DISUSUN OLEH :
KELAS : PJKRB F 22
2023
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Esa, karena penulis telah dimampukan menyusun Critical book Review tepat pada
waktunya, ini disusun dengan sedemikian rupa guna memenuhi tugas yang diberikan pada
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada penulis buku yang
telah membantu saya melalui karya tulisannya, dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan dan belajar gerak Dr.AFRI TANTRI, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan
kesempatan untuk mengkritik buku ini, orangtua yang telah memberikan dukungan serta
teman-teman yang selalu memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan Critical Book
ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan Critical Book ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangatlah diperlukan. Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca dan penulis
ucapkan terimakasih.
Penulis
RUBEN SIMANJUNTAK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
IDENTITAS BUKU.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................
BAB II ISI BUKU....................................................................................................................
A. Ringkasan Buku...........................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 13
A. Kelebihan Buku......................................................................................................... 13
B. Kekurangan Buku......................................................................................................13
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan................................................................................................................ 14
B. Saran......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
ISBN: 978-602-8935-11-1
Buku Pembanding
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak diawali dengan relasi sosial yang
tumbuh dari lingkungan keluarga inti dan keluarga terdekat. Jika relasi sosial erat dengan
orangtua, anggota keluarga lainnya, relasi sosial dengan lingkungan tetangga, dan
berlanjut dari kanak-kanak ke lingkungan sekolah, kemungkinan besar perkembangan
sosio-emosional anak dapat berkembang dan memiliki kualitas. Relasi soal memberikan
peluang bagi anak atau siapa pun untuk lebih peka dengan kehidupan sosial orang lain di
luar dirinya, sesuai dengan tugas perkembangannya.
Orangtua mempunyai pengaruh yang paling kuat bagi Perkembangan sosio-
emosional anak, jika orangtua mampu membangun hubungan sosial dengan anggota
keluarganya. Kondisi ini dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Nilai-nilai yang
diperkenalkan sejak dini kepada anak, dimulai dari orang tua. Bagaimana orang tua
melatih dan memberikan peluang bagi anak untuk melakukan interaksi dengan orang lain,
tentunya dimulai sejak dini. Dasar yang telah ditanamkan diharapkan akan dapat menjadi
dasar untuk tumbuh kembang selanjutnya.
Relasi sosial lainnya dipengaruhi oleh teman sebaya, mulai mampu menilai diri
sendiri, dan kemungkinan timbul konflik mungkin saja dengan teman sebaya. Mereka jadi
belajar bahwa ada perbedaan dalam berpikir, perasaan, dan pandangan yang berbeda.
Oleh karenanya, guru berperan dalam membantu dan memperlengkapi anak-anak yang
mungkin mempunyai kesulitan sosial atau sulit beradaptasi dengan situasi dan lingkungan
di sekolah. Tidak semua anak dengan bertambahnya usia dan pengalaman dalam
bersosialisasi sesuai dengan perkembangannya, karena situasi dan kondisi di lingkungan
keluarga, sekolah berpengaruh terhadap perkembangan sosioemosional mereka.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu perkembangan sosial?
2. Apa saja Bentuk bentuk tingkah laku sosial?
3. Bagaimana teori perkembangan psikososial?
4. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial?
5. Bagaimana upaya mengembangkan sikap sosial peserta didik?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian perkembangan sosial
2. Mengetahui bentuk tingkah laku sosial
3. Mengetahui perkembangan psikososial
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
5. Mengetahui upaya mengembangkan sikap sosial peserta didik
BAB II
ISI BUKU
RINGKASAN BUKU
1. Pembangkangan (Negativisme)
Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang
tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan anak. Tingkah laku ini mulai muncul
pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada
usia empat hingga enam tahun.
Mulai usia dua tahun anak mulai menunjukkan sikap membangkang misalnya anak
tidak mau dipakaikan baju, dia ingin memakainya sendiri. Tidak mau disuapi ketika makan,
tidak mau digendong, atau tidak mau diajak bermain oleh pengasuh atau orang tuanya.
Mereka memilih makan sendiri meskipun berantakan dan memilih berteman dengan anak-
anak sebayanya.
2. Agresi (Agression)
Agresi adalah perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-
kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustrasi (rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini
diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang, dan lain
sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan
cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak
yang agresif maka agresifitas anak akan semakin meningkat. Tetapi jika orang tua
terlalu membiarkan atau permisif terhadap sikap agresif anak, maka sikap agresif
tersebut akan permanen pada diri anak. Sebaiknya orang tua mengarahkan anak
mengalihkan sikap agresifnya kepada hal-hal yang positif, misalnya ke dalam
permainan-permainan yang membutuhkan ketangkasan fisik, seperti kegiatan
melempar dan menangkap bola.
3. Berselisih (Clashing)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu Oleh sikap atau
perilaku anak lain. Anak-anak selalu berselisih pendapat tentang suatu masalah.
Misalnya mereka berselisih dalam peraturan permainan yang sedang mereka mainkan.
Perselisihan kadang-kadang dapat menyebabkan perkelahian. Oleh sebab itu orang itu
harus menjadi penengah yang adil dalam perselisihan anak, dan tidak bersikap
membela anak atau menyalahkan anak.
Orang tua atau guru harus melihat perselisihan tersebut dari perspektif anak
dengan mendengarkan anak menjelaskan penyebabnya. Orang tua atau guru
sebaiknya mengajak anak untuk mencari jalan damai dari perselisihan yang terjadi
tanpa menjelaskan siapa yang salah dan siapa yang benar.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan
serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau
cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya. Misalnya anak-
anak memberi gelar tertentu kepada temannya atau saudaranya untuk membuat
mereka marah. Dalam kondisi seperti ini orang tua atau guru dapat melakukan metode
induksi dengan cara mengajak anak merasakan jika gelar atau label yang diberikannya
kepada teman atau saudaranya terjadi pada dirinya. Cara ini dapat membantu anak
merasakan akibat perbuatannya terhadap orang lain, dan dapat membantu anak
berempati terhadap orang lain.
5. Persaingan (Rivaly)
Persaingan adalah keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong
oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestise dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
Persaingan berdampak positif jika masih dalam intensitas normal. Agar sikap bersaing
berada pada tataran normal, orang tua atau guru harus selalu menciptakan suasana
yang bersaing yang positif pada diri anak.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Malu atau Ragu-ragu) antara usia
2-3 tahun
Jika anak telah memiliki sikap trust atau ‘mistrust’ terhadap orang tuanya, maka
anak akan mencapai derajat kemandirian tertentu. Apabila Seorang ‘toddler’ (anak usia
1,6-3 tahun) mendapat kesempatan dan diciptakan dan bagaimana sesuatu bekerja.
Mereka akan menghasilkan penemuan-penemuan baru sesuai dengan kemampuannya.
Orang tua/guru yang bijaksana akan memberikan antusiasme pada ketertarikan
anak/siswa terhadap kegiatan-kegiatan produktif untuk mendorong berkembangnya
ketekunan pada anak/siswa.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan, termasuk perkembangan sosial. Kondisi dan
tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi
anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak
ditentukan oleh keluarga. Anak atau remaja yang berasal dari keluarga yang memiliki
interaksi sosial yang baik, akan tumbuh dengan perkembangan sosial yang baik.
Mereka akan belajar bertoleransi dengan orang lain. Mereka mampu menjadi orang
yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, di samping itu
kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan
warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa
yang akan datang.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pendidik untuk Mengembang-kan sikap
sosial peserta didik antara lain:
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunggulan buku
Keunggulan buku utama yaitu buku utama ini mudah ditelaah kata katanya karna
sudah menggunakan format EYD, menyajikan tulisan dengan ukuran yang tepat,
pembahasannya lebih mudah dimengerti dan dijelaskan secara sistematis, isi buku sangat
menarik karna ada tampilan gambar didalamnya untuk memudahkan pembaca
memahaminya, di akhir bab terdapat pustaka.
Keunggulan buku pembanding yaitu bahasa yang digunakan adalah ejaan yang sudah
disempurnakan, tampilan buku menarik serta cover yang cukup bagus dan ukuran font sudah
sesuai dengan yang dianjurkan, sampul pada buku pembanding sangat menarik karna
berwarna, terdapat tampilan gambar didalam nya untuk memudahkan pembaca
memahaminya, di akhir bab terdapat rangkuman dan pustaka.
B. Kekurangan Buku
Kekurangan buku utama yaitu pembahasan dibuku ini terlalu panjang sehingga
pembaca mudah merasa bosan. Sub materinya terlalu banyak jadi pembaca akan mudah
bosan dengan hanya melihat daftar isinya saja.
Kekurangan buku pembanding yaitu materi dijelaskan dengan kata yang sulit
dipahami, penjelasan materi perkembangan peserta didik yang kurang lengkap, kurangnya
pembahasan yang ada pada buku pendamping.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kedua buku ini yang lebih baik adalah buku pegangan walau sub
judulnya banyak, materinya disusun secara sistematis, terurut, jelas dan mudah
dipahami pembaca. Dibandingkan dengan buku pembanding yang materi nya
dijelaskan dengan kata sulit dan pembahasan yang kurang.
Secara keseluruhan isi buku, dapat dilihat perbedaan dari keduanya
dimana buku utama jauh lebih lengkap jika dibandingkan dengan buku
pembanding, dan dari sisi penjelasan materi utama jauh lebih santai dan
mudah dipahami oleh para pembaca.
B. Saran
Saran saya untuk buku pembanding agar melakukan perbaikan dengan
memperjelas materi yang ada agar pembaca mudah memahami isi materi.
10
DAFTAR PUSTAKA