Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN

ANALISIS TINDAK ASUSILA PENCABULAN OLEH GURU

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Kependidikan

Dosen pengampu: Khikmah Novitasari, M.Pd

Disusun oleh:

1. Novia Nur Inayah 18144900005


2. Nurul Fatah Arifah 18144900008
3. Anna Dwi Febrianty 18144900009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Harapan penyusun semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.Untuk kedepannya
dapat memperbaiki isi makalah ini agar menjadi lebih baik.

Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah masih terbatas pengetahuan


maupun pengalaman dan penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makalah tentang Analisis Tindak Asusila Pencabulan Oleh Guru ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Kependidikan yang diampu oleh Ibu
Khikmah Novitasari, M.Pd. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 9 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan Pembahasan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Kasus-kasus Pencabulan Yang Dilakukan Oleh Guru........................3

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kasus Pencabulan Oleh Guru...............5

C. Penanggulangan Kasus Pencabulan Yang Dilakukan Oleh Guru.......7

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

A. Simpulan.............................................................................................13

B. Saran...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia sebagai negara hukum yang memberikan pengertian bahwa
segala tindak-tindak dan sikap tatalaku setiap warga negara Indonesia maupun
pemimpin harus didasarkan oleh hukum. Salah satu unsur yang utama dari negara
hukum adalah adanya pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia dan warga
negara serta mengaktualisasinya dalam kehidupan nyata. Salah satu ciri penting
pemerintahan dan kemasyarakatan berdasarkan hukum (rule of law) adalah
perlindungan konstitusional atas jaminan hak-hak individu.
Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari
berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap
berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu dengan yang
lain. Dalam pengalaman kita ternyata tak mudah untuk memahami kejahatan itu sendiri.
Aristoteles menyatakan bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan dan
pemberontakan. Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang
perlu untuk hidup, tetapi untuk kemewahan. Ini mencerminkan bahwa hukuman berat
yang dijatuhkan kepada penjahat pada waktu itu tidak berdampak banyak untuk
menghapuskan kejahatan yang terjadi, untuk itu, harus dicari sebab musabab kejahatan
dan menghapuskannya.
Salah satu kejahatan diantaranya yaitu tindak pidana pencabulan. Menurut R.
Soesilo yang dimaksud dengan perbuatan cabul sebagaimana disebutkan didalam
Pasal 289 KUHP, adalah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan)
atau perbuatan keji yang semua ada kaitannya dengan nafsu birahi kelamin, misalnya :
cium-ciuman, meraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba buah dada, dan semua
bentuk-bentuk perbuatan cabul. Persetubuhan juga termasuk di dalamnya.
Salah satu yang menjadi fenomena tindak kejahatan yang selalu terjadi dalam
masyarakat ialah kejahatan seksual dan pelecehan seksual. Kejahatan seksual
merupakan semua tindakan seksual, percobaan tindakan seksual, komentar yang tidak
diinginkan, perdagangan seks, dengan menggunakan paksaan, ancaman, paksaan fisik
oleh siapa saja tanpa memandang hubungan dengan korban, dalam situasi apa saja,
termasuk tapi tidak terbatas pada rumah dan pekerjaan.

1
Kejahatan seksual dapat dalam berbagai bentuk termasuk perkosaan, perbudakan seks
dan atau perdagangan seks, kehamilan paksa, kekerasan seksual, eksploitasi seksual
dan atau penyalahgunaan seks dan aborsi.
Kejahatan ini merupakan suatu bentuk pelanggaran atas norma kesusilaan yang
merupakan masalah hukum nasional, juga merupakan masalah hukum hampir seluruh
negara di dunia. Mengenai masalah anak ini menandakan masih adanya kasih sayang
atau cinta kasih antara umat manusia, khususnya pada orang tua. Anak wajib
dilindungi dan dijaga kehormatannya, martabat dan harga dirinya secara wajar, baik
itu dalam aspek atau dalam bidang hukum, ekonomi, politik, sosial, maupun budaya
dengan tidak membedakan adanya perbedaan, ras maupun golongan.
Anak juga merupakan penerus masa depan bangsa yang biasa kita sebut sebagai
masa depan bangsa. Anak merupakan salah satu bagian hak asasi manusia yang wajib
dilindungi dan patut untuk di perjuangkan, kualitas mereka sangat ditentukan oleh
bentuk dan perlakuan mereka di masa kini. Anak-anak membutuhkan pengawasan dan
perlindungan hukum yang berbeda dari orang dewasa. Hal ini didasarkan pada alasan
fisik dan mental anak-anak yang belum dewasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kasus-kasus pencabulan yang dilakukan oleh guru?


2. Apa sajakah faktor-faktor penyebab terjadinya kasus pencabulan oleh guru?
3. Bagaimana penanggulangan terhadap kasus pencabulan yang dilakukan oleh
guru?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah agar
mahasiswa mengetahui kasus-kasus pencabulan yang dilakukan oleh guru, faktor-faktor
penyebab terjadinya kasus pencabulan dan penaggulangan kasus pencabulan yang
dilakukan oleh guru.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. KASUS-KASUS PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU


Kasus pencabulan terhadap anak tidak ironis jika itu terjadi di masyarakat bukan
di wilayah pendidikan, meskipun seharusnya juga tidak boleh terjadi. Namun
kenyataannya kasus tersebut terjadi pula di dunia pendidikan dengan pelaku guru dan
korbannya peserta didik. Peristiwa demikian ini sebagaimana diberitakan oleh berbagai
media antara lain:

1. Kasus Pencabulan yang terjadi di SDN Kauman 3, Malang, pelakunya adalah


guru olahraga yang berinisial IM.

2. Kasus pencabulan yang terjadi di SMP N 6 Jombang belum lama ini (yaitu
bulan September 2018), pelaku pencabulan ini adalah guru bahasa indonesia
dengan inisial EA yang mencabuli 26 siswi SMP dengan modus mengadakan
rukyah.

3. Kasus pencabulan yang terjadi di TK Hainan School, Bali, yang dilakukan


oleh oknum guru musik berinisial T dengan modus merayu korban dengan
game di ponsel dan iming-iming akan diajarkan bermain musik.

Kasus-kasus di atas hanyalah contoh dari beberapa kasus yang terjadi, yang
dipercayai masih banyak lagi yang mungkin tidak bisa terekam oleh media atau tidak
dilaporkan ke aparat penegak hukum. Namun dari contoh kasus ini yang sangat
memperihatinkan dan harus menjadi perhatian bahwa pelakunya adalah guru yang
seharusnya guru harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya dan juga
masyarakat secara umum.

Kasus kekerasan seksual dengan pelaku guru kepada peserta didik/siswanya yang
sampai di proses persidangan sebagaimana kasus yang terjadi di Bali yang telah diputus
oleh Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, dengan terdakwa berinisl T (guru musik). Hal
demikian ini seharunya tidak terjadi, mengingat peran guru sebagai pembentuk karakter
penerus bangsa, dan guru merupakan sosok yang membimbing dan mendidik
anak/murid selain orang tua dengan memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang
luas disertai oleh sikap yang tegas dan lugas dalam mendidik. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

3
Profesionalitas guru diatur dalam Pasal 7 Ayat (1) Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan
bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme


b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia
c. Kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan. sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denganprestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Namun kenyataannya bisa dikatakan ada oknum guru yang tidak memiliki
profesionalisme, karena melakukan tindak pidana pencabulan terhadap peserta didik.
Akibat dari perbuatan guru ini menimbulkan luka psikis bagi korban, dan
menghancurkan masa depan korban bahkan apabila kondisi guru mayoritas demikian
4
future generation akan hancur atau mencetak generasi bangsa yang tak bermoral.
Seharusnya sebagai guru tidak melakukan perbuatan demikian itu, karena guru
adalah pendidik, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan manusawi yang
tidak bermoral.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KASUS PENCABULAN OLEH


