NIM : 10214181
FAKULTAS HUKUM
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wrwb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan
untuk menyusun dan menyelesaikan karya Ilmiah yang berisi tentang “UPAYA
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP
ANAK”
Karya Ilmiah ini di susun guna memenuhi tugas pada mata kuliah ini. Selain itu,
penulis juga berharap agar karya Ilmiah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
PENCABULAN TERHADAP ANAK” . Dalam kesempatan kali ini, saya ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan Karya Ilmiah ini
Saya menyadari masih banyak kesalahan baik dalam segi penulisan maupun
materi. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan.
Semoga Karya Ilmiah ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya sendiri maupun
pihak lain yang berkepentingan pada umum
Penulis
ii
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................4
METODE ................................................................................................................4
BAB IV ....................................................................................................................8
PEMBAHASAN .....................................................................................................8
BAB V ....................................................................................................................12
PENUTUP .............................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah Amanah tuhan yang maha Esa, dimana dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak juga sebagai bagian dari
generasi mterjadi dalam beruda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa,
sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.
Sebagai negara hukum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
1945, bahwa dalam rangka memberikan perlindungan terhadap anak, pemerintah
telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
1
Anak yang kemudian dirubah dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Tujuan perlindungan anak diatur dalam Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yaitu bahwa:
Masalah pencabulan mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari
sudut medik, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Pencabulan terhadap
anak dapat merusak tatanan kehidupan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolahnya, faktor penyebab timbulnya tindak pidana pencabulan
terhadap anak akibat pengaruh media sosial yaitu: akibat perkembangan ilmu dan
teknologi, kurangnya pengawasan orang tua, pergaulan dan rendahnya
pendidikan.
Anak yang menjadi korban tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum
dan bantuan lainnya serta didampingi oleh Pembimbing Kemasyarakatan atau
pendamping lain sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1) UU SPPA (Budiarto, Uning
Pratimaratri, 2016)
2
masalah dapat diambil sebagai berikut :
1.2.1 Apa faktor penyebab terjadinya kasus pencabulan pada anak?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang :
1.3.1 Untuk Mengetahui faktor penyebab dari terjadinya pencabulan pada anak
1.3.2 Untuk Mengetahui bentuk penanganan dari kasus pencabulan pada anak
3
BAB II
METODE
4
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana
Belanda yaitu “strafbaar feit”, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang
dimaksudkan dengan strafbaar feit. Karena itu para ahli hukum berusaha untuk
memberikan arti dan isi dari istilah itu. Istilah-istilah yang pernah digunakan baik
dalam perundangundangan yang ada maupun yang ada dalam berbagai literatur
hukum sebagai terjemahan dari istilah strafbaar feit, yaitu :
c. Vos merumuskan bahwa strafbaar feit adalah sesuatu kelakuan manusia yang
diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan.
Beberapa hasil aetiologi dari pada sosiologi kriminil, adalah sebagai berikut :
1. Terlantarnya anak-anak;
3. Nafsu ingin memiliki dari yang tidak punya, terhadap kekayaan yang
ditontonkan disekelilingnya;
5
4. Demoralisasi seksuil akibat pengaruh lingkungan pendidikan sewaktu muda,
misalnya kurang atau tidak baiknya perumahan;
5. Pengaruh alkoholisme;
Secara potensial anak terlantar akan menjadi penjahat setelah dewasa. Banyak
bukti bahwa penjahat ulung berasal dari anak yang tadinya terlantar atau anak-
anak nakal. Pencegahan sebab kenakalan anak akan berguna dalam mencegah
timbulnya kejahatan orang dewasa. Lingkungan semasa muda berperan dalam
menimbulkan kejahatan. Pertumbuhan perindustrian pendorong timbulnya
kejahatan karena daerah untuk rekreasi semakin sempit, waktu orang tua
mengawasi semakin tidak ada.
6
Adapun tujuan dari perlindungan korban adalah sebagai berikut:
b. Memberikan dorongan dan motivasi kepada korban agar tidak takut dalam
menjalani proses peradilan pidana;
d. Memenuhi rasa keadilan, bukan hanya kepada korban dan keluarga korban, tapi
juga kepada masyarakat;
Perlindungan hukum disini diberikan kepada anak yang menjadi korban dari
kejahatan pencabulan seperti perkosaan dan cabul. Sebagaimana kita ketahui
bersama, bahwa kepedulian umat manusia atas Eksistensi Anak dan masa
depannya telah mendapatkan legitimasi dan diratifikasikannya Konvensi PBB
(tentang hak-hak anak).
7
BAB IV
PEMBAHASAN
Banyak faktor yang terjadi pada kasus pencabulan ataupun kasus tindakan
asusila yang di alami oleh anak yang masih di bawah umur atau orang dewasa
yang terjadi di lingkungan masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang baik,
keluarga yang broken home atau bercerai, ataupun perekenomian yang miskin dan
padat penduduk menuntut mereka untuk bertahan hidup di daerah yang
lingkungan kumuh dan pengaruh teknologi yang semakin canggih seperti internet,
gadget yang semakin canggih serta pergaulan yang tidak baik.
a. KUHP
8
b. KUHAP
c. Undang-undang
d. Diposisi pimpinan
Berpijak pada kedua aturan hukum positif di atas, penegakan hukum pidana di
Indonesia menganut 2 (dua) sistem yang diterapkan secara bersamaan, yakni
sistem penegakan hukum pidana secara penegasan pembagian tugas dan
wewenang antara jajaran aparat penegak hukum acara pidana secara instansional
(diferensiasi fungsional) dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana
penegakan hukum pidana dijalankan (intregated criminal justices system).
9
hukum sangatlah penting dilakukan, mengingat bahwa pada umumnya pelaku
kejahatan, khususnya tindak pidana incestadalah tingkat kesadaran hukumnya
masih relatif rendah, sehingga dengan adanya kegiatan penyuluhan ini diharapkan
mereka dapat memahami dan menyadari, bahwa tindak pidana pencabulan itu
merupakan perbuatan melanggar hukum serta merugikan masyarakat, yang
diancam dengan undang-undang. Mengadakan penyuluhan keagamaanAgama
merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk mendapat kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat. Melalui penyuluhan keagamaan diharapkan keimanan
seseorang terhadap agama kepercayaannya semakin kokoh, serta dimanifestasikan
dalam perilaku sehari-hari di dalam masyarakat, serta untuk melakukan kejahatan
menyangkut tindak pidana asusila terutama tindak pidana pencabulan dapat
dialihkan kepada hal-hal yang positiv
Bukan itu saja kepada kepolisian untuk pelaku pencabulan terhadap anak
sesuai dengan prosedur hukum yakni penyelidikan dan penyidikan mengacu pada
KUHAP dan UndangUndang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Penyelidik
mempunyai wewenang sesuai dengan KUHAP Pasal 5 ayat (1) huruf (a) dan (b),
menyatakan:Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya
tindak pidana; Mencari keterangan dan barang bukti;Menyuruh berhenti seorang
yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;Mengadakan
tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Atas perintah penyidik
dapat melakukan tindakan berupa:Penangkapan, larangan, meninggalkan tempat,
penggeledahan dan penyitaan; Pemeriksaan dan penyitaan surat;Mengambil sidik
jari dan memotret seorang;Membawa dan menghadapkan seorang pada
penyidik.Sementara bagi pihak kejaksaan adalah meneruskan penyidikan dari
kepolisian dan melakukan penuntutan di hadapan majelis hakim pengadilan
negeri. Sementara di pihak hakim adalah pemberian pidana maksimal kepada
pelaku diharapkan agar pelaku dan calon pelaku mempertimbangkan kembali
untuk melakukan dan menjadi takut dan jera untuk mengulangi kembali.
Sementara bagi pihak Lembaga Pemasyarakatan memberikan pembinaan terhadap
narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan berupa pembinaan mental
10
agama, penyuluhan hukum serta berbagai macam keterampilan.Pihak kejaksaan,
bentuk atau upaya represif yang dilakukan adalah cara meneruskan penyidikan
dari kepolisian dan melakukan penuntutan di hadapan majelis hakim Pengadilan
Negeri. Sementara di pihak hakim adalah pemberian pidana maksimal kepada
pelaku diharapkan agar pelaku dan calon pelaku mempertimbangkan kembali
untuk melakukan dan menjadi takut dan jera untuk mengulangi kembali.
Sementara itu, bentuk dan upaya represif oleh pihak Lembaga Permasyarakatan
dengan memberikan pembinaan terhadap narapidana yang berada di Lembaga
Permasyarakatan berupa pembinaan mental agama, penyuluhan hukum serta
berbagai macam keterampilan.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Kepada kepolisian
a. kita sebagai kepolisian harus jadi wadah dalam penanganan kasus pencabulan
pada anak.
12
d. Sebaiknya melakukan penyuluhan-penyuluhan hukum di lingkungan yang kecil
misalnya kelurahan atau kecamatan. Agar masyarakat dapat paham hukum
khususnya mengenai Perempuan dan anak.
b. Orang tua hendaknya memberikan perhatian kusus kepada anak agar anak
c. Orang tua dapat memberikan contoh yang baik di dalam keluarga agar anak
13
DAFTAR PUSTAKA
14