Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

PAI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

Mata Kuliah “Model Pembelajaran PAI Multikultural di Sekolah, Madrasah,


Ponpes dan PT”
Dipresentasikan pada Forum Seminar Kelas Semester 3
Oleh:

Muhammad Zubair

Ahmad Malik

Dosen Pemandu:

Dr. Sampara Palli, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
STAI AL-FURQAN MAKASSAR
2022

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, dengan pengakuan yang tak
terhingga kepada-Nya, Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “STRATEGI DAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN PAI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah ”Model Pembelajaran PAI
Multikultural di Sekolah, Madrasah, Ponpes dan PT”. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang strategi dan model-model pembelajaran PAI
melalui Pendidikan karakter beserta pengembangannya bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sampara Palli,


M.Pd. selaku dosen Mata kuliah Model Pembelajaran PAI Multikultural di
Sekolah, Madrasah, Ponpes dan PT. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu,saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Makassar, 28 September 2022

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................2


Daftar Isi ...........................................................................................................................3
BAB I ................................................................................................................................4
Pendahuluan .....................................................................................................................4
A. Latar Belakang .........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................8
C. Tujuan .......................................................................................................................8
BAB II ...............................................................................................................................9
PEMBAHASAN ...............................................................................................................9
A. Strategi Pembelajaran PAI melalui Pendidikan Karakter ...............................9
B. Model Pembelajaran PAI melalui Pendidikan Karakter ................................12
BAB III ...........................................................................................................................15
PENUTUP ......................................................................................................................15
A. Kesimpulan .........................................................................................................15
B. Saran ...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................17

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Guru merupakan teladan dan contoh bagi peserta didiknya, yang akan
mempengaruhi karakter kepribadian dan memiliki peran penting dalam
perubahan dan perkembangan pada peserta didik. Diantara tugas sebagai guru
diantaranya menanamkan akidah atau keyakinan mengesakan Allah dan
menyembah-Nya tanpa menyekutukanNya serta membiasakan untuk berakhlak
mulia dalam arti berperilaku baik atau berbudi pekerti luhur dalam interaksi
sosial dengan keluarga maupun masyarakat, adalah merupakan tanggung jawab
seorang guru terutama guru PAI.

Dengan adanya guru PAI sebagai yang menyampaikan materi tentang Islam
seharusnya bisa memerankan diri sebagai pembentuk karakter yang baik bagi
anak. Bukan hanya di sekolah, di dalam keluarga maupun masyarakat. Mulai
dari menyampaikan melalui lisan atau mencontohkan secara langsung perilaku
yang Islami, bisa dilakukan oleh orang tua, guru pendidik maupun masyarakat
khususnya orang-orang dewasa di kampung. Anak akan mendengarkan ketika
diberitahu walaupun tidak langsung bisa memahami, maka dari itu pembiasaan
juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari supaya anak bisa terbiasa
berperilaku baik. Perubahan sikap dan perilaku dari bertindak kurang baik untuk
menjadi lebih baik tidak terbentuk secara instan. Perubahan tersebut harus
dilatih secara serius dan berkelanjutan agar mencapai tujuan yang diinginkan.1

Di sisi lain sebagian orang percaya bahwa manusia sejak lahir sudah sesuai
fitrahnya atau bisa diartikan potensi baik sudah dimiliki sejak lahir. Dari situ
dapat diketahui bahwa ada faktor internal dan juga eksternal yang dapat
mempengaruhi karakter seseorang.

1
Ridwan Abdullah Sani and Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter
Anak Yang Islami (Bumi Aksara, 2016).

4
Persoalan mendasar yang dihadapi sekolah-sekolah kita sekarang ini adalah
persoalan moral. Kata William Kilpatrick Persoalan-persoalan lainnya
bersumber dari persoalan ini. Bahkan reformasi akademis bergantung pada
bagaimana kita mengedepankan karakter.2 Tanpa karakter baik yang tertanam
dalam diri masing-masing. Seseorang akan cenderung mengedepankan akalnya
sendiri, mengedepankan nafsunya sendiri untuk memuaskan hasrat pribadinya.
Maka dari itu penanaman karakter sejak usia anak-anak sangatlah penting guna
mengatasi masalah-masalah seperti itu. Ada banyak jenis karakter yang telah
dirumuskan, dan yang dititikberatkan dalam makalah ini adalah karakter
disiplin dan tanggung jawab. Kedua karakter tersebut bisa diketahui dimiliki
oleh seseorang dari caranya berperilaku sehari-hari, dari cara bergaul dengan
orang lain maupun makhluk lain dan juga dari caranya beribadah. Karena pada
hakikatnya pendidikan tidak hanya terkait dengan bertambahnya ilmu
pengetahuan, namun harus mencakup aspek sikap dan perilaku sehingga
tertanam sikap disiplin dan tanggung jawab dalam diri anak.

Kedisiplinan manusia saat ini semakin menurun kualitasnya. Entah karena


apa, karakter disiplin memang menjadi sesuatu yang susah dilaksanakan di
Indonesia. Kedisiplinan untuk tepat waktu misalnya, sering sekali kita jumpai
di sekolah-sekolah masih ada saja beberapa siswa yang datang terlambat ke
sekolah. Jangankan siswa, orang-orang dewasapun beberapa kali terlihat
terlambat masuk ke tempat kerjanya. Apakah memang jam karet itu sudah
membudaya di negara kita? Kita sendiri yang bisa menjawabnya, dan apabila
kita menyadari bahwa itu bukan suatu hal yang dianggap baik, maka sudah
sepantasnya kita tidak membiasakannya bahkan menghilangkan kebiasaan
tersebut.

Selain itu ada juga masalah kedisiplinan yang perlu dibenahi. Seperti
kurangnya kedisiplinan dalam belajar siswa yang bisa mengakibatkan
ketidakmampuan menjawab soal ujian. Dan parahnya adalah ketika siswa itu

2
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar & Baik
(Nusamedia, 2019).

5
tidak menyesal atas nilai ujian yang kurang dari KKM. Ketidakpatuhan siswa
pada guru saat di dalam kelas, mengobrol sendiri dengan teman sebangku,
berbuat kegaduhan saat pembelajaran juga menjadi sebab ketidakpahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Lalu mengenai tanggung jawab, sebagai manusia kita harus bertanggung


jawab atas apapun yang kita lakukan dan juga diberi tanggung jawab untuk
memelihara bumi (khalifah fil ardl). Kepada sesama manusia kita dianjurkan
untuk saling menjaga kenyamanan karena itu adalah salah satu cerminan orang
beriman. Dan sebagai khalifah Allah SWT seharusnya selalu memihak pada
kepentingan umat dan membangun peradaban secara lebih baik.3 Bahkan
kepada alam pun, baik itu binatang tumbuhan maupun lingkungan, kita
dianjurkan agar tidak merusaknya. Lalu bagaimana orang-orang yang telah
disebut diatas bisa melalaikan tanggung jawabnya sebagai manusia dan sebagai
wakil rakyat suatu negara.

Bahkan kesalahan sebesar biji dzarrah pun harus dipertanggungjawabkan


nantinya. Misalnya kita sering membuang sampah sembarangan, membuang
sampah di kali. Akibatnya sampah itu bisa menyumbat aliran air dan terjadilah
banjir. Perbuatan membuang sampah sembarangan itu selain perbuatan tidak
disiplin pada aturan untuk menjaga kebersihan, juga merupakan perilaku yang
tidak bertanggung jawab pada alam yang harusnya dilestarikan.

Seperti itulah kiranya masalah-masalah yang nampak di negara kita, maka


dari itu sekolah sebagai pemupuk karakter anak harus lebih bersungguh
sungguh dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Mengupayakan agar
anak-anak memiliki sikap patuh terhadap aturan, memiliki rasa berani
menerima beban sebagai akibat dari perbuatannya sendiri, dan memiliki rasa
ingin menjaga kesejahteraan atas diri, teman maupun lingkungannya.

3
Ubaidillah Achmad and Yuliyatun Tajuddin, Suluk Kiai Cebolek Dalam Konflik Keberagamaan
Dan Kearifan Lokal (Prenada, 2014).

6
Pendidikan Agama Islam yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran
Islam mempunyai materi-materi yang berkaitan dengan karakter-karakter
tersebut dapat didayagunakan sebagai upaya perbaikan sikap disiplin dan
tanggung jawab anak. Dengan dalil Al-Qur’an dan hadis, dengan kisah-kisah
Nabi, rasul dan orang-orang shaleh adalah salah satu bahan yang bisa
dimanfaatkan oleh guru PAI sebagai rujukan dalam mendidik anak.

Motivasi dari guru pada umumnya dan guru agama khususnya merupakan
hal yang penting dan dibutuhkan untuk mendorong keinginan manusia agar
menjadi lebih baik. Dalam hal merubah tingkah laku ini hendaknya guru
mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat membantu pelaksanaan tugas
mengajarnya, meskipun tidak ada pedoman khusus yang pasti. Selain itu
indikator-indikator lain dalam PAI harus bisa dimaksimalkan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas karakter-karakter baik peserta didik. Adanya indikator
tersebut membuat mata pelajaran-mata pelajaran yang ada di sekolah khususnya
PAI menjadi turut berperan aktif dalam pembentukan karakter peserta didik,
melalui seorang guru.

Pendidikan Karakter adalah upaya mendidik anak supaya mereka dapat


membuat keputusan dan mempraktikan secara bijaksana dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif terhadap
lingkungan mereka.4 Yang mengarah pada pencapaian dalam pembentukan
karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terintegrasi dan seimbang, sesuai
dengan standarr kompetensi.

Sekolah adalah salah satu tempat strategis dalam pembentukan karakter,


selain keluarga dan masyarakat olehnya itu dibutuhkan strategi dan model
pembelajaran dalam pembentukan karakter peserta didik, dalam hal ini akan
menjelaskan mengenai hal ini, semoga bermanfaat

4
Titin Lestari Solehat and Zaka Hadikusuma Ramadan, “Analisis Program Penguatan Pendidikan
Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 5,
no. 4 (2021): 2270–77.

7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut;

1. Bagaimana strategi pembelajaran PAI melalui pendidikan karakter?


2. Bagaimana model-model pembelajaran PAI melalui pendidikan karakter?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka dapat
dikemukakan tujuan penulisan makalah ini dengan rincian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran PAI melalui pendidikan karakter


2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran PAI melalui pendidikan
karakter

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran PAI melalui Pendidikan Karakter


Istilah strategi memiliki banyak pengertian sebagaimana yang
dikemukakan oleh para pakar berikut:
1. Ahmad Sabri mengemukakan bahwa “strategi berarti pilihan pola
kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara
efektif.5
2. W. Gulo mengemukakan bahwa “ strategi adalah suatu seni dan ilmu
untuk membawakan pembelajaran di kelas sehingga tujuan yang telah
ditentukan tercapai secara efektif dan efisien.”6

Berdasarkan pengertian di atas, strategi merupakan seperangkat format yang


menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran secara maksimal oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam Islam tujuan
pembelajaran adalah membentuk peserta didik yang menguasai
ilmu pengetahuan dan berakhlakul karimah.

Strategi dasar dalam pendidikan dapat diterjemahkan menjadi:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan


tingkah laku kepribadian peserta didik sesuai dengan pendidikan
karakter.
b. Memilih sistem pendidikan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat, berabasis lokal dan bersendikan ajaran
Islam.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran
yang dianggap paling tepat dan efektif.

5
Arin Tentrem Mawati et al., Strategi Pembelajaran (Yayasan Kita Menulis, 2021).
6
Naniek Kusumawati and Endang Sri Maruti, Strategi Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar (Cv. Ae
Media Grafika, 2019).

9
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
dan standar keberhasilan dalam evaluasi pembelajaran.

Uraian diatas memberikan kesimpulan bahwa strategi pembelajaran


merupakan suatu konsep yang memberikan cara pandang, pola berpikir dan
petunjuk arah tindakan pembelajaran guru dalam memilih metode
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.7
Adapun Variabel stratetegi pebelajaran diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu: strategi penyampaian (delivery strategy), strategi Pengorganisasian
(organizational strategy), dan strategi pengelolaan (management strategy)
1. Strategi Penyampaian Pembelajaran
Proses Pembelajaran pada satuan Pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menentang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)
Sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran, guru memiliki
posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama
guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran.
Salah satu factor yang mempengaruhi guru dalam upaya memperluas dan
memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang efektif, efisien,
menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dan
dicapai oleh setiap guru. Guru berpeluang untuk memanipulasi strategi
dan metode pembelejaran dengan segala kendala karakteristik tujuan
pembelajaran dan peserta didik.
3. Strategi Pengolahan Pembelajaran
Strategi pengolahan berhubungan dengan penetapan kapan suatu
strategi atau komponen strategi tepat dipakai. Terdapat empat hal yang

7
Tho’ati Tho’ati, “Strategi Pembelajaran Pengembangan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah Di SMP” (PhD Thesis, IAIN KUDUS, 2021).

10
menjadi urusan strategi pengolahan, yaitu penjadwalan penggunaan
strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik,
pengelolaan motivasional dan kontrol belajar.
Seorang guru harus menguasai aneka metode dan strategi
pembelajaran. Dengan mengetahui karakteristik anak dan hambatan
belajar peserta didik, serta karakter mata pelajaran yang sedang
diajarkan, guru bisa menentukan metode dan strategi apa yang
diterapkan. Jalan praktis agar pendidik menguasai banyak strategi
mengajar adalah dengan mempelajari keadaan pembelajaran dan berlatih
strategi mengajar.
Penguasaan berbagai macam strategi mutlak bagi seorang
pendidik, tetapi pendidik perlu menyadari posisinya sebagai “orang tua
kedua” bagi anak. Pendidik perlu melakukan hal-hal sebagai orang tua.
Seperti, mendoakan peserta didik setiap selesai salat. Hal itu sangat
penting untuk memudahkan keberhasilan proses pendidikan.
Hal yang lebih penting bagi guru, selain pada penguasaan
pembelajaran, guru harus memiliki sifat-siafat positif dan menjauhkan
diri dari sifatsifat negatif. Contoh sifat-sifat positif itu adalah ikhlas
hanya kepada Allah, taqwa dan ibadah, Mendorong dan memotivasi
siswa untuk giat mencari ilmu, Berpenampilan baik, berbicara dengan
baik, berkepribadian matang dan terkontrol, keteladanan yang baik,
menepati janji, berperan memperbaiki sistem pengjaran, dan
bermuamalah secara baik kepada murid.
Para ahli pendidikan menyajikan 10 (sepuluh) strategi pembelajaran
aktif menyenangkan bermuatan karakter, kesepuluh strategi paling
akomodatif ini adalah
1. Active Learning bermuatan karakter,
2. Cooperative Learning bermuatan karakter,
3. Contextual Teaching and Learning (CTL) bermuatan karakter,
4. Strategi pembelajaran Inkuiri bermuatan karakter,
5. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) bermuatan karakter,

11
6. Strategi Pembelajaran Ekspositori bermuatan karakter,
7. PAKEM bermuatan karakter,
8. Strategi Pembelajaran Inovatif bermuatan karakter,8
9. Strategi pembelajaran Afektif bermuatan karakter,
10. Quantum Learning bermuatan karakter.

B. Model Pembelajaran PAI melalui Pendidikan Karakter

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam


pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendidikan karakter
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).
Direct Instruction diartikan dengan Instruksi Langsung dikenal juga
dengan active learning atau ada juga yang menamakan whole-class
teaching. Hal ini mengacu pada gaya mengajar guru yang mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung
kepada mereka.
Karena model ini masih merupakan rentetan dari model
pembelajaran behavioral, maka sasaran yang dilakukan oleh guru adalah
pencapaian tingkah laku yang lebih positif dan lebih baik dari
sebelumnya, kepada seluruh peserta didik dalam model ini juga, guru
menjelaskan mengenai suatu konsep baru kepada peserta didik.
Pembelajarannya ditekankan pada aspek modelling,reinforcement
(penguatan), feedback (respon balik), successive approximation
(perkiraan suksesif), yang pada akhirnya tercipta tingkah laku peserta
didik yang lebih positif.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang
bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,

8
Muhammad Siri Dangnga and A. Abd Muis, “Teori Belajar Dan Pembelajaran Inovatif,”
Makassar: Sibuku Makassar, 2015.

12
menyelesaikan suatu tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama lainnya. Bukanlah cooperative learning jika
siswa duduk bersama dalam kelompokkelompok kecil dan
mempersilahkan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan
pekerjaan seluruh kelompok. Cooperative learning menekankan pada
kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai
sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu
masalah atau tugas.
Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam cooperative learning
agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, hal tersebut
meliputi: pertama para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus
merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai
tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua para siswa yang tergabung
dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka
hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya
kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota
kelompok itu. Ketiga untuk mencapai hasil
yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus
berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai system
kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Termasuk di dalam struktur ini
adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positis, tanggung
jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
3. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

13
Untuk memperkuat pengalaman belajar siswa diperlukan
pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri, dan bahkan sekedar
sebagai pendengar yang pasif sebagaimana penerima terhadap semua
informasi yang disampaikan guru dan lebih ditekankan pada upaya
memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup dari apa
yang dipelajarinya.
4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based
Instruction).
Model Problem Based Instruction adalah suatu metode yang
diajarkan dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan
masalah yang ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan
masalah tersebut

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Guru merupakan teladan dan contoh bagi peserta didiknya, yang akan
mempengaruhi karakter kepribadian dan memiliki peran penting dalam
perubahan dan perkembangan pada peserta didik. Dengan adanya guru PAI
sebagai yang menyampaikan materi tentang Islam seharusnya bisa memerankan
diri sebagai pembentuk karakter yang baik bagi anak.

Pendidikan Karakter adalah upaya mendidik anak supaya mereka dapat


membuat keputusan dan mempraktikan secara bijaksana dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif terhadap
lingkungan mereka.9 Yang mengarah pada pencapaian dalam pembentukan
karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terintegrasi dan seimbang, sesuai
dengan standarr kompetensi.

Strategi pembelajaran merupakan suatu konsep yang memberikan cara


pandang, pola berpikir dan petunjuk arah tindakan pembelajaran guru dalam
memilih metode pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran

Strategi dasar dalam pendidikan dapat dibagi menjadi empat bagian:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan


tingkah laku kepribadian peserta didik sesuai dengan pendidikan
karakter.
2. Memilih sistem pendidikan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat, berabasis lokal dan bersendikan ajaran Islam.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang
dianggap paling tepat dan efektif.

9
Solehat and Ramadan, “Analisis Program Penguatan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Dasar.”

15
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan
standar keberhasilan dalam evaluasi pembelajaran.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendidikan karakter
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).
2. Model Pembelajaran Kooperatif
3. Model Pembelajaran Kontekstual
4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).

B. Saran

Demikian makalah yang kami susun semoga makalah yang kami buat
mendapatkan anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita semua.
Dengan semangat belajar yang tinggi pula insya Allah dapat menegakkan tiang
agama dan mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya robbal
alamin. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa terlalu banyak kekurangan
yang kami miliki terutama dalam penyusunan makalah ini. Olehnya itu Saran dan
kritik tetap kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Ubaidillah, and Yuliyatun Tajuddin. Suluk Kiai Cebolek Dalam Konflik
Keberagamaan Dan Kearifan Lokal. Prenada, 2014.
Dangnga, Muhammad Siri, and A. Abd Muis. “Teori Belajar Dan Pembelajaran
Inovatif.” Makassar: Sibuku Makassar, 2015.
Kusumawati, Naniek, and Endang Sri Maruti. Strategi Belajar Mengajar Di
Sekolah Dasar. Cv. Ae Media Grafika, 2019.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar & Baik. Nusamedia, 2019.
Mawati, Arin Tentrem, Rosmita Sari Siregar, Ahmad Fauzi, Friska Juliana Purba,
Kelly Sinaga, La Ili, Juliana Juliana, Sri Rezeki Fransiska Purba, Agung
Nugroho Catur Saputro, and Jessica Elfani Bermuli. Strategi Pembelajaran.
Yayasan Kita Menulis, 2021.
Sani, Ridwan Abdullah, and Muhammad Kadri. Pendidikan Karakter:
Mengembangkan Karakter Anak Yang Islami. Bumi Aksara, 2016.
Solehat, Titin Lestari, and Zaka Hadikusuma Ramadan. “Analisis Program
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) Di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 4 (2021): 2270–77.
Tho’ati, Tho’ati. “Strategi Pembelajaran Pengembangan Pendidikan Karakter Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Thaharah Di SMP.” PhD
Thesis, IAIN KUDUS, 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai