Anda di halaman 1dari 27

INDONESIA DARURAT PEDOFILIA

Home Group 4

Anjas Randy Bagastama, 1306396486

Dimas Febriono Putra, 1606832870

Fidya Rismayatika, 1606821526

Khansa Cintya Pradipta Hapsari, 1606833734

Salsabila Utami, 1606903343

Makalah bagi Problem Based Learning untuk Mata Kuliah Pengembangan


Karakter Agama Islam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa. Kami haturkan rasa
pujadan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah bagi Problem Based Learning untuk Mata Kuliah Pengembangan
Karakter Agama Islam. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas untuk Mata
Kuliah Pengembangan Karakter Agama Islam

Tidak lupa kami juga mengucapkam terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami. Khususnya, kepada bapak Drs. Nurwahidin sebagai
dosen fasilitator yang telah membantu kami dalam kelancaran untuk menyusun
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipahami oleh para pembaca.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila didalam makalah ini terdapat kesalahan
kata yang kurang berkenan. Saran dari para pembaca akan kami gunakan untuk
kedepannya agar makalah ini lebih baik.

Depok, Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 4

Bab II Isi ........................................................................................................... 6

Bab III Hasil Diskusi ........................................................................................ 20

Bab IV Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 24

Daftar Pustaka .................................................................................................. 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum, dimana semua perbuatan baik itu
kejahatan yang di sengaja atau pun tidak ada unsur kesengajaan pasti akan di tindak
lanjuti. Dan juga negara Indonesia merupakan sebuah negara yang besar dan dalam
tahap berkembang untuk mengimbangi negara-negara maju. Bagaimana di saat
momentum ini malah ada peristiwa penculikan dan pedofilian terhadap anak yang
sangat di sayangkan terjadi di Indonesia dan menimbulkan keresahan di dalam hati
rakyat Indonesia. Bisa di bayangkan bagaimana masa depan dari negara Indonesia
bila para anak-anak banyak yang diculik, diperdagangkan secara ilegal oleh orang
yang tidak bertanggung jawab.
Perdagangan orang (khususnya anak) adalah bentuk modern dari perbudakan
manusia.Perdagangan anak juga merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk
dari pelanggaran harkat dan martabat manusia. Bertambah maraknya masalah
perdagangan anak di berbagai Negara, termasuk Indonesia dan Negara-negara yang
sedang berkembang lainnya, telah menjadi perhatian Indonesia sebagai bangsa,
masyarakat internasional, dan anggota organisasi internasional terutama
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus pedofilia ini sudah demikian meresahkan
masyarakat. Banyak ditemukan akhir-akhir ini berbagai media massa yang
memberitakan anak-anak perempuan yang diperkosa oleh mereka yang memang
mempunyai kelainan seksual ini. Berita-berita di media massa ini banyak
menggambarkan betapa memilukan nasib anak-anak perempuan di Indonesia.

Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya penculikan dan pedofilia menurut pandangan


Islam?
2. Bagaimana hukum islam dan Indonesia mengenai perlindungan anak?

4
Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang tertera di atas, adapun tujuan dari


penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan apa penyebab terjadinya penculikan dan pedofilia
menurut pandangan Islam.
2. Mengerti hukum hukum islam dan Indonesia mengenai perlindungan anak.

Metode Penulisan

Makalah ini ditulis menggunakan metode kualitatif, dimana tim penulis


menggunakan sumber-sumber yang terpercaya yang kemudian dianalisis dan
dikaitkan dengan pembahasan pada makalah ini sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan yang konkret.

5
BAB II

ISI

Indonesia Darurat Pedofilia

Kasus kejahatan seksual terhadap anak sudah sampai tingkat darurat, sangat
mengkhawatirkan. Angkanya terus naik dari tahun ke tahun. Komnas Anak
mencatat, jenis kejahatan anak tertinggi sejak tahun 2007 adalah tindak sodomi
terhadap anak. Dari 1.992 kasus kejahatan anak yang masuk ke Komnas Anak tahun
itu, sebanyak 1.160 kasus atau 61,8 persen, adalah kasus sodomi anak
(Kompas.com, 10/4/2008). Pada tahun 2009 ada 1.998 kekerasan meningkat pada
tahun 2010 menjadi 2.335 kekerasan (tempointeraktif.com, 25/3/2011).
Menurut data laporan kepada Komnas Perlindungan Anak, pada tahun 2011 ada
2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan seksual. Dan pada tahun
2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya kekerasan
seksual (bbc,18/1). Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
Bareskrim Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600
kasus asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak-anak.
Menurut ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait (Senin, 28/4)
situasi kejahatan seksual terhadap anak sudah sangat darurat. Berdasarkan laporan
yang masuk ke Komnas Perlindungan Anak setiap hari, 60 persen merupakan
kejahatan seksual terhadap anak.

