Anda di halaman 1dari 25

UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN SIKAP

KESOPANAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI


MTSS AL WASHLIYAH SIMPANG MARBAU

Dosen Pembimbing : Oktrigana Wirian,M.pd.

DISUSUN OLEH :
CITRA ANANDA PUTRI HSB ( 2101020084 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA T.A 2022 s/d 2023


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan nikmat , serta karunianya kepada
seluruh makhluknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah. Sholawat dan salam kita curahkan
kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai teladan umat.

Dengan ini saya telah menyelesaikan tugas saya mata kuliah Metodologi penelitian kualitatif
yang berjudul “upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah
akhlak di mtss al washliyah simpang marbau”

segala daya dan usaha saya tuliskan untuk mengerjakan tugas ini. Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagaimana salah satu syarat untuk memenuhi nilai dan tugas yang diberikan oleh dosen
kami yaitu Bapak Oktrigana Wirian,M.Pd.

Tentunya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan atau
menyempurnakan Langkah penulis terhadap makalah kedepan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua,Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................
B. FOKUS PENELITIAN..............................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................
D. TUJUAN PENELITIAN............................................................................................
E. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................
1. Upaya Guru....................................................................................................................
a. Pengertian Upaya Guru ...........................................................................................
b. Pengertian Guru .....................................................................................................
c. Pentingnya Upaya Guru dalam Pembelajaran ........................................................
d. Tugas Guru .............................................................................................................
e. Kompetensi Guru ...................................................................................................
f. Peranan Guru .........................................................................................................
g. Jenis Upaya Guru ...................................................................................................
h. Faktor Penghambat dan Pendukung Upaya Guru ..................................................
2. Pengertian Sikap Kesopanan .......................................................................................
3. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................
1. Jenis penelitian..................................................................................................
2. Waktu dan tempat penelitian............................................................................
3. Sumber data......................................................................................................
4. Teknik pengumpulan data.................................................................................
5. Teknik analisis data...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dampak dari globalisasi yang sering terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia melupakan

sebuah pendidikan karakter bangsa. Sedangkan pendidikan karakter bangsa merupakan pondasi

bangsa yang amat penting serta perlu untuk ditanamkan pada anakanak sejak dini. Karakter

yang terbentuk sejak dini akan menjadi modal penting bagi kehidupan anak tersebut di masa

yang akan datang, agar tidak tertinggal oleh pesatnya kemajuan zaman globalisasi. Yang

disebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter yang diberikan oleh keluarga maupun dari

sekolah.

Selanjutnya, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah evaluasi materi

pembelajaran yang memberikan suatu pengaruh terhadap karakter para peserta didik.

Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran, yaitu

untuk mengevaluasi materi pembelajaran. Pendidikan merupakan salah satu lembaga yang

mempunyai tanggung jawab besar dalam melahirkan warga negara Indonesia yang memiliki

karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradaban yang lebih baik. Kbangsa yang kuat

dan memiliki sikap kesopanan yang baik merupakan produk dari lembaga pendidikan. Ketika

mayoritas karakter masyarakat kuat, berperilaku sopan dan positif, peradaban yang lebih baik

akan dapat dibangun dengan sukses. Begitu juga sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat

negatif dan lemah serta tidak memiliki adab yang baik dalam berperilaku dimasyarakat hal

tersebut akan menghasilkan peradaban yang lemah.


Pendidikan Akidah Akhlak merupakan pendidikan yang pentingdiberikan kepada peserta

didik dalam rangka menanamkan dasar-dasarkeimanan dan moral keagamaan kepada peserta

didik. Dengan pendidikanakidah diharapkan perilaku peserta didik mencerminkan sikap

seseorangyang merasa diawasi oleh Allah sehingga dapat disiplin dan mengendalikandiri dari

keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah.

