Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN HASIL PRATIKUM 1

(PANTI ASUHAN ASSALAM MANADO)

Disusun oleh:

Nama : Wanda Kagiling

Nim : 18722010112

Dosen : Dirgha R. A. Kaunang, S.Sos.,Sp.P.S.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

MANADO 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunianya yang tiada tara kepada kita semua terutama

kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Pratikum dipanti Asuhan

Assalam Manado. Dalam pembuatan tugas ini saya mendapatkan pengalaman

yang berguna bagi semua mahasiswa,karena dapat mengetahui banyak hal tentang

panti Asuhan Assalam dan dapat lebih dekat dengan anak-anak dan lebih

mengenal sifat anak-anak yang ada dipanti. Program pelaksanaan Pratikum ini

sangat berguna bagi kami mahasiswa untuk membina pengetahuan antara disiplin

ilmu yang dimiliki dengan dilapangan kerja yang sesungguhnya.

Saya menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pemahaman, pengetahuan

serta wawasan yang saya miliki. Sehingga pada laporan Pratikum ini masih

banyak kekurangan, baik itu dalam penyajian materi maupun penggunaan bahasa.

Untuk itu saa mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan laporan ini agar tidak terulang lagi dalam tugas berikutnya. Akhir

kata saya mengucapkan banyak terima kasih jika ada salah kata saya mohon

banyak maaf yang sebesar-besarnya.

MANADO,

Jumat 30-Juli-2021

Wanda Kagiling

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................


1.2 Tujuan Pratikum........................................................................................
1.3 Manfaat Pratikum......................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................

2.1 Teori Pekerja Sosial..................................................................................

2.2 Teori Yang Bersangkutan.........................................................................

BAB III TINJAUAN PRATIKUM......................................................................

3.1 Sejarah Panti Asuhan Assalam..................................................................

3.2 Visi Dan Misi Panti Asuhan Assalam........................................................

BAB IV KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.....................................................

4.1 Kegiatan Yang Di Lakukan Selama Praktik (Daily Activity)...................

4.2 Pembahasan Praktik Dan Intervensi Sosial................................................

BAB V PENUTUP.................................................................................................

5.1 Kesimpulan................................................................................................

5. 2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

DOKUMENTASI...................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak

dan remaja di sekolah. Perilaku bullying dapat berupa ancaman fisik atau

verbal. bullying terdiri dari perilaku langsung seperti mengejek, mengancam,

mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan berupa perilaku tidak

langsung, misalnya dengan mengisolasi atau dengan sengaja menjauhkan

seseorang yang dianggap berbeda.

Bully atau perilaku bullying adalah seseorang yang secara langsung

melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis kepada orang lain dengan

tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang lain.

Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan

yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya

bullying. Menurut Priyatna (2010) menyatakan bahwa bullying merupakan

problem yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak. Baik itu

perilaku, korban, ataupun dia yang menyaksikan tindakan tersebut.

Pada sisi lain bullying merupakan pola berulang dari tingkah laku agresif

terhadap orang lain yang memiliki status kekuatan yang lebih lemah. Pada

tingkatan perguruan tinggi kesejahteraan psikologis, bullying oleh guru dan

konformitas. Faktor penyebab yang tidak muncul adalah pola asuh yang

permisif dan bullying oleh teman ternyata tidak mendorong terjadinya tidak

mendorong terjadinya pada siswa. Hanya saja, ketika dimasukkan hasil olahan

1
tambahan dari motivasi melakukan bullying, tampak bahwa balas dendam

merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan bullying.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Panca (2011) dapat diketahui bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara distorsi kognitif terhadadp perilaku bullying

denag analisa sebesar 0,667 atau sebesar 66,7% sedangkan sisanya sekitar

33,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini seperti variabel sikap yaitu sikap diam yang dilatar belakangi

oleh pemikiran apabila korban melaporkan tentang apa yang menimpanya

maka tidak akan menyelesaikan masalah, kondisi fisik berfisik besar dan kuat

serta tambahan dari motivasi melakukan bullying, tampak bahwa balas

dendam merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan

bullying. kondisi lingkungan yang mendukung terjadinya perilaku bullying.