Hukuman Kebiri Bertentangan dengan Syariat Islam


Perlu diketahui menurut mayoritas ulama islam, menjatuhkan hukuman kebiri bagi
pelaku pedofilia hukumnya adalah haram. Tentu saja para ulama tidak serta merta
mengeluarkan fatwa tanpa tahap penelitian dan pembahasan panjang, justru para
ulama telah membahas dan meneliti permaslahan ini selama berpuluh-puluh tahun
sejak ratusan tahun yang lalu.
Jika kita kembali pada pengertian kebiri sendiri. Kebiri memiliki arti, adalah
pemotongan dua buah dzakar , yang dapat dibarengi dengan pemotongan penis

6
(dzakar). Jadi kebiri dapat berupa pemotongan testis saja, dan inilah pengertian
dasar dari kebiri. Namun adakalanya kebiri berupa pemotongan testis dan penis
sekaligus. Kebiri bertujuan menghilangkan syahwat dan sekaligus menjadikan
mandul.
Dari pengertian diatas, tergambar dalam benak kita apa sebenarnya yang disebut
kebiri. Berikut beberapa dari banyaknya alasan diharamkannya kebiri, diantaranya:
Pertama, syariat Islam dengan tegas telah mengharamkan kebiri pada manusia,
tanpa ada perbedaan pendapat (khilafiyah) di kalangan fuqaha (ulama fiqih). Dari
Ibnu Masud RA, dia berkata ; Dahulu kami pernah berperang bersama Nabi SAW
sedang kami tidak bersama isteri-isteri. Lalu kami berkata (kepada Nabi
SAW),Bolehkah kami melakukan pengebirian? Maka Nabi SAW melarang yang
demikian itu. (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibnu Hibban).
Kedua, syariat Islam telah menetapkan hukuman untuk pelaku pedofilia sesuai
rincian fakta perbuatannya, sehingga tidak boleh (haram) melaksanakan jenis
hukuman di luar ketentuan syariat Islam itu.

Hukuman Pedofil dalam Agama Islam


Maka dari itu, haram hukumnya menerapkan hukum kebiri untuk pelaku pedofilia,
karena syariat Islam sudah menetapkan rincian hukuman tertentu bagi pelaku
pedofilia.
Adapun rincian hukuman untuk pelaku pedofilia sebagai berikut; (1) jika yang
dilakukan pelaku pedofilia adalah perbuatan zina, hukumannya adalah hukuman
untuk pezina (had az zina), yaitu dirajam jika sudah muhshan (menikah) atau
dicambuk seratus kali jika bukan muhshan; (2) jika yang dilakukan pelaku pedofilia
adalah liwath (homoseksual), maka hukumannya adalah hukuman mati, bukan
yang lain; (3) jika yang dilakukan adalah pelecehan seksual (at taharusy al jinsi)
yang tidak sampai pada perbuatan zina atau homoseksual, hukumannya tazir.

Penyebab dan Dampak Penculikan dan Pedofilia menurut Keluarga Islam

Kasus pedofilia yang sedang ramai disorot media di Jakarta International


School (JIS) menambah daftar panjang kasus kekerasan seksual pada anak-anak.
Namun tidak hanya di Jakarta, kasus serupa juga menimpa 11 pelajar di Medan,

7
yang dilakukan oleh gurunya yang merupakan warga negara Singapura. Juga di
Tenggarong, Kalimantan Timur, seorang guru melakukan sodomi kepada
muridnya. Bahkan di tahun 2010 lalu, kasus pedofilia yang disertai kasus
pembunuhan dan mutilasi menimpa empat belas anak jalanan di Jakarta. Pelakunya
adalah Babe Baikuni yang dikenal dengan sebutan Babe.(voaindonesia.com,
29/4).

Kutipan berita diatas tersebut merupakan salah satu dari beberapa kasus
akan pedofilia dan penculikan yang terjadi pada kalangan masyarakat kita, dan hal
ini menjadi semakin marak dengan studi kasus yang menyatakan bahwa angka
tersebut terus meningkat. Menurut data laporan kepada Komnas Perlindungan
Anak, pada tahun 2011 ada 2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan
seksual. Dan pada tahun 2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya
kekerasan seksual (bbc,18/1). Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
Bareskrim Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600
kasus asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak-anak.

Pelecehan seksual terhadap anak dapat mengakibatkan dampak negatif


jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis di kemudian hari.
Dampak psikologis, emosional, fisik dan sosialnya meliputi depresi, gangguan stres
pasca trauma, kegelisahan, gangguan makan, rasa rendah diri yang buruk,
kekacauan kepribadian. Juga menyebabkan terjadinya gangguan psikologis,
gangguan syaraf, sakit kronis, perubahan perilaku seksual, masalah sekolah/belajar,
dan masalah perilaku termasuk penyalahgunaan obat terlarang, perilaku menyakiti
diri sendiri, kriminalitas ketika dewasa bahkan bunuh diri, saat dewasa akan
berpikir melampiaskan seks dapat dilakukan pada anak kecil. Itulah yang terjadi
pada ZA salah satu tersangka pelaku sodomi di JIS yang pada usia 14 tahun
disodomi oleh William James Vahey, seorang pedofil buronan FBI yang pernah
mengajar di JIS selama 10 tahun. Itulah siklus pedofil menghasilkan pedofil baru.
(lihat, tribunnews.com, 28/4/2014).

Jika kita tinjau kembali, kasus kasus tersebut terjadi bisa saja diawali dari
keluarganya itu sendiri -- bagaimana mulai dari pendidikan sang orang tua terhadap
anak, hingga kondisi ikatan yang anak rasakan dengan orang tua -- menandakan

8
kegagalan dalam menjalin sebuah suasana keluarga yang Islami. Sudah jelas bahwa
segala sesuatu ciri yang diberikan dari kasus kasus tersebut bertolak belakang,
bahkan jauh dari sifat sebuah keluarga yang islami.