Demikian puladengan pendidikan akhlak diharapkan perilaku peserta didik

mencerminkansikap yang sesuai dengan akhlakul karimah Dalam proses pendidikan dan

pengajaran di Madrasah Tsanawiyahmerupakan hal yang paling penting di dalam membina

kepribadian anakdidik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas danterampil

sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT, dengan demikian makaakan tercipta masyarakat yang adil

dan makmur.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, guru mata pelajaran akidah akhlaksangat berperan

penting, karena untuk membimbing, mengawasi dan mengarahkan anak agar memiliki sifat dan

karakter yang baik. Misi instruksional yang ada di lembaga pendidikan juga mempunyai tanggung

jawab untuk misi normatif. Misi tersebut lebih diaktualisasikan pada norma atau aturan siswa di

sekolah.

Norma yang menjadi kebiasaan di sekolah atau yang tertulis dalam aturan, norma dan

aturan tersebut mengharuskan peserta didik untuk mematuhi aturan tersebut. Norma yang

mengatur tingkah laku seorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu disebut kode

etik. Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan atau norma yang ditujukan kepada peserta

didik, yang berisikan pernyataan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar, layak atau tidak

layak dengan maksud agar aturan tersebut bisa ditaati oleh peserta didik di lingkungan sekolah.
Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain sebagai teman hidup,

karena manusia tidak dapat hidup dengan sendiri dan manusia memang diciptakan sebagai

mahkluk sosial.

Manusia menempati suatu lingkungan tertentu dalam melakukan perannya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan dalam lingkungan tersebut menyebabkan manusia

berbuat dan bertindak sebagai makhluk sosial. Setiap individu berinteraksi antara satu dengan

yang lainnya, baik dalam kelompok atau keluarganya maupun dalam masyarakat dan juga

lingkungan sekolah. Khususnya peserta didik di MTss AL Wasliyah simpang marbau. Hubungan

interaksi ini menyebabkan adanya pergaulan antar individu dalam lingkungan sekolah. Pergaulan

individu-individu ini, baik di dalam kelompok sekolah maupun dimasyarakat.

Setiap siswa memiliki sikap yang berbeda-beda, pada umumnya sikap memiliki tiga

komponen, yaitu kognitif, afektif serta tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek

disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah kesiapan yang senantiasa cenderung berperilaku atau berinteraksi dengan cara tertentu

jika dihadapkan dengan satu masalah atau objek. Oleh karena itu, banyak sosiolog atau psikolog

memberi batasan bahwa sikap kecenderungan individu untuk merespons dengan cara yang

khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial.

Morgan mengatakan bahwa, sikap merupakan kecenderungan untuk berespons, baik

secara positif ataupun negatif, terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Tentu kecenderungan

untuk berespons ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak

sama dengan tingkah laku.

Dalam setiap perilaku manusia didasari dengan adanya hubungan timbal balik antar

individu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap individu memerlukan suatu interaksi

untuk menyempurnakan proses sosial dalam kehidupan.


Semua proses kehidupan sosial perlu adanya aturan yang menjadi sebuah batasan supaya semua

proses sosial yang berlangsung di dalamnya berjalan dengan tertib dan serasi. Setiap Individu memiliki

cara hidupnya masing-masing, dari mulai bertahan hidup, berperilaku dan bergaul dengan masyarakat.

Dalam lingkungan sekolah ada aturan-aturan atau tata tertib yang berlaku, seperti disiplin, tertib,

bertanggungjawab, dan diharuskan memiliki etika yang baik dan sopan antar sesama teman sebaya dan

guru. Seorang siswa pada dasarnya adalah manusia biasa yang pasti mengalami perubahan dalam

tingkah laku. Di usianya yang menginjak remaja, siswa mengalami perubahan pada tingkah lakunya dan

cenderung tergantung pada situasi lingkungan. Seperti di sekolah, lingkungan tempat tinggal dan tempat

bermain.

