Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Asuhan Keperawatan dengan Perilaku Kekerasan

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

1. Adhwa Nafisa Aulia


2. Adriani Azhri Amazia
3. Azzahra Tiara Permatasari
4. Desita Fitri Aulia
5. Ayu Alfiah
6. Rapika Yanti
7. Nurul Sofiya
8. Tazkiah Aulia

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA DHARMA HUSADA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan begitu banyak
nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikamat yang telah di
dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran. Dengan nikmat dan hidayah-Nya
pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan topic
“Asuhan Keperawatan dengan Perilaku Kekerasan. ".

Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Tri Monja selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharap
kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari. Demikian semoga makalah ini
memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi kami, Aamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................6
A. Pengertian kekerasan............................................................................................................6
B. Bentuk-Bentuk Kekerasa Terhadap Anak............................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................................8
BAB IV..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
A. Kesimpulan.........................................................................................................................25
B. Saran...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan menyakitkan secara fisik atau
emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking, penelantaran, eksploitasi yang mengakibatkan
cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

1. Kekerasan terhadap anak dapat terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk pada saat
di rumah, di tempat bermain bahkan di sekolah.Padahal sekolah merupakan tempat
dimana anak menerima pendidikan moral, etika dan akademik, bahkan menjadi rumah
kedua bagi anak. Namun, kenyataannya justru di sebagian sekolah terjadi kasus
kekerasan. Baik yang dilakukan oleh teman sepermainan, senior, guru atau penjaga
kebersihan sekolah.

2. Dalam Pasal 54 Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


mengatakan bahwa anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya
di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya, selain itu
dalam Pasal 72 mengatakan masyarakat dan lembaga pendidikan untuk berperan dalam
perlindungan anak, dalamnya melakukan upaya pencegahan kekerasan terhadap anak
di lingkungannya.Angka kekerasan terhadap anak di sekolah terus meningkat.

3. Berdasarkan pemberitaan surat kabar nasional yang dirangkum oleh Komisi


Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) selama tahun 2007, dari 555 kekerasan terhadap
anak yang muncul, 11,8% kekerasan terjadi di sekolah. Pada tahun 2008
diterapkanmetode yang sama, persentasenya meningkat menjadi 39%.

4. Kemudian di sepanjang tahun 2012, tingkat kekerasan di sekolah pun meningkat


mencapai 87,6% dimana anak mengaku pernah mengalami kekerasan di lingkungan
sekolah dalam berbagai bentuk. Dari angka 87,6% tersebut, sebanyak 29,9% kekerasan
di lakukan oleh guru, 42,1% dilakukan oleh teman sekelas, 28,0% dilakukan oleh
teman lain kelas.

5. Kasus kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di kota besar, bahkan terjadi hingga
ke kota kecil. Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan

4
Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap anak di kota Tegal. Pada tahun
2013 terdapat 8 korban dan 12 pelaku. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 19 korban
dan 21 pelaku. Dari 19 korban tersebut terbanyak berusia 13-18 tahun yaitu 18 orang.

6. Sesungguhnya kekerasan yang terjadi terhadap anak jumlahnya lebih besar dari data
yang ada. Hal ini disebabkan masih banyak yang tidak melaporkan tindak kekerasan
yang didapat. Selain itu, dari data tersebut belum ada data yang signifikan menunjukan
tentang kekerasan yang terjadi di sekolah.Padahal kekerasan yang terjadi di sekolah.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian kekerasan

Definisi kekerasan menurut para ahli adalah sebagai berikut : Kaplan dan Sundeen,


perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,maupun lingkungan.

Menurut Straus dan Gelles (1988) kekerasan terhadap anak merupakan pemberian


hukuman fisik dengan tujuan agar anak tidak
nakal. Kekerasan terhadap anak mengacu pada tindakan meninju, menggigit, memukul, dan
usaha menikam anak (Gelles dalam Krahe, 2005).

