Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

ANALISIS STUDI KASUS PELANGGARAN HAM


DAN KESETARAAN GENDER DI LINGKUNGAN
KERJA

Dosen pengampu mata perkuliahan : Khoirun Nisa, MA.Pol

Di susun Oleh:
Zidane Damar Alfiansyah
11211130000037

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Studi Kasus Pelanggaran HAM dan Kesetaraan Gender di
Lingkungan Kerja” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas ulangan tengah semester (UTS) yang di berikan ibu Khoirun Nisa, MA.Pol.
selaku dosen pada mata perkuliahan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Terimakasih saya haturkan kepada Ibu Khoirun Nisa MA.Pol selaku dosen
mata perkuliahan Pancasila dan Kewarganegaraan. Karena telah memberikan tugas
ini, sehingga akan bermanfaat bagi saya untuk melatih saya dalam membuat
makalah dengan baik dan benar. Terimakasih kepada pihak-pihak yang dengan
gratis telah memberikan informasi yang saya butuhkann di internet, sehingga dapat
membantu saya dalam informasi yang ada di dalam makalah ini.

Saya tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya menerima dengan baik kritik dan saran yang membangun sehingga untuk
kedepannya saya dapat membuat makalah di lain hari dengan baik dan benar.
Sekian dari saya,

Tangerang Kota, 19 Oktober 2021

Zidane Damar Alfiansyah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 5
1.4 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................ 7
BAB II ANALISIS STUDI KASUS ................................................................................. 8
2.1 Kasus Nasional : Kasus Aice, Dilema Buruh Perempuan di Indonesia dan
Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja ..................................................... 8
2.2 Analisis Kasus Nasional : Kasus Aice, Dilema Buruh Perempuan di Indonesia
dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja .............................................. 9
2.3 Kasus Internasional : China #MeToo, Inequality, Harassment, and Sexual
Politics In The Workspace ............................................................................................ 10
2.4 Analisis Kasus Internasional : China #MeToo, Inequality, Harassment, and
Sexual Politics In The Workspace ................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) telah lama menjadi topik pembahasan yang
cukup sensitif dan selalu dibahas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pada UUD No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan “Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hal yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”1. Dalam UUD tersebut telah disebutkan bahwa HAM
merupakan sesuatu yang telah melekat kepada manusia sejak lahir dan anugerah
yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia sehingga wajib
hukumnya untuk dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi. Namun, tak jarang
kita malah menemukan banyak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
berbagai pihak di dunia nyata, mulai dari yang berat seperti genosida dan
pembunuhan hingga yang ringan seperti diskriminasi dan pelanggaran hak asasi
perempuan.

Kesetaraan gender merupakan konsep yang memperjuangkan hak-hak


perempuan sebagai sesama makhluk yang sama dengan laki-laki. Banyak
negara sedang berusaha untuk menerapkan konsep kesetaraan gender.
Contohnya Indonesia telah mengeluarkan undang-undang dasar mengenai
kesetaraan gender, tepatnya pada UUD No. 1 Tahun 2017 tentang kesetaraan

1
KOMNASHAM, Pasal 1 Ayat (1), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999,
diambil dari https://www.komnasham.go.id/files/1475231474-uu-nomor-39-tahun-1999-tentang-
%24H9FVDS.pdf pada 19 Oktober 2021

4
gender2. Dalam agama islam pun telah dinyatakan di dalam Al-Qur’an, pada
Q.S. Al-Zariyat: 56 yang artinya:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.

Maksudnya, Allah Swt. Menciptakan pria dan wanita tanpa memandang apa
kedudukannya, tidak melihat dari derajatnya. Namun dari tingkat ketaqwaan
mereka. Sehingga, pria dan wanita itu memiliki derajat yang sama di mata Allah
Swt. Yang membedakannya hanyalah tingkat ketaqwaan mereka.

Namun, kesetaraan gender masih belum bisa diterapkan secara sempurna.


Di Indonesia sendiri, meskipun telah membuat UUD mengenai kesetaraan
gender, Indonesia masih rendah akan kesetaraan gender. Berdasarkan indeks
kesetaraan gender yang dirilis PBB (UNDP), Indonesia berada pada peringkat
103 dari 162 negara atau terendah ketiga se-ASEAN.3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang didapat:

1. Apa saja contoh kasus pelanggaran HAM dan kesetaraan gender ?


2. Apa yang melatarbelakangi kasus-kasus tersebut bisa terjadi?
3. Bagaimana analisis kasus tersebut ?

1.3 Tinjauan Pustaka


Dalam proses pembuatan makalah ini penulis melakukan pengkajian materi
tentang HAM dan kesetaraan gender. Penulis menggunakan dua artikel berita
sebagai referensi utama yang masing-masing artikel ini berkontribusi dalam
pembahasan kasus.

2
Widya Olyvia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Kesetaraan
Gender, diambil dari
https://www.academia.edu/32838031/UNDANG_UNDANG_REPUBLIK_INDONESIA_NOMO
R_1_TAHUN_2017_TENTANG_KESETARAAN_GENDER_DENGAN_RAHMAT_TUHAN_
YANG_MAHA_ESA_PRESIDEN_REPUBLIK_INDONESIA? pada 19 Oktober 2021
3
Atikah Ishmah Winahyu, Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah, diambil dari
https://mediaindonesia.com/humaniora/351154/kesetaraan-gender-di-indonesia-masih-rendah pada
08 November 2021

5
Sumber pertama yaitu sumber berita dari theconversation.com yang ditulis
oleh Aisha Amelia Yasmin berjudul “Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan di
Indonesia dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja”. Artikel
tersebut membahas tentang peristiwa pelanggaran kesetaraan gender di
lingkungan kerja yang dialami oleh pekerja/buruh wanita yang bekerja pada PT.
Alpen Food Industry atau Aice. Elitha Tri Novianty selaku korban menyatakan
bahwa perusahaan menolak pengajuannya mengenai pemindahan divisi karena
kondisi yang dialami korban. Namun, perusahaan menolak dan diancam untuk
diberhentikan bekerja. Hal ini yang membuat korban terus bekerja dan pada
akhirnya, korban mengalami kecelakaan yang menyebabkan pendarahan hebat
dan harus menjalani operasi. Dalam artikel ini juga telah menyajikan analisis
terkait kesetaraan gender mengenai latar belakang mengapa masih terjadi
pelanggaran kesetaraan gender di lingkungan kerja, berapa kasus pelanggaran
kesetaraan gender terjadi, dan analisis kasus ini terkait dengan UU Cipta Kerja.

Sumber kedua yaitu sumber berita yang berasal dari theconversation.com


yang ditulis oleh Jieyu Liu berjudul “China: #MeToo, Inequality, Harassment,
and Sexual Politics in Workplace”. Artikel ini membahas tentang gerakan
#MeToo yang sedang terjadi di China selama 3 tahun terakhir. Dari sekian
banyak kasus pelecehan seksual dan pelanggaran kesetaraan gender yang
terkumpul dalam gerakan #MeToo, kasus Xianzi atau nama aslinya Zhou
Xioaxuan yang menjadi perhatian masyarakat atas perjuangannya dalam
membela kasus dalam gerakan #MeToo di China. Namun, setelah
perjuangannya sejak tahun 2018 hingga saat ini. Xianzi kalah dan gagal dalam
memperjuangan kasus pelecehan seksual yang terjadi di China dengan alasan
tidak memiliki cukup bukti. Sejak Xianzi mengankat dan memperjuangkan
kasusnya, media mulai meliputi kasus pelecehan seksual yang terjadi di China
dan memicu diskusi umum tentang masalah hubungan gender di lingkungan
pekerjaan. Artikel ini memberikan analisis mengenai budaya pelecehan seksual
yang telah dianggap ‘normal’ di lingkungan pekerjaan. Dimana ada budaya
bercanda yang tidak senonoh oleh para pekerja laki-laki, saat pekerja laki-laki
yang melakukan dianggap normal tapi apabila pekerja perempuan yang

6
melakukan maka dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan. Hal ini membuat
pekerja wanita memilih untuk diam dan menerimanya sampai pada akhirnya
mereka terbiasa. Ada juga budaya dimana keberadaan wanita di lingkungan
pekerjaan sebagai ‘hiburan’ bagi pekerja laki-laki untuk memberikan dorongan
agar produktivitas dan moral organisasi. Artikel ini memberikan hasil analisis
kalau di China membutuhkan perubahan budaya dalam lingkungan pekerjaan
agar pekerja wanita tidak khawatir terkait moralnya dalam bekerja dan
bermasyarakat.

1.4 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini:

1. Dapat mengetahui apa saja kasus pelanggaran HAM dan kesetaraan gender
2. Dapat mengetahui tentang latar belakang mengapa kasus tersebut dapat
terjadi
3. Dapat menganalisis kasus tersebut
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Sebagai pemahaman penulis terkait HAM dan kesetaraan gender.
2. Sebagai syarat penyelesaian ujian tengah semester (UTS) penulis.
3. Sebagai pemahaman bagi pembaca agar paham mengenai pentingnya
HAM dan kesetaraan gender.

7
BAB II

ANALISIS STUDI KASUS

2.1 Kasus Nasional : Kasus Aice, Dilema Buruh Perempuan di


Indonesia dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja
Kasus ini bermula pada seorang buruh perempuan bernama Elitha Tri
Novianty yang bekerja pada perusahaan produsen es krim PT. Alpen Food
Industry (AFI) atau Aice. Beliau mengalami paksaan pekerjaan meskipun beliau
telah mengajukan permintaan pemindahan divisi akibat sakit endometriosis nya
kambuh. Namun pemintaan tersebut ditolak, dan diancam untuk diberhentikan
dari pekerjaan. Sehingga, beliau tidak punya pilihan lain untuk kembali bekerja.
Akhirnya, beliau mengalami pendarahan yang hebat akibat beban angkut yang
berlebihan sehingga beliau terpaksa untuk menjalani operasi Kuret pada februari
tahun 2020.4

Elitha bukan hanya satu-satunya perempuan yang hak-haknya diabaikan


oleh pihak perusahaan. Sarinah, Juru Bicara Federasi Serikat Buruh Demokratik
Kerakyatan (F-SEDAR) menyebut bahwa masih adanya wanita dalam keadaan
hamil yang dipaksa bekerja shift malam hari sampai pemutusan hubungan kerja
secara sepihak oleh perusahaan.5

Simon selaku perwakilan dari PT. Alpen Food Industry menyebutkan


bahwasannya perusahaannya tidak mempekerjakan wanita dalam keadaan
hamil, sepanjang ada surat keterangan dari dokter. Sehingga tidak melanggar UU
13/2013. Dia juga menyebutkan kalau buruh hamil kerja shift malam menurut
bunyi UU itu tidak masalah, yang perusahaan utamakan adalah adanya surat

4
Aisha Amelia Yasmin dkk., Kasus Aice : Dilema Buruh Perempuan di Indonesia dan Pentingnya
Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja, diambil dari https://theconversation.com/kasus-aice-
dilema-buruh-perempuan-di-indonesia-dan-pentingnya-kesetaraan-gender-di-lingkungan-kerja-
133010 pada 08 November 2021
5
Ferry Sandi, Skandal Es Krim Aice VS Buruh Belum Juga Usai, Ini Updatenya, diambil dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201001142818-4-190891/skandal-es-krim-aice-vs-buruh-
belum-juga-usai-ini-updatenya pada 08 November 2021

8
keterangan dokter yang menyatakan bahwa wanita tersebut berbahaya untuk
bekerja bekerja di shift malam.6

Sarinah, mengaku akan terus menyuarakan masalah ini, sampai ada respon
yang memuaskan dari PT. Alpen Food Industry. bahkan buruh wanita
mengadakan gerakan mogok kerja dan gerakan mengajak masyarakat untuk
memboikot produk buatan PT. Alpen Food Industry atau AICE.7

2.2 Analisis Kasus Nasional : Kasus Aice, Dilema Buruh Perempuan di


Indonesia dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja
Peristiwa yang diterima Elitha selaku buruh perempuan oleh PT. Alpen
Food Industry tidak dapat diterima oleh masyarakat, terutama kaum hawa
karena dampak yang diterima oleh korban yang sangat besar. Bahkan,
berdasarkan pernyataan Sarinah, kejadian tersebut tidak sekali terjadi. Sudah
banyak terjadi dan sudah banyak juga buruh wanita yang telah menjadi korban.
Padahal, telah tercantum dalam UU. No 13 Tahun 2003 Pasal 76 Ayat (2) yang
berbunyi “pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh wanita
perempuan yang hamil yang menuntut keterangan dokter berbahaya bagi
kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00”8.

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tersebut, telah dijelaskan bahwa


pekerja/buruh wanita yang sedang hamil yang menurut dokter berbahaya
apabila bekerja tidak diperkenankan untuk bekerja, terutama bekerja pada shift
malam. Pihak PT. Alpen Food Industry yang diwakilkan oleh Simon
mengatakan bahwa perusahaannya tersebut telah mengikuti UU No. 13 Tahun
2003 pasal 76 ayat 2. Namun, pernyataan ini dibantah oleh pernyataan korban

6
Ferry Sandi, Skandal Es Krim Aice VS Buruh Belum Juga Usai, Ini Updatenya, diambil dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201001142818-4-190891/skandal-es-krim-aice-vs-buruh-
belum-juga-usai-ini-updatenya pada 08 November 2021
7
Ferry Sandi, Skandal Es Krim Aice VS Buruh Belum Juga Usai, Ini Updatenya, diambil dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201001142818-4-190891/skandal-es-krim-aice-vs-buruh-
belum-juga-usai-ini-updatenya pada 08 November 2021
8
KEMEPERIN, Pasal 76 Ayat (2), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003,
diambil dari https://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf pada 09 November 2021

9
yang mengatakan kalau korban tidak mau bekerja sesuai dengan apa yang
dikerjakan, maka korban akan diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan.

Peristiwa tersebut juga telah melanggar nilai HAM dalam perspektif


pancasila, yakni pada sila kelima tentang mengakui hak perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara9. Dimana hak yang dimiliki oleh korban
untuk mengajukan keringanan pekerjaan harusnya dapat dikabulkan oleh
perusahaan. Namun tidak karena sesuai pernyataan korban dan sarinah, terdapat
pemaksaan pekerja dan pengancaman Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK)
secara sepihak oleh perusahaan.

Apabila peristiwa ini terdapat pelanggaraan UU ketenagakerjaan, yakni


pada UU. No. 13 Tahun 2003 pasal 76 tentang ketenagaan perempuan. Maka
perusahaan dapat dikenai sanksi sesuai dengan UU. No. 13 Tahun 2003 pasal
187 ayat (1), yakni pelanggar dapat dikenai sanksi pidana kurungan paling
singkat satu bulan dan paling lama dua belas bulan (satu tahun) atau denda
paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau yang paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus juga rupiah)10.

2.3 Kasus Internasional : China #MeToo, Inequality, Harassment, and


Sexual Politics In The Workspace
Gerakan #MeToo menjadi perbincangan yang cukup dibahas di negara
tirai bambu. Gerakan ini membicarakan tentang kasus-kasus pelecehan seksual
yang dialami wanita khususnya ditempat kerja. Gerakan #MeToo muncul pada
2018 dan dipelopori oleh seorang mahasiswi di Beijing secara terbuka
menuduh prosefessornya melakukan pelecehan seksual.11 Xianzi –nama
aslinya Zhou Xiaoxuan. Dia adalah satu dari banyak perempuan yang berbagi

9
Robby Milana, HAM Dalam Perspektif Pancasila, diambil dari
https://revolusimental.go.id/index.php/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan-artikel?url=ham-
dalam-perspektif-pancasila pada 09 November 2021
10
KEMEPERIN, Pasal 187 Ayat (1), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003,
diambil dari https://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf pada 09 November 2021
11
Dwina Agustin, Gerakan #MeToo Kian Santer Merebak di China, diambil dari
https://www.republika.co.id/berita/qbard0459/gerakan-metoo-kian-santer-merebak-di-china, pada
10 November 2021

10
cerita pengalaman tentang pelecehan seksual dan salah satu yang paling
menonjol. Korban mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan selama
menjadi pekerja magang. Korban menyatakan bahwa dia telah dilecehkan
secara seksual pada tahun 2014 ketika mengunjungi ruang ganti Zhu Jun –
pembawa acara televisi CCTV. Setelah kejadian tersebut, korban berusaha
untuk melaporkan ke polisi namun ditolak dengan alasan yang subjektif dan
larangan dari pihak yang lebih atas, sehingga Xianzi memilih untuk diam.
Namun, pada tahun 2018. Korban memilih untuk terbuka saat gerakan #MeToo
hadir. Dia memberikan pengalamannya melalui sebuah esay yang isinya
tuduhan kepada Zhu Jun12.

Setelah 3 tahun pergerakan ini berjalan, telah banyak wanita yang


berpartisipasi dalam gerakan ini dan mendukung Xianzi dalam
memperjuangkan kasus pelecehan yang terdapat di gerakan #MeToo di China.
Namun, banyak pihak yang selalu menghalangi dan mengagalkan agar kasus
pelecehan seksual dihentikan dan tidak berlanjut lagi. Hingga akhirnya, pada
tahun 2021. Xianzi gagal dalam menyelesaikan kasusnya karena persidangan
bilang tidak cukup bukti. Bahkan akun Weibo sepenuhnya diblokir setelah
persidangan13. Tak hanya itu, tapi masih ada lagi kasus-kasus yang tergabung
dalam gerakan #MeToo, namun yang paling mencolok adalah kasus pelecehan
seksual yang dialami oleh Xianzi dan perjuangannya dalam menyelesaikan
kasus tersebut..

12
Zhaoyin Feng dan Tessa Wong, Perempuan di China Yang Jadi Korben Kekerasan Seksual
Tingkat Tinggi Mencari Keadilan, ‘Kasus Ditolak, Sosial Media Diblokir dan Terancam
Pencemaran Nama Baik’ diambil dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58651762 pada 10
November 2021
13
Zhaoyin Feng dan Tessa Wong, Perempuan di China Yang Jadi Korben Kekerasan Seksual
Tingkat Tinggi Mencari Keadilan, ‘Kasus Ditolak, Sosial Media Diblokir dan Terancam
Pencemaran Nama Baik’ diambil dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58651762 pada 10
November 2021

11
2.4 Analisis Kasus Internasional : China #MeToo, Inequality,
Harassment, and Sexual Politics In The Workspace
Gerakan #MeToo adalah gerakan yang secara subjektif cukup baik karena
berusaha mengangkat dan memperjuangkan fenomena pelecehan seksual yang
sebenarnya sudah banyak terjadi, namun tidak dikeluarkan karena adanya
ketakutan dan ketidakadilan terhadap korban. Dalam peristiwa yang dialami
Xianzi, peristiwa ini melanggar hak asasi manusia (HAM) dimana wanita
mendapat perlakuan yang tidak adil di hadapan hukum di negara China. Jika
kita lihat dari perspektif undang-undang yang ada di Indonesia, sesuai dengan
UU. No. 39 Tahun 1999 Pasal 4 yang berbunyi “Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan
dihadapan hukum, dan hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun dan oleh siapapun.”14 Yang berarti hak memiliki persamaan
dihadapan hukum adalah hak dasar yang dimiliki seluruh manusia tak
terkecuali perempuan. Peristiwa tersebut telah melanggar sifat HAM tersebut
karena adanya ketidakadilan dalam persidangan sehingga tidak ada persamaan
hak yang Xianzi punya dengan yang lain.

Jika kita lihat dari perspektif Pancasila, peristiwa ini melanggar sila kelima
pancasila tentang “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”. Karena tidak
adanya keadilan dalam sistem persidangan kasus tersebut dimana usaha Xianzi
dalam memperjuangkan kasusnya selalu dihalangi oleh orang-orang yang tidak
suka dengan gerakan #MeToo. Selain itu, saat Xianzi berusaha untuk
melaporkan kasusnya untuk pertama kali. Polisi menolak laporannya karena
orang yang dilaporkan termasuk orang yang penting juga merupakan peristiwa
ketidakadilan hukum dimana hanya dengan alasan kalau orang yang dilaporkan
adalah orang penting maka tidak boleh ditindak meskipun orang tersebut salah.

14
KOMNASHAM, Pasal 4, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999, diambil
dari https://www.komnasham.go.id/files/1475231474-uu-nomor-39-tahun-1999-tentang-
%24H9FVDS.pdf pada 10 November 2021

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu yang hal yang dimiliki
manusia sejak lahir dan harus dijaga oleh seluruh masyarakat dan
pemerintahan, sesuai dengan UU. No. 39 Tahun 1999. Semua manusia
memiliki HAK asasi yang sama, tanpa membedakan suku, agama, ras, maupun
gender. Kesetaraan gender merupakan konsep yang berusaha untuk
menciptakan keadaan persamaan pemenuhan hak dan kewajiban antara laki-
laki dan perempuan.15

Konsep kesetaraan gender perlu diimplementasikan di dunia nyata, salah


satunya adalah di tempat kerja. Namun kesetaraan gender nyatanya masih
belum dapat diterapkan secara sempurna di dunia nyata, masih banyak kasus
dimana perempuan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, dan hak-haknya dalam
bekerja tidak dipenuhi, baik nasional maupun internasional. Indonesia sendiri
menempati sebagai negara ketiga terendah di ASEAN dalam menerapkan
kesetaraan gender dan peringkat ke-103 dari 162 UNDP.16

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah kesetaraan gender, perlu diadakan pemahaman
konsep ini, agar masyarakat luas baik nasional dan internasional paham dan
mengimplementasikan konsep kesetaraan gender dalam kehidupan
bermasyarakat. Apalagi kita telah masuk kedalam era globalisasi sehingga
proses penyampaian informasi lebih mudah dengan catatan penyampaian
informasi harus sesuai dengan data dan fakta, tidak dilebih-lebihkan atau

15
KEMENPPPA, Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan, diambil
dari https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1439/mencapai-kesetaraan-gender-dan-
memberdayakan-kaum-perempuan pada 11 November 2021
16
Atikah Ishmah Winahyu, Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah, diambil dari
https://mediaindonesia.com/humaniora/351154/kesetaraan-gender-di-indonesia-masih-rendah pada
11 November 2021

13
dikurangi. Agar peristiwa-peristiwa yang telah dibahas menjadi berkurang dan
mencapai kehidupan bermasyarakat yang sehat dan sejahtera.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. (2020, Juni 03). Gerakan #MeToo Kian Santer Merebak di China. Diambil
kembali dari republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/qbard0459/gerakan-metoo-kian-santer-
merebak-di-china
Aisha Amelia Yasmin, dkk. (2020, Maret 18). Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan di
Indonesia dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Lingkungan Kerja. Diambil
kembali dari theconversation.com: https://theconversation.com/kasus-aice-
dilema-buruh-perempuan-di-indonesia-dan-pentingnya-kesetaraan-gender-di-
lingkungan-kerja-133010
KEMENPERIN. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Diambil kembali dari kemenperin.go.id:
https://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
KEMENPPPA. (2017, Juni 09). Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum
Perempuan. Diambil kembali dari kemenpppa.go.id:
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1439/mencapai-
kesetaraan-gender-dan-memberdayakan-kaum-perempuan
KOMNASHAM. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999. Diambil
kembali dari komnasham.go.id: https://www.komnasham.go.id/files/1475231474-
uu-nomor-39-tahun-1999-tentang-%24H9FVDS.pdf
Milana, R. (2021, Agustus 19). HAM Dalam Perspektif Pancasila . Diambil kembali dari
revolusimental.go.id: https://revolusimental.go.id/index.php/kabar-revolusi-
mental/detail-berita-dan-artikel?url=ham-dalam-perspektif-pancasila
Sandi, F. (2020, Oktober 01). Skandal Es Krim Aice Vs Buruh Belum Juga Usai, Ini
Updatenya . Diambil kembali dari cnbcindonesia.com:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201001142818-4-190891/skandal-es-
krim-aice-vs-buruh-belum-juga-usai-ini-updatenya
Widya Olyvia, dkk. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Kesetaraan Gender Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik
Indonesia . Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/32838031/UNDANG_UNDANG_REPUBLIK_INDO
NESIA_NOMOR_1_TAHUN_2017_TENTANG_KESETARAAN_GENDER_
DENGAN_RAHMAT_TUHAN_YANG_MAHA_ESA_PRESIDEN_REPUBLI
K_INDONESIA?
Winahyu, A. I. (2020, Oktober 08). Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah.
Diambil kembali dari mediaindonesia.com:
https://mediaindonesia.com/humaniora/351154/kesetaraan-gender-di-indonesia-
masih-rendah

15
Zhaoyin Feng, Tessa Wong. (2021, September 29). Perempuan di China yang Jadi Korban
Kekerasan Seksual Tingkat Tinggi Mencari Keadilan, 'Kasus Ditolak, Sosial
Media Diblokir, dan Terancam Pencemaran Nama Baik'. Diambil kembali dari
bbc.com: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58651762

16

Anda mungkin juga menyukai