Anda di halaman 1dari 33

TUGAS ETIKA BISNIS DAN PROFESI

DOSEN : Rudy Kurniawan, S.E., M.S.C., A.K.

DIBUAT OLEH :

NAMA : AYUNING TIYAS REYNARA

NIM : B1031171135

PRODI/KELAS : AKUNTANSI/C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVESITAS TANJUNGPURA
2017
Nama : Ayuning Tiyas Reynara

Nim : B1031171135

Prodi/Kelas : Akuntansi/C

BAB III

TEORI-TEORI ETIKA

KASUS: HAJI BAMBANG BERJUMPA TUHAN

a) Bagaimana parilaku Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang bila


dikaitkan dengan menggunakan berbagai teori etika yang telah dipelajari
sebelumnya. Adakah teori-teori tersebut yang mampu menjelaskan perilaku
kedua orang tersebut ?
Jawaban :
Apa yang dilakukan oleh Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang
sesuai dengan Teori Etika Teonom karena apa yang mereka lakukan itu,
yakni menghadapi kasus bom bali dapat dijelaskan sebagai berikut :Dalam
teori teonom jika seseorang melakukan sesuatu pekerjaan / tindakan
berdasarkan hakekat hakekat manusia yang utuh dengan melibatkan
kecerdasan pisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ), kecerdasan spiritual (SQ) yang dimilikinya.
Haji Bambang dan Kawan-kawan adalah individu yang merupakan
korban dari bom bali tersebut, sebagai seorang individu mereka menggunakan
kecerdasan pisiknya (PQ) dan kecerdasan intelektualnya (IQ) untuk berusaha
menyelamatkan diri masing-masing, agar terhindar dari musibah bom bali.
Tapi dilain pihak didalam diri mereka terdapat rasa sebagai manusia mahluk
yang sama yang wajib untuk saling tolong menolong, dengan ikut membantu
para korban yang tewas maupun yang luka-luka dan selamat disini
kecerdasan emosional(EQ)nya berperan. Selain itu mereka sadar sebagai
mahluk tuhan sesuai dengan ajaran agama yang mereka anut apa yang mereka
lakukan (menolong korban bom bali ) adalah bentuk pengabdian ( ibadah )
dan penghormatan mereka kepada tuhan diluar tempat ibadah (disini
melibatkan kecerdasan spiritual(SQ) yang mereka miliki) .mereka sadar apa
yang mereka lakukukan merupakan perintah dari Tuhan seperti yang telah
ditulis dalam kitab suci mereka, yaitu saling tolong menolong sebagai sesame
mahluk Tuhan.

b) Apa yang membedakan sikap Haji bambang dan Nyoman Bagiana karang
dengan sikap pemerintah amerika serikat dan sekutu-sekutunya dalam
menangani kasus teroris ?
Jawaban :
Haji bambang dan Nyoman Bagiana Karang dalam menghadapi kasus
terorisme menggunakan seluruh potensi dan hakekat utuhnya sebagai
manusia dengan melibatkan kecerdasan pisik (PQ), kecerdasan intelektual
(IQ), kecerdasan emosional (EQ),dan  kecerdasan spiritual (SQ) yang mereka
miliki sedangkan sikap Amerika Serikat lebih cenderung menggunakan
egoisme semata, mereka lebih melibatkan kecerdasan fisik(PQ), dan
kecerdasan intelektual (IQ) nya dalam  menghadapi kasus terorisme,walaupun
kecerdasan emosional (EQ)nya juga ikut  dilibatkan, tapi lebih kepada
kecerdasan emosional yang cenderung negative  karena lebih kepada ajakan
agar masyarakat Amerika Serikat menganggap kelompok tertentu sebagai
musuh. Sikap pemerintah Amerika Serikat juga cenderung mengabaikan
kecerdasan Spiritual (SQ) yang dimilikinya dalam menghadapi kasus
terorisme ini.

c) Dalam menghadapi kasus teroris yang mirip, suasana bathin masyarakat kuta
tetap tenang dan damai, berbeda dengan suasana bathin pemerintah dan
sebagian masyarakat amerika serikat yang penuh dendam, kebencian, dan
ketakutan. Mengapa bisa demikian, bagaimaina hal tersebut bisa terjadi bila
ditinjau menurut teori yang telah dipelajari sebelumnya ?
Jawaban :
Penyebab terjadinya perbedaan suasana bathin masyarakat Kuta (Bali)
dengan masyarakat Amerika dalam menghadapi kasus terrorisme,
berdasarkan teori etika yang ada:
Perbedaanya adalah terletak pada penggunaan kecerdasan spiritual
(SQ) yang dimilikinya dalam menghadapi kasus terorisme. Dalam hal ini
penggunaan kecerdasan spiritual (PQ) masyarakat kuta telah mengaplikasikan
kecerdasan spiritual tersebut dalam menghadapi kasus terorisme (bom Bali)
kecerdasan ini terdapat dalam teri teonom yang telah dikemukakan
sebelumnya, sedangkan masyarakat Amerika Serikat cenderung tidak
menggunakan hal tersebut. Suasana bathin akan menjadi tenang apabila kita
mampu mengelola kecerdasan spiritual yang dimiliki.
Ketenangan bathin itu akanhadir bila jiwa dan raga kita selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan. Takkan ada kebencian, kemarahan, dendam,
semua itu bisa dikelola dengan baik apabila kecerdasan spiritual itu
digunakan. Dengan tuntunan Tuhan yang ditulis melalui kitab suci masing-
masing ummat beragama, akan menjadi pedoman dalam mengelola
kecerdasan spiritual  yang kita miliki, kecerdasan yang merupakan pusat dan
paling mendasar di antara kecerdasan lainnya, karena dia menjadi sumber
bimbingan atau pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya.

d) Pelajaran apa yang dapat dipetik dari kedua orang yang berbeda agama- Haji
Bambang dan Nyoman Bagiana karang di desa kuta Bali dalam menghadapi
kerawanan konflik akibatnkeragaman budaya suku, agama,adat, dan bahasa
bagi bangsa Indonesia ?
Jawaban :
Perbedaan agama atau keyakinan bukanlah halangan  menciptakan
situasi yang kondusif, tentram dan damai di tanah air ini. Dalam menyikapi
setiap perbedaan baik agama, suku, adat dan sebagainya, hendaknya kita
kembali berpedoman kepada kitab suci kita masing –masing, karena tujuan
utama yang diajarkan dalam kitab suci semua agama adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan baik didunia dan di akhirat. Ini juga sama denga
apa yang dikemukakan dalam teori etika teonom. Kecerdasan pisik,
intelektual, emosional itu penting, tapi yang terpenting adalah kecerdasan
spiritual karena itulah kecerdasan yang paling mendasar yang mampu
mempengaruhi ketiga kecerdasan lainnya.
BAB IV

HAKEKAT EONOMI DAN BISNIS

KASUS: BULOG-IMPLEMENTASI EKONOMI PANCASILA

a) Apakah awal pembentukan Bulog merupakan salah satu wujud implementasi


system ekonomi Pancasila?
Jawaban :
Berdasarkan kasus Bulog, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
pelanggaran etika bisnis yang tidak sesuai dengan implementasi Pancasila.
Berikut adalah penjabarannya:
1. Implementasi sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pada beberapa kasus yang terjadi di Bulog seperti kasus korupsi, hal
tersebut tentu bertentangan dengan ajaran semua agama yang mempunyai
ajaran moral yang bersumber dari kitab suci masing-masing. Tidak ada
ajaran agama yang memperbolehkan umatnya untuk melakukan korupsi,
sehingga sila pertama Pancasila tidak diimplementasikan pada praktik
etika bisnis dan profesi Bulog.
2. Implementasi sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
Implementasi sila kedua dalam etika bisnis dan profesi adalah suatu
tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan
tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Teori ini sebenarnya
didasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat yang sama.
Dalam hal ini, Bulog telah melanggar implementasi dari sila kedua,
terbukti dengan kasus korupsi Subsidi Pangan Rakyat Miskin yang
dilakukan oleh Akbar Tandjung pada tahun 2004 silam.
3. Implementasi sila ketiga “Persatuan Indonesia”
Apabila Bulog terus melakukan pelanggaran etika dan tidak dapat
memperbaiki kinerjanya, hal tersebut tentu dapat menimbulkan
perpecahan antara pejabat Bulog dengan rakyat kecil. Maka
implementasi sila ketiga dapat terwujud jika Bulog mengutamakan
kepentingan rakyat kecil.
4. Implementasi sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”
Dalam hidup bermasyarakat diperlukan landasan kepercayaan antara
satu   dengan lainnya, dan untuk menanamkan kepercayaan tersebut
diperlukan kejujuran dari semua anggota kelompok. Bila tidak ada
kejujuran sesama anggota kelompok, jangan harap ada kepercayaan di
antara anggota kelompok tersebut, bila tidak ada kepercayaan, maka
kelompok masyarakat tidak akan dapat terbentuk. Maka dari itu Bulog
dalam menjalankan tugasnya, diwajibkan penuh rasa tanggung jawab dan
kejujuran. Untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyat Bulog harus
bekerja secara bersih tanpa ada korupsi dan pelanggaran yang lain.
5. Implementasi sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”
Implementasi sila kelima yaitu suatu tindakan dapat dikatakan baik jika
membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat.
Meskipun beberapa pelanggaran kasus Bulog membawa ketidak adilan
bagi sebagian rakyat kecil, namun sejauh ini Bulog juga memberikan
manfaat bagi rakyat secara keseluruhan. Hal ini tercermin dari tugas
Bulog dalam penyaluran raskin di seluruh daerah di Indonesia.

b) Mengapa peran Bulog saat ini tidak lagi dirasakan manfaatnya oleh sebagian
besar rakyat Indonesia jika dikaitkan dengan berbagai konsep system
ekonomi, konsep kesadaran, dan konsep etika?
Jawaban :
Berdasarkan Visi dan Misi Bulog mendasari fungsi Bulog sebagai
perusahaan Umum yang mengemban tugas sebagai pengendali ketahanan
pangan nasional yang berkelanjutan. Namun pada kenyataannya, Bulog tidak
menjalankan fungsinya sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan. Hal
tersebut dikarenakan Bulog tidak menjalankan etika bisnis dan profesi sesuai
fungsinya, berikut contoh kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh
Bulog :
1) Korupsi Impor Sapi Fiktif
Kasus yang terjadi pada tahun 2001 tersebut, menyeret Direktur
Utama Perum Bulog yaitu Widjanarko sebagai tersangka. Handy (2009)
menjelaskan, dalam pengadaan 3.000 ekor sapi, Bulog menunjuk tiga
perusahaan rekanan. Masing-masing PT Karyana Gita Utama, PT Surya
Bumi Manunggal dan PT Lintas Nusa Pratama. Dari tiga perusahaan itu
hanya PT Karyana Gita Utama yang bisa menepati kontrak, yakni
mendatangkan 1.000 ekor sapi sebelum Lebaran pada tahun 2001.
Sedangkan dua perusahaan lainnya terbukti gagal atau wanprestasi.
Dari situlah, Widjanarko kemudian diseret dalam kasus impor sapi fiktif.
Sejumlah dokumen menunjukkan pada 28 November 2001, Kepala Sub
Unit Keuangan Bulog Setiabudi Hidayat dan Kasubdit Verifikasi Bulog
Muchlis berkirim surat ke Bank Bukopin tempat menyimpan uang Bulog,
untuk membatalkan transaksi senilai Rp 11 miliar lebih kepada PT Surya
Bumi Manunggal dan PT Lintas Nusa Pratama karena kedua rekanan
Bulog itu ternyata tidak memenuhi persyaratan kontrak kerja sama.
Namun, dua hari kemudian tepatnya tanggal 30 November 2001,
Widjanarko selaku pucuk pimpinan Bulog menganulir surat tersebut.
Widjanarko pun meminta Bank Bukopin segera mencairkan dana
pengelolaan sapi potong kepada PT Surya Bumi Manunggal dan PT
Lintas Nusa Pratama.
2) Korupsi Subsidi Pangan Rakyat Miskin
Kasus ini terjadi pada tahun 1999. Menurut Majalah Trust (2004),
Akbar Tandjung merupakan ketua umum DPP Partai Golkar yang
dipercaya untuk menyalurkan subsidi pangan rakyat miskin di Jawa
Timur dan Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena pada masa itu terjadi
kemarau panjang dan sejumlah orang kekurangan pangan.
Sebagai penyalur subsidi, ditunjuklah Yayasan Raudlatul Jannah
yang terletak di bilangan Jakarta Barat. Penyidikan kemudian
menyimpulkan bahwa daerah-daerah yang dikatakan oleh Akbar dibantu
dengan dana Bulog itu ternyata tak pernah menerima apa pun. Hal ini
diperkuat oleh keterangan Winfred, kontraktor penyalur sembako
tersebut.
3) Keterlambatan Penyaluran Raskin
Barak Banten (2011) mengatakan bahwa, Harga kebutuhan pokok
menjelang Hari Raya Idul Fitri sangat menyulitkan ekonomi Keluarga
Miskin (Gakin) disebagian wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
namun tak membuat pemangku otoritas bergeming.
Gambaran ketidakpedulian tersebut, terlihat dari lambannya Perum
Bulog Divre Jawa Barat mengalokasikan beras untuk rakyat miskin
(Raskin) kepada masyarakat penerima manfaat. Untuk bulan Agustus
lalu, masyarakat miskin di Desa Gobang seharusnya sudah menerima
alokasi beras Raskin sekitar delapan ton. Sementara di Ciampea sekitar
7,5 ton untuk Agustus.
Seharusnya pada pertengahan bulan Agustus sudah disalurkan.
bahkan seharusnya diberikan untuk dua bulan (Agustus dan September).
Tapi untuk Agustus pun belum disalurkan. Keterlambatan penyaluran
beras Raskin, adalah buntut dari penutupan gudang Subdivre Bulog
Dramaga sejak beberapa bulan lalu akibat kasus internal Bulog.

c) Apakah keberadaan Bulog saat ini masih diperlukan?


Jawaban :
Menjadi pertanyaan kini, apakah keberadaan Bulog masih harus
dipertahankan, jika tidak ada lagi pilar-pilar penopangnya. Pengamat
ekonomi Didik J Rachbini menyatakan dengan tegas, Bulog masih
dibutuhkan. Hanya saja, harus dilakukan perubahan paradigma terhadap
lembaga itu.
Jika pada masa lalu Bulog menapakkan kakinya di dua tempat, yaitu
sebagai regulator sekaligus pedagang, maka di masa mendatang, Bulog
seyogyanya hanya sebagai regulator, yaitu menjadi semacam lembaga otoritas
pangan nasional (national food authority), khususnya untuk beras sebagai
komoditi pangan pokok. "Kalau komoditi lain pelan-pelan dilepas ke pasar,"
kata Didik.
Hal yang sama disampaikan oleh mantan Menteri Negara Urusan
Pangan (Menpangan) AM Saefuddin. Sesuai UU No 7/1997 pasal 3 ayat c
yang mewajibkan terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang
wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Untuk itu,
Pemerintah harus lakukan stabilisasi harga, dan itu fungsinya Bulog,"
katanya.
Selain itu, dalam UU yang sama pasal 45 juga ditegaskan adanya
kewajiban Pemerintah bersama masyarakat untuk mewujudkan ketahanan
pangan. Sementara pasal 46 menyebutkan, dalam mewujudkan ketahanan
pangan, Pemerintah menyelenggarakan, membina, atau mengkoordinasikan
segala upaya untuk mewujudkan cadangan pangan nasional. Mengambil
tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau menanggulangi gejala
kekurangan pangan, keadaan darurat, dan atau spekulasi atau manipulasi
dalam pengadaan dan peredaran pangan.
Sementara pasal 47 dengan tegas menyatakan, cadangan pangan
nasional bukan hanya pada masyarakat, tetapi juga di tangan Pemerintah.
"Kalau Bulog dibubarkan, siapa yang akan menjalankan amanat UU itu?,"
kata AM Saefuddin.
Seperti di negara-negara lain, tugas utama dari national food authority,
menurut Didik, adalah menentukan dan menjaga berlakunya harga dasar,
menyerap produksi yang tidak terserap pasar saat panen, dan menyalurkannya
pada musim paceklik. Untuk menjalankan fungsi itu, Bulog harus punya
instrumen-instrumen pendukung.
"Tidak bisa kalau instrumennya hanya tarif, seperti yang diminta Dana
Moneter Internasional (IMF) melalui Bappenas. Beras adalah komoditas yang
sangat penting, bahkan menjadi komoditas politik, harus tetap ada yang
menjadi lembaga pengendali," ujar Didik.
Sebagai regulator, Bulog harus dilengkapi instrumen yang bersifat
legal, yaitu kewenangan menetapkan harga dasar dan tarif impor. Kedua,
tersedianya anggaran yang cukup, tidak hanya tergantung pada kredit
komersial murni seperti saat ini. Selain itu, adanya instrumen yang sampai ke
daerah-daerah seperti KUD, gudang dan aparat yang berada di tingkat
pelaksanaan di daerah-daerah.
Kesungguhan APBN menyediakan anggaran untuk operasi Bulog
adalah hal yang tidak bisa ditawar. Sebab, jika hanya tergantung pada kredit
perbankan dengan bunga komersial, Bulog akan terpuruk dan tidak akan
sanggup mengamankan harga. "Beras adalah komoditas yang untungnya
sangat kecil," ungkap Didik.
Kepastian adanya anggaran yang dialokasikan untuk menjaga harga
dasar adalah mutlak. AM Saefuddin berpendapat, itu konsekuensi dari
kebijakan melakukan stabilisasi harga. "Dan, anggaran itu bisa diambil dari
tarif impor yang diperoleh dari beras, gula, dan sebagainya. Atau dari
sumber-sumber lain, namun, yang jelas harus ada kepastian alokasi anggaran
bagi Bulog untuk membayar bunga pinjaman bank," ujarnya.
BAB V
GOOD CORPORATE GOVERNANCE

KASUS: DUGAAN KORUPSI VLCC

a) Menurut Anda, siapakah yang disebut dengan pemegang saham dari PT


Pertamina tersebut ?
Jawaban :
Menurut kelompok kami pemegang saham dari PT Pertamina adalah
Pemerintah Republik Indonesia, karena Pertamina adalah perusahaan energi
nasional yang 100% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia, melalui Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) selaku Kuasa Pemegang Saham.

b) Menurut Anda, apakah tindakan Direksi dan Komisaris Pertamina di atas


dapat dibenarkan bila dilihat dari UU PT ?
Jawaban :
Dapat dibenarkan, karna Pertamina berubah menjadi persero tahun
lalu (2003) maka, juragan migas itu tunduk pada UU Perseroan Terbatas.
Sehingga setiap penjualan aset (bukan saham) cukup dengan persetujuan
komisaris lewat Rapat Umum Pemegang Saham.

c) Menurut Anda siapa yang seharusnya berwenang untuk memutuskan


divestasi aset Pertamina tersebut ?
Jawaban :
Menurut saya Direksi lah yang berwenang untuk melakukan divestasi
aset Pertamina tersebut.

d) Mengapa kasus seperti penjualan VLCC pada perusahaan Pertamina itu dapat
muncul dan sering menimpa perusahaan BUMN ?
Jawaban :
Karena penjualan Tanker Pertamina secara bisnis menimbulkan
kontroversi karena perbedaan persepsi soal untung rugi dalam pelegoan itu
dan BUMN di anggap tak punya kuasa menjual tankernya.

e) Coba pelajari berbagai peraturan pemerintah tentang penjualan aset BUMN


dan berikan pendapat Anda bagaimana seharusnya menurut prinsip-prinsip
penerapan GCG !
Jawaban :
Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER –
02/MBU/2010 bagian kedua tentang penjualan pasal 5,6 dan7, menyatakan
bahwa pemindahtanganan dengan cara Penjualan dapat dilakukan apabila
memenuhi persyaratan, penjualan dilakukan sepanjang hal tersebut
memberikan dampak yang lebih baik bagi BUMN, penjualan dapat dilakukan
dengan cara Penawaran Umum, Penawaran Terbatas, dan Penunjukan
Langsung. Sesuai dengan prinsip GCG, Komisaris serta Direksi harus
bersikap profesionalisme untuk menyelamatkan perusahaan dalam keadaan
apapun dan melakukan aktivitas ekonomi sesuai dengan memperhatikan
aspek indepedensi dan profesionalitas agar menghasilkan dampak positif bagi
perusahaan

