Tugas Kelompok
Disusun Oleh :
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan begitu banyak
nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikamat yang telah di
dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran. Dengan nikmat dan hidayah-Nya
pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan topic
“Asuhan Keperawatan dengan Perilaku Kekerasan. ".
Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Tri Monja selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharap
kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari. Demikian semoga makalah ini
memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi kami, Aamiin.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................6
A. Pengertian kekerasan............................................................................................................6
B. Bentuk-Bentuk Kekerasa Terhadap Anak............................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................................8
BAB IV..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
A. Kesimpulan.........................................................................................................................25
B. Saran...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan menyakitkan secara fisik atau
emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking, penelantaran, eksploitasi yang mengakibatkan
cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.
1. Kekerasan terhadap anak dapat terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk pada saat
di rumah, di tempat bermain bahkan di sekolah.Padahal sekolah merupakan tempat
dimana anak menerima pendidikan moral, etika dan akademik, bahkan menjadi rumah
kedua bagi anak. Namun, kenyataannya justru di sebagian sekolah terjadi kasus
kekerasan. Baik yang dilakukan oleh teman sepermainan, senior, guru atau penjaga
kebersihan sekolah.
5. Kasus kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di kota besar, bahkan terjadi hingga
ke kota kecil. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
4
Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap anak di kota Tegal. Pada tahun
2013 terdapat 8 korban dan 12 pelaku. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 19 korban
dan 21 pelaku. Dari 19 korban tersebut terbanyak berusia 13-18 tahun yaitu 18 orang.
6. Sesungguhnya kekerasan yang terjadi terhadap anak jumlahnya lebih besar dari data
yang ada. Hal ini disebabkan masih banyak yang tidak melaporkan tindak kekerasan
yang didapat. Selain itu, dari data tersebut belum ada data yang signifikan menunjukan
tentang kekerasan yang terjadi di sekolah.Padahal kekerasan yang terjadi di sekolah.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian kekerasan
Kekerasan umumnya ditujukan kepada kelompok yang dianggap lemah. Anak merupakan
salah satu kelompok yang rentan mendapatkan perilaku kekerasan.Manusia disebut sebagai
anak dengan pengukuran atau batasan usia. Kondisi ini tercermin dari perbedaan batasan usia
di setiap negara. Setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia
yang dikategorikan sebagai anak. Di Amerika Serikat menentukan batas umur antara 8-18
tahun dikatakan anak, Australia di menentukan batas umur 8-16 tahun dikatakan anak,Inggris
menentukan antara 12-16 tahun disebut sebagai anak, Srilangka anak 8-16 tahun, Jepang dan
Korea 14-20 tahun, Taiwan menentukan batasan anak 14-18 tahun, Kamboja batas usia anak
15-18 tahun, dan negara-negara ASEAN untuk Malaysia 7-18 tahun, Singapura 7-16
tahun.13 Sedangkan di negara Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak
No 23 Tahun 2002, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk
anak yang masih dalam kandungan.Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk/tindakan
perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking,
penelantaran, eksploitasi komersial termasuk eksploitasi seksual komersial anak yang
mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak,
kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakuk an dalam
konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan.
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata ataupun potensial terhadap anak sebagai
akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan orang lain.
6
2. Kekerasan Seksual
3. Kekerasan Emosional
Suatu perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan atau sangat mungkin akan
mengakibatkan gangguan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan
sosial. Contohnya seperti pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan anak,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan, atau
perlakuan lain yang kasar atau penolakan.
