Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 5
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ................................... 7
Lampiran .................................................................................................. 8
DAFTAR GAMBAR

Gambat Road Map Penelitain ............................................................... 6


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................... 9
Lampiran 2 ............................................................................................. 10
Lampiran 3 ............................................................................................. 11
Abstrak

Kekerasan seksual merupakan salah satu pelanggaran hak asasi manusia. Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual ini diantaranya adalah, dapat mengganggu
kondisi fisik, mental, emosi, dan kesehatan bagi para korban.Menurut Rahman (dalam
Ashvini, Li Ping Wong, dan Nasrin, 2018
Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang universal. Kejahatan ini dapat
ditemukan di seluruh dunia, pada tiap tingkatan masyarakat, tidak memandang usia maupun
jenis kelamin. Besarnya insiden yang dilaporkan di setiap Negara berbeda-beda. Sebuah
penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2006 (National Violence against Women
Survey/NVAWS) melaporkan bahwa 17,6% dari responden wanita dan 3% dari responden
pria pernah mengalami kekerasan seksual. Data KPAI, priode 2011-2014 mencatat tahun
2014 diproyeksi terjadi sebanyak 1380 kasus kejahatan seksual, sedangkan pada tahun 2013
tercatat sebanyak 525 kasus, tahun 2012 sebanyak 746 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 329
kasus kekerasan seksual pada anak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ermaya Sari Bayu Ningsih (2018),
Kekerasan seksual pada anak di picu oleh adanya disorientasi seksual pada orang dewasa,
kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, tidak terkontrolnya sumber informasi dan
faktor sosial budaya yang masih tabu dengan pendidikan seks usia dini.
tujuan dari penelitian ini adalah agar meningkatkan program komunikasi informasi
edukasi (KIE) untuk meningkatkan pengetahuan anak dan orangtua, meningkatkan peran
serta keluarga untuk pendidikan agama lebih mendalam, sosialisasi pada masyarakat
dengan program 20 menit berbicara dengan anak. Target penelitian ini adalah :
Mendapatkan data yang akurat tentang kekerasan seksual terhadap anak remaja putri,
Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan,
terutama bagi kemajuan pendidikan di masa yang akan datang, khususnya mengenai
kekerasan seksusal pada remaja putri , Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan,
orang tua, sekolah, dalam mengatasi masalah kekerasan seksual pada anak remaja putri
Jenis proposal penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif menggunakan metode
ekspository, penelitian kualitatif dilakukan untuk menggali informasi mendalam mengenai
dampak kekerasan seksual pada remaja putri umur 13 – 15 tahun dikota Bukittinggi.
BAB I

PENDAHULUAN

Kekerasan seksual terhadap anak juga dikenal dengan istilah child sexual abuse.
Dalam banyak kejadian, kasus kekerasan seksual terhadap anak sering tidak dilaporkan
kepada kepolisi. Kasus tersebut cenderung dirahasiakan, bahkan jarang dibicarakan baik
oleh pelaku maupun korban. Para korban merasa malu karena menganggap hal itu sebagai
sebuah aib yang harus disembunyikan rapat-rapat atau korban merasa takut akan ancaman
pelaku. Sedangkan si pelaku merasa malu dan takut akan di hukum apabila perbuatannya
diketahui. Keengganan pihak keluarga melaporkan kasus kekerasan seksual pada anak yang
dialami, bisa jadi merupakan salah satu sebab kasus tersebut terjadi seperti fenomena
gunung es. Karena yang tampak hanya sebagian kecil saja, sedangkan sebagian besar tidak
tampak.
Kasus kekerasan seksual di Indonesia dari data Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menunjukkan pada tahun 2015 kasus kekerasan 2.898 kasus di mana
59,3% merupakan kekerasan seksual pada anak dan 1000 kasus kekerasan seksual pada
tahun 2016. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan, yaitu sebanyak 2.737 kasus kekerasan
terhadap anak, 52% diantaranya merupakan kasus kekerasan seksual (KPAI, 2017)
Sementara di Sumatera Barat sendiri, tahun 2016 tercatat 108 kasus kekerasan
seksual pada anak, 116 kasus di tahun 2017 dan 58 kasus di tahun 2018. Kekerasan ini
tersebar di beberapa kota dan kabupaten dengan angka tertinggi yaitu Kota Padang, Kota
Solok, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota (KPPPA,
2018).
Hasil survey yang di lakukan (Anisa Fitriani,2018) di daerah tersebut juga
menunjukkan bahwa masih cukup banyak orang tua yang belum memahami bagaimana
cara yang tepat untuk bersikap saat anak menjadi korban kejahatan seksual. Orang tua
merasa malu untuk memberikan penjelasan dan arahan pada anak karena persoalan tersebut
terkait dengan perilaku seksual yang seharusnya menjadi bagian dari pendidikan seksual.
Sebanyak 52% orang tua menganggap bahwa pendidikan seksual seharusnya diberikan saat
anak sudah dewasa atau sudah menikah, dan 48% sudah mengetahui bahwa pendidikan
seksual sebaiknya diberikan sejak dini.