KASUS: DUGAAN PENYIMPANGAN MANAJEMEN ADAM AIR

a) Coba Anda teliti dan berikan penalaran, apakah struktur manajemen dan
mekanisme proses keputusan yang dilakukan oleh Manajemen Adam Air
telah sesuai dengan “tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance—GCG)”?
Jawaban :
Struktur manajemen PT Adam Air dimana Presdirnya Adam
Suherman yang menguasai 50% saham dan Wakil Presdir sekaligus Direktur
Keuangan Gustiono Kustanto (juga mewakili PT Bakti Investama yang
menguasai 50% saham) dan Direksi lainnya yang berasal dari keluarga Adam
Suherman, mencerminkan bahwa kondisi manajemen yang demikian adalh
tidak sesuai dengan prinsip GCG yaitu:
Transparansi: manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam
pengambilan keputusan dan penyampaian informasi sehingga terjadi ketidak
harmonisan antara Dewan Komisaris
Akuntabilitas: manajemen Adam Air saling curiga mengenai laporan
kuangan dan pengelolaan keuangan sehingga hal ini sangat berpengaruh
terahadap operasional perusahaan.
Kemandirian: karena dalam struktur manajemen Adam Air tidak ada
pemegang saham mayoritas dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk
pengambilan kebijakan dan juga tidak ada pihak yang independent
(Komisaris dan Direktur Independen)
Kewajaran: karena manajemen Adam Air hanya mementingkan
pemegang saham tidak mempertimbangkan stakeholder yang lain

b) Coba Anda Identifikasi, siapa saja yang dapat dimasukkan dalam kelompok
pemangku kepentingan (stakeholders), serta apa saja kepentingan untuk
Adam Air tersebut?
Jawaban :
Stakeholder dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok primer
atau market stakeholder dan kelompok sekunder atau nonmarket stakeholder.
Kelompok primer adalah mereka yang berinterkasi langsung dengan
perusahaan, termasuk didalamnya adalah: pelanggan, pemasok, pemegang
saham, kreditor, serta karyawan perusahaan.
Kelompok sekunder adalah mereka yang secara tidak langsung
berinteraksi dan bertransaksi dengan perusahaan, tetapi mereka mempunyai
kepentingan dan kekuatan yang dapat mempengaruhi kepentingan
perusahaan, termasuk didalamnya adalah: pemerintah, media massa, lembaga
swadaya masyarakat dan sebagainya.
Berdasar teori diatas, maka kepentingan dari pihak primer adalah:
a) Pelanggan/konsumen sangat berkepentingan dengan keselamatan
penerbangan dan pelayanan yang baik dari maskapai Adam Air, apalagi
berbagai kecelakaan telah menimpa Adam Air
b) Pemasok, dalam hal ini adalah: 1) perusahaan leasing pesawat yang
menyewakan pesawatnya kepada Adam Air, mereka tentunnya
berkepentingan terhadap ketepatan pembayaran sewa pesawat, 2) PT
Angkasa Pura juga mengharapkan ketepata waktu atas biaya yang
berkaitan dengan penggunaan bandara, apalgi Adam Air sering
mennunggak, 3) PT Pertamina sebagai pemasok bahan bakar, 4)
Produsen sparepart pesawat.
c) Pemegang saham, sangat berkepentingan terhadap kinerja perusahaan
sehingga perusahaan selalu dalam keadaan sehat dilihat dari
likuiditasnya, solvabilitasnya, profitabilitasnya dan akhirnya akan dapat
berjalan untuk waktu yang lama.
d) Karyawan perusahaan, sangat berkepentingan dengan kelangsungan
hidup perusahaan, karena mereka membutuhkan income yang dapat
dipakai sebagai biaya hidup dirinya sendiri dan keluarag, juga
membutuhkan kenyamanan dan kepastian bekerja.

Kepentingan pihak sekunder adalah:


a) Pemerintah, dalam hal ini sebagai pembuat Undang-undang dan
Departemen Perhubungan sebagai atoritas pemerintah dalam menetapkan
peraturan atau keputusan yang berhubungan dengan penerbangan.
b) Media massa, sebagai sumber informasi kepada masyarakat akan semua
hal yang harus diterima oleh masyarakat, baik mengenai kinerja
perusahaaan, kejadian-kejadian yang menimpa perusahaan maupaun hal
baik yang diterima perusahaan.
c) Lembaga Swadaya Masyarakat, misal serikat pekerja karyawan PT Adam
Air ( bagian dari Asosiasi Karyawan Penerbangan Indoneisia )
berkepentingan terhadap hak dan kewajiban karyawan dan masa
depannya. ( LSM yang berhubungan dengan penerbangan missal:
Asosiasi Pilot Internasional, Federasi Pilot Indonesia, Indonesia Air
Traffic Controllers Association)

d) Coba Anda jelaskan, apakah menurut Anda manajemen Adan Air telah
memperhatikan proses keputusan etis dalam penutupan operasinya?
Jawaban :
Dalam kasus penutupan PT Adam Air, berdasar teori etika:
1) Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya
sendiri (pemegang saham) karena tidak memperhatikan nasib para
karyawan, hal itu dibuktikan anatara pihak pemegang sahm keluarga
Adam Suherman dengan pihak PT Bhakti Investama yang saling
berseteru terhadap penyelesaian karyawan.
2) Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh,
yaitu bagaimana kepentingan para stakeholder yang yang lain harus
diperhatikan
3) Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan,
konsumen , kreditor, pemegang saham dan pihak lain.
BAB VI

PRINSIP KODE ETIK DALAM BISNIS

KASUS : PEMERINTAH MENGABAIKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

a) Menurut Anda, apakah ada hubungan antara etika dan lingkungan hidup ?

Jawaban :

Ada hubungan antara etika dan Lingkungan hidup dikarenakan perilaku


manusia berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta isinya, bukan hanya
menentukan keberadaan umat manusia saja. Etika bisnis berkaitan dengan
lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis dipengaruhi oleh
lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini
dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini
dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat
diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern
yaitu lingkungan yang berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat
dikendalikan begitu saja oleh para pelaku bisnis esuai dengan keinginan
perusahaan. pelaku bisnislah yang harus mengikuti ”kemauan” lingkungan ekstern
tersebut, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari pengaruh lingkungan tersebut.

Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk


pengendalian tindakan atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis.
Lingkungan intern meliputi tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan
extern yang mempengaruhi etika dalam bisnis yaitu lingkungan mikro dan
lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah, pesaing, publik, dan
konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik,dan sosial budaya.

b) Konsep-konsep etika apa saja yang dapat anda terapkan untuk kasus
lingkungan diatas ?

Jawaban :
Konsep etika Lingkungan biosentris, yang memendang perilaku etis bukan
hanya dinilai dari sudut pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang
nonmanusia (Flora, Fauna, dan benda-benda bumi nonorganisme) sebagai satu
kesatuan sistem lingkungan (ecosystem).

Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih


menekankan kehidupan sebagai standar moral. Salah satu tokoh penganutnya
adalah Kenneth Goodpaster. Menurut Kenneth rasa senang atau menderita
bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Bukan senang atau menderita, akhirnya,
melainkan kemampuan untuk hidup atau kepentingan untuk hidup. Kepentingan
untuk hidup yang harus dijadikan standar moral. Sehingga bukan hanya manusia
dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut
Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan
atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti
bertumbuh dan bereproduksi.

Biosentrisme adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai


yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia.
Dengan demikian biosentrisme menolak antroposentrisme yang menyatakan
bahwa manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Teori
biosentrisme berpandangan bahwa mahluk hidup bukan hanya manusia saja. Ada
banyak hal dan jenis mahluk hidup yang memiliki kehidupan. Hanya saja, hal
yang rumit dari biosentrisme, atau yang disebut juga life- centered ethic, terletak
pada cara manusia menanggapi pertanyaan: ”Apakah hidup itu?”. Pandangan
biosentrisme mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan, entah pada
manusia atau pada mahluk hidupnya. Karena yang menjadi pusat perhatian dan
ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara moral berlaku prinsip
bahwa setiap kehidupan dimuka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama,
sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Oleh karena itu, kehidupan setiap
mahluk hidup pantas diperhitungkan secara serius dalam setiap keputusan dan
tindakan moral, bahkan lepas dari pertimbangan untung rugi bagi kepentingan
manusia.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap
yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang
diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai
tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai
nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya
akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan
manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana
bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya Etika
lingkungan yang bercorak antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara
pandang Barat, yang bermula dari Aristoteles hingga filsuf-filsuf modern, di mana
perhatian utamanya menganggap bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas
manusia. Maksudnya, dalam etika lingkungan, manusialah yang dijadikan satu-
satunya pusat pertimbangan, dan yang dianggap relevan dalam pertimbangan
moral, yang dilihat dalam istilah Frankena--sebagai satu-satunya moral patient.
Akibatnya, secara teleologis, diupayakan agar dihasilkan akibat baik sebanyak
mungkin bagi spesies manusia dan dihindari akibat buruk sebanyak mungkin bagi
spesies itu. Etika antroposentrisme ini dalam pandangan Arne Naess
dikategorikan sebagai Shallow Ecology (kepedulian lingkungan yang dangkal).

Etika ekosentris merupakan aliran etika yang ideal sebagai pendekatan


dalam mengatasi krisis ekologi dewasa ini. Hal ini disebabkan karena etika
ekosentris lebih berpihak pada lingkungan secara keseluruhan, baik biotikmaupun
abiotik. Hal terpenting dalam pelestarian lingkungan menurut etika ekosentris
adalah tetap bertahannya segala yang hidup dan yang tidak hidup sebagai
komponen ekosistem yang sehat. Benda-benda kosmis memiliki tanggung jawab
moralnya sendiri seperti halnya manusia, oleh karena itu diperkirakan memilliki
haknya sendiri juga. Karena pandangan yang demikian maka etika ini sering kali
disebut juga deep ecology (J. Sudriyanto, 1992: 243).

c) Menurut Anda, benarkah pemerintah tidak peduli terhadap kerusakan


lingkungan? Berikan fakta-fakta lain yang anda ketahui untuk mendukung
pendapat Anda!
Jawaban :

Dalam kasus ini, menurut saya pemerintah kurang perduli terhadap


kerusakan lingkungan yang terjadi, kesimpulan ini kami dapatkan dengan
diterbitkannya keputusan Menteri Negara ESDM nomor 42.K/30.00/DJB/2008
yang memperpanjang izin konstruksi MSM. Hal ini member kesan bahwa ESDM
tidak ingin kegiatan MSM untuk dihalangi

d) Seandainya perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining


menggunakan analisis dampak lingkungan, apa saja yang harus
dipertimbangkan dalam hal ini?

Jawaban :

Yang harus diperhatikan adalah penyusunan rencana pengelolaan dan


pemantauan lingkungan hidup agar dapat menjaga lingkungan dari oprasi proyek
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

e) Apakah ada hubungan analisis dampak lingkungan diatas dengan analisis


stakeholders dan Corporate Social Responsibility ?

Jawaban :

Landasan pokok CSR dalam isu lingkungan hidup meliputi tidak


melakukan pencemaran, tidak berkontribusi dengan perubahan iklim, tidak
berkontribusi dalam limbah,dll. Oleh karena itu hubungan dengan AMDAL diatas
adalah melindungi lingkungan dengan tidak melakukan pencemaran lingkungan.

f) Bila ingin mengaitkan suatu proses keputusan atau tindakan dengan


prinsip-prinsip etika bisnis atau kode etik profesi, tunjukan dan jelaskan
prinsip-prinsip mana atau unsur kode etik yang mana yang relevan dengan
kasus diatas ?

Jawaban :
Prinsip responsibilitas, dimana pengelola wajib memberikan pertanggung
jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku
kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya.

g) Warga setempat menginformasikan keluhannya ini melalui media massa


(jumpa pers) karena merasa perusahaan dan pemerintah tidak lagi peduli
terhadap keluhan masyarakat. Apa nama istilah yang tepat terhadap
tindakan warga semacam ini ? jelaskan!

Jawaban :

Istilah tersebut dinamakan externalwhistleblowing, adalah tindakan yang


dilakukan seseorang atau beberapa orang untuk membocorkan masalah kepada
media atau khalayak ramai.

KASUS : BERGURU HIDUP PADA GUMUK PASIR

a) Coba Anda kaji tindakan Sukarman dan Kawan-kawan dilihat dari teori-
teori dan konsep-konsep etika yang Anda kenal!

Jawaban :

Dilihat dari teori-teori dan konsep-konsep etika , sukarman dan kawan-


kawan memiliki sikapUtilitarianisme dimana member manfaat/ kegunaan bagi
banyak orang, kesejahteraan duniawimasyarakat hakikat tidak utuh( PQ,IQ,EQ)
dan sikap deontology dengan tindakan itu sendiri,kewajiban mutlak setiap orang
demi kewajiban itu sendiri dan hakikat tidak utuh (IQ,EQ).Konsep etika
kepribadian dan karakter sukarman baik tidak mudah putus asa dan tetapberjuang
untuk melanjutkan hidupnya dengan menemukan pekerjaan yang tepat
denganbertani.kecerdasannya IQ,PQ,EQ,SQ nya sudah berkembang dengan tepat.

b) Coba dikaji apakah tindakan pemerintah, DPR, dan investor pertambangan


sudah tepat dilihat dari analisis stakeholders dan etika lingkungan hidup!