Di sisi lain pada saat yang sama masyarakat mempertontonkan konflik sosial, seperti: Kenakalan

remaja, kekerasan, pelecehan seksual serta terorisme. Modal sosial bangsa Indonesia yang dipenuhi

dengan nilai-nilai kearifan seolah tidak mendapatkan tempat, sampai menciptakan keprihatinan,

solidaritas, gotong royong, persatuan, keadilan, dan seluruh nilai-nilai yang harusnya ada di lingkungan

masyarakat yang bersumber dari para leluhur.

Oleh karena itu perkembangan zaman yang begitu pesat pasti akan menggoyangkan tata

kelakuan atau sikap para siswa, di sekolah sudah ada tata tertib atau aturan yang membatasi perilaku

siswa, namun masih ada beberapa siswa yang melanggar aturan tersebut. Khususnya dalam konteks

kesopanan, mayoritas siswa perempuan lebih bisa bersikap sopan santun dari pada siswa laki-laki, dan

siswa kelas IX merupakan siswa yang sangat diperhatikan oleh semua guru dan kepala sekolah, karena

untuk memberikan penilaian hasil belajar selama tiga tahun di sekolah tersebut. Sebagai bahan

pertimbangan juga apakah siswa tersebut bisa lulus dengan baik atau sekolah terpaksa tidak meluluskan

siswa tersebut karena perilaku yang kurang baik. Ketegasan berbagai pihak dalam memberikan berbagai

teguran terhadap siswa yang melakukan kesalahan, membuat mtss al washliyah simpang marbau
memiliki siswa yang sangat baik dalam segi akademik maupun non akademik. Di buktikan dengan

banyaknya siswa yang memperoleh prestasi dari berbagai kegiatan yang diperlombakan.

Tidak mengucilkan niat berbagai pihak sekolah untuk mewujudkan mtss al washliyah simpang

marbau lebih baik lagi. Dan untuk membentengi itu maka diperlukan kajian terkait tata kelakuan /

perilaku siswa kelas IX di mtss al washliyah simpang marbau agar dapat terkendali dengan baik, perlu

adanya upaya pihak sekolah untuk meningkatkan kesopanan siswa di lingkungan sekolah guna

membentuk karakter siswa yang memiliki rasa hormat dan perilaku kesopanan yang tinggi di lingkungan

sekolah. Dan harapannya sikap tersebut menjadi sebuah kebiasaan siswa untuk hidup di tengah

masyarakat. Pada dasarnya perilaku siswa akan terbentuk dengan sendirinya tergantung dengan

lingkungan yang di tinggalinya. Jika lingkungan itu baik maka perilaku siswa tersebut akan baik, begitu

juga sebaliknya. Guru dengan pembelajaran akidah akhlak mempunyai tugas khusus selain

menyampaikan materi namun juga mengajarkan perilaku siswa dgn baik sesuai dengan apa yang

diajarakan di dalam kelas. Para siswa dan siswa khussnya kelas IX mtss al washliyah simpang marbau

adalah salah satu objek penelitian yang diharapkan bisa bermanfaat untuk sekolah dan para siswa

nantinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi dalam objek kajian pemenuhan

tugas akhir dengan mengangkat judul “Upaya guru untuk meningkatkan Sikap Kesopanan Siswa dalam

Pembelajaran Akidah Akhlak di MTSS AL WASHLIYAH SIMPANG MARBAU”

B. FOKUS PENELITIAN

Dari penjelasan latar belakang masalah yang peneliti tulis dan tidak terjadi penyimpangan terhadap

objek penelitian sebagaimana selaras dengan tujuan awal penelitian ini, maka perlu adanya fokus

penelitian.

Adapun fokus penelitian itu adalah:

1. Upaya Guru

2. Kelas IX
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam

pembelajaran akidah akhlak di MTss Al washliyah simpang marbau?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam

pembelajaran akidah akhlak di MTss Al washliyah simpang marbau?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pembahasan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan upaya guru dalam meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam

pembelajaran akidah akhlak di Mtss Al washliyah simpang marbau.

2. Untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat upaya guru untuk

meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di Mtss Al washliyah simpang

marbau.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian hendaknya mengandung manfaat atau signifikansi bagi pihak lain (kelompok atau

instansi) dan juga bermanfaat bagi dunia dan ilmu pengetahuan. Dengan berdasarkan persoalan dan

tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi tambahan khazanah keilmuan khususnya

dengan peningkatan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di Mtss Al washliyah

simpang marbau.
2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan juga pengalaman dalam melakukan

penelitian tentang meningkatkan sikap kesopanan siswa.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana

upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa agar siswa memiliki bekal ataupun pondasi

dalam berkehidupan di lingkungan sekolah maupun masyarakat.


BAB II

KAJIAN TEORI

1. Upaya guru

a. Pengertian Upaya

Pentingnya suatu upaya adalah untuk mengatur suatu perilaku seseorang pada batasan tertentu,

dapat pula diramalkan perilaku yang lain. “Upaya adalah usaha, syarat untuk mencapai suatu maksud”.

Dari pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang

untuk mencari jalan keluar guna memecahkan suatu masalah atau persoalan.

b. Pengertian Guru

Dalam bahasa Arab pengertian guru dikenal dengan al mu’allim atau al ustadz, yaitu orang yang

bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang

yang pekerjaanya mengajar. Namun dinamika selanjutnya defenisi guru berkembang secara pesat. Guru

disebut sebagai pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orangtua

untuk turut mendidik anak.

Makna pendidik atau guru pada dasarnya tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi

keguruan secara formal yang diperoleh dari bangku perguruan tinggi. Melainkan yang terpenting ialah

mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadik an orang lain pandai dalam

lingkup kognitif, afektif dan juga psikomotorik.16 Dalam pengertian yang sederhana, guru merupakan

seorang yang memberikan llmu kepada anak didik. Dalam pandangan masyarakat, guru adalah orang

yang melaksanakan pembimbingan terhadap anak di temapat-tempat tertentu, tidak harus di suatu

lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di tempat beribadah, di rumah dan di tempat lainnya.

Dengan demikian guru selalu berhadapan dengan peningkatan kualitas pribadi dan sosialnya.
Sebagai seorang yang berilmu maka guru memiliki derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT. Di

dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 dikatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu.

‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر‬


ٍ ۗ ‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِي َْل ا ْن ُش ُزوْ ا فَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬
ِ ‫فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس‬

11. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di

dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah

Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Jika hal tersebut dapat dipenuhi dengan baik maka keberhasilan lebih cepat diperoleh yaitu

mampu melahirkan peserta didik yang berbudi luhur, memiliki karakter sosial dalam bersikap baik itu

sikap sopan santun, displin dan juga tanggung jawab, sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

Karakter pribadi dan sosial seorang guru dapat diwujudkan sebagai berikut:

1. Guru hendaknya mempunyai wawasan yang luas.

2. Guru harus selalu meningkatkan keilmuannya.

3. Guru menyakini bahwa apa yang disampaikan itu benar dan bermanfaat bagi peserta didik.

4. Guru harus memiliki pemikiran yang obyektif dalam menghadapi masalah.

5. Guru hendakanya mempunyai dedikasi, motivasi dan loyalitas.

6. Guru harus mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas dan kepribadian moral.

7. Guru harus mampu merubah sikap siswa yang berwatak manusiawi.

Dari penjelasan diatas tentang pengertian Upaya dan Guru dapat disimpulkan bahwa upaya guru

merupakan usaha yang dilakukan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada saat meakukan

proses pembelajaran di sekolah.


c. Pentingnya Upaya Guru dalam Pembelajaran

Guru adalah tenaga professional dan pembimbing dalam proses pembelajaran, sangat penting

agar guru untuk guru memiliki banyak upaya guna meningkatkan kualitas pembelajaran dengan tujuan

dapat mewujudkan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Mengingat begitu pentingnya upaya guru,

maka perlu mewujudkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas, guru harus melakukan beberapa

peran sebagai berikut:

1. Guru sebagai model, siswa membutuhkan seorang guru sebagai model yang dapat dicontoh dan

dijadikan suri tauladan bagi siswa, guru harus memiliki kelebihan, baik dari segi pengetahuan,

keterampilan maupun kepribadian.

2. Guru sebagai perencana, guru berkewajiban mengembangkan tujuan pendidikan menjadi suatu

rencana yang oprasional.

3. Guru sebagai penilai kemajuan siswa, peran ini berkaitan dengan tugas mengevaluasi hasil belajar

siswa.

4. Guru sebagai pemimpin, guru adalah pemimpin di dalam kelas, banyak tanggungjawab yang harus

dilakukan oleh guru, seperti memelihara ketertiban kelas dan mengatur ruangan.

5. Guru sebagai petunjuk jalan dalam mencari smber-sumber pengetahuan, guru berkewajiban

menunjukan jalan dalam mencari sumber yang cocok untuk membantu proses belajar siswa.17

d. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan

membangun kepribadian anak didik yang berguna bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Jabatan guru sebagai

suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah

tugas guru sebagai profesi.


Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada

anak didik tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi kepada anak didik, selanjutnya tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan

keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.18

e. Kompetensi Guru

Makna kompetensi merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki individu dalam

melaksanakan tugas atau membutuhkan pengetahuan, keahlian dan kecakapan. Kenezevich menjelaskan

bahwa kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi.Kompetensi juga bisa diart

ikan sebagai

kelayakan dalam menjalankan tugas, kemampuan sebagai satu faktor penting bagi guru. Produktivitas

serta kualitas kerja seorang guru harus memperlihatkan seorang profesional yang bermutu agar

penilaian kompetensi atau pun sikap guru terhadap siswa maupun masyarakat juga baik.

Sedangkan menurut Mulyasa, kompetensi guru adalah perpaduan kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara jelas membentuk profesi guru yang mencangkup

materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik dan pengembangan pribadi

dan profesionalisme. Kompetensi atau kemampuan guru dapat dibagi dalam tiga bidang, yaikni:

1. Kemampuan di bidang sikap kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti

penguasaan materi, pengetahuan cara mengajar, pengetahuan tingkah laku individu, administrasi kelas,

evaluasi pendidikan dan pengetahuan kemasyarakatan.

2. Kemampuan dalam bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang

berkenaan dengan tugas dan profesinya. Seperti halnya sikap menghargai pekerjaan, mencintai mata

pelajaran yang di ampunya, toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan keras untuk

meningkatkan hasil pekerjaanya.


3. Kemampuan perilaku, kemampuan guru dalam berbagai keterampilan dan perilaku seperti mengajar,

membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pembelajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan

siswa. Kemampuan ini berbeda dengan kompetensi kognitif, kompetensi kognitif menitik beratkan pada

teori sedangkan kemampuan perilaku menitik beratkan pada praktek kemampuan melaksanakannya.

Keberhasilan seorang pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran dilihat dari banyak aspek,

seperti aspek pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap. Dari sini dapat diartikan bahwa

kompeten dalam satu bidang tidak cukup untuk menilai hasil kinerja seorang tenaga pendidik. Sikap

(akhlak) juga ikut memiliki peranan yang menentukan dalam mengantarkan keberhasilan peserta didik

melalui proses belajar yang dilakukan.

Guru memiliki kedudukan yang mulia di masyarakat, kewibawaanya sangat diperhatikan oleh

masyarakat, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa guru yang telah

memberikan didikan kepada anak cucunya sehingga pengetahuan mereka bisa bertambah dengan baik,

dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat inilah yang membuat beban dipundak seorang guru

semakin besar, karena masyarakat menaruh harapan lebih kepada guru agar mampu mencerdaskan

kehidupan para penerus bangsa.

f. Fungsi Peranan Guru

Menurut Sarbindan Allen, teori peranan (Role Theory) dicetuskan pertama kali oleh para ahli

Sosiologi, prespektif dasar yang terdapat pada teori ini adalah tingkah laku dibentuk oleh peranan-

peranan yang telah diberikan oleh masyarakat bagi setiap individu untuk melaksanakan proses

sosialnya.21 Meskipun terdapat kesimpangsiuran terhadap teori peranan ini, namun peranan pada

umumnya didefenisikan sebagai sekumpulan tingkah laku ya ng dihubungkan dengan suatu posisi

tertentu.

Meskipun demikian terdapat beberapa keterbatasan dari Role Teorhy dalam memaparkan jenis

perilaku yang menyimpang atau yang berlawanan dengan norma-norma yang telah ditentukan. Bahkan
pada perilaku menyimpang pada umumnya tidak mau menampilkan perilaku-perilaku yang diharapkan

oleh orang lain. Pada hal ini sekolah memiliki norma yang tertuangkan pada tata tertib atau aturan yang

ada, untuk memberikan arahan ataupun batasan siswa dalam bertingkah laku selama di sekolah. Dengan

adanya aturan tersebut, siswa diharapkan mampu menjalankan proses pembelajaran secara nyaman dan

aman, memang peraturan sifatnya membatasi, namun disini peraturan tersebut bermaksud untuk

memberikan dorongan ataupun pembelajaran secara tidak langsung untuk menata perlaku siswa.

Guru berfungsi sangat besar dalam membentuk perilaku siswa, karena guru sering mendapatkan

kesempatan berinteraksi secara langsung dengan siswa. Maka dari itu, peranan guru disini sangat

diutamakan untuk memberikan perubahan dalam bertingkah laku di sekolah. Siswa biasanya lebih bisa

menjalankan apa yang guru perintahkan, dibandingkan untuk menjalankan peraturan sekolah, siswa

hanya sebatas paham tentang apa yang menjadi peraturan sekolah untuk dirinya, namun ada beberapa

situasi atau faktor yang mempengaruhi siswa untuk tidak melaksanakan aturan tersebut, seperti ketika

dia marah, merasa tidak nyaman di dalam kelas, atau keika mereka memiliki masalah lain di luar sekolah.

Pada saat itulah perilaku menyimpang akan terjadi, siswa lebih terlihat agresif dengan guru

ataupun temannya, dan kesopanan siswa tersebut mulai berkurang dengan sendirinya. Pada situasi

tersebut, guru harus mampu menjadi teman dekat atau bahkan keluarga bagi siswa, agar mampu

mengontrol perilaku siswa agar tidak melanggar aturan sekolah.

g. Jenis Upaya Guru

1) Strategi pembelajaran

Menurut Meintzberg dan Waters mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang

keputusan atau tindakan. Strategi juga dapat diartikan sebagai pola yang direncanakan secara sengaja

untuk melakukan kegiatan atau tindakan, strategi itu sendiri mencangkup tentang tujuan kegiatan, siapa

saja yang terlibat dari kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan juga sarana penunjang kegiatan.
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Corey adalah, suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja untuk dikelola agar memungkinkan seorang individu turut serta berperan di

dalamnya. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.23 Prinsipnya adalah pembelajaran

tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru, tetapi mencangkup semua

kegiatan yang memiliki pengaruh langsung terhadap proses belajar. Pada dasarnya pembelajaran

merupakan kegiatan terencana yang merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya menurut Moedjiono mangatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan seluruh

rangkaian proses kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara

aspek-aspek dari komponen pembentuk system pembelajaran, dimana untuk menjalankan kegiatan

tersebut guru memiliki siasat tertentu.

