KEPERAWATAN KELUARGA
Child Abuse Di Rumah Tangga
Dosen Pembimbing : Ns. Tri Wahyuni, M.Kep
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena Atas
Berkah, Rahmat Dan Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah
kelompok Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Child Abuse Di Rumah Tangga
Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan namun
berkat bimbingan dan bantuan serta saran, kerja sama dari berbagai pihak
khususnya dosen, fasilitator dan anggota kelompok segala hambatan tersebut
akhirnya dapat dilalui dengan baik.
ii
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
iii
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah aset suatu bangsa. Anak yang berusia kurang dari 18 tahun
termasuk yang berada dalam kandungan merupakan definisi anak berdasarkan
undang-undang tentang perlindugan anak no 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak.
Hasil survei yang dilakukan oleh WHO (2016) menunjukkan data bahwa
sekitar seperempat dari sejumlah orang dewasa di dunia mengalami kekerasan
ketika masih berusia kurang dari 18 tahun, sejumlah 22,6% pernah mengalami
kekerasan fisik, 36,3% mengalami kekerasan emosional, dan 16,3% mengalami
pengabaian anak. Sejumlah kasus perilaku kekerasan pada anak di Indonesia
1
2
Dalam penanganan kasus child abuse, perawat juga dapat bekerja sama
dengan tim medis lainnya, seperti dokter, psikolog, dan pekerja sosial. Hal ini
bertujuan untuk memberikan intervensi yang komprehensif dan terkoordinasi,
serta memastikan bahwa anak dan keluarga mendapatkan perawatan yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah keperawatan tentang child abuse dalam
keluarga adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang child abuse dan
pentingnya asuhan keperawatan dalam penanganan kasus-kasus child
abuse.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahua untuk memahami karakteristik dan
klasifikasi child abuse serta dampaknya terhadap anak dan keluarga.
b. Peningkatan kesadaran dalam mengetahui tanda-tanda dan gejala child
abuse, serta cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan dalam
lingkungan keluarga.
c. Pengembangan keterampilan dalam hal memahami pendekatan asuhan
keperawatan yang tepat dalam menangani kasus child abuse, termasuk
intervensi fisik, psikologis, dan sosial.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
a. Menurut U.S Departement of Health, Education and Wolfare child abuse
merupakan tidakan kekerasan fisik atau mental, kekerasan seksual dan
penelantaran terhadap anak dibah usia 18 tahun yang dilakukan oleh orang
yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak yang
terancam.
b. Menurut Harry Kempe dkk (1992), child abuse merupakan the battered
child syndrome yang hanya terbatas pada anak-anak yang mendapatkan
perlakuan salah secara fisik yang bersifat ekstrem atau membahayakan
anak-anak.
Jadi child abuse merupakan suatu tidak kekerasan kekerasan (fisik
dan/atau mental), eksploitasi (ekonomi, seksual) dan diskriminasi dalam
tulisan ini selanjutnya disebut anak yang mengalami berbagai perlakuan
salah. Kondisi dan situasi anak yang sulit tersebut tergolong ke dalam anak
yang memerlukan perlindungan khusus.
Pasal 59 Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa perlindungan khusus diberikan kepada :
➢ anak dalam situasi darurat (anak pengungsi, anak korban
kerusuhan,anak korban bencana alam, anak dalam situasi konflik
bersenjata)
➢ anak yang berhadapan dengan hukum,
➢ anak dari kelompok minoritas dan terisolasi,
➢ anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual,
➢ anak yang diperdagangkan,
➢ anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, akohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza),
➢ anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan,
➢ anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental,
➢ anak korban perlakuan salah,
5
6
➢ penelantaran
➢ anak yang menyandang cacat.
Selain itu, dimasukkan pula kelompok anak rentan lainnya yakni
anak jalanan dan anak tanpa akta kelahiran. Dengan demikian
terdapat berbagai jenis kondisi dan situasi anak yang memerlukan
perlindungan khusus dari perlakuan salah.yang dapat dilakukan oleh
orang perorang, keluarga, masyarakat bahkan oleh negara sekalipun.
b. Keluarga
1) Kelas persiapan menjadi orangtua di RS, sekolah, institusi di
masyarakat
2) Memfasilitasi jalinan kasih sayang pada orangtua baru
3) Rujuk orangtua baru pada perawat Puskesmas untuk tindak lanjut
(follow up)
4) Pelayanan sosial untuk keluarga
c. Komunitas
1) Pendidikan kesehatan tentang kekerasan dalam keluarga
2) Mengurangi media yang berisi kekerasan
3) Mengembangkan pelayanan dukungan masyarakat, seperti:
pelayanan krisis, tempat penampungan anak/keluarga/usia
lanjut/wanita yang dianiaya
4) Kontrol pemegang senjata api dan tajam
2. Pendidikan
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang
sangat pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi.
Perlu ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harud
dijaga agar tidak diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan
keamanan anak di sekolah. Sikap atau cara mendidik anak juga perlu
diperhatikan agar tidak terjadi aniaya emosional. Guru juga dapat
membantu mendeteksi tanda-tanda aniaya fisik dan pengabaian perawatan
pada anak.
3. Penegak hukum dan keamanan
Hendaknya UU no.4 thn 1979, tentang kesejahteraan anak cepat ditegakkan
secara konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari semua bentuk
penganiayaan dan kekerasan. Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa “anak
berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya
secara wajar.
14
4. Media massa
Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti oleh
artikel-artikel pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada anak baik
jangka pendek maupun jangka panjang diberitakan agar program
pencegahan lebih ditekankan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekerasan
b. Isolasi social
c. Koping keluarga inefektif
d. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan
3. Intervensi Keperawatan
18
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Child abuse atau kekerasan terhadap anak, merupakan perilaku yang salah
dari orang tua, pengasuh, dan lingkungan dalam bentuk perlakuan kekerasan
fisik, psikis, maupun mental terhadap anak.
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak meliputi kekerasan fisik,
kekerasan verbal, kekerasan seksual, dan kekerasan sosial. Faktor penyebab
kekerasan terhadap anak meliputi faktor internal dan eksternal.
Dampak dari kekerasan terhadap anak dapat berdampak secara fisik,
psikis, dan sosial pada anak yang mengalaminya.
Penanganan dan pencegahan child abuse dalam keluarga dapat dilakukan
melalui berbagai upaya, termasuk pemberdayaan keluarga, layanan konseling
dan psikologis, serta pengawasan yang ketat terhadap anak dan lingkungan
keluarga.
B. Saran
1. Masyarakat
a. Peningkatan Kesadaran
Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya
perlindungan anak dan pencegahan child abuse melalui program-
program edukasi dan sosialisasi.
b. Pelaporan Kasus
Masyarakat perlu didorong untuk melaporkan kasus-kasus child abuse
yang terjadi di sekitar mereka agar tindakan penanganan dapat
dilakukan secara cepat dan tepat.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Layanan Konseling
Pelayanan kesehatan perlu menyediakan layanan konseling dan
psikologis bagi anak dan keluarga yang mengalami dampak dari child
abuse.
18
19
Aeni, N.W. (2019). Pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja
perawat di Kabupaten Indramayu. Jurnal Kesehatan Indra Husada, 7(1), 20-
26.
Irmawati, I., & Khusnal, E. (2016). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Child
Abuse Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Dengan Anak Usia 0-
13 Tahun Di Dusun Sanggrahan Tirtoadi Mlati Sleman Yogyakarta.
(Doctoral Dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Soetjiningsih, S. (2012). Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja .Edisi
ketiga. Jakarta: Sagung Seto.
Suchi, Era. 2015. Skripsi hubungan kekerasan verbal orang tua terhadap konsep
diri anak SDN 03 Purus Padang tahun 2015. Padang. Universitas Andalas.
UNICEF. (2018). Child Marriage: Latest Trends and Future Prospect [laporan].
NewYork: Data and Analytics Section, Division of Data, Research and
Policy of UNICEF.
Yutika. (2014). Hubungan kekerasan pada anak terhadap kepercayaan diri anak
sekolah. Skripsi.