Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KESADARAN BERAGAMA PESERTA DIDIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen pengampu : Fajriani Azis, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : ST. RAHMA


NIM : 200902501020
KELAS : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya, saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahan baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatnya, baik itu sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga saya mampu untuk meyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang berjudul Perkembangan Sosial dan Kesadaran Beragama Peserta Didik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 09 Mei 2023

ST. RAHMA

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 4

C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5

A. Perkembangan Sosial......................................................................................... 5

B. Perkembangan Kesadaran Beragama.................................................................... 6

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 8

B. Saran.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak adalah generasi penerus bangsa yang akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya. Perkembangan akan berlangsung secara maksimal apabila sesuai dengan fase dan tugas
perkembangannya masing-masing. Dalam proses perkembangan anak diperlukan adanya pendidikan.

Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan mempunyai tugas membantu keluarga dan
masyarakat dalam membimbing serta mengarahkan potensi yang dimiliki peserta didik, agar mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan manusia seutuhnya, baik sebagai anggota masyarakat, ataupun
sebagai individual. Sekolah sejatinya memiliki cita-cita yang tidak hanya sebatas pada mencetak generasi
yang unggul secara intelektual saja, akan tetapi harus diiringi dengan perkembangan sosial keberagamaan
yang bagus bagi para peserta didiknya.

Perkembangan sosial merupakan proses pencapaian kematangan dalam hubungan sosial dan
pembelajaran agar dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku pada kelompok tradisi dan
moral. Pada dasarnya, perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai dengan perluasan hubungan atau
interaksi pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat bermain di luar kelas. Selain dengan keluarga,
anak juga mulai dapat menjalin ikatan baru dengan teman sebaya.

Kesadaran beragama merupakan konsistensi antara pengetahuan dan kepercayaan pada agama
sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif (perasaan ini bisa dilihat dari
motivasi beragama seseorang), dan perilaku keagamaan sebagai unsur psikomotor. Selain itu
pembentukan sikap keberagamaan, setiap sekolah memiliki berbagai cara untuk mewujudkannya. Seperti
melalui pengembangan pengamalan, pembiasaan, pencegahan, perbaikan, penyesuaian mental,
keteladanan, dan pengajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam
makalah ini adalah bagaimana perkembangan sosial dan kesadaran beragama peserta didik?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui perkembangan sosial dan kesadaran beragama peserta didik.
2. Memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah perkembangan peserta didik

4
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan
sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja
sama.

Perkembangan sosial pada anak usia Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan,
disampingnya dengan para anggota keluarga, teman sebaya sehingga ruang gerak hubungan sosialnya
bertambah luas. Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat
pada diri sendiri berubah menjadi sikap bekerja sama. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan
teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok dan merasa
tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.

Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau
di maknai dengan pemberian tugas kelompok. Perkembangan sosial digambarkan sebagai kesempatan
individu untuk mengembangkan kemampuannya melakukan interaksi dan hidup berdampingan dengan
sesama dan rentang waktu tertentu

Perkembangan sosial berarti perubahan perilaku untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
sosial. Tuntutan sosial itu berbeda-beda tergantung pada lingkungan dimana anak berkembang dan
tergantung pada budaya dan norma yang berlaku di masyarakat, serta tergantung pada usia dan tugas
perkembangannya.

Sosialisasi merupakan bentuk pembelajaran sikap dan tingkah laku serta perilaku yang sesuai
dengan tututan sosial untuk dapat menyesuaikan dengan kehidupan sosialnya sehingga mampu beradaptasi
dengan masyarakat sekitar. Proses sosialisasi dilakukan dengan pembentukkan perilaku dengan
memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga
dapat menyesuaikan diri untuk diterima di masyarakat.

Kemampuan anak dalam bersosialisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa kesempatan, waktu dan
motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, serta metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi.

5
Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial kegiatan pembelajaran untuk mengikuti dan menyesuai diri dengan norma-norma dan aturan yang
berlaku dalam masyarakat. Perkembangan sosial pada anak-anak SD ditunjukkan adanya perubahan dalam
bentuk tingkah laku dan perluasan hubungan dengan teman sebaya, selain dengan keluarga anak juga mulai
menjalin hubungan dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada masa ini, anak mulai dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap yang kooperatif (bekerjasama) atau mementingkan
kepentingan orang lain.

Dalam perkembangan sosial anak, anak dapat memahami dan memikirkan orang lain.
Pemikirannya terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil
pergaulannya dengan orang lain. Anak akan memunculkan prilaku dan sikapnya berdasarkan hasil
pemikirannya. Anak juga mampu menyembunyikan dan merahasiakan apa yang dipikirkannya dan tidak
menyatakannya dalam bentuk tindakan.

Perkembangan sosial anak akan berpengaruh terhadap bagaimana anak berinteraksi dengan
lingkungan anak dan apa yang bisa dia peroleh dari interaksi tersebut. Jika anak berinteraksi dengan
lingkungan yang negatif maka anak perilaku anak akan bisa menjadi hal negatif pula terutama pada anak
usia Sekolah Dasar yang perkembangan sosialnya berkembang dengan pesat. Sehingga perlu adanya
perhatian dan pengawasan yang dilakukan orang tua dan guru agar anak tidak terpengaruh pada kehidupan
sosial yang negatif

B. Perkembangan Kesadaran Beragama


Kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan, sikap dan
tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian. Karena agama
melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, maka kesadaran beragamapun mencapai aspek-aspek
afektif, konatif, kognitif dan motorik. Keterlibatan fungsi afektif dan konatif terlihat didalam pengalaman
ke-Tuhanan, rasa keagamaan dan rindu kepada Tuhan. Aspek kognitif nampak dalam keimanan dan
kepercayaan. Sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku
dan keagamaan.

6
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
2. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang berpe- doman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari
keagungan-Nya (contohnya: dalam menjelaskan tentang Allah Swt. sebagai pencipta yang Maha
Agung, dapat dimulai dengan mempertanyakan fenomena-fenomena alam yang sudah diketahui
oleh anak, seperti dimulai dengan mempertanyakan siapa yang membuat dirinya berikut bagian-
bagian tubuhnya; siapa yang membuat air, tanah, udara, buah-buahan, dan alam semesta lainnya?
Melalui tanya jawab dengan mereka, serta pemberian penjelasan bahwa semuanya itu merupakan
anugerah atau kenikmatan dari Allah Swt., maka insya Allah akan berkembang pada diri mereka
nilai- nilai keimanan atau keyakinan kepada Allah Swt.).
3. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelak- sanaan kegiatan ritual diterimanya
sebagai keharusan moral.
Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah keyakinan hasil pemikiran, akan tetapi
merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih sayang dan
perlindungan. Oleh karena itu, dalam mengenalkan Tuhan kepada anak, sebaiknya ditonjolkan sifat-sifat
pengasih dan penyayangnya, jangan menonjolkan sifat-sifat Tuhan yang menghukum, mengazab, atau
memberikan siksaan dengan neraka.
Sampai kira-kira usia 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran
beragamanya hanya merupakan hasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungannya. Oleh karena itu,
pengamalan ibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi kesadarannya.
Pada usia 10 tahun ke atas, semakin bertambah kesadaran anak akan fungsi agama baginya, yaitu
berfungsi moral dan sosial. Anak mulai dapat menerima bahwa nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-nilai
pribadi atau nilai-nilai keluarga. Dia mulai mengerti bahwa agama bukan kepercayaan pribadi atau
keluarga, tetapi kepercayaan masyarakat. Berdasarkan pengertian ini, maka shalat berjamaah, atau shalat
Idul Fitri/Idul Adha, dan ibadah sosial (menolong fakir miskin, membagikan zakat) sangatlah menarik
baginya.
Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan
periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau
pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama di sekolah dasar
mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan agama di SD/MI harus menjadi
perhatian semua pihak yang terkait, bukan hanya guru agama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru
lainnya. Apabila mereka telah memberikan suri teladan dalam mengamalkan agama kepada anak, maka
pada diri anak akan berkembang sikap yang positif terhadap agama, dan pada gilirannya akan berkembang
pula kesadaran beragamanya.

7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial pada anak usia Sekolah Dasar ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, disampingnya dengan para anggota keluarga, teman sebaya sehingga ruang
gerak hubungan sosialnya bertambah luas. Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan
diri dari sikap berpusat pada diri sendiri berubah menjadi sikap bekerja sama. Anak mulai berminat
terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi
anggota kelompok dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.

Kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan, sikap dan
tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian. Karena agama
melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, maka kesadaran beragamapun mencapai aspek-aspek
afektif, konatif, kognitif dan motorik. Keterlibatan fungsi afektif dan konatif terlihat didalam pengalaman
ke-Tuhanan, rasa keagamaan dan rindu kepada Tuhan. Aspek kognitif nampak dalam keimanan dan
kepercayaan. Sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku
dan keagamaan.

Jadi, kematangan sosial sangat berhubungan dengan tingkat agresivitasnya. Anak meskipun telah
cukup lama dan berinteraksi dengan banyak orang terutama teman sebayanya namun jika anak tidak
memiliki kematangan sosial, tidak memiliki kesadaran beragama, tidak pandai menggunakan waktu
luangnya, tidak dapat menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, tidak dapat menerima orang lain, tidak dapat
bekerja untuk kepentingan sesama, tidak dapat bersaing secara sehat, tidak dapat memahami kemampuan
dirinya serta selalu pesimis menghadapi hidupnya, maka akan kecenderungan berperilaku agresif.

B. Saran
Dengan adanya kajian mengenai perkembangan ini dapat dijadikan acuan bagi guru untuk
melaksanakan pembelajaran di sekolah dan untuk melihat permasalahan yang terjadi di sekolah. Dengan
demikian dapat menjadi solusi bagi guru untu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dan
perkembangan anak.

8
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, R. E. (2008). Perkembangan Anak Usia 7 – 12 Tahun. Jurnal Pendidikan, 1–11.

Ahyadi, Abdul Aziz, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1991.

Furqona, R. (2009). Hubungan Antara Kesadaran Beragama Dan Kematangan Sosial Dengan Agresivitas
Remaja (Santri) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Psympathic, Jurnal
Ilmiah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 1(1),

Yusuf L.N., Syamsu dan Nani M. Sugandhi.2011. perkembangan peserta didik. Jakarta. Rajawali grafindo

Anda mungkin juga menyukai