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :


Bagaimana dampak kekerasan seksual pada remaja putri usia 13 sampai 15 tahun di
kota Bukittinggi ?
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dampak kekerasan seksual pada remaja putri

Target penelitian ini adalah :


1. Mendapatkan data yang akurat tentang kekerasan seksual terhadap anak remaja
putri
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan khasanah ilmu
pengetahuan, terutama bagi kemajuan pendidikan di masa yang akan datang,
khususnya mengenai kekerasan seksusal pada remaja putri
3. Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan, orang tua, sekolah, dalam
mengatasi masalah kekerasan seksual pada anak remaja putri
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dimana satu individu membutuhkan


individu lain untuk bertahan hidup, atau sekedar berinteraksi dan bersosialisasi. Mulai dari
kehidupan paling awal sebagai embrio, kita sudah memiliki kebutuhan dan kebutuhan
tersebut berkembang sampai kita mati sebagai manusia Kebutuhan dasar sebagai manusia
dapat terpenuhi dengan adanya kemauan dan kemampuan. Dengan kemauan dan
kemampuan yang memadai, individu akan mempunyai lebih banyak kemungkinan untuk
dapat memenuhi kebutuhannya. Namun apabila individu hanya memiliki kemauan tanpa
ada kemampuan, maka probabilitas untuk mencapai kebutuhannya akan semakin kecil
(Santoso, 2010).
Masalah kekerasan seksual merupakan salah satu bentuk kejahatan yang
melecehkan dan menodai harkat kemanusiaan, serta patut dikategorikan sebagai kejahatan
melawan kemanusiaan (Wahid & Irfan, 2011). Selain menimbulkan luka fisik, kekerasan
seksual juga menimbulkan luka secara psikologi bagi anak yang mengalaminya. Hampir
sebagian besar korban mengalami trauma dan rasa bersalah kepada diri sendiri sehingga
menimbulkan gangguan psikologi lainnya.
Menurut World Health Organization (WHO) (dalam Barbara, Ramon, dan Andres,
2015) menjelaskan bahwa kekerasan seksual pada anak merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh perempuan atau laki-laki yang bersifat memaksa kepada orang lain,
terutama anak-anak yang belum memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksual,
dan merupakan tindakan yang melanggar hukum sosial di masyarakat. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa, kemungkinan terbesar korban kekerasan seksual menjadi
individu yang mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi, sehingga tak jarang korban yang
mengalami depresi karena keadaan emosional mereka terguncang.
Ada beberapa alasan mengapa anak sering kali menjadi target kekerasan seksual
yaitu: anak selalu berada pada posisi yang lebih lemah dan tidak berdaya, moralitas
masyarakat khususnya pelaku kekerasan seksual yang rendah, kontrol dan kesadaran orang
tua dalam mengantisipasi tindak kejahatan pada anak yang rendah
Remaja diawali pada usia 14 tahun pada laki-laki dan 10 tahun pada perempuan.
Pada perempuan diawali dengan datangnya menstruasi yang pertama kali yang biasanya
disebut menarche, umumnya terjadi antara usia 10-16 tahun, sedangkan perubahan fisiknya
antara lain : bentuk tubuh mulai tampak jelas lekuk-lekuknya, kulit menjadi lebih halus,
payudara membesar, suara menjadi lebih nyaring, juga munculnya bulu-bulu halus di
beberapa bagian tubuh.
Idealnya, seorang anak yang berusia dibawah 17-tahun masih menjadi tanggungan
orangtua atau relasi dari orangtuanya. Orangtua wajib memenuhi segala kebutuhan dari
sang anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Hal tersebut sesuai
dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Nmr. 23 tahun 2002 Bab III yang mengatur
tentang hak dan kewajiban anak, pada pasal 4 dijelaskan bahwa setiap anak berhak untuk
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sedangkan
dalam Bab IV bagian keempat Undang-Undang tersebut mengatur tentang kewajiban dan
tanggungjawab keluarga dan orangtua, pada pasal 26 ayat 1 dijelaskan bahwa orang tua
memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan
melindungi anak, serta menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak). Namun, hingga saat ini, masih banyak anak-anak yang berada
dijalanan untuk mencari nafkah dan berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis proposal penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, yang menjadi objek
penelitian, dengan menggunakan metode ekspository, yaitu metode dengan memberikan
keterangan terlebih dahulu misalnya menggunakan metode ceramah dikombinasikan
dengan metode tanya jawab. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menggali informasi
mendalam mengenai dampak kekerasan seksual pada remaja putri umur 13 – 15 tahun di
SMP Muhammadiyah dan SMP PSM Bukittinggi
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purporsive sampling dengan informasi
sebagai berikut :
1. Kepala Humas dinas pendidikan kota bukittinggi ( infomat 1)
2. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah (informant 2)
3. Kepala sekolah SMP PSM ( informant 3 )
4. Guru BK (Bimbingan Konseling ) sekolah SMP Muhammadiyah (informant 4)
5. Guru BK (Bimbingan Konseling ) sekolah SMP PSM (informant 5)
6. Ketua Osis sekolah SMP Muhammadiyah (informant 6)
7. Ketua osis sekolah SMP PSM (informant 7)

Intrument penelitian
Dalam penelitian instrument yang digunakan adalah kuisioner, pedoman wawancara
mendalam ( indept interview), dokumen, lembar ceklis, pena, kamera, alat perekam
suara.
Validitas data dilakukan dengan 3 langkah yaitu :
1. Triangolasi
2. Triangolasi metode
3. Triangolasi data
Analisa data kualitatif dilakukan dengan
1. Membuat transkip data
2. Reduksi data meliputi penyajian data, kesimpulan , dan verifikasi.

Road map
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Biaya
Adapun rencana dana yang digunakan dalam penelitian ini yang bersumber
dari dana penelitian hibah internal muhammadiyah sumatera barat adalah sebagai
berikut :

No Bentuk kegiatan Satuan Harga


1. Bahan dan peralatan habis pakai :
1) HVS 4 rim Rp. 200.000
2) Cartridge 2 hitam dan warna Rp. 500.000
3) Tinta printer 2 hitam dan warna Rp. 100.000
4) Balpoint, pensil, tipe X, Rp. 130.000
trigonal, dokumen keeper
5) fotocopy 1 paket Rp. 200.000
6) Flash Disk 16 GB 1 Rp. 160.000
7) Amplop besar 5 Rp. 30.000
8) Memory 16 GB 1 Rp. 100.000
9) Box file 3 unit Rp. 75.000
10) Binder chip 1 kotak Rp. 30.000
11) Stabilo 2 unit Rp 20.000
12) Stapless 2unit Rp 20.000
13) Isi stapless 2 kotak Rp. 10.000
14) Map 10 bh Rp. 50.000

2. Belanja barang non operasional


lainnya termasuk biaya luaran
penelitian :
1) Publikasi jural nasional 1 publish Rp. 600.000
terakreditasi
2) Biaya seminar penelitian 1 paket Rp. 300.000
3) Biaya konsumsi 1 orang Rp. 250.000
4) Upah analisis data 1 kali Rp. 300.000
5) Souvenir Peneltian 1 paket Rp. 600.000
3. Biaya perjalanan :
1) Tranportasi 2 sekolah utk x 7 Rp. 500.000
hari
2) Honor pembantu peneliti 1 org selama 10 Rp. 100.000
hari X 10.000

Rp. 4.275.000

B. Jadwal Penelitian

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Penelitian
2 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan dan Analisis
3
data
4 Penyusunan Laporan Penelitian
5 Publikasi Ilmiah
Daftar Pustaka

1. Anshor M, 2014. Menghentikan Kekerasan Dan Diskriminasi Terhadap Anak Dan


Kelompok Minoritas Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. (Jurnal), Jakarta
2. Ball Jane, 2012. Principles of Pediatric Nursing : Caring for Children. 5th Edition.
New Jersey : Person Education Inc
3. Depkes RI dan UNICEF. Buku Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan terhadap anak-
bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: 2007
4. Depkes RI. Informasi Kesehatan reproduksi, Pedoman Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Terhadap Perempuan di Tingkat Pelayanan dasar. Jakarta: 2007.
5. Doni.dkk, 2010. Kekerasan Seksual Pada Anak : Newsletter Pulih Volume 15, Jakarta..
6. Nandika S, 2013. Panduan Mengelola Informasi Publik terhadap Kekerasan Anak. Direktorat
Pengolahan dan Penyediaan Informasi : Kementrian Komunikasi dan Informasi. Jakarta
7. Paramastri I, 2010. Early Prevention Toward Sexual Abuse on Children. (Jurnal),
Yogyakarta : Fakultas Psikologi-UGM.
8. Puspitasari R, 2009. Peningkatan Keterlibatan Orangtua Dalam Mencegah
Perlakuan Salah Seksual Pada Anak. (Skripsi).Jakarta : FISIP-UI
9. Reza H, 2014. Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam Mengatasi
Kekerasan Seksual Terhadap Anak. (Skripsi), Jakarta : Fakultas Syari‟ah dan Hukum-
Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah.
10. Ridwan, 2014. Data Kasus Pelecehan Seksual Anak Maka Meningkat, dimanakah Peran
Pemerintah? Pertolongan Pengobatan Penyakit Menular Seksual di Prumpung Jakarta
Timur tahun 2003, (Tesis), Jakarta : FKM-URINDO.
11. UNICEF Indoneisa, 2012. Ringkasan Kajian Perlindungan Anak. Unit For Children,
Jakarta.
12. Wahyuni D, 2014. Kejahatan Seksual Anak Dan Gerakan Nasional Anti-Kejahatan
Seksual Terhadap Anak. (Jurnal) Info Singkat Kesejahteraan
Sosial.Vol.VI,No.12/II/P3DI/Juni/2014, Jakarta
Lampiran 1
Susunan organisasi penelitian

Judul Penelitian : Dampak kekerasan seksual pada remaja putri


usia 13 - 15 tahun di SMP Muhammadiyah dan SMP PSM kota
Bukittinggi
Peneliti/ Pelaksana
Nama Lengkap : Kartika mariyona, S.ST. M.Biomed
NIDN : 1001029003
Jabtanan fungsional :-
Program studi / fakultas : Prodi D III Kebidanan/Fakultas Kesehatan dan
MIPA
No HP : 085263024237
E-mail : kartikamaryona3@gmail.com
Lampiran 2
Biodata Peneliti

I. DATA PRIBADI
Nama : KARTIKA MARIYONA , S. ST. M. Biomed
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tgl Lahir : Solok / 01 Februari 1990
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Diponegoro no 53 simpang ambacang VI suku Kota Solok
Email : kartikamaryona3@gmail.com
HP : 085263024237

II. PENDIDIKAN
1995 – 1996 : TK Kartika kota solok
1996 – 2002 : SD N 08 VI suku
2002 – 2005 : SLTP N 1 kota solok
2005 – 2008 : SMA Negeri 3 kota solok
2008 – 2011 : Prodi DIII Kebidanan pelita andalas bukittinggi
2012 – 2013 : DIV Bidan Pendidik, STIKes Fort De Kock
2014– 2017 : Pasca Sarjana Ilmu Biomedik Universitas Andalas Padang
Lampiran 3
RAB Penelitian
No Bentuk kegiatan Satuan Harga
1. Bahan dan peralatan habis pakai :
15) HVS 4 rim Rp. 200.000
16) Cartridge 2 hitam dan warna Rp. 500.000
17) Tinta printer 2 hitam dan warna Rp. 100.000
18) Balpoint, pensil, tipe X, Rp. 130.000
trigonal, dokumen keeper
19) fotocopy 1 paket Rp. 200.000
20) Flash Disk 16 GB 1 Rp. 160.000
21) Amplop besar 5 Rp. 30.000
22) Memory 16 GB 1 Rp. 100.000
23) Box file 3 unit Rp. 75.000
24) Binder chip 1 kotak Rp. 30.000
25) Stabilo 2 unit Rp 20.000
26) Stapless 2unit Rp 20.000
27) Isi stapless 2 kotak Rp. 10.000
28) Map 10 bh Rp. 50.000
2. Belanja barang non operasional
lainnya termasuk biaya luaran
penelitian :
6) Publikasi jural nasional 1 publish Rp. 600.000
terakreditasi
7) Biaya seminar penelitian 1 paket Rp. 300.000
8) Biaya konsumsi 1 orang Rp. 250.000
9) Upah analisis data 1 kali Rp. 300.000
10) Souvenir Peneltian 1 paket Rp. 600.000
3. Biaya perjalanan :
3) Tranportasi 2 sekolah utk x 7 Rp. 500.000
hari
4) Honor pembantu peneliti 1 org selama 10 Rp. 100.000
hari X 10.000

Rp. 4.275.000

Anda mungkin juga menyukai