4. Penelantaran anak
Ketidak pedulian orang tua atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan
mereka. Kelalaian di bidang kesehatan seperti penolakan atau penundaan memperoleh
layanan kesehatan, tidak memperolehkecukupan gizi dan perawatan medis. Kelalaian di
bidang pendidikan meliputi pembiaran mangkir (membolos) sekolah yang berulang, tidak
menyekolahkan pada pendidikan yang wajib diikuti setiap anak, atau kegagalan memenuhi
kebutuhan pendidikan yang khusus. Kelalaian di bidang fisik meliputi pengusiran dari
rumah dan pengawasan yang tidak memadai. Kelalaian di bidang emosional meliputi
kurangnya perhatian, penolakan atau kegagalan memberikan. perawatan psikologis,
kekerasan terhadap pasangan di hadapan anak dan pembiaran penggunaan rokok, alkohol
dan narkoba oleh anak.
5. Eksploitasi anak
Penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntunganorang lain,
termasuk pekerja anak dan prostitusi. Kegiatan ini merusak atau merugikan kesehatan fisik
dan mental, perkembangan pendidikan,spiritual, moral dan sosial - emosional anak.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Ruang rawat: Merpati Tanggal di rawat : 10 Agustus 2020
A. Identitas Klien
Insial Klien : Tn.D
Umur : 39 tahun
No MR : 03-09-25
Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2020
Informal : Pasien
Alamat lengkap : Jln. Dalam Gadang, Lubuk Begalung, Kec. Lubuk Begalung, Padang
B. Alasan Masuk
Pasien masuk melalui IGD RSJ Prof. Hb Saanin Padang pada tanggal 10 Agustus 2020
diantar oleh keluarga untuk yang kesekian kalinya,pasien masuk sudah berulang kali,
masuk lagi dengan keluhan keluhan klien gelisah sejak 10 hari yang lalu dengan gejala
marah – marah tanpa sebab, bicara kotor, melempar rumah orang lain dengan batu,
membakar baju, bicara – bicara sendiri, klien ada melihat bayangan dan mendengar suara
– suara menganggu lingkungan, merusak motor tetangga, curiga curiga ada kepada orang
– orang disekitar. Klien suka jalan keluar rumah tanpa tujuan, tidak pulang 1 bulan ini,
jadi gelandangan, makan 54 kurang, tidur malam kurang. Usaha keluarga saat pasien
megamuk di rumah adalah diikat dan dikurung di kamar.
C. Faktor Predisposisi
b. Pengobatan sebelumnya
Klien pernah berobat sebelumnya di RSJ padang dan pulang di jemput kelurga dengan
tenang, selama di rumah klien tidak mau minum obat.
c. Trauma
- Aniaya Fisik
Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik sebelumnya, klien mengatakan juga
tidak pernah melakukan penganiayaan fisik kepada orang lain serta klien juga tidak
pernah melihat penganiayaan fisik sebelumnya.
8
- Aniaya seksual
Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban maupun saksi yang mengalami
aniaya seksual.
- Penolakan
Klien tidak pernah mengalami penolakan oleh keluraga, tetapi klien mengalami
penolakan oleh lingkungan karena pernah di rawat di RSJ.
- Tindakan krimal
Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban dan saksi dalam tindakan
kriminal.
Klien mengatakan tidak ada anggota kelurga yang mengalami gangguan jiwa.
Klien mengatakan mengalami masa lalu yang kurang menyenangkan karena orang tua
laki – lakinya meninggal saat dia berusia 16 tahun.
D. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 120/ 80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,70c
Pernafasan : 19 x/i
- Ukuran
9
Berat badan : 68 kg
b. Konsep diri
- Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya. Tidak ada bagian tubuh yang
tidak disukai pasien.
- Identitas diri
Klien mengatakan belum pernah menikah, klien saat ini tinggal bersama orang tuanya,
serta kedua adik perempuannya. Klien mengatakan Cuma tamatan SD dan tidak memiliki
pekerjaan dan mengatakan dirinya seorang laki-laki.
- Peran diri
- Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa pulang dan dapat berkumpul dengan
keluarganya.