Fenomena kekerasan bullying bisa juga diartikan sebagai perbuatan atau

perkataan seseorang kepada orang lain yang dapat menimbulkan rasa takut,

sakit dan tertekan baik secara fisik maupun mental yang telah direncanakan

oleh pihak yang lebih kuat dan berkuasa terhadap pihak yang dianggap lebih

lemah darinya. Bullying biasanya dilakukan dengan alasan pembentukan

mental si junior. Tetapi, bullying biasanya terjadi atas dasar (balas dendam) si

senior karena mereka juga pernah menjadi korban bullying senior sebelum

mereka. Akibat dari perilaku tersebut banyak siswa yang merasa terkucil,

sehingga ia selalu merasa gelisah ketika bertemu dengan orang lain.

2
1.2 Tujuan Pratikum

Tujuan utama Pratikum adalah memperbaiki fungsi sosial orang

(individu,kelompok,masyarakat) yang merupakan sasaran perubahan. Ketika

fungsi sosial seseorang berfungsi dan dipergunakan dengan baik, diasumsikan

bahwa kondisi sejahtera akan mudah dicapai dengan sendiriNya sehingga di sini

mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada individu, kelompok maupun

masyarakat, mahasiswa mampu menjalin relasi yang baik dengan lembaga/pihak

lain sebagai tempat pelaksanaan pratikum 1, mahasiswa mampu menyusun

rencana kegiatan aksi (intervensi) bersama individu, kelompok/keluarga dalam

mengembangkan suatu perubahan terencana,dan mahasiswa juga mampu

menyusun cara record, cara proses dan cara study.

1.3 Manfaat Pratikum

1) Meningkatkan rasa persaudaraan semakin tertanam

2) Menambahkan rasa simpati dan empati terhadap sesama

3) Memberikan motivasi dan semangat belajar

4) Memberikan edukasi dan bekal terhadap mahasiswa dalam menjalani

kehidupan kerja yang akan mendatang

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Pekerja Sosial

Pekerja Sosial adalah suatu kegiatan profesional untuk membantu individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan atau

memperbaiki kemampuan mereka dalam melaksanakan fungsi sosialnya serta

menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai

tujuannya. Tahapan intervensi atau pelaksanaan program merupakan rangkaian

kegiatan proses pertolongan dalam pekerjaan sosial setelah kegiatan perencanaan

kegiatan.

Bentuk nyata kegiatan praktek pekerja sosial bersama masyarakat tersebut

biasa disebut dengan pelaksaan intervensi. Pelaksanaan intervensi adalah tindakan

nyata atau tindakan konkrit yang berada didalam masyarakat untuk melaksanakan

program tersebut secara konsisten, termasuk didalamnya dukungan ketersediaan

anggaran dan profesoinalisme pelaksanaan rencana.

Jadi, intervensi merupakan tahap yang sangat penting dari pekerjaan sosial.

Dalam melakukan intervensi ini, pekerja sosial tentunya membutuhkan kerjasama

dari kelayan dalam menyelesaikan masalah kelayan tersebut, juga tentunya

kerjasama dari berbagai pihak baik itu masyarakat setempat, maupun berbagai

sistem sumber yang dapat digunakan.

4
Salah satu tujuan pekerja sosial adalah suatu proses dalam memberikan

pelayanan dalam bidang kesejahteraan sosial secara langsung maupun tidak

langsung yang bertujuan membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki

individu, kelompok, masyarakat dalam pelaksanaan tugas-tugas kehidupan

melalui identifikasi masalah dan pemecahan masalah sosial yang diakibatkan oleh

tidak keseimbangan antara diri individu, kelompok, masyarakat dengan

lingkungan sosialnya serta untuk mencegah konflik yang mungkin timbul serta

memberikan penguatan agar mereka dapat menjalankan keberfungsian sosial

mereka sendiri. Secara keseluruhan tujuan pekerja sosial adalah membantu

memberikan pelayanan-pelayanan sosial kepada individu, kelompok, dan

masyarakat mengalami hambatan sosial atau keberfungsian sosial yang tidak

berjalan dengan seharusnya, mengoptimalkan kemampuan klien dalam

menjalankan peran-peran kehidupan, mencarikan alternatif-alternatif untuk

pemecahan masalah, mendekatkan klien dengan sistem-sistem sumber, melakukan

perubahan-perubahan kondisi di lingkungan atau interaksi sosial dan

mempengaruhi kebijakan-kebijakan sosial yang tidak dipergunakan dalam makro,

keselurahan dari hal-hal tersebut harus mampu diperankan oleh seorang pekerja

sosial.

Pekerja sosial berperan sebagai fungsi kekuatan ketiga untuk menjabatani

antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang menghambatnya. Kegiatan-

kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan peran mediator, meliputi kontrak

perilaku, negosiasi, pendamaian pihak, serta berbagai macam resolusi konflik.

Pekerja sosial juga berfungsi membantu memecahkan masalah. Artinya pekerja

5
sosial harus siap menerima keluhan dan kemungkinan hambatan-hambatan yang

kelompok, untuk selanjutnya membantu mencari alternatif pemecahan masalah.

2.2 Teori Yang Bersangkutan

Bullying tidak juga hanya dilakukan dengan kekerasan, melainkan bisa

juga dilakukan dengan mengejek, memaki, melanggar bahasa, di hakimi oleh

pengurus pondok pesantren dan menggosipi orang lain. Dan beberapa korban

bullying memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya, seperti selalu

cemas, tidak percaya diri, dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang

kurang.

Tradisi bullying agar sering terjadi di suatu lembaga pendidikan, baik

formal, maupun informal, tidak terkecuali di pondok pesantren, seperti yang

kita ketahui bahwasannya pondok pesantren memiliki peraturan terhadap

santrinya, yaitu santri dapat langsung menginap di asrama pondok yang telah

disediahkan oleh pihak pondok pesantren. Terjadinya bullying di pondok

pesantren ini menjadi hal yang menarik diteliti karena pondok pesantren

sebagai tempat pendidikan agama namun demikian bullying menjadi hal yang

biasa yang sering dilakukan para santri senior kepada santri yoniornya. Pelaku

bullying biasanya memiliki karakter merasa paling hebat dan overactive. Bagi

seseorang yang tak kuat lagi menagani bullying, mereka akan mengalami

gangguan psikologis (stress).

Pelaku bullying biasanya memiliki karakter mersa paling hebat dan

overactive. Seperti hasil wawancara yang dilakukan di suatu pondok pesantren

seorang senior memukul yoniornya dikarenakan ia susah dibangunkan untuk

menunaikan ibadah sholat subuh, karena menurut korban seniornya sudah

6
keterlaluan ia langsung memanggil teman-temanya yang berda di uar pondok

pesantren untuk membalas perbuatan seniornya, ketika itu seniornya

mendenagr kalau si korban memanggil teman-temannya yang berada di luar

pondok pesantren seniornya langsung juga memanggil teman-temannya yang

berada di luar pondok pesantren akhirnya terjadilah tawuran di depan pondok

pesantren.

Pondok pesantren merupakan suatu institusi sosial yang tidak hanya

berbentuk lembaga dengan seperangkat elemen pendukungnya seperti masjid,

ruangan mengaji, asrama putri dan beberapa guru serta kyai. Tetapi pesantren

merupakan entitas budaya yang mempunyai implikasi terhadap kehidupan

sosial yang melingkupinya (Farchan dan Syarifuddin, 2005). Dalam aktifvitas

para atau kegiatan pesantren terdapat beberapa hal yang menjadi hal yang

negatif terkait dengan pengelolaan pondok pesantren, hal-hal tersebut yang

mengenai: pertama, sosok kyai di lingkungan pondok pesantren merasa di

bentuk dengan sendirinya sehingga keberadaan kyai tidak diangkat dan tidak

dapat dibuktikan dengan surat keputusan. Kedua, perilaku manajemen pondok

pesantren berlangsung secara alami, bukan atas dasar teori di samping

berdasarkan turun-temurun dari para guru. Ketiga, lemahnya sumber daya

manusia di lembaga pondok pesantren dan ke empat yaitu mengenai adanya

sikap fanatisme yang berlebihan dari masyarakat terhadap lembaga pondok

pesantren sehingga timbulnya pandangan seorang kyai sebagai sosok yang

paling benar dan paling jujur. Beberapa fakto tersebut secara langsung

menjadi pemicu permasalahan di dalam lingkungan pondok pesantren, dimana

salah satunya yaitu mengenai permasalahan bullying. Peristiwa bullying ini

7
terjadi di lingkungan pondok pesantren menjadi fenomena yang menarik

karena sebagai lembaga pendidikan keislaman yang syarat dengan nilai

agama, bullying masih sering terjadi baik berupa fisik maupun non fisik.

