Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MENDISIPLINKAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling

Dibimbing Oleh :

Desy Irasalina Savitri, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Safarudin 2040605013

Ningsi 2040605015

Yuliana Agustina Maran 2040605146

Roger 2040605153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERISTAS BORNEO TARAKAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. kami berharap makalah ini
dapat berguna bagi kami dan para pembaca. Dan juga semoga makalah ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan kami dan para pembaca.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk penyelesaian makalah ini,
meskipun makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Kami akui bahwa makalah ini masih
sangat banyak kekurangan di dalamnya karna pengetahuan dan pengalaman kami yang masih
sangat minim. oleh karna itu, kami harapkan kepada pembaca agar terus memberikan saran
yang bersifat membangun.

Tarakan, 10 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Disiplin Anak Korban Kekerasan
B. Jenis-jenis Disiplin Anak korban kekerasan
C. Fungsi Disiplin Anak korban kekerasan
D. Unsur-unsur Disiplin Anak Korban Kekerasan
E. Pembentukan Disiplin Anak Korban Kekerasan
F. Indikator Disiplin Anak Korban Kekerasan
G. Upaya yang dilakukan dari Peran BK Meningkatkan Disiplin
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini.
Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya
kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu
dilindungi. Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun
masyarakat dewasa ini. Pasal 28b ayat 2 menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut.

Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun
pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki
hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya sendiri.
Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya
dihajar oleh gurunya sendiri. Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan berarti tidak ada
penyelesaiannya Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan sekitar anak terutama pada lingkungan
keluarga untuk mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun
memberikan perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka
melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini dipimpin oleh pemimpin
bangsa yang tidak menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya. Persoalannya adalah sejauh mana
hukum atau perundang-undangan Indonesia, mengapresiasi terhadap fenomena tersebut, baik
terhadap perbuatan, pelaku maupun anak sebagai korban kekerasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian Disiplin Anak Korban Kekerasan


2. Jenis-jenis Disiplin Anak korban kekerasan
3. Fungsi Disiplin Anak korban kekerasan
4. Unsur-unsur Disiplin Anak Korban Kekerasan
5. Pembentukan Disiplin Anak Korban Kekerasan
6. Indikator Disiplin Anak Korban Kekerasan
7. Upaya yang dilakukan dari Peran BK Meningkatkan Disiplin

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin Anak Korban Kekerasaan


Pengertian kekerasan terhadap anak adalah segala sesuatu yang membuat anak tersiksa,
baik secara fisik, psikologis maupu mental. Oleh para ahli, pengertian kekerasan terhadap
anak ini banyak definisi yang berbeda-beda. Di bawah ini akan diberikan beberapa definisi
pengertian kekerasan terhadap anak oleh beberapa ahli.
Kempe, dkk (1962) dalam Soetjiningsih (2005) memberikan pengertian kekerasan
terhadap anak adalah timbulnya perlakuan yang salah secara fisik yang ekstrem kepada
anak-anak.Sementara Delsboro (dalam Soetjiningsih, 1995) menyebutkan bahwa seorang
anak yang mendapat perlakuan badani yang keras, yang dikerjakan sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian suatu badan dan menghasilkan pelayanan yang melindungi
anak tersebut.
Fontana (1971) dalam Soetjiningsih (2005) memberikan pengertian kekerasan terhadap
anak dengan definisi yang lebih luas yaitu memasukkan malnutrisi dan menelantarkan
anak sebagai stadium awal dari sindrom perlakuan salah, dan penganiayaan fisik berada
pada stadium akhir yang paling berat dari spektrum perlakuan salah oleh orang tuanya
atau pengasuhnya.
David Gill (dalam Sudaryono, 2007) mengartikan perlakuan salah terhadap anak adalah
termasuk penganiayaan, penelantaran dan ekspoitasi terhadap anak, dimana hal ini
adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak. Bentuk kekerasan terhadap
anak tentunya tidak hanya berupa kekerasan fisik saja, seperti penganiayaan,
pembunuhan, maupun perkosaan, melainkan juga kekerasan non fisik, seperti kekerasan
ekonomi, psikis, maupun kekerasan religi.
Kekerasan terhadap anak menurut Andez (2006) adalah segala bentuk tindakan yang
melukai dan merugikan fisik, mental, dan seksual termasuk hinaan meliputi: Penelantaran
dan perlakuan buruk, Eksploitasi termasuk eksploitasi seksual, serta trafficking/ jual-beli
anak. Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang
dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau
mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat di percaya,
misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.
Sedangkan Nadia (2004) memberikan pengeritian kekerasan terhadap anak sebagai
bentuk penganiayaan baik fisik maupun psikis. Penganiayaan fisik adalah tindakan-
tindakan kasar yang mencelakakan anak, dan segala bentuk kekerasan fisik pada anak
yang lainnya. Sedangkan penganiayaan psikis adalah semua tindakan merendahkan atau
meremehkan anak. Alva menambahkan bahwa penganiayaan pada anak-anak banyak
dilakukan oleh orangtua atau pengasuh yang seharusnya menjadi seorang pembimbing
bagi anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan
penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional,
seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara
nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat
atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung
jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian kekerasan
terhadap anak adalah perilaku salah baik dari orangtua, pengasuh dan lingkungan dalam
bentuk perlakuan kekerasan fisik, psikis maupun mental yang termasuk didalamnya
adalah penganiayaan, penelantaran dan ekspoitasi, mengancam dan lain-lain terhadap
terhadap anak.
Menurut Sutanto (2006) kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang
lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya
yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari orang tua atau pengasuh yang berakibat
penderitaan, kesengsaraan, cacat/kematian. Kekerasan pada anak lebih bersifat sebagai
bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak.
Nadia (2004) mengartikan kekerasan anak sebagai bentuk penganiayaan baik fisik
maupun psikis. Penganiayaan fisik adalah tindakan kasar yang mencelakakan anak dan
segala bentuk kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedangkan penganiayaan psikis
adalah semua tindakan merendahkan/ meremehkan anak.

Lebih lanjut Hoesin (2006) melihat kekerasan anak sebagai bentuk pelanggaran terhadap
hak-hak anak dan dibanyak negara dikategorikan sebagai kejahatan sehingga untuk
mencegahnya dapat dilakukan oleh para petugas hukum. Sedangkan Patilima (2003)
menganggap kekerasan merupakan perlakuan yang salah dari orang tua. Patilima
mendefinisikan perlakuan yang salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak
yang akibat dari kekerasannya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak,
baik secara fisik, psikologi sosial maupun mental.

B. Jenis-jenis Disiplin Anak korban kekerasan


Banyak cara dilakukan orang tua untuk mendisplinkan anak. Salah satunya dengan cara
memukul atau mencubit.Saat mendisiplinkan anak, sebaiknya orang tua mengerti tentang
batasannya. Bila salah, disiplin bisa berubah menjadi bentuk kekerasan fisik yang
berdampak pada psikologis si kecil.
Agar anak terhindar dari bentuk kekerasan seperti di atas perlu adanya pengawasan dari
orang tua, dan perlu diadakannya langkah-langkah sebagai berikut:Jangan sering
mengabaikan anak, karena sebagian dari terjadinya kekerasan terhadap anak adalah
kurangnya perhatian terhadap anak. Namun hal ini berbeda dengan memanjakan anak.
Tanamkan sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama mengajarkan moral pada anak
agar berbuat baik, hal ini dimaksudkan agar anak tersebut tidak menjadi pelaku kekerasan
itu sendiri.
Sesekali bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada anak agar bicara
apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar orang tua bisa mengenal anaknya
dengan baik dan memberikan nasihat apa yang perlu dilakukan terhadap anak, karena
banyak sekali kekerasan pada anak terutama pelecehan seksual yang terlambat diungkap.
Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada seperti jangan terima ajakan orang yang
kurang dikenal dan lain-lain.Sebaiknya orang tua juga bersikap sabar terhadap anak.
Ingatlah bahwa seorang anak tetaplah seorang anak yang masih perlu banyak belajar
tentang kehidupan dan karena kurangnya kesabaran orang tua banyak kasus orang tua
yang menjadi pelaku kekerasan terhadap anaknya sendiri.
C. Fungsi Disiplin Anak korban kekerasan

Anda mungkin juga menyukai