- Harga diri
Klien mengatakan merasa bahwa tidak ada yang menyayangi dirinya dank lien merasa
dirinya tidak dihargai masyarakat dan teman-teman karena orang mengejek dengan
kondisinya pada saat ini.
c. Hubungan sosial
- Orang terdekat
Klien mengatakan orang terdekat dengannya adalah ibunya. Klien mengatakan sering
berkeluh kesah dengan ibunya dan sangat menyayangi ibunya. Ibunya tempat bercerita
dan selalu mendukung serta menyemangati klien.
10
- Hambatan dalam hubungan orang lain
Klien mengatakan tidak mau mengikuti kegiatan masyarakat, klien mengatakan malu
dengan keadaannya karena, tetangga tau klien dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Selama
diruangan rawatan pasien berkomunikasi baik dengan teman-temannya.
d. Spiritual
Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini kalau tuhan akan menyembuhka nya
klien mengatakan jarang melakukan ibadah sholat.
- Kegiatan ibadah
Klien beragama islam, klien tampak mengerjakan shalat sesuai dengan waktu shalat.
Klien tampak jarang membaca alquran. Klien shalat dengan berlawanan dengan arah
kiblat, tampak klien shalat wudhu terlebih dahulu dan rakaat shalat sering salah.
E. Status mental
a. Penampilan
Klien tampak kurang rapi, klien menggunakan pakaian rumah sakit, gigi klien tampak
tidak bersih. Pakaian tampak tidak rapi, rambut klien botak, kerah baju sering tidak
dirapikan tampak pakaian lusuh dan kotor, cara memakai celana sering terbalik., jarang
gosok gigi, mulut klien berbau. Mandi jarang menggunakan sabun. Klien tampak tidak
pandai berhias atau berdandan. Kuku klien tampak panjang dan kotor. Kadang kadang
klien tidak memakai sendal jika berjalan.
b. Pembicaraan
Pada saat berbincang-bincang suara keras, jelas, dan mempertahankan kontak mata, mata
melotot. klien sering memulai pembicaraan, pembicaran berpindah-pindah dari satu
kalimat ke kalimat yang lain yang tidak ada kaitannya.
c. Aktivitas motorik
11
Masalah keperawatan: Perilaku Kekerasan
d. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena di rawat di rumah sakit jiwa,dan dijauhi oleh orang
sekitar.
e. Afek
Klien tampak masih labil dimana emosi klien mudah berubah dan cepat marah saat
keinginanya tidak terpenuhi.
g. Persepsi
Klien mengatakan saat baru masuk kerumah sakit, klien mendengar suara-suara bisikan
( yang megajak klien berbicara ), klien mengatakan mendengar suara – suara tersebut di
pagi hari dan malam hari, klien mengatakan sering melihat dan mendengar suara bisikan
terutama saat sendiri dan klien larut dalam halusinasinya berbicara sendiri dan tertawa
sendiri. . Selama perawatan dirumah sakit klien mengatakan masih mendengar bisikan
yang mengganggu nya, klien terkadang tampak berbicara dan tertawa sendiri. Klien tidak
tau cara menghilangkan bisikan-bisikan yang datang.
h. Proses pikir
Saat interaksi pembicaraan klien dapat dimengerti namun terkadang klien tidak
nyambung dari satu topik ke topik lainnya. Saat ditanya mengenai alasan masuk rumah
sakit jiwa klien dapat menjawabnya.
i. Isi pikir
12
Klien mengatakan pemikiran nya hanya ingin cepat sembuh dan pulang saja.
j. Tingkat kesadaran
Saat wawancara klien bisa menyebutkan waktu, tempat dan hari. Klien juga dapat
menjelaskan sekarang klien ada di rumah sakit jiwa untuk berobat.
k. Memori
- Jangka panjang
Klien tidak mampu mengingat kejadian pertama kali dia di rawat di rumah sakit jiwa.
- Jangka pendek
- Saat ini
Saat wawancara klien ingat jam berapa klien bangun, namun lupa berapa lama klien tidur
malam.
Konsentrasi klien mudah teralihkan, klien mampu berhitung dan saat ditanya 2+3 klien
menjawab 5, dan klien juga dapat menjawab 7-3=4.
m. Kemampuan penenilaian
Saat wawancara klien di ajukan pertanyaan mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi, klien menjawab secara mandiri mandi dulu sebelum makan
Klien menyadari bahwa dirinya saat ini di RSJ, klien menyadari akan penyakitnya
sendiri, klien tidak menyalahkan orang lain atas penyakit yang dideritanya.
13
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
a. Makan
Klien mengatakan makan 3x sehari dan menghabiskan makanan yang di sediakan rumah
sakit, klien tidak memiliki alergi. Selebihnya klien tidak ada pantangan makanan. Saat
setelah makan klien tidak pandai merapikan tempat makan nya dan klien makan
berlepotan.
Klien mengatakan selama di rumah sakit BAB dan BAK di WC, klien juga mampu
membersihkan diri sesaat setelah BAB/BAK. klien mampu melakukan dengan mandiri.
c. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x secara mandiri, klien dapat menyikat giginya namun
terkadang tidak menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut jarang-jarang, klien
dapat menggunting kukunya namun tidak dilakukan, kuku klien tampak panjang.
Klien mengatakan tidur malam jam 21.00 wib dan bangun pagi hari, klien mengatakan
sering terbangun saat tidur malam, klien mengatakan tidur siang ada namun hanya
sebentar.
f. Penggunaan obat
Saat wawancara Klien tidak dapat menyebutkan nama obat, fungsi obat dan prinsip 6
benar minum obat.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan setelah keluar rumah sakit, klien akan melakukan rawat jalan dirumah
sakit tempat tinggalnya, klien juga didukung oleh orang tuanya untuk tetap
berobat/kontrol dirumah sakit.
14
Klien mengatakan melakukan kegiatan di rumah, klien mengatakan jika dirumah klien
sering menyapu, mengepel dan mencuci piring. klien mengatakan jika klien pulang klien
masih ingin terlibat kegiatan di dalam rumah dan membantu keluarganya.
Klien mengatakan sejak sakit tidak pernah lagi mengikuti aktivitas sosial di masyarakat.
Klien mengatakan suka keluar rumah, untuk jalan-jalan sendiri di lingkungan rumahnya.
G. Mekanisme Koping
a. Koping adaptif
Klien mengikuti kegiatan senam setiap pagi, klien jarang berkomunikasi dengan teman
yang lain.
b. Koping maladaptif
Klien kadang tampak berbicara sendiri, klien sering mondar-mandir. klien cenderung
mengikuti kemauan sendiri
Klien mengatakan mengenal dengan kelompok masyarakat sekitarnya, tetapi klien jarang
berpatisipasi dalam acara atau kegiatan di masyarakat.
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan. Klien tampak jarang
berbincang-bincang dengan pasien lain diruang melati.
15
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar rumahnya.
f. Masalah ekonomi
I. Masalah Pengetahuan
Klien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit, namun klien tidak tahu tentang
penyakitnya dan obat yang dikonsumsinya.
J. Aspek Medik
a. Diagnosa medis
Terapi medik
- Haloperidol : 2x5 mg
- Risperidon : 2x2mg
- Lorazepam : 1x2 mg
- Clozepin : 1x50 mg
- THP : 2x2 mg
- Asam valpurut : 2x 125 mg
16
II. Asuhan Keperawatan
A. Data Fokus
B. Analisa Data
NO SYMPTOM DX
1. DS Perilaku kekerasan
- Klien keluarga mengatakan klien
sering marah-marah
- Klien mengatakan kalau keinginan
klien tidak dituruti maka klien marah
dan banting barang-barang
DO
- Klien tampak mondar-mandir
- Klien terkadang berbicara keras
- Pandangan mata tajam
- Berbicara kasar
- klien sering marah-marah
- klien marah jika keinginan tidak
dituruti
DO
- Klien tampak berbicara sendiri
17
- Klien tampak mondar-mandir
- Klien tampak berbicara ngawur
- Klien tertawa sendiri
18
C. Intervensi Keperawatan
19
Kamis, 9 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawat
Persepsi 1. Identifikasi tanda
Septembe keperawatan 1X24 jam
Sensori dan gejala waham
r 2021 Halusinas: klien diharapkan: 2. Bantu orientasi
Pendengaran realita : panggila,
orientasi waktu, orang
Klien dapat membina
dan tempat
hubungan saling percaya.
3. Diskusikan
- Klien dapat mengenal
kebutuhan pasien yang
halusinasinya.
tidak terpenuhi
- Klien dapat mengontrol
4. Bantu pasien
halusinasinya dengan
memenuhi
menghardik
kebutuhannya secara
realistis.
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
pemenuhan kebutuhan
20
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa
Hari/tgl Tindakan Keperawatan Respon Klien Paraf
Kepewatan
Kamis, 9 Perilaku 1. Membina hubungan S: Perawat
saling percaya - Klien mengatakan
Septembe kekerasan
a. Mengucapkan salam mau mengontrol marah
r 2021 teraupetik dengan latihan fisik 1
b. Berjabat tangan dan 2
sambil menyebutkan - Klien mengatakan
nama perawat. lebih tenang setelah
c. Menjelaskan tujuan latihan fisik 1 dan 2
interasksi. - Klien mengatakan
d. Membuat kontrak merasa agak tenang
topik,waktu, dan setelah diberikan terapi
tempat setiap kali musik.
bertemu.
e. Memberi rasa aman O:
dan sikap empati - Klien tampak terbuka
2. mengidentifikasi dengan perawat
penyebab perasaan - Klien mampu
marah, tanda gejala menyebutkan
yang dirasakan, penyebab, tanda, gejala
perilaku kekerasan dan akibat perilaku
yang dilakukan, akibat kekerasan.
PK yang dilakukan - Klien tampak mampu
3. Menjelaskan cara mengulang kembali
mengontrol perilaku latihan fisik : tarik
kekerasan: fisik, obat, nafas dalam dan pukul
verbal, spritual. bantal.
4. Melatih cara - Klien tampak lebih
mengontrol perilaku tenang setelah
kekrasan dengan cara melakukan latihan fisik
fisik 1 (tarik nafas 1 dan 2
dalam ) dan 2 - Klien tampak tenang
(memukul kasur atau agak setelah diberikan
bantal ) terapi musik.
5. Melakukan
penerapan terapi musik A :Masalah teratasi
6. Memasukkan pada sebagian
jadwal kegiatan untuk P: Intervensi di
latihan fisik. lanjutkan
21
r 2021 Halusinas: jenis halusinasi klien saya sukanya di
Pendengaran 3. Mengidentifikasi isi panggil “alan”
halusinasi klien - Pasien mengatakan
4. Memberikan waktu masih mendengar
halusinasi klien suara-suara yang tidak
5. Mengidentifikasi berwujud nyata.
frekuensi halusinasi
klien O:
6. Mengidentifikasi - Pasien mau menjawab
situasi yang dan menyebutkan nama
menimbulkan pada perawat dan
halusinasi membalas salam, mau
7. Menjelaskan cara berjabat tangan
mengontrol halusinasi - Pasien mampun
8. Mengajarkan klien mengenal jenis
cara pertama (pendengaran) ,
menghardik halusinasi isi(suara-suara bisikan
9. Mendiskusikan mengajak berbicara),
manfaat cara yang waktu (siang dan
dilakukan klien dan malam hari), frekuensi
memberi pujian. (3 x dalam 1 hari),
10. Menganjurkan situasi (halusinasi
klien untuk muncul saat pasien
memasukkan cara sedang sendiri).
menghardik kedalam - Pasien tampak
kegiatan harian mengikuti perawat cara
menghardik halusinasi
dengan menutup
telinga dan mengatakan
“Pergi jangan ganggu
saya kamu tidak nyata”
A : Masalah teratasi
sebagian
(Halusinasi terkontrol)
P : intervensi
dilanjutkan
F. Evaluasi Keperawatan
22
Hari/tgl Diagnosa Evaluasi Ttd
Keperawatan
Kamis, 9 Perilaku S: Perawat
- Klien mengatakan mau mengontrol marah
Septembe Kekerasan
dengan latihan fisik 1 dan 2
r 2021 - Klien mengatakan lebih tenang setelah latihan
fisik 1 dan 2
- Klien mengatakan merasa agak tenang setelah
diberikan terapi musik.
O:
- Klien tampak terbuka dengan perawat
- Klien mampu menyebutkan penyebab, tanda,
gejala dan akibat perilaku kekerasan.
- Klien tampak mampu mengulang kembali
latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul bantal.
- Klien tampak lebih tenang setelah melakukan
latihan fisik 1 dan 2
- Klien tampak tenang agak setelah diberikan
terapi musik.
O:
- Pasien mau menjawab dan menyebutkan nama
pada perawat dan membalas salam, mau berjabat
tangan
- Pasien mampun mengenal jenis (pendengaran) ,
isi(suara-suara bisikan mengajak berbicara),
waktu (siang dan malam hari), frekuensi (3 x
dalam 1 hari), situasi (halusinasi muncul saat
pasien sedang sendiri).
- Pasien tampak mengikuti perawat cara
menghardik halusinasi dengan menutup telinga
dan mengatakan “Pergi jangan ganggu saya kamu
tidak nyata”
23
(Halusinasi terkontrol)
P : intervensi dilanjutkan
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.D maka dapat disimpulkan:
1. Pengkajian yang didapatkan pada Tn.D yaitu data subjektif yaitu klien mengatakan ia
sering marah – marah tampa sebab. Data objektif Tn.D tampak mondar-mandir,
pandangan tajam, dan marahmarah tanpa sebab.
2. Diagnosa utama muncul saat dilakukan pengkajian pada Tn. D yaitu Perilaku
kekerasan
3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa yang muncul dan dibuat
berdasarkan rencana asuhan keperawatan secara teoritis. Rencana tindakan yang
dilakukan pada Tn.D yaitu : mengajarkan individu pelaksanaan Sp1-Sp4 perilaku
kekerasan untuk negontrol perilaku kekerasan, dan mengajarkan kepada pasien penerapan
terapi musik dalam mengontrol perilaku kekerasan.
4. Dalam asuhan keperawatan Tn.D dengan perilaku kekerasan telah disesuaikan dengan
intervensi yang dibuat oleh penulis. Penulis melaksanakan Sp 1- Sp 4 yaitu cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur, bantal, 6 benar obat, berbicara dengan baik : meminta dan menolak dengan
baik.dengan cara spiritual, dan melakukan penerapan terapi musik.
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Dari diagnosa keperawatan
yang telah ditegakkan dan implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan didapatkan hasil yang dicantumkan dalam evaluasi sebagai
berikut : masalah perilaku kekerasan terkontrol.
B. Saran
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Andri & Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Surabaya : Mitra Wacana Media.
As’ad & Soetjipto, ( 2000). Agresi Pasien dan strategi coping perawat. Skripsi Psikologi
Indonesia
Amino Gondoutomo.
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta :Balitbang
Kemenkes RI.
Depkes RI. (2010). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :Depkes RI.
Direja, A. H. S. ( 2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi I. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Djohan, 2006, Terapi Musik “ Teori dan Aplikasi, Galang Press: Yogyakarta.
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hawari, Dadang.2013. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi.Cetakan Keempat Edisi II. Jakarta,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ismaya, A ( 2019). Penerapan terapi musik klasik untuk menurunkan tanda dan gejala pasien
resiko perilaku kekerasan di rumah singgah dosaraso kebumen
27