Kekerasan umumnya ditujukan kepada kelompok yang dianggap lemah. Anak merupakan
salah satu kelompok yang rentan mendapatkan perilaku kekerasan.Manusia disebut sebagai
anak dengan pengukuran atau batasan usia. Kondisi ini tercermin dari perbedaan batasan usia
di setiap negara. Setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia
yang dikategorikan sebagai anak. Di Amerika Serikat menentukan batas umur antara 8-18
tahun dikatakan anak, Australia di menentukan batas umur 8-16 tahun dikatakan anak,Inggris
menentukan antara 12-16 tahun disebut sebagai anak, Srilangka anak 8-16 tahun, Jepang dan
Korea 14-20 tahun, Taiwan menentukan batasan anak 14-18 tahun, Kamboja batas usia anak
15-18 tahun, dan negara-negara ASEAN untuk Malaysia 7-18 tahun, Singapura 7-16
tahun.13 Sedangkan di negara Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak
No 23 Tahun 2002, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk
anak yang masih dalam kandungan.Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk/tindakan
perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking,
penelantaran, eksploitasi komersial termasuk eksploitasi seksual komersial anak yang
mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak,
kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakuk an dalam
konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan.

B. Bentuk-Bentuk Kekerasa Terhadap Anak

Ada beberapa jenis-jenis kekerasan terhadap anak, meliputi:

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata ataupun potensial terhadap anak sebagai
akibat dari tindakan kekerasan yang dilakukan orang lain.

6
2. Kekerasan Seksual

Kekerasan terhadap anak dalam kegiatan seksual yang tidak dipahaminya.Kekerasan


seksual meliputi eksploitasi seksual dalam prostitusi atau pornografi, perabaan, memaksa
anak untuk memegang kemaluan orang lain, hubungan seksual, perkosaan, hubungan
seksual yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hubungan darah (incest), dan sodomi.

3. Kekerasan Emosional

Suatu perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan atau sangat mungkin akan
mengakibatkan gangguan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan
sosial. Contohnya seperti pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan anak,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan, atau
perlakuan lain yang kasar atau penolakan.

4. Penelantaran anak

Ketidak pedulian orang tua atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan
mereka. Kelalaian di bidang kesehatan seperti penolakan atau penundaan memperoleh
layanan kesehatan, tidak memperolehkecukupan gizi dan perawatan medis. Kelalaian di
bidang pendidikan meliputi pembiaran mangkir (membolos) sekolah yang berulang, tidak
menyekolahkan pada pendidikan yang wajib diikuti setiap anak, atau kegagalan memenuhi
kebutuhan pendidikan yang khusus. Kelalaian di bidang fisik meliputi pengusiran dari
rumah dan pengawasan yang tidak memadai. Kelalaian di bidang emosional meliputi
kurangnya perhatian, penolakan atau kegagalan memberikan. perawatan psikologis,
kekerasan terhadap pasangan di hadapan anak dan pembiaran penggunaan rokok, alkohol
dan narkoba oleh anak.

5. Eksploitasi anak

Penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas lain untuk keuntunganorang lain,
termasuk pekerja anak dan prostitusi. Kegiatan ini merusak atau merugikan kesehatan fisik
dan mental, perkembangan pendidikan,spiritual, moral dan sosial - emosional anak.

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Ruang rawat: Merpati Tanggal di rawat : 10 Agustus 2020

A. Identitas Klien
Insial Klien : Tn.D
Umur : 39 tahun
No MR : 03-09-25
Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2020
Informal : Pasien
Alamat lengkap : Jln. Dalam Gadang, Lubuk Begalung, Kec. Lubuk Begalung, Padang

B. Alasan Masuk
Pasien masuk melalui IGD RSJ Prof. Hb Saanin Padang pada tanggal 10 Agustus 2020
diantar oleh keluarga untuk yang kesekian kalinya,pasien masuk sudah berulang kali,
masuk lagi dengan keluhan keluhan klien gelisah sejak 10 hari yang lalu dengan gejala
marah – marah tanpa sebab, bicara kotor, melempar rumah orang lain dengan batu,
membakar baju, bicara – bicara sendiri, klien ada melihat bayangan dan mendengar suara
– suara menganggu lingkungan, merusak motor tetangga, curiga curiga ada kepada orang
– orang disekitar. Klien suka jalan keluar rumah tanpa tujuan, tidak pulang 1 bulan ini,
jadi gelandangan, makan 54 kurang, tidur malam kurang. Usaha keluarga saat pasien
megamuk di rumah adalah diikat dan dikurung di kamar.

C. Faktor Predisposisi

a. Gangguan jiwa di masa lalu


Klien mengalami sakit sejak ± 15 tahun yang lalu. Saat ini klien dirawat untuk yang
ketiga kalinya, terakhir dirawat bulan April 2020 pulang dengan tenang dijemput
keluarga.

b. Pengobatan sebelumnya
Klien pernah berobat sebelumnya di RSJ padang dan pulang di jemput kelurga dengan
tenang, selama di rumah klien tidak mau minum obat.

Masalah keperawatan : Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik

c. Trauma

- Aniaya Fisik

Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik sebelumnya, klien mengatakan juga
tidak pernah melakukan penganiayaan fisik kepada orang lain serta klien juga tidak
pernah melihat penganiayaan fisik sebelumnya.

8
- Aniaya seksual

Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban maupun saksi yang mengalami
aniaya seksual.

- Penolakan
Klien tidak pernah mengalami penolakan oleh keluraga, tetapi klien mengalami
penolakan oleh lingkungan karena pernah di rawat di RSJ.

- Kekerasan dalam keluarga

Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban dalam kekerasan keluarga.

- Tindakan krimal

Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban dan saksi dalam tindakan
kriminal.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan tidak ada anggota kelurga yang mengalami gangguan jiwa.

Masalah keperwatan: Tidak ada masalah

e. Masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan mengalami masa lalu yang kurang menyenangkan karena orang tua
laki – lakinya meninggal saat dia berusia 16 tahun.

Masalah keperawatan: Respon pasca trauma

D. Pemeriksaan fisik

a. Tanda-tanda vital

TD : 120/ 80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,70c
Pernafasan : 19 x/i

- Ukuran

Tinggi badan : 168 cm

9
Berat badan : 68 kg

b. Konsep diri

- Citra tubuh

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya. Tidak ada bagian tubuh yang
tidak disukai pasien.

- Identitas diri
Klien mengatakan belum pernah menikah, klien saat ini tinggal bersama orang tuanya,
serta kedua adik perempuannya. Klien mengatakan Cuma tamatan SD dan tidak memiliki
pekerjaan dan mengatakan dirinya seorang laki-laki.

- Peran diri

Klien mengatakan tugasnya sebagai anak belum mampu membahagiakan keluarganya


khususnya orang tuanya. Dan sebagai anak belum bisa membantu perekonomian
keluarga.

- Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa pulang dan dapat berkumpul dengan
keluarganya.

- Harga diri

Klien mengatakan merasa bahwa tidak ada yang menyayangi dirinya dank lien merasa
dirinya tidak dihargai masyarakat dan teman-teman karena orang mengejek dengan
kondisinya pada saat ini.

Masalah keperawatan: Harga diri rendah

c. Hubungan sosial

- Orang terdekat

Klien mengatakan orang terdekat dengannya adalah ibunya. Klien mengatakan sering
berkeluh kesah dengan ibunya dan sangat menyayangi ibunya. Ibunya tempat bercerita
dan selalu mendukung serta menyemangati klien.

- Peran kerja dan kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan jarang/tidak pernah mengikuti kegiatan sosial ataupun kegiatan


keagamaan seperti pengajian, goro bersama masyarakat.

10
- Hambatan dalam hubungan orang lain

Klien mengatakan tidak mau mengikuti kegiatan masyarakat, klien mengatakan malu
dengan keadaannya karena, tetangga tau klien dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Selama
diruangan rawatan pasien berkomunikasi baik dengan teman-temannya.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

d. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini kalau tuhan akan menyembuhka nya
klien mengatakan jarang melakukan ibadah sholat.
- Kegiatan ibadah

Klien beragama islam, klien tampak mengerjakan shalat sesuai dengan waktu shalat.
Klien tampak jarang membaca alquran. Klien shalat dengan berlawanan dengan arah
kiblat, tampak klien shalat wudhu terlebih dahulu dan rakaat shalat sering salah.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

E. Status mental

a. Penampilan

Klien tampak kurang rapi, klien menggunakan pakaian rumah sakit, gigi klien tampak
tidak bersih. Pakaian tampak tidak rapi, rambut klien botak, kerah baju sering tidak
dirapikan tampak pakaian lusuh dan kotor, cara memakai celana sering terbalik., jarang
gosok gigi, mulut klien berbau. Mandi jarang menggunakan sabun. Klien tampak tidak
pandai berhias atau berdandan. Kuku klien tampak panjang dan kotor. Kadang kadang
klien tidak memakai sendal jika berjalan.

Masalah keperawatan: Defisit perawatan diri : Berdandan

b. Pembicaraan

Pada saat berbincang-bincang suara keras, jelas, dan mempertahankan kontak mata, mata
melotot. klien sering memulai pembicaraan, pembicaran berpindah-pindah dari satu
kalimat ke kalimat yang lain yang tidak ada kaitannya.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

c. Aktivitas motorik

Klien tampak tegang, klien tampak mondar-mandir, klien tampak gelisah

11
Masalah keperawatan: Perilaku Kekerasan

d. Alam perasaan

Klien mengatakan sedih karena di rawat di rumah sakit jiwa,dan dijauhi oleh orang
sekitar.

Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah

e. Afek

Klien tampak masih labil dimana emosi klien mudah berubah dan cepat marah saat
keinginanya tidak terpenuhi.

Masalah keperawatan: Perilaku Kekerasan

f. Interaksi selama wawancara


Saat melakukan wawancara klien kurang kooperatif dimana saat perawat mengajukan
pertanyaan klien menjawab dengan jelas, klien mudah tersinggung dan kadang-kadang
klien berbicara ngaur. Saat klien diwawancara klien ada menatap perawat, kadang –
kadang memalingkan muka.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

g. Persepsi

Klien mengatakan saat baru masuk kerumah sakit, klien mendengar suara-suara bisikan
( yang megajak klien berbicara ), klien mengatakan mendengar suara – suara tersebut di
pagi hari dan malam hari, klien mengatakan sering melihat dan mendengar suara bisikan
terutama saat sendiri dan klien larut dalam halusinasinya berbicara sendiri dan tertawa
sendiri. . Selama perawatan dirumah sakit klien mengatakan masih mendengar bisikan
yang mengganggu nya, klien terkadang tampak berbicara dan tertawa sendiri. Klien tidak
tau cara menghilangkan bisikan-bisikan yang datang.

Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

h. Proses pikir

Saat interaksi pembicaraan klien dapat dimengerti namun terkadang klien tidak
nyambung dari satu topik ke topik lainnya. Saat ditanya mengenai alasan masuk rumah
sakit jiwa klien dapat menjawabnya.

Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir.

i. Isi pikir

12
Klien mengatakan pemikiran nya hanya ingin cepat sembuh dan pulang saja.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

j. Tingkat kesadaran

Saat wawancara klien bisa menyebutkan waktu, tempat dan hari. Klien juga dapat
menjelaskan sekarang klien ada di rumah sakit jiwa untuk berobat.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

k. Memori

- Jangka panjang

Klien tidak mampu mengingat kejadian pertama kali dia di rawat di rumah sakit jiwa.

- Jangka pendek

Klien mengatakan mengingat hal-hal yang baru dilakukanya.

- Saat ini

Saat wawancara klien ingat jam berapa klien bangun, namun lupa berapa lama klien tidur
malam.

l. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

Konsentrasi klien mudah teralihkan, klien mampu berhitung dan saat ditanya 2+3 klien
menjawab 5, dan klien juga dapat menjawab 7-3=4.

Masalah keperawatan: Gangguan Konsentrasi

m. Kemampuan penenilaian

Saat wawancara klien di ajukan pertanyaan mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi, klien menjawab secara mandiri mandi dulu sebelum makan

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

n. Daya tilik diri

Klien menyadari bahwa dirinya saat ini di RSJ, klien menyadari akan penyakitnya
sendiri, klien tidak menyalahkan orang lain atas penyakit yang dideritanya.

13
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

F. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Klien mengatakan makan 3x sehari dan menghabiskan makanan yang di sediakan rumah
sakit, klien tidak memiliki alergi. Selebihnya klien tidak ada pantangan makanan. Saat
setelah makan klien tidak pandai merapikan tempat makan nya dan klien makan
berlepotan.

b. BAB dan BAK

Klien mengatakan selama di rumah sakit BAB dan BAK di WC, klien juga mampu
membersihkan diri sesaat setelah BAB/BAK. klien mampu melakukan dengan mandiri.

c. Mandi

Klien mengatakan mandi 2x secara mandiri, klien dapat menyikat giginya namun
terkadang tidak menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut jarang-jarang, klien
dapat menggunting kukunya namun tidak dilakukan, kuku klien tampak panjang.

d. Berpakaian dan berhias


Penampilan klien terlihat kurang rapi, kancing baju tidak dipasangkan, celana yang
dipakai klien terbalik, terkadang klien tidak memakai sandal, rambut klien botak.

e. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan tidur malam jam 21.00 wib dan bangun pagi hari, klien mengatakan
sering terbangun saat tidur malam, klien mengatakan tidur siang ada namun hanya
sebentar.

f. Penggunaan obat

Saat wawancara Klien tidak dapat menyebutkan nama obat, fungsi obat dan prinsip 6
benar minum obat.

g. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan setelah keluar rumah sakit, klien akan melakukan rawat jalan dirumah
sakit tempat tinggalnya, klien juga didukung oleh orang tuanya untuk tetap
berobat/kontrol dirumah sakit.

h. Kegiatan di dalam rumah

14
Klien mengatakan melakukan kegiatan di rumah, klien mengatakan jika dirumah klien
sering menyapu, mengepel dan mencuci piring. klien mengatakan jika klien pulang klien
masih ingin terlibat kegiatan di dalam rumah dan membantu keluarganya.

i. Kegiatan atau aktivitas di luar rumah

Klien mengatakan sejak sakit tidak pernah lagi mengikuti aktivitas sosial di masyarakat.
Klien mengatakan suka keluar rumah, untuk jalan-jalan sendiri di lingkungan rumahnya.

G. Mekanisme Koping

a. Koping adaptif

Klien mengikuti kegiatan senam setiap pagi, klien jarang berkomunikasi dengan teman
yang lain.

b. Koping maladaptif

Klien kadang tampak berbicara sendiri, klien sering mondar-mandir. klien cenderung
mengikuti kemauan sendiri

Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif

H. Masalah Psikososial dan Lingkungan

a. Masalah dengan dukungan kelompok

Klien mengatakan mengenal dengan kelompok masyarakat sekitarnya, tetapi klien jarang
berpatisipasi dalam acara atau kegiatan di masyarakat.

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan. Klien tampak jarang
berbincang-bincang dengan pasien lain diruang melati.

c. Masalah dengan pendidikan

Klien mengatakan tidak ada permasalahan dengan pendidikanya. Klien mengatakan


pendidikan terakhir yaitu SD

d. Masalah dengan pekerjaan

Klien mengatakan belum pernah bekerja.

e. Masalah dengan perumahan

15
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar rumahnya.

f. Masalah ekonomi

Klien mengatakan ingin bekerja dan membantu orang tua.

g. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien mengatakan tidak ada permasalahan dengan pelayanan kesehatan.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

I. Masalah Pengetahuan
Klien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit, namun klien tidak tahu tentang
penyakitnya dan obat yang dikonsumsinya.

Masalah keperawatan: Kurang pengetahuan

J. Aspek Medik
a. Diagnosa medis

- Skizofrenia tipe campuran

Terapi medik

- Haloperidol : 2x5 mg
- Risperidon : 2x2mg
- Lorazepam : 1x2 mg
- Clozepin : 1x50 mg
- THP : 2x2 mg
- Asam valpurut : 2x 125 mg

16
II. Asuhan Keperawatan

A. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


- Klien keluarga mengatakan klien sering - Klien tampak mondar-mandir
marah-marah - Klien terkadang berbicara keras
- Klien mengatakan kalau keinginan klien - Pandangan mata tajam
tidak dituruti maka klien marah dan banting - Berbicara kasar
barang-barang - klien sering marah-marah
- Klien mengatakan Mendengar bisikan- - klien marah jika keinginan tidak dituruti
bisikan - Klien tampak berbicara sendiri
- Klien mengatakan bisikan saat klien sendiri - Klien tampak mondar-mandir
- Klien juga pernah melihat bayangan hitam - Klien tampak berbicara ngawur
- Klien tertawa sendiri

B. Analisa Data

NO SYMPTOM DX
1. DS Perilaku kekerasan
- Klien keluarga mengatakan klien
sering marah-marah
- Klien mengatakan kalau keinginan
klien tidak dituruti maka klien marah
dan banting barang-barang

DO
- Klien tampak mondar-mandir
- Klien terkadang berbicara keras
- Pandangan mata tajam
- Berbicara kasar
- klien sering marah-marah
- klien marah jika keinginan tidak
dituruti

2. DS Gangguan Persepsi Sensori Halusinas:


- Klien mengatakan Mendengar Pendengaran
bisikan-bisikan
- Klien mengatakan bisikan saat klien
sendiri
- Klien juga pernah melihat bayangan
hitam

DO
- Klien tampak berbicara sendiri

17
- Klien tampak mondar-mandir
- Klien tampak berbicara ngawur
- Klien tertawa sendiri

18
C. Intervensi Keperawatan

Hari/tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Ttd


Keperawatan Keperawatan
Kamis, 9 Perilaku Setelah dilakukan tindakan Perawat
1. Bina hubungan
Septembe kekerasan keperawatan selama 1X24
saling percaya
r 2021 jam diharapkan klien a. Mengucapkan salam
teraupetik
mampu:
b. Berjabat tangan
- Menyebutkan penyebab sambil menyebutkan
perilaku kekerasan, tanda- nama perawat
tanda perilaku kekerasan, c. Menjelaskan tujuan
jenis perilaku kekerasan interasksi
yang pernah dilakukan dan d. Membuat kontrak
akibat dari perilaku topik,waktu, dan
kekerasan yang dilakukan. tempat setiap kali
- Dapat menyebutkan cara bertemu.
mencegah/mengontrol e. Beri rasa aman dan
perilaku kekerasan dengan sikap empati
latihan fisik. 2. Identifikasi
penyebab perasaan
marah, tanda gejala
yang dirasakan,
perilaku kekerasan
yang dilakukan akibat
PK yang dilakukan
3. Jelaskan cara
mengontrol perilaku
kekerasan: fisik, obat,
verbal, spiritual
4. Latih cara
mengontrol perilaku
kekrasan dengan cara
fisik 1 (tarik nafas
dalam ) dan 2
(memukul kasur atau
bantal )
5. Melakukan
penerapan terapi
musik
6. Masukkan pada
jadwal kegiatan untuk
latihan fisik

19
Kamis, 9 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawat
Persepsi 1. Identifikasi tanda
Septembe keperawatan 1X24 jam
Sensori dan gejala waham
r 2021 Halusinas: klien diharapkan: 2. Bantu orientasi
Pendengaran realita : panggila,
orientasi waktu, orang
Klien dapat membina
dan tempat
hubungan saling percaya.
3. Diskusikan
- Klien dapat mengenal
kebutuhan pasien yang
halusinasinya.
tidak terpenuhi
- Klien dapat mengontrol
4. Bantu pasien
halusinasinya dengan
memenuhi
menghardik
kebutuhannya secara
realistis.
5. Masukkan pada
jadwal kegiatan
pemenuhan kebutuhan

20
D. Implementasi Keperawatan

Diagnosa
Hari/tgl Tindakan Keperawatan Respon Klien Paraf
Kepewatan
Kamis, 9 Perilaku 1. Membina hubungan S: Perawat
saling percaya - Klien mengatakan
Septembe kekerasan
a. Mengucapkan salam mau mengontrol marah
r 2021 teraupetik dengan latihan fisik 1
b. Berjabat tangan dan 2
sambil menyebutkan - Klien mengatakan
nama perawat. lebih tenang setelah
c. Menjelaskan tujuan latihan fisik 1 dan 2
interasksi. - Klien mengatakan
d. Membuat kontrak merasa agak tenang
topik,waktu, dan setelah diberikan terapi
tempat setiap kali musik.
bertemu.
e. Memberi rasa aman O:
dan sikap empati - Klien tampak terbuka
2. mengidentifikasi dengan perawat
penyebab perasaan - Klien mampu
marah, tanda gejala menyebutkan
yang dirasakan, penyebab, tanda, gejala
perilaku kekerasan dan akibat perilaku
yang dilakukan, akibat kekerasan.
PK yang dilakukan - Klien tampak mampu
3. Menjelaskan cara mengulang kembali
mengontrol perilaku latihan fisik : tarik
kekerasan: fisik, obat, nafas dalam dan pukul
verbal, spritual. bantal.
4. Melatih cara - Klien tampak lebih
mengontrol perilaku tenang setelah
kekrasan dengan cara melakukan latihan fisik
fisik 1 (tarik nafas 1 dan 2
dalam ) dan 2 - Klien tampak tenang
(memukul kasur atau agak setelah diberikan
bantal ) terapi musik.
5. Melakukan
penerapan terapi musik A :Masalah teratasi
6. Memasukkan pada sebagian
jadwal kegiatan untuk P: Intervensi di
latihan fisik. lanjutkan

Kamis, 9 Gangguan 1. Membina hubungan S: Perawat


Persepsi saling percaya - Pasien mengatakan
Septembe
Sensori 2. Mengidentifikasi “nama saya dahlan,

21
r 2021 Halusinas: jenis halusinasi klien saya sukanya di
Pendengaran 3. Mengidentifikasi isi panggil “alan”
halusinasi klien - Pasien mengatakan
4. Memberikan waktu masih mendengar
halusinasi klien suara-suara yang tidak
5. Mengidentifikasi berwujud nyata.
frekuensi halusinasi
klien O:
6. Mengidentifikasi - Pasien mau menjawab
situasi yang dan menyebutkan nama
menimbulkan pada perawat dan
halusinasi membalas salam, mau
7. Menjelaskan cara berjabat tangan
mengontrol halusinasi - Pasien mampun
8. Mengajarkan klien mengenal jenis
cara pertama (pendengaran) ,
menghardik halusinasi isi(suara-suara bisikan
9. Mendiskusikan mengajak berbicara),
manfaat cara yang waktu (siang dan
dilakukan klien dan malam hari), frekuensi
memberi pujian. (3 x dalam 1 hari),
10. Menganjurkan situasi (halusinasi
klien untuk muncul saat pasien
memasukkan cara sedang sendiri).
menghardik kedalam - Pasien tampak
kegiatan harian mengikuti perawat cara
menghardik halusinasi
dengan menutup
telinga dan mengatakan
“Pergi jangan ganggu
saya kamu tidak nyata”

A : Masalah teratasi
sebagian
(Halusinasi terkontrol)
P : intervensi
dilanjutkan

F. Evaluasi Keperawatan

22
Hari/tgl Diagnosa Evaluasi Ttd
Keperawatan
Kamis, 9 Perilaku S: Perawat
- Klien mengatakan mau mengontrol marah
Septembe Kekerasan
dengan latihan fisik 1 dan 2
r 2021 - Klien mengatakan lebih tenang setelah latihan
fisik 1 dan 2
- Klien mengatakan merasa agak tenang setelah
diberikan terapi musik.

O:
- Klien tampak terbuka dengan perawat
- Klien mampu menyebutkan penyebab, tanda,
gejala dan akibat perilaku kekerasan.
- Klien tampak mampu mengulang kembali
latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul bantal.
- Klien tampak lebih tenang setelah melakukan
latihan fisik 1 dan 2
- Klien tampak tenang agak setelah diberikan
terapi musik.

A :Masalah teratasi sebagian


P: Intervensi di lanjutkan

Kamis, 9 Gangguan S: Perawat


Persepsi - Pasien mengatakan “nama saya dahlan, saya
Septembe
Sensori sukanya di panggil “alan”
r 2021 Halusinas: - Pasien mengatakan masih mendengar suara-
Pendengaran suara yang tidak berwujud nyata.

O:
- Pasien mau menjawab dan menyebutkan nama
pada perawat dan membalas salam, mau berjabat
tangan
- Pasien mampun mengenal jenis (pendengaran) ,
isi(suara-suara bisikan mengajak berbicara),
waktu (siang dan malam hari), frekuensi (3 x
dalam 1 hari), situasi (halusinasi muncul saat
pasien sedang sendiri).
- Pasien tampak mengikuti perawat cara
menghardik halusinasi dengan menutup telinga
dan mengatakan “Pergi jangan ganggu saya kamu
tidak nyata”

A : Masalah teratasi sebagian

23
(Halusinasi terkontrol)
P : intervensi dilanjutkan

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.D maka dapat disimpulkan:

1. Pengkajian yang didapatkan pada Tn.D yaitu data subjektif yaitu klien mengatakan ia
sering marah – marah tampa sebab. Data objektif Tn.D tampak mondar-mandir,
pandangan tajam, dan marahmarah tanpa sebab.

2. Diagnosa utama muncul saat dilakukan pengkajian pada Tn. D yaitu Perilaku
kekerasan

3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa yang muncul dan dibuat
berdasarkan rencana asuhan keperawatan secara teoritis. Rencana tindakan yang
dilakukan pada Tn.D yaitu : mengajarkan individu pelaksanaan Sp1-Sp4 perilaku
kekerasan untuk negontrol perilaku kekerasan, dan mengajarkan kepada pasien penerapan
terapi musik dalam mengontrol perilaku kekerasan.

4. Dalam asuhan keperawatan Tn.D dengan perilaku kekerasan telah disesuaikan dengan
intervensi yang dibuat oleh penulis. Penulis melaksanakan Sp 1- Sp 4 yaitu cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur, bantal, 6 benar obat, berbicara dengan baik : meminta dan menolak dengan
baik.dengan cara spiritual, dan melakukan penerapan terapi musik.

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Dari diagnosa keperawatan
yang telah ditegakkan dan implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan didapatkan hasil yang dicantumkan dalam evaluasi sebagai
berikut : masalah perilaku kekerasan terkontrol.

B. Saran

Mahasiswa diharapkan agar lebih menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan asuhan


keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan, Mahasiswa lebih meningkatkan
komunikasi teraupetik dalam berinteraksi dengan klien, Mahasiswa hendaknya dalam
memberikan asuhan keperawatan berkerjasama dengan perawat ruangan untuk
menvalidasi data.

25
26
DAFTAR PUSTAKA

Andri & Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.Surabaya : Mitra Wacana Media.

As’ad & Soetjipto, ( 2000). Agresi Pasien dan strategi coping perawat. Skripsi Psikologi
Indonesia

Aizid, R.(2011).Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik.Jogjakarta:Laksana.

Aziz R, dkk.(2003). Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.

Amino Gondoutomo.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta :Balitbang
Kemenkes RI.

Campbell, D. (2010). Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI. (2010). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :Depkes RI.

Direja, A. H. S. ( 2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi I. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Djohan, 2006, Terapi Musik “ Teori dan Aplikasi, Galang Press: Yogyakarta.

Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hawari, Dadang.2013. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi.Cetakan Keempat Edisi II. Jakarta,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ismaya, A ( 2019). Penerapan terapi musik klasik untuk menurunkan tanda dan gejala pasien
resiko perilaku kekerasan di rumah singgah dosaraso kebumen

27

Anda mungkin juga menyukai