Jawaban :
Menurut saya tindakan DPR, Pemerintah dan Investor tidak tepat karena
telah bertentangandengan deontologist dan teleologis dimana pemerintah akan
menghilangkan sebagian besarmata pencaharian para petani tersebut dan
melanggar etika lingkungan hidup dimanalingkungan akan rusak bila digunakan
untuk pertambangan yang belebihanDari stakeholder mereka hanya
mementingkan keuntungan semata tanpa memikirkan nasippara petani
kedepannya

c) Bagaimana Anda melihat sosok Sukarman ditinjau dari teori hakikat


manusia utuh sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya ?

Jawaban :

Dari teori hakikat manusia yang utuh , sukarman memiliki karakter Taqwa
(pasrah diri) ,Tawaduk (berilmu), dan sabar. Dan memiliki IQ yang tinggi dalam
kesadaran dan keabdian dan SQ pada kreatifitas.

d) Bagaimana pandangan Anda dalam menghadapi kasus diatas ?

Jawaban :

Pandangan saya yaitu pemerintah seharusnya tidak memaksakan untuk


mengubah tempattersebut menjadi pertambangan hanya karena devisa, mereka
juga harus memperhatikan nasippara petani ,bila mereka digusur mata
pencaharian apa yang harus mereka dapatkansetelahnya, perlu dilakukan kajian
ulang atas AMDAL tersebut dan mencari alternative lain bilapara petani tersebut
digusur untuk menafkahi keluarganya.
BAB VII

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN INDONESIA

KASUS : KARTU MERAH BUAT 10 KAP PAPAN ATAS

1) Coba anda indentifikasi, pelanggaran prinsip etika apa saja yang dilakukan
oleh sepuluh KAP tersebut, serta jelaskan alasannya!

Jawaban :

Pelanggaran prinsip etika yang dilakukan oleh sepuluh KAP adalah kasus
tersebut melanggar prinsip - prinsip etika yang digariskan dalam kode etik
akuntansi yaitu seperti prinsip integritas , objektivitas , kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati hatian professional . alasanya karena 10 KAP tersebut telah
melaksanakan pengauditan pada bank bank yang bermasalah yang sudah jelas –
jelas hal tersebut melanggar kode etik sebagai seorang akuntan public .

2) Menurut Anda, apakah fungsi BPKP? Apa pebedaan BPKP dengan BPK
dilihat dari fungsinya ?

Jawaban :

Fungsi BPKP antara lain:


a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;

b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan


pembangunan;

c. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

d.pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan


pengawasan keuangan dan pembangunan;

e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang


perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Perbedaan antara BPKP dan BPK berdasarkan dari fungsinya BPK adalah
sebagai auditor eksternal yang melaksanakan pemeriksaan yang sifatnya lebih
represif ( seluruhnya kegiatan audit ) sedangkan BPKP lebih kepada pengawasan
yang bersifat preventif / pembinaan ( tidak sepenuhnya kegiatan audit ) .

3) Coba anda cari dan pelajari mekanisme dari badan dan peradilan profesi
yang ada dibawah organisasi IAI!

Jawaban :

mekanisme dari badan peradilan profesi yang berada dibawah organisasi


IAI antara lain:

a. kantor akuntan public Ketaatan terhadap kode etik adalah tanggung jawab
pimpinan KAP dimana anggota itu bekerja.Managing partner dan partner serta
manager KAP melaksanakan pengawasan terhadap ditaatinya perilaku ini.

b. Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik – IAI penyelenggaraannya


dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Mutu di lingkungan kepengurusan IAI di
Kompartemen tersebut. Pengawasan oleh Unit Peer Review yang khusus dibentuk
untuk mengawasi sesama KAP sampai saat ini belum pernah terlaksana.

c. Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik – IAI badan ini


merupakan suatu unit organisasi yang melaksanakan peradilan pada tingkat
pertama terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh anggota IAI
kompartemen akuntan pendidik.

d. Dewan Pertimbangan Profesi IAI badan ini berfungsi sebagai peradilan tingkat
banding untuk kasus-kasus yang telah diputuskan hukumnya berdasar keputusan
pada tingkat Badan Pengawas Profesi.

e. Departemen Keuangan RI Pengawasan. Dilakuakan untuk memberitahukan


apakah KAP yang diberi ijin telah melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan keputusan Menteri Keuangan tentang perijinan pembukaan
KAP.
f. BPKP wewenangnya adalah melaksanakan pengawasan terhadap KAP.

4) Bagaimana pendapat anda tentang kontoversi putusan yang telah diambil


oleh BP2AP terhadap 10 KAP dihadapkan dengan keberatan yang
disampaikan oleh Direktur pembinaan akuntansi dan saja penilai DJLK
Depkeu kepada ketua MK IAI ?

Jawaban :

Menurut saya dalam menghadapi kasus ini akuntan perlu untuk berpegang
pada kode etik profesi akuntan agar tidak ada lagi kecurangan kecurangan yag
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan , Seharusnya sanksi yang dijatuhkan
sesuai dengan ketentuan dan disesuaikan dengan pelanggaran etika yang
dilakukan. Sanksi yang ringan tidak akan memberikan efek jera sehingga
kesalahan tersebut bisa saja berlanjut. Sanksi yang dijatuhkan harus setimpal
dengan pelanggaran yang dilakukan agar dapat memberika efek jera bagi
tersangka.

KASUS : PT Great River International TBK

1.) Tidak benar karena menurut saya pencatatan atas penjualan PT Great River
melanggar standar akuntansi yang berlaku karena seorang akuntan public justinus
adithya sidharta telah melakukan kesalahan dalam mengaudit suatu laporan
keuangan PT Great River kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor
investigasi dari BAPEPAM yang menemukan indikasi penggelembungan account
penjualan , piutang dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan
Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas
dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi tersebut Bapepam
menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River
ikut me njadi tersangka , dan juga Akuntan public yang mengaudit Laporan
keuangan PT Great River pada tahun 2003 menyatakan alasan dugaan
overstatement menggunakan metode pencatatan untuk akun penjualan yang
berbeda dengan ketentuan yang ada .
2.) menurut saya ada hubugannya sebab antara kesalahan pencatatan atas laporan
keuangan dengan kesulitan perusahaan dalam membayar hutang karena disini
laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan terjadi overstatement yaitu

kelebihan pencatatan, maka nilai yang tercantum pada laporan keuangan tidak
sesuai dengan yang ada pada perusahaan, dimana asset perusahaan lebih besar
pada laporan keuangan dengan jumlah asset perusahaan pada kondisi yang
sesungguhnya, sehingga terjadi kesulitan arus kas yang dialami perusahaan karena
aktiva yang dimiliki perusahaan untuk membayar utang-utangnya tidak sesuai
dengan keadaan real (nyata) perusahaan. Sehingga apabila perusahaan ingin
membayar hutang-hutangnya dengan asset yang dimiliki perusahaan maka nilai
asset perusahaan tidak sesuai dengan yang tercatat pada isi laporan keuangan.

3.) Menurut saya benar telah terjadi indikasi penipuan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan karena Bapepam menemukan kelebihan pencatatan atau
overstatement penyajian account penjualan dan piutang dalam laporan tersebut.
Kelebihan itu berupa penambahan aktiva tetap dan penggunaan dana hasil emisi
obligasi yang tanpa pembuktian.Akibatnya, Great River kesulitan arus kas.

4.) Menurut saya justinus a. sidharta telah menyalahi aturan terutama dalam kode
etik profesi akuntan yang berkaitan dengan integritas dan objektifitas , karena
justinus a sidharta tidak bersikap jujur dalam melaporkan kondisi keuangan PT
great river .

5.) Langkah yang harus saya lakukan sebagai auditor yaitu dengan melakuakan
prosedur audit yaitu prosedur analitis , inspeksi , konfirmasi , permintaan
keterangan , perhitungan , penelusuran , pemeriksaan bukti pendukung ,
pengamatan , pelaksanaan ulang , dan teknik audit dengan bantuan computer
dimana dengan menggunakan prosedur tersebut dapat mendukung pendekatan
audit top-down maupun pendekatan auditor bottom-up. Auditor akan
mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika
merencanakan audit dan mengembangkan program audit Diberikan.
BAB VIII

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN MENUJU ERA GLOBAL

KASUS : ARTHUR ANDERSON DENGAN ERON

1. Coba Anda identifikasikan pelanggaran prinsip etika dan Aturan Etika apa saja
yang dilanggar oleh AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
Jawaban :
Mengacu pada pedoman kode etik AICPA, AA banyak melakukan
pelanggaran prinsip etika, yaitu sebagai berikut.
Pelanggaran prinsip paling utama yang dilakukan oleh AA adalah
objektivitas dan independensi, serta integritas. Kedekatan hubungan personel
Enron dengan personel AA, penerimaan jumlah fee yang besar, dan perekrutan
personel AA oleh Enron dianggap dapat mengganggu independensi AA dalam
menjalankan tugasnya. Untuk diakui sebagai seorang yang bersikap independen,
akuntan publik harus bebas dari setiap interfensi pimpinan dan pemilik
perusahaan. Akuntan publik juga tidak hanya bersifat obyektif dan tidak memihak
tetapi harus pula menghindari keadaan-keadaan yang menyebabkan hilangnya
kepercayaan masyarakat atas sikapnya. Hal ini bertujuan agar akuntan publik
dapat memberikan opini yang obyektif dan jujur atas laporan keuangan klien
sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. AA tidak dapat
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik sebagai Kantor Akuntan
Publik yang masuk kategoti bigfive dan tidak berperilaku profesional serta
konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan
melakukan penyamaran data.
Selain itu, AA juga melanggar prinsip-prinsip etika yaitu tanggung
jawab, kehati-hatian dan kepentingan publik. AA sebagai seorang professional
tidak melakukan pertimbangan moral dan professional dalam menjalankan
tugasnya. Salah satunya mengenai isu untuk merancang Special Purpose Entity
(SPE) untuk tujuan memperoleh hasil akuntansi yang diinginkan Enron. AA
seharusnya bisa memberikan saran/rekomendasi yang lebih baik dan sesuai
dengan standar/aturan yang berlaku umum, atau dengan bisa dikatakan AA
seharusnya memberikan kemampuan maksimalnya untuk memenuhi keinginan
klien. Itulah sebabnya AA dianggap melanggar prinsip etika kehati-hatian (due
care). AA tidak menghormati kepercayaan public apalagi dengan reputasinya
sebagai KAP peringkat satu dunia. Sedangkan aturan etika AICPA yang dilanggar
oleh AA adalah sebagai berikut.
1. No. 101 Independensi
“Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam
melaksanakan jasa professional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang
diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.”
Pada intepretasi independen awal ditujukan pada hubungan kepentingan dan
bisnis dapat memperlemah independensi. Oleh karena itu kedekatan hubungan
personel Enron dan AA serta perilaku AA yang layaknya karyawan Enron dapat
berpengaruh terhadap sikap independensi AA dalam menjalankan tugasnya.
2. No. 102 Integritas dan Objektivitas
“Dalam pelaksanaan setiap jasa professional, seorang CPA harus menjaga
objektivitas dan integritas, harus bebas dari pertentangan kepentingan, dan tidak
diperbolehkan salah menyajikan fakta atau mensubordinasikan pertimbangannya
kepada pihak lain.”
Kedekatan hubungan personel Enron dengan personel AA dapat menurunkan
kepercayaan publik, dalam hal ini masyarakat, terhadap opini yang diberikan oleh
AA atas laporan keuangan Enron. Masyarakat sebagai salah satu pengguna
laporan keuangan Enron akan ragu apakah opini yang diberikan oleh AA berasal
dari prosedur audit yang dilakukan atau berasal dari hubungan dekat dengan
personel Enron. Penerimaan fee yang besar dianggap dapat mempengaruhi
objektivitas AA dalam menjalankan tugas. Selain itu AA berperan sebagai auditor
eksternal sekaligus auditor internal Enron.
3. No. 202 Kesesuaian standar
“Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review, kompilasi, konsultasi
manajemen, perpajakan, atau jasa profeional lainnya harus mematuhi standar-
standar dan setiap interpretasi yang diterbitkan oleh badan-badan yang ditunjuk
oleh Dewan.”
Konsultasi Enron dengan AA dianggap tidak sesuai dengan standar etika dan
profesi yang berlaku. Walaupun menginginkan hasil akuntansi atau laporan
keuangan yang baik, AA dan Enron tidak boleh mengabaikan standar yang
berlaku umum.
4. No. 501 Tindakan yang mendiskreditkan
“Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan
profesi.” Menurut aturan tersebut, tindakan mendeskredistkan (act discreditable)
diartikan sebagai tindakan yang dilakukan anggota yang dapat merusak atau
mengganggu reputasi dan integritas profesi. Contoh tindakan personel AA yang
sering hadir dalam berbagai acara Enron dan berperilaku layaknya karyawan
Enron. Selain itu AA menerima fee yang besar, yang melebihi kewajaran dari
Enron atas jasa yang dilakukan.

2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan


pedoman kode etik IFAC?
Jawaban :
 Tanggung jawab akuntan tidak secara eksklusif hanya melayani klien. Dari
kasus tersebut terlihat bahwa AA berusaha memenuhi permintaan klien
tanpa mempertimbangkan prinsip, aturan, dan standar baik dalam hal etika
maupun profesionalisme.
 AA dapat dianggap mengabaikan tujuan dari profesi akuntansi dalam
memenuhi harapan profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik, serta
tidak dilandasi prinsip-prinsip perilaku fundamental (integritas,
objektivitas, kompetensi profsional dan kehati-hatian, kerahasiaan,
perilaku professional, dan standar teknis karena AA tidak memiliki sikap
yang independen, baik secara pikiran maupun penampilan.

3. Coba Anda identifikasi ketentuan-ketentuan yang ada dalam Sarbanes-Oxley


Act untuk mengatasi ancaman pelanggaran etika sebagaimana dilakukan oleh
personel AA!
Jawaban :
Ketentuan-ketentuan dalam Sarbanes-Oxley Act yang sesuai untuk mengatasi
ancaman pelanggaran etika personel AA:
 Membentuk dewan pengawas independen (Public Compony Accouting
Oversight Board) yang betugas sepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal.
Pada kasus tersebut tidak terlihat ada sebuah dewan atau komite yang
melakukan pengawasan terhadap jasa audit dan non audit yang diberikan AA.
Tugas-tugas dewan yang berkaitan dengan kasus ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan registrasi terhadap KAP yang mengaudit perusahaan publik
b. Menetapkan atau mengadopsi, atau melakukan keduanya: standar audit,
quality control, etika, independensi, dan beberapa standar lain yang
berkaitan dengan proses audit
c. Melaksanakan inspeksi terhadap KAP-KAP
d. Melakukan investigasi, penegakan disiplin dan pengenaan sanksi terhadap
KAP dan partner dari KAP yang melakukan pelanggaran
 Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat
perusahaan
Dalam kasus tersebut, terutama tanggung jawab komite audit dalam
melakukan pengawasan kepada auditor dalam menjalankan tugasnya dan
menelaah serta menyetujui jasa audit dan jasa lain yang diberikan oleh KAP.
 Mendefinisikan jasa non-audit yang dapat diberikan oleh kantor akuntan
publik kepada klien audit.
Melarang kantor akuntan publik untuk melakukan delapan jenis non-jasa
audit kepada klien audit, yang salah satunya adalah desain dan implementasi
sistem informasi keuangan yang dilakukan oleh AA. Jika AA bermaksud untuk
melakukan jasa tersebut, terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari komite audit.

4. Bagaimana Anda menjelaskan perilaku pejabat puncak Enron dan AA dengan


menggunakan teori hakikat manusia utuh dan teori-teori etika yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya?
Jawaban :
Jika menggunakan teori hakikat manusia utuh dan teori etika yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya, Perilaku pejabat puncak Enron berkaitan
dengan teori egoime psikologis dan hakikat manusia tidak utuh PQ dan IQ.
Egoime psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). Tindakan
berkutat diri ditandai dengan ciri dilandasi oleh ketamakan dan mengabaikan atau
merugikan kepentingan orang lain.
Tindakan pejabat puncak Enron, misalnya dengan mempererat hubungan
dengan personel AA, memberikan fee yang melebihi jumlah wajar kepada AA,
lalu berkonsultasi untuk membentuk suatu entitas dengan tujuan memperoleh
hasil akuntansi yang diinginkan, merupakan tindakan yang mementingkan diri
sendiri. Enron tidak mempedulikan bagaimana dampak tindakannya terhadap AA
dan masyarakat. AA akan diragukan atas sikap independensinya dalam
menjalankan tugasnya dan Enron pun juga kehilangan kepercayaan masyarakat.
Pejabat puncak Enron lebih berorientasi dalam memenuhi kepentingan
perusahaannya sendiri (PQ), tidak menggunakan kemampuan intelektualnya (IQ)
dengan cara yang benar sehingga bertindak secara tidak etis. Terlihat dari
konsultasinya dengan AA untuk merancang Special Purpose Entity (SPE) dengan
tujuan memperoleh hasil akuntansi yang diinginkan.
Sedangkan teori hakikat manusia utuh dan teori etika yang dapat
menjelaskan perilaku pejabat puncak AA adalah teori keutamaan dan hakikat
manusia tidak utuh IQ dan EQ.
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan
mana yang tidak etis. Bertens (2000) memberikan beberapa contoh sifat
keutamaan, antara lain : kebijaksanaan, keadilan dan kerendahan hati. Sedangkan
untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran,
kewajaran (fairness), kepercayaan, dan keuletan. Dalam menjalankan tugasnya,
AA tidak lagi membedakan tindakan mana yang etis dilakukan dan tidak etis
dilakukan. Kedekatan hubungan dengan personel Enron dan berperilaku layaknya
personel Enron menunjukkan bahwa AA tidak bisa mempertahankan sikap
profesionalismenya.
Perlakuan Enron terhadap AA, misalnya mengundang AA dalam setiap acara
yang ia selenggarakan, merekrut pejabat AA dan banyak diantaranya menduduki
posisi penting, lalu pembayaran jumlah fee yang di atas nilai yang wajar akan
mempengaruhi sikap (EQ) AA dalam menjalankan tugasnya. Pada akhirnya AA
akan berusaha dengan kemampuan intelektual (IQ) yang dimilikinya untuk
memenuhi keinginan Enron tanpa melakukan pertimbangan moral dan
professional.
BAB IX

KODE ETIK PROFESI LAINNYA

KASUS : MULYA LUBIS DIBERHENTIKAN

1. Apakah menurut anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah


mengambil keputusan yang tepat dan adil ?

Jawaban :

Menurut saya Majelis Kehormatan Daerah DKI sudah tepat dalam


mengambil keputusan yang tepat sebab menjadi seorang advokat harus
mempunyai atau mengedepankan penegakan hukum , kebenaran dan keadilan
dibandingkan dengan sebuah materi . dalam kasus ini todung telah melanggar
larangan konflik kepentingan dan lebih mengedepankan maeri dalam menjalankan
profesi dibandingkan dengan penegakan hukum , kebenaran , dan keadilan .
pelanggaran yang dilakukan oleh todung mulya lubis adalah dia mengatakan
bahwa hasil legal audit terhadap kekayaan Salim Group terjadi pelanggaran, tetapi
beliau berkelit bahwa hasil legal audit tersebut tidak terjadi pelanggaran serta
pendapat hukum terhadap kasus tersebut dapat berubah sewaktu – waktu.Hal ini
sudah melanggar kode etik seorang advokat .

2. Apakah menurut anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis
dimedia massa dalam menggapai keputusan Majelis adalah wajar dan
dapat dibenarkan ?

Jawaban :

Menurut saya reaksi todung lubis di media massa adalah hal yang tidak
wajar karena apa yang dia perbuat sudah melanggar kode etik profesi sebagai
seorang advokat .

3. Bagaimana pendapat Anda atas pertanyaan Todung yang merasa dirinya


tidak melanggar kode etik advokat?

Jawaban :
Menurut saya , saya tidak setuju dengan apa yang telah diutarakan oleh
todung lubis yang merasa bahwa dirinya tidak melanggar kode etik advokat
karena sudah jelas bahwa dia sudah melanggar kode etik profesi sebagai seorang
advokat yaitu berupa pelanggaran kepentingan dan lebih mementingkan dari pada
penegak hukum . dan juga dia telah membeberkan atau membuka hasil legal audit
TBH KKSK yang seharusnya di rahasiakan dalam persidangan .

Anda mungkin juga menyukai