Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH CONTOH KASUS HUKUM PIDANA

DAN PENYELESAIANNYA

Disusun oleh:
Eva Veronica
61117017

Ilmu Hukum
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Serang Raya
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan susunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman. Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kepadanya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga AllAh SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, amin.

Penulis,

Eva Veronica

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang masalah..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................... 3
2.1 Kekerasan seksual terhadap anak...................................................................................................... 3
2.2 Identifikasi Kasus Yuyun sebagai Kekerasan Seksual Anak................................................................ 4
2.3............................................................................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum bertujuan
menciptakan keamanan dan ketertiban dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat yang tidak terlepas dari norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Pembangunan yang sedang berjalan membawa beberapa dampak
baik berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif adalah
peningkatan taraf hidup masyarakat dan keamanan. Sedangkan salah satu
dampak negatifnya adalah berkembangnya berbagai bentuk kejahatan, salah
satunya adalah pemerkosaan sekaligus pembunuhan siswi SMP bernama
Yuyun.
Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka
bukanlah objek (sasaran) dari tindakan kesewenang-wenangan dan
perlakuan yang tidak manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.
Ada berbagai hukum yang berlaku di Indonesia salah satunya adalah
hukum pidana. Hukum pidana ini bertujuan untuk mencegah atau
menghambat perbuatan-perbuatan masyarakat yang tidak sesuai dengan
aturan-aturan hukum yang berlaku. Karena bentuk hukum pidana merupakan
bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara, serta
meletakkan dasar-dasar dan aturan-aturan dengan tujuan untuk menentukan
perbuatan mana yang tidak dilakukan, yang dilarang, dengan disertai
ancaman atau sangsi yang berupa pidana tertentu.
Delik khusus sering juga disebut Delik atau tindak pidana dalam KUHP.
Penyebutan, delik khusus dalam KHUP didasarkan pada pertimbangan bahwa
pengaturan tentang delik atau tindak pidana pada dasarnya tidak hanya
terdapat di dalam KUHP, melainkan juga terdapat didalam berbagai UU diluar
KUHP. Berbagai UU di luar KUHP yang memuat ketentuan pidana, sebagian
diantaranya bersifat menambah atau memperluas atau bahkan merubah
berbagai ketentuan yang terdapat didalam KUHP, sedangkan sebagian lainnya
memang mengatur berbagai tindak pidana yang belum terdapat
pengaturannya di dalam KUHP.
Perbuatan pemerkosaan terhadap anak merupakan tragedi memilukan yang
berakibat menimbulkan trauma berkepanjangan bagi masa depan anak.
Korban kejahatan yang pada dasarnya merupakan pihak yang paling
menderita dalam suatu tindak pidana, justru tidak memperoleh perlindungan
sebanyak yang diberikan oleh undang-undang kepada pelaku kejahatan.
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa faktor-faktor yang membuat seorang anak dibawah umur
melakukan pemerkosaan dan pembunuhan?
2. Bagaimana proses penanganan penyidikan kekerasan seksual yang
dilakukan oleh penyidik terhadap anak?
3. Bagaimana hukumsn yangg diberikan bagi pelaku tindak pidana
pemerkosaan disertai pembunuhan terhadap Yuyun?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan
1. Untuk menegaskan bahwa kasus Yuyun merupakan Tindak
Pidana bukan percobaan
2. Untuk mendeskripsikan pasal berlapis yang dilakukan para
pelaku tindak pidana pembunuhan Yuyun

Manfaat
1. Melalui makalah ini diharapan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan memperkaya pembendaharaan kepustakaan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan umumnya
2. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hukum
pidana di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat dapat mengetahui dan
mematuhi hukum yang ada di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kekerasan seksual terhadap anak

Salah satu praktek seks yang dinilai menyimpang adalah bentuk


kekerasan seksual. Artinya praktek hubungan seksual yang dilakukan dengan
cara-cara kekeerasan, bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai agama serta
melanggar hukum yang berlaku. Kekerasan ditunjukkan untuk membuktikan
bahwa pelakunya memiliki kekuatan, baik fisik maupun nonfisik. kekuatannya
dapat dijadikan alat untuk melakukan usaha-usaha jahatnya itu.

Anak menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap kekerasan seksual


karena anak selalu diposisikan sebagai sosok lemah atau yang tidak berdaya
dan memiliki ketergantungan yang tinggi dengan orang-orang dewasa di
sekitarnya. Hal inilah yang membuat anak tidak berdaya saat diancam untuk
tidak memberitahukan apa yang dialaminya. Hampir dari setiap kasus yang
diungkap, pelakunya adalah orang yang dekat korban. Tak sedikit pula
pelakunya adalah orang yang memiliki dominasi atas korban, seperti orangtua
dan guru. Tidak ada satupun karakteristik khusus atau tipe kepribadian yang
dapat diidentifikasi dari seorang pelaku kekerasan seksual terhadap anak.
dengan kata lain, siapapun dapat menjadi pelaku kekeerasan seksual terhadap
anak. Kemampuan pelaku menguasai korban, baik dengan tipu daya maupun
ancaman dan kekerasan, menyebabkan kejahatan ini sulit dihindari.

Secara umum pengertian kekerasan seksual pada anak adalah


keterlibatan seorang anak dalam segala bentuk aktivitas seksual yang terjadi
sebelum anak mencapai batasan umur tertentu yang ditetapkan oleh hukum
negara yang bersangkutan dimana orang dewasa atau anak lain yang usianya
lebih tua atau orang yang dianggap memiliki pengetahuan lebih dari anak
memanfaatkannya untuk kesenangan seksual atau aktivitas seksual. Undang-
undang Perlindungan Anak memberi batasan bahwa yang dimaksud dengan
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun atau yang masih dalam
kandungan. Kekerasan seksual terhadap anak dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Siapapun bisa menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak,
karena tidak adanya karakteristik khusus. Pelaku kekerasan seksual terhadap

3
anak juga cenderung memodifikasi target yang beragam, dan siapapun bisa
menjadi target kekerasan seksual, bahkan anak ataupun saudaranya sendiri.

2.2 Identifikasi Kasus Yuyun sebagai Kekerasan Seksual Anak


Yuyun merupakan seorang perempuan yang masih berstatus sebagai
siswi di SMP 5 Satu Atap Padang Ulak Tnding, Kabupaten Rejanglebong,
provinsi Bengkulu. Yuyun masih dikategorikan anak di dalam kasus ini karena
umurnya yang masih 13 tahun. Kasus ini menjadi sorotan banyak masyarakat
di Indonesia. Karena, Yuyun menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan
keji yang dilakukan oleh 14 orang, yang beberapa diantaranya berada di
dalam kategori anak dibawah umur,yang terjadi pada tanggal 2 April 2016.
Kasus ini langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak,termasuk presiden
Joko Widodo. Berdasarkan berita yang beredar, sebanyak enam dari 14
pemerkosa Yuyun ternyata berstatus anak dibawwah umur. Dua diantaranya
tercatat sebagai siswa SMP, yakni S (16) dan EG (16). Sementara delapan
pelaku lainnya sudah dewasa. Pelakku pemerkosaan dan pembunuh Yuyun
telah beberapa kali menjalani sidang di pengadilan. Rata-rata pelaku
pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun dituntut dengan hukuman penjara 10
tahun.
Para pelaku ternyata mengenali Yuyun. Mereka juga terlibat aktif dari
mulai pencarian hingga pemakaman mayat Yuyun setelah ditemukan
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mengelabui polisi agar tidak curiga.
Tempat kejadian pemerkosaan terhadap Yuyun berada di desa Kasie Kasubun,
dimana lokasi tempat kejadian tersebut biasanya dijadikan sebagai tempat
berkumpul para pemuda desa. Sebelum melakukan pemerkosaan dan
pembunuhan, para tersangka ternyata terlebih dahulu menenggak minuman
keras berjenis tuak. Selain meminum minuman keras, mereka juga suka
menonton video porno. Mereka menonton video porno melalui telepon
seluler. Setelah berjalannya beberapa proses identifikasi dari kasus ini, polisi
menemui jalan berbatu dalam menuntaskan kasus Yuyun, siswi SMP yang
tewas mengenaskan di Bengkulu dan menyita perhatian masyarakat. Sebab,
dari 14 tersangka terdapat beberapa anak dibawah umur yang
penanganannya berbeda dengan tersangka lain yang dinyatakan cukup umur
atau dewasa berdasarkan undang-undang

2.3

4
5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat dari waktu ke
waktu. Para pelaku sebelum dan sesudah melakukan kekerasan seksual
umumnya melakukan kekerasan, ancaman kekerasan, tipu muslihat dan
serangkaian kebohongan serta dipengaruhi oleh minuman alkohol. Seperti
halnya pada satu kasus yang sedang hangat diperbincangkan ini, yaitu
pembunuhan yang didahului dengan pemerkosaan, bernama Yuyun secara
bergilir oleh 14 orang yang masih di bawah umur akibat dipengaruhi
minuman alkohol. Ketentuan hukum bagi para tersangka anak dibawah umur
telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997.
Penjualan minuman alkohol secara ilegal juga harus segera ditangani.
Karena, banyak tindak pidana yang terjadi karena pengaruh alkohol.
Penjualan minuman keras secara ilegal kepada anak dibawah umur
memberikan dampat negatif yang sangat banyak. Maka dari itu, pemerintah
harus tegas menindak penjual minuman alkohol ilegal agar tidak mengulangi
lagi kasus yang menimpa Yuyun.

6
DAFTAR PUSTAKA

www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/
2016/09/160929_indonesia_yuyun_vonis_terdakwa
https://www.kompasiana.com/rickyvinandooo/kasus-yuyun-pembunuhan-
berencana-inilah-yang-tak-dipahami-banyak-
orang_5729c86fce7e61ef073b6b8a

Anda mungkin juga menyukai