Bullying dengan menggunakan fisik contohnya seperti menendang, memukul,

sedangkan non fisik yaitu aspek verbal (mengintimidasi).

BAB III

TINJAUAN PRATIKUM

3.1 Sejarah Panti Asuhan Assalam

Pembangunan gedung Pembangunan Asuhan Assalam adalah cetusan ide

Drs.H.Syaiful Hamit,MA yang pada waktu itu bertugas di manado sebagai kantor

wilayah IX Direktur Jenderal Pajak. Ide ini muncul setelah melihat kondisi Panti

Asuhan yang ada jumlahnya dibanding dengan perkiraan jumlah anak yang

membutuhkan santunan melalui Panti Asuhan.

Setelah dipikirkan secara mendalam, maka mengedakan konsultasi dengan

Pengurus Yayasan Karya Islamiyah pada tanggal 16 Oktober 1987. Dalam

konsultasi tersebut pihak Yayasan dihadiri oleh Drs.H.Abdullah Mokoginta

(ketua), Drs.H.Djainuddin Ahmad (sekertaris) dan Drs. H.Ahmad Arbie (alm)

(bendahara). Konsultasi merumuskan kemungkinan pembangunan gedung panti

yang representative disamping menginventarisasi tokoh-tokoh andalan yang

diharapkan bisa dan mau serta iklas mengabdikan diri dalam kepanitiaan

pembangunan. Namun belum ditetapkan secara finish. Selain itu, dalam konsultasi

8
Drs.H.Syaiful Hamid,MA menyampaikan gagasan untuk dapat menghimpun dana

pembangunan yang mendapat sambutan baik dari semua yang hadir.

Oleh karena itu, keadaan pada masa itu keadaan pada masa itu masih sibuk

menghadapi perampungan masjid Assalam yang akan diresmikan pemakaianNya

pada tanggal 30 Oktober 1987, maka kegiatan lanjutan tentang pembangunan

panti belum dimulai. Selanjutnya pada tanggal 6 November 1987 diadkan

konsultasi dengan pihak yayasan dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat yang

lebih banyak.

Pada tanggal 9 November 1988, peresmian penggunaan Gedung panti

dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah tingkat 1 Sulawesi Utara, CJ.Rantung

yang dihadiri pula segenap anggota Muspida.

Selain itu pula,turut hadir dalam peresmian Bapak Drs. H. Syaiful Hamid,MA

yang pada saat itu telah pindah sebagai Kepala Karwil Ditjen Pajak di pekanbaru,

juga hadir T. I. Panglima Polim dari Irian Jaya. Pengurus panti secara resmi

dilakukan pula pada hari Nomor:02/188 dan dinyatakan sebagai awal kegiatan

penerimaan anak Panti Asuhan (PA) Assalam Manado.

3.2 Visi dan Misi Panti Asuhan Assalam

VISI:

LKSA Panti Asuhan Assalam Manado menjadikan pengasuhan anak yang

berkarakter menuju Indonesia sejahtera.

MISI:

9
- Mengasuh, mendidik anak beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,

berilmu, berakhlak menuju kemandirian.

- Mengasuh, mendidik anak berkretampilan bebasis minat dan bakat melalui

pendidikan formal dan non formal.

- Mengasuh, mendidik anak menuju kesejahteraan diri keluarga dan

masyarakat.

BAB IV

KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan yang dilakukan selama praktik (Daily Activity)

HARI/TANGGAL/JA

M ACTIVITY DAY

Senin 28 juni 2021 Hari pertama (dipagi hari) memperkenalkan diri,

Datang jam 11.00 siang bermain/rekreasi dengan anak-anak seperti bermain

& pulang 16.00 sore music (gitar), dan (disore hari) membantu menyapu

halaman, serta menyiram bunga.

Jumat 02 juni 2021 Hari kedua (dipagi hari) melakukan olahraga seperti

Datang jam 08.00 & (Zumba), mengajarkan anak-anak bahasa inggris,

pulang jam 16.00 sore berhitung perkalian, bermain bersama-sama, dan

(disore hari) menyapu ruangan serta membersihkan

halaman (mencabut rumput).

10
Senin/05 juli 2021 Hari ketiga (dipagi hari) mengajarkan anak-anak

Datang jam 08.00 pagi membaca, menulis abjad, serta mengajarkan mereka

& pulang jam 16.00 buka laptop, dan (disore hari) menyiram bunga,

sore menyapu.

Jumat/09 juli 2021 Hari terakhir (dipagi hari) mengajarkan anak-anak

Datang jam 08.00 & yang SMA belajar laptop, mengajarkan huruf abjad

pulang Jm 16..00 sore dan menghitung, dan (disore hari) membersihkan

halaman (menyapu).

4.2 Pembahasan pratik dan intervensi sosial

Sebelum membahas tentang praktik dan intervensi sosial. Pengertian dari

intervensi itu sendiri adalah aktifitas untuk melakukan rencana pengasuhan

dengan memberikan pelayan terhadap anak dalam keluarga maupun lingkungan

panti asuhan. Keseuaian intervensi sosial yang kami amati selama dipanti asuhan

memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif yang kami dapatkan adalah

mereka sangat senang dengan kehadiran kami mahasiswa STIKS Manado karna

dengan adanya kedatangan kami, bisa membantu anak-anak untuk rajin belajar

dan melancarkan menghafal perkalian, serta membaca. Adapun sisi negatifnya

yang kami dapatkan dimana sopan santun dari anak-anak masih kurang, dan juga

11
tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan. Dan selama pelaksanaan praktik

berlangsung, kami sebagai mahasiswa yang ditugaskan untuk membantu serta

membimbing anak-anak agar bisa lebih sopan kepada yang lebih tua,

mengarahkan hal-hal positif, serta mengajarkan anak-anak untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan. Dari hal-hal yang baik yang kami ajarkan kepada anak-

anak, sehingga mereka semua mampu melakukannya selama kami pratik dipanti.

Kami sebagai mahasiswa merasa senang karna kami mampu merubah sikap dan

tingkah laku dari anak-anak walaupun waktunya tidak lama tapi bagi kami itu

adalah pengalaman yang luar biasa.

Dalam memenuhi tugas mata kuliah, mahasiswa diharuskan mengambil salah

satu anak panti sebagai klien. Tugasnya yakni meawancarai klien untuk

mengetahui latar belakang latar belakang kehidupan, kesan dan kendala apa saja

yang dihadapi semasa hidup sebelum dan sesudah masuk di panti asuhan.

Adapun satu anak panti berinisial F.P berumur 9 tahun sebelum masuk di

panti F.P tinggal di Sanger hanya bersama ibu kandungnya, karna F.P adalah

seorang anak yatim (kehilangan seorang ayah pada umur 5 tahun). Kehidupan F.P

ini sangat memprihatinkan karna kesehariannya itu hanya berdiam diri didalam

kamarnya saja, sebab F.P merasa malu karna di jauhi dan dibully karna F.P

merupakan anak yang keterbelakangan dalam belajar sehingga dalam proses

belajar F.P tidak merespon apa yang diajar, F.P juga selalu di bully karna setiap

mau tidur F.P selalu bangun dengan air liur yang banyak di pipi sehingga teman-

temannya menyuruh F.P tidur di bawah (lantai).

12
Meskipun F.P sudah berdiam diri dikamar namun teman-temannya tidak

berhenti untuk mengejek F.P. Namun F.P adalah anak yang baik dia tidak

membalas satupun atas perlakuan teman-temannya, dia hanya berdiam dan hanya

bisa mendengar apa yang diejek atasnya.

Kemudian saat diwawancarai awalnya F.P hanya diam saja karna faktor

lingkungan sehingga sampai mau bertemu dengan orang baru F.P merasa malu

serta takut. Namun karna saya bisa dekat F.P mulai terbuka dengan saya. Keadaan

F.P saat pertama datang di panti di sambut oleh teman-temannya dengan baik

namun setelah berapa bulan mereka mulai menjauh serta membully F.P sehingga

kehidupan F.P hanya berdiam diri di dalam kamar.

Setelah beberapa hari di panti pengurus panti mencoba untuk bilang

kepada kami bahwa ada satu adik disitu yang memang harus perlu diajarkan, ada

tiga orang di antara kami termasuk saya salah satunya kasih belajar, karna paa saat

itu F.P sudah umur 9 tahun masih tidak bisa membaca dan menghitung. Mungkin

karna faktor dia yang selalu berdiam diri di dalam kamar sehingga apa yang kami

ajarkan tidak mampu dia mengerti. Namun sebagai peniliti saya tidak pantang

menyerah berapa kali bertemu dengan dia selalu saya berusaha agar F.P bisa

seperti teman-temannya, sampai saya kasih kertas yang ada huruf dan angka

supaya F.P bisa membaca serta menghitung.

Adapun Intervensi Sosial yang saya lakukan dalam menanggapi

permasalahan diatas saya memberikan motivasi agar anak ini tidak berfikir negatif

dengan keadaan yang sekarang dia alami, sehingga saya menjelaskan bahwa hidup

kita masih panjang dan terus melakukan hal yang baik dan semangat terus untuk

13
belajar sehingga boleh bisa sama dengan teman-temannya. Sedikit pemahaman

yang saya kasih namun itu bisa membantu si anak agar tetap semangat dalam

belajar dan tetap berbuat baik terhadap sesama dan anak itu juga berkata dia mau

berusaha belajar agar sama seperti teman-temanya. Dan setelah itu anak ini

langsung semangat belajar, dan semoga saya berharap anak ini bisa memulai

hidupnya yang baru sehingga bisa menjadi orang sukses dan menjadi kebanggaan

semua orang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan dan pembahasan yang ditarik simpulan sebagai

berikut:

1. Peranan sebagai mahasiswa STIKS MANADO dalam pemberian

bimbingan, bimbingan keterampilan, bimbingan sosial, bimbingan

psikis, dan bimbingan mental. Selain itu, kami juga memberikan

bimbingan kemandirian yaitu penanaman sikap pada anak asuh agar

dapat melaksanakan semua kegiatan sendiri tanpa bergantung pada

orang lain, disiplin, dan bertanggung jawab pada apa yang

dilakukannya sendiri.

14
2. Pelaksanaan kegiatan (activity daily) memberikan anak-anak

melalui keterampilan bermain dan melakukan aktifitas menggambar

dan sebagainya agar anak-anak panti tidak merasa bosan karna

sering belajar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pratik yang ada, maka sebagai upaya memajukan lembaga

(Panti Asuhan Asslam) dan membentuk anak asuh berakhlak yang baik maka dari

itu perlu adanya sosok pengasuh yang mampu menerapkan pola asuh yang baik

dan benar untuk kemajuan akhlak dan masa depan yang terjamin bagi anak-anak

yang yatim-piatu. Dan dalam rangka mempersonalkan pola asuh, kita hendaknya

jangan beranggapan bahwa anak-anak yang diasuh di panti asuhan kehidupannya

tidak lebih dari anak-anak normal lainnya. Justru sebaliknya pola pengasuhan

yang diterapkan di panti asuhan lebih terstruktur dan terorganisasi dan menjadikan

anak-anak asuh menjadi lebih disiplin dan lebih teratur dalam melaksanakan

aktifitas kesehariannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, E. & Braithwaite, V. (2004). Bullying and victimization: Cause for

concern for both families and schools. Social Psychology of Education, 7(1) 35-

54.

Assegaf, A.R. (2004) Pendidikan Tanpa Kekerasan. Tipologi kondisi, Kasus dan

Konsep. Yogyakarta : Tri Wacana

Ates A.D. dan Yagmurlu B. (2010) Examining Victimization in Turkish Schools

Europan Journal of Educational Studies 2(1)31-37

Azwar, S. (2009). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

16
Berzonsky, D.M. (2001). Moral Development. Child development. USA: The

MacMillan Psychology Reference Series. Burns, D.D. (2010). Konsep Diri, Teori

Pengukuran Perkembangan dan Perilaku. (penerjemah: Eddy). Jakarta : Arcan.

Calhoun, J.F., and Acocella, J.R. (2004). Psikologi Tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan (penerjemah Satmoko) Semarang : Penerbit IKIP

Semarang.

Chaplin, J.P. (2010) Kamus Psikologi. (penerjemah : Kartono). Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Coloroso, B. (2004). Stop Bullying! Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari

Prasekolah Hingga SMU (penerjemah; Santi Indira Astuti) Jakarta : Serambi ilmu

Semesta.

Depdikbud. (2001). Kurikulum Bimbingan Khusus Bagi Anak Tuna Laras.

Jakarta: Depdikbud.

DOKUMENTASI

17
18
19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai