BULLYING DI SEKOLAH
Disusun oleh :
Novilia (1911050149)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, yang
telah dilimpahkan-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
tentang “Isu Seputar Pendidikan (Bullying di Sekolah)"
Kepada semua pihak yang telah memberi saran dan kritik, kami ucapkan
terimakasih. Semoga Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih selalu
memberikan petunjuk dan penerangan bagi kita semua dengan ilmu-ilmu yang
diberikan-Nya di dunia dan akhirat. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
BAB 1
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB 11 PEMBAHASAN......................................................................................6
A. Pengertian Bullying……………………………………………………………6
B. Jenis – Jenis Bullying.........................................................................................8
C. Faktor Penyebab Perilaku Bullying antar Pelajar..............................................11
D. Dampak yang Timbul dari Tindakan Bullying antar Pelajar……………...….12
E. Upaya untuk Mengatasi Bullying di Sekolah…………………………………13
BAB 111 PENUTUP............................................................................................15
1. Kesimpulan.................................................................................................15
2. Saran...........................................................................................................16
3. Penutup.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A..Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor penyebab bullying antar pelajar di sekolah?
2. Apa sajakah dampak dari tindakan bullying antar pelajar di sekolah?
3. Bagaimana altrnatif tindakan yang bisa dilakukan untuk permasalahan tersebut?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan faktor penyebab bullying antar pelajar di sekolah.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bullying
Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying
berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang
yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai
masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah
penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi
(Susanti, 2006). Barbara Coloroso (2003:44) : “Bullying adalah tindakan
bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk
menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror.
Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata
atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang,
mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh
seorang anak atau kelompok anak. Banyak para ahli yang mengemukakan
pendapatnya mengenai bullying. Seperti pendapat Olweus (1993) dalam pikiran
rakyat, 5 Juli 2007: “Bullying can consist of any action that is used to hurt another
child repeatedly and without cause”. Bullying merupakan perilaku yang ditujukan
untuk melukai siswa lain secara terus-menerus dan tanpa sebab. Sedangkan
menurut Rigby (2005; dalam Anesty, 2009) merumuskan bahwa “bullying”
merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan dalam aksi,
menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh
seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab,
biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang (Retno Astuti, 2008:
3).Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2001) mendefinisikan school bullying
sebagai perilaku agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang
oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang
lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Beberapa ahli meragukan
pengertian-pengertian di atas bahwa bullying hanya sekedar keinginan untuk
menyakiti orang lain, mereka memandang bahwa “keinginan untuk menyakiti
seseorang” dan “benar-be nar menyakiti seseorang” merupakan dua hal yang jelas
berbeda. Oleh karena itu beberapa ahli psikologi menambahkan bahwa bullying
merupakan sesuatu yang dilakukan bukan sekedar dipikirkan oleh pelakunya,
keinginan untuk menyakiti orang lain dalam bullying selalu diikuti oleh tindakan
negatif. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bullying
merupakan serangan berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal, yang
dilakukan dalam posisi kekuatan yang secara situasional didefinisikan untuk
keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Bullying merupakan bentuk awal dari
perilaku agresif yaitu tingkah laku yang kasar. Bisa secara fisik, psikis, melalui
kata-kata, ataupun kombinasi dari ketiganya. Hal itu bisa dilakukan oleh
kelompok atau individu. Pelaku mengambil keuntungan dari orang lain yang
dilihatnya mudah diserang. Tindakannya bisa dengan mengejek nama, korban
diganggu atau diasingkan dan dapat merugikan korban.
B. Jenis – Jenis Bullying
Bullying dapat terjadi pada siapa saja. Bahkan kadang kala baik pelaku maupun
korban perundungan tidak menyadari bahwa perlakuan yang diberikan atau
diterima di lingkungan manapun termasuk sekolah merupakan bentuk bullying.
Oleh karena itu, sangat penting bagi guru, orangtua dan siswa itu sendiri untuk
dapat mengenali macam macam bullying. Dengan demikian diharapkan semua
pihak memiliki awareness terhadap hal ini sehingga potensi terjadinya bullying
atau perundungan dapat ditekan. Berikut merupakan jenis – jenis bullying yang
ada di sekolah maupun lingkungan sekitar :
Bullying merupakan masalah sosial yang sudah tidak asing di telinga masyarakat
Indonesia. Dan bullying juga bukan merupakan sesuatu yang baru di dunia
pendidikan. Tindakan bullying banyak terjadi di dalam ranah pendidikan baik
dilakukan oleh anak sekolah maupun mahasiswa. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying antara lain factor dari keluarganya,
faktor media massa dan juga faktor peer group atau teman sebaya. Tiga faktor
tersebut merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi tindakan bullying
siswa. Agar lebih terperinci peneliti akan membahas satu persatu faktor penyebab
tindakan bullying dikaitkan dengan permasalahan, Berikut penjelasan lebih
lengkapnya:
Faktor Keluarga
Pada dasarnya, Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan utama bagi
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, sehingga peran dan fungsi
keluarga menjadi sangat penting dan bertanggung jawab terhadap tumbuh
kembang anak. Dalam hal peran dan fungsi orangtua terhadap anak, sangat
berhubungan dengan pola pengasuhan orangtua terhadap tumbuh kembang
anaknya. Berdasarkan dari hasil temuan peneliti di lapangan, dapat dijelaskan
bahwa mereka yang menjadi pelaku bullying di sekolah disebabkan oleh keluarga
yang begitu cuek, terlalu membebaskan anaknya, dan juga berasal dari keluarga
yang memiliki pola pengasuhan otoriter, tidak harmonis, sering bertengkar hebat
di depan anaknya. Sedangkan yang menjadi korban bullying adalah siswa dari
keluarga yang baik, sering menghabiskan waktu bersama orang tuanya,
melakukan komunikasi dan interaksi dengan anak, dan tidak pernah melakukan
pertengkarang di depan anaknya, dapat memberikan kebutuhan kepada anak, akan
tetapi tidak memanjakannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa,
perilaku bullying berawal dari sosialisasi yang tidak sempurna yang berawal dari
keluarganya. sosialisasi yang tidak sempurna ini akan menyebabkan anak
mempelajari perilaku menyimpang salah satunya adalah tindakan bullying.
Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar yang dia lihat dari
interaksi dengan orang-orang terdekatnya.
Pada masa remaja, terjadilah proses pencarian jati diri di mana remaja banyak
melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya, dan sekolah merupakan salah
satu tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi, sehingga remaja
banyak menghabiskan waktu di sekolah mulai dari memahami mata pelajaran
yang diberikan guru, sampai memenuhi kebutuhan bersosial bersama teman-
temannya. Pengaruh teman sebaya merupakan pengaruh yang cukup dominan
terhadap tindakan bullying, karena remaja akan menghabiskan waktunya bersama
teman-teman sebayanya, remaja akan banyak menghabiskan waktu di sekolahnya.
Maka dari itu, teman sebaya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku bullying siswa. Remaja identik dengan pencarian jati diri, mereka akan
mendapatkan banyak masukan atau pengaruh dari teman-temannya yang nantinya
akan membentuk pola perilaku mereka. Dalam proses pencarian jati diri, biasanya
remaja lebih sering membuat suatu kelompok atau dinamakan genk bersama
teman-temannya yang memiliki satu tujuan. Sebenarnya sah-sah saja jika para
remaja membentuk sebuah genk jika itu tidak merugikan atau berdampak negatif
bagi dirinya atau orang lain, yang akan jadi masalah adalah ketika mereka
membentuk sebuah genk yang justru banyak dampak negatifnya dan sering
membuat masalah. Di sini peneliti menemukan bahwa bentuk tindakan bullying
yang sering dilakukan oleh genk pelaku di antaranya: membentak, menyuruh,
memalak, tidak memperbolehkan junior mereka untuk duduk di kantin sekolah,
tidak boleh bermain dengan kakak kelas wanita, dan lain sebagainya, ada banyak
peraturan aneh yang di buat oleh genk dari pelaku. Hal yang telah dipaparkan di
atas, peneliti sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Benites dan Justicia
(dalam Usman, 2013) bahwa kelompok teman sebaya (genk) yang cenderung ke
arah negatif atau yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak
yang buruk pula bagi teman- teman lainnya seperti berperilaku dan berkata kasar
terhadap guru atau sesama teman yang lain. Hal ini memperjelas bahwa kelompok
teman sebaya menjadi salah satu faktor yang paling dominan penyebab terjadinya
perilaku bullying
Jika kita melihat di layar kaca, saat ini tontonan yang kurang mendidik malah
dijadikan tuntunan bagi para remaja yang sedang mencari jati diri. Adegan-adegan
kekerasan dalam sebuah sinetron merupakan tontonan yang sangat tidak mendidik
tapi malah ditiru oleh para remaja kebanyakan. Banyak sekali aksi bullying yang
ditonjolkan dalam sebuah adegan tersebut, baik itu bersifat bully verbal maupun
fisik. Mulai dari yang paling sederhana, contohnya menghasut seseorang,
mengucilkan, intimidasi, sampai pada tindakan kekerasan contohnya memukul,
menjambak, menapar, berkelahi dan lain sebagainya. Terkait dengan hal tersebut,
remaja adalah yang paling mudah dipengaruhi dengan adegan-adegan yang dia
lihat di televisi dan bahkan mempraktekannya. Terkait dengan ini, sebenarnya
pengawasan dari orang tua sangat dibutuhkan bagi anak-anak yang kecanduan
terhadap segala bentuk sosial
D. Dampak
1. Masalah Psikologis
Selain itu, pengaruh bullying pada kesehatan mental pada remaja dan anak ialah
rasa sedih, rendah diri, kesepian, serta hilangnya minat pada hal yang biasa
mereka sukai, serta perubahan pada pola tidur ataupun pola makan.
