari satu meter.
b) Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat
suatu benda pada jarak 20 kaki.
c) Bidang penglihatannya tidak lebih luas dari 20º.
d) Kesulitan dalam mempersepsi objek.
Low Vision
Ciri-ciri antara lain :
a) Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat.
b) Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.
c) Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang
atau saat mencoba melihat sesuatu.
d) Gangguan masalah orientasi dan mobilitas.
e) Perlu tongkat putih untuk berjalan.
f) Umumnya memerlukan sarana baca dengan huruf Braille, radio dan
pustaka kaset.
Hampir buta
Memiliki ciri-ciri:
a) Penglihatan menghitung jari kurang empat kaki
b) Penglihatan tidak bermanfaat bagi orientasi mobilitas
c) Harus memakai alat non visual
Buta total
Memiliki ciri-ciri:
a) Tidak mengenal adanya rangsangan sinar
b) Seluruhnya tergantung pada alat indera selain mata
2) Tunarungu
4) Tunadaksa
Cerebral palsy
a) Ringan, dapat berjalan tanpa alat bantu, mampu bicara dan dapat
menolong dirinya sendiri
b) Sedang, memerlukan bantuan untuk brjalan, latihan berbicara, dan
mengurus diri sendiri
c) Berat, memerlukan perawatan tetap dalam ambulansi, berbicara, dan
menolong diri sendiri.
5) Autis
Memiliki ciri-ciri:
a) Tidak mampu dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
b) Mempunyai daya imajinasi yang tinggi dalam bermain dan mempunyai
perilaku, minat dan aktifitas yang unik (aneh).
c) Menunjukkan gejala-gejala adanya gangguan komunikasi, interaksi social,
gangguan sensoris, pola bermain, prilaku dan emosi.
d) Berusaha menarik diri dari kontak sosial, dan cenderung menyendiri dari
keramaian sosial.
e) Suka ekolalia (membeo)
f) Marah bila berubah dari rutinitas
g) Kadang-kadang suka menyakiti diri sendiri
h) Temper tantrum.
i) Suka mengeluarkan suara yang kurang lazim (nada tinggi atau rendah).
6) Tunaganda
Memiliki ciri-ciri:
a) Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
b) Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
c) Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
d) Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
e) Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
f) Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.
g) Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan
dari suatu situasi ke situasi lainnya.
Usaha pembimbing diarahkan kepada siswa untuk membantu siswa agar dapat
menyesuaikan diri secara memadai dalam situasi belajar. Pembimbing harus bisa
membina motif belajar intringsing siswa. Upaya yang dapat dilakukan misalnya
dengan jalan mempekuat motif positif yang sudah ada pada diri siswa,
mempejelas tujuan belaja, meumuskan tujuan-tujuan sementara yang segera dapat
dicapai, membina situasi persaingan yang sehat dan kalau perlu membeikan
rangsangan bak dengan kata-kata pujian atau sesekali dalam bentuk hadiah berupa
benda. Melalui usaha bimbingan belajar dapat diharapkan semua siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
yang dimilikinya dengan mempegunakan fasilitas yang ada dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Pemberianinformasi sebagai salah satu teknik
dalam bimbingan belajar akan sangat membantu siswa. Informasi tentang cara
belajar yang efektif, bagaimana cara melakukan diskusi yang baik, cara-cara
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan cara menghilangkan kebiasaan
belajar yang buruk.
2. Pada abad sekarang ini guru merupakan sentral pembelajaran bagi murid-muridnya di
sekolah untuk mendidik. Jelaskan bahwa guru itu seorang mutiara, fasilitator,
inspirator, motivator, orkestrator dan pendidik yang berkarakter mulia dalam dunia
pendidikan. Jelaskan bahwa mendiidk itu perlu dengan pendekatan Quantum
Teaching dan Quantum Learning.
Jawab :
a. Guru seorang mutiara
Bermakna sebagai keberhasilan pendidikan di sekolah. Sepandai apapun seorang
siswa, peran guru tetap sangat penting sebagai pendidik dan pembimbing. Sekolah
favorit dengan prestasi yang bagus sudah tentu memiliki guru yang berkualitas.
Oleh sebab itu perjuangan, inovasi dan kreasipara guru untuk memajukkan
pendidikan bangsa ini harus kita dukung. Jika bangsa ini dipimpin oleh generasi
yang cerdas dan berakhlak mulia sudah tentu kita ikut merasakan dampak
positifnya.
Quantum Learning
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini
berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia
melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa
sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun
memberikan sugesti positif atau negatif.
Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis,
pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter
mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp.
Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons,
Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara
terprogram dan terencana mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning
kepada para remaja di SuperCamp salama tahuan awal 1980-an. DePorter
menjelaskan bahwa metode ini dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian
terhadap 2.500 siswa dan sinergi pendapat ratusan guru di SupeCamp. Prinsip-
prinsip dan metode-metode Quantum Learning ini dibentuk di SuperCamp.
Jawab :
a. Pengertian anak dengan gangguan ADD/ADHD
Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan
perhatian/hiperaktivitas adalah gangguan perilaku yang timbul pada anak dengan pola
gejala restless atau tidak bisa diam, inattentive atau tidak dapat memusatkan perhatian
dan perilaku impulsive yang semuanya mengarah pada masalah self-
regulation(Douglas 2005 hal. 24).
2. Hiperaktivitas
Hiperaktivitas paling sering dijumpai sebagai kegelisahan, tidak bisa diam atau
restless, tangan dan kaki selalu bergerak aim fidgety, tubuh secara menyeluruh
bergerak tidak sesuai situasi. Gerakan gerakan tersebut seringkali tanpa tujuan,
tidak sesuai dengan tugas yang sedang dikerjakan atau situasi yang ada. Pada
berbagai penelitian ditunjukkan bahwa gerakan pergelangan tangan, pegelangan
kaki dan gerakan seluruh tubuh lebih banyak dibandingkan dengan yang normal
(Schachar, Rutter dan Smith, 1981 dalam Saputro, 2009 hal. 40). Didapatkan
fluktuasi situasional secara bermakna pada gejala ini, hal ini menunjukan adanya
kegagalan mengatur tingkat aktivitas sesuai dengan situasi atau tuntutan tugas,
bukan hanya sekadar aktivitas yang lebih dari normal. Gejala hiperaktivitas yang
pervasif pada gangguan ini dapat digunakan untuk membedakan gangguan ini
dengan gangguan psikiatrik yang lain, sehingga karakteristik ini dianggap perlu
dijadikan sebagai kriteria diagnostik ADHD (Schachar, Rutter dan Smith, 1981
dalam Saputro, 2009 hal. 40).
3. Impulsiveness
Perilaku Impulsif Gejala impulsivitas dapat berupa tingkah laku kurang terkendali,
tidak mampu menunda respons, tidak mampu menunda pemuasan, atau
menghambat prepotent response atau respons yang sangat mendesak. kondisi
impulsive tidak mampu mempertahankan proses hambatan secara terus-menerus
saat memberikan respons atau gagal untuk terus-menerus mematuhi perintah
sehingga dapat mengatur tingkah lakunya sesuai dengan konteks sosial (Barkley,
1990 dalam Saputro 2009).
Saputro (2009 hal. 47) memberikan gambaran klinik anak yang menderita
gangguan ini sering dilaporkan terlalu cepat memberikan respons, terlalu cepat
memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sebagai akibatnya ia
sering melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Anak ini juga
tidak mampu mempertimbangkan akibat buruk atau akibat yang merugikan dari
keadaan di sekitarnya atau perilakunya, sehingga ia terlalu sering mengambil
risiko yang tidak perlu. Anak dengan gejala ini dalam pandangan kebanyakan
orang memberikan kesan tidak bertangung jawab, atau dikucilkan oleh orang
dewasa atau teman sebaya.
Jawab :
a. Gangguan bahasa ekspresif
Gangguan bahasa ekspresif adalah kesulitan mengekspresikan maksud lewat
bahasa lisan. Pemahaman bahasa si anak lebih baik daripada kemampuannya
untuk berkomunikasi. Ini bisa terjadi karena trauma otak atau karena masalah
perkembangan. Masalah perkembangan lebih umum terjadi pada anak-anak.
Anak-anak yang bermasalah bahasa ekspresif tidak banyak bicara meskipun
umumnya mereka mengerti bahasa yang ditujukan pada mereka. Bahasa ekspresif
merupakan bahasa yang berisi curahan perasaan. Kalimat ekspresif adalah kalimat
yang memiliki kata kerja menyatakan makna batin (ekspresif). Sedangkan kata
ekspresif bermakna ‘tepat (mampu) memberikan/mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan’. Kata kerja yang menyatakan perasaan batin
digunakan di dalam kalimat yang subjeknya berperan sebagai orang yang
mengalami.