GURU

Terungkapnya berbagai kasus kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru


terhadap anak didiknya menunjukkan bahwa sekolah belum menjadi tempat yang aman
bagi anak didik. Ternyata sekolah justru bisa menjadi tempat yang membahayakan
anak-anak. Guru sebagai pendidik yang mestinya menjadi pelindung bagi anak, justru
bisa menjadi oknum yang membahayakan anak-anak.
Ada perubahan tren korban kekerasan seksual, jika sebelumnya mayoritas korban
kebanyakan adalah anak perempuan, tetapi data terakhir awal tahun ini menunjukkan
justru korban mayoritas anak laki-laki. Modus oknum guru pelaku kekerasan seksual
beragam. Misalnya, korban dibujuk rayu dengan iming-iming memberikan kesaktian
seperti ilmu kebal dan ilmu menarik perhatian lawan jenis, lalu, ada juga pelaku yang
berdalih melakukan pengobatan dan ruqyah, hingga modus meminta anak didik
membantu mengkoreksi tugas, memasukan nilai ke buku nilai dan lainnya.
(yang ini tolong carikan faktornya penyebabnya)

5
C. PENANGGULANGAN TERHADAP KASUS PENCABULAN YANG
DILAKUKAN OLEH GURU

Perlindungan anak menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang


perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
menimbang bahwa negara indonesia menjamin kesejahteraan tiap warga negaranya,
termasuk perlindungan anak yang merupakan hak asasi manusia. Dan setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sebagaimana di amanatkan dalam
undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berbagai kasus-kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan merupakan


gambaran bahwa Pendidikan sangat memerlukan perlindungan hukum untuk
menyelesaikan kasus-kasus disatuan Pendidikan tersebut. Pencabulan merupakan suatu
pelanggaran hak anak dan tidak ada suatu alasan yang dapat membenarkan tindak
pidana tersebut, baik dari segi moral, susila dan agama. Apalagi perbuatan terdakwa
tersebut dapat menimbulkan trauma fisik dan psikis terhadap korban terutama yang
berusia anak-anak sehingga bisa berpengaruh pada perkembangan diri korban ketika
dewasa nanti.

Kejahatan seksual terhadap anak merupakan persoalan serius yang harus


mendapatkan prioritas perhatian dari negara untuk segera mengatasinya, karena anak-

6
anak yang menjadi korban telah direndahkan harkat dan martabatnya serta akan
mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan selama hidupnya. Peranan negara
menjadi sangat penting karena negara memiliki kewajiban menjaga, melindungi dan
memenuhi hak-hak anak.

Di berbagai negara lain, kasus pencabulan bahkan sudah pada taraf yang benar-
benar memprihatinkan. Di Amerika Serikat, misalnya, dilaporkan sekitar 60%
perempuan pernah menjadi korban pelecehan seksual.

Di Indonesia, walau kasus pelecehan seksual belum separah negara-negara lain


seperti disebutkan di atas, jika tidak segera ditangani dengan serius, tidak mustahil
kecenderungan ke arah sebagaimana terjadi di luar negeri akan berlaku sama. Nasib
anak yang menjadi korban tindak pencabulan memang tidak sedramatis nasib anak
yang menjadi korban tindak pemerkosaan. Tetapi, efek psikologis dari tindak
pencabulan sesungguhnya tidak kalah merisaukan. Maka, mencegah kasus pencabulan
agar tidak menimpa anak-anak sesungguhnya sama pentingnya dengan mencegah agar
anak tidak menjadi korban tindak pemerkosaan.

(mba ana dan nurul tolong cari penanggulangannya ya)

7
BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN

2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

https://regional.kompas.com/read/2018/09/17/22360971/guru-smp-pelaku-pencabulan-26-
siswi-terancam-hukuman-tambahan

https://www.merdeka.com/peristiwa/modus-diajari-bermusik-guru-tk-di-bali-cabuli-dua-
siswinya.html

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/19/02/18/pn49m7335-20-siswa-sd-jadi-

8
korban-pelecehan-seksual-di-malang

Anda mungkin juga menyukai