Anda di halaman 1dari 68

Ako Solekhudin, Halimah Tussaddiah,

Inas Taufiqah, Marlia Ulfa

Intervensi Dini
Bersumberdaya Keluarga
Intervensi Dini pada Keluarga dengan
Anak Autis usia 6 tahun

Departemen Pendidikan Khusus


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Intervensi Dini
Bersumberdaya Keluarga
Intervensi Dini pada Keluarga dengan
Anak Autis usia 6 tahun
INTERVENSI
Dini

Desain Sampul : Tim


Tata Letak : Tim
Penyusun :
 Ako Solekhudin (1405347)
 Halimah Tussadiyah (1404447)
 Inas Taufiqah (1407216)
 Marlia Ulfa (1400183)

Buku ini tidak diperjual belikan, untuk kepentingan tugas


mata kuliah Intervensi Dini
dibawah naungan:
Departemen Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Asessmen Anak Berkebutuhan Khsusus dalam aspek perkembangan
persepsi visual dalam bentuk buku.
Dalam isi laporan ini penyusun memaparkan mengenai pengertian intervensi
dini berbasis keluarga, program intervensi pada orangtua dan anak, pelaksanaan
program intevensi, evaluasi program intervensi.
Kami menghantarkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, yaitu Ibu A yang sudah mengizinkan kami untuk
melakukan intervensi, dan dosen pembimbing kami yaitu:
1. Dr. Zaenal Alimin, M.Pd
2. Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd
3. Een Ratnengsih, M.Pd
yang telah membimbing kami dalam melakukan intervensi dini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi untuk pembuatan
laporan selanjutnya

Penyusun
KATA PENGANTAR .................................................. i

DAFTAR ISI............................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................. 1


B. Rumusan Masalah .................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................ 4

A. Intervensi Dini Bersumberdaya Keluarga.......... 4

BAB III PEMBAHASAN ............................................ 6

A. Subjek Intervensi .................................... 6


B. Kerangka Kerja ....................................... 11
C. Timeline .............................................. 15
D. Asesmen, Analisis, dan Program Anak dan Orangtua. 11
E. Pelaksanaan Intervensi ............................. 53
F. Evaluasi Pelaksanaan ................................ 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................... 56
B. Saran .................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Peta Konsep

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan
Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang
anak sebelum anak melakukan sosialisasi di lingkungan yang lain (diambil dalam PSB
hal. 35). Dari pengertian tersebut keluarga sangat penting sekali dalam keberhasilan
seorang anak sehingga mereka bisa bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya.
Di dalam keluarga terdapat beberapa masalah, salah satunya adalah masalah tentang
kelahiran.
Setiap anak yang terlahir di dunia ini memiliki perkembangan yang berbeda
terutama pada anak berkebutuhan khusus. Seperti yang kita ketahui bahwa
perkembangan anak berkebutuhan khusus mengalami berbagai hambatan diantaranya
adalah hambatan perkembangan pada aspek bahasa, aspek sosial dan emosi, aspek
kognitif dan aspek motorik. Dalam perkembangan tersebut diperlukan intervensi dini
agar mereka bisa berkembang secara optimal.
Intervensi dini sangat penting dilakukan pada anak berkebutuhan khusus.
Intervensi akan mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan apabila intervensi yang
dilakukan terjadi secara berkesinambungan. Dimana adanya kerjasama antara orang-
orang yang profesional dengan pihak keluarga. Jadi intervensi di sini adalah intervensi
bersumberdaya keluarga yang mana seorang profesional melakukan langsung
intervensi kepada anak lalu orang tua melakukan kembali intervensi tersebut kepada
anak ketika di rumah atau intervensionis memberikan program ke orang tua dengan
maksud agar orang tua melakukan program tersebut kepada anak dengan tujuan agar
anak berkembang menjadi optimal.
Dari latar belakang diatas penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah intervensi dini bersumberdaya keluarga?
2. Siapa yang menjadi subjek intervensi dini bersumberdaya keluarga?
3. Bagaimana bentuk kerangka kerja intervensi dini bersumberdaya keluarga?
4. Bagaimana mengasesmen anak, melakukan analisis asesmen, dan membuat
program untuk anak dan orangtua?
5. Bagaimana pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluaraga?
6. Apa hasil evaluasi pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluarga?

Adapun tujuan penulisan laporan buku ini adalah menjawab dari rumusan masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memahami intervensi dini bersumberdaya keluarga.
2. Mengetahui subjek intervensi dini bersumberdaya keluarga.
3. Mengetahui bagaimana bentuk kerangka kerja intervensi dini bersumberdaya
keluarga.
4. Mengetahui bagaimanamengasesmen anak, melakukan analisis asesmen, dan
membuat program untuk anak dan orangtua.
5. Mengetahui bagaimana pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluaraga
6. Mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan intervensi dini bersumberdaya keluarga.

1. Untuk penyusun sebagai intervensionis yaitu penyusun mampu mengetahui


hambatan, kelebihan dan kebutuhan pada anak berkebutuhan khusus dari
instrumen-instrumen yang sudah dibuat oleh penyususn sendiri dan manfaat
lainnya adalah penyusun mendapatkan sesuatu pengalaman yang sangat berharga
dari pembuatan buku laporan ini.
2. Untuk pembaca yaitu semoga laporan buku sederhana ini bisa membantu pembaca
dalam mengetahui dan memahami bagaimana cara intervensi dini bagi anak
berkebutuhan khusus.
3. Untuk orangtua yaitu orangtua mampu memberikan intervensi dini kepada
anaknya yang berkebutuhan khusus dan mempunyai tambahan pengetahun
mengenai ABK dalam intervensi serta mampu memahami mereka secara utuh demi
keberhasilan mereka agar menjadi mandiri.
KAJIAN TEORI
Peta Konsep

Intervensi Dini Berbasis Keluarga


Pada generasi pertama, intervensionis langsung kepada anak. Generasi kedua,
intervensionis mulai melibatkan orang tua, tetapi orang tua hanya melakukan apa
yang dilakukan oleh intervensionis. Generasi ke tiga, intervensionis ditujukan kepada
keluarga lalu bertujuan untuk perkembangan anak secara optimal di
manaintervensionis membantu keluarga agar memiiki dua hal yaitu, sikap positif dan
menerima keadaan anak. Lalu keluarga memiliki kompetensi dalam mengasuh anak.
Lingkungan alamnya anak adalah lingkungan keluarga. Maka dari itu intervensi
bersumber daya keluarga adalah penyediaan dukungan dan sumber daya yang di
tujukan kepada keluarga anak usia dini, yang secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh terhadap anak, orangtua, dan fungsi keluarga.Definisi intervensi dini
bersumberdaya keluarga menurut Zaenal Arifin (https://goo.gl/xYt6jk)adalah
“sebagai penyediaan dukungan dan sumber daya yang ditujukan pada keluarga anak
usia dini, yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap anak,
keluarga dan fungsi keluarga.”
Konsep dasar yang digunakan adalah capacity building view,yaitu anak dan
keluarga memiliki kekuatan dan aset bervariasi, maka fokus intervensi dini adalah
supporting and promoting competence and other positie aspects of function. Cara
membangunnya adalah dengan membangun kekuatan orang tua, keluarga dan anak
serta memperkuat kondisi yang ada saat ini dan mengembangkan kompetensi baru.
Jadi, bukan meremediasi kelemahan tetapi dengan membangun kekuatan dan
membangun kompetensi.Target sasarannya ialah yang pertama keluarga usia dini
(ayah, ibu, saudara kandung). Yang kedua yaitu anak usia dini (infant, toddler, and
pre-schooler).
Teori yang mendasari intervensi dini bersumberdaya keluarga adalah ecological
social system and zone of proximal development. Menurut teori ekologi yang di
kembangkan oleh Bronfenbrenner, fokus utamanya adalah pada konteks sosial dimana
anak hidup atau tinggal dan orang-orang yang akan mempengaruhi perkembangan
anak. Teori ekologi adalah pandangan sosio kultural Bronfenbrenner tentang
perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi
langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan
yang berbasis luas. (Santrock, 1995:50).
Perkembangan dipengaruhi oleh lima sistem lingkungan, yang merentang dari
interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas. Lima sistem itu
adalah mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem. (Santrock,
2004:84).
1. Mikrosisitem adalah lingkungan dimana individu tinggal, misalnya keluarga,
sekolah, tempat rohani, dan tetangga.
2. Mesosistem mencakup hubungan antara mikrosistem atau interaksi mikrosistem.
Misalnya interaksi keluarga dengan sekolah, keluarga dengan tempat rohani.
3. Eksosistem terlibat dalam pengalaman lingkungan social, dimana individu tidak
mempunyai peran aktif, namun mempengaruhi apa yang dialami individu dalam
konteks langsung. Misalnya, ibu harus bekerja, maka akan berdampak pada
interaksi dengan anak.
4. Makrosistem mencakup budaya dimana seseorang tinggal, misalnya kulit putih
dan kulit hitam.
5. Kronosisitem mencakup pembuatan pola kejadian lingkungan dan transisi
sepanjang kehidupan.

