Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

PELANGGARAN TERHADAP IDEOLOGI PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : DEWI SEPTIANA, M.H

DISUSUN OLEH:

AHZA MELISA P032213411042


AMANDA RATU ZHULAYKHA N. P032213411045
ANANTA MEYRIFAH NUR P032213411047
FITRIA FAJARINI TANRI P032213411056
KHANSA MUTHIA A. P032213411060

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN GIZI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Analisis yang berjudul “Pelanggaran Terhadap Ideologi
Pancasila” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pelanggaran
terhadap ideologi pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku Dewi Septiana, M.H selaku
Dosen mata kuliah Pancasila. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah analisis ini.

Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya makalah ini juga dapat menambah
wawasan tentang Pelanggaran Terhadap Ideologi Pancasila.

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................................1
1.1 Kasus ........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II ...................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................2
2.1 KASUS 1 ..................................................................................................................................2
BAB III .................................................................................................................................6
PENUTUP .............................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan Analisis ............................................................................................................6
3.2 Saran ...................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kasus
1. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230126130400-20-905151/kemensos-kirim-tim-
bantu-siswi-korban-pelecehan-malah-dicabuli-guru

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Sila yang ada pada berita tersebut?


2. Apa saja sila yang lebih menjuru dalam berita tersebut?
3. Apa pasal yang berkaitan dengan berita tersebut?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sila berapa yang ada diberita tersebut


2. Untuk mengetahui sila apa saja yang lebih menjuru dalam berita tersebut
3. Untuk mengetahui pasal apa yang berkaitan dengan berita tersebut

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KASUS 1

Dari berita tersebut dapat dijelaskan bahwa telah terjadi kekerasan sexual. Kekerasan
sexual merupakan pelanggaran dari pancasila sila kedua. Yang dimana berbunyi “Kemanusian
yang adil dan beradab” disini korban yang seharusnya mendapatkan pendampingan serta
pembinaan dari guru BP, yang dimana korban telah mengalami kekerasan secara berulang
oleh kekasihnya. namun AM selaku guru BP bukannya memberi pendampingan dari
permasalahan korban, AM malah melakukan kekerasan seksual terhadap korban. dapat dilihat
dari hal ini korban bukannya mendapatkan keadilan (dalam hal ini pendampingan terhadap
korban) serta makna dari manusia beradab yang sangat melenceng jauh dari tindakan yang
dilakukan oleh AM selaku guru BP korban. Tindakan yang dilakukan AM ini juga sangat
tidak mencerminkan tindakan kemanusiaan yang dimana seharusnya setiap individu dapat
memanusiakan (menghargai) individu lainnya.

2
Dapat di jelaskan lg bahwasannya berita tersebut juga termasuk dalam sila ke 4 yang
berbunyi “Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan”. Karena pada berita tersebut menjelaskan bahwa hasil keputusan dalam
memberikan hukuman kepada pelaku melalui proses musyawarah yang dipimpin oleh hikmat
dan bijaksana, dan juga pada saat ingin merehabilitasi korban juga melalui proses musyawara
dan juga persetujuan dari pihak keluarga koban terutama pada koban tersebut. Contohnya
pada saat Kepala Satuan Reskrim Polres Mesuji AKP Fajrian Rizki yang memastikan pada
media tentang dalam waktu dekat, kasus ini akan segera melimpahkan kasus ini ke penuntut
umum. Juga pada saat Kemensos memberikan hipnoterapi, konseling, serta edukasi seksual
terhadap N berserta keluarganya. Yang dilakukan selama 9 hari.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna dan nilai yang perlu diamalkan dari
masing-masing sila. Sebagaimana bunyinya, Sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”,
merupakan landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. dilihat dari
kasus diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat anak usia 13 tahun yang mendapat kekerasan
seksual oleh kekasih nya dan guru BP nya yang seharusnya melindungi malah melakukan
kekerasan terhadap anak di bawah umur. karena tersangka merupakan orang terdekat
korban,dengan itu tersangka mendapat hukuman pidana ditambah sepertiga dari saksi hukum.
kaitan kasus tersebut dengan sila ke 3 yaitu, tersangka harus dihukum sesuai dengan yang
telah di tetapkan karena sila 3 yang memiliki makna untuk menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. jadi agar tersangka kapok dengan perbuatan nya dan untuk melindungi
anak anak dibawah umur seperti korban, tersangka harus dipenjara dan di beri pelajaran.

3
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Keadilan sosial ialah suatu
masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak
ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan”. disini korban yang mendapat
kekerasan seksual harus mendapatkan keadilan yang seadil² nya sesuai dengan sila ke 5 ini.

Bunyi sila terakhir dari Pancasila adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Itu berarti yang dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan yang berpusat pada
semangat individu. Keadilan tersebut haruslah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, bukan oleh segelintir golongan tertentu.

Menerapkan keadilan tidak hanya sebatas memberikan sanksi yang sepadan kepada
seseorang yang melanggar hukum, tetapi juga memberikan hak-hak yang sama dalam hidup
bernegara. Tidak ada istilah mayoritas atau minoritas dalam ideologi Pancasila. Semua
memiliki kesetaraan dalam undang-undang. Seorang waria harus diberi hak yang sama dalam
menjalankan kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya. Jika ada tindakan kekerasan yang
dilakukan warga setempat, maka negara harus mampu melindunginya.

Upaya dalam membawa pelecehan seksual dalam ranah akademis, kemudian


diperdebatkan secara dialektis, dan diaktualisasikan secara praksis merupakan tindakan yang

4
harus kita lakukan bersama dalam memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Pada kasus ini
tentu saja tim telah melakukan asesmen terhadap N dan akan dilanjutkan dengan terapi atau
rehabilitasi. Tidak hanya terhadap korban N namun juga keluarganya. para pelaku juga harus
di hukum berat para pelaku dengan hukum pidana maksimal, Pelaku dari orang dekat bisa
ditambah sepertiga dari saksi hukum.

Kasus ini juga terkandung sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang maha Esa” dapat di
artikan bahwa kita harus beriman kepada tuhan yang maha esa agar kita tidak salah arah dan selalu
berpositif thingking terhadap sesuatu. Dengan adanya iman pada diri kita maka kita akan terjauhi dari
hal-hal yang buruk. Pada kasus ini dapat kita ketahui bahwa kasus pelecehan adalah kasus yang sangat
tidak terpuji karena di dalam agama islam di jelaskan bahwa seorang wanita adalah manusia yang
seharusnya di muliakan karena wanita adalah seseorang yang istimewa. Jadi pada kasus tersebut di
jelaskan bahwa seorang lelaki (2 orang) yang melakukan hal tidak mulia kepada seorang wanita.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Analisis

Masalah pelecehan seksual seakan tak ada habisnya, ditambah dengan segala pro
kontra di dalamnya. Pelecehan seksual memang kerap terjadi pada perempuan, namun tidak
menutup kemungkinan bahwa lelaki juga ada yang mengalami pelecehan seksual. Beberapa
dari korban pelecehan seksual telah ada yang sadar untuk datang ke psikolog. Namun, banyak
kasus pelecehan seksual yang tidak terdeteksi karena korbannya terlanjur malu untuk
menceritakan hal tersebut kepada orang lain dan harus menanggung bebannya sendiri. Faktor
lain yang menyebabkan korban enggan untuk berkonsultasi adalah takut untuk
mengungkapkan cerita pada orang asing, biaya, waktu, atau tempat yang jauh dari jangkauan.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa, kasus kekerasan ini melanggar
Pancasila, terutama untuk sila ke 2 yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradap “yang
dimana seharusnya seorang wanita itu harus mendapatkan rasa kasih sayang dan keadilan
bukan malah mendapatkan kesengsaraan. Kejahatan ini dilakukan oleh kekasih dan Guru BP
korban itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya
kekerasan seksual pada anak adalah dengan meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan
tindakan) anak-anak tentang kesehatan reproduksi, sehingga mereka mampu untuk menolak
terhadap kejadian kekerasan seksual yang dialaminya. Pendidikan kesehatan reproduksi pada
anak-anak sekolah sangat efektif untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sehingga manfaat diberikannya pendidikan tersebut bisa tercapai. Usia anak didik
yang biasa masuk bangku sekolah dasar baik negeri atau swasta yaitu 7-13 tahun. Anak dalam
golongan ini masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangannya, hingga masih mudah
dibimbing dan dibina untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat sehari-hari.

3.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Korban

Kekerasan baik secara fisik maupun seksual sangat tidak dibenarkan oleh siapapun
maka peneliti menghimbau bagi kedua subyek untuk sangat berhati-hati dan selektif dalam

6
memilih teman bergaul, karena dengan siapapun pergaulan itu dilakukan maka akan sangat
berpengaruh bagi kehidupan selanjutnya.

Jangan mudah percaya dengan individu yang baru dikenal karena individu mempunyai
banyak karakteristik dalam hidupnya jadi jangan percaya dengan janji manis yang diucapkan
oleh orang terutama orang yang baru dikenal. Tingkatkan pemahaman akan tubuh kalian
karena pemahaman akan meningkatkan rencana apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan.

2. Bagi Orang tua

Kekerasan dalam bentuk apapun bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tidak
memandang temapt, umur maupun jenis dan tidak memandang siapapun pelakunya. Dari hasil
ini peneliti menyarankan pada orang tua agar selalu mempedulikan anaknya mengingat saat
ini era pergaulan sudah semakin bebas seiring dengan berkembangnya tehnologi, selayaknya
anak harus diberi pengawasan dan pemahaman akan pergaulan dan aturan-atura yang berada
di masyarakat. Pendidikan akan agama dan pantuan yang konsisten akan dapat mencegah
anak dari perilaku orang yang tidak bertanggung jawab.

3. Bagi Penelitian selanjutnya

Pelaksanaan penelitian kualitatif yang memakan jangka waktu cukup lama disini
sangat diperlukan keterampilan untuk mebangun kedekatan atau rapport dengan subyek
sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan disisi lain setiap peneliti
pastinya memerlukan ketekunan, kesabaran untuk secara perlahan mendapatkan informasi.
Bagi peneliti yang akan meneliti tentang perkembangan paska trauma diharapkan untuk
memperluas variabel maupun aspek yang akan diteliti karena perkembangan paska trauma
sendiri masih sedikit yang melakukan penelitian sehingga semakin banyak akan semakin
bagus untuk keilmuan psikologis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dixon, David N & John A. 1984. Counseling: A Problem-Solving Approach. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.

Kaplan, Harold & Benjamin J. Sadock. 1988. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya
Medika.

Lawrence, Zeegen. 2009. What is Illustration. United Kingdom: Roto Vision SA

Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung:
Citapustaka Media Perintis.

Maharsi, Indiria. 2016. Ilustrasi. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Rustan, Surianto. 2014. LAYOUT, Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Surya, Moh. 1988. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori). Yogyakarta: Kota
Kembang.

Suryaman, Maman & Wiyatmi. 2012. Puisi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Supardi, S.& Sadarjoen. 2006. Dampak Psikologis Pelecehan Seksual pada Anak Perempuan.

Wibowo, Iyan. 2007. Anatomi Buku. Bandung: Kolbu.

Wicaksono, Andi dkk. 2018. Tentang Sastra: Orkestrasi Teori dan Pembelajarannya.
Yogyakarta: Garudhawaca.

Yulita, Christina dkk. 2012. Buku Saku A-Z Pelecehan Seksual: Lawan dan Laporkan!.
Jakarta: Komite Nasional Perempuan Mahardhika.

Jurnal

Wardhani, Yurika Fauzia & Weny Lestari. Gangguan Stress Pasca Trauma pada Korban
Pelecehan Seksual dan Perkosaan. Surabaya: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistim

8
dan Kebijakan Kesehatan.

Solikin, Asep. 2015. Bibliotherapy Sebagai Sebuah Teknik Dalam Layanan Bimbingan
Konseling. Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Website

https://komnasperempuan.go.id/read-news-kekerasan-seksual-kenali-dan-tangani-15-bentuk-
kekerasan-seksual. (Diakses 3 April 2019 pukul 23.33)

https://www.komnasperempuan.go.id/reads-catatan-tahunan-kekerasan-terhadap-perempuan-
2018. (Diakses 4 April 2019 pukul 00.13) pijarpsikologi.org/self-healing-sebuah-
perjalanan-menyembuhkan-diri/. (Diakses pada 21 April 2019, pukul 14.08 WIB)

Anda mungkin juga menyukai