Disampaikan dalam Workshop Identifikasi dan Asesmen ABK sebagai Upaya Peningkatan
Mutu SDM Pembelajaran Pendidikan Khusus Layanan Khusus Dikpora Pekanbaru
Tanggal 12-13 Mei 2018
Sukinah, M.Pd
081220975230
suk_uny@yahoo.com
KONTRAK BELAJAR SELAMA WORKSHOP
KERJA KELOMPOK
1. Apa yang bpk ibu pahami tentang identifikasi dan asesment dalam layanan
anak berkebutuhan khusus?
2. Identifikasi langkah apa yang bapak ibu lakukan ketika melaksanakan proses:
a. Identifikasi anak berkebutuhan khusus
b. Asesmen anak berkebutuhan khusus
3. Menurut bapak/ibu apa yang belum dipahami dalam konsep identifikasi dan
asesmen anak berkebutuhan khusus?
4. Harapan dalam mengikuti workshop identifikasi dan asesmen apa?
5. Materi apa yang belum diperlukan untuk penguatan layanan anak
berkebutuhan khusus selain aspek identifikasi dan asesmen?
SELAMAT BERDISKUSI
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Yakni menemukenali apakah seorang anak merupakan
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, melalui gejala-gejala
yang ditunjukkan oleh anak.
• Kecurigaan identifikasi
• Hasil identifikasi akan diketahui JENIS/TIPE KEBUTUHAN
KHUSUS ANAK
• Tujuan : menghimpun informasi untuk mengetahui
kebutuhan khusus anak sebagai dasar untuk asesmen dan
menentukan program yang sesuai untuk anak
GEJALA YANG DIAMATI DALAM IDENTIFIKASI
Interaksi sosial
Aspek lainnya
anak
Peserta Didik 6.1. Buat kegiatan yang mampu mendorong peserta didik dengan gangguan emosi dan perilaku lebih aktif
dengan untuk mengoptimalkan potensinya dengan mempertimbangkann norma agama, sosial,dan peraturan
Gangguan perundang-undangan yang berlaku
Emosi dan 6.2. Mengarahkan dan menyalurkan segala perilakunya kearah yang positif, yang berguna baik untuk diri
Perilaku sendiri maupun untuk orang lain
6.3. Berikan bimbingan dengan mengisi waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan yang positif atau bermanfaat
6.4. Pahami keadaannya dimana letak ketidakselarasan kehidupan emosinya
6.5. Upayakan agar bias mengembalikan kepada kehidupan emosi yang serasi sehingga rasa kekeluargaannya
menjadi pulih kembali
6.6. Berusaha untuk menjadi idolanya dengan memberi teladan dalam setiap tindakan
6.7. Menunjukkan perlindungan dan bantuan-bantuan yang menjadikannya merasa dekat dan nyaman
6.8. Upayakan memperhatikan minat dan kemampuannya terutama yang berhubungan dengan pelajaran
6.9. Berikan tugas sesuai dengan minat dan kemampuannya secara perlahan tapi pasti diharapkan mereka
akan merasa senang dan terbiasa belajar
6.10 Berusaha mengidentifikasi persoalan emosi yang dialaminya selanjutnya berupaya menghilangkan dan
menggantikannya dengan sifat-sifat yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat
6.11.Upayakan Peserta Didik dengan Gangguan Emosi dan Perilaku membiaakan hidup teratur dengan selalu
diberi keteladanan dan pembinaan dengan sabar
6.12.Memberikan kasih saying dengan penuh kesabaran supaya bias mengisi kekosongan jiwa Peserta Didik
dengan Gangguan Emosi dan Perilaku. Jika merasa nyaman mereka akan rajin ke sekolah dan merasa ada di
tempat untuk mencurahkan perasaannya, pada akhirnya mereka akan patuh dan bertingkah laku
sebagaimana tuntutan norma dan aturan yang berlaku
SIAPA YANG MELAKUKAN IDENTIFIKASI
Proses keterlibatan guru
untuk mengamati anak
Psikolog Guru dalam proses
pembelajaran
Penjaringan
(Screening)
Pemantauan Pengalihtanganan
Kemajuan (Referal)
Belajar
Perencanan
Pembelajaran
Klasifikasi
LANGKAH IDENTIFIKASI
(direktorat PSLB, dalam Budiyanto, dkk., 2009)
Gejala muncul lebih dari 50 % dari check list berkebutuhan khsus sesuai tipe tsb
Jenis Hambatannya
1. Fisik : tunadaksa
2. Hambatan penglihatan
3. Hambatan pendengaran
4. Hambatan intelektual (tunagrahita): ringan, sedang, berat , MISAL : DOWN
SYNDROM
5. SLOW LEARNER
6. ANAK BERBAKAT (GIFTED)
7. AUTISM
8. GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU (TUNALARAS)
TINDAK LANJUT IDENTIFIKASI
•Penempatan
•Asesmen
ASESMEN KEBUTUHAN BELAJAR
YAITU : proses mengumpulkan informasi mengenai siswa siswa
secara menyeluruh untuk menetapkan program
pendidikan/pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
Sasaran asesmen
Anak yang sudah diidentifikasi
Anak yang sudah diasesmen sebelumnya dan sudah
mendapatkan program intervensi
PROSES ASESMEN
Langkah Tujuan Prosedur Pelaksanaan Hasil
Menentukan area Menentukan Wawancara terhadap sumber Guru Masalah fokus
(hal) yang diases parameter masalah yang releevan Orangtua yang
secara jelas secara Observasi masalah dalam Guru BK diasesmen
singkat berbagai seting Team asesmen jelas
Mendeskripsikan perilaku sekolah
khusus
Mendeskripsikan intervensi
secara tentatif
Pengumpulan Untuk memperoleh Mereview catatan-catatan Guru Penemuan
data/informasi latar belakang yang ada di sekolah Psikolog penyebab
yang relevan informasi yang relevan Mempelajari sejarah Petugas sosial timbulnya
dengan masalah Untuk menentukan perkembangan Anak Perawat masalah
area yang harus diakses Mendeskripsikan karakteristik Orangtua Penemuan area
siswa di berbagai seting di Guru BK yang perlu
mana anak berfungsi diases
lanjutan
Melakukan Untuk Melakukan asesmen baik Guru Data
asesmen mendapatkan data formal maupun informal Psikolog kualitatif
kuantitatif dan dengan tes maupun non Optamolog dan
kualitatif tes Optometri kuantitaif
Mengidentifikasi Memodifikasi atau Pekerja sosial gambaran
kelemahan dan adaptasi prosedur jika Guru BK kondisi anak
kekuatan perlu
Ihsan kelas 3 SD. Seperti anak-anak seusianya, Ishaan sangat suka bermain. Namun tidak
seperti anak-anak seusianya yang lain, Ishaan tergolong anak yang susah belajar, dianggap
bodoh dan nakal. Ia tidak pernah mengerjakan PR, nilai ulangannya selalu di bawah rata-rata.
Ia juga kesulitan untuk membaca dan menangkap perintah dan kata-kata orang lain, setiap
kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-
nari. Sebenarnya Ibunya sering membantunya belajar. Dengan kesabaraannya ia membantu
Ishaan mengulang pelajarannya, namun pada akhirnya Ibunya lelah karena lagi-lagi Ishaan
salah dalam menulis. Ia selalu saja salah dalam menulis kata-kata. Misalnya seharunya ditulis
table ia menulisnya dengan tabl kemudian ia menulisnya dengan tabel. Dan masih banyak
kata-kata lain yang susah dimengerti. Selain itu ia juga kesulitan untuk mencerna perintah
dari guru. Misalnya instruksi untuk membuka halaman 38, bab 4 paragraf 3, dia kesulitan
untuk melakukannya. Namun dari kekurangan yang dimiliki, dia juga mempunyai kelebihan.
Dia sangat kreatif dan pandai melukis.
LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN TEAM
1. Guru dan orangua melakukan referal kepada ahli
2. Penyusunan Tim IEP yang terdiri ahli pendidikan, ahli anak, ahli
kesehatan, psikologis dan guru BK
3. Perencanaan asesmen, dilakukan dengan melaksanakan beberapa
kegiatan: (a) Konferensi dengan orangtua, (b) Alasan melalukan
asesmen, (c) Menyeleksi tes yang sesuai, dan (d) Menentukan tester.
4. Pengisian Informed Consent. Informed consent merupakan
persetujuan yang dilakukan oleh orangtua atau wali yang
bertanggungjawab terhadap segala hal yang berkaitan tentang diri
anak atau peserta didik
Lanjutan
5. Pelaksanaan Asesment
• Contoh: aspek yang diukur Prestasi Akademik: Peabody Individual
Achievement (PIA), Monroe Sherman, dan lain-lain. Kemampuan motorik
anak: The Purdue Perceptual Motor Survey (PPMS). Kemampuan visual: Visual
Motor Integration, Bender Gestalt. Kemampuan auditors: Wepman Auditory
Discrimination Test. Kemampuan konsep dasar: Boehm Test of Basic Concept.
Asesmen Nonformal: asesmen yang dibuat oleh guru sesuai dengan konteks
pembelajaran di kelas. Asesmen Nonformal dilaksanakan oleh guru setelah
selesai pembelajaran. Guru menggunakan tes yang terdapat dalam buku ajar
sesuai kurikulum.
• Teknik pengukuran nonformal oleh guru berupa: Observasi, Analisis sampel
kerja, Analisis tugas, Infentory informal, Daftar cek, Skala penilaian,
Kuesioner, Wawancara. Selain itu dapat menggunakan alat tes ICD X, DSM ,
dan Grifftih.
lanjutan
6. Pertemuan team. Dalam pertemuan ini mencakup informasi yg
dishare oleh orangtua, informasi tentang penelitian kesehatan,
informasi tentang hasil observasi, tes formal atau asesmen agen lain
yang relevan dengan diri peserta didik.
7. Pengembangan Individualized Education Program yang sesuai
dengan format tertentu yang disepakati.
8. Implementasi Individualized Education Program dengan metode
dan prosedur pembelajaran (dan/atau layanan Bimbingan dan
Konseling).
9. Evaluasi kemajuan peserta didik melalui hasil review Individualized
Education Program
KEGIATAN ASESMEN BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS
MEMBERIKAN MANFAAT
•untuk mengetahui identitas anak autisme secara lengkap dan
1. terinci
•untuk mengetahui tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa
2. berkebutuhan khusus
• Motorik
• Persepsi
• Atensi
• Memori
• Orientasi ruang dan arah (spasial)
• Perkembangan bahasa
• Pembentukan konsep
• Perilaku adaptasi dan sosial
CARA PENGEMBANGAN INSTRUMEN
ASESMEN
•Cari DEFINISI KONSEPTUAL aspek yang akan
diasesmen
•Temukan ciri-ciri atau bagian dari aspek
tersebut dalam definisi konseptualnya
INDIKATOR
•Lalu dari indikator kembangkan menjadi
ITEM
ASESMEN AKADEMIK
•MEMBACA
•MENULIS
•BERHITUNG
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN
AKADEMIK
INVENTORY : mencermati dan mencatat setiap proses untuk mencapai
kemampuan akademik item-item instrumen
Misal menulis
Memegang pensil
Posisi tubuh
Jarak dengan kertas/media yang ditulis
Goresan
Menulis menirukan
Menulis kata
dst
•SOAL TES
•Lihat kurikulum
•Buat item soal
•Berikan pada anak untuk dikerjakan
•Analisa hasil pekerjaan anak
Program dan pelaksanaannya, amat penting adanya
persetujuan dan kesepakatan dengan orangtua, yang menurut
Hallahan (1991:30) menyangkut ketentuan-ketentuan;
(1) tingkat kemampuan akademik siswa pada saat ini,
(2) tujuan tahunan untuk setiap siswa,
(3) hubungan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
(4) hubungan antara pendidikan khusus dan pelayanan yang diberikan, serta
memberikan kesempatan kepada tiap anak yang berhasil untuk turut serta
dalam program pendidikan umum,
(5) rencana untuk memulai layanan dan mengantisipasi lamanya pelayanan,
dan
(6) prosedur evaluasi untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan
program
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan
Individualized Education Program menurut Kitano and Kirby (1986: 219)
ALUR PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
(adaptasi dari Hallahan, dkk., 2011)
1. 3.
2.
ASESMEN AKADEMIK PENENTUAN
HASIL ASESMEN
DAN FUNGSIONAL MATERI
4.
5.
7. 6. PENYUSUNAN RENCANA
PENENTUAN PROGRAM:
EVALUASI PELAKSANAAN
PRIORITAS
BERKALA PROGRAM Silabus, PPI/RPI,
PROGRAM
kompetensi anak
40
INSTRUMEN ASESMEN KETERAMPILAN INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
PADA ANAK AUTISTIC SPECTRUM DISORDER (ASD) (M. Sugiarmin dkk,
2009)
Level Milestone perkembangan No Indikator Kondisi
Ya Tidak
Level 1 Sama sekali tidak terpengaruh 1 Tidak menoleh jika dipanggil, seperti tidak mendengar
oleh stimulus lingkungan, 2 Jika diajak bicara tidak ada kontak mata
tidak ada kontak dengan 3 Jika diberikan mainan, sama sekali tidak merespon
orang lain, focus pada diri 4 Sama sekali tidak berminat untuk bermain dengan
sendiri, tidak merespon pada teman sebaya
stimulus ekternal, terpusat 5 Tidak bisa mengekspresikan persaan gembira, sedih,
pada objek atau kegiatan yang marah
disukai dan beslum ada 6 Terikat pada objek tertentu atau kegiatan tertentu
kontak mata 7 Sama sekali belum bisa berbicara
8 Sangat sering melakukan stimulasi diri
9 Tidak bisa menahan/munda keinginan sesaat
10 Seolah olah tidak melihat dan tidak mendengar apa
yang terjadi
Jumlah frekuensi
LANJUTAN
Level 2 Mulai dapat 1 Jika mengingikan sesuatu menarik tangan orang lain
mengungkapkan untuk mengam- bilnya
keinginan Dengan
memberikan tanda, 2 Jika dipanggil namanya dapat menoleh
mulai dapat 3 Sudah ada inisiatif untuk berinteraksi dengan orang lain
merespon stimulus,
terjadi kontak mata, 4 Sudah mualai ada pengertian terhadap perintah
Mulai dapat
mengucapkan kata- 5 Sudah mulai dapat meniru kata-kata yang diucapkan
kata Meskipun
belum memahami orang lain
aratinya 6 Mulai dapat memperhatikan objek yang ditunjukkan