Zone of proximal development adalah suatu proses perkembangan dari


kemampuan aktual (actual ability) menujukemampuan potensial (potencial ability)
yang memerlukan pembimbing dengan media dan program tertentu lalu kemampuan
potensial akan menjadi kemampuan aktual apabila telah melaksanakan program dan
media tertentu begitu juga selanjutnya. Kemampuan aktual adalah kemampuan yang
dilakukan individu secara mandiri tanpa memerlukan bantuan. Sedangkan kemampua
potensial adalah kemampuan yang belum bisa dilakukan oleh individu tetapi
sebenarnya mampu dilakukan dan memerlukan bantuan.
PEMBAHASAN
Peta Konsep

Subjek Intervensi

Kerangka Kerja

Timeline

Asesmen Anak, Analisis, dan Program Intervensi


1. Anak
a. Identitas Anak
Nama : A (inisial)
Tempat tanggal lahir : Bandung, 29 Desember 2009
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status anak : Kandung
Anak ke dari jumlah saudara : 5 dari 5 saudara kandung
Nama sekolah : TK Bhinekas
Alamat : Buah Batu Regency E8 No. 11

b. Kondisi Anak
Anak yang kami intervensi berinisial A. Ia lahir di Bandung 29
Desember 2009. A adalah anak kelima dari lima bersaudara. Pada usia 6
bulan di dalam kandungan, ibunya mengalami pendarahan. Pendarahan
terjadi karena sang ibu kelelahan membantu persiapan acara keluarga di
Lembang. Setelah itu tidak ada gangguan lagi selama masa kehamilan.
Proses kelahiran berjalan dengan normal dan dengan tangisan bayi di Rs.
Bungsu, Jl. Veteran, dengan usia kandungan 9 bulan 7 hari, berat bayi 2,8
kg dan panjang bayi 49 cm. Pada masa bayi A tidak menunjukkan gejala-
gejala autisme. Semua masa perkembangan pada saat usia bayi dilalui oleh
A dari mulai tengkurap, merangkat, duduk, berdiri, sampai berjalan dilalui
oleh A seperti anak yang tidak mengalami autis pada umumnya. Setelah
berusia dua tahun, orangtua mulai menyadari ada yang berubah pada
perkembangan anaknya, hal yang paling diperhatikan orangtua adalah
ketika A jarang sekali berbicara semenjak usia dua tahun, kemudian jarang
melakukan kontak mata dengan orangtua dan keluarga.Karena itu, Orangtua
berkonsultasi kepada dokter anak di salah satu rumah sakit, namun belum
membuahkan hasil yang memuaskan. Setelah itu, orangtua beberapa kali
konsultasi mengenai perkembangan anaknya ke beberapa dokter, dokter
spesialis yang berbeda, sampai akhirnya orangtua mengetahui anaknya
mengalami Autis pada salah satu dokter yang ada di daerah Cipaku.
Disamping perkembangan A yang terhambat, kondisi kesehatan A pun kurang
baik, karena mempunyai penyakit asma yang cukup parah. Oleh karena itu,
selain menjalani terapi untuk perkembangannya, A setiap hari Sabtu
melakukan aktivitas berenang untuk mengurangi asmanya dan mengikuti
hiking setiap hari Minggu.
A sekarang bersekolah di Playschool Binekas kelompok TK A di
perumahan buah batu regency. Dan sampai sekarang A masih melakukan
berbagai terapi. Di sekolah, A mendapatkan pelayanan khusus yaitu adanya
helper (guru pembantu).
c. Profil Anak
Untuk mengertahui mengenai profil anak, kami melakukan asesmen
yang butir-butir asesmen kami sesuaikan dengan tahap perkembangan anak,
mengambil dari teori ahli (dalam hal ini kami banyak mengambil dari
Piaget), kemudian bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Intervensi
Dini.
Kami melakukan asesmen terdiri dari dua tahap, yaitu
mengujicobakan bulir asesmen untuk memperoleh data kuantitatif dan
melakukan wawancara dengan keluarga dalam hal ini kami melakukan
wawancara dengan ibu untuk mengetahui data kualitatif.
Dari asesmen yang kami lakukan, kami mendapatkan profil anak
berupa kelebihan, kekurangan, kebutuhan yang dibutuhkan anak. Profil
anak yang kami dapatkan, diantaranya sebagai berikut:
 Kelebihan : Berdasarkan hasil asesmen yang kami
berikan, A mempunyai kelebihan yaitu sudah bisa membedakan
warna, sudah bisa melaksanakan perintah ringan, lancar dalam
bermain puzzle.
 Kekurangan : Berdasarkan hasil asesmen yang kami lakukan, anak
memiliki kekurangan pada aspek bahasa terutama dalam memahami
perintah lanjutan seperti tolong ambilkan buah di atas lemari di
dapur sebelah kulkas, A belum mampu untuk menulis secara rapih,
masih menulis coretan, secara keseluruhan kekuranganya ada pada
motoric halus, bahasa resesif, dan kognitif.
 Kebutuhan : Melihat hasil asesmen, kami menyimpulkan
bahwa anak bersama orangtua perlu diintervensi terutama ada aspek
bahasa motoric halus dan bahasa resesif. Sesuai dengan harapan
orangtua yang menginginkan anaknya untuk mandiri, maka dari itu
aspek bahasa bahasa resesif dan motorik halus perlu dikembangkan
agar nantinya anak dapat berkomunikasi dan bersosialisasi serta
dapat mandiri kedepanya.

2. Orangtua/Keluarga
a. Identitas Orangtua
1. Ayah
Nama : TH (inisial)
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Status : Ayah Kandung
Pendidikan tertinggi : Sarjana
Pekerjaan pokok : Pegawai swasta
Alamat tinggal : Buah Batu Regency E8 No. 11

2. Ibu
Nama : YH (inisial)
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Status : Ibu Kandung
Pendidikan tertinggi : Sarjana
Pekerjaan pokok : PNS (guru)
Alamat tinggal : Buah Batu Regency E8 No. 11
b. Profil Orangtua/Keluarga
Anak yang kami intervensi, terlahir dari pasangan orangtuaTH (inisial)
dan YH (inisial). Ayahnya bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta
sebagai manajer dan ibunya menjadi guru biologi di SMPN 28 Bandung.
Keluarga ini tinggal di salah satu perumahan di kota Bandung. Ayah hanya
pulang kerumah di hari minggu. Hal ini membuat intensitas pertemuan
dengan anak menjadi kurang. Oleh karena itu, anak lebih banyak
menghabiskan waktubersama ibunya.Meskipun demikian, hubungan A
dengan ayah baik, walau pada awalnya A belum mengenali ayahnya. Salah
satu upaya yang dilakukan ayah adalah memanfaatkan waktu seharian
dengan A. kegiatan yang rutin dilakukanya adalah mengantarkan A untuk
hiking. Oleh karena rutinitas yang sering dilakukan, A perlahan mengenal
ayahnya kemudian sering menanyakan keberdaan ayahnya.Anggota keluarga
yang lainnya yaitu 4 orang kakak perempuan. Mereka menerima adiknya
dengan baik, begitu pula keluarga besarnya. Seringkali mereka membantu
pengasuhan anak dan tanpa sungkan mengajak anak bermain. Namun,
karena kesibukan yang dimiliki ketiga kakanya, yang sering mengajak main A
adalah kakak yang paling muda A.
Orangtua anak memiliki karakteristik yang sangat baik, ramah, dan
tidak sungkan untuk berbagi cerita mengenai A baik dalam aspek manapun.
Petama kalinya A didiagnosa oleh dokter mengalami autisme, orangtua
sangat sok terutama ibunya. Dimana ibunya hampir depresi dan
menyalahkan dirinya sendiri. Namun, sang ayah memberikan penguatan
kepada ibu sehingga ibu mulai menerima kehadiran anak dan seiring
berjalannya waktu ibu selalu berikhtiar dalam membantu perkembangan
anaknya. Anak di bawa ke beberapa tempat terapis seperti terapi ABA,
okupasi, terapi alam, terapi wicara, dll. Hasil dari terapis, anak mengalami
progres yang cukup baik. Dimana sekarang anak sudah mampu melakukan
kontak mata walaupun hanya beberapa detik dan anak mampu memahami
perintah sederhana seperti buang sampah pada tempatnya.Orangtua sudah
memasukkan anaknya sekolah Playschool Binekas kelompok TK A di
perumahan buah batu regencydi dekat kompleks rumahnya. Di Tk tersebut,
ada guru pendamping anak berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan
khusus mendapatkan program pembelajaran individual. Hal ini merupakan
suatu dukungan yang sangat positif dalam membantu perkembangan anak
berkebutuhan khusus menjadi optimal.
Dilihat dari pemahaman orangtua kepada A, orangtua memahami A
dengan dibuktikan menterapiskan A ke beberapa terapi, selain itu orangtua
juga sharingmengenai perkembangan A dengan terapis, dan juga orangtua
mencari buku yang berhubungan dengan Autisme. Kemudian dukungan
keluarga sendiri sangat mendukung dalam perkembangan A dengan
terjalinya komunikasi dan koordinasi yang baik antara keluarga dalam
mengupayakan perkembangan A.
Dilihat dari segi ekonomi, alhamdulillah orangtua memiliki penghasilan
yang lebih dari cukup yang kami ketahui dari hasil wawancara. Kemudian
orangtua juga tidak sungkan untuk membelanjakan uangnya untuk
mendukung perkembangan A. Orangtua tidak sungkan untuk menterapikan A
ke berbagai terapis yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, kemudian
menyekolahkan A ke TK Inklusi, dan mengajak A untuk merasakan
pengalaman baru untuk menambah pengalaman A.
Bagan Kerja

IDBK

Wawancara Program

Asesmen Analisis Evaluasi

Kami melakukan intervensi dini dimulai dari tahap observasi sampai


dengan pelaksanaan program. Intervensi dini bersumber daya keluarga ini
dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan dalam 9 pertemuan. Waktu
pelaksanaan mulai dari observasi pencarian anak, pendekatan dengan anak
dan keluarga, asesmen dan intervensi dimulai pada sore hari dimana tidak
mengganggu jadwal orang tua yang sedang bekerja serta tidak mengganggu
aktivitas anak.
1. Sebelum melakukan intervensi, hal pertama yang dilakukan oleh kami
adalah mencari anak yang akan diintervensi. Hingga pada akhirnya kami
menemukan anak dengan hambatan autis ringan yang bisa kami
intervensi. Pada tahap mencari anak kami sedikit mengalami kesulitan,
awalnya kami mencari di SLB, namun tak kunjung menemukan. Pada
suatu hari ada rekan guru yang memberitahu bahwa ada anak dengan
hambatan autis ringan tersebut di daerah Buah Batu Regency. Kemudian
ia memberi nomor kontak agar kami mudah untuk mengunjungi
rumahnya.
2. Setelah itu kami melakukan pendekatan via telepon seluler dan
whatsapp untuk meminta izin, lalu menentukan jadwal pertemuan. Saat
itupun orangtua langsung mengizinkan dan memberi alamat rumahnya.
Dua hari setelahnya kami langsung mengunjungi rumahnya untuk
melakukan perkenalan dan penyampaian maksud serta tujuan terlebih
dahulu kepada orangtua .
Adapun target yang harus dicapai saat pertemuan pertama ini yaitu;
 Riwayat Kelahiran
 Kondisi Anak
 Perkembangan Anak
 Riwayat Kesehatan
 Kondisi Keluarga
 Sikap Keluarga
 Penerimaan Keluarga
Untuk mencapai target, usaha yang kami lakukan yaitu
mewawancarai orangtua terkait hal tersebut, dalam proses ini tidak
mengalami kesulitan karena orangtua terbuka kepada kami. Untuk sikap
dan penerimaan keluarga kami masih perlu waktu untuk mengobservasi
agar kami tau benar bagaimana sikap keseharian orangtua kepada anak.
3. Setelah melakukan wawancara, pada hari berikutnya kami kembali
mengunjungi rumah anak, karena masih ada hal yang belum kami
ketahui terkait target diatas. Hal ini kami lakukan juga demi
mengakrabkan diri dan membangun kepercayaan antara kami dan
orangtua. Pada pertemuan kali ini kami berharap agar data yang belum
ada dapat dilengkapi.
4. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh kami yaitu menyusun kisi-kisi
dan instrument asesmen untuk anak agar dapat mengetahui profil anak
selengkapnya. Dalam penyusunan kisi-kisi dan instrument asesmen, kami
sedikit mengalami kesulitan sehingga kami pun melakukan konsultasi
dengan dosen.
5. Saat instrumen asesmen telah sesuai, kami pun melakukan asesmen
pertama kepada anak.
6. Hari selanjutnya kami melakukan asesmen kembali yaitu asemen yang
kedua kalinya dikarenakan masih ada instrument asesmen yang belum
diujikan kepada anak sehingga kami belum bisa mengolah data dan
mendapatkan profil anak.
7. Hari selanjutnya kami melakukan asesmen kembali yaitu asemen yang
ketiga kalinya dikarenakan masih ada instrument asesmen yang belum
diujikan kepada anak sehingga kami belum bisa mengolah data dan
mendapatkan profil anak.
8. Setelah selesai proses asesmen, kami mengolah data tersebut sehingga
terlihatlah kelebihan, kekurangan, dan kebutuhan anak. Dari hal
tersebut kami mulai merancang program sesuai hasil asesmen yang
diperoleh. Kami membuat program untuk semua aspek agar anak dapat
berkembang secara optimal, dan mengembangkan potensial ability
menjadi actual ability.
9. Terbatasnya waktu membuat kami tidak dapat melakukan semua
program yang telah dirancang demi membantu anak agar berkembang
secara optimal. Dalam perancangan program pun kami sedikit mengalami
kesulitan dan beberapa kali direvisi oleh dosen.
Kami hanya melaksanakan program untuk dua aspek yaitu aspek
kognitif dan motorik halus yang mana jika dibandingkan dengan seluruh
aspek, pada aspek inilah anak masih kurang.
Setelah perancangan program selesai, kami pun mengunjungi rumah
anak lagi. Pada saat inilah kami memberitahu kepada orangtua bahwa
intervensionist bersama orangtua menjalankan program untuk anak.
Intervensionist awalnya menjelaskan terlebih dahulu program apa yang
akan dijalani untuk anak, yaitu program untuk aspek kognitif dan
motorik halus. Kamipun memberitahu hasil asemen yang telah dilakukan
kepada anak serta memberikan handout program anak agar dapat dilihat
dan dipelajari oleh orangtua. Dari tahap observasi hingga sekarang mau
menjalankan program, kami hanya berkomunikasi dengan ibu saja,
melainkan dengan ayah tidak. Hal ini pun dikarenakan ayah yang sibuk
bekerja.
Setelah memberikan handout kepada ibunya, pada hari itu juga kami
menjalankan program pertama untuk anak pada aspek kognitif dan
motorik halus. Intervensionist menjalankan program untuk anak bersama
orangtua.
 Kognitif :
- Intervensionis mencontohkan memindah–mindah air dari satu gelas
kecil ke gelas besar berulang-ulang, orangtua melihat kemudian
mempraktekan ulang

- Intervensionis mempraktekan merenggangkan bola-bola kecil dari


posisi awal rapat, orangtua melihat kemudian melakukan kembali

 Motorik Halus
- Intervensionis meminta anak untuk memasukan biji kacang hijau ke
dalam sedotan. Intervensionis berperan sebagai modelling pada
aktivitas memindahkan kacang hijau dari dalam mangkuk ke sedotan
yang ukurannya berbeda dengan cara memasukkan satu-persatu
kacang hijau ke dalam sedotan. Lalu, orangtua bersama anak
melakukan aktivitas itu. Orangtua berhasil melakukan aktivitas
intervensi bersama anak dengan cukup baik.
10. Pada hari selanjutnya, kami masih mengunjungi rumah anaknya untuk
menjalani program orangtua. Kami menjalankan program pertama untuk
orangtua, yaitu dengan cara pemberian video-video motivasi, video
terkait hambatan yang serupa dengan anak dan terapi cara menangani
anak dengan hambatan yang dialami anak. Program pertama yang
dilakukan untuk orangtua ini dilakukan dengan harapan orangtua bisa
memilih satu terapi untuk anaknya agar tidak melampaui batas
kemampuan anak. Tidak ada hambatan pada program ini, karena
orangtua menerima dengan baik video-video yang diberikan.

Timeline Program Intervensi Dini Bersumberdaya Keluarga

No. Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan


1. 1 – 10 Oktober 2015 Pencarian Anak Terlaksana
2. 25 Oktober 2015 Perkenalan dan Terlaksana
penyampaian maksud
serta tujuan dan
wawancara
3. 31 Oktober 2015 Pendekatan keluarga Terlaksana
dengan wawancara
4. 1-6 November 2015 Penyusunan Kisi-kisi
Instrumen Asesmen
(Pengumpulan Profil
Anak dan Keluarga)
5. 8 November 2015 Melakukan asesmen Terlaksana
pertama pada anak
6. 22 dan 29 Melakukan asesmen Terlaksana
November 2015 lanjutan pada anak
dikarenakan pada
asesmen pertama
belum selesai.
7. 30 November – 2 Penyusunan Program Terlaksana
Desember Intervensi Dini Berbasis
Desember 2015 Keluarga
8. 6 Desember 2015 Pelaksanaan Program Terlaksana
Anak
9. 16 Desember 2015 Pelaksaan Program Terlaksana
Orangtua dan meminta
testimony
10. 17 – 26 Desember Penyusunan Laporan Penyusunan Secara
2015 Sistematis
1. Asesmen Anak
a) Penilaian Asesmen
1. Aspek Sosio-emosional

ASPEK SUB ASPEK Indikator HASIL KETERANGAN


SOAL
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN D DB BD
Sosial 1.1 Kemampuan Anak mampu melihat Asesor memberikan instruksi V Anak tidak
memfokuskan wajah asesor ketika untuk melihat pada wajah menatap wajah
pandangan berhadapan dan assessor ketika berhadapan assessor dan
berbicara dan berbicara memalingkan
wajahnya.
1.2 Kemampuan Anak mampu Asessor menciptakan suasana Asessor mengajak
mengikuti permainan anak naik sepeda
mengikuti permainan bermain, amati apakah anak
yang di standar
mengikuti permainan dua, kemudian
tersebut? assessor
menggerakan
V kaki anak untuk
mengayuh pedal,
dan anak mau
mengikutinya
dengan dilihat
dari ekspresi
senang dalam
wajahnya.

1.3 Kemampuan Anak mampu Asessor memberikan sebuah v Anak sudah


melaksanakan perintah melaksanakan instruksi kepada anak, amati mampu
melaksanakan
yang diberikan instruksi sederhana apakah anak mampu instruksi
melaksanakan sederhana
instruksitersebut?
2.1 Berkerjasama dalam Anak mampu Asesor mengajak anak untuk v Anak tidak mau
permainan bekerjasama bermain lempar tangkap bola dibantu untuk
menyelesaikan
bersama. Perhatikan apakah permainan puzzle
anak bekerjasama ketika ketika assessor
menawarkan
bermain?
bantuan kepada
anak, anak malah
asik sendiri
dalam permainan
puzzlenya.
Tetapi anak mau
melakukan
kerjasam dengan
ibu untuk
menemukan
handphone yang
sengaja
disembunyikan
2.2 Rasa tanggungjawab Anak mampu Asesor mengamati anak V Anak menginjak
bertanggung jawab ketika bermain tangan assessor
dan assessor
berpura-pura
sakit untuk
memancing rasa
tanggung jawab
anak, tetapi anak
malah asik
mencari
permainan lain.
2.3 Kepekaan terhadap Anak menunjukan Asesor memperhatikan anak V Anak belum
orang lain simpati pada teman ketika permainan sedang mampu
berlangsung, apakah anak memberikan
merasa simpati ketika ada perhatian kepada
temannya yang temanya
membutuhkan bantuan? disekitar, tapi
anak sudah mulai
bersosialisasi
dengan temanya
walau caranya
dengan mencubit
temana terlebih
dahulu.
Emosi 3.1 Menunjukan sikap Asessor mengambil mainan V Anak marah
Menunjukan ekspresi kepada assessor
marah jika mainanya yang sedang dimainkan,
marah ketika bagian
direbut amati reaksi anak? mainan
puzzlenya
disembunyikan.
3.2 Sikap gembira jika Menunjukan ekspresi Asessor memberikan hadiah Anak gembira
diberi hadiah gembira yang anak suka, amati ketika assessor
V memberikan
bagaimana sikap anak bintang kepada
tersebut? anak.

3.3 Marah jika Menunjukan sikap Asesormenggangguanakdenga Anak marah


aktivitasnya diganggu marah nmengambilbarang yang ketika aktivitas
sedangdimainkanolehanak. V dalam menyusun
Perhatikan respon anak. puzzle diganggu
oleh assessor.
3.4 Menunjukan sikap Menunjukan sikap Asessor menanyakan kepada Anak menjawab
sedih ketika terjatuh dari sedih anak ketika anak terjatuh sedih dan sakit
V
sepeda dari sepeda ketika anak jatuh
dari sepeda.
3.5 Sikap pada
saat Anak memberikan Asessor mengamati tingkah V Anak dengan
bertemu orang baru sikap positif ketika laku anak ketika pertama bantuan ibu
bertemu dengan mampu menyapa
orang baru kali bertemu dengan orang assessor ketika
baru? pertama kali
bertemu.
3.7 Menunjukan sikap Anak bersikap manja Asesormemperhatikanketikaa Anak terlihat
V
manja ketika bersama nakbersama orang tuanya. manja ketika
orangtua sedang bermain
dengan
orangtuanya.

Hasil Asessmen aspek sosio-emosi:


6∗3
D= x100% = 50%
12∗3

3∗2
DB= x100% = 25%
12∗2

3∗1
BD= x100% = 25%
12∗1
2)Aspek Kognitif

ASPEK Indikator SUB ASPEK BUTIR INSTRUMEN HASIL KETERANGAN


PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN D DB BD
Anak mampu 1.1 mengelompokan 1.1.1 asesor meminta anak v
mengelompokan berdasarkan warna mengelompokan bintang berwarna Anak mampu
berdasarkan 1.2 mengelompokan merah dan hijau dengan mengelompoka
warna, bentuk berdasarkan bentuk memasukan merah ke kotak merah n berdasarkan
dan ukuran 1.3 mengelompokan dan hijau ke kotak hijau warna, bentuk
berdasarkan ukuran dan ukuran
1.2.1 asesor meminta anak v Anak tidak
1. Klasifikasi
mengelompokan bentuk bintang mengikuti
dengan cara memisahkan yang kecil instruksi dan
dengan yang besar focus pada hal
yang sedang
1.3.1 asesor meminta anak v dikerjakannya,
mengurutkan bintang dari yang yaitu bermain
terkecil ke terbesar puzzle
Anak mampu 2.1 mengurutkan 2.1.1 asesor meminta anak v Anak
2. Mengurutkan
mengurutkan obyek berdasarkan mengurutkan pola kancing besar- belummampu
(Ordering) dan
pola dan ukuran tipe atau pola kancing kecil- kancing besar- mengurutkan
Seriasi
tertentu kancing kecil ………………. pola dan
2.2 Seriasi 2.2.1 asesor meminta anak v ukuran
mengurutkan balok dari yang
terendah ke tinggi
Anak mampu 3.1 menilai jumlah 3.1.1 asesor bertanya pada anak, v
menilai dengan obyek yang sama mana yang lebih banyak diantara 10
benar tapi ukuran obyek itu biji kancing kecil dalam satu gelas
berbeda dengan 10 biji kancing besar dalam Anak mampu
gelas yang lain menilai
3.1.2 asesor bertanya pada anak, v dengan benar
mana yang lebih sedikit diantara 10 meskipun
biji kancing kecil dalam satu gelas dengan
3. Korespondensi
dengan 10 biji kancing besar dalam bantuan
gelas yang lain
3.1.3 asesor bertanya pada anak, v
mana yang lebih besar dan lebih
kecil diantara 10 biji kancing kecil
dalam satu gelas dengan 10 biji
kancing besar dalam gelas yang lain
3.2 menilai jumlah 3.2.1 asesor bertanya apakah sama v Anak mampu
dua obyek yang jumlah antara 2 pena dengan 2 menilai jumlah
berbeda pensil 2 objek yang
berbeda

Anak dapat 4.1 konservasi isi 4.1.1 asesor memindahkan air dari v Anak belum
mengetahui 4.2 konservasi 1 wadah ke wadah yang lain dengan dapat
sejumlah objek jumlah bentuk yang berbeda, kemudian mengetahui
walau posisinya anak ditanya, apakah air berkurang sejumlah
diubah atau bertambah objek walau
posisinya
4. Konservasi diubah
4.2.1 Asessor memasukan 3 balon v
kedalam sebuah ember besar,
kemudian merenggangkan 3 posisi
balon tersebut dari posisi awal yang
rapat. Tanyakan pada anak apakah
jumlah balon tetap sama?
Hasil Asessmen aspek kognitif:
3∗3
D= x100% = 27,28%
11∗3

6∗2
DB= x100% = 54,54%
11∗2

2∗1
BD= x100% = 18,18%
11∗1

3) Aspek Motorik

ASPEK SUB ASPEK Indikator HASIL KETERANGAN


BUTIR SOAL
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN D DB BD
1. Motorik kasar 1.1 Berdiri Anak mampu Asessor mengaitkan
berdiridengan satu satu kaki kemudian Anak mampu
kaki memberikan isntruksi mengangkat 1 kaki
kepada anak: v sambal memegang
“ayoo angkat tangan asesor
kakimuu”
Amati reaksi anak?
1.2 Berlari Anak mampu berlari Berikan instruksi
jauh tanpa jatuh “Ayo lari sini”. v
Assesor Anak mampu berlari
memperhatikan tanpa jatuh
apakah anak jatuh
atau tidak ketika
sedang berlari?
1.3berjalan sesuai Anak mampu berjalan Asessor mengajak
arahan sesuai arahan anak untuk berjalan
mengikuti arahan Anak mampu
yang diberikan mengikuti arahan
assessor, dengan bantuan media
diantaranya: puzzle kesukaannya
a. Ayo berjalan maju yang dipegang asesor
b. Ayo berjalan (anak ingin mengambil
v
mundur puzzle yang dipegang)
c. Ayo berjalan ke
kanan
d. Ayo berjalan ke
kiri
1.4 Berjalan Anak mampu berjalan Asessor membuat
mengikuti garis mengikuti garis jalur yang digunakan Anak belum dapat
untuk berjalan anak. v mengikuti jalur, dan
Amati apakah anak hanya berjalan keluar
mengikuti jalur jalur
tersebut?
1.5 Melompat Anak mampu a. Ayo lompat (asesor Anak mampu
melompat memberikan contoh melompat satu kaki
v
untuk melompat walaupun dalam
dengan satu kaki) setting permainan
b. Ayo lompat Anak mampu
(asesor memberikan melompat dua kaki
contoh untuk walaupun dalam
melompat dengan setting permainan
v
dua kaki)
Perhatikan apakah
anak mapu
melakukanya?
1.6 Naik turun Anak mampu Asesor mengajak Anak dengan
tangga memanjat anak ke lantai 2 sendirinya, belum
melalui tangga dsn diajak oleh asesor
turun ke lantai 1 v tetapi menaiki tangga
lagi. .Perhatikan sendiri saat mecari
apakah anak mampu sesuatu (yang entah
melakukanya? apa)
1.7 Menangkap Anak mampu Asesor melemparkan Anak mampu
v
bola menangkap bola bola kepada anak menangkap bola yang
dan meminta anak dilempar oleh asesor
untuk
menangkapnya.
Perhatikan apakah
anak mapu
melakukanya?
1.8 Melempar bola Anak mampu Aseseor meminta
Melempar bola anak untuk Anak mampu
melempar bola melempar bola
kearah asesor. v meskipun belum
Perhatikan apakah dengan arah yang jelas
anak mampu
menangkapnya?
1.9 Meloncat Anak mampu meloncat Anak mampu meloncat
Asesor mengajak dengan kedua tangan
v
anak untuk meloncat yang memegangi
tangan asesor
2. Motorik Halus 2.1 Anak mampu Cobalipatkertasinime v Anak melipat kertas
Kemampuanmelipa melipatkertas njadibeberapalipatan dengan dibantu oleh
tkertas . Asesor assessor walau hanya
memperhatikan menjadi 3 bagian yang
apakah anak mampu belum rapih
melakukanya?
2.2 Kemampuan Anak mampu Cobaguntingkertasini
mengguting mengguting menjadibeberapabagi
an. Asesor Anak mampu
memperhatikan menggunting kertas
v
apakah anak mampu dengan bantuan
melakukanya? assessor walau
hasilnya masih acak-
acakan
Dinilai mampu jika
anak dapat Anak baru mampu
menggambarkan orang mencorat-coret,
dari kepala, badan, belum untuk
kaki, tangan hingga Coba adik gambar menggambar
2.3 Kemampuan anggta tubuh lainnya orang.
menggambar seperti telinga, mata, Perhatikan apakah v
orang alis, bibir, hidung dan anak mampu
rambut. (nilainya 3) melakukanya?
Dinilai 2 jika anak
hanya
menggambarkan
kepala, badan tangan
dan kaki tanpa
anggota tubuh
lainnya.
Dinilai 1 jika anak
hanya menggambar
asal dan tidak jelas
maksud dari gambar
itu apa.
Anak mampu meniru Cobatuliskanangka Anak belum mampu
menulis angka yang telah kakak untuk meniru angka,
2.4 Kemampuan tulis di kertas. anak baru mampu
v
meniru angka Perhatikan apakah menggambar abstrak
anak mampu
melakukanya?
Anak mampu menulis Cobatuliskanhuruf Anak belum mampu
huruf yang telah kakak meniru huruf, anak
2.5
tulis di kertas. baru mampu
Kemampuanmenir v
Perhatikan apakah menggambar absrak
uhuruf
anak mampu
melakukanya?
2.6 Menyusun Anak mampu Cobasusunpuzzle ini. Anak mampu
v
Puzzle menyusun puzzle Perhatikan apakah menyusun puzzle yang
anak mampu diberikan asesor,
melakukanya? (bahkan untuk puzzle
Donald bebek anak
tanpa diminta selalu
bermain dengan itu)
2.7 Memegang Anak mampu Anak diberikan Anak mampu
sendok memegang sendok makanan dengan memegang sendok,
menggunakan tetapi belum benar,
piring/mangkuk masih dengan cara
beserta sendoknya, v mengepal sendok.
lihat apakah anak
mampu untuk
memegang sendok
dan makan sendiri?
2.8 memegang Anak mampu Anak diberikan Anak belum
pensil memegang pensil pensil, lihat apakah memegang dengan
benar, anak masih
anak mampu v mengepal pensil
memegang dengan
benar pensil tersebut
2.9 membuat garis Anak mampu membuat Anak diminta
garis membuat garis, v Anak belum mampu
perhatikan apakah mebuat garis
mampu.

2.10 Mengambil Anak mampu


benda kecil mengambil benda Asesor meminta anak Anak belum mampu
dengan kecil dengan mengambil kancing mengambil
v
menggunakan menggunakan ujung yang ada dilantai, menggunakan dua jari
ujung ibu jari dan ibu jari dan telunjuk apakah anak mampu
telunjuk
2.11 Meniru Anak mampu meniru Asessor memberikan
gambar bangun menggambar segitaga, contoh gambar
datar, yaitu: persegi panjang dan bangun datar berupa
a. Segitiga lingkaran segitiga, persegi
b. Persegi Panjang panjang, dan
c. Lingkaran lingkaran, dan
gambar yang masih
V
dalam garis patah-
patah.
Standar penilaian:
a. Dikatakan dapat Anak belum mampu
jika anak mampu meniru menggambar
membuat bentuk segitaga, persegi
yang sama dengan panjang dan lingkaran
apa yang
diberikan.
b. Diberikan nilai 2
jika anak mampu
menggambar
dibimbing dengan
instruksi assessor
c. Diberikan nilai
satu apabila anak
dapat meniru
gambar tetapi
dengan
melengkapi garis-
garis pada
gambar.

Hasil Asessmen aspek motorik:


7∗3
D= x100% = 35%
20∗3

6∗2
DB= x100% = 30%
20∗2

7∗1
BD= x100% = 35%
20∗1
4) Aspek Bahasa

Indikator HASIL
ASPEK SUB ASPEK BUTIR SOAL KETERANGAN
D DB BD
1. Bahasa 1.1 Mengikuti Anak melambai Beri instruksi kepada Anak melambai dan
Reseptif perintah dan berkata da anak: berkata da da, ini terjadi
da a. Lambaikan tangan ketika anak memang
dan berkata da da!! sedang memandang dan
bermain dengan asesor
(adalah percobaan
v
kedua)
Percobaan pertama tidak
melambai dan berkata
dad a dan percobaan
ketiga dan keempat pun
demikian
Anak Menoleh b. Menoleh ketika V Anak mampu menoleh
ketika dipanggil. ketika dipanggil, tetapi
dipanggil. harus berkali-kali dan
dibantu dengan oranglain
yang sedang bermain
dengannya
1.2 Identifikasi Anak mampu a. Pegang kepalamu! Anak mampu memegang
anggota tubuh memegang kepala, ini dilakukan
kepala v ketika anak memang
sedang bermain dengan
asesor
Anak mampu b. Pegang tangan! Anak mampu memegang
memegang tangan, ini dilakukan
tangan v ketika anak memang
sedang bermain dengan
asesor
Anak mampu c. Pegang Kaki Anak mampu memegang
memegang kaki kaki, ini dilakukan ketika
v
anak memang sedang
bermain dengan asesor
1.3 Identifikasi Anak mampu a. Asesor meminta
Anak mampu mengambil
objek mengidentifikas anak untuk mengambil v
bintang
i benda/objek bintang
b. anak diminta v Anak mampu
menunjukan gambar menunjukan gambar
Donal bebek dengan benar
2.1 Menguasai Anak mampu Asesor memintaanak
2.Bahasa semua vokal mengatakan untuk mengatakan : Anak mampu
Ekspresif dan dan yang diminta a. Pisang mengucapkan, tetapi
sebagian b. Bintang membutuhkan waktu
konsonan b, c, c. Kuning yang lama sekali dan
V
g, h, i, l, m, t, d. teteh disela-sela bermainnya,
p, k e. Makan juga dibantu
f. Cokelat mengucapkan oleh
g. Hijau orangtuanya.
h. Gigi
2.3 Dapat Anak mampu a. Asesor meminta anak v
Anak mampu, ini
mengulang berkata 3-5 untuk mengatakan:
memang kata-kata yang
sebuah kalimat kata “Aku tidak mencubit”
sering diucapkan oleh ibu
yang terdiri 3-5 “Aku dapat bintang”
dan terapisnya
kata.
2.4 Melabel Anak mampu Asesor menunjuk suatu v
nama objek menunjuk dan objek kemudian anak
Anak mampu berkata
menyebutkan menyebutkan nama
ketika kata awalnya
namanya objek itu. Objek itu
disebutkan, tetapi untuk
adalah:
kursi tidak menjawab.
a. Meja
b. Kursi
c. Baju
d. Topi
e. Boneka
2.5 Memiliki Anak Asessor menanyakan
konsep waktu mengetahui pertanyaan yang
Anak belum mampu
yang sederhana konsep waktu berhubungan dengan
menjawab dengan tepat,
sederhana waktu sederhana,
v yaitu pagi siang, malam.
dengan seperti:
Tetapi dibantu oleh
menjawab Kapan berangkat
ibunya.
dengan tepat sekolah, sarapan,
pulang sekolah, tidur?

Hasil Asessmen aspek bahasa :


6∗3
D= x100% = 54,55%
11∗3

4∗2
DB= x100% = 36,36%
11∗2

1∗1
BD= x100% = 9,09
11∗1
2. Analisis Asesmen Anak

a. Aspek Sosial-Emosi
Berdasarkan hasil asesmen, A sudah dapat menunjukan emosinya, seperti
senang ketika diberi sesuatu, marah ketika aktivitas bermainnya diganggu, merasa
sakit ketika jatuh dan bersikap manja pada ibunya, melakukan instruksi sederhana.
akan tetapi A masih memerlukan bantuan untuk melakukan untuk bersikap positif
pada orang baru yang ditemuinya, bantuan ini diberikan oleh ibunya dengan
memegang tangn kanan A untuk salam, serta memerlukan bantuan untuk dapat
mengikuti permainan dan bekerja sama. Akan tetapi A masih jarang (hanya
sesekali) melakukan kontak mata pada lawan bicaranya serta memberikan
perhatian pada sekelilingnya.
Berikut adalah hasil asesmen dalam bentuk persentase:

5∗3
D= x100% = 50%
12∗3

3∗2
DB= x100% = 25%
12∗2

4∗1
BD= x100% = 25%
12∗1

Keterangan:

D = dapat

DB= dapat dibantu

BD= belum dapat

Sebagaimana hasil data asesmen, anak mampu melakukan butir-butir instrument


sebesar 50% dimana artinya mencapai nilai minimum, yaitu 50%. Sedangkan anak
dapat melakukan butir-butir instrument dengan bantuan sebesar 25 % dan anak
mendapat persentase sebesar 25% untuk poin belum mampu, yang mana ini berarti
anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan sosial-emosi.
b. Aspek Bahasa
Dalam aspek bahasa, A memiliki kemampuan bahasa reseftif dan ekspresif yang
baik, ini terjadi jika anak sudah tertarik pada pemberi stimulus, dimana anak
mampu memahami apa yang diminta untuk lakukan, dan melakukan dengan baik,
meskipun memerlukan waktu yang lama dan bantuan yang banyak dari ibu.
Berikut adalah hasil asesmen dalam bentuk persentase:

6∗3
D= x100% = 54,55%
11∗3

4∗2
DB= x100% = 36,36%
11∗2

1∗1
BD= x100% = 9,09%
11∗1

Keterangan:

D = dapat

DB= dapat dibantu

BD= belum dapat

Sebagaimana hasil data asesmen, anak mampu melakukan butir-butir instrument


sebesar 54,55% dimana artinya sudah mencapai nilai minimum, yaitu 50%.
Sedangkan anak dapat melakukan butir-butir instrument dengan bantuan sebesar
36,36 % dan anak mendapat persentase sebesar 9,09% untuk poin belum mampu,
yang mana ini berarti anak mempunyai perkembangan bahasa yang cukup baik.

c. Aspek Kognitif
Dalam aspek kognitif, A memiliki perkembangan kognitif yang cukup bagus, A
sudah mampu dalam diskriminasi warna, bentuk dan ukuran serta meskipun
dengan bantuan A sudah mampu menilai ukuran dengan benar, akan tetapi masih
mengalami kesulitan dalam konservasi isi dan jumlah
Berikut adalah hasil asesmen dalam bentuk persentase:

3∗3
D= 11∗3
x100% = 27,28%
6∗2
DB= x100% = 54,54%
11∗2

2∗1
BD= x100% = 18,18%
11∗1

Keterangan:

D = dapat

DB= dapat dibantu

BD= belum dapat

Sebagaimana hasil data asesmen, anak mampu melakukan butir-butir instrument


sebesar 27,28% dimana artinya belum mencapai nilai minimum, yaitu 50%.
Sedangkan anak dapat melakukan butir-butir instrument dengan bantuan sebesar
54,54 % dan anak mendapat persentase sebesar 18,18% untuk poin belum mampu.

d. Aspek Motorik
A sudah mampu berjalan, melompat, meloncat, menaiki tangga, dan berlari
tanpa bantuan, tetapi masih memiliki keseimbangan yang kurang, hal ini terlihat
dari masih memerlukan bantuan dalam berdiri dengan 1 kaki. Dalam kegiatan-
kegiatan yang melibatkan motorik halus, A masih susah untuk melakukannya.
Berikut adalah hasil asesmen dalam bentuk persentase:

7∗3
D= x100% = 35%
20∗3

4∗2
DB= x100% = 20%
20∗2

9∗1
BD= x100% = 35%
20∗1

Keterangan:

D = dapat

DB= dapat dibantu

BD= belum dapat


Sebagaimana hasil data asesmen, anak mampu melakukan butir-butir instrument
sebesar 35% dimana artinya belum mencapai nilai minimum, yaitu 50%. Sedangkan
anak dapat melakukan butir-butir instrument dengan bantuan sebesar 20 % dan
anak mendapat persentase sebesar 45% untuk poin belum mampu, yang mana ini
berarti anak mempunyai hambatan dalam perkembangan motorik.

Grafik Hasil Asessmen


100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Kognitif Bahasa Motorik Sosio Emosi

Dapat Dapat dibantu Belum Dapat


3. Program Anak
No Aspek Potensi Hambatan Kebutuhan Tujuan AktivitasIntervensi Evaluasi
.
1. Bahasa  Anak mampu  Anak belum  Kemampua  Agar anak  Intervensionis
mengikuti mampu n mampu bersama orangtua
instruksi mengutarak mengutarak mengutarak menngajak
sederhana, an keinginan an ankeinginan kepada keluarga
meskipun hanya yang keinginanny nya untuk Orangtua sudah
ketika anak bersifat a memverbalkan melakukan
sedang menatap kebutuhan  Agar anak pengucapan
program yang
pada instruktor tubuh,  Pola berkomunik keinginan di
seperti berbicara asi dengan depan anak. kami buat yaitu
 Anak mampu mengucapka yang bukan semestinya, moncontohkan
menoleh ketika n ingin egosentris bukan  Intervensionis pengutarakan
dipanggil makan, egosentris bersama orangtua
 Pengetahua keinginan anak
(setelah ingin ke mengajak kepada
panggilan kamar ndan  Agar anak keluarga agar saat tetapi ketika
kesekiankalinya mandi. pemahama mengetahui bertanya kepada evaluasi
dari jarak yang nmengenai dan anak
konsep memahami berlangsung
sangat dekat)  Anak masih menggunakan
memiliki waktu konsep akhiran yang hanya ibu yang
 Anak sudah pola bicara sederhana waktu menjadi jawaban, mencontohkan
mengenal egosentris (pagi, sederhana contohnya ketika
pengutarakan
anggota tubuh dalam siang, dan bertanya sudah
bagian luar menjawab sore makan, keinginan.
pertanyaan malam) pertanyaannya
 Anak mampu berbunyi “Mas
menunjuk dan sudah makan?”
menyebutkan
benda yang  Anak belum ketika anak
memang sering mengetahui menjawab dengan
dilihatnya dan paham “mas sudah
mengenai makan” maka
 Anak mampu konsep ulangi pertanyaan
berkata 3-5 kata waktu dengan “mas
sederhana sudah makan
(pagi siang belum”
sore malam)
 Intervensionis
bersama orangtua
menunjukan
gambar berisi
kegiatan di
waktupagi
(bangun tidur dan
berangkat
sekolah), di waktu
siang (saatpulang
sekolah), di waktu
sore (bermain
dengan kakak),
dan malam
(gambar langit
gelap dan anak
sedang tidur) dan
orangtua
membiasakan
memberi tau
waktu sederhana
ketika melakukan
aktivitas sehari-
hari
2. Sosial-  Anak mampu  Anak belum  Kemampuan  Agar anak  Intervensinis  Orangtua
Emosi mengikuti mampu melakukan mampu bersama
sudah
permainan melakukan kontak mata melakukan orangtua
sederhana kontak mata dengan kontak mata mengajak agar melakukan
yang lama lawan dengan keluarga
program yang
 Anak mampu dan bicaranya lawan bicara membiasakan
mengekspersika semestinya berkomunikasi kami buat
nemosi dengan  Kemampuan  Agar dengan anak
yaitu
sederhana lawan menunjukan anakmampu dengan tepat
(sakit, bicaranya simpati bersimpati menatap mata moncontohkan
marahdansenan anak, dan
pengutarakan
g)  Anak belum  Memiliki  Agar anak menaruh benda
mampu sifat memiliki yang menarik keinginan
 Anak bersikap menunjukan tanggung rasa perhatian
anak tetapi
positif saat simpati jawab tanggung (miniature elmo
bertemu dengan jawab atau Donald ketika
orang baru  Anak belum bebek) diantara
evaluasi
memiliki mata kita dengan
 Anak mampu rasa terlebih dahulu berlangsung
bertanya tanggung dipraktekan oleh
hanya ibu
keberadaan jawab intervensionis
keluarganya yang
(ibu,ayah,  Intervensionis
mencontohkan
kakak, bibi bersama
pengasuh) saat orangtua pengutarakan
mereka tidak mengajak kepada
keinginan.
terlihat dalam keluarga untuk
waktu lama lebih sering
melakukan
 Anak sudah kontak fisik
mampu dengan anak,
melakukan terutama
kerja sama memeluk anak
dengan orang- sambil bercerita
orang yang dia tentang apa yang
temui setiap dialami.
hari,
 Intervensionis
bersama
orangtua
mengajak kepada
keluarga untuk
membiasakan
anak
membereskan
mainannya
sendiri agar
tumbuh rasa
tanggung jawab

3. Kogniti  Anak mampu  Anak  Kemampua  Agar anak  Intervensionis Program ini
f menilai jumlah belum nmenkonve mampu mencontohkan tidak terlaksana
yang sama dari mampu rsi isi dan mengkonvers memindah –
objek yang mengkonv jumlah i isi dan mindah air dari
berbeda ersi isi dan jumlah satu gelas kecil
jumlah ke gelas besar
 Anak mampu berulang-ulang,
melakukan orangtua melihat
diskriminasi kemudian
warna ukuran mempraktekan
dan bentuk ulang
benda
 Intervensionis
 Anak mampu mempraktekan
mengikuti pola merenggangkan
bola-bola kecil
 Anak mampu dari posisi awal
mengurutkan rapat, orangtua
benda melihat
berdasarkan kemudian
ukuran melakukan
kembali

4. Motorik  Anak mampu  Kegiatan-  Peningkata  Anak  Intervensionis Program


berdiri dengan kegiatan nmotorik mampu bersama terlaksana
1 kaki motoric halus meningkatk orangtua dengan baik
halus an motorik meminta anak
 Anak mampu halus untuk
meloncat memasukan biji
kacang hijau ke
 Anak mampu dalam sedotan
bergerak  Intervensionis
sesuai arah bersama
(depan, orangtua
belakang, meminta anak
kanan , dan mengikuti pola
kiri) yang sudah
dibuat.
 Serta anak  Intervensionis
mampu bersama
mengikuti orangtua
pola yang melakukan
diberikan gerakan tari.

Program Anak yang Menjadi Target

No. Aspek Tujuan Aktivitas intervensi Evaluasi


Perkembangan
1. Motorik Halus Anak mempunyai Pertama, intervensionis berperan Orangtua berhasil melakukan
keterampilan yang sebagai modelling pada aktivitas aktivitas intervensi bersama
optimal pada memindahkan kacang hijau dari anak dengan cukup baik.
aspek motorik dalam mangkuk ke sedotan yang
halus. ukurannya berbeda dengan cara
memasukkan satu-persatu kacang
hijau ke dalam sedotan. Lalu,
orangtua bersama anak melakukan
aktivitas itu.

3. Program Orangtua

No. Aspek Potensi Hambatan Kebutuhan Tujuan AktivitasIntervensi Evaluasi


1. Kepribadian  Orangtua
memiliki
kepribadian yang
terbuka terhadap _ _ _ _
orang lain dan
anaknya.

 Orangtua
berpikiran _ _ _ _
modern serta
berwawasan luas.

2. Penerimaan  Orangtua sudah  Orangtua  Motivasi  Orangtua  Intervensionis  Orangtua


menerima kondisi masih dari selalu mengajak bersama
anak dan tidak mempun dalam berpikir orangtua untuk intervens
malu dengan yai diri dan positif dan menonton vidio ionis
kondisi anaknya. perasaan orang optimis tentang menonto
pasimis lain. dengan menangani anak n vidio
ketika masa autisme setelah secara
memikirk depan selesai menonton bersama
an masa anaknya. vidio itu an dan
depan intervensionis setelah
anaknya. melakukan selesai
shering dengan menonto
orangtua. n vidio,
intervens
ionis
mengaja
k
orangtua
untuk
sharing.
3. SikapOrangt  Orangtua sudah
uaterhadap memberikan
anak pendidikan
kepada anaknya
seperti membawa
anaknya terapi
kebeberapa
terapis,
memasukkan anak
ke TK Inklusi dan _ _ _ _
membawa anak
untuk mengikuti
kegiatan heaking
setiap sore sabtu.

 Orangtua
mempunyai
keyakinan bahwa
suatu saat
anaknya bisa
mandiri.
_ _ _ _
4. Dukungan  Lingkungan
Sosial keluarga sudah
menerima _ _ _ _
kehadiran anak
 Interaksi sosial
antara lingkungan
keluarga dengan
anak baik. _ _ _ _

5. Dukungan  Orangtua
Ekonomi mempunyai
penghasilan yang
tetap dan cukup
untuk memenuhi
kebutuhan
anaknya.
1. Aspek Perkembangan yang Menjadi Target Intervensi
Berdasarkan hasil asesmen yang kami laksanakan kepada anak dan hasil
wawancara kepada orangtua (ibu), di dapatkan hasil bahwa aspek perkembangan
yang menjadi target intervensi dini yaitu pada aspek motorik halus dan yang
selanjutnya dijadikan program.Alasannya adalah pada aspek perkembangan
motorik halus anak masih kurang cakap dalam memegang suatu objek yang
diberikan. Dimana anak masih memerlukan latihan-latihan secara intensif dalam
menunjang aspek perkembangan pada motorik halus. Adapun latihan-latihan yang
kami programkan untuk anak adalah mengambil kacang hijau di dalam mangkuk
lalu memindahkannya ke dalam sedotan yang ukurannya berbeda.

2. Melaksanakan Intervensi
Keterangan dan
No. Tanggal Program Aktivitas Program
Evaluasi
1. 6 Desember  Diskusi  Diskusi program  Orangtua
15 program bersama orangtua menyetujui
 Melatih  Pelaksanaan program yang
motorik halus program melatih diajukan oleh
motorik halus intervensionis
dengan cara terutama
memindahkan biji motorik halus.
kacang hijau  Anak mengikuti
melalui sedotan program dengan
ke mangkuk. semangat,
orangtua
memperhatikan
intervensionis
dan mengulang
kegiatan
tersebut dengan
anak.
2. 16  Program  Pelaksaan program  Orangtua (hanya
Desember Orangtua mengenai over Ibu) menonton
15 mengenai protektif dalam dengan antusias
dalam memberikan dan
memberikan terapi dengan berkomentar
terapi menonton video tidak akan
mengenai terapi melakukan 2
autis dengan terapi sekaligus,
metode ABA yang dan memilih
kurang cocok terapi yang
untuk dilakukan humanisme.

Program yang kami laksanakan ada dua pertemuan. Pertemuan pertama,


kami mendiskusikan program untuk anak kepada orangtua. Orangtua menyetujui
program yang kami ajukan. Setelah selesai mendiskusikan program, kami selaku
intervensionis mengajak orangtua bersama-sama melaksanakan program intervensi
pada anak yang sudah kami buat. Anak bersama orangtua berhasil melaksanakan
program yang kami ajukan. Sedangkan pertemuan kedua adalah melaksanakan
program untuk orangtua yaitu dengan mengajak orangtua menonton video cara
menangani anak autisme dan dilanjutkan dengan sharing. Pada pertemuan kedua,
kami juga meminta kepada orangtua untuk menyampaikan kesan dan pesan beliau
selama kami melakukan program intervensi dini.

.
Dari awal kegiatan asesmen sampai dengan program yang kami lakukan
terhadap anak dan orangtua, kami melihat adanya perubahan pada diri anak dan
orangtua.
Perubahan pada anak yaitu dimana pada saat pelaksanaan asesmen aspek
perkembangan motorik halus kepada anak, anak belum mampu melipat kertas,
menggunting kertas, menggambil benda kecil dengan ibu jari, mengikuti pola gambar
dalam garis patah-patah dan sudah mampu memegang pensil tapi belum bisa menulis
setelah sebelumnya belum mampu. Namun, ketika pelaksanaan program intervensi
anak mampu melakukan aktivitas tersebut dengan baik bersama dengan intervensionis
dan orangtua. Karena anak mampu melakukan kegiatan motorik halus tersebut dengan
baik, intervensionis mengganti kegiatan intervensi untuk aspek perkembangan motorik
halus dengan kegiatan menggambil kacang hijau di dalam mangkuk lalu
memindahkannya ke dalam sedotan dengan ukuran yang berbeda dengan cara
memasukkan memasukkan satu-persatu kacang hijau ke dalam sedotan. Pada
pelaksanaan kegiatan ini anak mengalami sedikit kesulitan. Tetapi, anak tetap
mempunyai keinginan untuk melakukan kegiatan ini dan hasilnya cukup baik serta
memerlukan latihan secara lanjut. Lalu, program intervensi inilah yang kami jadikan
sebagai target dari program intervensi dini bersumberdaya keluarga (aspek motorik
halus).
Perubahan pada orangtua yaitu dimana orangtua memiliki kecakapan dalam
memilih terapi yang tepat dalam menunjang perkembangan anaknya menjadi optimal.
Adapun sebelum kami mengajak orangtua untuk menonton vidio tentang menangani
anak autisme, orangtua menyampaikan bahwa beliau memberikan terapi kepada
anaknya lebih dari satu terapi dan masih mengalami sedikit kebingungan dalam
meninggalkan salah satu terapi yang diberikan kepada anaknya.
1. Intervensi dini bersumberdaya keluarga adalah penyediaan dukungan dan sumber
daya yang ditujukan pada keluarga anak usia dini, yang secara langsung
berpengaruh terhadap anak, orangtua dan fungsi keluarga.
2. Anak memiliki kemampuan pada aspek perkembangan motorik halus yang salah
satunya yaitu aktivitas memindahkan kacang hijau yang berada di dalam mangkuk
ke dalam sedotan yang ukurannya berbeda dengan cara memasukkan satu-persatu
kacang hijau ke dalam sedotan. yang memerlukan bantuan dari pihak lain sehingga
potensial ability yang dimiliki oleh anak dapat berkembang menjadi actual ability
melalui intervensi dini.
3. Intervensi dini bersumber daya keluarga ini memerlukan peran keluarga dalam
perkembangan anak. Karena keluarga merupakan lingkungan yang paling utama
berada disekitar anak dan orang tualah yang berperan pertama kali dalam program
intervensi ini.
4. Program intervensi kepada orangtua yaitu memberikan ferformance (penguatan)
agar orangtua tetap optimis dan berfikir positif terhadap perkembangan anaknya.
5. Kompetensi orang tua terhadap pengasuhan anak sangat baik dan peran kami
sebagai intervensionis hanya memberikan ferformance (penguatan) terhadap ibu
agar tetap optimis dalam membantu perkembangan anaknya agar optimal.

Penyusun menyarankan agar kegiatan intervensi dini bersumberdaya keluarga ini


terus dikembangkan agar orang tua khususnya dan keluarga dapat mengetahui
anaknya ABK atau tidak dari gejala-gejala yang muncul ketika usia perkembangan
anaknya dan orangtua memiliki kompetensi untuk mengintervensi sehingga jika
anaknya ABK bisa dioptimalkan sedini mungkin dari segi perkembangannya.
Tentang IDBK
Media sosialisasi pertama dan utama bagi seorang
anak sebelum anak melakukan sosialisasi di lingkungan yang
lain adalah Keluarga. Terlebih bagi anak-anak yang memiliki
hambatan perkembangan, akan tetapi sering kali keluarga
tidak menjalankan perannya dengan baik. Disinilah mengapa
intervensi dini diperlukan, terutama intervensi dini
bersumber daya keluarga.
Intervensi dini bersumber daya adalah dukungan dan
sumber daya yang ditujukan kepada keluarga yang memiliki
anak usia dini dengan hambatan perkembangan agar
berkembang menjadi lebih optimum
Buku ini adalah laporan penulis dalam melakukan
intervensi dini bersumber daya keluarga terjadi dari awal
hingga tercipta sebuah program bagi anak dan keluarga

Departemen Pendidikan Khusus


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai