Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KERJA DAN KINERJA DALAM ETIKA KEPENDIDIKAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Tenaga Kependidikan
Dosen Pembimbing : Muhammad Muwafik MA,

Oleh
Kelas/ Kelompok : C4/ 05

Riska Wahyuningtias :T20183135


Ahmad Ghovind SH : T20183133

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
APRIL 2021

P a g e 1 | 34
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barokatuh..

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T., karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Kerja, Kinerja dan Etika Kependidikan ” tanpa
menemui hambatan yang berarti.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
MuhammadS.A.W.,beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada masa mendatang. Atas
kritik dan sarannya terlebih dahulu kami ucapkan terimakasih.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bisa diterima oleh Allah S.W.T. sebagai
amal ibadah yang dapat menjadikan penyusun selalu mendapat bimbingan, dan hidayah dari
Allah S.W.T., serta memperoleh limpahan rahmat, ma’unah, dan ridho-Nya. Kemudian semoga
makalah ini dapat bermanfaat kepada penyusun dan para pembaca, aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wa Barokatuh..

Jember, 08 April 2021

Penyusun

P a g e 2 | 34
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...........................................................................................................................7
A. Pengertian Tenaga Pendidik dan Kependidikan.................................................................7
B. Kinerja Kepala Sekolah atau Madrasah..............................................................................8
C. Pengertian Penilaian Kerja...............................................................................................12
D. Prosedur Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Madrasah....................................................19
E. Tujuan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah........................................................................20
F. Manfaat Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah............................................21
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah................21
H. Alur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/ Mdrasah.......................................23
I. Strategi Kepala Sekolah Atau Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru................27
J. Etika Kerja Kepala Sekolah..............................................................................................28
K. Etika Kerja Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru....................................30
BAB III.......................................................................................................................................31
PENUTUP..................................................................................................................................31
A. Kesimpulan.......................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................34

P a g e 3 | 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan


bahwa Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat,
bangsa dan Negara.1 Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran seperti
yang dijelaskan dalam UU No.20 Tahun 2003 di atas, dibutuhkan kesiapan sumber daya
manusia yang handal. Guru merupakan salah satu sumber daya manusia itu yang ikut
menentukan keberhasilan pendidikan yang diharapkan. Guru merupakan faktor yang sangat
dominan dan paling penting dalam pendidikan formal. Keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui
kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu
hasil pendidikan sangat dipengaruhi kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku), yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.2
Salah satu komponen sekolah yang diharapkan dukungannya untuk peningkatan kinerja
guru adalah seorang kepala sekolah. Sebagai seorang pimpinan tertinggi di sekolah, kepala
sekolah sangat berpengaruh dan menentukan dalam peningkatan kinerja guru. Untuk itu
dibutuhkan seorang kepala sekolah yang benar-benar bisa memimpin atau membimbing
para guru supaya kinerja mereka bisa meningkat. Kepemimpinan juga dapat diartikan
sebagai suatu peranan dan juga merupakan suatu proses untuk memengaruhi orang lain.
Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang diberi kedudukan atau amanah
yang diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kedudukannya.3 Sebagai pimpinan tertinggi
di sekolah, kepala sekolah harus mampu mengelola waktu secara efisien, baik untuk tugas-
tugas sendiri maupun untuk sekolah secara keseluruhan. Sehingga keseluruhan kegiatan
proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
1
Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 20 (2003) Hal 1.
2
Udin Saefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hal 49
3
Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hal
20.
P a g e 4 | 34
Kepala Sekolah adalah pemimpin di Sekolah, memimpin merupakan suatu seni (art),
kesanggupan (ability) atau teknik membuat bawahan begitu antusias, atau bahkan mungkin
berkorban untuknya. Untuk membuat para guru mentaati kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin tentu dibutuhkan pendekatan dan cara-cara yang tepat. Seorang kepala sekolah
tidak bisa dengan semena-mena atau sekehendak hati memberikan perintah kepada para
guru.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama
atau Kooperatif. Hal ini dilakukan agar para guru tidak merasa terpaksa dalam
melaksanakan tugasnya. Jika seorang Kepala Sekolah bisa menjalankan fungsinya dengan
baik, tentu ini akan berpengaruh kepada peningkatan kinerja guru sehingga nantinya
diharapkan bermuara kepada peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Kenyataan di
lapangan, tidak sedikit para guru yang pada saat menjalankan tugasnya lebih karena
melaksanakan perintah dari seorang kepala sekolah. Sehingga dunia pendidikan kita tidak
bisa berbicara banyak dalam hal peningkatan mutu pendidikan. Hal ini selain dikarenakan
oleh faktor kesadaran dari para guru, kadang juga dipengaruhi oleh sikap atau cara kepala
sekolah dalam melakukan pendekatan kepada guru. Banyak kasus kepala sekolah tidak
menempatkan diri sebagai seorang pemimpin di sekolah, tapi berlagak seperti seorang
penguasa di sekolah yang dipimpinnya. Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan
masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan
secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala
sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan (technique) untuk membuat
sekelompok bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam
organisasi informal dalam mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat di peroleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari tenaga pendidik dan kependidikan ?
2. Apa pengertian dari kinerja kepala sekolah atau madrasah ?
3. Bagaimana prosedur penilaian kinerja kepala sekolah madrasah ?
4. Apa saja tujuan penilaian kinerja kepala sekolah ?
5. Apa saja manfaat penilaian kinerja kepala sekolah atau madrasah ?
6. Bagaimana alur pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah atau madrasah ?

P a g e 5 | 34
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah atau madrasah?
8. Bagaimana strategi kepala sekolah atau madrasah dalam meningkatkan kinerja guru?
9. Apa pengertian dari etika kerja kepala sekolah ?
10. Bagaimana etika kerja kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mendeskripsikan pengertian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Untuk mendeskripsikan pengertian kerja, kinerja dan etika kependidikan.
3. Untuk mendeskripsikan prosedur penilaian kinerja kepala sekolah madrasah
4. Untuk mendeskripsikan tujuan penilaian kinerja kepala sekolah.
5. Untuk mendeskripsikan manfaat penilaian kinerja kepala sekolah atau madrasah
6. Untuk mendeskripsikan alur pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah atau
madrasah
7. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah atau
madrasah
8. Untuk mendeskripsikan strategi kepala sekolah atau madrasah dalam meningkatkan
kinerja guru
9. Untuk mendeskripsikan pengertian dari etika kerja kepala sekolah
10. Untuk mendeskripsikan etika kerja kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru

P a g e 6 | 34
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat
dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, tenaga pendidik, dan tenaga
kebersihan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi” yang
lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik. Pustakawan, staf
administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah kelompok “profesi” yang
masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka yang disebut
pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan
berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis,
terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan
dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya,
adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.
Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan : pendidik (guru) yang akan
berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari
para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada
dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana
yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber
belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki
peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan
P a g e 7 | 34
(pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan
memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung
pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
yang menyatakan bahwa
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan, dan
2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.

B. Kinerja Kepala Sekolah atau Madrasah


1. Pengertian Kinerja
Secara etimologi, kinerja berasal dari bahasa inggris (job performance) yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Secara bahasa
kinerja diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada
diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan
seseorang pada bidang tersebut, keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan
kerja seseorang.4 Kinerja adalah unjuk kerja yang dicapai pimpinan dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu. 5
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. 6
Kinerja adalah produk yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan waktu yang
telah ditentukan dengan kriteria yang ditentukan pula.7 Kinerja menurut prawirosentono
adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
4
E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hal 118.
5
Ahmad Ridwan, Manajemen Perguruan Tinggi Islam, (Yogyakarta: Insan Madani, 2013), Hal 79.
6
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), Hal 45.
7
Husaini Usma, Op. Cit, h. 489.
P a g e 8 | 34
Kinerja kepala sekolah merupakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau
tugas yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu pekerjaan disekolah yang
dipimpinnya.8Kinerja merupakan hasil kerja suatu organisasi dalam rangka mewujudkan
tujuan strategik, kepuasan pelanggan dan kontribusinya terhadap lingkungan strategik.
Menutut Bernadin, Kene, dan Johnson mendefinisikan kinerja sebagai outcome hasil
kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategik yang ditetapkan organisasi,
kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, kinerja merupakan bentuk bangunan yang multi dimensional, sehingga
cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung kepada banyak faktor. Ada lima faktor
dalam penilaian kinerja yang populer yaitu:
1) Kualitas pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan
keluaran.
2) Kualitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.
3) Supervisi yang dibutuhkan, meliputi: saran, arahan, dan perbaikan.
4) Kehadiran, meliputi: regulasi, dapat dipercaya/ diandalkan dan ketepatan waktu.
5) Konservasi, meliputi: pencegahan pemborosan, kerusakan dan pemeliharaan
peralatan.9
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah adanya suatu proses dalam kepemimpinan untuk memberikan
pengaruh secara sosial kepada orang lain.10 Kepala sekolah merupakan proses
merencanakan, mengorganisasikan, kepala sekolah harus bisa mengendalikan usaha
anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan sekolah yang merupakan
cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan seorang kepala sekolah. Kepala sekolah
harus selalu berusaha untuk meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan
program jauh kedepan. Untuk itu seorang kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerjasama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan. Salah satu upaya
kepala sekolah dalam memajukan sekolah agar berkinerja baik yaitu dengan melakukan

8
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012)h.
33.
9
Akdon, Strategic Management, ( Bandung: Alfabeta, 2009) h. 488
10
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012)h. 52.
P a g e 9 | 34
pembinaan kepada guru, salah satu ciri kepala sekolah yang memiliki kinerja baik yaitu
mampu memimpin sekolah secara efektif.11 Ada tiga aspek penilaian kepala sekolah
yaitu:
1) Input (masukan) merupakan data awal profil sekolah yang meliputi data
komponen akademik dan non akademik pada awal penugasan.
2) Proses merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah yang meliputi
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan inovator.
3) Keluaran (output) merupakan hasil akhir yang telah diperoleh sekolah, hasil
yang telah dicapai sekolah tersebut merupakan hasil kerja kepala sekolah dalam
memberdayakan seluruh sumber daya yang ada disekolah. 12Kepala sekolah
merupakan kemampuan melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai educator,
manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator. Ketujuh tugas
dan fungsi kepala madrash harus dlakukan sebagai pendidik dan memberikan
contoh teladan kepada para guru, staf dan siswa.13
a. Kepala sekolah sebagai Educator
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala madrasah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan disekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusip,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan.
b. Kepala sekolah sebagai Manajer
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha
para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Kepala sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.

11
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012)h. 10.
12
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012)h. 72.
13
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2013), h. 85.
P a g e 10 | 34
Kepala sekolah sebagai administrator khususnya dalam meningkatkan
kinerja dan produktivitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa
pendekatan-pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan prilaku,
maupun pendekatan situsional.
d. Kepala sekolah sebagai Supervisor Supervisi merupakan suatu proses
yang dirancang secara khusus untuk membantu para gurudan supervisor
dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan baik pada
orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah
sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.14
e. Kepala sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawas, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan. Kemampuan
yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai leader dapat dianalisis
dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan
misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan
berkomunikasi.
f. Kepala sekolah sebagai Innovator
Kepala sekolah sebagai innovator harus memiliki strategi yang tepat
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan
kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah.
g. Kepala sekolah sebagai Motivator
Kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dan staf
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Kepala madrasah harus
mampu memotivasi seluruh tenaga kependidikan dan staf di sekolah.15
3. Kinerja Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai motivator pendorong harus mampu memotivasi atau
mendorong para guru dan staf yang lainnya untuk bekerja lebih baik lagi. Motivasi atau
dorongan ini sangat penting untuk meningkatkan gairah kerja para guru dan staf yang
14
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Propesional. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2009), h. 114.
15
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Propesional. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2009), h. 121.
P a g e 11 | 34
lainnya, sehingga tujuan sekolah akan tercapai dengan baik. Sekolah/madrasah sebagai
mediatur masyarakat, sebab di dalamnya fungsi-fungsi kemasyarakatan si jalankan oleh
semua warga sekolah. Fungsi-fungsi kemasyarakatan itu di antaranya kebersamaan,
tenggang rasa, melaksanakan aturan-aturan yang telah disepakati, ada hak an kewajiban
sebagai warga sekolah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah itu tidak
lepas dari peran kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin di sekolah tersebut.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah itu merupakan kinerja kepala sekolah. Dengan
demikian kinerja kepala sekolah dapat dilihat apakah visi, misi, dan tujuan sekolah yang
telah ditentukan sebelumnya sudah tercapai. Jika, sudah tercapai, dapat dikatakan
bahwa kinerja kepala sekolah itu baik. Kinerja kepala sekolah/madrasah yaitu prestasi
kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok, fungsi dan tanggung jawabnya. Kinerja kepala sekolah dikatakan baik, jika
target atau tujuan sekolah dapat dicapai. Semua ini didukung oleh kompetensi, sikap,
motivasi dari warga sekolah yang meliputi kepala sekolah, para guru, pegawai tata
usaha, para siswa, dan komite sekolah. Semua bekerja dengan ketentuan yang berlaku,
sehingga menghasilkan prestasi.16 Adapun kriteria kinerja kepala sekolah/madrasah
sebagai berikut:
a. Mampu menyusun perencanaan sekolah/madrasah
b. Mampu mengelola sarana dan prasana sekolah/madrasah
c. Mampu mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
d. Mampu membina hubungan kerja yang harmonis
e. Mampu memelihara hubungan kerja sama dengan lembaga/instansi lain
f. Mampu mengelola administrasi sekolah dan hubungan sekolah- masyarakat.17
C. Pengertian Penilaian Kerja
Penilaian adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai
bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu, setiap kegiatan penilaian berujung
pada pengambilan keputusan. Penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah
merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data yang
sesungguhnya kepala sekolah/madrasah kerjakan pada setiap indikator pemenuhan standar.

16
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012)h. 26.
17
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012)h. 116.
P a g e 12 | 34
Efektivitasnya ditentukan dengan mengukur keberhasilan mencapai target pada tiap
indikator dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam program. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 menjelaskan bahwa penilaian kinerja guru
merupakan penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir
kepangkatan dan jabatan. Guru yang dimaksud dalam permendiknas tersebut termasuk guru
termasuk guru yang memiliki tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.

Tabel 1. Tugas utama, komponen tugas utama dan indikator kinerja sebagai
berikut:
NO UNSUR TUGAS INDIKATOR PENILAIAN KINERJA
. UTAMA
1. Menyusun 1 Kepala sekolah mengembangkan RKJM,
perencanaan . RKT/RKAS
sekolah/madrasah dengan program lainnya berdasarkan data hasil
untuk evaluasi
berbagai tingkatan dalam pemenuhan 8 SNP
perencanaan. 2 Kepala sekolah merumuskan visi-misi sebagai
. arah
pengembangan program RKJM, RKT/RKAS
dan program
lainnya.
3 Kepala sekolah menentukan strategi pencapaian
. tujuan
sekolah, dilengkapi dengan indikator pencapaian
yang
terukur.
4 Kepala sekolah melengkapi program dengan
. rencana
evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian
program
2. Memimpin 5 Kepala sekolah berdisiplin; hadir tepat waktu,
. disiplin

P a g e 13 | 34
sekolah/madrasah menggunakan waktu, dan tepat waktu
dalam mengakhiri
rangka pekerjaan.
pendayagunaan
sumber daya sekolah/ 6 Kepala sekolah berdisiplin dalam
madrasah secara . mengembangkan
optimal. kewirausahaan dengan memperhitungkan semua
risiko
dalam melaksanakan tindakan.
7 Kepala sekolah menjadi teladan dalam
. memanfaatkan
sumber daya secara efektif dan efisien.
8 Kepala sekolah menunjukkan kedisiplinan
. sebagai insan
pembelajar.
NO. UNSUR TUGAS INDIKATOR PENILAIAN KINERJA
UTAMA
3. Mengelola perubahan 9. Kepala sekolah mengembangkan program baru
dan pengembangan untuk
sekolah/madrasah meningkatkan pencapaian target yang lebih tinggi.
menuju organisasi
pembelajar yang
efektif.
10 Kepala sekolah terampil dalam membangun tim
. kerja yang efektif untuk mendapatkan produk
kinerja yang lebih
unggul.
11 Kepala sekolah menerapkan berbagai teknik
. pembaharuan dalam pengelolaan pembelajaran.
12 Kepala Sekolah menunjukkan kemampuan dalam
. mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi
sekolah.

P a g e 14 | 34
4. Menciptakan budaya 13 Kepala sekolah menjadi contoh berbudaya mutu
dan iklim sekolah/ . yang
madrasah yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi
kondusif dan inovatif akademik dan nonakademik peserta didik
bagi pembelajaran
peserta didik.
14 Kepala sekolah melengkapi sarana dan prasarana
. untuk
menciptakan suasana belajar kondusif dan inovatif
bagi peserta didik
15 Kepala sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan
. untuk
meningkatkan budaya baca dan budaya tulis peserta
didik.
16 Kepala sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan
. lomba di bidang akademik dan nonakademik bagi
peserta didik
5. Mengelola guru dan 17 Kepala sekolah menyusun perencanaan
staf dalam rangka . pengembangan
pendayagunaan sumber pendidik dan tenaga kependidikan
daya manusia secara
optimal.
18 Kepala sekolah melakukan pembinaan berkala
. untuk meningkatkan mutu SDM sekolah
19 Kepala sekolah memfasilitasi guru dan staf
. administrasi
untuk meningkatkan kegiatan pembinaan
kompetensi
20 Kepala Sekolah memantau dan menilai penerapan
. hasil pelatihan dalam pekerjaan di sekolah.
6. Mengelola peserta 21 Kepala sekolah menyusun perencanaan penerimaan,
didik dalam rangka . pengelolaan dan pengembangan kompetensi peserta

P a g e 15 | 34
penerimaan peserta didik.
didik baru, penempatan
dan pengembangan
kapasitas peserta didik.
22 Kepala sekolah memiliki program pengembangan
. potensi diri dan prestasi peserta didik.
23 Kepala sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan
. untuk
meningkatkan pembiasaan melalui penanaman nilai-
nilai.
24 Kepala sekolah memfasilitasi kegiatan
. pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, dan
tenaga kependidikan
lainnya secara optimal
7. Mengelola 25 Kepala sekolah mengarahkan secara efektif dalam
pengembangan . menerapkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP
kurikulum dan kegiatan dalam
pembelajaran sesuai kegiatan IHT, Workshop, Rapat Koordinasi, dan
dengan arah dan tujuan kegiatan MGMP/KKG.
pendidikan nasional.
26 Kepala sekolah mengendalikan pelaksanaan KTSP
. berlandaskan kalender pendidikan, menerbitkan
surat keputusan pembagian tugas mengajar, dan
menerapkan
aturan akademik.
27 Kepala sekolah memfasilitasi efektivitas tim kerja
. guru dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran.
28 Kepala sekolah mengembangkan pelayanan belajar
. yang
inovatif melalui pengembangan perangkat dan
sumber belajar yang terbarukan.

P a g e 16 | 34
29 Kepala sekolah memfasilitasi peserta didik dalam
. mengembangkan kolaborasi dan kompetisi bidang
akademik dan nonakademik
8. Mengelola sumber 30 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
daya . administrasi
NO. UNSUR TUGAS INDIKATOR PENILAIAN KINERJA
UTAMA
sekolah/madrasah persuratan dan kearsipan secara efektif.
sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang
efektif, efisien dan
akuntabel.
31 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
. administrasi
sarana prasarana secara efektif.
32 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
. administrasi kepegawaian sesuai dengan
perkembangan pembinaan
kepegawaian.
33 Kepala sekolah mengarahkan pengelolan
. administrasi keuangan secara efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
34 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
. administrasi
peserta didik secara efektif.
35 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
. administrasi perpustakaan secara efektif.
36 Kepala sekolah mengarahkan pengelolaan
. administrasi laboratorium
9. Memanfaatkan 37 Kepala sekolah mengembangkan sistem
kemajuan teknologi . administrasi
informasi bagi pengelolaan secara efektif dengan dukungan

P a g e 17 | 34
peningkatan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
pembelajaran dan
manajemen
sekolah/madrasah.
38 Kepala sekolah mengelola administrasi
. pembelajaran
secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi.
39 Kepala sekolah mengembangkan sistem
. pengelolaan
perpustakaan secara efektif dengan dukungan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
10. Merencanakan program 40 Kepala sekolah mengidentifikasi masalah
supervisi akademik . pengelolaan.
dalam rangka
peningkatan
profesionalisme guru.
41 Kepala sekolah merumuskan tujuan yang dilengkapi
. dengan target pencapaian yang terukur.
42 Kepala sekolah mengembangkan instrumen
. supervisi.
11. Melaksanakan 43 Kepala sekolah mengadakan pertemuan awal untuk
supervisi akademik . menjaring data rencana pembelajaran dan
terhadap guru dengan menetapkan fokus kegiatan supervisi.
menggunakan
pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
44 Kepala sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan
. pembelajaran dan membuat catatan yang objektif
dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah
supervisi.
45 Kepala sekolah melakukan pertemuan refleksi,

P a g e 18 | 34
. menganalisis catatan hasil observasi, dan
menyimpulkan hasil observasi
46 Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam
. merencanakan
tindak lanjut perbaikan sistem penilaian hasil
belajar.
12 Menindaklanjuti hasil 47 Kepala sekolah bersama guru menyusun
evaluasi program . rekomendasi tindaklanjut perbaikan dalam bentuk
dalam rangka kegiatan analisis butir
peningkatan soal, remedial, dan pengayaan.
pemenuhan standar
.
48 Kepala sekolah mengecek ulang keterlaksanaan
. rekomendasi oleh guru
49 Kepala sekolah melaksanakan pembinaan dan
. pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan
supervisi.
50 Kepala sekolah menggunakan data hasil supervisi
. sebagai
bahan perbaikan perbaikan kinerja pelaksanaan
program.

D. Prosedur Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Madrasah


Penilaian kinerja kepala sekolah merupakan bagian dari sistem peningkatan mutu
profesi kepala sekolah secara utuh dan menyeluruh dengan tiga pilar mutu penopang yaitu
uji kompetensi (UK) yang fokus pada pengukuran dan penilaian kognitif, penilaian kinerja
(PK) yang fokus pada penilaian kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi, dan
pengembangan koprofesian berkelanjutan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UK dan
PK.

a. PPP (principals preparation program) atau program penyiapan calon kepala sekolah
merupakan proses seleksi guru professional untuk menduduki jabatan kepala sekolah,
antara lain melalui seleksi administrasi, seleksi akademis, pendidikan, dan pelatihan.
P a g e 19 | 34
b. Setelah seorang menduduki jabatan kepala sekolah wajib mengikuti UK. Hasilnya
dinyatakan dalam lulus atau tidak lulus UK. Proses yang harus dilaluinya setelah
memperoleh hasil, sebagai berikut: a. Kepala sekolah yang lulus UK mengikuti PK. b.
Kepala sekolah yang belum lulus UK harus mengikuti Diklat untuk memperbaiki
kompetensinya yang belum memenuhi standar. c. Setelah mengikuti Diklat kepala
sekolah wajib mengikuti UK kembali. Simbol i=2 menyatakan bahwa seorang kepala
sekolah mendapat peluang mengulang mengikuti UK sebanyak dua kali. Jika dalam dua
kali tidak lulus, kepala sekolah direkomendasikan kembali menjadi guru.
c. Selah lulus UK kepala sekolah wajib mengikuti PK, hasilnya penilaian kinerja
dinyatakan memenuhi Standar Minimal (SM) atau tidak memenuhi SM. Tindak lanjut
atas perolehan nilai kinerja:
1) Kepala sekolah yang lulus PK sehingga memenuhi SM selanjutnya mengikuti
kegiatan PKB sesuai dengan rekomendasi hasil PK serta memperoleh bahan
pertimbangan untuk penghitungan angka kredit sesuai dengan kinerjanya.
2) Kepala sekolah yang belum lulus PK wajib mengikuti PKB sesuai dengan
rekomendasi hasil PK untuk memperbaiki kinerjanya pada unsur yang belum
memenuhi standar.
3) Simbol i=2 menyatakan bahwa seorang kepala sekolah memeroleh peluang
mengikuti PK selama dua kali. Jika tidak lulus dua kali maka kepala sekolah
direkomendasikan kembali menjadi guru.
d. PKB wajib kepala sekolah ikuti sebagai proses belajar sepanjang hayat dalam proses
pengembangan keprofesian berkelanjutan, untuk yang belum lulus UK wajib mengikuti
Diklat dan yang telah lulus UK mengikuti PKB. 12
e. Hasil PK kepala sekolah empat tahunan dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik,
cukup, sedang atau kurang sebagai dasar untuk menentukan perpanjangan dapat
tidaknya melanjutkan masa jabatan pada periode berikutnya.
f. Kepala sekolah yang telah memenuhi nilai PK sehingga memenuhi standar dapat
mengajukan kenaikan pangkat dan golongan pada masa penetapan angka kredit. Terkait
dengan penetapan angka kredit pada bulan tersebut, maka waktu penilaian kepala
sekolah dapat pada setiap akhir semester hingga enam minggu setelah semester berakhir
dan telah memenuhi masa tugas satu tahun dari masa penilaian sebelumnya.

E. Tujuan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah


P a g e 20 | 34
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah bertujuan untuk:
a. Menjaring informasi bahan pengambilan keputusan dalam penetapan efektif atau kurang
efektifnya kinerja kepala sekolah
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja kepala sekolah/madrasah dan sekolah
c. Menghimpun informasi sebagai dasar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan
d. Menjamin objektivitas pembinaan kepala sekolah melalui sistem pengukuran dan
pemetaan kinerja kepala sekolah
e. Menyediakan informasi sebagai dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karier
kepala sekolah serta bentuk penghargaan lainnya.
f. Menentukan nilai kinerja kepala sekolah/madrasah sebagai dasar untuk penetapan angka
kredit dan pengembangan keprofesioan berkelanjutan

F. Manfaat Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah


Penilaian kinerja dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tertentu yang dibutuhkan
sebagai bahan pertimbangan tindak lanjut yang akan digunakan oleh pihak-pihak terkait.
Pemanfaatan penilaian kinerja ini antara lain sebagai berikut:
1. Kepala sekolah/madrasah dapat mengetahui nilai kinerjanya selama melaksanakan tugas
sebagai kepala sekolah/madrasah dan menjadikan acuan untuk meningkatkan
keprofesiannya secara mandiri maupun melalui sistem pembinaan.
2. Kepala sekolah/madrasah dapat menggunakan hasil penilaian kinerja untuk
merumuskan dan menyusun Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
3. Dinas Pendidikan provinsi atau kabupaten/kota dapat menggunakan hasil penilaian
kinerja kepala sekolah/madrasah sebagai dasar untuk menghimpun informasi,
menentukan kebutuhan peningkatan kompetensi, data profil kinerja kepala
sekolah/madrasah di wilayahnya.
4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperoleh data dan pemetaan mutu kinerja
kepala sekolah secara nasional.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah


Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah antara lain: 18
1) Ketiadaan (kekurangan) waktu.
2) Peralatan dan fasilitas yang ada kurang tepat.
3) Intruksi kurang jelas.

18
Kusnadi, Masalah Kerjasama, Konflik dan Kinerja, (Malang: Tarod, 2001), h. 267
P a g e 21 | 34
4) Tingkat kinerja yang dihadapkan tidak wajar.
5) Otoritas formal yang ada tidak mencukupi.
6) Para individu tidak memiliki rasa kerjasama yang tinggi.
7) Metode dan prosedur kerja didefinisikan dengan lemah.
8) Pembagian tugas yang kurang jelas.
9) Adanya yang saling himpit tugas.

P a g e 22 | 34
H. Alur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/ Mdrasah
1. Alur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah

PERSIAPAN

PELAKSANAAN PENILAIAN:

EVALUASI DIRI

PROFILE KINERJA

PAPARAN PROFIL

PENILAI MELAKUKAN
KONFIRMASI ATAS

PENILAI MELAKUKAN
PENGAMATAN,
MENCATAT

PENILAI MENENTUKAN

PELAPORAN

PKB PKB
˂ STANDAR ≥ STANDAR
LEVELLEVEL

P a g e 23 | 34
2. Tahap/waktu Penilaian
Pelaksanaan penilaian kinerja dilaksanakan dua tahap, yaitu:
a. Penilaian awal tahun pelajaran (evaluasi diri)

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah pada awal tahun


pelajaran merupakan penilaian formatif yang bertujuan untuk memperoleh
profil kinerja kepala sekolah yang bersangkutan. Profil kinerja kepala
sekolah diperoleh melalui evaluasi diri dengan menggunakan instrumen
penilaian kinerja kepala sekolah. Berdasarkan profil kinerja kepala
sekolah/madrasah yang sudah disepakati, pengawas bersama kepala
sekolah/madrasah yang dinilai, menyusun rencana pengembangan
keprofesian berkelanjutan. Guru yang mutasi, penilaian awal diperoleh
dari sekolah asal.
b. Penilaian Akhir Tahunan

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah pada akhir tahun dihitung


dari masa penilaian sebelumnya dengan tujuan untuk menentukan Nilai
Kinerja Kepala Sekolah/Madarasah (NKKS), kemudian dikonversi
menjadi persentase perolehan angka kredit hasil Nilai Penilaian Kinerja
(NPK). Hasil penilaian digunakan untuk mengevaluasi kemajuan yang
dicapai setelah melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Penilaian akhir tahun sebagai dasar penetapan angka kredit untuk
diusulkan dalam Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) kepada
tim penilai angka kredit di tingkat kabupaten/kota/provinsi/pusat sesuai
kewenangannya. Hasil penilaian akhir tahun dapat dijadikan sebagai profil
kinerja pada penilaian awal tahun berikutnya.
2. Ketentuan pelaksanaan penilaian
Penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dihadiri oleh kepala
sekolah/madrasah yang dinilai dan tim penilai.

P a g e 24 | 34
b. Penilaian dilaksanakan di sekolah/madrasah tempat kepala sekolah/madrasah
yang dinilai bertugas.
c. Penilaian diawali dengan pemaparan laporan kinerja oleh kepala
sekolah/madrasah yang dinilai. Pemaparan difokuskan pada komponen-
komponen penilaian dan bukti-bukti yang relevan.
d. Tim penilai dapat melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan atas laporan
kinerja tertulis maupun lisan yang disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah
yang dinilai.
e. Tim penilai melakukan pengamatan dan pencatatan bukti-bukti lain yang ada di
lingkungan sekolah/madrasah yang belum atau tidak dapat disertakan dalam
laporan tertulis. Bukti-bukti ini dapat diidentifikasi melalui pengamatan terhadap
kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah/madrasah atau meminta informasi
dari orang-orang yang relevan yang ada di lingkungan sekolah/madrasah seperti
guru, karyawan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah atau peserta didik.
f. Tim penilai melakukan penilaian terhadap setiap komponen penilaian
berdasarkan paparan laporan kinerja dan hasil pengamatan kelengkapan dan
keabsahan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh kepala sekolah/madrasah yang
dinilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Ketua tim penilai mengkonfirmasi keabsahan bukti-bukti yang dikumpulkan
oleh kepala sekolah/madrasah yang dinilai dengan menggali informasi dari
anggota tim lainnya.
2) Penilai mencatat semua bukti fisik maupun nonfisik kedalam format
penilaian yang relevan.
3) Penilai mencermati semua bukti yang tercatat dan mencocokkannya dengan
indikator dari komponen yang dinilai.
4) Berdasarkan hasil pencermatan kelengkapan, keabsahan, dan ketepatan bukti
yang teridentifikasi, penilai menetapkan skor setiap komponen penilaian yang
bersangkutan.
5) Penilai menetapkan nilai kinerja dengan cara merekap semua nilai komponen
kedalam format penilaian yang ditetapkan dan menuangkannya dalam
instrumen penilaian.

P a g e 25 | 34
3. Proses Penilaian

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan oleh pengawas yang


ditunjuk oleh Kepala Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya, sesuai dengan pendekatan penilaian 360°. Hal ini berarti penilaian
dilihat dari berbagai dimensi semua pemangku kepentingan yang meliputi komite
sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik bila diperlukan.
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap indikator
kinerja berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan
teridentifikasi.

a. Bukti-bukti dapat berupa data, dokumen, kondisi lingkungan fisik


sekolah/madrasah, perilaku dan budaya, dan lain-lain yang dapat
diidentifikasi oleh Penilai melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian
informasi dari pihak-pihak yang terkait di sekolah/madrasah seperti guru,
pegawai, komite sekolah/madrasah, dan peserta didik.
b. Penilai mencatat semua bukti yang teridentifikasi pada tempat yang
disediakan pada setiap kriteria penilaian. Bukti-bukti yang dimaksud berupa:
1) bukti yang teramati (tangible evidences) seperti:

 dokumen-dokumen tertulis.

 kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software) dan


lingkungan sekolah/madrasah.
 foto, gambar, slide, video.

 produk-produk peserta didik.

2) bukti yang tidak teramati (intangible evidences) seperti

 sikap dan perilaku kepala sekolah/madrasah.

 budaya dan iklim sekolah/madrasah.

Bukti-bukti ini dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan pemangku


kepentingan pendidikan (guru, komite, peserta didik, mitra dunia usaha dan
dunia industri).

P a g e 26 | 34
I. Strategi Kepala Sekolah Atau Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh seorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi dapat juga diartikan sebagai kiat
seseorang pemimpin untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah guru
yang diberi tugas tambahan untuk memimpin penyelenggaraan organisasi sekolah. Oleh
sebab itu tugastugas kepala sekolah bukan hanya mengatur dan melakukan proses belajar
mengajar, melainkan juga mampu menganalisis berbagai persoalan, mampu memberikan
pertimbangan, cakap dalam memimpin dan bertindak dalam berorganisasi, mampu
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, partisipatif dan cakap dalam menyelesaikan
persoalan dengan baik.
Kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi pendidikan harus memiliki kredibilitas
yang tinggi dan mempunyai strategi-strategi kepemimpinan tertentu, hal ini sesuai dengan
Mulyasa yang menerangkan bahwa untuk menjadi kepala sekolah yang profesional dan
memiliki kredibilitas yang tinggi maka dibutuhkan strategi kepala sekolah yaitu :19
1. Efektivitas proses pendidikan.
2. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat.
3. Pengelola tenaga kependidikan yang efektif.
4. Budaya mutu.
5. Team work yang kompak, cerdas dan dinamis.
6. Kemandirian.
7. Partisipasi warga sekolah dan lingkungan masyarakat.
8. Transparansi manajemen dalam wacana demokrasi pendidikan
9. Kemampuan untuk berubah.
10. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.
11. Tanggap terhadap kebutuhan.
12. Akuntabilitas.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang berkualitas. Kualitas yang
dimaksud adalah kepala sekolah yang mampu membawa dan memanfaatkan semua
potensi yang ada untuk kemajuan sekolah, serta kepala sekolah yang benarbenar memiliki

19
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara 2005). Guru Profesional,
Menciptakan Pembelajaran dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakrya), hlm 90
P a g e 27 | 34
latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dan dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dengan baik.kemudian

J. Etika Kerja Kepala Sekolah


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Ethos (Yunani Kuno) yang berarti kesusilaan. Dalam bahasa
Indonesia, kata ethos menjadi etik atau etika yang berarti norma, kaidah, dan aturan. Etika
jabatan atau etika kepemimpinan kepala sekolah dimaksudkan sebagai jabatan dan
perilaku standar kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. 20 Etika
adalah ilmu yang membicarakan mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam kehidupan. Etika itu merupakan refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam pola perilaku
manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. 21 Etika adalah satu set
kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau
masyarakat.22 Sedangkan etika dalam Islam yaitu sebagai cabang ilmu pengetahuan, tidak
berdiri sendiri. Sebagai ilmu yang membahas manusia, ia berhubungan dengan seluruh
ilmu tentang manusia.23
Etika adalah peraturan dan prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah.
Telaah mengenai hak dan kewajiban orang, kaidah moral yang diterapkan dalam
mengambil keputusan-keputusan dan sifat dari hubungan antara orang-orang. Contoh
etika adalah masalah kejujuran, keadilan, tanggung jawab, hak dan kewajiban. Penerapan
Etika, manajer dapat meningkatkan perilaku etis dalam organisasi dengan jalan,
memperkerjakan individu yang memiliki standar etika tinggi melalui seleksi karyawan,
mengembangkan kode etik dan aturan-aturan keputusan, memberikan teladan,
mensosialisasikan tujuan pekerjaan dan mekanisme penilaian kinerja, mengadakan
training etika, melakukan audit sosial yang independent, serta mendukung individu yang
menghadapi dilema etik. Kepemimpinan yang beretika, manajer harus menjadi contoh
yang baik dengan cara, selalu etis dan jujur dalam setiap waktu, berkata dengan
benar;jangan menyembunyikan atau memanipulasi informasi, mengakui kegagalan dan
tidak mencoba menutupinya, mengomunikasikan nilai-nilai etika bersama pada karyawan
melalui symbol, cerita dan slogan, memberikan penghargaan pada karyawan yang

20
E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal 58.
21
Ahmad Ridwan, Manajemen Perguruan Tinggi Islam, (Yogyakarta: Insan Madani, 2013), Hal 54- 55.
22
Deni Darmawan dan Kunkun Nur fauzi, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),
Hal 58.
23
Undang Ahmad kamaludin dan Muhammad Alfan, Op Cit, Hal 100
P a g e 28 | 34
berperilaku etis dan memberikan sanksi pada mereka yang tidak, melindungi karyawan
yang menginformasikan adanya perilaku tidak etis atau mengemukakan isu-isu etis.24
2. Etika Kerja Kepala Sekolah

Sikap dan perilaku yang perlu dimiliki kepala sekolah adalah sebagai berikut: 25

a. Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya.


b. Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang
bermakna selama menduduki jabatannya.
c. Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan
kunci keberhasilan.
d. Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan selalu
jelas makna (value) dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan
mutu lulusan.
e. Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakni baik) untuk peningkatan
mutu pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya melaksanakan kegiatan
jika ada petunjuk).
f. Memiliki kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah yang
dihadapi oleh sekolahnya.
g. Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi sifatnya untuk lebih
berprestasi, serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya mau dihormati dan
dipatuhi.
h. Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang pas,
serta berusaha untuk mengoreksimya.
i. Berani mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak bijaksana, serta
tidak permisif (mudah mengerti, maklum dan memaafkan kesalahan).

Dalam kaitannya dngan peranan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja


pegawai, perlu dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggng jawab mengarahkan apa
yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik, pemimpin juga harus
menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian.26 Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dipahami bahwa etika kerja kepala sekolah adalah budi pekerti atau akhlak
kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya di sekolah. Maka,
24
Jono M Munandar dkk, Pengantar Manajemen, (Bogor: IPB Press, 2014), Hal 45-70
25
E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal 59-60.
26
E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal 118
P a g e 29 | 34
indikator etika kerja kepala sekolah meliputi niat yang baik, dinamisator ke arah
kebaikan, perilaku yang baik, dan komitmen terhadap sekolah.

K. Etika Kerja Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru


Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai peran, fungsi, dan tanggung
jawab yang besar terhadap keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Dalam menjalankan
tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin kepala sekolah tidak lepas dari fungsi dan
perannya baik peran sebagai leader, manajer, administrator, maupun perannya sebagai
innovator. Dalam menjalankan perannya sebagai innovator seorang pemimpin harus
bersiap diri sebagai agen perubahan di dalam setiap situasi kerja.27 Berikut ini beberapa
etika kerja seorang kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru antara lain :
1. Memantau kemajuan belajar peserta didik melalui guru sesering mungkin
berdasarkan data prestasi belajar.
2. Menyelenggerakan pertemuan secara aktif, berkala dan berkesinambungan dengan
komite sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya mengenai topik-topik yang
memerlukan perhatian. Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan
masalah-masalah kerjanya, dan bersedia memberikan bantuan secara proporsional
dan professional.
3. Melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran
secara langsung.
4. Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin peserta
didik.
5. Memperhatikan kebutuhan peserta didik, guru, staf, orang tua, dan masyarakat
sekitar sekolah.
6. Menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat menjadi panutan atau model
bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah.
7. Mengarahkan perubahan dan inovasi dalam organisasi.
8. Membangun kelompok kerja aktif, kreatif, dan produktif.
9. Menjamin kebutuhan peserta didik, guru, staf, orang tua, dan masyarakat sebagai
pusat kebijakan.
10. Memiliki komitmen yang jelas terhadap penjaminan mutu lulusan.
11. Memberikan ruang pemberdayaan sekolah kepada seluruh warga sekolah.28

27
Imam Musbikin, Menjadi Kepala Sekolah Yang Hebat, (Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing, 2013), Hal 158.
28
E Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal 20-21
P a g e 30 | 34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
 Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan
meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola
kelompok belajar, tenaga pendidik, dan tenaga kebersihan.
 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
2. Kinerja Kepala Sekolah atau Madrasah
Kinerja kepala sekolah/madrasah yaitu prestasi kerja atau hasil kerja yang
dicapai oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan
tanggung jawabnya. Kinerja kepala sekolah dikatakan baik, jika target atau tujuan
sekolah dapat dicapai.
3. Prosedur Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Madrasah
Penilaian kinerja kepala sekolah merupakan bagian dari sistem peningkatan mutu
profesi kepala sekolah secara utuh dan menyeluruh Penilaian kinerja dilakukan
untuk memperoleh data dan informasi tertentu yang dibutuhkan sebagai bahan
pertimbangan tindak lanjut yang akan digunakan oleh pihak-pihak terkait.
4. Tujuan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Menentukan nilai kinerja kepala sekolah/madrasah sebagai dasar untuk penetapan
angka kredit dan pengembangan keprofesioan berkelanjutan
5. Manfaat Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah
Kepala sekolah/madrasah dapat mengetahui nilai kinerjanya selama melaksanakan
tugas sebagai kepala sekolah/madrasah dan menjadikan acuan untuk
meningkatkan keprofesiannya secara mandiri maupun melalui sistem pembinaan.
6. Alur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Atau Madrasah
i. Ketua tim penilai mengkonfirmasi keabsahan bukti-bukti
yang dikumpulkan oleh kepala sekolah/madrasah yang
dinilai dengan menggali informasi dari anggota tim

P a g e 31 | 34
lainnya.
ii. Penilai mencatat semua bukti fisik maupun nonfisik
kedalam format penilaian yang relevan.
iii. Penilai mencermati semua bukti yang tercatat dan
mencocokkannya dengan indikator dari komponen yang
dinilai.
iv. Berdasarkan hasil pencermatan kelengkapan, keabsahan,
dan ketepatan bukti yang teridentifikasi, penilai
menetapkan skor setiap komponen penilaian yang
bersangkutan.
v. penilai menetapkan nilai kinerja dengan cara merekap
semua nilai komponen kedalam format penilaian yang
ditetapkan dan menuangkannya dalam instrumen
penilaian.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Atau
Madrasah
Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah antara lain:
a. Ketiadaan (kekurangan) waktu.
b. Peralatan dan fasilitas yang ada kurang tepat.
c. Intruksi kurang jelas.
d. Tingkat kinerja yang dihadapkan tidak wajar.
e. Otoritas formal yang ada tidak mencukupi.
f. Para individu tidak memiliki rasa kerjasama yang tinggi.
g. Metode dan prosedur kerja didefinisikan dengan lemah.
h. Pembagian tugas yang kurang jelas.
i. Adanya yang saling himpit tugas.
8. Strategi Kepala Sekolah Atau Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru
Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh
seorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya Evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan.
9. Etika Kerja Kepala Sekolah

P a g e 32 | 34
Etika kerja kepala sekolah adalah budi pekerti atau akhlak kepala sekolah
dalam menjalankan tugas kepemimpinannya di sekolah. Maka, indikator etika
kerja kepala sekolah meliputi niat yang baik, dinamisator ke arah kebaikan,
perilaku yang baik, dan komitmen terhadap sekolah.
10. Etika Kerja Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
 Menyelenggerakan pertemuan secara aktif, berkala dan berkesinambungan
dengan komite sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya mengenai topik-
topik yang memerlukan perhatian. Membimbing dan mengarahkan guru
dalam memecahkan masalah-masalah kerjanya, dan bersedia memberikan
bantuan secara proporsional dan professional.
 Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin
peserta didik.
 Memperhatikan kebutuhan peserta didik, guru, staf, orang tua, dan
masyarakat sekitar sekolah.

P a g e 33 | 34
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 20 (2003)
Udin Saefudin Saud, 2009. Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta.
Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan. 2010. Etika Manajemen Islam, Bandung:
Pustaka Setia.
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmad Ridwan.2013. Manajemen Perguruan Tinggi Islam, Yogyakarta: Insan Madani.
Supardi. 2014. Kinerja Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Budi Suhardiman. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Akdon. 2009. Strategic Management, Bandung: Alfabeta,
Riduwan, 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Kusnadi. 2001. Masalah Kerjasama, Konflik dan Kinerja, Malang: Tarod.
Mulyasa. 2005. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja
Rosdakrya), hlm 90
Deni Darmawan dan Kunkun Nur fauzi, 2013. Sistem Informasi Manajemen, Bandung:
Remaja Rosdakarya,
Undang Ahmad kamaludin dan Muhammad Alfan, Op Cit, Hal 100
Jono M Munandar dkk,2014. Pengantar Manajemen, Bogor: IPB Press.
Imam Musbikin. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Yang Hebat, Pekanbaru Riau: Zanafa
Publishing..

P a g e 34 | 34

Anda mungkin juga menyukai