Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
Dengan menyebut nama ALLAH SWT, penulis panjatkan puja dan puji
syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Trauma dan Kekerasan mengenai “Kekerasan pada Anak” ini dengan lancar.
Makalah yang berjudul “Kekerasan pada Anak” disusun untuk memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah Psikologi Trauma dan Kekerasan jurusan Ilmu
Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan semata hanya milik ALLAH SWT, untuk
itu segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami nantikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
PENUTUP .............................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang tua memiliki peranan dalam tumbuh kembang anak karena orang
tua selain sebagai pemimpin juga sebagai guru pertama, pembimbing,
pengajar, fasilitator, dan sebagai teladan bagi anak-anaknya. Anak adalah
perwujudan cinta kasih orang tua, dan orang tua untuk menjadi pelindungnya.
Dengan memiliki anak mengubah banyak hal dalam kehidupan orang tua, dan
pada akhirnya mau tidak mau, suka atau tidak, orang tua dituntut untuk siap
menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak agar dapat
menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.
Menjadi orang tua harus siap memikul tanggung jawab untuk mendidik,
membesarkan anak dan memberikan kasih sayang yang cukup agar anak
tumbuh menjadi pribadi dewasa yang bermoral, sehat dan cerdas. Anak
merupakan belahan jiwa gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga,
agama, bangsadan negara. Anak adalah titipan anugrah terindah, yang
1
seharusnya di didik dengan penuh kasih dan cinta. Tetapi banyak sekali orang
tua kandung maupun orang tua angkat yang tidak menjaga titipannya tapi
malah menyiksa anak tersebut.
2
Kemudian, mengingat betapa pentingnya pemahaman mengenai
kekerasan pada anak sebagai salah satu bahasan dalam mempelajari
psikologi trauma dan kekerasan sekaligus sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Psikologi Trauma dan Kekerasan tahun 2023, maka penulis bermaksud
untuk menyusun sebuah makalah psikologi trauma dan kekerasan yang
berjudul “Kekerasan pada Anak”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut ini:
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap
anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab
atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut,
yang seharusnya dapat di percaya, misalnya orang tua, keluarga dekat,
dan guru.
6
1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis adalah situasi perasaan tidak aman dan nyaman yang
dialami anak. Kekerasan psikis dapat berupa menurunkan harga diri serta
martabat korban; penggunaan kata-kata kasar; penyalahgunaan kepercayaan,
mempermalukan orang di depan orang lain atau di depan umum, melontarkan
ancaman dengan kata-kata dan sebagainya. Bentuk kekerasan psikis, antara
lain: dihina, dicaci maki, diejek, dipaksa melakukan sesuatu yang tidak
dikehendaki, dibentak, dimarahi, dihardik, diancam, dipaksa bekerja menjadi
pemulung, dipaksa mengamen, dipaksa menjadi pembantu rumah tangga,
dipaksa mengemis, dll. Anak yang mendapatkan kekerasan psikis umumnya
menunjukkan gejala perilaku seperti menarik diri, pemalu, menangis jika
didekati, takut keluar rumah dan takut bertemu orang lain.
7
3. Kekerasan seksual
Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak
memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak.
Misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan
pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Sedangkan eksploitasi anak
adalah sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak
yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Contoh, memaksa anak untuk
melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa
memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai
dengan perkembangan fisik, psikis dan status sosialnya. Misalnya anak
dipaksa untuk bekerja di pabrik-pabrik yang membahayakan Bentuk-bentuk
pentelantaran: kurang memberikan perhatian dan kasih sayang yang
8
dibutuhkan anak, tidak memperhatikan kebutuhan makan, bermain, rasa
aman, kesehatan, perlindungan (rumah) dan pendidikan, mengacuhkan anak,
tidak mengajak bicara, dll.
a) Faktor Orang tua atau Keluarga Orang tua memegang peranan yang
sangat penting dalam kasus kekerasan terhadap anak. Faktor Faktor
yang menyebabkan mengapa orang tua melakukan tindakan kekerasan
adalah
3. Kemiskinan di masyarakat
9
c) Faktor Individu Faktor individu seringkali muncul dari perilaku
menyimpang terhadap anak dan anak dengan gangguan
perkembangan seperti sakit. Parton dan Moore mengatakan bahwa
faktor individu adalah faktor penyebab yang paling umum atau sering
terjadi.
d) Faktor sosial budaya yang bisa menjadi penyebab kekerasan pada anak
:
3. Adanya nilai dalam masyarakat bahwa anak adalah milik orang tua
sendiri
6. Pengangguran (unemployment),
7. Penyakit (illness),
10
banyak anak. Kondisi ini banyak menyebabkan kekerasan pada anak.
5. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua
orang tua, misalnya tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena
gangguan emosional dan depresi.
11.
11
pertahanan dan perlindungan anak dari tidakan kekerasan orang lain.
12
dengan teman sebayanya,. Apabila trauma begitu mendalam, tidak
menutup kemungkinan anak akan menyakiti diri sendiri dan mencoba
bunuh diri. Selain dampak psikologis, kekerasan seksual pada anak
juga menyisaan masalah pada fisik.
13
Kedua, mencegah berkembang atau meluasnya permasalahan
kekerasan terhadap anak dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan yang
dilakukan hendaknya mengarah pada permasalahan kesejahteraan sosial
yang telah ada agar tidak meluas. Contoh kegiatan ini antara lain; larangan
tentang melakukan tindak kekerasan terhadap anak melalui peraturan -
peraturan/undang-undang seperti UUPA, diseminasi UUPA melalui media
elektronik, media cetak, dan bimbingan serta penyuluhan.
14
Berikan pengertian tentang sentuhan yang harus dihindari oleh anak-
anak. Pada setiap bagian tubuh yang pribadi, jelaskan sentuhan yang
salah dan buruk. Sentuhan yang menyenangkan dan baik adalah
ciuman pipi antara orangtua dan anak saat pamit ke sekolah
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang lebih
tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak
berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari orangtua atau
pengasuh yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat bahkan kematian
pada anak. World Report on Violence and Health dalam tahun 2015,
menyatakan ada empat bentuk kekerasan, yakni fisik, seksual, psikologis, dan
social (penelantaran) . Faktor penyebab terjadi nya kekerasan pada anak
biasanya disebabkan,faktor orang tua/keluarga orang tua,faktor
lingkungan,faktor individu dan faktor social budaya. Dampak kekerasan pada
anak, Dampak kekerasan fisik membuat anak menjadi pendiam hingga agresif.
Dampak kekerasan psikis anak menjadi trauma sehingga mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak dan membuat anak mengalami kekerasan
emosi. Dampak kekerasan seksual membuat anak melakukan penarikan diri,
ketakutan, agresif, emosi yang labil, depresi, kecemasan, adanya gangguan
tidur, phobia, bersifat keras, gangguan stres pasca trauma, terlibat dalam
penggunaan zat adiktif,merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga, dan
lemah dalam membuat keputusan. Dampak kekerasan social/penelantaran
membuat anak mengalami kegagalan dalam tumbuh kembang, malnutrisi,
yang menyebabkan fisiknya kecil, kelaparan, terjadi infeksi kronis, hygiene
kurang, hormon pertumbuhan turun, sehingga dapat mengakibatkan kerdil.
Upaya pencegahan kekerasan pada anak umumnya dengan melakukan upaya
pencegahan kekerasan di dalam rumah/keluarga dengan mengurangi faktor
risiko bagi anak.
16
3.2 Saran
5. Orang tua diharapkan memiliki self control atau pengendalian diri yang
baik, yaitu apabila anak melakukan kesalahan ataupun perilaku anak
menyimpang dari keinginan orang tua, agar tidak langsung membentak
atau memukul anak, tetapi memberikan teguran dan pengarahan
dengan tetap menjaga emosi
17
6. Orang tua diharapkan dapat menjadi tauladan yang baik bagi anak,
karena proses pendidikan yang pertama sekali di peroleh anak dan
berlangsung terus-menerus adalah pada lingkungan keluarga.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N. W. T., & Asih, K. S. (2022). Dampak Kekerasan Pada Anak Nyoman. Jurnal
Psikologi MANDALA, 6(1), 69–78.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:bkuzIot5Rl0J:https://ju
rnal.undhirabali.ac.id/index.php/mandala/article/download/1833/1537&cd=11&
hl=ban&ct=clnk&gl=id
Dania, I. A. (2020). Kekerasan Seksual Pada Anak CHILD SEXUAL ABUSE. Ibnu
Sina: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sumatera Utara, 19(1), 46–52.
https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/ibnusina/article/view/15
Kemalasari, R., & Kuning, U. L. (2022). Child Abuse pada Pendidikan Anak Usia Dini.
2(1), 43–51.
Niliasari, S., & Saidah, S. (2021). Mengatasi kekerasan terhadap anak melalui
pendekatan family therapy. Qawwam" Journal for Gender Mainstreaming, 15(1),
89–111. https://doi.org/10.20414/qawwam.v15i1.3517
19
Praditama, S., Nurhadi, & Budiarti, A. C. (2015). Kekerasan Terhadap Anak dalam
Keluarga dalam Perspektif Fakta Sosial. Jurnal Ilmiah Pend. Sos. Ant, 5(2), 1–18.
20