Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat, taufik, hidayah, inayah dan karunia-Nya, kami masih dapat membuat
laporan Projek Pendidkan Kewarganegaraan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yaitu membuat laporan tugas Projek. Pada laporan ini, kami telah melakukan yang berjudul
“Mengatasi Pembullian di Sekolah Dasar”.

Dalam penulisan laporan ini , kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mohon dosen pengampu dapat memberikan kritik dan
saran untuk kesempurnaan laporan ini agar kedepannya kami dapat melakukan nya lagi
dengan baik dan benar. Kami harap, laporan ini dapat diterima dan dinilai dengan objektif
oleh dosen pengampu, serta bermanfaat bagi pembaca.

Medan, November 2022


Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review...................................1

1.2 Tujuan Critical Journal Review................................................................1

1.3 Manfaat Critical Journal Review.............................................................1

BAB II REVIEW JURNAL.........................................................................2

2.1 Review Artikel Utama .............................................................................2

2.2 Review Artikel Pembanding.....................................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................10


3.1 Kesimpulan ............................................................................................10
3.2 Saran atau Rekomendasi.........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
BAB I

LATAR BELAKANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di
sekolah dasar baik dari versi pelaku maupun korban. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas 4 dari SD Negeri 060866. Jumlah subjek dari SDN 060866 sebanyak 29 siswa. Data
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Bentuk Bullying yang dimodifikasi dari
School Life Survey. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
penghitungan tendency central. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi
bentuk-bentuk bullying antara versi pelaku dan korban, terutama pada bentuk bullying fisik dan
relasional. Berdasarkan skala yang diisi pelaku, bentuk bullying yang paling sering dilakukan
adalah bentuk bullying verbal, dan selanjutnya relasional, dan fisik.

Sementara menurut skala yang diisi oleh korban, bentuk bullying yang paling sering
dialami adalah bullying verbal, fisik, dan relasional. Bentuk bullying verbal berupa memanggil
dengan panggilan yang buruk, membentak, mengancam. Bentuk bullying Fisik berupa
mendorong, memukul, berkelahi, mengambil barang, mengunci di kamar mandi. Sementara
bentuk bullying relasional adalah mengucilkan dan memfitnah. Subyek dengan status sosio-
ekonomi rendah cenderung menjadi korban, sedangkan subyek dengan status sosio-ekonomi
menengah dan tinggi cenderung menjadi korban sekaligus pelaku. Tipe bullying tersering adalah
fisik. Pelaku bullying terbanyak adalah teman sebaya. Bullying paling sering terjadi di ruang
kelas pada waktu istirahat sekolah. Dampak bullying jangka pendek tersering yang dialami
korban adalah perasaan sedih. Sebagian besar korban melaporkan bullying yang dialaminya
kepada orang lain. Hanya 22% subyek yang mengetahui istilah bullying dengan tepat. Tidak
didapatkan hubungan antara status bullying dengan masalah emosi dan perilaku maupun prestasi
akademis.

Sekolah dasar kerap terjadi peristiwa bullying. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang
pendidikan paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peranan dalam
keberlangsungan proses pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa pendidikan dasar memiliki
tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan kutipan
di atas, diketahui bahwa tujuan pendidikan dasar di Indonesia adalah untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan pada diri masing-masing
anak. Suatu yang mendasar dapat diibaratkan sebagai pondasi, dimana pondasi inilah yang
nantinya akan menopang dan menyokong segala sesuatu yang berada di atasnya.

Pendidikan dasar di Indonesia merupakan pondasi bagi jenjang pendidikan selanjutnya


haruslah berperan dalam membentuk suatu pondasi yang kokoh berkaitan dengan watak serta
kepribadian anak khususnya peserta didik. Namun, apabila pondasi dalam meletakkan dasar-
dasar pendidikan yang berdampak pada pembentukan watak serta kepribadian anak tidak kuat,
nantinya anak akan mudah terpengaruh dengan halhal negative. Dewasa ini beberapa orang tua
menyerahkan sepenuhnya dalam hal mendidik anaknya kepada pihak sekolah karena adanya
tuntutan dunia kerja yang tidak dipungkuri telah menyita banyak waktu orang tua tersebut.
Pendidikan yang pertama didapatkan dari lingkungan keluarga. Pembentukan perilaku, watak
serta kepribadian anak berawal dari lingkungan keluarga. Masing-masing keluarga menerapkan
pola asuh yang berbeda-beda di dalam mendidik anaknya. Perbedaan pola asuh yang diterapkan
pada setiap keluarga tentu membentuk perilaku anak yang berbeda-beda pula. Peran sekolah
menjadi jauh lebih berat apabila tugas pendidikan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah.

Bentuk penyimpangan perilaku yang terjadi pada siswa SD tidak hanya berupa kekerasan
yang merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresif. Pada kenyataannya, hal-hal yang kita
pandang sebagai perilaku yang wajar dilakukan anak usia SD terkadang tergolong dalam
penyimpangan perilaku. Mulai dari sekedar mengejek temannya, memukul, mencubit,
menjambak dan menjegal temannya saat sedang berjalan. Bullying adalah penyalahgunaan
kekuatan yang disengaja dan berulang-ulang oleh seorang anak atau lebih terhadap anak lain,
dengan maksud untuk menyakiti atau menimbulkan perasaan tertekan/stres.Bullying merupakan
istilah yang asing bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, walaupun fenomena ini telah
berlangsung lama dan terjadi di berbagai segi kehidupan termasuk dunia pendidikan. Belum ada
penelitian formal yang mengukur pemahaman murid terhadap istilah bullying di Indonesia.
Bullying memberikan dampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak terbesar dialami
oleh korban bullying. Korban bullying mengalami gangguan psikosomatik dan psikososial.
Gangguan prestasi bela - jar dan tindakan bolos sekolah yang kronik juga dikaitkan dengan
kemungkinan menjadi korban bullying. Strategi dalam penanganan bullying memerlukan
pendekatan holistik yang melibatkan guru, orangtua, murid, pekerja sosial, dan dokter. Dokter
anak memiliki peran penting dalam permasalahan bullying. Peran dokter anak di antaranya
mengidentifikasi pasien berisiko, menasihati keluarga, dan mendukung implementasi program
anti-bullying di sekolah. Peran lainnya ialah melakukan skrining masalah mental dan melakukan
rujukan apabila perlu.

Banyaknya kasus bullying yang dilakukan oleh siswa menunjukkan bahwa kondisi
sekolah yang damai anti kekerasan masih belum terwujud. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan bentuk-bentuk perilaku bullying di Sekolah Dasar.

Anda mungkin juga menyukai