Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN SOSIAL

D
I
S
U
S
U
N

Oleh : Kelompok V
Kelas PKO E I

Anggota :
=> Junani Pitaloka Br Karo
=>Kelvin Marius Pasaribu
=> Lily Erlina Pasaribu
=> Linda Fibiola
=> Julnifa

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Medan
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur allhamdulillah kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah perkembangan Peserta
Didik yang berjudul “Perkembangan Sosial pada Remaja serta Implikasiya dalam
Pendidikan” ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh bapak Fahrur
Rozi S.Pd , M.Pd , yang dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
perkembangan sosial pada masa remaja dan anak – anak.

Penyusun menyadari keterbatasan diri baik pengetahuan maupun pengalaman dalam


menyusun makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam memberikan saran, doongan, serta do’a sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .

Tentunya makalah ini jauh dari sempuna. Maka dari itu penyusun sangat membutuhkan kritik
serta saran yang membangun sehingga dapat membuat makalah yang lebih baik kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3 TUJUAN....................................................................................................................
1.4 MANFAAT................................................................................................................
BAB II PERKEMBANGAN SOSIAL.........................................................................................
2.1 PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL....................................................................
2.2 PENGARUH HUBUNGAN SOSIAL DALAM TNGKAH LAKU.........................
2.3 PERKEMBANGAN INTERAKSSI SOSIAL REMAJA..........................................
2.4 JENIS-JENIS INTERAKSI........................................................................................
2.5 POLA INTERAKSI REMAJA-ORANGTUA...........................................................
2.6 PERSEPSI TENTANG INTERAKSI REMAJA-ORANGTUA...............................
2.7 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA..................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................
3.2 SARAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 LATAR BELAKANG

Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh
dan berkembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang.
Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan
kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini
faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan
proses sosialisasi yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan
proses sosialisasi.

Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh
seseorang dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas.
Perkembangan sosial adalah proses belajar mengenal normal dan peraturan dalam sebuah
komunitas. Manusia akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial
adalah mutlak bagi setiap orang untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.

Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional.

Judul makalah ini sangat menarik untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli dengan dunia pendidikan.

1.2  RUMUSAN MASALAH

1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan hubungan sosial?

1.2.2        Apa pengaruh hubungan sosial terhadap tingkah laku?

1.2.3        Bagaimana proses perkembangan interaksi sosial remaja?

1.2.4        Apa saja jenis-jenis interaksi?

1.2.5        Bagaimana pola interaksi remaja-orang tua?

1.2.6        Bagaimana persepsi tentang interaksi remaja-orang tua?

1.2.7        Bagaimana karakteristik perkembangan sosial remaja?


1.3 TUJUAN

1.3.1        Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hubungan sosial.

1.3.2        Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh hubungan sosial terhadap tingkah
laku.

1.3.3        Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses perkembangan interaksi sosial remaja.

1.3.4        Agar mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis interaksi.

1.3.5        Agar mahasiswa dapat menjelaskan pola interaksi remaja-orang tua.

1.3.6        Agar mahasiswa dapat menjelaskan persepsi tentang interaksi remaja-orang tua.

1.3.7        Agar mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik perkembangan sosial remaja.

1.3.8        Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang memperngaruhi


perkembangan hubungan sosial.

1.3.9        Agar mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan


sosial.

1.3.10    Agar mahasiswa dapat menjelaskan upaya pengembangan hubungan sosial remaja
dan implikasinya bagi bagi pendidikan.

1.4  MANFAAT
1.4.1        Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hubungan sosial..

1.4.2        Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh hubungan sosial terhadap tingkah laku.

1.4.3        Mahasiswa dapat menjelaskan proses perkembangan interaksi sosial remaja.

1.4.4        Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis interaksi.

1.4.5        Mahasiswa dapat menjelaskan pola interaksi remaja-orang tua.

1.4.6        Mahasiswa dapat menjelaskan persepsi tentang interaksi remaja-orang tua.

1.4.7        Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik perkembangan sosial remaja.


1.4.8        Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan
hubungan sosial.

1.4.9        Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan sosial.

1.4.10    Mahasiswa dapat menjelaskan upaya pengembangan hubungan sosial remaja dan
implikasinya bagi bagi pendidikan.

BAB II
PERKEMBANGAN SOSIAL
 
2.1 PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL

            Kemampuan  hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa
ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya,
setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman
dengan dunia sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Hubungan sosial dapat
diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan
bagaimanakah pengaruh hubungan itu terhadap  dirinya. Dalam hubungan sosial ini
menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan, seperti makan dan minum sendiri,
berpakaian sendiri, mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau
organisasinya, dan sejenisnya

         Secara teoritis, hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri
kemudian berkembang ke lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada  lingkungan yang lebih
luas lagi yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. Namun kenyataannya, yang sering terjadi
adalah bahwa hubungan sosial anak dimulai dari rumah, kemudian dilanjutkan dengan teman
sebaya, baru kemudian dengan teman sebaya, baru kemudian dengan teman-temannya di
sekolah. Keluarga merupakam peletak dasar hubungan sosial anak dan yang terpenting adalah
pola asuh orang tua terhadap anak.

2.2  PENGARUH HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAH LAKU

            Hubungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku
individu. Hubungan sosial individu dimulai sejak individu lahir, hubungan bayi dengan orang
disekitarnya, terutama ibu, memiliki arti yang sangat penting. Hubungan ini paling dirasakan
kehangatannnya dan kemudian menjadi pengalaman hubungan sosial yang amat mendalam
adalah melalui sentuhan ibu terhadap anak bayi, terutama saat menyusui. Kasih saying ibu ini
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak di kemudian hari.

            Pada usia enam bulan bayi mulai mengenal orang-orang di sekitarnya dan
membedakan orang-orang yang asing baginya. Hal ini penting karena dengan hal tersebut
bayi dapat membedakan antara orang-orang yang dirasakan memiliki hubungan mendalam
dangan dirinya dan orang-orang lain yang dirasakan hubungannya hanya bersifat sebentar
saja.

            Pada umur tujuh bulan, bayi mulai aktif mengadakan kontak dengan orang lain serta
sudah mulai memperhatikan apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang ada disekitarnya.
Pada bulan kesepuluh bayi sudah mulai bicara walaupun masih cadel. Pada akhir tahun
pertama kontak bayi dan orang tua sudah sangat dekat sehingga sudah dapat di ajak bermain.
            Perkembangan hubungan sosial anak semakin berkembang pada usia prasekolah, kira-
kira 18 bulan. Pada usia ini dimulai dengan tumbuhnya kesadaran diri dan kepemilikannya,
selain itu keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan semakin besar. Pada masa ini hingga
akhir masa sekolah ditandai dengan meluasnya lingkungan sosial. Selain dengan anggota
keluarganya, anak juga mulai mendekatkan diri kepada orang-orang
lain disekitarnya.dalam proses ini teman-teman sebaya dan guru-gurunya mempunyai
peranan yang sangat penting bagi mereka.
 

2.3 PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA

Thibaut dan kelly (1979), yang merupakan pakar dalam teori interaksi, mendefinisikan
interaksi sebagai peristiwa yang saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau
lebih hadir bersama, mereka menciptakan satu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu
sam lain. Jadi pada setiap kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk
memepengaruhi individu lain. Chaplin mendevinisikan bahwa interaksi merupakan hubungan
sosial antara beberapa individu yang bersifat alami dimana individu-indivu itu saling
mempengaruhi satu sama lain secara serempak.

Adapun Homans mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian dimana suatu aktivitas atau
sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu aktivitas atau sentimen oleh individu lain yang menjadi
pasangannya.

Jadi konsep yang dikemukakan oleh Humans ini mengandung pengertian bahwa suatu
tindakan yang dilakukan seseorang dalam sautu interaksi merupakan suatu stimulus bagi
tindakan individu  lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan Shaw mendefinisikan bahwa
interaksi adalah suatu pertukaran antarpribadi dimana masing-masing orang menunjukkan
perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku itu
memepengaruhi satu sama lain.

Jadi, interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih,
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam
interaksi juga lebih sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi.

 
2.4 JENIS-JENIS INTERAKSI

Dalam setiap interaksi senantiasa di dalamnya mengimplikasikan adanya kominikasi


antarpribadi. Demikian pula sebaliknya, setiap komunikasi antar pribadi senantias
mengandung interaksi. Adalah sulit untuk memisahkan antar keduanya. Atas dasar itu, maka
setidaknya ada tiga jenis yaitu:

1. Interaksi verbal
Interaksi verbal adalah interaksi yang terjadi bila 2 orang atau lebih melakukan kontak satu
sama lain dengan menggunakan alat-alat artikulasi atau pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam
bentuk saling bertukar [ercakapan satu sam lain.

2. Interaksi fisik
Interaksi fisik adalah interaksi yang terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak
dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh. Misalnya: ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-
gerik tubuh, dan kontak.

3. Interaksi emosional
Interaksi yang terjadi manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan
curahan perasaan.

Selain jenis yang di atas, jenis interaksi dapat dibedakan berdasarkan banyaknya individu y
ang terlibat dalam proses interaksi tersebut serta pola interaksi yang terjadi, atas dasar itu,
maka ada dua jenis interaksi yaitu:

4. Interaksi dyadic
Interaksi dyadic terjadi manakala hanya ada dua orang yang terlibat di dalamnya atau lebih
dari dua orang tetapi arah interaksinya hnya terjadi dalam dua arah.

5. Interaksi tryadic
Intraksi tryadic terjadi manakala individu yang terlibat di dalamnya lebih dari dua orang dan
pola interaksinya menyebar ke semua individu yang terlibat.

2.5 POLA INTERAKSI REMAJA-ORANG TUA

            Interaksi antara remaja dengan orang tua memiliki pola yang khas dan unik sehingga
Jersild; Brook; dan Brook diberi istilah “three-act-drama” (drama-tiga-tindakan). First act
drama, interaksi remaja memiliki ketergantungan dengan orang tua ,tetapi sudah mulai
menyadari keberadaan dirinya sebagai pribadi dibandingkan fase sebelumnya. Second act
drama, disebut juga dengan istilah “perjuangan untuk emansipasi” yakni remaja melakukan
perjuangan yang kuat untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap orang
tua. Third act drama, remaja berusaha menempatkan dirinya untuk berteman dengan orang
tua dan berinteraksi secara lancer dengan mereka. Namun, masih sering mengalami hambatan
karena orang tua masih belum melepaskan anak remajanya secara penuh. Demikian juga
orang dewasa seringkali masih belum menerima secara penuh remaja untuk masuk ke dalam
dunianya.
            Dalam interaksi remaja orang tua ada aspek objektif dan subjektif. Aspek objektif
adalah keadaan nyata dari peristiwa yang terjadi pada saat interaksi, sedangkan aspek
subjektif adalah persepsi remaja terhadap peristiwa dalam interaksi tersebut. Fontana
mengatakan bahwa tidak jarang remaja lebih menggunakan aspek subjektif dalam
berinteraksi dengan orang tua. Misalnya orang tua yang sebenarnya ingin melindunginya
karena saying kepada anaknya, justru dipersepsi sebagai terlalu mengekang dan membatasi
remaja.

2.6 PERSEPSI TENTANG INTERAKSI REMAJA-ORANG TUA

            Bahwa dalam tulisan ini lebih menggunakan istilah interaksi karena hubungan atau
relasi antara remaja dengan orang tua berlangsung secara timbal balik dan kedua belah pihak
sama-sama aktif. Interaksi yang dimaksud di sini menyangkut apa yang dipersepsi dan
dihayati oleh remaja secara subjektif. Karena antara remaja dan orang tuanya sama-sama
aktif dan saling mempengaruhi, maka dalam kajian ini menggunakan istilah interaksi, bukan
relasi, perlakuan atau kepemimpinan orang tua.

            Berkaitan dengan kualitas interaksi remaja-orang tua, dapat dikemukakan konsep
yang di dalamnya meliputi sejumlah aspek dan masing-masing aspek mengandung sejumlah
indikator, yaitu:

1. Persepsi remaja mengenai partisipasi dan keterlibatan dirinya dalam keluarga. Aspek
ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut:
A. Persepsi remaja mengenai sikap saling menghargai di antara para anggota keluarga.
B. Persepsi remaja mengenai keterlibatan dirinya dalam membicarakan dan memecahkan
masalah yang dihadapi keluarga.
 

2. Persepsi remaja mengenai keterbukaan sikap orang tua. Aspek ini mengandung
indikator-indikator sebagai berikut:
A. Persepsi remaja mengenai toleransi orang tua terhadap perbedaan pendapat.
B. Persepsi remaja mengenai kemampuan orang tua untuk memberikan alasan yang
masuk akal terhadap suatu perbuatan atau keputusan yang diambil.
C. Persepsi remaja mengenai keterbukaan orang tua terhadap minat yang luas.
D. Persepsi remaja mengenai upaya orang tua untuk mengembangkan komitmen
terhadap tugas.
E. Persepsi remaja mengenai kehadiran orang tua di rumah dan keakraban hubungan
antara orang tua dan remaja.
 

3. Persepsi remaja mengenai kebebasan dirinya untuk melakukan eksplorasi lingkungan.


Aspek ini mengandung indikator-indikator sebagai berikut:
A. Persepsi mengenai dorongan orang tua untuk mengembangkan rasa ingin tahu yang
lebih besar.
B. Persepsi remaja mengenai perasaan aman dan bebas yang diberikan orang tua untuk
mengadakan eksplorasi dalam rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
C. Persepsi remaja bahwa dalam keluarga terdapat aturan yang harus ditaati, tetapi tidak
cenderung mengancam.
 

2.7 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

Sejumlah karakteristik menonjol dalam perkembangan hubungan sosial remaja adalah:

1. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan. Ini seringkali
menyebabkan remaja memiliki solidaritas yang amat tinggi dan kuat dengan kelompok
sebayanya, jauh melebihi dengan kelompok lain; bahkan dengan orang tuanya sekalipun.
Untuk itu, remaja perlu diberikan perhatian intensif dengan cara melakukan interaksi dan
komunikasi secara terbuka dan hangat kepada mereka.
2. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial. Ini menyebabkan remaja senantiasa mencari
nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan, sehingga kalau tidak menemukannya
cenderung menciptakan nilai-nilai khas kelompok mereka sendiri. Untuk itu, orang
dewasa dan orang tua harus menunjukkan konsistensi dalam memegang dan menerapkan
nilai-nilai dalam kehidupannya.
3. Meningkatnya kesadaran akan lawan jenis. Ini menyebabkan remaja pada umumnya
berusaha keras memiliki teman dekat dari lawan jenisnya atau pacaran. Untuk itu, remaja
perlu diajak berkomunikasi secara rileks dan terbuka untuk membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan lawan jenis.
4. Mulai tampak kecenderungannya untuk memilih karir tertentu, meskipun sebenarnya
perkembangan karir remaja masih berada pada tahap pencarian karir. Untuk itu, remaja
perlu diberi wawasan karir disertai dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing
jenis karir tersebut.
 
BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Hubungan sosial adalah cara-cara individu beraksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan
bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.
Hubungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku individu.
Hubungan sosial individu dimulai sejak individu lahir. Selain dengan anggota
keluarganya, anak juga mulai mendekatkan diri kepada orang-orang lain disekitarnya,
dalam proses ini teman-teman sebaya dan guru-gurunya mempunyai peranan yang sangat
penting bagi mereka.
Interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam
interaksi juga lebih sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi.
 
3.2  KRITIK DAN SARAN
Saat ini banya bahaya dalam proses menuju perkembangan sosial yang umumnya dapat
dikendalikan jika diketahui pada saat yang tepat dan jika dilakukan langkah perbaikan untuk
menguranginya sebelum menjadi kebiasaan dan menimbulkan reputasi yang kurang baik.
Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan anak sampai ia
mampu untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya (dewasa).
Tetapi tidak dengan bersikap otoriter terhadap anak, supaya anak merasa lebih nyaman dan
tidak takut untuk menceritakan konflik-konflikyang terjadi selama masa perkembangannya.

 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-perkembangan-sosial.html di
akses tanggal 1/3/2014 pukul 13.30
Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
 

Anda mungkin juga menyukai