2) Meningkatkan kompetensi kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki tugas utama untuk mendidik perlu memiliki

berbagai macam kompetensi, salah satunya adalah kompetensi kepribadian yang memberikan pengaruh

besar terhadap keberhasilah pengembangan sumber daya manusia. Seorang guru harus memiliki sikap

yang mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Kepribadian tersebut sebagai

suatu hal yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan dan

ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.

h. Faktor Penghambat dan Pendukung Upaya Guru

Pembentukan sikap kesopanan siswa tak lepas dari berbagai faktor yang mendukung dan

menghambat upaya yang dilakukan oleh guru. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi upaya guru

dalam meningkatkan siskap kesopanan siswa di MTss AL WASHLIYAH simpang marbau.

1) Faktor Penghambat
Ada beberapa permasalahan dalam pendidikan karakter di Indonesia yang memiliki tujuan untuk

membentuk karakter anak didik dan generasi bangsa sesuai dengan upaya untuk menjawab kontradiksi-

kontradiksi dan masalah yang terjadi di masyaraka. Di Indonesia pendidikan karakter harus difokuskan

pada usaha untuk mengatasi masalah yang sering berkembang pada saat ini.

2. Faktor Pendukung

Oskhamp menjelaskan terkait sikap yang dipengaruhi oleh proses evaluative yang dilakukan oleh

individu itu sendiri.

2.Pengertian sikap kesopanan

Sikap sopan santun merupakan sikap yang menjadi sorotan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap

sopan santun merupakan sikap terpuji yang akan menunjukkan perilaku yang lain jika sikap sopan santun

selalu diterapkan. Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populer dan nilai yang natural. Sopan

santun yang dimaksud adalah suatu sikap atau tingkah laku individu yang menghormati serta ramah

terhadap orang yang sedang berinteraksi dengannya.

3. Pengertian pembelajaran akidah akhlak

Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas ajaran

agama islam yang memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati, meyakini

kebenaran ajaran islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

penelitian yang akan digunakan penulis dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field

research) dan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian Kualitatif merupakan penelitian

yang memiliki maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan cara deskripsi

dalam bnetu kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif menurut pendapat Miles dan Huberman adalah “Pengalaman hidup”

manusia pada tujuannya untuk menemukan arti yang diberikan kepada kejadian, proses, dan

struktur hidup mereka. Penelitian ini cendrung mengambil posisi anti-positivis atau posisi

fenomenologis dan melihat tentang perilaku manusia sebagai pribadi, subyek dan unik. Di

samping itu penelitian kualitatif memiliki kelebihan yaitu menempatkan orang dan peristiwa

dalam konteks datanya dan mampu menjelaskan secara kontekstual.

Menurut Denzin dan Lincoln mengartikan bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu

penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah dengan cara menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode yang ada dalam penelitian

kualitatif tersebut. Seperti metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Pendekatan ini dipilih karena dalam pengumpulan data mengenai peningkatan sikap

kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di mtss al washliyah simpang marbau

dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi

untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau

subjek penelitian. Peneliti memfokuskan untuk menggunakan teknik wawancara mendalam

atau in-depth interview, dimana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara

terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman

pertanyaan yang disiapkan sebelumnya.

2. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 23 juni 2023 - 25 juni 2023 di sekolah mtss

al washliyah yang terletak di jalan simpang marbau kab. Labura.

3. Data dan sumber data penelitian

Data yang digunakan terbagi atas dua bagian:

1. sumber data primer adalah jenis pengumpulan data dari sumber asli(tidak melalui

perantaram). Data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan
alat pengukuran atau atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

informasi yang dicari.ini merupakan data yang dikumpulkan dan merupakan data yang

belum pernah dikumpulkan sebelumnya .

2. sumber data sekunder disebut juga data tangan kedua.data sekunder merupakan data

yang diperoleh secara tidak langsung atau tidak melalui subjek penelitian. data ini

diperoleh dari berbagi sumber data yang telah tersedia sebelumnya.data-data sekunder

yang digunakan dalam penelitian adalah data yang telah dipublikasikan dalam

internet,atau sumber bacaan lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu:

1. wawancara

metode wawancara langsung dengan informan penelitian yaitu guru akidah akhlak.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai profil lembaga, struktur

lembaga, sarana dan pasarana, jumlah guru dan siswa di MTss al washliyah simpang

merbau. Adapula data khusus yang akan peneliti tanyakan yaitu bagaiamana upaya guru

untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa kelas IX dalam pembelajaran akidah akhlak

di mtss al washliyah simpang marbau.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara dalam pengumpulan data yang mendapatkan hasil

berupa catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah atupun topik yang
sesuai dengan peneliian yang akan dilakukan, sehingga akan diperoleh data yang

lengkap, sah dan juga bukan berdasarkan perkiraan. Metode tersebut sering digunakan

untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia, baik itu berbentuk tulisan, gambar, atau

karya seseorang.

Hasil wawancara dan juga observasi akan lebih kredibel jika didukung dengan

sebuah dokumen berupa foto atau karya tulis akademik. Dokumentasi yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengabadikan kegiatan penelitian di Mtss

Al Washliyah simpang marba dan juga merekam ketika wawancara dengan narasumber.

Tujuan dokumrntasi tersebut untuk mengingat terkait perkataan ataupun jawaban

narasumber, karena dengan cara mengingat ataupun mendengarkan saja hal itu tidak

cukup.

3. Observasi atau pengamatan

Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh berbagai data dan informasi

guna menjawab sejumlah permasalahan dalam penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan salah satu bagian penting dalam metode ilmiah,

karena analisis data digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam suatu

penelitian. Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang, dan

menggolongkan data untuk menjawab bebrapa permasalah pokok.

Teknik analisis data dalam khasus ini menggunakan analisis data kualitatif, konsep

Miles dan Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan

penelitian sehingga sampai tuntas.Konsep yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman

yang memaparkan dalam tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan yang

terakhir adalah penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan

pada hal yang diangap penting untuk mencari tema serat polannya. Dalam penelitian ini

maka data yang akan dieduksikan adalah data dari hasil observasi, wawancara, serta

hasil penelitian yang dilakukan di mtss al washliyah simpang marbau.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah

menyajikan data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagian, hubungan antar kategori. Menyajikan data selain dengan teks

naratif, data bisa disajikan dengan bentuk uraian singkat.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan

temuan baru yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah selesai diteliti

menjadi jelas. Dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN GURU AKIDAH AKHLAK
DI MTSS AL WASHLIYAH SIMPANG MARBAU
NO WAWANCARA JAWABAN

1 Menurut bapak/ibu selain kopetensi guru,


apakah ada faktor lain yang mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik?

2 Bagaimana tutur bahasa peserta didik di mts


ini menurut bapak/ibu?

3 Apakah bapak/ibu memberikan arahan,


nasehat dan bimbingan kepada peserta didik
dalam kehidupan sehari harinya?

4 Apakah bapak/ibu pernah dimintai tolong


oleh peserta didik?

5 Apakah peserta didik pernah berbicara keras


atau kasar kepada orang yang usia nya lebih
tua seperti orang tua atau guru?

6 Bila bertemu dengan guru apakah peserta


didik menyapanya?
7 Apakah bapak/ibu sering melakukan
kegiatan-kegiatan yang bernuansa keislaman
di sekolah?

8 Apakah bapak/ibu senantiasa berusaha untuk


meningkatkan nilai kesopanan disekolah?

9 Bagaimana bapak/ibu menangani siswa yang


sulit diatur?

10 Apakah sekolah ini menerapkan 3 S (senyum


sapa salam)?

Anda mungkin juga menyukai