Keluarga yang Islami, jika kita tinjau dari pengertian, merupakan keluarga
yang didasari oleh keimanan terhadap Allah SWT dengan cara menjadikan Al
Quran dan Hadist sebagai pedoman hidup. Dalam Islam, sebuah keluarga
merupakan fondasi, sebagai tumpuan awal yang dapat diskalakan di seluruh
tingkatan tatanan sosial. Untuk itu, jika ada sesuatu yang tidak sesuai, dimanapun
tingkatannya, kita dapat melacaknya kembali ke tingkatan paling dasar

Motif atau faktor melakukan penculikan anak

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka


Sirait, mengatakan, setidaknya ada empat tujuan kuat mengapa pelaku melakukan
penculikan. Pertama, penculikan yang bertujuan untuk praktik adopsi ilegal. Kedua,
latarbelakang untuk tebusan. Ketiga, eksploitasi ekonomi dan keempat, penculikan
anak yang nanti dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK) anak.

Untuk tujuan yang pertama yaitu praktik adopsi ilegal, penculikan anak
dalam kasus ini, dilakukan oleh sindikasi jaringan perdagangan manusia. Sasaran
penculikan ini adalah anak berusia satu tahun. Arist menjelaskan, untuk kasus praktik
adopsi ilegal ini, biasanya penculikan bayi terjadi di klinik, rumah sakit bersalin, serta
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Pelakunya bisa orang lain (bukan warga
rumah sakit, yang berpura-pura sebagai petugas kesehatan di situ. Tetapi sangat tidak
menutup kemungkinan, informan bahkan eksekutor penculikan pada bayi ini adalah
paramedis seperti bidan yang bertugas di klinik tersebut.

Tujuan ke dua ialah sebagai tebusan. Kata Arist, biasanya untuk penculikan
dalam kasus ini, sasaran yang diculik ialah anak yang sudah dapat berbicara.
Umumnya berumur dua, tujuh hingga 10 tahun. Untuk tujuan ini, pelaku tidak akan
menculik jika anak belum bisa berkomunikasi. Alasannya, untuk bisa mengungkap
keluarga anak.

Ketiga, yaitu tujuan eksploitasi ekonomi. Anak diculik untuk sengaja


dipekerjakan, misal seperti pengemis anak di jalanan. Menurut Arist, biasanya anak

9
yang diculik ialah berusia 10 tahun ke bawah. Sedangkan, untuk tujuan ke empat,
penculikan anak yang dijadikan PSK anak. Dalam hal ini, anak berusia 14 tahun-an
yang menjadi sasarannya. Ia mengungkapkan, korban penculikan anak usia ini ada
yang dipekerjakan sebagai PSK di dalam negeri dan ada pula yang dikirim ke luar
Indonesia.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penculikan anak, antara


lain: faktor ekonomi, kesempatan, lemahnya pengawasan orang tua (khususnya di
kota besar), tingkat keamanan yang rendah.

Peran keluarga tentu sangat penting, karena keluarga yang akan menjaga
anak-anak itu. Orang tua harus menjaga anaknya dengan baik, seperti yang telah
disebutkan, salah satu faktor terjadinya penculikan yaitu karena lemahnya
pengawasan orang tua.

Anak menurut perspektif hukum Indonesia


Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia
yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki
peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan
dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,
mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.

Anak menurut undang-undang

1. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979


Tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa anak adalah seseorang
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21
tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan
sosial, kematanga pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai
pada usia tersebut.
2. Pasal 1 ayat (2) UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

10
Anak menurut perspektif islam

1. Anak sebagai Perhiasan Hidup di Dunia


Anak adalah perhiasan dalam kehidupan rumah tangga. Dalam Al-Quran
disebutkan,

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, namun amal


yang kekal dan shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan. (QS: Al-Kahfi:46).
2. Anak sebagai Penyejuk Hati
Dalam Al-Quran dinyatakan anak sebagai penyejuk mata atau hati
(qurrata ayun).

Ya Tuhan kami, anugerahi kepada kami pasangan kami dan keturunan


kami sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpinan bagi orang-
orang yang bertakwa. (QS: Al-Furqan: 74)

Perlindungan anak dalam perspektif islam

1. Melindungi anak dari pergaulan yang buruk

Nabi saw telah berpesan berkaitan dengan pergaulan anak hendaklah orang
tua mencarikan teman bergaul yang baik. Dalam sebuah hadis beliau
bersabda: Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya. Oleh sebab itu
hendaklah seseorang memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.
(HR. Abu Dawud).

11
2. Melindungi anak dari kekerasan
Islam sangat mencela kekerasan terlebih pada anak-anak. Nabi saw sendiri
telah mencontohkan bahwa beliau tidak pernah melakukan pemukulan
terhadap anak, istri, atau pembantu sekalipun

Perlindungan anak dalam perspektif islam

3. Melindungi anak dari pergaulan yang buruk

Nabi saw telah berpesan berkaitan dengan pergaulan anak hendaklah orang
tua mencarikan teman bergaul yang baik. Dalam sebuah hadis beliau
bersabda: Seseorang itu mengikuti agama teman dekatnya. Oleh sebab itu
hendaklah seseorang memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.
(HR. Abu Dawud).

4. Melindungi anak dari kekerasan


Islam sangat mencela kekerasan terlebih pada anak-anak. Nabi saw sendiri
telah mencontohkan bahwa beliau tidak pernah melakukan pemukulan
terhadap anak, istri, atau pembantu sekalipun

Perlindungan anak dalam perspektif hukum Indonesia

1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 B (2) : Setiap anak berhak atas


kelangsungan hidup, tumbuh kembang, serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi

2. Undang-undang Hak Asasi Manusia UU No. 39 tahun 1999 pasal 33 (1) :


Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau
perlakuan kejam tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat
kemanusian

3. Undang-undang Perlindungan Anak UU No. 23 tahun 2002 pasal 13 (1) :


Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali atau pihak lain
manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi

12
maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan,
ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya

Dampak Korban Penculikan Anak dan Penanganannya

Penculikan merupakan tindakan yang tidak dibenarkan dalam sistem hukum


Indonesia dan tergolong kriminalitas. Dalam perspektif anak, penculikan
merupakan hal yang menakutkan.

Demikian yang disampaikan Konselor Psikologi Bosowa Foundation, Titin


Florentina . Anak yang menjadi korban penculikan, menurutnya, akan
menimbulkan efek tersendiri, seperti kaget namun tak sampai depresi. Peran orang
tua si anak dalam pendidikan mengenai lingkungan termasuk penting. Dampak
yang terjadi kepada si anak tergantung dari sikap lingkungannya dalam
mempersiapkan si anak mengenali dunia baru.

"Untuk anak usia tujuh tahun, orang tua semestinya memberitahukan mengenai
konsep baik dan buruk sejak dini," ungkapnya.

Sebagai masyarakat islam, sebuah keluarga memiliki tanggung jawab untuk


melindungi anggota keluarganya dari berbagai bahaya yang mengincar. Dan juga,
selayaknya manusia lain kita harus memiliki moral yang baik agar tak selayaknya
anggota keluarga melakukan kejahatan maupun hal-hal yang membuat keresahan
warga maupun masyarakat sekitar. Sebagai sebuah keluarga kita juga harus
senantiasa mensupport anggota keluarga kita agar ia tegar dan kuat menghadapi
masalah/bencana yang menimpanya. Misalnya saja ketika menjadi korban suatu
penculikan anak.

Korban penculikan akan menjadi orang yang mudah suudzon dengan orang
yang baru ditemuinya yang mana dalam agama islam, suudzon bukanlah yang baik
sehingga kita lebih baik menjaganya agar tidak mudah suudzon dengan orang lain.
Selain itu keluarga juga berfungsi sebagai Memberikan kasih sayang dan rasa aman,

13
memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga. Keluarga memberi
dorongan/dukungan agar korban mempunyai motivasi yang kuat untuk dapat segera
memperoleh pemulihan kesehatan dengan sebaikbaiknya. Memberi dorongan pada
saat mulai latihan fisik yang merupakan hal yang cukup menyiksa penderita, namun
demikian penderita harus selalu didorong untuk berani berlatih. Kemudian memberi
dorongan untuk tetap aktif dalam kegiatan seharihari ditengah-tengah keluarga dan
masyarakat.

Hoax

Hoax atau yang dibaca: hoks itu adalah sebuah pemberitaan palsu. Hoax merupakan
ekses negatif kebebasan berbicara dan berpendapat di internet, khususnya media
sosial dan blog. Hoax bertujuan membuat opini publik, menggiring opini,
membentuk persepsi, juga untuk bersenang senang yang menguji kecerdasan dan
kercermatan pengguna internet dan media sosial. Biasanya Berita Hoax sengaja
dibuat untuk menyebarkan propaganda atau pesan kebencian atas seseorang atau
instansi tertentu.

Asal usul hoax berasal dari hocus pocus yang aslinya adalah bahasa Latin hoc est
corpus artinya ini adalah tubuh. Menurut filologis, Robert Nares. Istilah hoax viral
pertama kali dari film The Hoax. Film 2006 yang dibuat berdasarkan buku dengan
judul yang sama dan ditulis oleh Clifford Irving. Di film ini, menurut remaja
Amerika yang sudah menonton dan menurut para kritikus film, di film The Hoax
banyak berita berita yang di balut dengan kebohongan, dan informasi yang ada di
dalam film ini kebanyakan informasi yang bohong. Sehingga istilah hoax menjadi
kata pengganti untuk berita yang sekiranya di anggap bohong oleh para penerima
beritanya.

Dan apa hubungannya dengan kasus pedofilia dan penculikan anak? Ada istilah di
filsafat politik yang bernama populisme, yaitu adalah filsafat politik yang berpihak

14
kepada hak hak dan kepentingan masyarakat banyak, bukan lagi kepada elite
politik.

Menurut saya, sekarang power tuh dipegang secara kuat oleh masyarakat, bukan
lagi elit politik dsb. Apalagi ditambah dengan majunya iptek. Makanya masyarakat
sekarang bisa bikin berita2 hoax yg bisa menjadi viral. Jadi mereka bisa
menyebarkan persepktif tertentu secara cepat. Contohnya saja dalam kasus ahok,
mereka melakukan hal itu dlm aspek melemahkan kekuasaan elit pemerintah.

Kurang lebih seperti itulah. Jadi populis atau masyarakat itu punya power yg kuat
dalam segala aspek dengan majunya iptek. Efeknya domino, ga cuma ke ahok, bisa
jadi melebar ke

Seperti yang kita ketahui, di era globalisasi sekarang, media social dapat diakses
oleh banyak tingkatan masyarakat, dari berbagai golongan dan beragam umur.
Yang menjadikan social media menjadi sarana untuk para fedofil untuk mencari
mangsanya.

Lalu bagaimana caranya kita mengetahui berita itu termasuk hoax atau bukan,
berikut adalah caranya:

1. Banyak menggunakan atribut (panah atau lingkaran) yang tertera pada


gambar atau foto yang menjadi bahasan utama dari berita tersebut
2. Menggunakan judul berita yang heboh (clickbait). Yang gunanya untuk
menggait pembaca untuk membuka berita tersebut
3. Mengandung unsur cocokologi yang terkesan dipaksakan
4. Sumber yang terkesan ngasal dan tidak ada korelasinya dengan isi
beritanya sama sekali.

Berita hoax dapat kita menimalisir atau mengurangi menjamurnya di kalangan


masyarakat, berikut adalah sebagian tipsnya:

15
1. Jangan hanya baca highlight dari berita itu saja, tetapi juga baca isinya dan
jangan mau tersulut dengan judul yang memprovokasi
2. Jangan malas untuk menggali informasi lebih dalam tentang berita apa yang
sedang dibahas di berita tersebut
3. Jangan hanya percaya sama apa yang ingin dipercaya (subjektif). Terimalah
berita dari banyak sumber, tidak hanya berpaku pada satu sumber saja.
4. Buka pikiran, jangan menutup mata untuk melihat fakta fakta yang ada
5. Jangan asal share.

Kejahatan Pornografi

Era globalisasi dicirikan adanya kemajuan luar biasa di bidang komunikasi dan
telekomunikasi. Kemajuan di bidang tersebut telah menghapuskan jarak antar
negara dan wilayah. Pada era ini semakin sulit untuk membendung arus informasi
yang datang dari luar itu. Pengaruh globalisasi terhadap proses penyebaran
pornografi dapat di lakukan oleh media elektronik yakni yang disebut internet.
Internet merupakan suatu jaringan (network) komunikasi digital yang sampai saat
kini menghubungkan lebih dari 25.000 (dua puluh lima ribu) jaringan dari hampir
seluruh negara di dunia.11 Perkembangan internet ini memang luar bisa. Pada tahun
1998 diperkirakan lebih dari 100 (seratus) juta orang yang con- nect ke internet dan
jumlah ini meningkat 2 (dua) kali pada tahun 1999. Di Indonesia pertama kali
terhubung internet tahun 1993 pada tahun berikutnya telah mempunyai 32 (tiga
puluh dua) network (jaringan) yang terhubung ke internet.12 Tahun 1995 terdapat
8.000 pelanggan yang tersebar di 12 (dua belas) kota besar, dan sampai tahun 2000
diperkirakan melonjak hampir 3 x lipat jumlah pelanggannya. Hal ini mengingat
bahwa internet berkaitan dengan jasa telekomunikasi. Sampai tahun 1995 saluran
telekomunikasi (telepon) telah terpasang 2,7 juta dan diperkirakan sampai tahun
2000 terpasang sekitar 3-5 juta sambungan seluruh Indonesia.13 Jaringan ini dapat
dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti bisnis/perdagangan elektronik (e-
comerce) dan sebagainya.

Globalisasi sendiri adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang


menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun

16
elektronik.atau juga bisa diartikan globalisasi itu hilangnya batas ruang dan waktu
akibat kemajuan teknologi informasi. Suatu proses tatanan masyarakat yang
mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.Globalisasi pada hakikatnya adalah
suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu


kelompok sosial tertentu. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.Jadi adanya kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Globalisasi
merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam
mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan
berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan
rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama
lain. Bisa dibilang bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep
Dunia Tanpa Batas yang saat ini menjadi realita dan sangat mempengaruhi
perkembangan budaya dan membawa perubahan baru. Globalisasi ini akan
membentuk tatanan baru atau kehidupan yang lebih bersatu karena seolah-olah
tanpa batas geografis, batas ekonomi maupun batas budaya di dalamnya. Karena
globalisasi merupakan perubahan yang tengah terjadi di masyarakat berupa
keterkaitan antara elemen-elemen dengan semakin canggihnya teknologi baik dari
segi komunikasi maupun informasi, tidak heran jika globalisasi akan menjadi jalan
pertukaran budaya hingga jainan hubungan ekonomi, sosial, dan segala hal secara
internasional antara negara-negara di dunia tanpa memandang batas wilayah, status
sosial maupun perkembangan yang ada di dalamnya.

Globalisasi sangat menjadi hal yang berdampak negatif jika si pemakai tidak siap
untuk memakai dan menerima globalisasi ini. Sebagian besar dari golongan
masyarakat yang belum siap untuk menerima globalisasi itu adalah anak anak
remaja. Seperi kita ketahui globalisasi yang berasal dari barat ini sudah pasti
membawa kebudayaan sesuai negeri asalnya, dan celakanya bagi negara-negara
berbudaya ketimuran yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan barat

17
seperti Indonesia, hal tersebit tidak bisa dihindari dan sudah menyebar dalam
praktik kehidupan bermasyarakat Indonesia. Dan yang lebih parahnya lagi pola
hidup barat tersebut banyak memengaruhi dan di salah artikan oleh para remaja
Indonesia sebagai trend yang justru menjadi boomerang bagi mereka untuk
membawa ke arah masa depan kehancuran.

Contoh dari dampak negatif globalisasi dan iptek adalah peristiwa pornografi.
Pornografi adalah segala bentuk tindakan melihat orang lain sebagai sesuatu yang
digunakan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Globalisasi dan kemajuan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi dan
komunikasi yang menyajikan gambar dan berita, telah menjadi faktor dominan
meningkatnya aksi pornografi di Indonesia. Pornografi dan pornoaksi kini marak
pada setiap perilaku dan sikap masyarakat pada umumnya yang berhubungan
dengan seksual. Peredaran dan penayangan hal-hal yang berbau seksual baik
melalui media cetak dan elektronik, canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi
digunakan sebagai sarana penunjang peningkatan intensitas serta prekuensi
pornografi dan pornoaksi , kebebasan pers oleh kelompok tertentu yang menganut
sekulerisme telah disalah artikan menjadi kebebasan yang tanpa batas.

Peristiwa pornografi sangat bahaya dampaknya.Pornografi sangat mudah dijumpai


pada situs-situs internet. Oleh karena itu penggunaan internet terhadap anak
dibawah umur bukan hanya menyebabkan kerusakan otak pada anak, namun
peristiwa pornografi mampu menimbulkan penculikan pada anak dibawah umur
dan bahkan juga dapat mendatangkan peristiwa kekerasan seksual. Faktor ekonomi
dan faktor kepuasaan pribadi mampu menjadi penyebab maraknya peristiwa
penculikan anak dan peristiwa pedofil melalui media internet khususnya
pornografi.

Berbicara mengenai pornografi, telah ada beberapa undang-undang yang mengatur


substansi yang dimaksud, antara lain:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

2. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik (UU ITE); dan

18
3. Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (UU 44/2008)

Dalam Bab XIV KUHP diatur tentang Kejahatan terhadap Kesusilaan, tetapi tidak
diatur mengenai definisi kesusilaan. Demikian juga dengan UU ITE. Pasal 27 ayat
(1) UU ITE mengatur larangan mendistribusikan, mentransmisikan, dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.

Pasal 4 ayat (1) UU 44/2008 mengatur larangan perbuatan memproduksi, membuat,


memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan
pornografi yang secara eksplisit memuat:

a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang;

b. kekerasan seksual;

c. masturbasi atau onani;

d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;

e. alat kelamin; atau

f. pornografi anak

Oleh karena itu dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kita harus
tetap dilandasi dengan agama agar kita mampu mempergunakan perkembangan
iptek ini dengan sebaik mungkin dan mendapatkan dampak positif, bukan
sebaliknya.

19
BAB III
HASIL DISKUSI

Daftar pertanyaan

1. Andriane HG 5 : apakah seorang single parent boleh mengangkat anak ?


hukumnya dalam islam seperti apa ?

2. Dewanti HG 3 : bagaimana cara meminimalisir hoax ?

3. Ratna HG 3 : apa hukumnya bagi pelaku penyebar pornografi ?

4. Adi HG 1 : tazir itu apa ?

5. Amran HG 2 : apa hukumnya bagi orang tua yang melecehkan anaknya ?

Jawaban :

1. Dalam islam, tidak diatur tentang single parent yang akan mengangkat anak.
Tetapi, hanya mengatur tentang adopsi anak. Hanya saja, di dalam Al-Quran
menyebutkan bahwa jika mengadopsi anak jangan sampai putus hubungan dengan
orang tua kandungnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-ahzab ayat
4-5 :

20
Artinya : Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya
dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan
Dia tidak menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang
demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja. Allah mengatakan yang
sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). Panggilah mereka (anak
angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi
Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggilah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa
atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja
oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jadi, apabila ada single parent yang ingin mengadopsi anak diperbolehkan
dengan syarat yang disebutkan diatas.

2. Untuk meminimalisir penyebaran hoax, kita bisa melakukan hal-hal berikut.

A. Cek Sumber Berita

Pengguna bisa memeriksa siapa sumber informasi dan melakukan konfirmasi


secara langsung. Dengan memanfaatkan mesin pencari, pembaca juga bisa
membandingkan kebenaran suatu berita dilihat dari sumber-sumber terpercaya
lainnya.

B. Kenali Situs Palsu

Cari tahu situs tempat informasi itu di-posting, pelajari, dan pastikan apakah situs
tersebut isinya merupakan berita berdasarkan fakta atau informasi yang tidak benar.

C. Hindari Website Mencurigakan

Website yang belum diketahui asal-usulnya sebaiknya ditelusuri terlebih dahulu


saat ia memberitakan sebuah informasi. Jangan membagikan berita dari situs yang
tidak dikenali agar kabar hoax itu tidak menjadi viral.

D. Periksa Berita dalam Bahasa Inggris

Beberapa artikel hoax bisa bermula dari luar negeri. Maka pengguna bisa
memeriksa apakah artikel yang dicurigai hoax itu muncul di situs-situs asing.

21
3. Hukuman bagi penyebar konten pornografi diatur dalam :

A. Pasal 45 ayat (1) UU ITE, yaitu ancaman pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak 1 (satu) milliar rupiah.

B. Pasal 29 UU 44/2008 yaitu pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan


dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp
250 juta rupiah dan paling banyak Rp 6 miliar rupiah. Dalam islam, bagi pelaku
penyebar pornografi dihukum berdasarkan hukum tazir karena di dalam islam
tidak ada yang secara langsung mengatur hukumnya.

4. tazir di dalam syariat adalah memberi pelajaran bagi orang yang berdosa yang
tidak ada hukuman dan tidak ada kafarah (tentang dosa yang dilakukan)-nya.
Berkaitan dengan itu sesungguhnya maksiat ada tiga macam:

1. Jenis maksiat yang memiliki hukuman seperti zina dan mencuri. Hukuman
adalah kafarah bagi pelakunya.

2. Jenis maksiat yang memiliki kafarah dan tidak ada hukumannya seperti
bersetubuh di siang hari pada bulan Ramadhan.

3. Jenis maksiat yang hukumannya tidak ditentukan oleh syariat atau syariat
menentukan batasan hukuman bagi pelakunya tetapi syarat-syarat
pelaksanaannya tidak diterangkan dengan sempurna, misalnya menyetubuhi
wanita selain farjinya, mencuri sesuatu yang tidak mewajibkan penegakan
hukuman potong tangan di dalamnya, wanita menyetubuhi wanita (lesbian) dan
tuduhan selain zina, maka wajib ditegakkan tazir pada kasus-kasus itu, tersebut
dalam hadits: Janganlah kamu mencambuk melebihi sepuluh kali cambukan
kecuali dalam hukuman dari hukuman-hukuman Allah Azza wa Jalla.
(Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

5. Pezina yang pernah menikah (al-Muhshn) dihukum rajam (dilempar dengan


batu) sampai mati. Hukuman ini berdasarkan al-Qur`an, hadits mutawatir dan
ijma kaum muslimin. Ayat yang menjelaskan tentang hukuman rajam dalam
al-Qur`an meski telah dihapus lafadznya namun hukumnya masih tetap

22
diberlakukan. Umar bin Khatthab Radhiyallahu anh menjelaskan dalam
khuthbahnya :



:



.

Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Qur`an kepada Nabi-Nya dan


diantara yang diturunkan kepada beliau adalah ayat Rajam. Kami telah membaca,
memahami dan mengetahui ayat itu. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah
melaksanakan hukuman rajam dan kamipun telah melaksanakannya setelah
beliau. Aku khawatir apabila zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang
yang mengatakan: Kami tidak mendapatkan hukuman rajam dalam kitab
Allah!sehingga mereka sesat lantaran meninggalkan kewajiban yang Allah Azza
wa Jalla telah turunkan. Sungguh (hukuman) rajam adalah benar dan ada dalam
kitab Allah untuk orang yang berzina apabila telah pernah menikah (al-Muhshn),
bila telah terbukti dengan pesaksian atau kehamilan atau pengakuan sendiri.

23
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bagaimana seseorang dengan tubuh yang terlihat sehat, akal sehat menjadi pedofil?
Sampai detik ini, para ahli belum bisa menjelaskan secara pasti penyebab seseorang
mengidap pedofilia. Namun dari beberapa penelitian dan hasil observasi terhadap
beberapa pelaku didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan seseorang dalam membina hubungan dengan lawan sejenis


yang lebih dewasa (seusia pelaku). Maka, mereka mencari korban yang lebih lemah
dan gampang dirayu.

2 . Pelaku Pedofilia biasanya mengidap penyakit self esteem yang rendah. Inferior.
Takut berhubungan dengan orang dewasa. Oleh karena itu mereka memilih anak-
anak yang polos, jujur dan tidak suka menghakimi seperti orang dewasa.

3. Trauma masa kecil. Kebanyakan pelaku pedofilia adalah Korban masa kecil.
Mereka yang memiliki traumatis seksual masa lalu. Mereka yang merasa
dilecehkan ketika kecil, sehingga mencari pelampiasan dan perasaan berkuasa akan
korban.Terpapar pornografi.

4. Pornografi sudah menjadi new drugs era millenia. Pornografi harus menjadi
concern dari tiap orangtua. Karena anak akan mempunyai kecenderungan untuk
mencoba apa yang dia lihat. Termasuk jika masuk ke dalam grup tersebut, dimana
ditemukan 500 video pornografi dan 100 gambar. Akan membuat anak mengejar
apa yang menjadi rasa penasarannya.

Lalu, apa yang harus orangtua lakukan pada anak untuk menghindari pemangsa
pedofilia diluar sana?

Mengunci anak terus dalam rumah juga bukan solusi. Anak butuh ruang untuk
bereksplor dan tumbuh. Imun apa yang harus kita siapkan untuk anak anak kita
menghadapi serangan penyakit diluar?

1. Agama.

24
Ini adalah benteng diatas segala nya. tetapi jangan lupa, sekedar memasukkan atau
menitipkan anak-anak kita ke sekolah berlabel agama tidak serta merta bisa
membuat anak menjadi 100% aman. Karena pendidikan agama terbaik adalah lewat
orangtua. Lewat apa yang masuk ke perut anak. Lewat apa yang halal masuk ke
tubuhnya, lewat doa orangtua, lewat pemahaman Aqidah dari Ayah dan Ibu nya.
Lewat teladan terbaik dari kedua orangtua nya. InsyaAllah, agama adalah benteng
paling kokoh untuk membuat anak survive.

2. Salah satu yang menghindari anak dari efek buruk pornografi adalah cara
komunikasi kita ke anak. Karena anak yang renggang dan tidak berani curhat ke
orangtua akan sulit mendapat pendampingan yang terbaik.

3. Isi Kantong Jiwa anak anak kita. Karena anak bukan cuma sekedar butuh makan.
Anak bukan cuma sekedar butuh pakaian. Lebih dari itu, anak-anak kita adalah jiwa
yang butuh dihargai, dielus perasaannya, dipahami tingkahnya, diberi arahan yang
terbaik. Agar meningkat self esteem dan perasaan bahwa dia berharga.

4. Beri perangkat pemahaman pada anak tentang bagian tubuh mana yang boleh
disentuh (kepala, tangan, kaki) dan yang tidak boleh disentuh (yang tertutup baju
dalam) dan beri tahu pada anak bahwa tidak semua orang boleh menyentuh bagian
tersebut. Ajarkan anak untuk memberi tahu kita jika ada yang menyentuh nya yang
membuat dia tidak nyaman.

5. Bijak menggunakan Gadget. Era internet yang masuk saat ini memiliki dampak
negatif dan positif. Para pedofil banyak mencari mangsa lewat media sosial. Jadi
hati hati dan bijak dalam penggunaan gadget untuk anak anak kita. Dampingi dan
kepo lah terhadap handphone anak kita.

6. Peka terhadap perubahan sikap anak kita.

Jika anak terlihat lebih pendiam. Mengurung diri di kamar. Asik dengan dunia nya
sendiri. Lebih tertutup dan tidak mau bercerita.. Gali lah perasaan anak. Rangkul
dan tanya dengan baik dan halus. Bukan menginterograsi ya parents.. Tanya kan
apa yang sedang dia rasakan dan hadapi. Jadilah sahabat terbaik untuk anak anak
kita disaat mereka membutuhkan.

7. Jangan panik jika anak mengatakan kenyataan tidak sesuai harapan.

25
Jangan menghakimi. Anak akan membuat benteng tinggi terhada anda jika anda
menghakimi nya. Berusaha mendengarkan, memahami, dan intropeksi diri, apa
yang terlewat dalam masa kepengasuhannya.

Lalu, solusi apa yang terbaik untuk pelaku Pedofilia ini? Pemerintah menetapkan
hukum kebiri bagi pelaku pedofil. Lalu bagaimana Islam menanggapi hukuman
bagi pedofilia ini?

Dari Ibnu Masud RA, dia berkata,Dahulu kami pernah berperang bersama Nabi
SAW sedang kami tidak bersama isteri-isteri. Lalu kami berkata (kepada Nabi
SAW),Bolehkah kami melakukan pengebirian? Maka Nabi SAW melarang yang
demikian itu. (HR Bukhari).

Ternyata dalam Islam hukum Kebiri itu tidak diperbolehkan. Hukuman untuk
pelaku pedofilia yaitu :

Jika yang dilakukan adalah perbuatan zina, hukumannya adalah hukuman untuk
pezina, yaitu dirajam jika sudah menikah atau dicambuk seratus kali jika belum
menikah.Jika yang dilakukan adalah liwath (homoseksual), maka hukumannya
adalah hukuman mati, bukan yang lainJika yang dilakukan adalah pelecehan
seksual (at taharusy al jinsi) yang tidak sampai pada perbuatan zina atau
homoseksual, hukumannya tazir.

Terkesan kejam kah hukum Islam? Semoga bukan itu yang terlintas dalam fikiran
kita. Melainkan Allah Swt menetapkan solusi dan tindakan pencegahan untuk
hamba-Nya. Lagi pula kejaman mana sama tindakan mereka? InsyaAllah hukuman
tersebut sebagai tindakan preventif dan efek jera bagi yang lain.

Semoga Allah Swt senantiasa melindungi kita dan anak anak kita. Dijauhkan dari
kejahatan dan orang orang yang berniat jahat. Semoga tidak ada lagi jiwa jiwa
sakit diluar sana..

Bentengi diri dan keluarga kita.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://www.muslimdaily.net/artikel/islam-tak-pernah-syariatkan-kebiri-bagi-
pedofil.html

http://hizbut-tahrir.or.id/2015/10/26/pro-kontra-hukuman-kebiri-dalam-perspektif-
syariah-islam/

http://hizbut-tahrir.or.id/2014/04/30/negeri-darurat-pedofilia-selamatkan-dengan-
syariah/

http://makassar.tribunnews.com/2013/12/12/setelah-diculik-anak-bisa

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20042/Chapter%20II.pdf?
sequence=4

27

Anda mungkin juga menyukai