Sebagai contoh, saat waktunya masuk sekolah, anak kemudian akan merasa sakit
perut serta sakit kepala meski secara fisik tak ada yang salah di tubuhnya
2. Masalah Fisik
3. Gangguan Tidur
Dampak negatif bullying kemudian juga terlihat jelas ialah gangguan tidur. Para
korban bullying juga sering kali mengalami kesulitan untuk tidur yang nyenyak.
Sekalipun dapat tidur, tidak jarang waktu tersebut justru dihiasi oleh berbagai
mimpi buruk.
Dampak bullying bagi korban yang satu ini juga tidak hanya akan menghampiri
pikiran pada orang dewasa. Korban bullying yang berusia anak-anak serta pada
remaja juga berisiko memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.
Tak jarang ada laporan kejadian tentang anak-anak berusia sekolah yang
kemudian meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-
temannya. Inilah bahaya bullying yang harus orangtua waspadai.
Salah satu akibat dari bullying yang kemudian perlu diwaspadai ialah kesulitan
untuk menyatu dengan orang-orang di sekitar. Anak pada orang dewasa yang
mengalami bullying, secara tak langsung ditempatkan pada status sosial yang
kemudian lebih rendah dari rekan-rekannya.
Hal ini juga akan membuat korban bully menjadi sering merasa kesepian,
terabaikan, serta berujung pada turunnya rasa percaya diri.
6. Gangguan Prestasi
Dampak dari bullying lainnya ialah anak yang cenderung akan mengalami
kesulitan dalam mencapai prestasi belajar. Mereka juga akan merasa kesulitan
untuk berkonsentrasi di kelas, sering tidak masuk sekolah, serta tidak
diikutsertakan dalam berbagai kegiatan yang ada di sekolah.
Dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan ialah rasa sulit percaya
dengan orang lain. Saat seorang anak menjadi korban bully, mereka kemudian
akan menjadi sulit untuk mempercayai orang lain di sekitarnya.
Salah satu dampak buruk akibat dari bullying akan terlihat pada saat korban masih
kecil. Namun, ketika beranjak dewasa, mereka akan merasa untuk membangun
hubungan dengan orang lain.
Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah
menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus
diberikan treatment supaya tidak terus terulang. Perlu bagi guru dan juga sekolah
membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa
dimulai dari level peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Dengan demikian,
semua orang akan tahu konsekuensi yang didapat ketika terjadi pembullyan. Nah,
dengan begini para pembully akan menjadi jera dan tidak melakukan pembullyan
lagi.
Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah
menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus
diberikan treatment supaya tidak terus terulang. Perlu bagi guru dan juga sekolah
membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa
dimulai dari level peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Dengan demikian,
semua orang akan tahu konsekuensi yang didapat ketika terjadi pembullyan. Nah,
dengan begini para pembully akan menjadi jera dan tidak melakukan pembullyan
lagi.
Bullying merupakan contoh perilaku buruk. Guru Pintar wajib membantu pelaku
bullying untuk menghentikan perilaku buruknya, apalagi mengucilkan mereka.
Selain korban, pelaku juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan
pembullyan lagi. Ajarkan pada mereka bersimpati dan berempati pada orang lain.
Selain itu berikan juga pengetahuan bahaya pembullyan terhadap korban-
korbannya.
BAB 111
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ciri orang yang membullying salah satunya adalah haus perhatian, sedangkan ciri
orang yang dibullying salah satunya adalah karena anak yang dibully itu paling
miskin atau paling kaya. Faktor dari bullying bisa berasal dari faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor kelompok sebaya.
Dampak dari bullying ada yang positif dan ada juga yang negatif. Solusi atau
upaya untuk mengatasi bullying bisa dilakukan dari lingkungan keluarga, sekolah,
dan sebagainya.
2. Saran
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam
maupun di luar kelas; dan perlu kerja sama yang harmonis antara guru BK, guru-
guru mata pelajaran, serta staf dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerja sama dengan pihak sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya tindakan bullying
antar pelajar di sekolah.
3.Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA